Anda di halaman 1dari 21

JUNGKIR BALIK

MEMAHAMI LUKISAN
ABSTRAK

Tugas Mata Kuliah Filsafat Seni


Nama : Ananda Arini
N.I.M :
T.A : 2010/2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas izin-Nya makalah ini
selesai dibuat. Tak lupa saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
berbagai pihak, terutama kepada Bpk. Djoko selaku dosen Filsafat Seni kami.

Keragaman seni memiliki variasi, baik dalam bentuk, gaya, maupun dalam aliran
seni. Dalam seni rupa, sifat karya seni nya tidak mengenal waktu sehingga lebih
mudah untuk dijelaskan. Seni lukis merupakan cabang dari seni rupa murni yang
merupakan bagian dari seni rupa. Dan pada kesempatan kali ini, saya akan
membahas tentang salah satu aliran dari seni lukis, yaitu lukisan abstrak.

Jakarta, 19 Mei 2011

Ananda Arini
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1


1.1 LATAR BELAKANG .................................................................... 1
1.2 SEJARAH SENI RUPA ................................................................ 1
1.2.1 SEJARAH SENI RUPA DI INDONESIA ........................... 1
1.3 SEJARAH UMUM SENI LUKIS ................................................... 1
1.3.1 ZAMAN PRASEJARAH ................................................... 1
1.3.2 ZAMAN KLASIK ............................................................... 1
1.3.3 ZAMAN PERTENGAHAN ................................................ 1
1.3.4 ZAMAN RENAISSANCE .................................................. 1
1.3.5 ART NOUVEAU ............................................................... 1
1.4 SEJARAH SENI LUKIS DI INDONESIA ..................................... 1
1.5 PENGERTIAN ABSTRAK DALAM LUKISAN .............................. 1

BAB II PEMBAHASAN MAKALAH .................................................................. 2


2.1 MEMBACA MAKNA SENI LUKIS ABSTRAK ............................. 2
2.2 PERMASALAHAN DALAM MEMAHAMI
LUKISAN ABSTRAK ................................................................... 2
2.3 TANGGAPAN MASYARAKAT MENGHADAPI
LUKISAN ABSTRAK ................................................................... 5
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 16
3.1 KESIMPULAN ............................................................................. 10

BAB IV DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 16

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Melalui karya seni rupa, berbagai aliran dan gaya lukis muncul seiring dengan
perkembangan zaman, cara berpikir dan cara seniman mengekspresikan
jiwanya. Untuk menangkap arti dari sebuah lukisan secara keseluruhan,
dibutuhkan pengetahuan mengenai seni, pengalaman dan kepekaan. Bagi
orang awam, memahami sebuah karya lukis bukanlah hal yang mudah. Terlebih
jika lukisan itu adalah lukisan abstrak yang terkesan tidak memiliki bentuk yang
teratur dan memiliki makna yang sulit untuk dimengerti.

Keistimewaan dari lukisan abstrak adalah dapat dilihat dari berbagai arah
secara vertikal maupun horizontal tanpa mengurangi makna dari lukisan
tersebut. Untuk itu saya memilih judul Jungkir Balik Memahami Lukisan
Abstrak, karena menurut saya sebagai orang awam, sangat sulit menangkap
pesan yang tersirat pada lukisan abstrak meskipun dipandang dari berbagai
arah. Makalah ini dimaksudkan agar setidaknya kita sama-sama mulai belajar
untuk memahami apa itu karya seni secara umum, dan karya lukisan abstrak
secara khusus.

1.2 SEJARAH SENI RUPA


Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media
yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan
dengan mengolah konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan
pencahayaan dengan acuan estetika.
Seni rupa dibedakan ke dalam tiga kategori, yaitu seni rupa murni, kriya, dan
desain. Seni rupa murni mengacu kepada karya-karya yang hanya untuk tujuan
pemuasan eksresi pribadi (Seni Lukis, Seni Grafis, Seni Patung, Seni Instalasi,
Seni Pertunjukan, Seni Keramik, Seni Film, Seni Koreografi, Seni Fotografi),
sementara kriya (Kriya Tekstil, Kriya Kayu, Kriya Keramik, Kriya Rotan) dan
desain (Arsitektur, Desain Grafis, Desain Interior, Desain Busana, Desain
Produk) lebih menitikberatkan fungsi dan kemudahan produksi.

1.2.1 SENI RUPA DI INDONESIA


Seni rupa Indonesia memang belum bisa dikatakan memiliki jati dirinya
sendiri. Jika kita kilas balik seni rupa nusantara, kebudayaan nusantara
dipercaya tercipta lewat migrasi Yunnan dan bangsa Austronesia, sekitar
4000 tahun yang lalu. Saat itu seni pertama kali lahir, sebagai bagian dari
kehidupan sehari-hari. Seni menjadi semacam barang yang bermanfaat
dijual atau digunakan dalam ritual keagamaan. Seni hasil para migran ini
kemudian yang menjadi dasar kebudayaan di Indonesia. Penemuan
arkeologi guci perunggu bermotif ganda; membuktikan pengaruhnya pada
seni rupa motif parang rusak batik Jawa sekaligus motif tameng Papua.

Gelombang migrasi yang sama terus berulang secara berjangka.


Seiring itu pula kebudayaan nusantara terus berkembang. Mulai dari
migrasi Dong Son pada 500 SM yang mengenalkan kebudayaan
perunggu, hingga masuknya Islam, yang menciptakan sosok punakawan
di wayang Jawa.

Campur aduk pengaruh aneka kebudayaan ini menghasilkan sosok


seni rupa yang menyesatkan di Indonesia. Indonesia memiliki seni yang
paling primitif sekaligus berdampingan dengan seni yang paling
kontemporer. Saat seniman ”kubu” Bandung dan Yogyakarta telah
mengenal pop art ala Andi Warhol, seniman Asmat masih setia
menggunakan tiga warna alam dalam karyanya.

Seni rupa modern Indonesia sendiri bergerak campur aduk. Kusnadi


dalam seni rupa modern menyatakan, seniman-seniman Indonesia
dibentuk melalui orientasi Timur sekaligus Barat, tanpa mengenal adanya
batasan-batasan geografis, wilayah, bangsa bahkan zaman. Sejak dirintis
oleh Raden Saleh, seni rupa modern Indonesia berjalan tanpa ”sengaja”,
sekaligus juga tanpa arah yang jelas. Raden Saleh menerapkan gaya
melukis ala renesans, namun dengan topik-topik lokal. Hasilnya muncul
dalam karya Harimau Minum, Bupati Majalengka atau Penangkapan
Pangeran Diponegoro. Sejak awal idealisme seni rupa modern Indonesia
belum terbentuk, dan sama seperti kondisi politik saat itu; terjajah seni
rupa klasik Barat. Uniknya, seni klasik Barat saat itu menjadi landasan
seni modern Indonesia. Carut marut semakin kencang, mengingat di saat
bersamaan seni lukis Bali tetap berkembang dengan dunianya sendiri.

Masalah menjadi lebih kompleks sejak seni rupa Indonesia sendiri


terbagi-bagi sesuai gejolak politik saat itu. Kusnadi dalam periode
Revolusi Fisik Kemerdekaan mengelompokkan Affandi, Hendra, Sudarso,
Trubus, Dullah dan kawan-kawan sebagai seniman pada era sebelum
kemerdekaan. Karya mereka berbeda jauh dengan karya-karya seniman
era 80-an, era 2000-an atau bahkan kembali pada karya seniman masa
Hindia Belanda. Seni rupa Indonesia bukan hanya terbagi atas aliran-
aliran ala Barat, namun juga terbagi atas periode-periode politik
nusantara.

Rumitnya identitas seni rupa Indonesia ini terus berlanjut bahkan di


masa kontemporer. Seni rupa Indonesia menginduk ke Barat, tanpa
melewati tahapan yang sama. Sebuah dunia seni rupa yang masih
mencari identitas diri, bagaikan seorang remaja yang baru menginjak
pubertas, mengekor identitas seni Barat yang telah rampung.

Salah satu bentuk rancu terjadi dalam pengertian surealisme di seni


rupa Indonesia. Kurator Jim Supangkat sempat mengeluh, saat
berhadapan dengan karya-karya mistis Indonesia. Surealisme nusantara
masih mengawal soal kekuatan gaib atau mahluk-mahluk-mahluk mitologi
yang bercampur pemahaman pribadi. Berbeda dengan surealisme Barat
yang murni bermain dengan alam pikiran manusia.
1.3 SEJARAH UMUM SENI LUKIS
Seni lukis adalah salah satu cabang dari seni rupa. Dengan dasar pengertian
yang sama, seni lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh dari
menggambar.

Melukis adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan dari
objek tiga dimensi untuk mendapat kesan tertentu. Medium lukisan bisa
berbentuk apa saja, seperti kanvas, kertas, papan, dan bahkan film di dalam
fotografi bisa dianggap sebagai media lukisan. Alat yang digunakan juga bisa
bermacam-macam, dengan syarat bisa memberikan imaji tertentu kepada media
yang digunakan.

1.3.1 ZAMAN PRASEJARAH


Secara historis, seni lukis sangat terkait dengan gambar. Peninggalan-
peninggalan prasejarah memperlihatkan bahwa sejak ribuan tahun yang
lalu, nenek moyang manusia telah mulai membuat gambar pada dinding-
dinding gua untuk mencitrakan bagian-bagian penting dari kehidupan.
Sebuah lukisan atau gambar bisa dibuat hanya dengan menggunakan
materi yang sederhana seperti arang, kapur, atau bahan lainnya. Salah
satu teknik terkenal gambar prasejarah yang dilakukan orang-orang gua
adalah dengan menempelkan tangan di dinding gua, lalu menyemburnya
dengan kunyahan dedaunan atau batu mineral berwarna. Hasilnya adalah
jiplakan tangan berwana-warni di dinding-dinding gua yang masih bisa
dilihat hingga saat ini. Kemudahan ini memungkinkan gambar (dan
selanjutnya lukisan) untuk berkembang lebih cepat daripada cabang seni
rupa lain seperti seni patung dan seni keramik.

Seperti gambar, lukisan kebanyakan dibuat di atas bidang datar seperti


dinding, lantai, kertas, atau kanvas. Dalam pendidikan seni rupa modern
di Indonesia, sifat ini disebut juga dengan dwi-matra (dua dimensi,
dimensi datar).
Objek yang sering muncul dalam karya-karya purbakala adalah
manusia, binatang, dan objek-objek alam lain seperti pohon, bukit,
gunung, sungai, dan laut. Bentuk dari objek yang digambar tidak selalu
serupa dengan aslinya. Ini disebut citra dan itu sangat dipengaruhi oleh
pemahaman si pelukis terhadap objeknya. Misalnya, gambar seekor
banteng dibuat dengan proporsi tanduk yang luar biasa besar
dibandingkan dengan ukuran tanduk asli. Pencitraan ini dipengaruhi oleh
pemahaman si pelukis yang menganggap tanduk adalah bagian paling
mengesankan dari seekor banteng. Karena itu, citra mengenai satu
macam objek menjadi berbeda-beda tergantung dari pemahaman budaya
masyarakat di daerahnya.

Pada satu titik, ada orang-orang tertentu dalam satu kelompok


masyarakat prasejarah yang lebih banyak menghabiskan waktu untuk
menggambar daripada mencari makanan. Mereka mulai mahir membuat
gambar dan mulai menemukan bahwa bentuk dan susunan rupa tertentu,
bila diatur sedemikian rupa, akan nampak lebih menarik untuk dilihat
daripada biasanya. Mereka mulai menemukan semacam cita-rasa
keindahan dalam kegiatannya dan terus melakukan hal itu sehingga
mereka menjadi semakin ahli. Mereka adalah seniman-seniman yang
pertama di muka bumi dan pada saat itulah kegiatan menggambar dan
melukis mulai condong menjadi kegiatan seni.

1.3.2 ZAMAN KLASIK


Seni lukis zaman klasik kebanyakan dimaksudkan untuk tujuan:
* Mistisme (sebagai akibat belum berkembangnya agama)
* Propaganda (sebagai contoh grafiti di reruntuhan kota Pompeii),
Di zaman ini lukisan dimaksudkan untuk meniru semirip mungkin
bentuk-bentuk yang ada di alam. Hal ini sebagai akibat berkembangnya
ilmu pengetahuan dan dimulainya kesadaran bahwa seni lukis mampu
berkomunikasi lebih baik daripada kata-kata dalam banyak hal.
1.3.3 ZAMAN PERTENGAHAN
Sebagai akibat terlalu kuatnya pengaruh agama di zaman
pertengahan, seni lukis mengalami penjauhan dari ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan dianggap sebagai sihir yang bisa menjauhkan manusia
dari pengabdian kepada Tuhan. Akibatnya, seni lukis pun tidak lagi bisa
sejalan dengan realitas.

Kebanyakan lukisan di zaman ini lebih berupa simbolisme, bukan


realisme. Sehingga sulit sekali untuk menemukan lukisan yang bisa
dikategorikan "bagus".

Lukisan pada masa ini digunakan untuk alat propaganda dan religi.
Beberapa agama yang melarang penggambaran hewan dan manusia
mendorong perkembangan abstrakisme (pemisahan unsur bentuk yang
"benar" dari benda).

1.3.4 ZAMAN RENAISSANCE


Berawal dari kota Firenze. Setelah kekalahan dari Turki, banyak sekali
ilmuwan dan budayawan (termasuk pelukis) yang menyingkir dari
Bizantium menuju daerah semenanjung Italia sekarang. Dukungan dari
keluarga deMedici yang menguasai kota Firenze terhadap ilmu
pengetahuan modern dan seni membuat sinergi keduanya menghasilkan
banyak sumbangan terhadap kebudayaan baru Eropa. Seni rupa
menemukan jiwa barunya dalam kelahiran kembali seni zaman klasik.
Sains di kota ini tidak lagi dianggap sihir, namun sebagai alat baru untuk
merebut kembali kekuasaan yang dirampas oleh Turki. Pada akhirnya,
pengaruh seni di kota Firenze menyebar ke seluruh Eropa hingga Eropa
Timur.

Tokoh yang banyak dikenal dari masa ini adalah:


* Tomassi * Donatello
* Leonardo da Vinci * Michaelangelo
* Raphael

1.3.5 ART NOUVEAU


Revolusi Industri di Inggris telah menyebabkan mekanisasi di dalam
banyak hal. Barang-barang dibuat dengan sistem produksi massal
dengan ketelitian tinggi. Sebagai dampaknya, keahlian tangan seorang
seniman tidak lagi begitu dihargai karena telah digantikan kehalusan
buatan mesin. Sebagai jawabannya, seniman beralih ke bentuk-bentuk
yang tidak mungkin dicapai oleh produksi massal (atau jika bisa, akan
biaya pembuatannya menjadi sangat mahal). Lukisan, karya-karya seni
rupa, dan kriya diarahkan kepada kurva-kurva halus yang kebanyakan
terinspirasi dari keindahan garis-garis tumbuhan di alam.

1.4 SEJARAH SENI LUKIS DI INDONESIA


Seni lukis modern Indonesia dimulai dengan masuknya penjajahan Belanda
di Indonesia. Kecenderungan seni rupa Eropa Barat pada zaman itu ke aliran
romantisme membuat banyak pelukis Indonesia ikut mengembangkan aliran ini.

Raden Saleh Syarif Bustaman adalah salah seorang asisten yang cukup
beruntung bisa mempelajari melukis gaya Eropa yang dipraktekkan pelukis
Belanda. Raden Saleh kemudian melanjutkan belajar melukis ke Belanda,
sehingga berhasil menjadi seorang pelukis Indonesia yang disegani dan menjadi
pelukis istana di beberapa negera Eropa. Namun seni lukis Indonesia tidak
melalui perkembangan yang sama seperti zaman renaisans Eropa, sehingga
perkembangannya pun tidak melalui tahapan yang sama. Era revolusi di
Indonesia membuat banyak pelukis Indonesia beralih dari tema-tema
romantisme menjadi cenderung ke arah "kerakyatan". Objek yang berhubungan
dengan keindahan alam Indonesia dianggap sebagai tema yang mengkhianati
bangsa, sebab dianggap menjilat kepada kaum kapitalis yang menjadi musuh
ideologi komunisme yang populer pada masa itu. Selain itu, alat lukis seperti cat
dan kanvas yang semakin sulit didapat membuat lukisan Indonesia cenderung
ke bentuk-bentuk yang lebih sederhana, sehingga melahirkan abstraksi.
Gerakan Manifesto Kebudayaan yang bertujuan untuk melawan pemaksaan
ideologi komunisme membuat pelukis pada masa 1950an lebih memilih
membebaskan karya seni mereka dari kepentingan politik tertentu, sehingga era
ekspresionisme dimulai. Lukisan tidak lagi dianggap sebagai penyampai pesan
dan alat propaganda. Perjalanan seni lukis Indonesia sejak perintisan R. Saleh
sampai awal abad XXI ini, terasa masih terombang-ambing oleh berbagai
benturan konsepsi.

Kemapanan seni lukis Indonesia yang belum mencapai tataran keberhasilan


sudah diporak-porandakan oleh gagasan modernisme yang membuahkan seni
alternatif atau seni kontemporer, dengan munculnya seni konsep (conceptual
art): “Installation Art”, dan “Performance Art”, yang pernah menjamur di pelosok
kampus perguruan tinggi seni sekitar 1993-1996. Kemudian muncul berbagai
alternatif semacam “kolaborasi” sebagai mode 1996/1997. Bersama itu pula seni
lukis konvensional dengan berbagai gaya menghiasi galeri-galeri, yang bukan
lagi sebagai bentuk apresiasi terhadap masyarakat, tetapi merupakan bisnis
alternatif investasi.

Aliran-aliran seni lukis yang ada di Indonesia diantaranya adalah :

- Surrealisme - Kubisme
- Romantisme - Plural painting
- Seni lukis daun - Ekspresionisme
- Dadaisme - Fauvisme
- Neo-Impresionisme - Realisme
- Naturalisme - De Stijl
- Abstrak

1.5 PENGERTIAN ABSTRAK DALAM LUKISAN


Seni abstrak adalah salah satu jenis kesenian kontemporer yang tidak
menggambarkan obyek dalam dunia asli, tetapi menggunakan warna dan bentuk
dalam cara non-representasional. Pada awal abad ke-20, istilah ini lebih
digunakan untuk mendeskripsikan seni seperi kubisme dan seni futuristik.
Louis Fichner dalam Understanding Art (1995) menyatakan, seni abstrak
merupakan penyederhanaan atau pendistorsian bentuk-bentuk, sehingga hanya
berupa esensinya saja dari bentuk alam atau objek yang diabstraksikan.
Abstraksi, mengubah secara signifikan objek-objek sehingga menjadi esensinya
saja.

Seni abstrak diciptakan melalui dua pendekatan. Pertama, seni abstrak


diciptakan tanpa merujuk secara langsung pada bentuk-bentuk eksternal atau
realitas. Ke dua, seni abstrak berupa citraan-citraan yang diabstraksikan yang
berasal dari alam. Seni abstrak diciptakan melalui proses mengubah atau
menyederhanakan bentuk-bentuk menjadi bentuk geometrik atau biomorfik. Seni
abstrak juga dapat diciptakan dalam bentuk ekspresif.

Istilah non objective dahulu digunakan untuk mendeskripsikan jenis-jenis seni


abstrak tertentu. Istilah ini kemudian ditinggalkan oleh para kritikus kontemporer
dan para sejarawan. Mereka lebih memilih istilah seni abstrak daripada seni
nonobjective. Seni abstrak muncul pada abad 20 dalam seni rupa Barat, sebagai
seni avant-garde.

Lukisan abstrak berupa abstraksi pohon dibuat oleh pelukis Piet Mondrian.
Pelukis ini menciptakan lukisan abstrak melalui beberapa tahapan. Pertama,
pohon digambar tampak seperti mata memandang. Kemudian pohon digambar
berdasarkan esensinya saja, yaitu struktur garisnya.

Lukisan abstrak lainnya, lukisan ekspresionis karya Jackson Pollock,


merupakan ekspresi murni pelukis tanpa merujuk pada objek-objek alam.
Lukisan abstrak ini diciptakan berdasarkan intuisi pelukis. Cat warna-warni di
tuangkan pada permukaan kanvas, sehingga membentuk komposisi-komposisi
tertentu.

Wassily Kandinsky pelukis ternama Rusia, menyatakan, lukisan abstrak itu


ada kemiripan dengan musik. Memahami lukisan abstrak bisa diibaratkan seperti
kita mendengarkan musik instrumental. Kita bisa merasakan keindahan nada-
nada musik itu tanpa harus dibebani dengan muatan-muatan verbal.
Semua unsur estetika dikembalikan pada bentuknya yang paling murni. Pada
musik, semua unsur nada mewakili nada itu sendiri. Pada senilukis, warna
mewakili warna, garis mewakili garis, demikian pula dengan unsur-unsur visual
lainnya. Pada lukisan abstrak, unsur-unsur visual tidak digunakan untuk
merepresentasikan objek-objek tertentu.

Pada lukisan abstrak, unsur-unsur visual disusun sedemikian rupa, sehingga


menyampaikan pesan atau kesan tertentu. Unsur-unsur visual ini sendiri
memiliki karakter dan makna-makna simbolik. Karakter dan makna simbolik
unsur-unsur visual dapat menyiratkan makna tertentu yang diinginkan pelukis.

Jika pada musik instrumental orang bisa merasakan nada-nada senang,


sedih, semangat dan sebagainya. Demikian pula dengan lukisan. Komposisi
unsur-unsur visual bisa menunjukkan hal yang sama. Kesan kalem, tenang,
tegas, berani, optimis dan sebagainya dapat diciptakan melalui komposisi unsur-
unsur visual.
BAB II PEMBAHASAN MAKALAH

2.1 MEMBACA MAKNA SENI LUKIS ABSTRAK


Karena tidak mengemukakan sesuatu yang kongkrit, lukisan abstrak terkesan
sulit dimengerti. Hanya orang-orang tertentu saja yang menyukai lukisan jenis
ini. Kesannya, lukisan abtrak menjadi karya seni kaum elit dan hanya dipahami
kaum intelek saja. Padahal sebenarnya tidak sulit memahami lukisan abstrak.

 Klasifikasi warna
Lukisan abstrak dapat dianalisis berdasarkan klasifikasi warnanya. Warna
dapat diklasifikasian dalam beberapa kelompok, yaitu warna panas, dingin,
harmonis, monokromatis, kontras dan netral. Warna panas terdiri dari unsur-
unsur warna merah, kuning dan oranye. Warna dingin terdiri dari unsur-unsur
warna hijau, hijau muda, dan biru.

Warna harmonis terdiri dari unsur-unsur warna berdekatan dalam


lingkaran warna. Contohnya warna biru, hijau dan hijau muda. Atau warna
merah, oranye dan kuning.

Warna monokromatis, warna yang disusun berdasarkan warna senada.


Warna senada dibuat dengan menambahkan warna putih atau hitam. Warna
biru bila ditambahkan warna putih akan menjadi biru terang. Semakin banyak
warna putih ditambahkan, warna biru akan tampak semakin terang. Dengan
cara seperti ini warna biru terang bisa dibuat menjadi beberapa tingkatan.
Jika disusun dalam bidang gambar warna ini menjadi warna monokromatis
biru.
Jika ditambahkan warna hitam, warna biru akan menjadi biru gelap.
Semakin banyak warna hitam ditambahkan, warna biru akan semakin gelap.
Dengan cara ini pula warna biru gelap bisa dibuat beberapa tingkatan. Jika
disusun dalam bidang gambar, menjadi susunan warna biru monokromatis.

Warna kontras terdiri dari unsur-unsur warna yang saling bertentangan.


Warna hitam dan warna putih adalah kontras karena sangat bertentangan.
Warna kuning dengan ungu juga kontras. Demikian pula warna merah
dengan hijau. Warna kontras adalah warna-warna yang sangat bertentangan.
Dalam lingkaran warna, posisi warna kontras saling berhadapan.

 Karakter warna
Lukisan abstrak dapat dianalisis berdasarkan karakter warnanya. Karakter
warna, kesan yang ditimbulkan oleh warna. Warna kuning, oranye dan merah
memberi kesan warna hangat, gembira, semangat, berani dan sebagainya.
Warna biru, hijau dan hijau muda memberi kesan sejuk, tenang, nyaman, dan
sebagainya. Warna hitam, putih, dan abu-abu adalah warna netral.

 Karakter Garis dan Tekstur


Lukisan abstrak juga dapat dianalisis berdasarkan karakter garis dan
teksturnya. Garis dan tekstur memiliki karakter tertentu. Garis meliuk terkesan
gemulai, lembut dan lunak. Garis lurus dan menikung tajam terkesan kaku,
tegas dan keras. Demikian pula dengan tekstur, permukaan tekstur lukisan
menyampaikan karakter tertentu. Tekstur halus memberikan kesan lembut
dan nyaman. Sedangkan tekstur kasar manyampaikan kesan sebaliknya,
keras dan tidak nyaman.

 Komposisi
Lukisan abstrak dapat dianalisis komposisinya. Komposisi lukisan dapat
diciptakan dengan berbagai cara. Pertama, komposisi balans simetris. Pada
komposisi ini unsur-unsur visual lukisan disusun seimbang secara simetris.
Kedua, komposisi balans asimetris. Pada komposisi ini, susunan unsur-unsur
visual lukisan disusun seimbang namun tidak simetris.

 Makna Simbolik
Lukisan abstrak dapat dianalisis berdasarkan warna simboliknya. Warna
simbolik menyampaikan pesan-pesan atau kesan-kesan tertentu berdasarkan
karakter warna. Warna sebagai simbol dipergunakan atas dasar konvensi,
atau suatu kebiasaan yang berlaku umum.

Mawar merah dapat diartikan sebagai lambang cinta. Berdasarkan


karakternya, warna merah terkesan semangat, berani, hangat, bahagia, dan
optimis. Seorang pemuda yang memberikan setangkai mawar merah pada
gadis pujaannya, dapat diartikan pemuda itu menyatakan cinta pada si gadis.
Karakter warna merah dapat dianggap mewakili perasaan pemuda itu.
Warna hitam sering dipergunakan untuk menyatakan dukacita.
Berdasarkan karakternya, warna hitam terkesan gelap, misterius, murung,
sedih dan tenang. Pada upacara pemakaman biasanya orang mengenakan
busana warna hitam sebagai pernyataan duka cita.
Demikian pula dengan warna-warna lainnya. Setiap warna memiliki
karakter dan makna-makna simbolik tertentu. Warna hijau misalnya, banyak
dipergunakan untuk simbol lingkungan hidup. Warna ini memiliki karakter
sejuk, dingin, segar, tenang, dan nyaman. Warna hijau memberikan kesan
kehidupan.
Warna kuning banyak dimanfaatkan untuk upacara-upacara gemerlap
dan mewah. Warna kuning mengesankan kemegahan. Warna putih banyak
dipergunakan untuk upacara-upacara sakral. Warna putih mengesankan
bersih dan suci.
Pada lukisan abstrak, seorang pelukis memilih warna-warna berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan tertentu. Pilihan-pilihan warna berdasarkan pada
karakter dan makna-makna simbolik warna itu sendiri. Seorang pelukis
abstrak tidak asal saja menaruh warna-warna pada kanvas.

2.2 PERMASALAHAN DALAM MEMAHAMI LUKISAN ABSTRAK


Lukisan abstrak sering menimbulkan pertanyaan di kalangan masyarakat
kebanyakan. “Lukisan apa ini?” “Kok tidak ada bentuknya? Seperti corat-coret
saja!” "Lukisan seperti ini sulit dipahami.” Pernyataan seperti itu sering terlontar
ketika seseorang berhadapan dengan lukisan abstrak.
Karena tidak mengemukakan sesuatu yang kongkrit, lukisan abstrak terkesan
sulit dimengerti. Hanya orang-orang tertentu saja yang menyukai lukisan jenis
ini. Kesannya, lukisan abtrak menjadi karya seni kaum elit dan hanya dipahami
kaum intelek saja. Padahal sebenarnya tidak sulit memahami lukisan abstrak.
Dari semua seni, lukisan abstrak adalah yang paling sulit. Hal ini menuntut
kita untuk tahu cara penggambaran dengan baik. Lukisan abstrak memiliki
kepekaan tinggi untuk komposisi dan warna. Jadi, lukisan abstrak itu adalah seni
yang lebih pada pengertian cara berpikir karena seniman melihat sesuatu dari
kedalaman bentuk melalui objek yang dengan begitu akan mendapatkan ide,
inspirasi, kreasi serta semangat untuk mewujudkan suatu karya lukis.

2.3 TANGGAPAN MASYARAKAT MENGHADAPI LUKISAN ABSTRAK


Reaksi umum masyarakat awam terhadap lukisan abstrak adalah tidak bisa
menafsirkan apa yang ada pada lukisan tersebut, bagaimana cara membuat
lukisan abstrak.

Biasanya komentar yang terlontarkan setelah melihat suatu lukisan misalnya


seperti “Saya sudah mencoba untuk mengartikan hal ini selama beberapa
tahun, namun saya tetap tidak mengerti apa arti di balik lukisan Abstrak ini
sendiri.” Namun tanggapan dari para Seniman/Artist mengenai hal ini sangat
biasa dengan mengeluarkan kata-kata “Mereka hanyalah orang-orang yang
tidak memiliki kemampuan mental untuk bisa menghargai seni abstrak.”

Tetapi, jika sebuah karya seni abstrak memiliki sebuah arti penting bagi orang
lain selain dari seniman itu sendiri, maka hal tersebut harus memiliki sesuatu
yang akan mempertahankan perhatian dari orang-orang yang melihat karya seni
abstrak itu sendiri, menarik mereka, menjaga agar mereka tetap memperhatikan
karya itu sendiri, dan menghasilkan respon emosional.

Pemahaman seni sangat relevan dengan bagaimana kita dapat memahami


lukisan abstrak. Banyak orang berpikir bahwa lukisan abstrak harus memiliki arti
khusus dari beberapa macam bentuk lukisan abstrak, yang dapat dimengerti dan
defenisikan dengan jelas kalau saja mereka tahu bagaimana untuk dapat
memahaminya..
BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Objek lukisan adalah medium. Melalui objek, seniman melihat suatu
kedalaman bentuk. Melalui objek si seniman mendapatkan inspirasi, semangat,
ide, dan kreasi dalam mewujudkan sesuatu yang ingin ditampilkannya. Si
seniman tidak pernah mewujudkan objek sebagaimana adanya akan tetapi
sebagaimana yang dirasakannya.

Dalam hal ini Reid Hastie seorang profesor Dept. of Art Education
mengatakan " The looks at his world deeply and sensitively, and he abstract, or
takes out,from this seeing of his world that which he feels is importance (the
essence, meaning, and significance it has for him)"?.

Seniman melihat objeknya amat dalam dan amat sensitif. Seniman tidak
melihat tampilan fisik objeknya akan tetapi apa yang tersirat dibalik wujud fisik
tersebut, sesuatu yang dirasakan amat penting seperti esensi, makna dan
sesuatu yang berarti dan disampaikan dan diwujudkan dalam bentuk karya lukis.
Seniman mengungkapkan dirinya melalui objek lukisannya, namun yang
seniman ungkapkan bukan perasaannya sendiri tetapi apa yang ia ketahui
tentang perasaan manusia.

Apa Itu Abstrak?


Kata abstrak mengandung pengertian ringkasan, inti, tidak berwujud,
mujarad, niskala. Dalam kaitan dengan cipta seni, kata abstrak menunjuk
kepada wujud yang tidak realis atau natural (non objective, non
representational). Bentuk abstrak adalah bentuk yang tidak menampilkan rupa
yang kita kenali sebagai rupa benda atau objek yang kita lihat dalam kenyataan
sehari-hari. Bentuk abstrak adalah bentuk imajinasi seniman. Bentuk abstrak
dapat terjadi dari olahan seniman dalam mencari esensi bentuk objeknya
"abstraction; the essential from an object a process in which the artist focusses
on an exaggerats the forms of objects for aesthetics and expressive purpose"?
demikian dikatakan Rathus.

Oleh karena itu bentuk abstrak adalah bentuk olahan, bentuk imajinatif
seniman, maka wujudnya menjadi unik, karena bentuk itu tidak pernah kita kenal
selama ini. Bentuk yang tidak pernah ditemukan di atas bumi ini.

Salah seorang tokoh seni lukis abstrak yang terkenal di dunia adalah Picasso.
Picasso mengolah bentuk alam menjadi kubus-kubus sebagai esensi bentuk.
Oleh karena itu Picasso dikenal sebagai pelopor aliran kibisme. Salah satu
lukisan Picasso yang terkenal adalah Guernica, yang sekarang dikoleksi
Museum of Modern Art New York. .

Proses Abstraksi
Abstraksi adalah suatu proses. Tidak mungkin suatu bentuk abstrak datang
begitu saja tanpa proses abstraksi. Mengabtraksi dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu :
Pertama dengan menggambarkan bentuk alamnya terlebih dahulu. Bentuk
alam itu harus dipahami sampai bentuk detailnya dan termasuk karakter bentuk
itu. Selanjutnya dilakukan penyederhanaan bentuk, dengan menghilangkan
bagian-bagian yang tidak perlu. Proses penyederhanaan bentuk itu dilakukan
beberapa tahap sampai dicapai esensi bentuk yang diinginkan. Akhirnya yang
dilukiskan adalah esensi bentuk itu. Bentuk yang tampil adakalanya masih dapat
diterka dan adakalanya tidak. Wujud bentuk yang tidak dapat lagi diterka itu
disebabkan proses abstraksi yang sudah sangat ekstrim dan jauh menyimpang
(mislead) dari bentuk naturalnya.
Sebagai contoh dapat dilihat proses abstraksi seekor lembu yang dilakukan
oleh pelukis Theo van Doesburg dalam delapan tahap :
Proses abstraksi sampai tahap ke enam masih dapat diterka objeknya.
Struktur lembu masih dapat dibaca, namun pada proses ke tujuh dan delapan
objeknya tidak dapat dikenali lagi karena struktur lembunya telah mengalami
penyederhanaan yang sangat ekstrim dan yang tinggal adalah esensi bentuk
lembu. Jika lukisan itu ditampilkan dengan judul lembu maka si pengamat
akan sulit dan bingung karena lembu secara struktur yang dikenal sudah tidak
nampak lagi.

Kedua, proses abstraksi tidak diwujudkan dalam bentuk gambar


sebagaimana yang dilakukan Theo van Doesburg. Proses abstraksi dilakukan di
dalam pikiran dan perasaan si seniman itu. Proses ini berjalan dengan
perenungan yang dalam, renungan bisa dalam waktu pendek dan bisa pula
dalam waktu yang sangat panjang. Apabila kematangan telah tercapai maka ia
akan meledak menjadi ekspresi yang tidak tertahankan. Garis demi garis, bentuk
demi bentuk akan meluncur secara spontan sampai lukisan itu selesai.

Inti dari menciptakan sebuah lukisan abstrak adalah bahwa hal itu merupakan
perwujudan sesuatu yang hanya dapat dilihat dan bukan dimasukkan kata-kata
agar dapat di pahami. Lukisan abstrak bukanlah soal yang dapat diisi dengan
kata-kata, itu adalah sebuah lukisan yang meliputi dan menyatakan hal-hal
dalam bahasa yang unik pada media cat. Itulah mengapa kita perlu mencoba
untuk memahami lukisan abstrak.

Hal pertama yang harus diperhatikan tentang mendefinisikan makna dari


lukisan abstrak dengan cara mengamati sejenak dan pikirkan apa yang anda
lihat dan seperti apa itu. “Keindahan dalam melihatnya” mungkin merupakan
cara yang cukup akurat untuk melihat hal ini. Menemukan makna dari apa yang
anda lihat pada lukisan abstrak.

Jadi, lukisan abstrak memiliki arti yang berbeda bagi orang yang berbeda
pula. Namun itu bukan masalah, karena ada beberapa orang menemukan
makna dari sebuah seni itu dalam cara tersendiri dan dapat menyimpulkan
dibalik semua itu.
DAFTAR PUSTAKA

 http://www.lukisan.info/art/

 http://www.id.wikipedia.org/wiki/Seni_lukis/

 http://www.scribd.com/

 http://3gplus.wordpress.com/sejarah-seni-lukis-di-indonesia/

 http://kliksite.com/tag/lukisan-abstrak/

Anda mungkin juga menyukai