Anda di halaman 1dari 7

MODUL

TEKNOLOGI KOMUNIKASI (3 SKS)


Oleh: Yani Pratomo, S.S., M.Si

POKOK BAHASAN Munculnya Media Massa: asal-mula media massa DESKRIPSI Pada pokok bahasan ini dibicarakan tentang perkembangan media, konvergensi teknologi media, terminologi media komunikasi baru, dan kondisi media saat ini.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa diharapkan dapat memahami perkembangan media, konsep keterpaduan media (kovergensi media), dan konsep media modern dengan kondisi masa kini.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Yani Pratomo, SS. M.Si.

TEKNOLOGI KOMUNIKASI

PERKEMBANGAN MEDIA Ada ahli seperti Straubhaar & LaRose yang memandang sejumlah media bahkan yang sedang marak pertumbuhannya di negeri kita, seperti televisi, surat kabar, majalah, radio, buku, dan film sebagai media massa tradisional atau industri media massa konvensional. Sedangkan media seperti World Wide Web pada internet masuk dalam kategori media massa modern karena sifatnya yang interaktif. Akan tetapi, pada bagian ini penulis mencoba mencermati bagaimana media massa tradisional saat ini menyatu dengan komputer dan media telekomunikasi modern. Penyatuan atau keterpaduan penulis memakai istilah convergence yang dipopulerkan oleh Straubhaar & LaRose serta Alwi Dahlan di Indonesia ini nantinya akan menghasilkan suatu media komunikasi baru yang juga berpengaruh pada kehidupan umat manusia.

Keterpaduan Media dan Pelonjakan Penggunaan Internet Keterpaduan media (media convergence) berarti terintegrasinya fungsi media tradisional dan modern ke dalam satu bentuk media yang baru. Gejala ini tidak lepas dari semakin berkembang-pesatnya teknologi komunikasi dan informasi. Dalam hal ini, fungsi teks pada buku, suara pada pita kaset, dan gambar bergerak pada televisi dapat menyatu secara interaktif melalui CD/DVD-ROM atau internet dengan dukungan komputer. Berbicara tentang internet, kenyataan menunjukkan bahwa saat ini penggunaan internet melonjak sangat tinggi. Penemuan World Wide Web (cukup disingkat Web saja) membuat internet semakin lengkap dengan adanya keterpaduan teks, grafis, audio, dan video yang dapat diakses secara interaktif ke seluruh dunia. masyarakat. Bahkan internet telah merasuki sekian banyak aspek kehidupan Istilah e-world misalnya, sangat berkaitan dengan segala sesuatu

yang saat ini serba elektronis dan on-line. Kita mengenal penggunaan awalan epada e-mail, e-commerce, e-banking, e-cards, e-zines, e-books, dan lain sebagainya. Oleh sebab itu, internet dapat disebut sebagai media baru itu sendiri seperti yang dijelaskan pada paragraf sebelum ini. Kecenderungan karir ke arah budaya informasi juga semakin nyata. Pekerjaan dalam bidang informasi semakin banyak dan tentu saja menarik masyarakat untuk masuk ke sana. Dordick & Wang (1993) menyebutkan bahwa pekerja informasi (information workers) yang meliputi jurnalis, editor, pemrogram

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Yani Pratomo, SS. M.Si.

TEKNOLOGI KOMUNIKASI

komputer, ahli desktop publishing, produser acara televisi, penjaja ruang iklan, hingga petugas administrasi media-- saat ini mendominasi lapangan kerja dan jumlahnya di setiap generasi terus berlipat ganda. Itulah sebabnya saat ini kita hidup di tengah masyarakat yang disebut masyarakat informasi (information society). Ciriciri masyarakat ini adalah tingginya kebutuhan akan informasi serta aktivitas ekonomi mereka secara dominan terletak pada pertukaran informasi. Berdasarkan keterangan di atas, maka jelaslah bahwa dorongan akan kebutuhan informasi telah menumbuhkan teknologi baru dalam bidang ini yang semakin maju. Keterpaduan media adalah fenomena penting dalam hal ini.

Teknologi Yang Memadu Penemuan teknologi digital adalah awal dari munculnya keterpaduan dalam teknologi media. Dengan teknologi digital yang cepat, efisien, komputerisasi, dan berkualitas tinggi, segala sesuatunya menjadi mungkin. Kita lihat betapa hebatnya DVD (Digital Versatille Disc) yang menjadikan film pada home video tampil dalam kualitas yang tinggi. Begitu pula situs-situs internet dalam Web yang memadukan semua unsur teks, suara, gambar statis, dan gambar bergerak secara sekaligus serta interaktif. Semakin majunya teknologi digital memang dapat mengancam industri media konvensional yang bersifat analog. Akan tetapi, ini tidak berarti industri media konvensional akan hilang dalam waktu dekat. Setidaknya, para pengelola industri media konvensional berjaga-jaga dengan cara memunculkan versi on-line mereka. Saat ini, umumnya surat kabar dan majalah juga diikuti versi on-line. Tidak jarang bahkan versi on-line mereka juga populer dan mulai mengambil alih posisi sebagai bisnis utama.

Perpaduan Industri Media dan Komputer Penemuan teknologi digital yang memungkinkan berpadunya berbagai fungsi pada media telekomunikasi telah menarik para pelaku bisnis komunikasi dan informasi untuk segera memasuki dunia baru ini. Beberapa industri media tradisional telah mengambil langkah akuisisi ataupun merger dengan industri on-line. Sebaliknya, pelaku bisnis berbasis komputer merangkul raksasa media konvensional untuk sama-sama menjalankan bisnis media baru. penting yang tercatat di sini adalah: Contoh-contoh

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Yani Pratomo, SS. M.Si.

TEKNOLOGI KOMUNIKASI

1. Kejutan

dengan

terjadinya

pembelian

Time

Warner

raksasa

media

konvensional-- oleh perusahaan yang relatif baru, American Online

2.

Raksasa piranti lunak (software) Microsoft Corporation mulai berinvestasi pada bisnis broadcasting, satelit, televisi kabel, dan penerbitan dalam rangka persaingan untuk menjadi yang terdepan dalam bisnis media baru

3. Jagoan telepon jarak jauh, AT&T, membeli jaringan televisi kabel TeleCommunication, Inc. (TCI)

4. 5.

Televisi NBC dan Disney berkolaborasi dalam pembuatan search engines Penerbit surat kabar Tribune Company mulai mengubah diri menjadi pewarta dalam bentuk multimedia dengan mengkombinasikan surat kabar, televisi, dan internet. Memang belum tentu semua fenomena di atas akan sukses secara mulus.

Mungkin ada sejumlah usaha yang gagal atau menemui banyak kendala.

Akan

tetapi, umumnya pebisnis media konvensional tetap berjaga-jaga mengantisipasi perubahan pola perilaku masyarakat yang mungkin saja akan terus cenderung memasuki era digital yang serba on-line. Cara yang mereka lakukan paling tidak tetap menjaga versi on-line mereka.

Terminologi Baru: Media Komunikasi Dahulu, ketika kita berbicara tentang media massa, kita akan membaginya menjadi media cetak dan media elektronik. mekanik dengan ditemukannya mesin. ditemukannya arus listrik. arah adalah alasannya. Media cetak lahir dari budaya Media elekronik muncul dengan

Keduanya saat ini telah bisa disebut media Televisi, radio, surat kabar, dan majalah adalah

tradisional. Mengapa demikian? Sifat kedua media di atas yang bersifat satu sebuah komunikasi satu arah. Si pengasuh isi (content) tidak akan secara langsung memperoleh tanggapan (feedback) dari pembaca atau penontonnya. Sedangkan media modern bersifat interaktif, karena pengasuh isi bisa langsung memperoleh tanggapan dari orang yang diajak berkomunikasi. Chatting pada media internet adalah contohnya. Akan tetapi, banyak juga pengelola situs internet yang menerapkan pola konvensional pada situs mereka. Situs mereka yang seharusnya interaktif ternyata statis atau bahkan juga jarang diperbaharui (non-up-dated).

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Yani Pratomo, SS. M.Si.

TEKNOLOGI KOMUNIKASI

Pada saatnya nanti, kita akan memasuki terminologi baru dalam pembicaraan mengenai media komunikasi. Ketika keterpaduan media telah benar-benar memasyarakat, maka ketika berbicara media kita tidak perlu lagi mempertanyakan, apakah yang dimaksud media cetak atau elektronis. Ketika semua fungsi media telah menyatu dalam media baru, maka media adalah media yang di dalamnya telah terkandung unsur teks, suara, gambar bergerak, gambar statis sekaligus serta sifatnya yang interaktif.

Evolusi Media Untuk memahami konsep keterpaduan media, tidak ada salahnya kita sedikit menyinggung sejarah peradaban manusia di muka bumi ini. Menurut Bell (1973) dan Dizard (1990), perkembangan peradaban setidaknya terbagi atas peradaban cocoktanam (agricultural), industri (industrial), dan masyarakat informasi (information society). Akan tetapi, ada pula ahli sejarah yang memulai peradaban manusia dari masa pra-cocok-tanam (pre-agricultural). Masa pra-cocok-tanam ditandai dengan tradisi lisan. Tulisan belum dikenal. Masyarakat saat itu hidup dalam kelompok-kelompok kecil yang sederhana, tidak menetap, dan mencari nafkah dengan cara berburu. Ketika sejarah masuk ke masa cocok-tanam, masyarakat mulai mengenal pertanian, perkebunan, peternakan, dan bahkan pertambangan. Struktur masyarakat mulai terbentuk dalam kelompok-kelompok yang lebih besar dan kompleks. Budaya tulis mulai berkembang, meski masih terbatas, karena belum adanya mesin cetak. Tulisan disebar dengan cara menulis ulang dengan tulisan tangan. Di sejumlah negara berkembang, perekonomian cocok-tanam sat ini masih melekat, tentu dengan sedikit karakteristik yang berbeda dengan peradaban cocoktanam yang mulai berkembang pada masa lampau. Masa industri boleh dibilang mulai sejak ditemukannya mesin uap pada tahun 1712. Akan tetapi, publikasi cetak yang pertama telah ada sejak diterbitkannya Gutenberg Bible pada tahun 1455. Johannes Gutenberg-lah yang memang pertama kali merekonstruksi mesin cetak untuk mencetak kitab tersebut. Selanjutnya, masa industri memang berciri semakin berkembangnya budaya tulis. Industri cetak maju pesat diikuti terbentuknya budaya perkotaan. Budaya perkotaan ini pada akhirnya melahirkan tuntutan pertukaran informasi yang lebih besar, proses perekonomian, pendidikan, dan hiburan. Maka di abad ke-20 lahirlah teknologi surat kabar, majalah, film, radio, dan televisi.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Yani Pratomo, SS. M.Si.

TEKNOLOGI KOMUNIKASI

Semakin meningkatknya kebutuhan akan pertukaran informasi membuat peradaban di akhir abad ke-20 mulai beralih ke peradaban informasi. Memang sejak masa cocok-tanam-pun kebutuhan akan pertukaran informasi telah ada, namun sifatnya hanya lisan melalui para pelipur-lara, penyampai berita, atau pendongeng. Namun, sejak masa industri, kebutuhan informasi semakin berlipat ganda. Di masa kini, kebutuhan yang satu ini telah bekembang menjadi hal pokok. Jika pada tahun 1950 lahan pekerjaan di bidang informasi di Amerika Serikat telah mencapai angka 30%, maka saat ini telah lebih dari 50% dan akan terus bertambah di masa-masa mendatang. Ditemukannya komputer dan internet menjadi hal penting dalam menunjang lahirnya peradaban baru ini. Teknologi digital dan multimedia semakin memperjelas dominasi pertukaran informasi dan mendorong terbentuk masyarakat informasi (information society).

Media Saat Ini Media konvensional seperti televisi, radio, surat kabar, dan majalah saat ini memang tetap eksis. Jumlah media ini memang masih terus berkembang, meski sifatnya tidak lagi massal, melainkan cenderung tersegmentasi dalam mencapai konsumen. Jumlah saluran televisi, misalnya, jumlahnya terus bertambah, namun sasaran pemirsa mereka cenderung spesialis dan terbagi ketat ke dalam relungrelung (niches) konsumen yang lebih kecil. narrowcasting. Akan tetapi di masa mendatang, media tidak sekedar narrowcasting, namun lebih jauh akan bersifat integratif. Media tidak akan lagi terpecah ke dalam media cetak atau elektronik, melainkan terintegrasi ke dalam satu terminologi sistem media komunikasi baru (the new communication media system). Teknologi digital yang merupakan antitesis teknologi analog memungkinkan terjadinya hal tersebut. Dengan teknologi digital, memungkinkan bit komputer menjadi lebih efisien dan berkualitas. Teks, suara, gambar statis, dan film akan terintegrasi dalam format komputerisasi. Semua unsur tadi akan terkompresi (dipadatkan) menjadi satu dan kita dapat mengaksesnya sekaligus dalam waktu bersamaan. Contoh penggunaan teknologi digital ini adalah High-definition Television (HDTV), CD-ROM, DVD, dan World Wide Web. Sifat-sifat Ini artinya, teknologi kompresi digital, media broadband, dan dari media baru tidak hanya keterpaduan/integrasi jaringan fiber optic akan meningkat sangat pesat di masa-masa mendatang. (convergence) melainkan juga interaktif. Posisi antara sumber dan penerima akan Inilah yang disebut dengan

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Yani Pratomo, SS. M.Si.

TEKNOLOGI KOMUNIKASI

sejajar, karena penerima dapat dengan mudah memberikan umpan-balik (feedback) kepada sumber dalam waktu bersamaan. Bila kita memperhatikan model SMCR (Source-Message-Channel-Receiver) yang disampaikan oleh Wilbur Schramm (1982), maka dalam media baru S dan R pada posisi sejajar dan dengan mudah akan saling bertukar tempat. Hal yang sulit dicapai dalam media konvesional yang cenderung menjadikan pengasuh acara televisi atau editor surat kabar selalu menjadi Sumber penentu pesan. Merekalah yang akan selalu menjadi gatekeepers dan agenda setters. Sebaliknya, pada media baru, seluruh masyarakat dapat Munculnya gangguan komunikasi dengan mudah saling mengontrol pesan atau bertukar posisi. Harapan munculnya Umpan Balik juga akan membutuhkan waktu. (noise) pun cenderung lebih besar dibandingkan media interaktif. Inilah dua ciri utama media baru yang menjadi topik pembicaraan kita pada bagian ini. Selanjutnya, kita berbicara melakukan penjabaran satu per satu tentang media-media massa konvensional hingga modern.

SUMBER BACAAN: McQuail, Denis (1996). Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Erlangga Straubhaar, Joseph & Robert LaRose (2002). Media Now: Communications Media in the Information Age. Belmont, USA: Wadsworth Group Sumber-sumber bebas di dunia maya (baca: Internet)

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Yani Pratomo, SS. M.Si.

TEKNOLOGI KOMUNIKASI

Anda mungkin juga menyukai