Anda di halaman 1dari 17

M U S I C , C U LT U R E & S O C I A L ( M A G A ) Z I N E B A S E D I N B E K A S I

#3 / MARET 2013 Rp 7.000


plakzine.tumblr.com | Twitter: @plakzine

Hey, makan tuh


MORFEM! PATRIOT
Dinamika Morfem selama STUPID ARTILERY
empat tahun berjalan TP
SUPER DANGER CASPER
EARTH HOUR BEKASI FALSE DIARY
KARNATRA
RULLY SHABARA REPORTASE ROCK & ROLL
KARTIKA JAHJA LOVE GARAGE 2013
PRASASTI ZOO
GRAUSIG ENDAH N RHESA
BESOK BUBAR SATERGROUND36 VOL. 2
SERINGAI
THE S.I.G.I.T.

RESENSI: BALCONY SIGMUN TRYING TO FIND STRAIGHT ANSWER


(((EDITORIAL))) PLAK! Edisi 3 / Maret 2013

Dalam sebuah artikel wawancara Whiteboard Journal berjudul ‘Jakarta and EDITOR-IN-CHIEF:
the Arts with Indra Ameng’ tertanggal 30 Januari 2013, Indra Ameng dari Rama Wirawan - @ramawirawan_
ruangrupa (sebuah organisasi seni rupa kontemporer), mendeskripsikan
karakter seni rupa kota Jakarta. “Jika kita berbicara tentang Jakarta, karya-
karya seninya dapat dipertimbangkan sebagai sesuatu yang kasar, brutal, PENULIS:
terus terang, mentah dan cepat,” kata Ameng. Visi tersebut ia peroleh dari Amalia Mas’ad - @amaliamasad
pengamatannya atas kehidupan masyarakat di kota Jakarta sendiri yang Andrew Mahardika - @andrewewew
selalu melaju kencang dan segala hal harus dibuat secara instan, seolah
sudah tidak mempunyai waktu lagi. “Seninya sendiri sangat responsif dan
dibuat untuk terekspresi ke dalam gaya yang mentah dan eksplisit. Tentu FOTOGRAFER SAMPUL:
saja kita tidak seharusnya menggeneralisir, tapi inilah salah satu tendensi Andre Kubil Idris
Jakarta,” imbuhnya lagi. Selama nyaris sebulan penuh, hampir setiap hari,
secuil pemikiran Ameng tersebut terus menerus menjadi sesuatu yang
KONTRIBUTOR:
saya pikirkan. Sebuah pertanyaan yang selama ini mengusik di benak
saya, menjadi semakin gencar untuk minta dijawab sesegera mungkin: Agung Rahmadsyah, Lisa Boy,
Seperti apa seharusnya karakter atau minimal bentuk seni kota Bekasi, Malik Ganis Ilman, Yose Riandi
kota tempat saya tinggal sekarang ini?
Sudah bukan merupakan data baru, bahwa sebagian besar penduduk
Surel: plakmagazine@gmail.com
daerah sekitar Jakarta (atau kalau meminjam frasa yang dipakai pada jaman
Hindia Belanda, “Batavia Ommelanden”)—termasuk Bekasi, Tangerang Twitter: @plakzine
dan Depok—mengantor di ibukota negara ini. Dengan kondisi tersebut, Website: plakzine.tumblr.com
menjadi kecil kesempatan bagi orang-orang yang tinggal di daerah-daerah
“Batavia Ommelanden” tadi untuk memberi perhatian lebih kepada tempat
tinggalnya sendiri. Denny Ahmad Furqon, redaktur harian Radar Bekasi,
sempat mengungkapkan mengenai hal ini, yang kami kutip untuk sebuah
artikel di PLAK! edisi Januari 2013 lalu. “Di Bekasi ini kan rata-rata
orang-orang perumahan. Mereka rata-rata kerja juga di Jakarta. Aktivitas
mereka ketika sampai di rumah, kecil kesempatan untuk memperhatikan
lingkungan. Pulang kerja, capek, tidur,” kata Denny. Sehingga tidaklah
aneh, kalau kemudian semakin kecil juga waktu bagi orang-orang yang
cukup peduli pada kesenian dan kebudayaan di Bekasi dalam merumuskan
seperti apa karakter dan bentuk seni dan budaya di Bekasi.
Kali ini saya tidak sedang hendak mencoba membakukan seperti
apa produk seni dan budaya Bekasi semestinya (meski kalau ada yang
bertanya, saya sudah bisa memberikan jawaban sementara, bahwa seni
Bekasi harus bisa merespons pola kehidupan masyarakatnya yang seperti
disebut tadi, yaitu dengan membuat orang-orang Bekasi sendiri mulai
menganggap Bekasi sebagai rumah dan bukan sekadar tempat menginap
karena sebagian besar waktu mereka habis di Jakarta dan di jalanan).
Melainkan, saya sedang ingin menyatakan bahwa upaya yang saya dan
teman-teman lakukan dengan media ini untuk memberi sorotan besar pada
Bekasi, nyaris gagal. Ya, gagal.
Bagi Anda yang mengikuti PLAK! sejak edisi pertama dan kedua,
pasti akan menyadari ada beberapa rubrik dan kolom yang hilang pada
edisi ini (silakan Anda cari sendiri). Hal tersebut tak lain karena sebagian
besar penulis kami (termasuk saya sendiri) sebenarnya juga masih
menghabiskan sebagian besar waktu di Jakarta untuk bekerja (lihat, kami
bukan media korporat). Dalam kesempitan waktu dan desakan arus utama
yang menyeret kami selalu ke Jakarta, akhirnya tidak atau belum cukup
banyak juga ternyata konten lokal mengenai Bekasi yang dapat kami
angkat ke permukaan. Tentu ini bukan sebuah apologi atas cacatnya edisi
Maret ini. Melainkan menjadi suatu evaluasi juga bagi kami sendiri, bahwa
kami seharusnya bisa menjadi lebih kuat lagi jika ingin mewujudkan apa
yang ingin kami wujudkan dengan media ini, yaitu mendorong Bekasi dan
masyarakatnya untuk menemukan karakternya sendiri.
Kami tidak menyesal masih “mengimpor” banyak konten untuk edisi-
edisi PLAK! Karena biar bagaimana juga kami tetap merasa bahwa isi
wawancara dengan Kartika Jahja ataupun Rully Shabara di edisi ini juga
relevan dengan kami. Tapi kami masih menyesal hingga saat ini karena
Ilustrasi: Sutami A. Pramudito

skena musik Bekasi belum bisa sepenuhnya berhenti mengimpor karakter


dan bentuk seni dari daerah-daerah lain, ketimbang mencoba merumuskan
dirinya sendiri. Barangkali kita, masyarakat Bekasi, membutuhkan waktu
bersantai sejenak dan keluar sebentar dari deras arus utama, untuk
mulai memikirkan hal ini bersama-sama, atau selamanya kita hanya akan
menganggap Bekasi sebagai hotel—bukan rumah yang nyaman.

RAMA WIRAWAN
Editor-in-chief

33
EKSTRA 2. THE S.I.G.I.T.
Kuartet garage rock asal Bandung, The Super
Insurgent Group of Intemperance Talent atau biasa
4. GRAUSIG
Tahun 2011 lalu band technical brutal death metal asal
Jakarta, Grausig tampil kembali di depan publik setelah
disebut The S.I.G.I.T., rencananya akan mengeluarkan vakum selama sebelas tahun di konser amal peringatan
album terbarunya pada bulan Maret 2013 ini. Adit, meninggalnya Bobby (mantan bassis Grausig). Saat
bassis dari The S.I.G.I.T., menyatakan bahwa itu Grausig tampil dengan formasi James (vokal),
album terbaru bandnya akan rampung sebentar lagi Ricky (gitar), Denny (gitar), yang berkolaborasi dengan
dengan kapasitas isi yang berbeda. “Proses mixing mantan personil Grausig terdahulu, yaitu Jorghi (bass),
dan mastering sudah selesai dan tinggal menunggu serta pendiri sekaligus mantan personil Grausig, Yaya
desain artwork,” jawabnya. Ditanya akan seperti apa Wacked (gitar). Formasi tersebut merupakan awal dari
musik The S.I.G.I.T. di album barunya ini, Adit tidak reuni Grausig di skena musik bawahtanah Indonesia.
memberikan banyak petunjuk selain jumlah lagu yang Meski formasi itu kemudian tidak diteruskan menjadi
akan terdapat di dalamnya. “Untuk materi lagu, kami sesuatu yang mempunyai arah sebagaimana sebuah
akan memasukan sebelas buah lagu di dalamnya band, Grausig saat ini masih tetap aktif dengan formasi
dengan sound yang berbeda dari sebelumnya. Jadi baru, yaitu: James (vokal), Ricky (gitar), Denny (drum)
1 2 tunggu saja apa yang akan The S.I.G.I.T. berikan serta Ewin (bass, mantan Siksakubur). Dengan formasi
nanti,” jelasnya. Single terbaru The S.I.G.I.T. yang ini, Grausig tengah bersiap merilis sebuah album mini
bertajuk “Let the Right One In” dirilis pada 23 Februari bertajuk In the Name of All Who Suffered and Die yang
2013 dalam format bebas unduh melalui situs resmi akan dirilis pada Mei 2013 mendatang. “Mini album ini
The S.I.G.I.T., www.thesigit.com. adalah pemanasan sebelum rlis LP (album penuh--
red) yang juga akan dirilis pada akhir tahun 2013 ini,”
3. BESOK BUBAR tulis Grausig dalam rilis persnya.
Dua tahun berlalu pasca dirilisnya album penuh kedua
yang bertajuk Besok Bubar, akhirnya band grunge
asal Jakarta, Besok Bubar, mengabarkan sudah SKEDUL ACARA DI BEKASI
kembali masuk studio rekaman untuk mengerjakan
album penuh ketiga mereka. Tapi apa saja yang telah MARET 2013
mereka lalui selama dua tahun terakhir? “Dua tahun
terakhir bergerilya dari panggung ke panggung dan
sempat ada proyek split album kecil-kecilan dengan GRAND OPENING SURVIVAL LITTLE
STORE - Plaza Taman Harapan Baru, Bekasi/ 3

Foto: (1) Rama Wirawan (2) Facebook The S.I.G.I.T., (3) Babas Bachtiar, (4) Encyclopaedia Metallum
band instrumental rock asal Filipina, rilisan Drexter
3 4 Record tahun 2012 lalu. Kami memasukkan tiga lagu Maret 2013
baru ke album itu, yang sebenarnya adalah materi
album ketiga mendatang,” jawab Amar Gill, vokalis Penampil: Kelas Elegi, Victim, Overload, Membara,
dan gitaris Besok Bubar. Barangkali baru sedikit saja F.U.C.K, Memshot, Forenemy, Wayout, Second
1. SERINGAI (2007) ke Taring terbentang lima tahun, dan kali ini yang mengetahui bahwa pemain drum asli Besok Symphony, Remote Control (Solo), Ghostbusted,
Bubar, Andri, sudah hengkang dari band pada awal People Of Dance, Super My Riot, San Andreas.
Melalui akun Twitter-nya, tertanggal 29 Januari 2013, Seringai sudah mulai mengerjakan materi baru meski
2012 lalu. Dan kini Besok Bubar sudah menarik HTM: Free/ No Tickets.
Seringai mengabarkan bahwa mereka sudah mulai baru sekitar setengah tahun berlalu pasca dirilisnya
mengerjakan materi baru pasca album Taring (2012). Taring. “Penulisan awal kan baru terjadi. Bisa saja Rega pemain drum additional mereka selama ini
Kami bertanya kepada Seringai mengenai hal tersebut, rilisannya masih lama, atau malah sangat cepat,” sejak 2009 yang mereka pakai apabila Andri sedang
apakah materi tersebut nantinya diperuntukkan bagi jelasnya. Ricky pun sependapat. Ia belum tahu apakah sibuk melakukan pekerjaannya sebagai pelayar. Soal
album penuh Seringai ketiga, atau proyek lainnya. kinerja Seringai kali ini lebih cepat ataukah lebih lambat kemajuan pengerjaan album ketiga ini sendiri, Amar
“Masih rahasia,” jawab Arian Arifin, vokalis Seringai dari pengerjaan album Taring. “Tapi yang pasti sudah mengungkapkan saat ini sudah mencapai 40%. “Baru
yang dikenal dengan nama Arian13. “Memang kami ada part-part lagu baru yang ketika didengarkan, selesai rekam drum saja,” ungkapnya lagi. Album yang
menulis beberapa lagu. Tapi kan baru dasar sekali. bikin kami excited karena sreg,” imbuhnya. Ketika akan berisi sekitar delapan sampai sebelas lagu ini
Sama seperti penulisan album Taring, beberapa ditanya akan seperti apa musik Seringai di album nantinya, menurut Amar, akan memiliki warna sangat
lagu lama yang dirombak atau diaransemen ulang mereka mendatang, Arian mengaku belum dapat berbeda dengan album-album sebelumnya. “Karena
menjadi baru sama sekali,” sambungnya. Gitaris Ricky memprediksikan. “Sebagaimana jadinya saja baru Rega yang notabene adalah seorang drummer
Siahaan menjelaskan lebih lanjut, “Ada beberapa riff dapat dinilai,” jawabnya dan kemudian menambahkan, metal, turut andil dalam proses pembuatan lagu dan
yang tadinya tidak jadi dipakai di Taring, sekarang “Yang pasti kami tetap berusaha memasukkan cara- ‘ngasih banyak masukan untuk part-part gitar dan
berusaha kami beri treatment untuk menjadi lagu. Ada cara penulisan baru, entah itu dianggap rumit atau bass. Otomatis itu membuat musik Besok Bubar jadi
Foto: Twitter Kelas Elegi

juga yang baru sama sekali, mau dipakai di mana itu justru straight forward, kita lihat nanti saja.” Ricky juga makin kaya,” bebernya kemudian. Ketika diminta
urusan belakangan. Yang penting hasrat berkaryanya menilai, masih terlalu dini untuk berasumsi sekarang untuk mendeskripsikan musik mereka kelak, Amar
tersalurkan.” Sementara itu, Arian13 tidak merasa mengenai akan seperti apa warna musik mereka di menjawab, “Isinya campur aduk. Semua unsur. Metal,
Seringai sedang ngebut kali ini, mengingat rentang album mendatang. “Kami masih mengembalikan mood punk, hard rock, stoner, grunge, kami masukin semua! (*) Perubahan waktu, tempat, maupun
Hahaha. Jadi tunggu saja deh albumnya.”
waktu antara album penuh pertama Serigala Militia untuk songwriting dulu,” tandasnya. penampil di luar tanggungjawab kami
4 5
PATRIOT PATRIOT
Berani Keluar dari Keseragaman Lupakan Masa Lalu dan Kegalauan
Stupid Artillery pilih rockabilly di tengah lautan musik ekstrem Bekasi Pecahan kongsi Tebar Pesona menuju arah yang positif
Oleh Andrew Mahardika Oleh Andrew Mahardika

S J
udah jadi fakta lebih mudah menemui band dengan langgam musik heavy ohan, atau yang akrab disapa Jo memang dulunya adalah pendiri sekaligus
metal, punk rock atau hardcore punk pada skena musik kota Bekasi. Tapi trio gitaris dari band pop punk asal Bekasi Timur bernama Tebar Pesona. Tapi
yang beranggotakan Marendra Agung (vokal, gitar), Kresna Saputra (contra setelah terjadi perpecahan di dalam band tersebut belum lama ini, akhirnya
bass), dan Muhammad Fajar Rahmawan (drum) berani mengambil jalan mereka Jo memutuskan untuk membuat sebuah band baru baru bernama TP guna
sendiri dengan mengusung musik rockabilly sebagai identitas band mereka. “Jujur melupakan kisah lama dan beranjak pergi dari ruang nostalgia yang memang
kami bosan dengan kebanyakan band yang memainkan musik metal atau punk di sengaja ingin ia hilangkan. “Gue memang sudah berbeda visi dan tujuan dengan
Bekasi pada waktu membentuk band ini di akhir tahun 2010. Hasil dari kebosanan ketiga orang teman gue di Tebar Pesona. Ibaratnya seperti orang yang berpacaran tapi sudah nggak nyaman, makanya nggak
itu akhirnya kami belajar sesuatu yang baru dari mengingat kembali band yang menginspirasi kami seperti The Hydrant asal Bali,” bakal diterusin sampai nikah,” ujar Jo dengan raut wajah yakin tanpa terkesan memikirkan kebersamaan dengan personel lama
ungkap Agung yang saat ini masih berkuliah dan mengambil jurusan Sastra Indonesia di Universitas Negeri Jakarta. Tebar Pesona yang sudah terjalin selama sepuluh tahun.
Keberanian untuk memainkan musik rockabilly era tahun 50an akhirnya membuat Stupid Artillery terlihat seperti band muda Jika dibandingkan dengan Tebar Pesona dahulu, konsep musik yang dibuat TP nampak berbeda. Di sini mereka menawarkan
dengan rasa tua. Tetapi mereka terasa pintar dengan masih menyisipkan unsur kekinian pada musiknya, sehingga kalangan sesuatu yang lebih segar, lebih dewasa dan lebih semangat dengan kebaruan genre musik yang mereka sebut “pop punk easy
pemuda jaman sekarang masih bisa menikmati musik rockabilly a la Stupid Artillerty. “Kalau jaman dulu kan rada sepi musiknya, core.” TP juga menjamin kalau mereka sedang melakukan transformasi ke arah yang lebih baik. “Lirik di lagu TP nggak cheesy
belum ada distorsi dan kebanyakan akustik. Sekarang kita perbaharui dengan musik dinamis dibalut distorsi yang kadang juga atau menye-menye, tapi lebih tentang perjuangan dan pendewasaan yang bisa dirasakan oleh seseorang,” cetus Jo.
ditambah sama instrumen musik lain macam harmonika atau alat musik yang bisa keluarin suara aneh. Jadi lebih berwarna,” Jadi, saat ini, Jo memang sudah mantap dengan kongsi barunya bersama Muhammad Hans Fajar (vokal & gitar), Bintang
cetus Agung lagi. Aditya Putra (drum) dan Novian Dwi Putra (bass). Perlu diketahui juga bahwa ketiga personil yang direkrut oleh Jo untuk
Berjalan tiga tahun, Stupid Artillery sudah mempunyai dua amunisi lagu yang juga sudah disebarluaskan dan bisa bergabung didalam TP masih terdaftar menjadi personel band lain. Hans dan Bintang mengaku masih tergabung dengan band
mencerminkan seperti apa musik rockabilly mereka. “Rockabilly Dancing” yang tercipta di tahun 2011 dan “Sky and Heaven” punk rock Jakarta bernama All Night Hero, sedangkan Novian diketahui masih aktif menjadi bassis dari band asal Bekasi Timur,
yang juga terdapat suara syahdu biduan perempuan bernama Mega untuk menemani Agung bernyanyi. Lagu yang disebutkan Fidodido. “Mereka semua player tetap di TP, tapi dengan keadaan mereka masih jadi player band lain juga itu nggak jadi masalah.
terakhir tercipta pada tahun 2012. Kedua lagu itu pun bisa didengar atau diunduh secara gratis pada akun PureVolume mereka. Kalau pun contohnya suatu saat ada jadwal panggung yang bentrok, itu gue serahin sama mereka masing-masing buat ambil
Pemikiran lebih juga dilakukan oleh band ini guna lebih lagi mengeluarkan unsur rockabilly dari musiknya. Salah satunya dengan keputusan terbaik,” kata Jo.
menggunakan instrumen contra bass yang dimainkan oleh Kresna. “Gue beli contra bass itu bekas. Seharga satu koma tujuh juta Pada bulan Februari lalu TP resmi merilis single bebas unduh pertama mereka yang berjudul “Takkan Menyerah.” “Proses
dari pengrajin di Solo. Dan kenapa pakai itu karena biar nuansa old-school-nya dapat dari bunyi yang dikeluarin. Suaranya khas pembuatan lagu itu sebentar, kurang lebih satu minggu dengan aransemen musik yang dibuat lebih dulu, setelah itu lirik menyusul
banget. Beda kalau pakai bass biasa,” ujar Kresna. dibuat oleh Hans atas permintaan gue yang mau punya lagu bertema cita-cita,” papar Joe.
Dan di tahun 2013 ini, rencananya Stupid Artillery akan mengeluarkan album yang nantinya akan berisi delapan lagu di Dan guna lebih memperlihatkan kualitasnya serta menunjukkan kapasitas sebagai band yang serius dalam berkarya, saat
dalamnya dengan kebanyakan mempunyai lirik bahasa Inggris. “Lagu dengan lirik bahasa Indonesia ada dua, sisanya dengan ini TP sedang melakukan proses untuk menghasilkan album mini pertamanya, “Kami kejar target di bulan tujuh, album mini ini
bahasa Inggris karena kami masih susah mencocokkan musik rockabilly dengan lirik bahasa Indonesia. Tapi setidaknya kami sudah bisa dirilis. Sekarang kami sudah merekam tiga lagu dari rencana lima lagu, dan lagu-lagu yang ada di dalamnya nanti
sudah mencoba dengan adanya dua lagu itu,” pungkas Agung. bukanlah kumpulan lagu soal cinta-cintaan. Capek mainin yang galau terus,” tegas Jo.
Band Hubungan Jarak Jauh Super Danger Casper Rilis Single Baru
False Diary merampungkan album dengan kendala jarak yang Menandai tiga tahun usia band ini Oleh Rama Wirawan
memisahkan para personelnya Oleh Andrew Mahardika

S
ebuah band asal kota Bekasi, Super Danger Casper, memilih

S
eperti layaknya hubungan asmara sepasang kekasih yang dipisahkan untuk tidak menyerah dan tunduk pada realitas. Meski beberapa
oleh tempat dan jarak, hubungan Dimas Satya Anindia (gitaris), personelnya masih bersekolah, dan karenanya harus bisa
Dannu Prakoso (bassis), Andy Aldy (pemain drum), Muhammad Riza mengesampingkan gagasan kreatifnya, band ini masih tetap berdiri
Wardana (gitaris & vokalis) dan Harry Maradicka (vokalis, scream) lancar sampai hari ini sejak terbentuknya pada 2010 silam. Meski mereka juga
terjalin hingga enam tahun lamanya sejak mereka mulai tergabung di bawah tidak menampik bahwa itu menjadi hambatan dalam menelurkan album
naungan False Diary tahun 2007 silam, saat mereka masih berada di bangku penuh, Super Danger Casper saat ini masih terus berjuang menyelesaikan
sekolah menengah tingkat atas. penggarapan albumnya untuk dirilis sesegera mungkin. “As soon as
Menurut Dimas, awal perpisahan jarak antara satu dengan yang lain dimulai sejak mereka lulus sekolah dan memutuskan possible,” kata Leo Avero sang gitaris saat ditanya kapan rencana album
untuk menjalankan kuliah masing-masing di luar kota Bekasi. “Kendala besar yang dialami band ini adalah kurangnya waktu pertama mereka dirilis. “Sampai sekarang sudah ada lima lagu baru dan satu yang sudah direkam, ‘Metropolis.’”
berkualitas untuk kumpul bersama,” ujar Dimas. Hambatan itu pula akhirnya memaksa False Diary sangat lama dalam Saat wawancara ini dilakukan, mereka memang baru merampungkan rekaman single tersebut. Single berjudul “Metropolis”
mengerjakan album mini pertamanya yang sudah mempunyai tajuk Seatbelt Signal: Off dan berencana dilepas pada bulan April itu kemudian dirilis pada 27 Februari 2013 melalui siaran sebuah stasiun radio. “’Metropolis’ itu bercerita tentang hitam dan
2013. Pengalaman pahit pun pernah mereka alami semasa baru-baru berjauhan jarak. Saat itu mereka diundang dan dijanjikan putih, a sampai z, alpha dan omega dari sebuah kota besar metropolitan. Mulai dari gaya hidup manusianya, keindahan, bahkan
oleh salah satu panitia acara gig di Bekasi untuk ikut mengisi acara. Personel yang di luar kota pun pulang ke Bekasi untuk latihan sampai keburukannya,” jelas Leo soal single yang perilisannya juga menjadi simbol perayaan ulangtahun ketiga band ini, yaitu
dan manggung, namun ketika hari-H, tiba-tiba acara dibatalkan panitia tanpa ada sebab alasan yang jelas. “Walaupun akhirnya tanggal 20 Februari. “Jujur, inspirasi terciptanya lagu ini agak lucu. Waktu itu gue lagi mau ke rumah teman gue di Jatimulya
kami latihan, tapi kami kesal juga. Minta ganti rugi sama panitia buat ganti ongkos yang dari luar kota malah dianggap band yang [Bekasi], kebetulan lewat Kalimalang kira-kira jam enam sore. Gue lihat betapa indahnya cahaya di ruko-ruko dari samping kali.
songong dan dicemooh,” kenang Dimas. Lo bakal tahu pas lo baca atau dengar liriknya,” sambungnya.
Namun, kesabaran dan niat yang kuat tetap membuat False Diary terpacu untuk terus menjalankan band ini hingga akhirnya Sebuah bukti nyata bahwa Super Danger Casper tidak pernah berhenti untuk memperjuangkan kreativitas adalah cukup
akan menghasilkan album mini pertama mereka dengan musik screamo yang mereka usung. Dimas menjelaskan lagi bahwa intensnya mereka dalam mengikutkan lagu-lagu ke album-album kompilasi. Meski hingga saat ini belum memiliki album penuh
nantinya akan ada enam lagu yang masuk di dalam album mini mereka. “Proses rekaman lagu sudah jadi seratus persen, sendiri, nama Super Danger Casper sudah ikut malang melintang bersama lagu-lagu mereka di dalam album-album kompilasi
sekarang tinggal mixing dan mastering lalu produksi. Dan di album ini nantinya ada empat lagu lirik bahasa Inggris dan dua lagu tersebut. Lagu-lagu itu adalah “Hanya Untukmu” (Rawk for My Friends, 2010), “Jingga!” (Rawk for My Friends #2, 2011), “Berbaris
berbahasa Indonesia,” ungkapnya. Dimas yang banyak bertanggung jawab pada departemen lirik menuturkan bahwasanya lirik Satu Arah (Rawk for My Friends #5, 2012), “Untuk Dunia Aku Tak Takut” (Sound of Freedom, 2012). Bahkan, lagu “Berbaris Satu
lagu yang ia ciptakan banyak bercerita tentang kehidupan sosial manusia yang bersinggungan dengan religiositas. “Dibilang Arah” juga berhasil mereka ikutkan dalam album kompilasi internasional Chiptune=Win di tahun 2012 lalu.
Foto: Dok. Pribadi

ada unsur religi soal ketuhanan atau keaagamaan secara tersirat di lagu-lagu False Diary yang saya ciptakan memang benar,” Bicara soal genre, Super Danger Casper mengaku telah mulai menggeser arahnya dari pop punk ke alternative rock. “Kalau
Foto: Dok. pribadi

papar Dimas. dulu memang pop punk. Tapi sekarang SDC mencoba menyuguhkan musik yang diharapkan bisa menjadi penyegar di scene
Salah satu contoh bisa disimak pada lagu “Synergetic” yang bercerita tentang takdir manusia. “Walaupun takdir manusia musik indie,” ujar Leo yakin.
dirancang bisa mendapat kebaikan atau keburukan dalam hidupnya, manusia itu tidak boleh hanya pasrah menjalani, namun Susunan personel Super Danger Casper terkini adalah Kevin Hadyan (vokalis), Anggi Antonius Gultom (gitaris, vokalis latar),
berusaha untuk selalu kuat dalam menghadapi apa yang akan dialami,” jelas Dimas. Leo Avero (gitaris), Bayu Kristianto (bassis), Andry Bayu Prakoso (synth) dan Aditya Putranto (pemain drum).
6 7
MORFEM
sekarang. “Kami memang punya rencana tiap album baru
ganti pemain bass,” cetus Freddie sembari tertawa terbahak-
bahak yang juga ditimpali suara tawa dari Jimi dan Pandu.
Awalnya personil Morfem berjumlah lima orang, dengan “Kami menjalankan
Morfem dengan cara
menyisipkan seorang bernama Dimas Panji untuk menemani
Pandu di posisi gitar. Tapi akhirnya lelaki yang beken dengan
nama Dymust itu menjadi teknisi gitar di Morfem dan lebih aktif
di dunia politik.
Morfem sejatinya adalah band dengan berbagai
Morfem sendiri. Kami
kecenderungan warna musik. Jika mendengarkan lagu-lagu
mereka, kita bisa mendapatkan aura bising nan menyembul susah, senang, ya, dijalani
saja. Yang penting kami
a la rock, mentah a la rock ‘n roll, atau pun folk yang cukup
kentara di dalam nya. Sound-nya pun cukup beragam karena
sound era 80-an dan 90-an mereka masukkan untuk lebih
memperkaya musiknya. Atau lebih sederhananya, Morfem
menawarkan ramuan musik masa silam yang berdarah
bisa terus berkarya
kekinian untuk dikonsumsi, sehingga enak untuk dinikmati.
Selain itu, keempat personil yang ada di Morfem fasih
dengan nama Morfem.”
dalam memainkan instrumen lain yang bukan spesialisasi
mereka. “Biasanya gue genjrang genjreng gitar terus dapat
kord yang enak langsung gue kasih tahu Pandu. Nanti dia berhasil diunduh oleh sekitar 5000 penggemar mereka dalam
yang kembangin sendiri. Atau kalau Pandu dapatin melodi kurun waktu tiga jam. Setelah tempo pengunduhan habis,

HEY, MAKAN TUH


bass duluan, ya dimainin terus bassnya sampai satu lagu tautan ke laman dimana album mini itu dapat diunduh pun
jadi, terus dioper ke Yanu. Tapi kayak gitu biasanya sebelum ditutup dan menghilang dari blog Morfem maupun dari belahan
rekaman. Kalau pas rekaman, ya, pegang senjatanya sendiri- dunia maya lainnya. “Mini album itu kami keluarin pas kami
sendiri,” papar Jimi. ngerayain ulangtahun dan memang sengaja dibikin terbatas

MORFEM!
Satu tahun perjalanan Morfem dari 2009 hingga 2010 diisi itu biar eksklusif,” ucap Pandu.
dengan cukup banyak penampilan sembari mencari formula Sebegitu antusiasnya orang-orang dengan musik yang
dan materi terbaik untuk menghasilkan album pertama mereka. dimiliki Morfem, sehingga dalam jangka waktu kurang dari tiga
Di awal kebersamaannya, Morfem acapkali memainkan lagu- tahun mereka sudah bisa mempunyai massa pendukung yang
lagu milik Velvet Underground. “Velvet Underground saat itu bisa membesarkan band tersebut. Terlebih mungkin, massa
Dinamika Morfem: empat tahun berjalan, gonta-ganti bassis cukup mewakili musik seperti apa yang kami suka. Jadi, ya,
sampai kita rombak dan bikin aransemen a la Morfem sendiri
dari band terdahulu masing-masing para personilnya ikut
menyeberang guna mendukung dan menyenangi Morfem.
dan album baru di tahun ini dengan lebih berisik,” kata Pandu yang kini berpenampilan
tanpa brewok di wajahnya.
Panggung demi panggung juga akhirnya banyak mereka
lahap. Mulai dari dalam kota hingga tur luar kota seperti Jalan
OLEH ANDREW MAHARDIKA Akhirnya, pada 13 Januari 2011, album perdana Morfem Darat Tour 2012 yang mereka lakukan bersama Jude dan The
yang bertajuk Indonesia dirilis di bawah label MRFM dan Experience Brothers. Jude sendiri adalah sebuah band vintage
Demajors Records. Album itu berisi tujuh lagu di dalamnya, bernuansa pop rock ala 60-an dan 70-an yang beranggotakan

J
ika disebut nama Jimi Multhazam, orang kebanyakan band hardcore bernama Nervous Breakdown, serta bassis termasuk lagu “Tidur Dimanapun Bermimpi Kapanpun” yang lima orang serta sudah merilis sebuah album yang bernama
rasa-rasanya sudah tahu siapa dia. Dan jika ada orang Yanu Fuadi dan memainkan instrumen yang sama juga di The dibuat menjadi dua versi (elektrik dan akustik). Pencapaian Apapun Itu EP (2011). Sedangkan The Experience Brothers
tidak mengetahui nama tersebut, mungkin dia seperti Porno bersama sang adik, Pandu. album pertama dari band yang baru berumur nyaris dua tahun merupakan band unik yang beranggotakan dua orang kakak
yang diceritakan dalam salah satu lagu di album pertama Garisbawahi juga, Morfem nampaknya memang bukan ini, saat itu, bisa dibilang cukup membelalakkan mata. Bukti beradik Bram Saladdin dan Daud Sarassin. Walau hanya
Morfem, “Gadis Suku Pedalaman,” yang tidak pernah tahu sebuah bahtera perselingkuhan yang dibuat dengan sengaja prestasi itu bisa terlihat nyata saat album tersebut dinobatkan dengan gitar vokal dan drum, tapi mereka bisa mengeluarkan
bagaimana keadaan di dunia luar dan hanya mengetahui apa oleh keempat orang tersebut, melainkan sebuah satuan yang sebagai yang terbaik oleh beberapa media besar. Contohnya, nuansa psikedelia, blues dan rock ‘n roll secara satu band
yang dekat dan ada di sekitarnya saja. Sepak terjang seniman mempunyai wacana bermusik jelas untuk dijalani dalam waktu menjadi album favorit 2011 versi Jakarta Globe, album terbaik utuh. Sampai saat ini, The Experience Brothers sudah
yang lahir pada tanggal 11 Januari tahun 1984 itu memang yang panjang. Tidak adil juga jika band ini disebut alter ego 2011 versi Trax Magazine, serta peringkat pertama video clip mengeluarkan dua album yang bertajuk Summer of Love
sudah diakui banyak pihak hingga saat dia memutuskan untuk yang kacangan, karena materi musik yang mereka miliki terbaik untuk lagu “Pilih Sidang atau Berdamai” versi majalah (2008) dan Eye Contact (2011).
membentuk Morfem. Sebuah band yang sangat berbeda dari terbukti bisa diapresiasi sangat baik oleh orang banyak. Rolling Stone Indonesia. “Kalau nggak salah album pertama Jalan Darat Tour 2012 sendiri adalah sebuah tur konser
band yang membesarkan namanya, The Upstairs. Yanu sendiri adalah personil ketiga yang mengisi diproduksi lebih dari duaribu. Karena setelah rilis pertama ada mini yang dilakukan menggunakan bus untuk mendatangi
Jika menilik rekam jejak Jimi yang banyak memahami departemen bass untuk Morfem, ia menggantikan Bramasta permintaan pasar lagi,” ingat Jimi. kota Solo, Semarang, Malang, hingga menyeberang ke Bali.
warna musik sebagai latar belakangnya sedari dulu, Juan Sasongko yang hengkang pada medio Maret 2012. Jimi memaparkan cerita di balik lagu “Gadis Suku Tur itu dimulai pada tanggal 22 Febuari dan berakhir tanggal
sebenarnya tidak lah mengherankan bahwa sisi liar yang lebih “Keluarnya Bram didasari atas kemauan dia sendiri dengan Pedalaman” secara lebih mendalam. Bahwa memang lagu 28 Febuari tahun 2012 yang lalu. Proses perjalanan dan aksi
berlawanan lagi dari kebiasaan seorang Jimi akhirnya bisa alasan ingin fokus pada bisnis yang dia jalankan,” ungkap Jimi itu benar-benar kejadian nyata. “Jadi kawan gue pergi ke panggung dari tiga band tersebut juga diabadikan kedalam
menghasilkan satu band yang mempunyai jargon “Morfem menjelaskan perihal mundurnya Bram dari Morfem. “Perasaan Kalimantan mulai era presiden Habibie sampai tiga presiden format DVD sebagai hasil dokumentasi serta juga mendapat
Datang Semua Senang” ini. Babak baru itu pun dimulai. gue bisa mengisi kekosongan bagian bass di Morfem, ya, selanjutnya dan nggak ada kabar berita sama sekai. Tapi tiba- antusiasme yang tinggi.
Band yang pertama kali tampil di panggung pada tanggal senang. Gue juga sudah lama kenal sama yang lain,” tambah tiba dia pulang terus bisa langsung hubungin gue. Dia di sana Contoh antusiasme seperti itulah yang mungkin membuat
1 Mei 2009 di pameran tunggal Jimi, “Jimi! Jimi! Jimi!” yang Yanu yang terlihat cengengesan saat menjawab. itu beneran nikah sama gadis pedalaman. Ketika gue bikin Morfem akhirnya menjadi sesuatu yang penting bagi Jimi,
bertempat di ruangrupa itu, memang bukan sekadar proyek Sebelum Bram, orang pertama yang mengisi posisi bass lagu itu kan nggak tahu keadaan dia sama sekali. Tapi gue Pandu, Freddie dan Yanu. Selain itu, faktor pendukung lain
iseng-iseng vokalis Jimi Multhazam, gitaris Pandu Fathoni adalah Inyo Bagenda yang lebih dikenal sebagai vokalis band
Foto: Dok. Pribadi

bener,” kata Jimi lagi menegaskan. kenapa band ini harus tetap berjalan adalah gairah yang
(atau lebih tenar dengan nama belakang Fuzzthoni setelah bernama Dikeroyok Wanita. Tapi keberadaan Inyo di Morfem Masuk di bulan Agustus 2011, tepatnya tanggal 15, berbeda dari yang pernah mereka rasakan sebelumnya “Di
dibaptis oleh Henry Foundation dari Goodnight Electric) tidak cukup lama dan akhirnya digantikan Bram pada 17 Juli Morfem pun kembali merilis album. Namun, kali ini berbeda, Morfem, kami bisa lakukan apa saja yang kami nggak lakukan
yang juga menjadi gitaris The Porno, pemain drum Freddie 2009. Namun, setelah ikut andil dalam satu album dan satu karena album yang dirilis adalah sebuah album mini bertajuk di band sebelumnya. Contohnya, gue bisa dapet suasana
Alexander’s Warnerrin yang pada 2006 sempat membuat album ini, Bram pun kembali digantikan oleh Yanu hingga Seka Ingusmu! itu dirilis secara gratis di dunia maya dan baru atau mengeskplor sound gitar yang gue mau banget.
8 9
MORFEM
Tapi bukan berarti di The Porno gue nggak dapet apa yang motor. Saat tangan gue masuk ke sela-sela mesin, gue kayak
gue mau, cuma di Morfem lebih enak saja,” papar Pandu yang nyentuh buntut dan pas gue liat ternyata ada tokek besar
notabena adalah personil Morfem paling muda. “Kami juga banget. Dari situ gue inget mitos kalau digigit tokek itu nggak
nggak bosan sama band yang sebelumnya. Cuma emang bisa lepas sampai ada suara sambaran petir,” kisah Jimi
sekarang lagi giliran di sini saja,” tambah Yanu. dengan wajah yang penuh ekspresi.
Sifat dualisme mungkin memang masih dimiliki oleh “Kalau lagu ‘Bocah Cadel Lampu Merah’ itu gue bikin
para personil Morfem, terlebih ketika melihat Jimi juga masih gara-gara dulu tiap gue balik ke Fatmawati di lampu merahnya
cukup aktif dengan The Upstairs. Itu terbukti dari lahirnya selalu ada anak kecil yang nyamperin gue ngamen. Anak kecil
album Katalika pada bulan Oktober 2012 lalu, yang sekaligus itu selalu nyamperin gue dari dia belum bisa ngomong, tapi
menjadi tonggak perayaan 11 tahun band new wave tersebut coba nyanyi. Sampai sekarang bisa ngomong tapi cadel dan
eksis di industri musik Indonesia. “Kalau soal fokus terbagi, masih coba nyanyi. Kasihan gue lihatnya. Soalnya waktu si
ya, itu sudah jadi konsekuensi punya band lebih dari satu. Tapi anak ngamen ibunya kadang suka asyik makan dipinggir jalan
semua yang gue dan anak-anak lakukan di Morfem itu penuh dan nggak peduliin anaknya,” tambah Jimi mengisahkan cerita
totalitas,” tutur Jimi menegaskan. di balik dua lagu tersebut.
Memang, hingga saat ini Jimi masih terdaftar sebagai Jimi juga memaparkan rahasia bagaimana dia
salah satu anggota bersama Pandu, yang akhirnya juga menciptakan lirik yang dirasa banyak orang sebagai sebuah
mengisi posisi bassis yang lowong di The Upstairs. Dan dengan kecerdasaan dalam penulisan. Menurutnya, ia selalu
keadaan seperti itu pasti ada yang lebih diprioritaskan dari melakukan riset mendalam jika ingin menuliskan sebuah lirik
yang lainnya. “Kita sih menuruti kontrak saja. Kalau misalkan dan harus paham apa yang mau dia tuliskan, serta ditambah
duluan tandatangan kontrak untuk pembuatan album sama dengan pengalaman. Selain mempunyai materi lagu yang
The Upstairs, ya, itu yang diutamakan, Morfemnya di-hold lebih banyak daripada album pertama, dari segi sound, album
dulu. Setelah selesai tugasnya baru dilanjut lagi,” kata Jimi. kedua tercipta lebih berbeda juga. “Sound-nya lebih raw
“Morfem harus tetap jalan karena ini passion kami. Bermusik dari sebelumnya. Setelah berjalan beberapa tahun akhirnya
kan itu passion,” tambahnya. Morfem menemukan tipikal sound-nya sendiri di album kedua
Selain berbicara mengenai passion yang harus terus ini,” ungkap Jimi.
dikejar, keuntungan profit material mau tidak mau juga menjadi Ada salah satu kehebatan dari Morfem yang jarang dimiliki
salah satu alasan mengapa band ini tetap ada. Dengan cukup oleh band lain. Saat album kedua sudah rampung, Morfem
banyak tawaran untuk bermain off-air dan pemasukan dari sudah mempunyai materi komplit untuk bahan di album ketiga
hasil penjualan album, mereka pun diuntungkan secara mereka nanti yang tercipta berbarengan dengan materi di
finansial. Hal itu tidak ditampik oleh para personil Morfem. album kedua. “Banyaknya materi lagu yang kita punya itu
“Kalau soal profit, itu ganjaran positif dari apa yang sudah kami akibat kalau kita lagi latihan buat persiapan manggung kita
ciptakan,” jelas Jimi. malah jadi ciptain lagu dan aransemen baru. Semuanya kita
Soal menyoal prioritas juga bisa menjadi hambatan, rekam walaupun baru pakai recorder, supaya nggak lupa saja.
walaupun Morfem mengaku bisa mengatasinya dengan baik. Tapi semua lagu itu memang akhirnya kita siapkan untuk materi
Tapi tidak bisa dipungkiri bahwa dengan masih menjalani album baru lagi,” kata Freddie. Menurut Jimi, rencananya,
keadaan seperti itu ada sesuatu yang harus dikorbankan, salah album ketiga Morfem akan memasuki proses rekaman pada
satunya adalah periode perilisan album. Jimi mengisahkan pertengahan tahun ini.
bahwa harusnya album penuh kedua Morfem rilis penghujung Tapi menarik beberapa bulan ke belakang, tepatnya bulan
tahun 2012. Namun, karena saat itu The Upstairs juga ingin Desember 2012, Morfem ikut tergabung dalam sebuah album
merilis album baru maka Morfem harus mengalah dan kompilasi bertema anti korupsi bertajuk Frekuensi Perangkap
merilisnya di bulan Febuari 2013 kemarin. Tikus yang digagas oleh ICW (Indonesian Corruption Watch).
“Materi album kedua itu sebenarnya sudah siap sejak Album ini jujur menyuarakan protes yang menyasar pada
lama, tapi karena ada kontrak yang harus dijalankan duluan institusi atau individu korup di negeri ini. Pada album ini,
dengan The Upstairs jadinya molor,” ungkap Jimi, “Oh iya, Morfem memasukkan satu lagu mereka yang berjudul “Kami
keluarnya Bram dan masuknya Yanu sebagai pengganti juga Bosan Jadi Negara Dunia Ketiga” dan menjadi single untuk
jadi salah satu faktor penundaan rilisan album kedua. Karena album ini. “Yang nawarin kita untuk ikut kompilasi ini si Harlan
Morfem harus take ulang lagi semua lagu dibagian bass [Boer], produsernya. Ya kita tertarik, terus gue bikin lirik yang
oleh Yanu,” tambah lelaki yang dikenal dengan dandanan temanya korupsi, karena itu keharusannya,” cetus Jimi. “Kita
eksentriknya ketika di panggung saat tampil bersama The sih nggak tahu kenapa lagu kita yang dijadiin sebagai single- Jl. Pondok Gede Raya No. 21 Lt. 2
Upstairs. nya, tapi mungkin karena keren kali,” tambah Jimi dengan Lubang Buaya
Album penuh kedua Morfem mempunyai tajuk cukup unik, tawa. Jakarta Timur 13810
yaitu Hey, Makan Tuh Gitar! dan berisi 11 lagu di dalamnya. Semua perjalanan yang sudah dilewati oleh Morfem
“Kenapa gue kasih nama albumnya itu karena gue pikir keren. memang menjadikan para personilnya lebih menjaga keutuhan
021.92093380
Jadi pas intro sebelum masuk lagu gue bisa teriak, hey makan band ini. Mereka tidak mau menjadikan Morfem hanya Firecatzstore@gmail.com
tuh gitar,” kata Jimi menjelaskan perihal pemberian nama sebagai band pelarian, melainkan ingin membuat semuanya twitter @Firecatzstore
album baru Morfem. menjadi satu kesatuan yang utuh untuk dijalankan. Seperti
Lirik brilian dengan tipikal verbalistik serta penuh arti hasil yang Jimi bilang, band ini terlalu penting untuk dibiarkan
gubahan Jimi juga masih sangat kental pada album tersebut. tidak menghasilkan sesuatu dan pernyataan itu juga diamini
Contohnya dua lagu yang berjudul “Legenda Berbalut Ngeri” personil yang lain. “Kami menjalankan Morfem dengan cara
dan “Bocah Cadel Lampu Merah” yang mempunyai cerita Morfem sendiri. Kami susah, senang, ya, dijalani saja. Yang
tersendiri di balik lagunya. “Lagu ‘Legenda Berbalut Ngeri’ penting kami bisa terus berkarya dengan nama Morfem,” tukas
itu menceritakan keadaan gue di satu sore yang lagi benerin Pandu.

10
KARNATRA

itu kayak The Cure iya, U2 iya, The Killers iya, atau sampai
ada yang bilang Morrissey ber-delay. Kami nggak pusingin
semua itu, yang penting orang suka sama lagu yang kami
buat,” tambahnya.
Kesukaan banyak orang dengan musik mereka sudah
terbukti di album mini pertama KarnaTra yang berisikan
tujuh lagu di dalamnya dan masing-masing berjudul “Lampu
Bersinar Gelap,” “Heroin,” “No Cure,” “Moksa,” “Satu Waktu,”
“The Riffle” dan sebuah lagu yang tidak dituliskan judul atau
liriknya pada album untuk mengisi track terakhir. “EP ini rilis
pada bulan Desember 2012 kemarin, tapi materi yang ada di
dalamnya itu lagu-lagu yang sudah ada sejak lama, bahkan THE SUBVERSIVE SOUND
sejak KarnaTra yang dulu sudah punya rencana untuk bikin Dedidude, vokalis dan gitaris yang bertanggungjawab
album mini ini. Tapi memang akhirnya tertunda sampai lima di departemen lirik Max Havelaar.
tahun,” aku Brian yang juga mendeklamasikan bahwa lagu
“Moksa” bisa membuatnya merinding dari lirik dan musiknya
ketika dimainkan.
Departemen lirik yang cukup puitis dan mudah dicerna
dari lagu-lagu yang dihasilkan KarnaTra itulah yang juga bisa

KEHANGATAN ROCK dibilang sebagai alat pemikat yang bersinergi dan berhasil
‘kawin’ dengan musik yang mereka hasilkan. Dan Ndit adalah
orang yang tanggungjawabnya paling besar di antara yang

KETURUNAN MATAHARI
lain dalam urusan membuat lirik. “Gue coba bikin lirik se-pop-
mungkin dan berkisar soal cinta, cuma bukan yang cheesy.
Tapi untuk keseluruhan, gue juga buat lirik yang multitafsir dan MOKSA
Kuartet rock KarnaTra belajar banyak dari proses sebelas tahun, bias. Jadi orang yang baca juga punya interpretasinya sendiri,”
katanya.
Aditya Naratama, vokalis dan lirikus
lagu-lagu KarnaTra yang puitik
sebagai bekal untuk album penuh perdananya mendatang Tapi walaupun didominasi oleh lagu yang berlirik cinta

“Ketika ada satu orang


maupun kiasan bermakna ganda, KarnaTra juga mempunyai
OLEH ANDREW MAHARDIKA lagu dengan tema lain seperti “Moksa.” Menurut Ndit, kata
‘moksa’ itu diambilnya dari bahasa Hindu yang berarti
atau kumpulan yang
N
pencapaian spiritual tertinggi di agama Hindu. Tapi Ndit
ama KarnaTra yang dipakai oleh Aditya ‘Ndit’ Naratama dalam band. menegaskan kalau lagu itu tidak seberat dengan filosofi kata

tidak diterima di satu


(vokal utama), Teguh ‘Puguh’ Putra Alliansich (gitar), “Resminya KarnaTra terbentuk itu ketika Racim dan Brian ‘moksa’ itu sendiri. “Lagu itu sebenarnya suara protes yang
Ricky Rahim Putra (bass & vokal latar) dan Brian masuk, tahun 2007. Brian dulunya adalah teman sekolah gue harus dikeluarkan. Contohnya ketika ada satu orang atau
Pangemanan (drum) sebagai pengganti nama band dan Puguh juga yang menawarkan diri buat jadi manajer, kumpulan yang tidak diterima di satu tempat, maka harusnya
mereka terdahulu memang mempunyai kisah menarik
tersendiri. Menurut Ndit sang pencetus, nama itu terinspirasi
tapi akhirnya kami tarik buat jadi drummer. Nah, kalau Racim
itu adalah orang yang pernah mengajak ‘selingkuh’ pemain
mereka berani untuk keluar dan melakukan perlawanan bukan
pasrah ditindas. Salah satu inpirasi gue waktu buat lagu itu ya
tempat, maka harusnya
dari kisah pewayangan Mahabharata. “Arti namanya sendiri itu
sebetulnya gabungan dari dua kata ‘karna’ dan ‘trah.’ ‘Karna’
bass dan drummer lama kami buat nge-band bareng tanpa
sepengetahuan kami. Tapi kenapa dia yang kami ajak? Itu
dari kasus Ahmadiyah,” terang Ndit.
Lepas dari banyak yang menyukai album mini mereka, mereka berani untuk
itu bahasa Sanskerta yang berarti telinga, dan gue ambil dari karena kami akhirnya jadi akrab dan butuh pemain bass,”
keluar dan melakukan
diakui KarnaTra, dinamika di dalam band disasar sebagai
karakter Mahabharta bernama Dipati Karna, anak dari Dewa kenang Ndit. “Saat gue masuk itu yang bikin KarnaTra tambah akar permasalahan dari tertundanya album mini itu, sehingga
Matahari yang lahir dari telinga. Sedangkan ‘trah’ itu artinya keren,” timpal Rahim atau biasa dipanggil Racim oleh ketiga memakan waktu cukup lama. Adanya pergantian personil,
klan atau garis keturunan. Jadi kita menyatakan diri bahwa
kita keturunan matahari,” kata Ndit yang duduk sambil tertawa
temannya.
Masuknya Brian dan Racim bisa dibilang sebuah berkah
pencocokan karakter yang lebih mendalam antara Ndit dan
Puguh dengan Rahim dan Brian, serta lebih nyamannya
perlawanan. Bukan
pasrah ditindas.”
di bangku kafe bernama Monolog, Plaza Senayan, Jakarta, yang terselubung. Karena dinamo musik pada Ndit dan Puguh mereka manggung ketimbang produksi lagu—menjadi
siang itu. yang sempat terhenti akhirnya kembali bekerja. Terlebih beberapa alasan yang mereka ungkapkan. “Kami berempat itu
Mereka memulai semua ini sebelas tahun lalu tepatnya dengan makin ditegaskannya nuansa musik British pada Ndit dulu lebih menikmati saat manggung atau latihan dan kurang
di tahun 2002. Saat itu band ini bernama Alter Ego dan dan Puguh oleh Racim yang memang sudah mempunyai latar menikmati saat rekaman. Tapi kami berpikir, orang yang suka
beranggotakan lima orang. “Dulu kami memainkan dan sering belakang musik British jempolan. “Tapi kami tidak pernah sama lagu kami nggak bisa putar ulang dan hanya nikmatin sudah menemukan karakter main gitarnya yang lebih sangat
bawakan lagu-lagu dari 311, Incubus, sampai Laruku. Terlihat mengklasifikasikan warna musik KarnaTra itu sebagai British saat datang ke show. Itu bisa bikin mereka jadi lupa sama lagu ber-delay nantinya,” ungkap Racim.
sebagai band yang nggak jelas, benar, cuma itu. Karena walaupun influence dari situ memang ada dan cukup kental. dan kami-nya waktu mereka nggak lihat kami. Makanya kami Ndit juga menambahkan bahwa proses album baru
kami masih cari musik seperti apa yang mau kita bikin,” cetus Terserah penilaian orang yang mendengarkan musik kami coba pacu untuk realisasikan album, biar orang nggak lupa KarnaTra ini adalah sebuah proses pembelajaran yang baru
Puguh yang juga menjalani profesi sebagai pengacara di luar saja bagaimana,” ungkap Racim. dan tetap suka,” kata Ndit menjelaskan dengan gamblang. lagi dan berbeda dari sebelumnya. “Kami belajar promosi,
aktivitas bermain musik. KarnaTra secara implisit memang mengakui musik Namun, seolah tidak mau mengulangi keadaan yang belajar produksi album yang lebih baik dari segi sound dan
Tapi seiring berjalan waktu dan proses pencarian formula mereka terpengaruh dengan musik British. Tapi menurut Ndit sama, KarnaTra sekarang memutuskan untuk membuat album materi, sama belajar cara distribusi album yang baik dan benar
musik, akhirnya Alter Ego yang merupakan embrio dari musik yang mereka hasilkan itu bernama ‘warm rock’ atau penuh pertama mereka yang rencanya akan rilis di tahun ini, biar tepat sasaran,” kata Ndit sebelum kembali menambahkan,
KarnaTra hanya tinggal tersisa dua orang, yaitu Ndit dan ‘rock yang hangat.’ “Musik yang kami mainkan familiar, mudah dimulai dengan pelemparan single sebelum album itu rilis di “Kami juga bisa menegaskan bahwa salah satu pembeda
Puguh. Karena kedekatan hubungan pertemanan di antara didengar, nggak terlalu ribet atau aneh juga, tapi pada akhirnya pasaran nantinya. “Album baru nanti bakalan beda banget KarnaTra dengan band lain adalah karena saat dunia itu
keduanya semenjak duduk di bangku SMA, mereka sepakat orang yang mendengarkan musik kami susah mengidentifikasi sama album mini yang sekarang. Kami berempat sudah bergerak maju, kami tetap diam di tempat dan jadi beda
untuk terus melanjutkan apa yang sudah mereka mulai dan musiknya, tapi itu bagus bikin beda dan nggak masalah buat menemukan karakter permainan kami semua seperti apa. sendiri. Kami juga tidak merasa tertinggal dengan keadaan itu
mulai mencari orang baru untuk mengisi pos yang kosong kami,” papar Ndit. “Kalau gue tanya ke orang-orang, KarnaTra Dan kami jauh lebih berkembang dan puas. Contohnya Puguh karena dalam ketertinggalan kami merasa bahagia.”

12 13
EARTH HOUR BEKASI
Masuk ke lingkup yang lebih kecil tapi mempunyai
peranan yang sama besar, komunitas Earth Hour Bekasi atau
biasa disingkat EHBekasi lahir pada tanggal 12 Februari 2012.
“Alasan awal terciptanya EHB adalah karena permintaan.
Permintaan yang diminta oleh seorang perwakilan dari Earth
Hour Indonesia bernama Ganjar Wibowo yang sudah menjadi
Earth Hour Champion untuk membuat Earth Hour region
Bekasi,” kata Ferlan.
Ferlan pun menambahkan bahwa seseorang bisa disebut
Earth Hour Champion karena dia sudah sangat paham betul
tentang apa itu Earth Hour serta menjadi semacam perwakilan
langsung yang ditunjuk oleh Earth Hour Pusat dan WWF.
Setelah ditelisik lebih jauh, Ganjar Wibowo sendiri ternyata
WHEN THE LIGHTS GO OUT
adalah kakak kelas dari Ferlan semasa mereka kuliah di
kampus STMIK Bani Saleh Bekasi. Dan kampus itu pula yang Kontribusi sebuah komunitas di Bekasi untuk
menjadi kawah candradimuka dari Earth Hour Bekasi. melestarikan lingkungan hidup
Kegiatan Earth Hour memang identik dengan
penghematan tenaga listrik dan biasa dirayakan atau dijalankan
secara massal pada akhir bulan Maret tiap tahun nya. Sebuah
“Kita seperti tertampar
pertanyaan besar pun muncul: Apa yang dilakukan komunitas
dengan predikat
PERLUASAN AKTIVISME
Earth Hour khususnya Earth Hour Bekasi saat menunggu
momen besar itu terjadi tiap tahunnya? Ferlan pun punya
jawaban yang tegas. “Selain mengampanyekan soal hemat yang diberikan oleh
kementrian lingkungan
energi, komunitas Earth Hour Bekasi juga menggarap sebuah

EARTH HOUR BEKASI


isu penting lain untuk meningkatkan kesadaran masyarakat,
yaitu tentang isu penghijauan lingkungan,” kata Ferlan.
Mengangkat isu penghijauan memang dirasa tepat.
Karena seperti sudah diketahui lahan hijau makin hari makin
hidup dengan
Dari kampanye soal penghematan listrik, merambah ke sedikit, apalagi di wilayah kota Bekasi sendiri. “Kita lakukan
menetapkan kota Bekasi
kegiatan penanaman pohon dan pembuatan lubang biopori.
problema sampah kota dan lahan hijau
OLEH ANDREW MAHARDIKA
Atau kita juga mengajak masyarakat untuk bisa mengelola
sampah mereka sendiri karena sampah terbukti menjadi sebagai kota terkotor di
Indonesia.”
masalah akut yang susah diselesaikan,” papar Ferlan
dan kemudian melanjutkan, “Soal sampah, kita memang

“M
odern man, evolutionary betrayer/ Modern man, dari masyarakat di kota Bekasi. Sebuah kota yang memang sedikit lebih menajam. Di 2013 ini, kita coba masuk hingga
ecosystem destroyer/ Modern man, destroy bukan menjadi kota pencetus pergerakan ini, karena induk tingkatan pelajar sehingga kita buat kegiatan yang bernama
yourself in shame…” Begitulah manusia modern komunitasnya berada di kota Jakarta, serta dinobatkan Green Tour School untuk mendidik anak-anak sekolah agar mencegat bapak walikota dari rumahnya buat sekadar ngobrol
digambarkan oleh band punk rock ikonik Bad menjadi yang pertama di Indonesia pada tahun 2009. “Earth lebih memperhatikan soal sampah yang bisa menimbulkan soal pergerakan kita. Akhirnya kita berhasil dan dapat ‘surat
Religion sebagai pengkhianat proses evolusi dan penghancur Hour itu base-nya komunitas, bukan organisasi atau LSM masalah. Kita jemput bola mendatangi sekolah-sekolah untuk sakti’ itu,” katanya.
lingkungan hidup, yang secara sadar ataupun tidak juga telah yang mengikat dan tidak ada badan hukumnya. Jadi siapapun memberikan penyuluhan.” Walaupun mereka juga cukup aktif dalam isu selain
menghancurkan dirinya sendiri. Apabila kita ingin membuat yang mau bergabung dan ikut berkampanye silakan saja. Asal Ferlan juga mendapatkan fakta soal sampah di Bekasi. penghematan energi, tapi mereka tidak langsung meninggalkan
catatan berisi semua aspek kehidupan manusia modern yang sudah punya green lifestyle atau gaya hidup hijau. Contoh Menurutnya jika permasalahan sampah di Bekasi tidak persoalan tersebut. Buktinya mereka sudah mempersiapkan
berpotensi mengganggu, atau bahkan merusak keseimbangan simple-nya tidak membuang sampah sembarangan,” ungkap menemukan jalan keluar maka per delapan bulan akan apa yang akan mereka buat untuk memperingati Earth Hour
ekosistem, rasa-rasanya laman ini tidak akan cukup. Tapi kita lajang yang biasa disapa Ferlan itu. ada pembebasan lahan lagi untuk memperluas tempat Day di bulan ini. “Rencananya kita akan buat acara mematikan
akan memulai dari salah satunya yang paling mendasar dan Awalnya komunitas Earth Hour hanyalah sebuah inisiasi pembuangan sampah terakhir. Fakta tersebut didapatkan lampu dengan wilayah yang lebih luas dan besar dari tahun
tampak mustahil terpisahkan dari kehidupan manusia yang perilaku mematikan lampu selama satu jam dalam satu waktu dari ketua bagian persampahan yang ada di Bantar Gebang, kemarin yang diadakan di daerah Harapan Indah. Menurut
disebut oleh Bad Religion dalam sambungan bait lirik “Modern untuk penghematan energi listrik dari dua orang mahasiswa sebuah kerajaan sampah terbesar di Bekasi. “Kenapa kita hasil perhitungan PLN, tahun kemarin wilayah yang ikut
Man” tadi sebagai “contoh menyedihkan dari warisan organik di Australia yang didukung oleh teman-temannya. Setelah itu, concern sama masalah sampah juga karena kita seperti mematikan lampu selama satu jam di Bekasi bisa menghemat
Bumi,” yaitu: listrik. perilaku tersebut coba dijalarkan ke berbagai negara lewat tertampar dengan predikat yang diberikan oleh kementrian energi listrik sebesar 1.9 Mega watt,” terang Ferlan.
Bisa dibayangkan jika tidak ada daya energi listrik, betapa WWF (World Wide Fund for Nature) yang mempunyai tujuan lingkungan hidup dengan menetapkan kota Bekasi sebagai Dengan semua usaha yang sudah dijalankan seperti
banyak hal yang tidak bisa dilakukan di jaman sekarang ini. menghentikan dan memperbaiki kerusakan lingkungan yang kota terkotor di Indonesia,” cetus Ferlan. kampanye penghematan energi dan upaya penghijauan lahan
Meski sebagian besar kita juga tidak menyadari berapa watt terjadi, serta membangun masa depan, di mana manusia Pergerakan-pergerakan militan yang dilakukan secara kota, Earth Hour Bekasi merasa sudah mendapatkan sedikit
listrik yang kita gunakan tiap detiknya. Kita mungkin belum hidup selaras dengan alam. kelompok itu akhirnya mendapatkan perhatian dari pemerintah. pencapaian keberhasilan dari apa yang mereka lakukan,
sepenuhnya sadar untuk melakukan penghematan listrik, Setelah bersinergi dengan WWF, akhirnya komunitas Buktinya setiap kegiatan yang mereka adakan mendapat minimal di kota Bekasi sendiri. Salah satunya adalah orang-
karena pemakaian daya listrik itu sendiri seringkali tidak Earth Hour berada dibawah naungan mereka untuk berjalan dukungan baik berupa donasi maupun dukungan secara moril. orang sudah banyak tahu dan mendukung tentang kegiatan
terukur. Kecuali dari surat tagihan rekening listrik yang bisa beriringan dalam usaha mensejahterakan alam. Tapi kenapa “Kita punya ‘surat sakti’ yang dikasih sama walikota Rahmad mereka. Itu berarti pesan atau kampanye yang mereka bawa
menerangkan nominal biaya pemakaian. Jika jumlah angkanya akhirnya dengan WWF? “Karena komunitas ini cuma bisa Effendi, yang dipergunakan ketika kita akan mengadakan sudah sampai ke masyaratakat. “Kita lakukan ini semua tanpa
di atas rata-rata maka bisa dipastikan itu adalah hasil dari mengampanyekan dalam pergerakannya dan tidak punya sebuah kegiatan. Itu bisa dibilang juga sebuah bukti jaminan mengharapkan imbalan atau bayaran. Kita semua melakukan
Foto: Dok. Pribadi

pemakaian yang berlebih. legalitas, sedangkan WWF mempunyai legalitas. Landasannya tertulis dari pemerintah untuk selalu mendukung kegiatan ini karena kita senang dan mau kota yang kita tempati ini lebih
Nova Muhammad Ferlansyah yang berstatus sebagai juga sama, jadi ketika kegiatan positif yang kita lakukan ingin positif yang kita buat,” ungkap Ferlan sembari tertawa. baik. Senyum dan rasa terimakasih dari orang-orang yang
koordinator sebuah komunitas bernama Earth Hour Bekasi mencapai ke sebuah instansi maka WWF yang membantu. Itu Ferlan pun menjelaskan bagaimana cara Earth Hour Bekasi senang dengan keberadaan kita itu bayaran yang paling besar
gencar mengampanyakan penghematan listrik yang dimulai salah satu contoh kasusnya,” jawab Ferlan. mendapatkan surat tersebut. “Satu waktu kita pernah nekad buat kita,” tutup Ferlan.

14 15
RULLY SHABARA
Vokalis Zoo bicara soal Zugrafi, struktur musik mereka
dan seputar album Prasasti
OLEH RAMA WIRAWAN ∙ FOTO OLEH AGUNG RAHMADSYAH

L
ahir di kota pelajar Yogyakarta seakan telah Menciptakan suatu aksara sendiri tentu bukan
memberikan kredibilitas tersendiri bagi Zoo untuk pekerjaan mudah dan sebentar. Apa ada hal-hal lain
disebut-sebut sebagai grup musik pengusung langgam yang membuat penciptaan Zugrafi begitu mendesak
rock eksperimental. Artinya, disadari ataupun tidak, bagi Anda, selain karena memang itu merupakan
orang akan lebih memberikan perhatian serius dan selanjutnya elemen penguat album Prasasti? Berapa lama Anda
berusaha untuk memahami saat orang-orang dengan citra merancangnya dan menggunakan apa?
pelajar ini berbicara dalam bahasa musik yang ketukan- Sama seperti keputusan untuk menerjemahkan lirik
ketukannya matematis, maupun ketika merilis Prasasti pada ke berbagai bahasa lokal, penciptaan Zugrafi pun sudah
penghujung 2012 lalu yang, mengutip dari rilis pers di situs dimulai bahkan sebelum materi lagu dibakukan. Awalnya
Yes No Wave, netlabel yang menaungi mereka, “berisikan Zugrafi hendak ditulis tangan pada lembar kertas yang ada
sebelas lagu berkomposisi dan sebelas lagu improvisasi.” dalam kemasan, tapi tidak praktis dan hanya akan menjadi
Prasasti adalah album penuh kedua Zoo, setelah album penuh hiasan sama seperti ilustrasi grafis yang biasanya ada dalam
pertama mereka Trilogi Peradaban dirilis pada tahun 2009 kemasan album band pada umumnya. Itu sebabnya saya
silam. Semenjak dari Trilogi Peradaban, Zoo memang sudah putuskan untuk membakukannya dengan menggunakan
menaruh perhatiannya pada tema peradaban. Di Prasasti kali software pembuat font agar bisa menjadi aksara yang nyata
ini Zoo masih mengungkit tema yang sama, namun terasa serta menjadi warisan Zoo yang bisa dipergunakan secara
lebih intens karena memang lebih menekankan pada satu bebas.
elemennya, yaitu: bahasa. Rully Shabara Herman, sang Anda menggunakan aneka ragam bahasa daerah
vokalis, lirikus dan salah satu pendiri Zoo, bahkan sampai di album Prasasti. Bahasa daerah mana saja dan
menciptakan aksara khusus untuk penulisan lirik yang diberi seperti apa proses riset yang Anda dan Zoo tempuh
nama Zugrafi. Bukan itu saja. Syair lagu-lagu di dalam album untuk mempelajari bahasa-bahasa tersebut?
yang format fisiknya dikemas dengan batu granit seberat 1.7 Prosesnya sudah dimulai tidak lama setelah rilis Trilogi
kilogram ini, menggunakan aneka ragam bahasa Nusantara. Peradaban karena lirik sebenarnya sudah siap waktu itu.
Berikut ini adalah hasil tanya-jawab dengan sang vokalis, Saya kemudian mulai menawarkan lewat grup Facebook
yang pada tahun 2010 silam juga sempat membuat album Zoo (sekarang sudah tidak ada) orang-orang yang bersedia
kolaborasi bertajuk Senyawa bersama musikus etnik asal menejemahkan lirik-lirik Zoo ke dalam berbagai bahasa
Malang, Wukir Suryadi. daerah. Ternyata lumayan banyak yang merespons sehingga

17
RULLY SHABARA
harus saya sortir. Akhirnya terpilihlah bahasa Aceh, Komering, tradisional ke musik rock apalagi sebaliknya. Itu mungkin
Bugis, Dayak Tidung, Kawi, Lombok Sasak, Kaili, Banjar, metode yang diterapkan banyak band world music pada
Minang, termasuk juga Batak Toba yang lagunya lebih dulu umumnya yang sekadar menambahkan instrumen dan sound
jadi dan dirilis menjadi single “Bambu Runcing” di album modern pada musik tradisional atau banyak band yang
kompilasi Jogja Istimewa. Awalnya lagu itu juga direncanakan mengaku kontemporer padahal hanya sekadar menambahkan
sebagai salah satu materi untuk Prasasti. Tidak ada riset yang alat musik tradisional pada musik modern mereka.
ribet dalam prosesnya, saya hanya meminta para penerjemah Zoo adalah band yang berisi anak muda yang tentu
ini untuk membantu dalam hal pelafalan dan penyesuaian menyukai musik barat dan musik modern tapi juga lahir
makna. Kesulitan terbesarnya tentu saja mempelajari cengkok dan besar di Indonesia, maka tidak bisa dipungkiri nada-
yang khas dari tiap bahasa ini. Namun, karena kami tidak nada tradisional, cengkok dan aksen lokal memang ada dan
berniat membuat lagu tradisional, maka saya putuskan hidup di ingatan kami. Jadi, kedua unsur ini sudah berbaur
untuk tidak perlu memusingkannya. Yang kami lakukan menjadi satu. Kebetulan saja, kami sadar itu sehingga bisa
toh hanya bereksperimen dengan bahasa-bahasa ini dan memanfaatkannya.
menerapkannya ke rumus musik Zoo. Jadi, lebih baik segera Saya juga bisa bicara teknis untuk membuktikan bahwa
saja menjadikannya karya daripada berlama-lama melakukan ketukan-ketukan di lagu Zoo yang terdengar begitu modern
riset. sebenarnya tak berbeda dengan ketukan-ketukan yang ada di
Ceritakan sedikit tentang masa kecil Anda serta musik primitif atau tradisional. Begitu juga cara bernyanyi yang
salah satu fase yang paling berpengaruh dalam kadang sudah tidak bisa lagi dibilang terilhami cara bernyanyi
membentuk karakter seorang Rully Shabara modern atau tradisional, karena memang kedua hal itu sudah
Herman, sang arsitek musik Zoo. menjadi satu. Mengenai riset tentang musik tradisional, saya
Sebenarnya musik Zoo adalah hasil perpaduan kreativitas merasa tidak perlu melakukan itu untuk menciptakan musik
semua personelnya, saya hanya merancang konsep besarnya. Zoo, karena memang kami bukan berusaha membuat musik
Untuk bisa menjawab pertanyaan soal fase di masa kecil tradisional.
ini, saya harus merenung dulu, karena karakter siapa pun Saya melihat Zoo sebagai sebuah proyek ambisius.
terbentuk secara alami dan berangsur secara tidak disadari. Bukan hanya karena telah berhasil menciptakan
Namun, memang ada fase di masa kecil saya yang kurang musik yang distingtif, tapi juga karena apa yang
menyenangkan sehingga membuat musik atau kesenian Zoo lakukan dengan Prasasti seperti meneruskan
menjadi pilihan kegemaran yang positif. upaya “penafsiran kisah peradaban manusia ke
Lingkar sosial apa saja yang Anda sudah masuki dalam musik” sejak dari Trilogi Peradaban, namun
dan kemudian membentuk Anda selama ini dalam kali ini semakin spesifik. Seperti apa Anda melihat
mengejar ketertarikan Anda pada musik atau Zoo sejauh ini?
kesenian? Karena baru dua album, mungkin kebanyakan orang
Saya tumbuh besar di banyak kota dan mulai menetap masih belum bisa membaca maksud Zoo. Banyak bahkan
di Jogja sejak 1995. Saya bisa dengan yakin mengatakan yang baru belajar membiasakan diri. Album Trilogi Peradaban
bahwa Jogja dan segala macam jenis lingkar sosialnya adalah semacam pengantar, pengenalan, pendahuluan. Ada
sangat mendukung tumbuhnya minat dan pancingan sebabnya album itu dibagi menjadi tiga babak yang mundur.
akan berkesenian. Jika Anda benar ingin tahu apa yang Semuanya demi memberi kesan kita menempuh perjalanan
melatarbelakangi sisi kreatif saya, jawaban saya: Jogja. kembali ke awal peradaban, lalu di album Prasasti kita memulai
Soal arsitektur musik Zoo: apakah struktur musik kembali namun kali ini sudah berbekal pengalaman yang kita
yang kompleks menurut Anda merupakan media lalui sebelumnya. Seolah manusia modern yang terlempar ke
paling tepat dalam menyampaikan gagasan yang awal peradaban, banyak hal yang harus ia bangun kembali
Anda miliki? untuk membentuk peradaban, salah satunya bahasa. Inilah
Tidak harus musik yang kompleks. Musik Zoo tidak pernah fungsi album Prasasti, yaitu sebagai tonggak awal. Di album-
dirancang agar menjadi kompleks, strukturnya terbentuk album selanjutnya, kami akan meneruskan konsep ini dengan
murni dari karakter permainan masing-masing personelnya. mengambil elemen-elemen peradaban yang lain. Saya tahu
Untuk menjawab pertanyaan, media paling tepat untuk penjelasan ini terdengar mengada-ada dan begitu ribet, tapi
menyampaikan gagasan Zoo adalah musik yang berprogresi, memang seperti itu konsep yang kami rancang untuk Zoo.

KARTIKA JAHJA
musik yang tak pernah membatasi diri akan kemungkinan Sejauh ini yang tercapai baru secuil. Sebenarnya kami tidak
dan peluang. Itu sebabnya saya sering tidak bersemangat mengharuskan orang untuk paham apalagi memusingkan
menjawab pertanyaan seperti “apa genre atau aliran musik muatan yang ada di balik Zoo, cukup nikmati saja musiknya
kalian?” Genre atau pengkategorian aliran mungkin berguna dan silakan menafsirkan sendiri sesuka hati. Namun bagi yang
di era 60-an sampai 80-an, tapi menurut saya itu sudah tidak
relevan di jaman sekarang. Sekali lagi, musik yang tepat untuk
tetap gelisah dan haus wacana, baca saja jawaban saya di
wawancara-wawancara seperti ini. Vokalis Tika and the Dissidents berbicara soal kekerasan
menyampaikan gagasan Zoo adalah musik yang bebas, yang
tidak terkungkung oleh genre atau jenis aliran.
Seperti apa Anda melihat kehidupan masyarakat
modern hari ini dan pesan apa yang ingin Zoo seksual yang pernah dialaminya dan aktivismenya dalam
Dari semua album Zoo, selalu ada elemen-elemen
musik tradisional di dalamnya. Apa yang mendasari
sampaikan kepada masyarakat modern itu melalui
musiknya?
melawan hal tersebut
ketertarikan Anda pada musik tradisional? Riset- Masyarakat modern saat ini adalah masyarakat yang OLEH LISA BOY ∙ FOTO OLEH YOSE RIANDI
riset seperti apa saja yang Anda tempuh sebelum percaya diri dan bisa mewujudkan hampir segalanya. Musik
memasukkan elemen-elemen tradisional itu ke Zoo tidak berusaha menyampaikan pesan tertentu kepada
bangunan musik Zoo? masyarakat modern, melainkan hanya berusaha menjadi
Kami tidak berusaha mengaplikasikan struktur musik cerminan.

18 19
KARTIKA JAHJA

“I
ni suaraku, tubuhku, ceritaku/ Kan kuteriakkan,

“Pembawa acara masih


kenakan, pilihanku/ Ini tubuhku sahabatku/ Laki-laki...
Tanpa ijinku... Tak masuk ke wilayahku…”
Penggalan lagu di atas memang belum utuh. Lagu ini
liriknya ditulis oleh Tika, sang vokalis Tika and The Dissidents
dan nantinya akan ada di album kedua mereka (album
suka menyebutkan ‘Band
keempat, jika dihitung sejak sebelum Tika bertransformasi
menjadi Tika and The Dissidents) yang sampai sekarang
dengan vokalis perempuan,
masih dalam proses penyelesaian.
Pemilik nama lengkap Kartika Jahja ini bukanlah sosok
bla bla bla.’ Kenapa
asing bagi kita yang menyukai musik-musik tak biasa
tentunya, yang jauh berbeda dari apa yang sering muncul
coba dengan vokalis
di saluran lokal layar kaca kita. Selain suaranya yang unik
dan kepiawaiannya dalam menulis lirik, jebolan Art Institute of perempuan? Kenapa
Seattle ini juga dikenal sebagai penulis lepas, pemilik Kedai
café dan juga aktris (salah satu filmnya adalah PintuTerlarang tidak disebut vokalis saja
tanpa harus ada embel-
garapan Joko Anwar).
Menyaksikan Tika memainkan suaranya secara langsung,
bagi sebagian besar dari kita adalah anugerah tersendiri,
kejadian langka yang begitu kita syukuri dan kadang berujung embel perempuan di
pada kalimat “Akhirnya gue bisa lihat dan dengar Tika nyanyi
secara langsung (lagi),” sambil diimbuhi rona wajah berseri.
Jadi, ketika PLAK! bertemu dengannya tak sengaja,
belakangnya?”
tentu saja kesempatan emas yang didapat tak dilepas.
Berikut obrolan singkat PLAK! dengan Tika di sela-sela dia Industri musik juga membentuk masyarakat awam kita
melibatkan dirinya dalam kegiatan One Billion Rising (OBR), bahwa penyanyi perempuan itu idealnya harus seperti “A”
yaitu suatu kampanye gerakan global yang dilakukan di lebih atau “B” seperti template yang mereka sodorkan, baik dari segi
dari 202 negara di berbagai belahan dunia untuk menghentikan penampilan maupun musiknya. Gue pernah disangka sebagai
kekerasan dan pemerkosaan terhadap perempuan, yang manajer band gue sendiri sama yang bikin acara di salah satu
digelar bersamaan dengan perayaan hari Valentine, 14 televisi hanya karena penampilan gue menurut mereka bukan
Februari setiap tahunnya. seperti penyanyi. “Oh, ini mbak Tikanya, ya? Penampilannya
kayak bukan penyanyi soalnya,” itu kalimat yang terucap dari
Pernah kah Anda mengalami kekerasan seksual mereka.
selama bermusik? Kata-kata “bukan penyanyi” itu kan sebenarnya juga
Pernah. Waktu itu gue sama band lagi tur di Jogja, terus bentuk pelecehan. Memangnya penyanyi itu harus seperti apa
ada cowok mabok yang lantas masturbasi depan panggung penampilannya? Selain itu, perempuan juga masih dipandang
saat gue sama band tampil. Sebentar memang, karena cowok berbeda. Lihat saja, pembawa acara masih suka menyebutkan
itu langsung diamanin. Cuma, gue sempat syok saat itu, tapi “Band dengan vokalis perempuan, bla bla bla.” Kenapa coba
gue terus nyanyi sampai kelar. Lo tahu komentar dari orang- dengan vokalis perempuan, ada yang salah gitu dengan
orang sekeliling gue saat itu setelah selesai manggung? perempuan? Kenapa tidak disebut vokalis saja tanpa harus
Ada yang bilang, “Besok-besok kalau nyanyi roknya jangan ada embel-embel perempuan di belakangnya?
pendek-pendek, ya.” Nah, kan, jadi gue yang disalahin. Gue Jadi menurut Tika, One Billion Rising ini adalah hal
mau pakai baju apa kan terserah gue. Gue menyanyi karena yang tepat untuk menyadarkan mereka?
gue buka suara bukan buka celana! Ya, One Billion Rising (OBR) ini hanyalah salah satu
Masih banyak persepsi yang keliru tentang dari banyak cara yang bisa kita lakukan untuk menyadarkan
kekerasaan seksual bahkan di kalangan teman- siapa pun yang kurang begitu peduli atau kurang tahu bahwa
teman atau orang-orang dekat kita. kekerasan apapun bentuknya telah terjadi di sekitar kita.
Yap, bener banget. Kekerasan seksual selama ini masih Bahkan kita mungkin tidak menyadarinya. Dan itu harus
dipahami sebatas perkara fisik saja, misalnya perkosaan dihentikan.
dan penganiayaan. Padahal kan banyak hal lain, seperti OBR mengajak semua orang, baik laki-laki maupun
kekerasaan yang bersifat verbal yang tak hanya dalam bentuk perempuan, aktivis atau bukan, untuk bangkit bersama
gurauan porno, tapi juga gurauan-gurauan yang merendahkan miliaran orang dari berbagai belahan dunia menyuarakan
integritas tubuh kita sebagai perempuan. Diskriminasi terhadap perlawanan lewat tarian. Lewat tarian, kita ingin mengatakan
penyanyi perempuan pun itu juga salah satu bentuk kekerasan bahwa kita berhak atas tubuh kita sendiri, bahwa kita semua
seksual. berhak merasa aman di mana pun kita menginjakkan kaki,
Seperti kasus di Jogja tadi, teman-teman gue malah apapun profesi dan latarbelakang kita. Cara berpakaian kita
melihatnya sebagai sesuatu yang lucu. Lelucon yang bisa bikin tak pernah salah, yang salah adalah cara berpikir kita, cara
mereka tertawa-tawa saat kembali menceritakannya. Mereka kita memandang orang lain. Dan inilah waktunya kita bangkit,
menanggapinya sebagai sesuatu yang lumrah, biasa saja dan waktunya kita bersuara, waktunya kita melawan kekerasan
seolah hal itu malah jadi “prestasi” tersendiri buat gue. Inilah tanpa menggunakan kekerasan, karena gue percaya dengan
yang butuh kita sadarkan. Bahwa kekerasaan seksual itu ada perjuangan lengan merangkul, bukan dengan tangan
dalam berbagai bentuk yang kadang kita tidak menyadarinya. mengepal.

20
REPORTASE ROCK & ROLL REPORTASE ROCK & ROLL
Love Garage 2013 bekerja, tak mengurangi keliaran The Brandals memprovokasi hingga seni semakin kehilangan nilai kesakralannya dan jatuh dan lebih banyak bergantung pada nasib baik yang berpihak.
Lapangan parkir eX, Jakarta, 1 Februari 2013 penonton yang didominasi aksi diam menyimak dan bertepuk menjadi sarana hiburan saja. Kehadiran duo folk Endah N Rhesa di salah satu atrium
tangan sekadarnya. Bagi yang belum sadar kelompok apa yang saya bicarakan area tempat makan Kota Kasablanka malam itu memang
Panggung kemudian riuh dengan banyaknya orang serta mereka adalah Zoo, lantas kenapa saya menyebutnya menjadi penyegar dan pemeriah suasana. Karena selidik
perangkat di atas panggung. Adalah konsep Love Garage kelompok musik tradisonal yang bernuansa rock bukan noise, punya selidik, para peserta yang mengikuti acara tersebut
Special Project yang pertama kali digelontorkan tahun ini eksperimental atau math rock yang bersubstansi tradisional, sudah hadir sedari pukul sepuluh pagi untuk mendaftar dan
penyebabnya. Tiga band dengan warna musik yang nyaris seperti yang digaungkan oleh beberapa media? Sederhana setelah itu hanya menunggu, sedangkan acara puncaknya
sama, terutama dalam hal penggunaan synthesizer yang saja, karena Zoo memiliki pamor atau aura seni yang berfungsi baru dimulai sekitar pukul tujuh malam tepat sebelum Endah N
merajalela, menjalin sebuah kolaborasi. Mereka adalah sebagai legitimasi kultural. Rhesa hadir di atas panggung yang berbentuk seperti balkon
Homogenic, Agrikultur dan Rock N’ Roll Mafia yang ditutup Menurut penjelasan di yesnowave.com tentang Zoo, tersebut.
dengan manis oleh atraksi membanting gitar meski tak khususnya album Prasasti: “Syair lagu menggunakan aneka Malam itu, pasangan suami istri itu tampil dengan busana
berujung patahnya gitar. ragam bahasa dari berbagai daerah di Indonesia: Aceh, Bugis, yang kompak guna menunjukan keserasiannya dalam hal tata
Y CONTROL
Keriuhan berikutnya disumbang oleh Ra Ra Riot. Riuh Palembang, Dayak, Lombok, Kawi, Sulawesi Tengah, Banjar, busana. Mereka mengenakan celana panjang model “chino”
Yeah Yeah Yeahs memegang kendali dari hanya pada nama. Karena penonton tidak terpancing untuk dan Minang. Selain itu, Rully sang vokalis dan penulis lagu dengan warna merah marun yang sama untuk bawahan,
atas panggung Love Garage 2013 membuat keriuhan sama sekali. Karena tampaknya penonton menciptakan sebuah aksara yang diberi nama Zugrafi untuk sedangkan untuk atasan Endah memakai baju lengan panjang
“Gue cuma tahu lagunya satu doang,” ujar seorang perempuan yang datang lebih menanti Yeah Yeah Yeahs. Namun, prinsip penulisan lirik.” berwarna abu-abu muda dengan rambut tergerai panjang dan
muda kepada temannya. Dia adalah salah satu dari sekitar peduli setan pun diterapkan oleh Ra Ra Riot. Sambutan Dari secuplik penjelasan di atas, serta merta mengingatkan Rhesa mengenakan sweater berwarna abu-abu juga, namun
2000 penonton yang hadir di Love Garage 2013 di lapangan yang cenderung kalem dari penonton tetap dibayar dengan saya pada sebuah buku yang berjudul Latoa: Satu Lukisan lebih gelap. Lagu-lagu andalan dari album kepunyaan mereka
parkir eX pada 1 Februari 2013 lalu. Lagu yang dimaksud penampilan yang sebaik-baiknya. [YOSE RIANDI] Analitis Terhadap Antropologi-Politik Orang Bugis karya lancar dibawakan dengan apik saat itu, apalagi ditambah
adalah milik Yeah Yeah Yeahs yang menjadi headliner di acara Mattulada, yang pernah saya jumpai di sebuah perpustakaan dengan sedikit gimmick yang menarik di awal lagu maupun
yang sudah berlangsung di tahun ketiga ini. Dan entah berapa Peluncuran Prasasti Zoo Ibukota. Mungkinkah aksara yang diberi nama Zugrafi itu juga
terinspirasi dari sana? Entah, saya belum pernah bertanya
diakhir. Contohnya saat lagu pertama yang berjudul “Tuimbe”
dimainkan. Sesaat sebelum masuk ke intro lagu, Endah N
di antara ribuan penonton tersebut mengalami hal yang sama. [at]Demajors, Jakarta, 25 Januari 2013
Bukan hal yang aneh di masa kini, dimana hadir ke sebuah langsung ke Rully. Rhesa lebih dulu melakukan aksi akapela eksentrik yang
konser bermodal tahu satu lagu dan selebihnya adalah demi Terlepas dari ragam eksperimen yang mereka hamburkan dibarengi dengan aksi Endah dalam memukul-mukul gitarnya
alasan eksistensi. di dalam album Prasasti, (sejauh pengamatan saya) Zoo guna mengeluarkan suara yang menyerupai cajon. Setelah
Tapi tampaknya hal tersebut tak diambil pusing oleh memang terbukti bertanggungjawab terhadap segala itu mereka membawakan satu lagu daerah “Yamko Rambe
Yeah Yeah Yeahs. Peduli setan yang ada dihadapan mereka kemegahan yang disuguhkan dalam Prasasti. Khususnya Yamko” dengan aransemen mereka sendiri. Penonton yang
hanya tahu satu lagu atau bahkan tak tahu satu pun lagu yang disuguhkan di Demajors pada Jumat malam tanggal 25 berada di bawah mereka pun sontak memberikan tepuk
mereka. Yang paling penting adalah bersenang-senang di Januari 2013. tangan yang meriah melihat kecerdasaan dua sejoli tersebut
atas panggung. Karen O tampil liar nan enerjik. Menyanyi Berbekal seperangkat drum, bass beserta efeknya, dalam mendaur ulang lagu daerah menjadi lebih catchy.
dan berteriak. Melompat dan berputar. Mengulum mikropon. keyboard dan alat musik pukul yang saya yakin di desain sendiri Memulai dengan dua lagu yang terdengar ceria, Endah
Sampai membagikan glow stick yang sebelumnya diletakkan oleh mereka. Pertunjukan ini memang tidak ada cacatnya, N Rhesa langung mengubah suasana menjadi melankolis
di antara buah dadanya. kecuali satu: hasil foto yang dihasilkan oleh penonton karena dengan menembangkan salah satu lagu yang berada di
Sementara Nick Zinner setia mengawal dengan permainan kamera tidak diperkenankan menggunakan flash. album Look What We’ve Found dengan judul “Wish you
gitarnya yang dihiasi distorsi dan kocokan nan giras. Beberapa MANUSIA BARU [AGUNG RAHMADSYAH] Were Here.” Sebuah lagu yang bercerita tentang hubungan
kali Zinner mengganti “senjatanya,” dengan salah satunya Beginilah suasana peluncuran album percintaan jarak jauh antara lelaki dan perempuan. “Buat yang
dihiasi oleh stiker bertuliskan “50 Tahun Indonesia Merdeka.” penuh kedua grup musik asal Yogyakarta, Endah N Rhesa pacarannya LDR harus sabar yah mendengarkan lagu ini. Tapi
Tak lupa pula insting fotografernya berbicara. Disempatkannya Zoo, di [at]Demajors, Jakarta Kota Kasablanka, Jakarta, 9 Februari 2013 kami memang sengaja membawakan biar kalian jadi kangen
mengabadikan penonton dengan kamera yang dibawanya. sama pasangannya,” ucap Endah sebelum membawakan lagu
Bagaimana dengan Brian Chase yang berada di balik Dalam buku Musik Modern Dan Ideologi Pasar, C. Teguh tersebut. Aksi mereka pun berlanjut dengan membawakan
perangkat drumnya? Meski terlihat kalem, namun gebukannya Budiarto menuliskan hal yang (menurut saya) efektif untuk sebuah lagu yang terdapat di dalam album kompilasi Radio
tak dapat dipandang enteng. Tidak salah bila dia ditahbiskan mendeskripsikan pendapat saya terhadap kelompok musik Killed the TV Star #001 rilisan Organic Record berjudul
di peringkat 50 dalam daftar The Greatest Drummers of All tradisional bernuansa radical rock. “Liburan Indie” dengan semangat independen yang selalu
Time oleh situs musik Inggris, Gigwise. Meski dengan tehnik Terlepas apakah genre radical rock itu ada atau tidak, saya mereka usung sejak awal kemunculan mereka. Lagu
orthodox grip sebagaimana galibnya populer digunakan oleh tak peduli, saya hanya melihat kalau mereka memperlakukan tersebut memang mempunyai lirik yang cukup unik dengan
musisi jazz, aroma rock tetap terasa dalam setiap pukulannya musik rock dan tradisional dengan cara yang radikal, kejam memasukan nama-nama musisi atau band independen lain
di atas drum. namun beradab. di dalam penceritaan liburan yang dilakukan oleh Endah N
Kemeriahan Love Garage 2013 mencapai puncaknya Sebelum tutur lantur saya semakin tidak karuan, lebih baik Foto: Yose Riandi (Yeah Yeah Yeahs), Agung Rahmadsyah (Zoo) Rhesa sendiri. Selang beberapa saat setelah lagu “Liburan
dengan penampilan Yeah Yeah Yeahs yang membuka aksi saya lekas menyalin apa yang ditulis oleh C. Teguh Budiarto Indie” selesai dimainkan, Endah memberikan kejutan dengan
liarnya ketika menjelang jarum jam menyentuh tengah malam. dalam bukunya yang tipis namun nendang itu. memainkan melodi gitar lagu “Sweet Child O’ Mine” milik
Sebelumnya, di acara yang diadakan oleh Dimension dengan “Aura” seni adalah fungsi kultis dan ritual karya seni. Guns N’ Roses dan menyanyikan beberapa bait lagu tersebut
Sering disebut juga pamor seni. Contohnya adalah suatu
WHEN YOU LOVE SOMEONE untuk disambungkan ke lagu yang membuat penonton galau
Ismaya Live dan Future 10 sebagai promotor itu, dihadirkan
pula beberapa pengisi acara lainnya untuk menjadi hidangan tarian sakral dalam suatu upacara keagamaan atau suku Apapun acaranya, duo Endah N Rhesa berjamaah dan koor berirama dengan lagu “When You Love
pembuka. (zaman yang menekankan mitos dan irasionalitas) dimana tetap tampil romantis Someone.”
Bagi penonton yang menggilai Electronic Dance Music, setiap orang ikut berperan dalam upacara tersebut. Penampilan Endah N Rhesa yang hampir kurang lebih
Foto: Krisna Pratiwi W. (Endah N Rhesa)

ada DJ Onnie, Hogi dan Beni yang menyuguhkan musik Walter Benjamin berusaha meneliti sejarah seni dengan memakan waktu satu jam itu pun ditutup dengan aksi teatrikal
“Acara ini adalah acara promosi. Dan kami ada di sini juga kedua orang berkacamata besar itu dalam memainkan alat
dengan irama yang mengajak penonton menggoyangkan konsep kunci “aura”. Dalam esainya Kunstwerk, ia melihat untuk promosi. Promosi musik kami. Jadi pas acaranya,” kata
badan. Polka Wars yang didaulat sebagai band pembuka bahwa seni tradisional memiliki pamor atau aura seni musik. Rhesa yang tidak banyak bicara dalam penampilan
Endah kepada lebih dari seratus orang yang ada di bawah malam itu bergerak untuk memeluk Endah dari belakang guna
sebagai pemenang dari audisi terbuka menyapa dengan yang berfungsi sebagai legitimasi kultural. Maka seni dan panggung tempat mereka bermain dengan posisi duduk rapi
reaksi penonton yang cenderung dingin. orientasinya tak pernah lepas dari tradisi. bersamaan memainkan gitar dengan posisi yang terlihat agak
di dalam barisan. Orang-orang itu sebenarnya adalah orang- merepotkan, karena Rhesa masih menyangkutkan bass di
The Brandals tampil beda. Gerombolan berandalan Namun dengan munculnya Renaissance, unsur rasio orang yang mencoba peruntungan mereka dalam usaha
rock n’ roll ibukota ini menanggalkan sejenak “kelaki-lakian” mendapatkan tekanan dan seolah menggeser kedudukan bahunya. Tapi dengan latihan yang tampaknya sudah dilakukan
mendapatkan ponsel pintar seri terbaru keluaran Smartfren rutin di rumah, lagu “Baby It’s You” yang terakhir dibawakan itu
mereka. Semua personel, kecuali Rully, memutuskan untuk dunia irrasional. Maka sejak itu dunia mengalami sekularisasi. yang hari itu dibagikan secara cuma-cuma dan berjumlah
tampil cantik dan seksi dengan berdandan a la drag queen. Musik pun tak luput dari proses sekularisasi itu. Basis-basis menjadi lagu penutup yang sempurna dari penampilan Endah
seratus buah. Walaupun akan dibagikan gratis, ada ketentuan N Rhesa guna memberikan hiburan audio visual kepada para
Eka tampil seksi mengenakan wig pirang dan dibalut baby kultis dan ritual musik terpangkas. Aura seni pun hilang. yang harus mereka ikuti terlebih dahulu untuk menjadi peserta
doll berwarna shock pink serta fishnet stocking yang menutupi Semenara itu industri seni pada zaman modern semakin peserta acara bagi-bagi 100 ponsel gratis tersebut.
dalam acara tersebut seperti melakukan registrasi sebelumnya [ANDREW MAHARDIKA]
kakinya. Meski terganggu oleh mikrofon yang kerap mogok gencar. Banyak barang seni yang direproduksi secara massal

22 23
REPORTASE ROCK & ROLL RESENSI SINGLE RESENSI ALBUM
Saterground36 Vol. 2 PISTON ZORV album mini pertama milik Sigmun yang juga bernama Cerebro.
Kafe Toejoeh9, Kemang, 16 Februari 2013 “Kidung Gelanggang Tubruk”
Savage Jika Sigmun mencoba mengaplikasikan fungsi alat tersebut di
Format: Digital Download
http://www.derupiston.org Label: Wellsatin Records album ini, maka mereka telah berhasil membuat aktivitas otak
Nilai: 3 dari 5 Format: CD orang yang mendengarkan musik mereka untuk menembus
Nilai: 4 dari 5 batas tertentu secara imajinatif. Di mulai dengan lagu pertama
Sejak merilis album mini Deru pada yang juga berjudul “Cerebro,” di mana suara-suara latar
2012 lalu, Piston sudah menyatakan Berkiblat pada Nirvana, Melvins ambience yang digabung dengan distorsi gitar bertempo
diri sebagai band punk lewat
musiknya yang ngebut, tapi pada saat yang sama sebagai dan Pearl Jam lambat tanpa adanya suara vokal bisa membuat pendengarnya
band heavy metal melalui sound gitarnya yang berat di dalam seperti bebas berimajinasi memulai petualangan di alam yang
lagu-lagu yang terstrukturisasi. Melalui rilisan single ganda Trio rocker asal kota pahlawan yang masih menyandang status lain ataupun berada di ruang angkasa yang hampa udara
PROLOGUE Kidung Gelanggang Tubruk, yang berisi sepasang lagu baru mahasiswa ini sepakat membentuk band dengan nama Zorv dan berusaha tetap hidup di dalamnya untuk melanjutkan
Vokalis/ gitaris Fauzan Hammy saat tampil mereka “Kidung Gelanggang Tubruk” dan “The Unsung pada tahun 2011. Mereka percaya bahwa Nirvana, Melvins perjalanan menuju kebebasan dengan mengikuti alur
bersama Heast bandnya yang menjadi sebuah Heroes.” Piston semakin mempertegas warnanya tadi. Suara
dan Pearl Jam adalah kiblat yang benar dalam bermusik. Pada perjalanan hingga track kedua berjudul “The Long Haul.” Track
vokal Argi yang kian parau di single terbaru ini, dengan suatu
“prolog” memukau untuk Saterground36 Vol. 2 tahun 2013, Zorv melepas album perdana mereka Savage kedua ini ini mempunyai suara vokal samar-samar dan seperti
cara, seperti semakin menyatakan bahwa dirinya adalah
Bahkan saat saya masih berada di Kafe Toedjoeh9, Kemang, umat Lemmy Kilmister dan Piston berkiblat pada Motörhead. yang berisikan 12 track. Sebagai lagu pendahuluan, “Savagist” memberikan petunjuk untuk memasuki tahapan selanjutnya ke
pada Sabtu (16/2/2013) malam itu, hal pertama yang sangat Sedangkan, dengan menyisipkan satu lagu cover “Do What dimulai dengan petikan gitar akustik yang dilanjutkan lantunan track ketiga. “Ring of Saturn” yang mempunyai penggambaran
ingin saya lakukan sepulang dari sana adalah mengabarkan You Want” milik band punk rock penting Bad Religion sebagai suara merdu sang vokalis. Situasi berbalik menjadi eksplosif, orang yang sedang melakukan perjalanan luar angkasa itu
kepada dunia, bahwa saya baru saja menemukan sebuah track kedua yang memisahkan sepasang single tadi, juga
“Believe” yang sedikit nge-punk bisa dibilang embrio “Breed” telah berada di suatu tempat baru dengan petunjuk baru dari
band bagus. Heast nama band itu. Mungkin segelintir orang dengan suatu cara, Piston seperti sedang membenarkan
dugaan orang-orang selama ini, bahwa mereka band punk. dari Nirvana. Riff-riff minor beserta kombinasi efek chorus suara vokal yang lebih jelas terdengar di awal dan sound yang
yang cukup rajin datang ke gig-gig kecil, sudah pernah
menyaksikan mereka tampil beberapa kali (Berapa kali “Kidung Gelanggang Tubruk” sendiri merupakan lagu yang dan flanger di lagu “Wealth” sudah terasa sejak awal lagu lebih eksperimental tapi masih dengan nuansa yang sama
tepatnya mereka pernah tampil sebelumnya, jujur, saya interaktif dan akan punya kedekatan karena liriknya yang ini dimainkan. Tempo masih terjaga dan permainan efek dengan sebelumnya. Hingga akhirnya tiba di level terakhir
tidak tahu. Semenjak band ini terbentuk pada tahun 2011 padu padan dengan komposisi musik serta tempo-tempo di chorus plus flanger masih terasa dalam lagu “Each.” Setelah untuk kembali menjadi normal dan sadar dari alam imajinernya
dan kemudian sempat vakum, hingga akhirnya kembali aktif dalamnya. Seperti misalnya saat hendak masuk ke verse ke
itu, tempo sedikit turun pada “Mud” dan semakin menurun dengan nuansa blues yang kental (dan nuansa itu pula seolah
dengan susunan personel baru). Namun, malam hari itu, dua, semua instrumen mute, dan Argi meneriakkan “Percepat
lagi…” dan kemudian irama berubah menjadi d-beat. Ini di “Lore.” Kombinasi seruling dan genjrengan gitar akustik menegaskan judulnya yang seperti ingin menjadi suami dari
kharisma Heast tampak sedang menyala-nyala. Cukup terang
sehingga mampu membuat gitaris dari Daud menyatakan adalah suatu formula lagu yang akan berhasil mengacak-acak pada track “Saudade” menjadikan lagu tersebut sebagai lagu karya Pink Floyd di tahun 1970 silam) berjudul “Atom Heart
resmi menjadi penggemar mereka. kerumunan penonton di gig-gig. [RAMA WIRAWAN] dengan format akustik yang kedua dalam album ini. Tiba-tiba Father.” [ANDREW MAHARDIKA]
Heast adalah salah satu band penampil dalam sebuah tempo menjadi naik, dengan riff-riff gitar yang mencekam dan
gig kecil bertajuk Saterground36 volume 2, selenggaraan suara serak sang vokalis, “Axiom” memiliki reff yang sangat BALCONY
DEAR NANCY
anak-anak muda yang menamakan dirinya 36management.
“Time Will Tell” provokatif. Irama-irama punk rock kembali bergema pada Balcony EP
Saterground36 volume 2 menampilkan tiga band asal kota
Format: Digital Download “Handcuffs.” Kerennya, akhir dari lagu ini dibuat ‘ngeselin.’ Label: Die Trying Recs
Bandung (Vrosk, Daud dan Gaung) dan dua band asal kota
Jakarta (Matiasu dan Heast). http://rollingstone.co.id Lagi-lagi tempo diturunkan, “Silvan” dibuat dengan riff-riff Format: CD
Saya sempat merendahkan ekspektasi saat empat Nilai: 3 dari 5 gitar yang sederhana namun melodius. Teriakan amarah sang Nilai: 4 dari 5
personel Heast naik ke atas panggung dan bersiap untuk vokalis yang diulang-ulang pada bagian reff “Eternalist” mampu
membuka acara. Namun, gestur kharismatik dan penuh Jika suatu saat berniat untuk
mendukung suasana gloomy yang diciptakan. Sebagai lagu Balcony mau diapakan pun tetap
percaya diri sang gitaris yang berperawakan seperti seorang pergi berlibur dan berencana
penutup, “Violet” didendangkan dengan tempo yang sedikit Balcony
nerd dengan kacamata bingkai tebal yang mengingatkan pada menghabiskan waktu liburan itu
Buddy Holy, Rivers Cuomo atau Ben Folds dan berambut dengan duduk bersantai di pinggir pantai untuk sekedar pelan namun masih memiliki gebukan-gebukan drum yang liar
seperti komedian lawas James R Lapian dari grup Pancaran menghitamkan kulit atau melepaskan penat yang ada di dan bertenaga. [MALIK GANIS ILMAN] Saya ingat saat hendak membeli album Death Magnetic
Sinar Petromaks itu, sempat memancing keingintahuan saya kepala sendirian, janganlah lupa untuk sekalian membawa alat milik Metallica di tahun 2008. Album tersebut menjadi album
tentang apa yang ia dan kawanannya bisa perbuat di atas pemutar musik yang kamu punya dan mainkan single kedua SIGMUN pertama mereka dalam lima tahun pasca album sebelumnya,
sana. Secara mengejutkan, band ini membuka penampilannya dari album perdana Dear Nancy, Love, yang berjudul “Time Cerebro
melalui sebuah sesi soundcheck yang memukau, yaitu St. Anger (2003). Ada sebuah percakapan kecil terjadi antara
Will Tell” ini. Mengapa? Karena lagu bernuansa akustik satu ini Label: Bronze Medal & Yes No Wave saya dan seorang penjaga di toko CD itu, yang akhirnya
dengan memainkan secuplik instrumental “Sonic Prayer”
sangat cocok untuk menambah perasaan santai yang sedang Format: CD & Digital Download
milik Earthless yang memberi ruang pada mereka untuk meyakinkan saya untuk membeli tanpa memerlukan mencoba
dinikmati. Dengan gabungan kocokan serta petikan harmonis Nilai: 3 dari 5
menunjukkan energi melalui riff dan irama yang menandak- lagi. Saya bertanya, apakah ia sudah mendengarkan dan
nandak, serta permainan gitar melodi dengan efek meruang dari suara gitar plus dipadu ketukan perkusi yang dimulai sejak
intro, lagu ini langsung memberikan sentuhan musik Hawaii seperti apa penilaiannya? Dan sang penjaga toko hanya
nan psikedelis. Heast malam itu juga membawakan tiga lagu Album yang merangsang daya
mereka sendiri yang juga sama membakarnya dengan ketika mendayu dayu seolah mengikuti semilir angin pantai yang menjawab, “Metallica mau diapakan pun tetap Metallica.”
sedang berhembus. Belum lagi saat kemerduan kolaborasi khayal dengan perjalanan kosmik Jawaban yang membuat saya tertegun sejenak dan merasa
mereka membawa dua lagu cover lainnya, yaitu “Broke Down”
dari Radio Moscow dan “Cherry Red” dari Groundhogs. suara vokalis Wemmie Lopulalan bersama Mian Meuthia sang sedikit bersalah telah sempat meragukan salah satu band
Foto: Rama Wirawan (Fauzan Hammy)

Sementara itu, saya hanya bisa memberi apresiasi berupa penyanyi tamu mulai terdengar dari verse pertama. Semuanya Jika kalian adalah penggemar serial komik atau film X-Men, ikonik terbesar di dunia itu. Menurut saya, itulah ukuran
paragrap terakhir ini kepada trio rock psikedelik Gaung yang itu lebih menjadikan lagu ini terasa sempurna. Tapi jika ditelisik pasti kata “cerebro” sudah familiar di otak kalian. Tapi jika tidak keberhasilan sebuah band yang telah lama hidup dan berjalan
memainkan satu lagu panjang (namun masih kurang kompak lebih dalam dari lrik lagunya, sebenarnya lagu ini adalah mengetahuinya, “cerebro” di dalam cerita itu adalah sebuah di atas planet Bumi ini: Yaitu ketika citranya, yang bisa terwakili
satu sama lain), duo doom Matiasu yang malam itu sound-nya lagu yang menceritakan tentang potret sebuah hubungan alat yang dapat memperkuat gelombang getaran hasil aktivitas lewat berbagai aspek dimiliki (bisa suara vokalis, maupun
kurang menendang, band sludge Vrosk yang malam itu sangat percintaan yang tidak lagi harmonis dan lebih baik disudahi.
agresif tapi ampilifikasinya atau akustik ruangnya malam itu otak para penggunanya sehingga bisa menembus batas karakter sound instrumen-instrumennya) dan telah terlanjur
Namun, Dear Nancy sanggup memberikan nuansa lain untuk
agak kurang sesuai dengan konsep mereka, atau juga trio pemikiran tidak normal yang tidak bisa dilakukan orang lain. menempel kuat di kepala para penggemarnya, bisa tetap
lagu yang notabene terkesan kalut dari liriknya menjadi sebuah
doom/ stoner rock potensial Daud yang pemain drumnya (dan Dalam film X-Men, alat itu dipakai oleh profesor Xavier untuk tersuguhkan di setiap album-album terbaru dan memenuhi
lagu yang terdengar ceria. Entah itu suatu kesengajaan untuk
sekaligus mengisi vokal di beberapa lagu) terlihat sedang tidak melacak keberadaan mutan di dunia. Tapi di sini kita tidak
menciptakan kontradiksi, atau justru kegagalan konsep. ekspektasi-ekspektasi penggemar akan citra tadi, meski pada
terlalu sehat. Sehingga, malam itu tampaknya memang mutlak
[ANDREW MAHARDIKA] akan membahas soal X-Men atau profesor Xavier, melainkan saat yang sama mereka mencoba untuk relevan dengan
milik Heast. [RAMA WIRAWAN]

24 25
RESENSI ALBUM RESENSI ALBUM
jaman. Dengan metode seperti itu, sebuah band legendaris kecintaannya pada band-band hardcore punk semacam Youth Eric Alejandro Sitohang dalam mengisi vokal menggunakan MATIASU
akan bisa menjaga sebagian besar penggemar lama mereka of Today atau juga para pelaku sejarah hardcore Amerika di gaya seperti berbicara (bukan “bernyanyi” yang bermain- Doom Dance
untuk tetap loyal dan sekaligus menarik penggemar baru. era 1980 sampai 1986 lainnya seperti 7Seconds, D.O.A., atau main dengan banyak tone) dengan kepatuhan terhadap beat Label: Sonic Funeral
Band cadas lawas dari skena hardcore Bandung, Balcony, YDI karena dua lagu tersebut di atas menggunakan formula layaknya rapping, yang selalu kita dengar dipergunakan Format: CD
telah mencapai keberhasilan itu. Album mini bertajuk Balcony serupa, yaitu percepatan tempo punk rock menjadi lebih oleh banyak band hardcore manapun. Kemudian riff-riff gitar Nilai: 3.5 dari 5
yang dirilis Februari lalu, yang sekaligus menjadi penanda agresif. Di album barunya, Until We Win, band hardcore punk Richard Tambun dan bass Yosephtri Pohan yang sederhana,
resmi kembalinya aktifnya band ini di skena pasca bubar dan lawas (terbentuk tahun 1996) ini menggunakan formula sama dengan pola-pola sederhana juga, patuh mengikuti irama- Persuasif meski pun murung
kemudian reuni kembali, masih bermuatan sedikitnya tiga di sebagian besar materi dari total tujuh lagu di dalamnya. irama drum Zoufy Abdurahman. Terakhir adalah irama drum
aspek Balcony yang telah ada sejak pertama kali mereka Tapi sepanjang pengamatan saya, bukanlah Straight Answer itu sendiri yang gonta ganti sekira tiga pola (Verse, Refrain, Matiasu adalah sebuah band dengan personel dua orang.
menggeliat di dekade 90an: Pertama, tone vokal Baruz masih kalau gagal dalam membuat lagu-lagu yang bisa memancing Bridge) secara teratur dan repetitif—serta penggunaan d-beat Yaitu Iqra Nur Rizky Anggawiria yang bertugas mengisi
lah tone vokal yang mungkin selamanya Anda ingat seperti audiens untuk ikut ber-singalong. Intensi seperti itu sudah pada salah satu bagian beberapa lagu, dan juga irama yang vokal sembari bermain gitar dan Haris Budi Setyawan yang
itu adanya sejak pertama kali Anda mendengar album Instant ditunjukkan kembali sejak track pertama “Small Show Great dikenal dengan istilah “chuga chuga,” jika kita membicarakan bertanggungjawab menjaga irama melalui pukulan-pukulan
Justice (1997). Kedua, efek gitar wah-wah pedal Jojon masih Friends” yang menjadi sebuah tribute untuk skena yang irama itu sendiri secara spesifik. Tapi mari kita coba simak dan tendangan-tendangan di balik drum. Langgam musik
bisa terdengar. Dan ketiga, permainan drum Febby masih tetap mereka hormati. Begitu pula di “These Fist Won’t Run,” sekali lagi lagu-lagu di dalam album ini secara lebih seksama. mereka, bisa langsung kita sebutkan saja di sini, adalah doom/
ketat dan bernafas seperti dahulu (juga masih menggunakan sebuah lagu yang liriknya menjadi pernyataan bahwa band ini Album ini dibuka oleh sebuah track pendek (berdurasi 1 menit sludge metal. Gamblang. Karena memang sudah sangat jelas,
pedal ganda yang pernah ikut meletakkan standar permainan masih tetap kuat setelah 17 tahun berdiri: “Fuck this shit/ We’re 52 detik), yang didahului duabelas detik intro drum bertempo sejelas Anda melihat telapak tangan Anda sendiri (Anda juga
drum bagi drummer band-band hardcore Indonesia di era coming back hard…/ Harder than you think/ You think you can sedang yang diberi efek EQ dengan bass dan treble dibuat bisa baca dari judul album mini ini). Dengan susunan personel
90an, di samping Toto dari Burgerkill dan Marcel dari Puppen). handle us?” Pada track ketiga, “Sudah Pasti Tidak,” Straight minus, menyisakan mid, sehingga terdengar seperti suara dua orang dan langgam musik berat bertempo rendah yang
Karenanya, ketika kali ini Balcony mencoba relevan dengan Answer membuat satu bagian komposisi riff dan drum yang radio tua. Kemudian beat drum bertempo sedang tadi dipulas ber-sound seberat King Kong, sebaiknya jangan langsung
jaman (bisa terdengar terutama dari suara vokalis yang lebih menyenangkan sebelum refrain dan menjadikannya terasa dengan pola riff gitar dan bass yang melodius dan melankolis. membuat Anda segera menyimpulkan bahwa Matiasu adalah
parau dan entah kenapa pada beberapa bagian membuat segar. “Alone No More” adalah komposisi yang sama dengan Semua pola instrumen berubah dan grafik langsung naik Black Cobra-nya Indonesia. Karena Matiasu tidak (atau
saya ingat pada Ivan Scumbag), Balcony rasanya akan bisa lagu-lagu Straight Answer yang siapa saja kenal selama ini, ketika vokal masuk, hingga akhirnya turun lagi kembali ke pola barangkali di album mini ini “belum”) menyuguhkan lagu-lagu
memuaskan dahaga pada penggemar “musik keras” masa kini kecuali sisipan petikan suara gitar melodi di satu key yang introduksi pada bagian refrain, dan, habis di situ. Mendengar dengan tempo menandak-nandak cepat layaknya yang Black
juga. Ada tiga lagu baru dalam album mini berisi total enam lagu sedikit mengingatkan pada band-band new school seperti track ini, sebagai pendengar baru mereka, saya langsung Cobra berikan. Alih-alih menulis lagu-lagu energetik semacam
ini. “Aku Menolak” adalah lagu yang sejak introduksinya saya Snapcase. “Do Your Best and Don’t Worry” akan menjadi lagu berasumsi bahwa Trying To Find adalah band post-hardcore. itu, Matiasu lebih suka untuk bermain murung. Namun, bukan
bayangkan akan berhasil menciptakan kekacauan moshpit yang memancing gemuruh tepuk tangan audiens di gig-gig Akan tetapi ketika memasuki track kedua, “Family,” langsung berarti musik mereka menjadi kekurangan bahan bakar
saat dimainkan secara live. “Koloni Hitam” adalah sebuah seusai lagu ini dimaninkan karena memiliki tanjakan grafik terasa agresivitas a la hardcore punk dengan ketegasan- sehingga tidak dapat menyebabkan api. Simak track pertama
komposisi yang sederhana namun energetik dan mengusung tensi pada satu bagian sebelum refrain dan tak lama kemudian ketegasan iramanya, ketimbang bermain gamang a la post- yang berjudul “After Dark.” Lagu ini dibuka dengan sebuah riff
wacana anarkisme di dalam liriknya. Dan kemudian di “Memoar ditandaskan begitu saja. Straight Answer membawakan lagu hardcore seperti di awal tadi. Menariknya, meskipun begitu, gitar di skala blues (bagi mereka yang sudah bisa menangkap
‘98” Balcony kembali merangkul legenda hip hop subversif berirama punk rock yang ditulis oleh Ina Subs “Punks United ada elemen yang sangat tidak hardcore punk di salah satu amarah terkandung di dalam skala pentatonik blues,
Homicide yang di tahun 2003 pernah juga berkolaborasi (Ina Subs)” dan menjadi semacam penghormatan bagi punk bagian lagu ini. Yaitu bagian solo gitar dengan skill yang semestinya sudah menangkap juga apa yang sedang saya
dengan mereka dalam album split Hymne Penghitam Langit rock, akar dari musik mereka. Penghormatan itu kemudian terlalu canggih untuk ukuran band punk yang umumnya tidak bicarakan) yang sudah lumrah dipergunakan oleh band-band
dan Prosa Tanpa Tuhan (penggemar Herry Sutresna aka Ucok terasa digenapi dengan adanya lagu terakhir “Undefeated memedulikan hal itu. Sampai di sini, saya langsung merasa heavy metal dan turunan-turunannya. Sound gitar yang kotor
Homicide aka Morgue Vanguard tentu tidak akan melewatkan Kids” yang juga berirama punk rock. Kesimpulan: Until We bahwa sekalipun saya harus menyebut Trying To Find sebagai dan lengket laksana lumpur juga membuat nuansa lagu ini
lagu ini untuk memasukkannya ke daftar lagu-lagu dimana Ucok Win adalah upaya Straight Answer untuk menunjukkan dirinya “band hardcore,” maka saya harus menambahkan kata “tidak terasa pekat bahkan sejak bagian awalnya. Kemudian, setelah
terlibat di dalamnya). Sedangkan tiga lainnya (“Spreading the masih ada. Dan dengan usia karier setua itu, seperti menjadi generik” di belakangnya. Elemen “tidak generik” tadi juga bisa dibawa masuk ke bagian verse lagu yang menggunakan pola
Chaos,” “Ini Sudah Cukup” dan “Flower City”) adalah lagu-lagu justifikasi bagi band hardcore punk kesayangan skena lokal ini ditemukan lagi di lagu-lagu lainnya, seperti misalnya pada riff gitar sama seperti di introduksi tadi, tempo drum maha-
lama yang dibawakan dengan energi baru, namun berkualitas untuk bermain bebas di irama-irama yang lain. introduksi “When Love Came” atau pada solo gitar “No Need malas yang berkiblat pada band-band “metal malas” semacam
produksi kekinian. Balcony tentu tidak sebesar Metallica. Tapi [RAMA WIRAWAN] to Be A Hypocrite.” Memang, jika didengar sekilas, enambelas Sleep atau Electric Wizard pun membuat atmosfer lagu ini
dengan karakter-karakter intens band ini yang ternyata masih lagu dari total tujuhbelas lagu di dalam album mereka ini semakin menekan rendah serendah-rendahnya, tapi pada saat
tetap bertahan dan tak lekang jaman, Balcony juga pantas adalah lagu-lagu yang tidak akan membuat hardcore kids yang sama membakar di suatu kedalaman diri. Apalagi, setelah
TRYING TO FIND
mendapat predikat band legendaris dan ikonik. Balcony mau mengernyitkan dahi karena merasa asing, karena tetap verse kedua Matiasu mengubah pola dengan menaikkan tempo
Release Us!
diapakan pun tetap Balcony. [RAMA WIRAWAN] didominasi kuat oleh elemen-elemen seperti disebut di awal sedikit lebih cepat dan juga dengan riff gitar yang berbeda. Lagu
Label: Sepak Terjang! Records
Format: CD tulisan ini tadi. Dan karenanya akan sangat efektif untuk ini menjadi terasa hidup dan punya dinamika karena berhasil
Nilai: 3 dari 5 menciptakan neraka moshpit saat dibawakan di panggung. mempermainkan emosi dan karenanya berhasil menjadi
STRAIGHT ANSWER
Tapi, uniknya, Trying To Find menutup dengan sebuah nomor sesuatu yang persuasif, meski murung. Formula seperti itu
Until We Win
Bukan album hardcore biasa akustik berjudul “Medan City” yang, terdengar dari cara yang digunakan Matiasu untuk tiga lagu lainnya, yaitu “Cult
Label: Armstretch Records
bernyanyi sang vokalisnya, sangat terinspirasi dari Mike Ness, of Serpent,” “Doom Dance” dan “Hallucination.” Nilai lebih
Format: CD
Mudah untuk mendefinisikan Trying To Find di album penuh pentolan band punk rock ikonik Social Distortion. Ini juga yang dari album ini adalah keberhasilan meramu sound sehingga
Nilai: 3.5 dari 5
Release Us! ke dalam satu genre. Jika didengar sambil lalu membuat Trying To Find seperti tidak ingin begitu saja dinilai suara string section yang hanya diisi oleh satu orang gitaris
saja, siapa pun yang akrab dengan musik keras akan bisa sebagai “band hardcore biasa.” Barangkali arti dari “release bisa keluar pula suara bassnya. Dengan menjamurnya band
Berani bermain-main di irama
dengan cepat menyimpulkan bahwa band asal kota Medan, us!” yang menjadi judul album ini juga berarti permintaan doom di Indonesia belakangan ini, Matiasu tampaknya tidak
yang lain
Sumatera Utara, ini adalah band hardcore. Kesimpulan itu bisa Trying To Find untuk dibebaskan dari genre apapun yang usah khawatir akan tertutup pamornya. Karena mereka adalah
diperoleh dari terdapatnya elemen-elemen di dalam sebagian bisa mengikat dan mengungkung kreativitas mereka. Dan sebuah band yang semangat mencari formulanya sendiri.
Bagi yang mengenal dan mencintai Straight Answer dari
besar lagu-lagunya, yang juga terdapat di dalam musik dari mungkin untuk itu juga mereka mengisi kolom ‘genre’ di laman Asalkan tetap mempertahankan itu dan terus mendorong
lagu-lagunya seperti “Hantam Prasangka Buruk” atau
band-band pengusung genre tersebut. Kita bisa mendengar Facebook-nya dengan “Trying To Find.” [RAMA WIRAWAN] batasan-batasan yang ada. [RAMA WIRAWAN]
“Menolak Tunduk (Refuse to Obey)” tentu saja berangkat dari

26 27
RESENSI FILM SUDUTPANDANG
DJANGO UNCHAINED
Sutradara: Quentin Tarantino Soal Sistem ‘Share Ticket’
Pemain: Jamie Foxx, Christoph Waltz, Kerry Washington,
Leonardo DiCaprio Oleh Daniel Octavianus (manajer Super Danger Casper)
S
Nilai: 4 dari 5 hare ticket sebuah istilah dari vokalis cewek, mainkan intro Pee Wee
sistem yang gue tahu sudah Gaskins dan membawakan lagu Vegan.
Menyaksikan (atau menikmati) karya Quentin Tarantino ada dari sekitar tahun 2000an. Namun performance-nya cukup membuat
selalu memiliki kesan tersendiri. Kali ini untuk Django Dan dari katanya saja, ‘share penonton makin liar untuk … melemparkan
Unchained terasa sekali betapa cerdas isi otak Tarantino ticket’ itu berarti pembagian tiket yang botol Aqua ke arah band tersebut. Dan
yang keluar lewat bentuk gambar bergerak. Cerita balas dilakukan untuk membantu gig di yang gue tahu band itu bisa jadi pembuka
dendam dari sisi western ini brilian sekaligus brutal. Ini bisa mana line-up yang main semuanya Burgerkill karena band itu membayar
dibilang a great comeback setelah Inglorious Basterds. membantu untuk menjualkan, share ticket sampai 1,5 juta rupiah dengan
Tarantino seperti sejenis euforia narkotika jenis baru di dengan keikhlasan. Band yang tampil perjanjian tiga lagu! Namun, kenyataannya
bioskop yang membuat orang ketagihan. Ada kemampuan menjual tiket gig ke teman-teman dan pas main cuma satu intro dan satu lagu dan
Tarantino yang bisa membuat Anda percaya dengan apa lingkungan sekitar agar pada tahu beberapa botol Aqua yang melayang serta
FIND MY FREEDOM
yang ada di karyanya. Dan ini makin jelas lewat Django kalau bandnya manggung. hinaan untuk turun dari
Kisah seorang budak yang
Unchained. Jadilah simbiosis mutualisme stage (Hell yeah, waktu
memperjuangkan kebebasan
Django (Jamie Foxx) adalah seorang budak pada yang dijaga dalam kultur “Kenapa band baru sekarang rela mau gue nonton agak ngakak
tahun 1858 yang diangkut pada musim dingin. Ia bertemu dengan mantan dokter gigi misterius, King Schultz (Christoph Waltz).
Teman baru Django ini memberi sensasi kebebasan baru dengan kejutan.
pertemanan yang sangat
baik. Dan share ticket tersebut
dibodohi sistem share ticket yang buruk sih). Gue akuin band gue
ini Super Danger Casper
Django bercerita ke Schultz mengenai hubungannya dengan teman sesama budaknya, seorang wanita cantik bernama merupakan bagian yang tidak hanya demi main malam?” juga pernah ngerasain
Broomhilda (Kerry Washington), yang selalu salah dipanggil oleh majikannya dari Jerman menjadi “Brunnhilde.” Dia ditahan di merugikan kedua belah pihak. share ticket yang bodoh
Candieland di perkebunan Mississippi yang dimiliki oleh pemberontak rasis Calvin Candie (Leonardo DiCaprio). Karakter Candie Kok bisa? Ya, share ticket tersebut begini: line-up band yang di awal karirnya untuk main di GOR bekasi, dan ngebayar
amat sangat percaya diri dengan southern accent yang kental dan stereotype koboi-koboi menyebalkan. Lewat bantuan Schultz, bermain membantu menjual seikhlasnya tiket yang dibagikan sebesar 1 juta rupiah. Itu gig apa gue juga lupa, karena di saat
Django mencoba mengeluarkannya. Jiwanya tidak akan pernah mencapai tujuannya, unchained, hingga ia bisa membebaskan oleh tim panitia acara, dan berapa jumlah tiket yang laku itu band ini belum diurus sama gue.
cintanya dan membalas dengam kepada penindasnya. terjual, keuntungannya dibagi dua antara tim panitia acara Gue pernah datang ke gig album launching band teman
Scene yang paling menyenangkan mungkin ketika Django dilatih oleh Schultz untuk menembak. Dari kejauhan dan pada dengan band. baik gue Fixing A Broken Heart, Sky On Eye dan gig sebuah
setiap kesempatan, Django bisa menembak dengan akurasi tepat dengan kejam dan penuh semangat yang menghasilkan Itulah, sistem itu sebenarnya dijaga oleh senior-senior radio kota Bekasi yang cukup terkenal, yang digarap oleh
senyum kesenangan puas. Itupun bisa membuat pikiran memikirkan Tarantino lagi. Mungkin itu metafora menembak a la Quentin terdahulu kalau ada charity gig ataupun gig yang setidaknya seorang MC ternama Bekasi. Gue senang datang ke gig
yang ingin ditunjukkan ke penonton lewat karyanya yang selalu membuat Anda tersenyum puas setelah melewati brutalitas. sangat diharapkan penjualan tiketnya bisa jadi pemasukan tersebut karena gig itu bersih dari keculasan sistem share
[AMALIA MAS’AD] pendukung, selain ticket on the spot yang dijual. Dan di ticket. Dan gig itu memang tidak seramai gig dengan sistem
beberapa tahun terakhir sistemnya bagaimana? Nah ini nih share ticket culas. Poin penting di gig bersih adalah silaturahmi
NO yang sudah sangat mengakar bermasalah. antar band dijaga, semuanya mengerti kedisplinan, dan itu
Sutradara: Pablo Larrain Gue bener-bener bingung untuk membahas hal ini dimulai cukup menjadi poin utama. Gue respect sama gig bersih
Pemain: Gael Garcia Bernal, Alfredo Castro dari “kapan,” “kenapa” dan “apa.” Karena gue nggak tahu pasti teman-teman gue di atas.
Nilai: 3.5 dari 5 kapan sistem share ticket mulai bobrok, kenapa penyebabnya Nah yang jadi pertanyaan gue: Kenapa band baru
bisa jadi bobrok, dan apa yang membuat ini menjadi sebuah sekarang rela mau dibodohi sistem share ticket yang buruk
No yang ditayangkan pertama kali di Festival Film Cannes pembodohan. Mungkin gue bahas dari bobroknya share ticket hanya demi main malam, dan kenapa EO/ komunitas
lalu merupakan film karya Pablo Larrain mengenai dalam satu tahun setengah terakhir yang terjadi di kota gue menjadikan ini sebuah sistem terulang terjadi dan terus
kehidupan seorang Jenderal Augusto Pinochet di Chili. Bekasi, ya. terjadi? Kenapa kalau gignya bagus, bersih dan nggak ada
Pada tahun 1988, setelah 15 tahun menjadi diktator, 2010 akhir pertama kali gue menginjakkan kaki di tempat culas share ticket, anak-anak sekarang malas datang? Coba
Pinochet yang dibantu Amerika pada saat itu bersikeras bernama Gedung Biru, Kalimalang. Di gig itu, line-up-nya deh lo bayangin, membayar jumlah tersebut untuk sekadar
bahwa dirinya memiliki hak referendum tentang cukup kece. Ada teman-teman Closehead dan band-band eksistensi. Padahal kalau duit tersebut digunakan secara
kepresidenannya. Masyarakat diminta untuk memilih Bekasi yang sangat bagus lainnya. Nah gue ngobrol dengan positif untuk promosi itu akan berguna banget. Misalkan untuk
dalam pemilihan nasional tahun itu yang memutuskan band asal Tambun. Gue tanya: “Kok lo bisa main malam di gig rekaman biaya lagu (single) untuk disebar ke orang-orang biar
nasib Pinochet selanjutnya. ini?” “Iya nih. Bisa main malam karena panitianya ce’es go’ut tahu si bandnya, atau digunakan untuk bahan promosi dalam
Film cerdas ini akan membuat Anda berpikir lebih (baca: teman saya), tapi go’ut disuruh bantuin.” Gue bingung stiker, sebar CD dengan CD burn lewat komputer dan lainnya.
TWO SIDED POLITICS keras mengenai politik. Kisah di film ini berfokus di dua dan bertanya lagi, “Bantuin apaan, bro?” Dan dia curhat Itu akan jauh lebih bermanfaat ngebuang duitnya dan lo nggak
(Django Unchained), Indiwire (No)

Film politik yang cerdas orang dari sebuah biro iklan yang menjalankan project colongan. Dia dan bandnya disuruh bantu share ticket gig perlu nombok. Balik lagi ke poin yang udah gue kasih tahu
dan tidak membosankan untuk mempromosikan Pinochet. Pemimpinnya, Lucho tersebut dengan syarat terjual minimal 60 lembar tiket dengan tentang sistem share ticket yang benar, andai si pembuat
Guzman (Alfredo Castro), adalah seorang pria paruh baya harga presale 15.000 rupiah. Damn! 15.000 rupiah dikali 60 acara mau berbenah dan memperhatikan kerjakeras si band
yang kebetulan seorang tokoh senior yang menjadi penasehat dewan Pinochet. Karyawan cerdasnya, Rene Saavedra (Gael lembar, total 900.000 rupiah. Dan gue tanya sudah laku berapa, yang udah ngebantu, pasti si band akan nyaman mainnya.
Garcia Bernal), merupakan ayah tunggal tampan yang mengerti sekali mengenai liberalisme. Rene pada akhirnya didekati oleh dia bilang baru laku 23 lembar saja dan sisanya nombok. Dan Pertanyaan gue tadi sampai sekarang, gue masih bingung
sebuah koalisi dari enambelas partai oposisi untuk kampanye yang tidak lain menyuarakan ‘Tidak’ untuk Pinochet. apa yang didapat si band setelah bantu jual tiket, cuma dapat apa jawabannya. Tapi setidaknya cobalah untuk berpikir
Rene percaya bahwa masyarakat bisa diambil hatinya melalui kampanye positif yang hati-hati. Semua harus diatur rapi rundown malam saja. What the hell! Si band capek-capek jual lebih pintar dari gue agar tidak mau dibodohi untuk hal share
supaya khalayak bisa percaya bahwa masa depan memang masih penuh dengan harapan. Ia kemudian mulai menyusun tiket dan harus nombok, cuma dapat rundown malam saja. It’s ticket yang culas. Banyak hal yang bisa lo buat dari sekedar
taktik dengan ideologi yang pintar hingga berhasil membuat para sponsor berdebat. Lambat laun, setelah faksi ‘Tidak’ memiliki totally fuckin crazy. cuma buang-buang duit. Gali potensi lebih baik, dan pintar lah
kekuatan yang cukup, tim Pinochet pun mulai menjalankan trik-trik kotor. Tujuhbelas hari sebelum pemungutan suara berubah
Teguh Tri W.

Lalu gue ingat sebuah gig di 2011 (kalau nggak salah, pikiran kalian.
menjadi kisruh besar. Sudah bisa ditebak hasil akhirnya, namun tetap terasa gejolaknya saat menyaksikan scene itu.
Foto: Dok. Pribadi
Foto:Cinematoria

yah) yang dimana line-up-nya ada Rosemary, Burgerkill,


Film ini bisa dibilang lengkap dengan adanya humor-humor yang penuh dengan ironi, apalagi untuk jenis film politik. Montase R.E.F.A, Jendral Kantjil. Dan itu venuenya di hall basket/ Daniel Octavianus adalah pria kelahiran 12 Oktober 1987 yang menjadi
yang dipakai sepanjang film sangat memancing otak Anda bekerja melewati banyak scene untuk melihat dan menilai mana yang hall volley Gor Bekasi. Ada satu band yang di saat itu main personal manager band Super Danger Casper dan juga Fairy Odd
fakta dan mana yang fiksi. Akting Gael Garcia Bernal juga patut diberi pujian karena keapikannya memainkan karakter yang Parents. Ia mulai kritis soal gig di kota Bekasi dengan menuliskan banyak
sebagai pembukanya Burgerkill. Band tersebut dengan
kritiknya melalui media sosial. Akun Twitter Daniel: @GembulSaja.
Foto:

rumit. Orang ini dilahirkan untuk berakting. [AMALIA MAS’AD]

28 29
POTRET SKENA

DROP POINTS
Naif menjadi penampil Friday I’m In Hell XIII, bersama BEKASI: SEMARANG:
Melody Maker, Max Havelaar, Inlander dan The SUICIDE ANTHEM DISTRICT SIDES
Jl. Sedap Malam No. 15A, Taman Galaxy, Jl. Pleburan Barat 3C Semarang.
Brandals, di Borneo Beerhouse, 8 Februari 2013.
Bekasi, Jawa Barat - Indonesia. Telp: 081310222356 Telp: (024) 91500 600

STRIVE JAVIER ROCKSTORE / AL STUDIO


Komplek Ruko Perum Puri Cendana 1 Blok AA No. 35 Jl. Wonodri Sendang Raya No. 10 Semarang. Telp:
Tambun Selatan, Bekasi. Telp: 085722669721 085728969688

Foto: Yose Riandi (Naif), Agung Rahmadsyah (Spiritualized Mammals), Aldi Fathan Putradiwan (NoRequest), Rama Wirawan (Saterground36 Vol. 2)
JAKARTA: SOLO:
LAWLESS JAKARTA BELUKAR ROCKSHOP
Kemang Selatan 8 No. 67k Jakarta Selatan. Jl. Pandudewanata 155 Kartopuran Surakarta, Jawa Tengah
Telp: (021) 7192871 57152. Telp: (0271) 648079 / 085725191666
Vokalis Spiritualized Mammals, band rock
eksperimental Bandung, tampil bugil saat Bambang Supriyanto Achyar, vokalis RURU SHOP KLATEN:
membuka acara peluncuran album Prasasti ruangrupa - Jl. Tebet Timur Dalam Raya No. 6 Jakarta PARANOID SHOP
NoRequest, terbang saat tampil di Selatan. Jl. Majegan 06/01 Wonosari, Trucuk - Klaten, Jawa Tengah
Zoo di Demajors. Adegan terekam di foto ini Taman Wisata Kuliner GOR Bekasi, 57467. Telp: 087834988269
hanyalah awal dari aksi sesungguhnya. akhir Januari 2013. HERMIT ROCKSHOP JAKARTA
Kompleks PTB Blok M3 No. 10, Duren Sawit, Jakarta Timur YOGYAKARTA:
13250. Telp: (021) 8601029 / 085710641800 SEVEN SOULS
Jl. Cendrawasih Komplek Kolombo No. 4.
DOORS STUDIO Telp: (0274) 583789
Jl. Pisangan Baru Tengah No. 48 RT 002/ RW 014 Jakarta
13110. Telp: (021) 85904982 MALANG:
DISTORTION MERCH
FIRECATZ Jl. Soekarno Hatta No. 9, Malang.
Jl. Raya Pondok Gede No. 21, Lubang Buaya, Jakarta Telp: 085755672229
Timur. Telp: (021) 92093380
SURABAYA:
DEPOK: HERMIT ROCKSHOP SURABAYA
TNT MUSIC Jl. Brawijaya No. 1A Surabaya Jawa Timur
Agan Ahsan, vokalis band sludge nan agresif asal Bandung, Depok Town Square Blok GS 7/7, Jl. Margonda Raya, Telp: 085733397666
Vrosk, saat tampil di Saterground36 Vol. 2. Depok. Telp: 087881518510
PALEMBANG:
BOGOR: RAW
KEBUN SUARA Jl. Jaksa Agung R. Soeprapto, Palembang.
Telp: 081282370193 Telp: 081994903891

CIANJUR: EINFALTRUE CULTR.


INTO THE TUNNEL Telp: (0711) 412154
Telp: 087728312540
MEDAN:
BANDUNG: OMERTA
OMUNIUUM Jl. Wahid Hasyim No. 9 Medan.
Jl. Ciumbuleuit 151 B Lantai 2 Bandung 40141
Telp: (022) 2038279 BANJARMASIN:
CRUST HOUSE
TOBUCIL Jl. Adhyaksa No. 8 RT 26 Kel. Sundai Miai Banjarmasin
Jl. Aceh No. 56, Bandung 40113. Telp: (022) 4261548 70123 Kalimantan Selatan. Telp: 085952420666

Iqra Nur Rizky Anggawiria, vokalis/gitaris Matiasu, CIRCLE SPLIT STORE


berpose dengan dua edisi PLAK! sebelum tampil di Rama Saputra, bassis/ kibordis Gaung Jl. Cemara I No. 26 Cipaganti Bandung
Saterground36 Vol. 2. di Saterground36 Vol. 2.

30

Anda mungkin juga menyukai