Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH SENI BUDAYA

SENI RUPA KONTEMPORER

Makalah ini ditujukkan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran SENI BUDAYA yang
ditugaskan oleh Guru Pembimbing : Ida Widaningsih, S.Pd

KELAS : XII MIPA 5

Disusun Oleh:

Adrian Mudzakir Ratna Dzilla Pebriani

Andrea Tresna Gahara Risna Kurnia

Aura Nabila Serennica Isna P (M7)

Elsa Sri Rahayu Silpiyani Amimah Rukmana

Ikhsan Nur Ramadhan Siti Rahmawati (M7)

Mugitha Nur Alya Solihatur Rohmah

Pandu Putra Jusarpan

PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT


DINAS PENDIDIKAN
CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH IV
SMAN 1 TELAGASARI
2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat, rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami diberikan kemudahan dan kelancaran dalam menyelesaikan
makalah yang berjudul “SENI RUPA KONTEMPORER”.

Makalah ini disusun guna memenuhi kelengkapan tugas mata pelajaran SENI BUDAYA.
Kami sebagai penyusun makalah ini sepenuhnya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karna itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun demi kesempurnaan di masa yang akan datang.

Akhir kata, semoga makalah ini bisa memberikan suatu kemanfaatan bagi kami selaku
penyusun makalah pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya serta bisa menjadi
tambahan referensi dibidang seni bagi penyusun makalah di masa yang akan datang.

Penyusun

Karawang, 3 agustus 2022

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………………………………….2

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………………………..3

SENI RUPA KONTEMPORER………………………………………………………………………………………………………..

LATAR BELAKANG…………………………………………………………………………………………………………………..4,5

CIRI-CIRI SENI RUPA KONTEMPORER…………………………………………………………………………………………5

KARYA SENI RUPA


KONTEMPORER…………………………………………………………………………...............................6,7,8,9,10,11

SENIMAN
KONTEMPORER……………………………………………………………………………………………….11,12,13,14,15,16

FUNGSI SENI RUPA KONTEMPORER…………………………………………………………………………………….16,17

JENIS KARYA………………………………………………………………………………………………………………………..17,18

TEMA SENI RUPA KONTEMPORER……………………………………………………………………………………………18

KEUNGGULAN SENI RUPA KONTEMPORER………………………………………………………………………………19

KESIMPULAN……………………………………………………………………………………………………………………………19

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………………………………….20

3
SENI RUPA KONTEMPORER

1. Latar Belakang

Keindahan atau nilai estetika, maka hal tersebut bisa disebut sebagai seni. Bisa meliputi seni
lukis, seni tari, seni patung dan lain sebagainya.

Seni rupa kontemporer berarti seni rupa yang diciptakan terikat pada berbagai konteks ruang
dan waktu Yang disebut seni sendiri memiliki cakupan yang luas. Sepanjang hal tersebut memiliki
nilai yang menyelimuti seniman, audiens dan medannya. Istilah kontemporer sendiri berasal dari
Bahasa Inggris “contemporary” yang berarti apa-apa atau mereka yang hidup pada masa yang
bersamaan (D. Maryanto, 2000). Artinya Seni rupa kontemporer bersifat kekinian karena diciptakan
di masa yang masih bersamaan dengan kita dan dunia seni secara umum.

Meskipun begitu istilah “seni rupa kontemporer” tidak dapat diterjemahkan begitu saja
sebagai seni masa kini seperti yang dijelaskan di atas. Istilah seni rupa kontemporer di dunia masih
menimbulkan perdebatan. Terutama karena tidak ada ciri khusus yang dominan dan dapat dirujuk
untuk menunjuk pada suatu praktik atau bentuk seni yang baku. Hal itu sangat wajar karena bentuk
seni rupa ini sendiri masih dalam tahap perkembangan, bahkan berkembang dengan kita baik
sebagai seniman, kritikus maupun hanya sekedar penikmat.

Pendapat lain mengatakan bahwa seni rupa kontemporer adalah seni yang melawan tradisi
modernisme Barat. Ini sebagai pengembangan dari wacana pasca modern (postmodern art) dan
pasca kolonialisme yang berusaha membangkitkan wacana pemunculan indegenous art (seni
pribumi). Atau khasanah seni lokal yang menjadi tempat tinggal (negara) para seniman.

Seni kontemporer, yang merupakan produk dari modernisasi dan berkembang di Barat sejak
Perang Dunia II, berkembang di Indonesia dan memiliki beragam teknik dalam pembuatannya. Seni
kontemporer diproduksi pada paruh kedua abad ke-20 atau pada abad ke-21.

Seni kontemporer mencerminkan adanya kebebasan atau tidak terikat aturan dalam
menentukan tema, media, atau teknik produksinya. Sehingga, karya-karya seniman kontemporer di
dunia pun dipengaruhi oleh beragam budaya dan teknologi Seni kontemporer muncul pertama kali
di Indonesia pada sekitar 1970-an, yang diperkenalkan oleh Gregorius Sidharta Soegijo. Gregorius
Sidharta Soegijo merupakan seniman patung terkenal asal Yogyakarta yang memelopori seni
kontemporer Indonesia untuk menamai karya-karyanya.

Khalayak seni rupa di Indonesia, mencatat istilah ini sejak awal 1970-an, ketika Gregorius
Sidharta memberi judul pamerannya sebagai Seni Patung Kontemporer. Berangkat dari ketidak-
setujuan akan Pameran Besar Seni Lukis Indonesia yang diadakan Dewan Kesenian Jakarta di Taman

4
Ismail Marzuki pada Desember 1974, sejumlah perupa muda protes dengan mengirimkan karangan
bunga dukacita atas kematian seni rupa Indonesia. Kejadian ini dikenal sebagai Desember Hitam
(1974). Setahun kemudian, perupa-perupa muda itu berkumpul dan berpameran bersama di Taman
Ismail Marzuki dengan tajuk Pameran Seni Rupa Baru (1975). Dalam pameran itu, mereka
mengeluarkan sebuah manifesto tentang apa yang mereka maksud dengan seni rupa baru
Indonesia. Kejadian ini kemudian dikenal sebagai Gerakan Seni Rupa Baru Indonesia (aktif pada
1975-1989).

2. Ciri-ciri Seni Rupa Kontemporer

Sesuai dengan pengertian seni kontemporer diatas, kita dapat mengetahui apakah suatu
karya tergolong hasil seni kontemporer atau bukan melalui beberapa ciri. Ciri-ciri seni
kontemporer tersebut anatara lain:

• Tidak terikat aturan atau pakem seni rupa zaman dulu

• Berkembang sesuai zaman

• Tidak ada sekat antar berbagai disiplin seni

• Meleburnya batas-batas antara seni lukis, seni patung, grafis, omong kosong, anarki, hingga
aksi politik

• Memiliki gairah dan nafsu “Moralistik”

• Cenderung diminati media masa

• Sering dijadikan komuditas pewacanaan

5
3. Karya Seni Rupa Kontemporer

Ballon Dog adalah karya seni kontemporer fenomenal karya seniman Amerika di tahun
1994, Jeff koons. Bukan saja ukuran raksasanya, yakni setinggi lebih dari tiga meter, Ballon Dog
mencuri perhatian dari warna-warna mencolok seperti biru, magenta, jingga, merah, dan
kuning. Ballon Dog juga tampil dengan finishing mirror-polish. Keceriaan masa anak-anak,
suasana selebrasi, kesederhanaan dari karya seni patung ini kini bisa dibawa pulang.

"Teater 5 Agustus" karya seniman Indonesia ditahun 1994 oleh Tisna Sanjaya. Seni ini
terungkap suara kritis, bagaimana ekspresi jiwa berontak dalam tubuh yang terkurung. Sebuah
ironi kehidupan di mana keadilan terbelenggu dalam bayang-bayang kekerasan yang

6
mengancam. Nilai kemanusiaan telah tersingkir di tangan para penguasa. Karya ini
menghadirkan satir pada proses pengadilan yang teaterikal dan empati pada dimensi
humanisme yang runtuh.

YUE Mingjun, lahir di Daqing, Provinsi Heilongjiang pada tahun 1962, sekarang tinggal
dan bekerja di Beijing. Yue menggunakan struktur teater untuk membentuk konteks karyanya.
Karakteristik unik dan gaya khas telah memungkinkan dia untuk memantapkan dirinya sebagai
tokoh kunci dalam seni kontemporer Cina. Gratis dan santai –10 berasal dari serangkaian karya
yang dibuat pada tahun 2003. Semua karakter dalam lukisan itu mirip. Dalam pakaian renang
dan dengan seringai lebar di wajah mereka, mereka menunjukkan gerakan yang tidak masuk
akal dan konyol. Judul karya tersebut menyiratkan idealisme di mana "manusia dan surga hidup
berdampingan secara harmonis". Namun dalam lukisan itu, yang kita lihat hanyalah ironi dan
absurditas.

7
Dalam Darkytown Rebellion (2001), seniman Afro-Amerika Kara Walker (1969)
menampilkan sekelompok siluet di dinding, memproyeksikan penonton, melalui bayangannya
sendiri, ke tengah-tengah pemandangan. Selama bertahun-tahun Walker telah menangani
dalam karyanya sejarah orang kulit hitam dari negara bagian selatan sebelum penghapusan
perbudakan, sambil menempatkan mereka dalam perspektif yang lebih kontemporer.
Menggunakan teknik siluet yang sedikit ketinggalan zaman, dia memotong adegan yang
diangkat dengan konten yang mengejutkan: kekerasan dan cabul seksual disajikan dengan
terampil dan cermat. Keterlaluan dan kekasaran narasinya mencela klise rasis dan seksual ini
sambil membelokkan kiasan tertentu terhadap budaya borjuis, seperti karakter dari Slovenly
Peter atau Liberty Leading the People oleh Eugène Delacroix. Spasialisasi melalui warna
menonjolkan aspek menakutkan dari teater kecil kekejaman ini yaitu Pemberontakan
Darkytown.

Metafora simbol kepalakucing yang adapada lukisan berjudul "Antara Aku dan Frida"
tersebut bisa juga mewakili sifat wanita yang manja, karena memang Kucing mempunyai sifat
dasar manja. Tas yang ditenteng bergambar "Frida Kahlo" dimana dia sering berstatement
kurang lebih seperti ini, "Mengapa aku selalu melukis potret diri? Karena hanya aku yang paling
mengerti diriku sendiri," kata tersebut mencerminkan visual kahlo dalam karya ini yang sengaja
diambil untuk menyimbolkan kemandirian seorang wanita. Lalu simbol rambut berwarna pink
adalah simbol kekinian. Secara kajian metafora, karya ini ingin menggambarkan sebuah sifat
wanita yang kekinian, yang sadar akan eksistensinya dalam bidang seni, sosial dan politik.

8
Di Jerman pada 1980-an, Kippenberger dikenal karena perilakunya yang keterlaluan dan
provokatif. Sebuah artikel yang sangat kejam oleh seorang kritikus seni menjadi katalis untuk ini
dan beberapa patung "Martin di Sudut" lainnya, yang terdiri darireplika skala penuh dari
seniman yang seperti anak sekolah nakal yang melakukan penebusan dosanya. Dengan patung
ini dia menuai apa yang telah dia tabur, menempatkan dirinya dalam posisi yang dikenal baik
oleh semua anak sekolah nakal: di sudut, sendirian dengan penyesalan yang dipaksakan. Sebuah
artikel yang sangat kejam oleh seorang kritikus seni Jerman menjadi katalis untuk ini dan
beberapa patung Martin-di-sudut-sudut tiruan lainnya. Masing- masing dibuat dan berpakaian
secara unik bagian tubuh terbuat dari aluminium dari beton yang dibuat sendiri dan berpakain
menggunakan celana jeans levis dan baju kemeja.

9
Stake and Skewer (Svay Sareth, Kamboja)

Jika dilihat sekilas, orang Indonesia mungkin akan berpikir, "Mengapa ada sandal karet
dipajang di sini? Tak ada yang menarik."Svay Sareth memiliki latar belakang yang agak
menyedihkan dalam membuat karyanya ini. Pembuatan dua kreasi seniman asal Siam Reap ini
dipicu oleh konfrontasi dengan sebuah pabrik sepeda motor yang menjual sandal ban karet yang
memiliki nilai simbolis tinggi di kampung halamannya pada 2015. Tersulut amarahnya, Svay
lantas membeli setiap pasang sandal yang ada untuk persediaan sebagai bentuk perlawanan
terhadap penyusunan kembali kekuasaan otoriter, dari komunisme ke kapitalisme, dalam
hidupnya. Stake or Skewer mengaitkan sebuah tongkat yang biasanya dipakai oleh penjaja
berjalan untuk menggotong 17 sandal, sebagai simbol jumlah tahun yang Svay habiskan untuk
ikut perang, bekerja, dan berada di tenda pengungsi.

Monumen Tonggak Samudra merupakan karya monumental G. Sidharta yang


ditempatkan di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, dengan bentuk dasar jangkar.
Monumen yang dikerjakan pada tahun 1980 ini menampilkan simbolisasi kehidupan maritim di
pelabuhan yang merupakan jantung dari ekonomi bangsa Indonesia. Dengan tinggi yang
menjulang sepanjang 17 meter dari pedestal, monumen ini menjadi penanda kawasan
pelabuhan sekaligus penanda kota Jakarta sebagai kota perdagangan yang menjadi bagian
penting dari jalur lalu lintas maritim dunia.

10
Karya Seni Kontemporer yang dibuat tahun 2018 dari seniman perupa bernama Nasirun
yang membuat karya seni sepanjang 75 meter pada media kertas tisu bekas yang didaur ulang.
Dalam karya seni ini Nasirun ingin memberikan pencerahan dan kritik sosial kepada setiap
individu untuk merenungkan “kontribusi apa yang telah diberikan pada alam?”. Hal ini dilakukan
mengingat kertas tisu merupakan penyumbang sampah terbesar di dunia.

Karya dari seniman bernama Mulyana ini bertajuk Sea Remember. Seperti judulnya,
karya seni ini menampilkan kehidupan laut melalui praktik modular berupa rajutan. Ya, karya
seni ini terbuat dari berbagai jenis rajutan yang membentuk pemandangan yang Indah. Mulyana
memilih teknik rajutan ini karena memiliki kesulitan dan tantangan tersendiri. Proses
pengerjaannya juga dilakukan secara manual dengan tangan. Dalam proses pembuatannya,
Mulyana tak bekerja secara sendirian. Beliau juga meminta bantuan dari ibu-ibu yang berasal
dari Sorogenen, Sleman untuk merajut karyanya tersebut. Meskipun begitu karya seni ini hadir
dengan hasil yang Menakjubkan.

11
Out of Control (Yudi Sulistyo, Indonesia)

karya ini dibuat tahun 2016 dan menceritakan soal latar belakang terjadinya peperangan
secara umum. Sang artis berpandangan bahwa banyak perang terjadi demi keuntungan,
dibekingi oleh pihak-pihak yang mencari tambahan keuntungan dari konflik, atau untuk
melindungi sumber daya geologis agar industri terus berjalan.Yudi menganggap akumulasi
militer sebagai elemen laten dari sistem kapitalis global masa kini di mana semakin banyak pihak
yang berjuang untuk mendesak kekuatan transnasional dan kontrol atas sumber daya serta
institusi global.

4. Seniman kontemporer

1. Agus Suwage

Agus Suwage lahir di Purworejo, pada tanggal 14 April 1959. Saat ini, Suwage tinggal di Jl.
Tirtodipuran MJ III/1137 Yogyakarta. Pendidikan seni yang pernah ditempuh adalah dari

12
Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB Bandung (1979-1986), Jurusan Desain Grafis. Pernah juga
menjadi seniman tamu di QUIT Brisbane Australia dan di Sai-no-kuni Saitama Jepang.

Pada sebagian besar karyanya, Suwage lebih menyelami dunia lintas batas : antara dirinya dan
orang lain, antara manusia dengan jenis makhluk lain, antara kerumitan dan kemudahan, antara
yang biasa dengan yang luar biasa, antara netralitas dan paradoksal. Dan sejak lama ia telah
meninggalkan pesan-pesan komunal ideologis (karya-karya dengan ide politik) dalam karya
karena ia selalu merasa bahwa dirinya adalah orang yang cepat jenuh. Perasaan cepat jenuh
inilah yang selalu mengikuti pergolakan media yang dipakainya pula.

2. Tisna Sanjaya

Tisna Sanjaya lahir di Bandung, pada tahun 1958. Seniman kontemporer ini pada awalnya
dikenal lewat karya - karya etsa dengan gaya surrealis dan tema - tema sosial politik. Dalam
perkembangannya ia sering membuat karya - karya instalasi, performence art, dan lukisan mixed
media. Tisna mengawali perjalanan keseniannya dengan menyelesaikan pendidikan di Fakultas
Seni Rupa ITB tahun 1986. Ia kemudian mengajar di almamaternya dan meneruskan pendidikan
post graduate di DAAD Stipendium, Jerman tahun 1998. Mendapat Meisterschueler di bawah
Prof. KArl Christ Scultz. Tisna sangat aktif di tingkat nasional maupun internasional, seperti di
New Delhi tahun 997, Amsterdam tahun 1999, Venice Biennale, Italia tahun 2003, dan Gwangju
Biennale korea tahun 2004, Ia juga menjadi 10 pemenanag karya terbaikpada Philip Morris
Indonesia Art Awards tahun 1995 dan 1997, kemudian juga memenangkan penghargaan
Sapporo International Print, Jepang tahun 1998.

Tisna pertama kali mengadakan pameran tunggal pada tahun 1982 berjudul "Everyday life" di
jalan Cikapundung Timur, Bandung. Pada tahun 1985, karya Tisna pertama kali dipamerkan
dalam pameran bersama dalam "Asean Youth Painting Workshop and Exhibition" di Yogyakarta.
Sejak saat itu karya Tisna mulai sering dipamerkan di berbagai pameran, baik di dalam maupun
di luar negeri.

13
3. Jeffrey Lynn Koons

Jeffrey Lynn Koons ( / k uː n z / ; lahir 21 Januari 1955) adalah seorang seniman Amerika yang
dikenal atas karyanya yang berhubungan dengan budaya populer dan patung- patungnya yang
menggambarkan benda sehari-hari, termasuk binatang balon yang diproduksi dari baja tahan
karat dengan permukaan cermin . Dia tinggal dan bekerja di New York City dan kampung
halamannya di York , Pennsylvania . Karya-karyanya telah terjual dalam jumlah besar, termasuk
setidaknya dua rekor harga lelang untuk sebuah karya seniman yang masih hidup : US$58,4 juta
untuk Balloon Dog (Oranye)pada tahun 2013 [1] dan US$91,1 juta untuk Kelinci pada tahun
2019.

4. Eko Nugroho

14
Eko Nugroho (lahir di Yogyakarta, 1977), adalah salah satu seniman muda Indonesia yang
menonjol terutama dengan budayanya selama satu dekade terakhir. Selain aktif sebagai
seniman individu sejak mahasiswa di ISI, Eko awalnya dikenal sebagai komunitas penggiat komik
'Daging Tumbuh', terutama dengan menerbitkan sendiri komik berjudul sama secara reguler
dengan semangat Do-It-Yourself, mengumpulkan komik independen dari berbagai tempat dan
mencetaknya dengan media fotokopi. Dari sini ia menjadi semacam 'cult icon' di kalangan
seniman muda 'indie' Yogyakarta, Bandung dan Jakarta.

Pada tahun 2000, ia memulai proyek zine kolaboratif, Daging Tumbuh, yang kemudian
berkembang menjadi salah satu gerakan seni yang menjadi kendaraan baginya untuk mencapai
karirnya saat ini. Eko juga aktif terlibat dalam berbagai residensi seni, pameran kelompok
maupun tunggal, serta proyek-proyek seni khusus di seluruh penjuru dunia, sambil terus
bertahan pada jati dirinya.

5. Heri Dono

Heri Dono ialah seorang seniman yang sekarang berbasis di Yogyakarta, Indonesia. Semenjak
kuliah di Institut Seni Indonesia di Yogyakarta, dan memenangkan penghargaan lukisan terbaik
dua kali pada tahun 1981 dan 1985, kariernya terus menanjak ke berbagai pameran kelompok
maupun tunggal di seluruh penjuru dunia.

Kelahiran: 12 Juni 1960 (usia 62 tahun), Jakarta. Pendidikan: Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
Penghargaan: Prince Claus Fund. Buku: Heri-donology, Heri Dono, Zaman Edan, Nobody's Land:
Heri Dono Solo Exhibition,

6. I Nyoman Masriadi

15
I Nyoman Masriadi lahir pada 28 Oktober 1973 di Gianyar, Bali. Pada tahun 1993, Masriadi
memulai pendidikannya di Institut Seni Indonesia, Yogyakarta. Karyanya mulai dipamerkan pada
pameran bersama di tahun 1994 dalam “Hitam Putih + Plus – an Exhibition of Kelompok
Prasidha,” di ISI, Yogyakarta. Pada tahun 1998, karya Masriadi pertama kali dipamerkan di luar
negeri pada pameran berjudul “Masa Kini,” di Artoteek Den Haag and Centrum Beeldende
Kunst, Belanda. Masriadi melakukan pameran tunggal pertama kali pada tahun 2008, dengan
judul “Black is My Last Weapon” di Singapore Art Museum, Singapura. Pameran tunggal
Masriadi yang lain adalah “Recent Paintings” di Paul Kasmin Gallery, New York, Amerika (2011)
dan Gajah Gallery, Singapura (2011); “Nyoman Masriadi,” di Paul Kasmin Gallery, New York,
Amerika (2016). Nama I Nyoman Masriadi menjadi lebih dikenal setelah karyanya yang berjudul
“The Man From Bantul” terjual seharga satu juta dolar di Balai Lelang Sotheby Hong Kong pada
tahun 2011.

Masriadi telah mendapat beberapa penghargaan, yaitu “Best Water Colour Painting” oleh ISI,
Yogyakarta (1994); “Best Painting” di Dies Natalis ISI, Yogyakarta (1997); dan “Inaugural Award
Recipient recognized for significant contributions to the field of Asian contemporary art” oleh
Asia Society, Hongkong (2013).

Dalam pameran bersama berjudul “What’s In Your Pockets?”, kurator Nurdin Ichsan menilai
karya Masriadi merupakan caranya untuk menggambarkan kehidupan masyarakat urban. Oleh
karena itu, Masradi dilihat sebagai seniman yang menyukai kecenderungan figuratif. Masriadi
terkadang terkesan sinis dan parodi ketika menggunakan karyanya untuk dalam menyampaikan
pendapatnya. Awalnya karya Masriadi dinilai cenderung datar, namun hal tersebut berubah
setelah Masriadi kemudian menampilkan dimensi dimensi ilusif dalam lukisannya. Dengan
begitu, Masriadi dapat menampilkan aspek ruang, jarak, dan kedalaman yang pada akhirnya
menghasilkan ekspresi yang sunyi dan tenang.

5. Fungsi Seni Rupa Kontemporer


 Fungsi Individu

16
Manusia terdiri dari unsur-unsur fisik dan psikis. Unsur psikis merupakan emosi. Kemudian fungsi
individu selanjutnya dibagi menjadi fungsi yang memenuhi kebutuhan emosional dan fisik seni.

Secara fisik, fungsi ini sebagian besar dipenuhi melalui penggunaan seni yang berhubungan dengan
fisik. Seperti perabot, baju, rumah, senam musik dan sebagainya.

Secara emosional, Dipenuhi dengan seni murni, baik dari segi produsen atau pengubah dan dalam
hal konsumen. Misalnya novel, lukisan, film, tari, musik dan sebagainya.

 Fungsi Sosial

Fungsi sosial berarti dapat dinikmati dan pada saat yang sama menguntungkan kepentingan banyak
orang. Fungsi ini dibagi menjadi beberapa bidang.

- Hiburan atau Rekreasi, seni dapat digunakan sebagai sarana untuk mengurangi kesedihan atau
mengurangi kebosanan. Hal ini bisa terjadi, misalnya, ketika kita melihat film, tarian, komedi dan
musik.
- Komunikasi, seni dapat digunakan untuk menyampaikan hal-hal seperti kritik, pesan, ide, produk
dan pedoman kepada banyak orang. Contoh: balada, lagu, drama, reklame, komedi dan poster.
Topik yang umum dibuat meliputi : kurangnya disiplin di antara anggota masyarakat terhadap
lingkungan, Panggilan untuk program pemerintah untuk diimplementasikan, Rekomendasi
kesejanteraan atau kesehatan, Ketidakadilan suatu kebijakan.
- Pendidikan, pendidikan juga menggunakan seni sebagai sarana untuk mendukungnya. Contoh:
gambar ilustrasi dokumenter atau film ilmiah buku pelajaran, dokumenter ilmiah, lagu anak
anak, poster ilmiah dan foto.
- Keagamaan atau religius, karya seni dapat digunakan sebagai pesan atau ciri agama. Contoh:
kaligrafi, pakaian muslimah atau muslim, dekorasi atau arsitektur tempat ibadah, lagu-lagu
spiritual.

6. Jenis Karya
1. Patung
Penciptaan karya patung adalah persoalan menciptakan 2 ruang. Kenyataan bahwa sebuah karya patung
hadir secara nyata di dalam ruang yang sama dengan diri kita, membangkitkan kesadaran kita atas ruang
serta menegaskan keberadaan ruang itu sendiri. Selanjutnya, satu aspek utama di dalam patung yang
tidak dapat dilepaskan adalah aspek material. Karya patung dihadirkan melalui material atau bahan. Di
dalam khazanah penciptaan patung, material selalu menjadi bagian yang tak terpisahkan dari aspek
lainnya, bahkan sering kali merupakan bagian dari ide karya. Selain memiliki sifat fisik yang khas, masing-
masing material juga mengandung narasi tersendiri, sehingga pemilihan sebuah material oleh pematung
dimaksudkan sebagai artikulasi dari gagasan tertentu. Sebagai contoh adalah penggunaan barang-
barang bekas sebagai material sebuah karya. Tanpa memandang bentuk visualnya sekalipun, material
tersebut sudah menyiratkan persoalan budaya masyarakat yang konsumtif serta isu-isu lingkungan.
Patung pada kontemporer dibuat seakan terasa berbicara kepada para pengunjung.

2. Vidio mapping

17
Projection mapping, atau biasa dikenal sebagai video mapping adalah sebuah teknik terbaru yang
digunakan untuk menghadirkan konten visual, dengan cara mengubah permukaan interior atau
eksterior suatu objek. Contohnya menggunakan bangunan sebagai latar atau media untuk
memproyeksikan video. Video mapping yang efektif dapat menciptakan visual yang luar biasa penuh
warna dan fluiditas. Melalui video mapping, objek statis bisa disulap menjadi lebih hidup dan memukau.

3. Pop Arts
Pop art adalah gerakan seni yang memasukkan citra dan image dari budaya populer yang tengah nge-
trend di masyarakat.

4. Seni Instalasi
Seni instalasi adalah media seni yang penuh imersi hingga dapat membawa penikmat seni di dalamnya.
Seni Instalasi adalah konstruksi tiga dimensi yang mengubah lingkungan mereka dan mengubah persepsi
penikmat tentang ruang seni instalasi.

5. Street Art
Seni Jalanan adalah genre seni rupa yang muncul berbarengan dengan grafiti di tahun 1980-an dimana
penyajian karyanya di jalanan atau ruang publik. Contoh seni jalanan adalah mural, instalasi, gambar
stensil, dan stiker yang dipasang di ruang public.

6. Seni Kontemporer Teater


Seni Teater kontemporer merupakan salah satu dari cabang seni teater yang mengandung unsur
modernitas. Hingga tidak terpengaruh oleh aturan masa lalu.

7. Seni Musik
Musik kontemporer adalah karya musik yang mengikuti perkembangan jaman, dengan menggunakan
beragam sumber bunyi dan beragam teknik bermain yang tidak mengikuti musik konvensional pada
masa lalu.

Jenis-jenis Musiknya:

-Musik Klasik

-Musik Pop

-Musik R&B

-Musik Jazz

-Musik Rock

-Musik Blues

8. Seni Rupa Lingkungan

18
Awalnya, seni ini berasal dari gerakan peduli lingkungan. Media yang digunakan pun diambil dari limbah.
Seni rupa lingkungan ini memberikan dampak positif pada lingkungan karena dapat mengubah sampah
menjadi karya seni yang dapat digunakan dan juga memiliki nilai estetika.

Di tahun 1960an sampai 1970an ada kecenderungan para seniman buat memanfaatkan lingkungan alam
sebagai bagian atau bahkan inti dari karya seni yang digagasnya. Para seniman mengusung dua tujuan
utama, yaitu penolakan atas komersialisasi seni dan mendukung gerak cinta lingkungan. Nama yang
diberikan pada konsep seni rupa yang melibatkan alam ini adalah Seni Lingkungan. Para perupa
Indonesia Teguh Ostenrik pernah membuat sebuah piramid dari sampah plastik yang dipadatkan sebagai
keprihatinan pada masalah sampah di negara kita. Kemudian, Dadang Christanto dengan karyanya
berjudul 1001 Manusia Tanah dengan isi menggugat persoalan tanah. Seribu patung fiberglass (serat
kaca) diletakkan di pinggir pantai Marina, Ancol dan dirinya sebagai satu patung yang bergerak.

7. Tema Seni Rupa Kontemporer


Tema Seni kontemporer ini merupakan seni yang lahir karena perkembangan zaman yang mana
tema dari seni kontemporer ini yaitu memuat tentang isu isu terkini yang terjadi di kalangan masyarakat
isu terkini tersebut biasa nya memuat tentang politik, budaya dan hal apa saja yang tengah hangat di
perbincangan yang tujuan dari karya tersebut dapat menyampaikan kritik bagi permasalahan tersebut.

8. Keunggulan Seni Rupa Kontemporer


Keunggulan dari seni kontemporer yaitu tidak terikat dengan peraturan, jadi membebaskan para
seniman dalam berkarya seperti seniman bisa menjadikan manusia sebagai media karya dan barang
barang juga bisa menjadi media karya lalu dalam karya seni kontemporer memuat karya yang sesuai
dengan isu terkini yang membuat seni kontemporer ini lebih menarik dan banyak di gemari oleh orang
lain.

9. Kesimpulan
Seni kontemporer hingga kini masih menunjukkan wacana seni anti modernisme yang
mengagungkan pluralisme. Namun ironisnya tidak ingin menggunakan jenis atau media seni yang
dianggap kaku dan terlalu universal. Sehingga seniman memilih menggunakan medium non
konvensional, berorientasi bebas, tidak terikat pada konvensi-konvensi yang baku.

Meniadakan dikotomi/pengkotakan serta lebih berani menyentuh persoalan sosial, ekonomi,


dan politik. Persoalan sosial, ekonomi dan politik ini diwarnai dengan keadaan zaman di mana budaya
global banyak memberikan pengaruh yang cepat terhadap perJadi, apa dan seperti apa seni
kontemporer itu? Berkacalah ke dunia hari ini dan beberapa dekade ke belakang. Jika kita
melakukannya, maka semakin jelas bahwa seni telah dipengaruhi atau dipaksa untuk ikut bersinggungan
dengan berbagai momen besar dunia meliputi :

1. Internet, kemudahan dalam mendapatkan informasi memberikan distrupsi besar-besaran


terhadap semua sektor industri termasuk seni.

19
2. Semakin berkembangnya teknologi digital yang kini mulai semakin menyentuh dunia nyata
dan tidak hanya ada di dunia maya, yakni revolusi industry.

3. Pergolakan kebebasan berpendapat dan pilihan gaya hidup mulai dari kebebasan beragama,
kesetaraan gender, keruntuhan demokrasi (berbagai kelemahannya semakin muncul ke
permukaan), dsb.

Semua itu telah memaksa seni menghadapi babak baru di zaman yang serba cepat dan
transformatif ini. Semuanya dapat tiba-tiba berubah baik dalam segi postitif dan negatif. Bahkan, bisa
jadi sebenarnya kita sedang mengalami kematian kedua dari seni pula.

Dapat disimpulkan bahwa seni rupa kontemporer adalah seni yang sedang dalam tahap
perkembangan dan bereksplorasi tanpa henti berdasarkan konteks yang sedang terjadi di masa kini,
detik ini, ruang temporal ini, beserta berbagai ramalan atau prakiraan masa depan dan tentunya masih
melibatkan pengaruh masa lalu yang bisa jadi diangkat ulang dalam dialektika yang tak pernah
usaiubahan dan perkembangan sosial dan budaya seluruh masyarakat dunia.

10. Daftar Pustaka


https://serupa.id/seni-rupa-kontemporer/

https://docplayer.info/81758697-Patung-dalam-seni-rupa-kontemporer-indonesia.html
https://ilmusaku.com/kontemporer-adalah-beserta-jenis-dan-contohnya/amp/

https://www.kompas.com/stori/read/2022/03/22/160000779/seni-kontemporer--sejarah-tokoh-ciri-
ciri-dan-contohnya

https://www.berpendidikan.com/2022/01/seni-kontemporer.html

https://gbsri.com/seni-rupa-kontemporer/

https://www.mongabay.co.id/2017/05/09/seni-bawah-laut-teguh-ostenrik-untuk-terumbu-karang-
indonesia/

https://jateng.tribunnews.com/amp/2017/01/28/menikmati-karya-seni-kontemporer-di-semarang-art-
gallery-tiap-karya-punya-makna-filosofis

https://dunia-inspirasi.home.blog/2019/01/23/seni-rupa-kontemporer-berkembang-pada-masa-kini/

https://gbsri.com/seni-rupa-kontemporer/

20
21

Anda mungkin juga menyukai