Anda di halaman 1dari 12

Indepth Report:

Media Online di Indonesia;


Transisi Menuju Media Kapital

Dwi Aris Subakti


Capacity Building
Yayasan SatuDunia
Komunikasi pada dasarnya adalah aktifitas atau proses dalam menyampaikan pesan
dari komunikator kepada komunikan dengan menggunakan saluran tertentu untuk
tujuan tertentu yang bisa memunculkan efek dan juga feed back. Komunikasi sebagai
sebuah ilmu mencoba memahami komunikasi melalui teori-teori yang diuji untuk
menjelaskan fenomena yang terkait dengan produksi, pengolahan dan efek1. Komunikasi
juga melakukan kajian terhadap proses komunikasi baik di dalam percakapan informal,
interaksi kelompok, atau komunikasi massa2.
Komunikasi massa pada awalnya masih berbentuk lisan berupa kemampuan
retorika seperti dikemukakan Aristoteles3. Komunikasi massa kemudian berkembang
ketika muncul jurnalisme4. Jurnalisme kemudian memunculkan media massa sebagai
cara menyampaikan pesan kepada khalayak.
Kajian tentang komunikasi massa berkembang menjadi kajian tentang media.
Menurut Mc Luhan, media massa apapun bentuk dan isinya mampu mempengaruhi
individu maupun masyarakat. Hal senada juga disampaikan oleh Harold Adams Innis
yang menyatakan bahwa peradaban dan sejarah ditentukan oleh media yang menonjol
pada masanya5.
Dalam perkembangannya media massa tumbuh menjadi industri. Terdapat pasar
yang cukup besar dalam industri media. Terlebih saat ini yang dinyatakan sebagai the
information age, kebutuhan masyarakat akan informasi cukup tinggi. Era ini muncul
karena adanya pengaruh yang kuat dari ekonomi serta perkembangan yang pesat di
dunia teknologi informasi dan tekhnologi komunikasi sehingga media tumbuh dalam
model yang kapitalistik6. Masa ini ditandai dengan: a). dijadikannya informasi sebagai
komoditas, b). munculnya media baru dan terjadi penggabungan media, c).
berpengaruhnya ekonomi dan pasar.

1 Charless R. Bergerr dan Steven H. Chaffee “The Study of Communication as a Science”


dalam Charless R. Bergerr dan Steven H. Chaffee, “Handbook of Communication Science”, Sage
Publications, London, Edisi II 1989. Hal 17.
2 Rudolph F. Verdeberber dan Kathleen S. Verdeberber, Communicate, international Studen
Edition, Thomson Wadsworth, USA. Hal 2.
3
Brent D Ruben dan Lea P. Stewart, Communication and Human Behavior, Allan&Bacon A
Viacom Company. USA. Edisi IV. 1998, hal, 20-22.
4
Ibid, hal 23.
5 Stephen W. Littlejohn dan Karen A. Foss, Teori Komuniksi, Penerbit Salemba. Jakarta.
2009. Edisi 9. hal 410.
6
Griffin, EM, “A First Look At Communication Theory” 5th Edition, Mc Grow Hill
Companies, USA, 2003. Hal 368.

1
Perubahan ini tentu saja mempengaruhi pola di dalam media. Terjadi perdebatan
tentang moral ethics media; antara kebutuhan untuk mempertahankan keberadaan
industri media dan bagaimana media memberikan informasi bagi masyarakat7.
Perkembangan media massa turut dipengaruhi oleh perkembangan teknologi
informasi dan teknologi komunikasi. Awal media massa ditandai dengan ditemukannya
mesin cetak oleh Johannes Gutenberg di Jerman pada tahun 14408. Selanjutnya muncul
media electronic berupa radio pada tahun 19019 dan yang kemudian disusul oleh televisi
pada tahun 192010.
Media terus berkembang ketika muncul teknologi bernama internet. Tonggak awal
kelahiran media dengan memanfaatkan internet terjadi pada Tahun 1990. Tim Berners
Lee menemukan program editor dan browser yang bisa menjelajah antara satu
komputer dengan komputer yang lainnya, yang membentuk jaringan yang disebut
World Wide Web11.
Pertumbuhan web sebagai media online semakin meningkat. Setidaknya terdapat
dua faktor yang menjadikan web melonjak tinggi. Pertama, karena teknologi dan
infrastruktur sudah menyebar dalam jumlah besar di masyarakat khususnya telephon
dan komputer. Kedua, web juga multifungsi dan internet juga mempunyai fungsi yang
meluas. Selain itu, web pada awalnya gratis karena penyediaan akses internet dilakukan
oleh pemerintah dan perusahaan non provit12.
Perkembangan media online kemudian mempengaruhi media lama (terutama
cetak), karena banyak pasar mereka beralih ke media online. Hal ini terjadi karena
menjadi fakta bahwa telekomunikasi telah menjadi bagian dari hidup dan sumber sosial
untuk mempromosikan dan memperluas ruang publik13.

7 Lois Alvin Day, Ethics in Media Communication; Cases and Cotroversies, Thomson
Warwods, USA. 2003. hal 16.
8 http://id.wikipedia.org/wiki/Mesin_cetak
9
http://id.wikipedia.org/wiki/Televisi
10
http://id.wikipedia.org/wiki/Televisi
11
http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Internet
12
Rod Carveth, The economic of Online Media, dalam Alison, Alexander, et all, Media
Economics; Theory and Practice, Lawrence Erlbaum Associate Publisher, London, 2004, hal.
270.
13
Patricia Aufderheide, Telecomunication and the public interest, dalam Erik Barnouw, et
all, Conglomerates and the media, The New Press, New York, 1997, hal. 157.

2
1.2. Rumusan Masalah
Dalam perkembangannya, media online bersaing dengan media cetak juga radio
dan televisi. Reaksi yang muncul dari media cetak adalah mereka mulai memindahkan
produk mereka ke media online tetapi dengan tampilan yang sama. Ada beberapa yang
kemudian memasukkan beberapa elemen dan tetap menerbitkan versi cetaknya.
Di level dunia misalnya, kita bisa melihat raksasa bisnis AOL (America Online), MNS
(Portal milik microsoft), Prodigy, CompuServe, dll. Perusahaan online raksasa ini
kemudian juga mengembangkan media online. Perkembangan konvergensi media
kemudian menjadikan usaha media online semakin menggurita dengan berbagai
difersifikasi usaha juga melakukan penguasaan atas media lainnya. Sebagai contoh
Pengusaha media Rupert Murdoch yang sudah memiliki Fox News Channel kemudian
membeli Time Warner.
Perkembangan media online ini menarik untuk dijadikan bahan penelitian. Dalam
rangka melakukan penelitian, pertanyaan kuncinya adalah: Bagaimana konteks media
kapital dan media komunitas di Indonesia?
1. Bagaimana ekonomi media online
2. Bagaimana konteks media online di Indonesia

Definisi Media Online


Media Online atau biasa disebut dengan internet adalah hasil dari crosspolination
teknologi komunikasi yang menawarkan kepada pengguna sebagai media yang berfungsi
sebagai alat komunikasi antar manusia14. Media ini bisa mengantarkan teks, grafik,
gambar, audio dan juga audio-video pada saat yang sama dan juga mempunyai fungsi
sebagai media massa seperti halnya televisi radio juga surat kabar.
Media online disebut juga dengan media interaktif , yaitu suatu jenis media
kolaboratif, mengacu pada media yang memungkinkan partisipasi aktif oleh penerima
dan pengirim (interaktif)15.
Definisi yang cukup tekhnis dinyatakan oleh Federal Networking Council, yang
menyatakan Media Online mengacu kepada sistem informasi global yang: (1) secara

14
Rod Carveth, The economic of Online Media, ibid hal. 265.
15
http://en.wikipedia.org/wiki/Interactive_media

3
logis dihubungkan oleh ruang alamat global yang unik didasarkan pada Internet Protocol
(IP) atau ekstensi selanjutnya, (2). secara logis dihubungkan oleh ruang alamat global
yang unik didasarkan pada Internet Protocol (IP) atau ekstensi selanjutnya, (3).
menyediakan, menggunakan atau membuat dapat diakses, baik umum atau pribadi,
layanan tingkat tinggi berlapis pada komunikasi dan infrastruktur terkait16.
Media online (online media) juga berarti media massa yang tersaji secara online di
situs web (website) internet. Media online adalah media massa ”generasi ketiga” setelah
media cetak (printed media) –koran, tabloid, majalah, buku– dan media elektronik
(electronic media) –radio, televisi, dan film/video. Media Online merupakan produk
jurnalistik online. Jurnalistik online –disebut juga cyber journalisme– didefinisikan
sebagai “pelaporan fakta atau peristiwa yang diproduksi dan didistribusikan melalui
internet”.
Dari berbagai definisi tersebut, ada beberapa hal yang dikatagorikan sebagai
karakteristik media online. Media online bersifat real time sehingga proses publikasi bisa
dilakukan kapan saja dan dimana saja. Dapat memuat berbagai macam model
multimedia (audio, video dll) dan mendukung interaktifitas antar user. Banyak media
online yang muncul tanpa membutuhkan organisasi resmi. Ciri lain adalah relatif lebih
terdokumentasi karena online.
Meskipun secara prinsip media online sama dengan media cetak, namun terdapat
beberapa perbedaan diantara keduanya. Media online tidak terbatas dalam hal jumlah
halaman seperti halnya media cetak. Namun demi alasan kecepatan akses, keindahan
desain, tingkat keterbacaan dan alasan-alasan lainnya, perlu dihindarkan penulisan
naskah yang terlalu panjang.
Mekanisme dalam prosedur naskah cenderung lebih simple karena media online
mengejar kecepatan. Proses editing sekaligus publishing seringdilakukan oleh bagian
yang sama. Mekanisme editing juga bisa dilakukan ketika sudah dipublish.
Jadwal terbit media online sangat ketat. Informasi yang disajikan oleh media
online sangat real time. Ketika peristiwa itu berlangsung, pada saat itu juga media online
menginformasikannya. Berbeda dengan media cetak yang perlu durasi harian, mingguan

16
http://www.nitrd.gov/fnc/Internet_res.html

4
atau bulanan. Proses publikasi inheren dengan kerja bagian redaksi. Berita yang sudah
ditulis sudah otomatis terdistribusi ke jaringan.

Ekonomi – Politik Media


Media ekonomi adalah kajian yang khusus menganalisis hubungan media dan
ekonomi. Di dalamnya mencakup bagaimana prinsip ekonomi digunakan dalam bisnis
media17.
Media ekonomi adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada operasi bisnis
dan aktivitas keuangan perusahaan memproduksi dan menjual output ke industri
berbagai media. Ekonomi media membicarakan tentang apa yang akan diproduksi,
bagaimana teknologi dan struktur organisasi bisa memproduksi dan untuk siapa
produksi itu akan dipasarkan.
Dalam kajian Ekonomi Media, pertumbuhan media sangat dipengaruhi oleh makro
ekonomi dan mikro ekonomi. Dalam makroekonomi yang menjadi konsentrasi adalah
tingkat konsumsi, Iklim invenstasi, kebijakan ekonomi dan peraturan, dan yang terakhir
adalah kondisi ekonomi internasional. Dalam mikroekonomi diantaranya; konsumen,
kebijakan perusahaan, pasar, elastisitas permintaan dan penawaran.
Kajian tentang Ekonomi media kemudian memunculkan istilah media komersial
atau media bisnis dan di negara industri disebut dengan media industri. Kondisi ini
sesuai dengan yang ciri kelima dari institusi media yang disampaikan oleh Baschwitz,
yaitu media beorientasi kepada kepentingan konsumen dan iklan. Setidaknya, ada
empat ciri dari institusi media bisnis yaitu; mengutamakan kepetingan komersial,
dikuasai oleh kalangan profesional (bisnis dan jurnalis), cenderung lebih netral, sirkulasi
besar18.
Teori lain yang bisa digunakan untuk melihat kapitalisme media adalah teori
Political Economic Media. Teori ini menekankan ketergantungan timbal balik antar
institusi yang memegang kekuasaan dan integrasi media terhadap sumber sosial dan

17James Owers, Rod Carveth & Alison Alexander, “An Introduction to Media
Economic Theory and Practices,” dalam Alisson Alexander, et all (ed), “Media Economic;
Theori and Practices, Lawrence Erlabaum Associates, New Jersey, 2004, hal. 70.
18 Anwar Arifin, “Komunikasi Politik dan Pers Pancasila”, Yayasan Media Sejahtera,
Jakarta, Hal. 22-23.

5
otoritas. Dengan demikian isi media cenderung melayani kepentingan pemegang
kekuasaan politik dan ekonomi.
Menurut Moscow, Political Economy Media merupakan kajian mengenai hubungan-
hubungan sosial, khususnya hubungan-hubungan kekuasaan yang saling membentuk
atau mempengaruhi produksi, distribusi, dan konsumsi sumberdaya19. Kapitalisme
media setidaknya sudah dibaca oleh Karl Marx dengan munculnya industri kebudayaan
di Amerika20. Bacaan Marx diteruskan oleh para pemikir Frankfurt School yaitu Adorno
dan Hokhaimer. Horkheimer dan Adorno mengembangkan diskusi tentang apa yang
disebut ”industri kebudayaan” yang merupakan sebutan untuk industrialisasi dan
komersialisasi budaya di bawah hubungan produksi kapitalis21.
Dalam tinjauan Garnham, institusi media harus dinilai sebagai bagian dari sistem
ekonomi yang bertalian erat dengan sistem politik. Kualitas pengetahuan tentang
masyarakat, yang diproduksi oleh media untuk masyarakat, sebagian besar dapat
ditentukan oleh nilai tukar beragam isi dalam kondisi yang memaksakan perluasan
pasar, dan juga ditentukan oleh kepentingan ekonomi para pemilik dan penentu
kebijakan.
Kepentingan-kepentingan tersebut, berkonsekuensi pada kurangnya jumlah
sumber media yang independen, munculnya sikap masa bodoh terhadap khalayak pada
sektor kecil serta menciptakan konsentrasi pada pasar besar22. Pada dasarnya, industri
dan kapitalisme media mempunyai hubungan yang cukup erat dengan masyarakat.
Media massa mampu memunculkan yang namanya Kontruksi Sosial23.
Rumusan utama dari pendekatan political economic media adalah memusatkan
perhatian pada media sebagai proses ekonomi yang menghasilkan komiditi. yang
bermodal. Patokan untuk mengidentifikasi karakteristik ekonomi politik di dalam media
online adalah customer requirements, competitive environment, dan social expectation.

19 Vincent Mosco, Political economy of communications, Sage, London, 1996. hal 25.
20 Mike Wayne, Marxisme and Media Studies; Key Concepts and Contemporary
Trends, Pluto Press, USA. Chapter III “ Powers of Caiptal: Hollywood Media-Industrial
Complex” halaman 61-86.
21 Griffin, EM, “A First Look At Communication Theory” 5th Edition, Mc Grow Hill
Companies, USA, 2003. Hal 368.
22 Garnham, N., Contribution to a Political Economy of Mass Communication, Media,
Culture and Society 1(2): 123.
23 Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, Kencana Prenada Media Group,
Jakarta. 2008. hal 38.

6
Ekonomi Politik Media
Banyak orang bingung dengan pembiayaan sebuah media online. Dari mana
media online menghidupi dirinya? Kebingungan ini wajar saja muncul karena hampir
semua pengakses media online tidak membayar ketika membaca media online
tersebut. Menurut Rod Carveth, keuntungan media online di dapat dari tiga pos yaitu;
layanan pelanggan (service subscriber), Iklan online (online advertising), pembayaran
kontent (pay-per-content)24.
Dalam rangka melihat tiga mesin penghasilan media online, perlu untuk
pertumbuhan statistik internet. Hal ini perlu karena media online hidup karena adanya
pertumbuhan internet. Sebagaimana disebutkan di pendahuluan, internet tumbuh
dengan cukup signifikan karena pertambahan smart-phone. Apa buktinya?
AdMob, perusahaan yang melayani iklan untuk lebih dari 23.000 situs mobile web
dan aplikasi di seluruh dunia punya data menarik. Menurut AdMob, pertumbuhan
telephone, hingga Mei 2010 setidaknya ada 10 juta permintaan dari 92 negara ke
AdMob. Jumlah ini mengalami peningkatan 27 negara jika dibandingkan dengan mei
tahun 200825.
Data ini diperkuat oleh Laporan penelitian Pew Research Center’s Project for
Excellence in Journalism. Lembaga ini melaporkan bahwa 46% warga Amerika yang
mereka survey mengatakan mereka mendapatkan berita online setidaknya tiga kali
seminggu. Hanya 40% persen warga Amerika yang mendapatkan berita dari koran dan
situs pendamping media mereka26.
Koran seperti Gannett, The New York Times dan McClatchy masih melaporkan
penurunan pendapatan iklan. Akibatnya, selama satu dekade terakhir koran mengurangi
staf, termasuk reporter dan editor. Dikatakan dalam studi itu, redaksi saat ini 30 persen
lebih kecil daripada tahun 2000.
Perubahan kebiasaan masyarakat dalam mengakses informasi dari media cetak ke
media online berpengaruh terhadap aliran iklan. Berdasarkan laporan dari Pew Research
Center’s Project for Excellence in Journalism, pada tahun 2010 pendapatan iklan media
online menyalip pendapatan iklan di media cetak.Pendapatan iklan koran pada tahun

24
Rod Carveth, The economic of Online Media, ibid hal. 271.
25
http://metrics.admob.com
26
http://faktaberita.com/index.php/ekonomi/dalam-meraup-iklan-terbukti-media-online-
menyalip-media-cetak.html.

7
2010 turun 46 persen dalam empat tahun, atau sekitar US$ 22,8 miliar. Di sisi lain, iklan
online mencapai US$ 25,8 miliar pada tahun 2010.
Berdasarkan data tersebut, penghasilan media online masih mengandalkan
kepada iklan online. Namun, dalam perkembangannya, media online juga mulai
berusaha mengenakan biaya untuk akses online ke situs Web mereka. Media online
mencari model bisnis mereka27.
The New York Times, mencoba untuk mengenakan biaya untuk pengakses web
mereka. Pembaca The New York Times hanya bisa membaca 20 artikel secara gratis, dan
selebihnya mereka harus membayar untuk membaca. Surat kabar utama lainnya juga
telah memulai petualangan "membayar" dengan hasil yang beragam The Wall Street
Journal dan Financial Times lakukan berhasil, dengan masing-masing 400.000 dan
200.000 pelanggan pada tahun 2010
Potensi mendapat keuntungan dari “membayar” cukup besar. Berdasarkan survey
Pew Research Center’s Project for Excellence in Journalism, 23% orang Amerika yang
disurvei mengatakan bahwa mereka akan membayar $ 5 per bulan untuk versi online
jika koran lokal mereka tidak ada lagi. Model ini sangat mendekatkan media ke dalam
model bisnis media yang berorientasi keuntungan kapital. Dalam mencapai kondisi
tersebut, media online setidaknya harus melewati tantangan berupa; tingkat
persaingan, ancaman pengganti, kekuatan relatif dari pembeli, kekuatan relatif
pemasok, dan bariers masuk28.

Perkembangan Media Online di Indonesia


Sejarah kemunculan media online di Indonesia dimulai oleh Majalah Mingguan
Tempo pada 6 Maret 1996. Alasan pendirian Tempo pada waktu itu adalah semata-mata
agar media itu tidak mati karena media cetak Tempo pada saat itu sedang dibreidel29.
Dalam segi bisnis, Detik.com adalah pioneer media online di Indonesia.
Server detikcom sebenarnya sudah siap diakses pada 30 Mei 1998, namun baru
mulai online dengan sajian lengkap pada 9 Juli 1998.

27
http://economicsnewspaper.com/world-economics/the-online-media-is-still-looking-for-
an-economic-model-6575.html
28
Rod Carveth, The economic of Online Media, ibid hal. 271.
29
Majalah Tempo Edisi Ulang Tahun ke-40, Kecap Dapur.

8
Detik.com adalah media online berupa portal berita pertama di Indonesia yang
benar-benar menjual konten dan menerbitkan informasi secara update dan real time.
Hingga saat ini, detik menjadi portal yang paling banyak diakses. Keberhasilan Detik.com
kemudian ditiru oleh berbagai perusahaan lain.
Seperti juga di internasional, di Indonesia pertumbuhan internet dan media online
menjadi pesaing bagi media cetak. Sebagai bentuk reaksi, banyak media cetak yang
kemudian juga membuat portal berita dalam versi online. Muncul kompas cyber, media
indonesia dll. Juga muncul portal pesaing Detik.com seperti OkeZone.com,
VivaNews.com dll.
Perkembangan internet juga turut mempangaruhi perkembangan media online di
Indonesia. Berdasarkan data, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), pada
tahun 2009 jumlah pengguna internet mencapai 45 juta. Padahal, pada tahun 2006
hanya 20 juta pengguna dan menjadi 25 juta orang untuk tahun 200730. Bahkan, jika
ditarik ke belakang, pada tahun 1999 jumlah pengguna internet di Indonesia baru ada di
angka 1 juta pengguna31.
Angka ini tentu saja menggiurkan dari segi bisnis. Ketua Umum Pengurus Pusat
Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (PPPI) Harris Thajeb mengatakan pihaknya
saat ini membidik media online karena memiliki potensi yang cukup besar dan tahun ini
diperkirakan tumbuh 11-12 persen. Ia menjelaskan, selama 2010 nilai belanja iklan se-
Indonesia total mencapai sekitar Rp65 triliun. Dari jumlah itu, nilai belanja iklan di media
online baru sekitar 1-2 persen. Namun nilai belanja iklan di media internet pada 2011
diperkirakan tumbuh sekitar 11-12 persen dari nilai belanja iklan di seluruh media se-
Indonesia32.
Tidak hanya pendapatan dari Iklan, beberapa media online juga mulai mencoba
mengenakan biaya bagi pengakses web mereka. Salah satu media yang melakukannya
adalah epaper Kompas. Hal ini senada dengan yang terjadi di luar negeri dimana media
online di Indonesia juga mulai bergerak ke arah media online yang kapitalistik.

30
http://bekas.bkpm.go.id/id/node/1295
31
http://www.detikinet.com/read/2010/06/09/121652/1374756/398/pengguna-internet-
indonesia-capai-45-juta
32
http://metrotvnews.com/metromain/newscat/ekonomi/2011/02/20/43123/Potensi-Iklan-
Media-Online-Menjanjikan

9
Daftar Pustaka:
Brent D Ruben dan Lea P. Stewart, Communication and Human Behavior, Allan&Bacon A
Viacom Company. USA. Edisi IV. 1998,
Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
2008.
Charless R. Bergerr dan Steven H. Chaffee “The Study of Communication as a Science”
dalam Charless R. Bergerr dan Steven H. Chaffee, “Handbook of Communication
Science”, Sage Publications, London, Edisi II 1989.
Garnham, N., Contribution to a Political Economy of Mass Communication, Media,
Culture and Society 1(2)
Griffin, EM, “A First Look At Communication Theory” 5th Edition, Mc Grow Hill
Companies, USA, 2003.
Alisson Alexander, et all (ed), “Media Economic; Theori and Practices, Lawrence
Erlabaum Associates, New Jersey, 2004.
Lois Alvin Day, Ethics in Media Communication; Cases and Cotroversies, Thomson
Warwods, USA. 2003.
Majalah Tempo Edisi Ulang Tahun ke-40, Kecap Dapur.
Mike Wayne, Marxisme and Media Studies; Key Concepts and Contemporary Trends,
Pluto Press, USA. Chapter III “ Powers of Caiptal: Hollywood Media-Industrial
Complex”
Patricia Aufderheide, Telecomunication and the public interest, dalam Erik Barnouw, et
all, Conglomerates and the media, The New Press, New York, 1997.
Prof. Dr. H. Anwar Arifin, “Komunikasi Politik dan Pers Pancasila”, Yayasan Media
Sejahtera, Jakarta.
Rod Carveth, The economic of Online Media, dalam Alison, Alexander, et all, Media
Economics; Theory and Practice, Lawrence Erlbaum Associate Publisher, London,
2004.
Rudolph F. Verdeberber dan Kathleen S. Verdeberber, Communicate, international
Studen Edition, Thomson Wadsworth, USA.
Stephen W. Littlejohn dan Karen A. Foss, Teori Komuniksi, Penerbit Salemba. Jakarta.
2009. Edisi 9.
Vincent Mosco, Political economy of communications, Sage, London, 1996.

Sumber Internet:
http://bekas.bkpm.go.id/id/node/1295
http://economicsnewspaper.com/world-economics/the-online-media-is-still-looking-
for-an-economic-model-6575.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Interactive_media
http://faktaberita.com/index.php/ekonomi/dalam-meraup-iklan-terbukti-media-online-
menyalip-media-cetak.html.
http://id.wikipedia.org/wiki/Mesin_cetak
http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Internet
http://id.wikipedia.org/wiki/Televisi
http://id.wikipedia.org/wiki/Televisi
http://metrics.admob.com

10
http://metrotvnews.com/metromain/newscat/ekonomi/2011/02/20/43123/Potensi-
Iklan-Media-Online-Menjanjikan
http://www.detikinet.com/read/2010/06/09/121652/1374756/398/pengguna-internet-
indonesia-capai-45-juta
http://www.nitrd.gov/fnc/Internet_res.html

11

Anda mungkin juga menyukai