Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Assamualaikum wr.wb

Puji dan syukur tak terlupa kami panjatkan kepada kehadiran allah
swt yang telah memberikan nikmat kepada kami untuk mengerjakan dan
menyelesaikan tugas makalah seni rupa ini.
Makalah ini berisikan tentang “Fenomena Seni Rupa” Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman dan juga berguna untuk menambah pengetahuan bagi kami.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman
yang kami miliki sangat kurang.Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
kepada ibu untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
Amin….

Wassamu’alaikum wr.wb

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………… i
KATA PENGATAR................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................... 2
C. Tujuan........................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................... 3
A. Pengertian fenomena......................................................................... 3
B. Pengertian seni rupa pramodern..................................................….. 3
C. Pengertian seni rupa modern............................................................. 8
D. Pengertian seni rupa posmodern........................................................ 13
BAB III PENUTUP …………………………………………………….. 16
 A. Simpulan …………………………………………………….. 16
 B. Saran ………………………………………………………… 17
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………. …….. 18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fenomena diartikan sebagai gejala, fakta, kejadian yang bersifat nyata yang
terjadi dalam dunia perkembangan seni rupa. Kita tahu bahwa seni rupa terus
mengalami perkembangan terus dari masa ke masa. Mulai dari zaman pra sejarah
hingga zaman modern seperti sekarang ini. Berikut ini Macam-macam Fenomena
Seni Rupa menurut perkembangan zamannya
Seni rupa Pra-Modern adalah seni rupa yang dihasilkan sebelum jaman
modern. Boleh diartikan seni rupa zaman kuno. Seni rupa pramodern merupakan
awal sejarah dalam seni rupa modern yang ditandai dengan kemajuan dibidang
industri. Seni rupa terus mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan
kebudayaan manusia, dan dapat kita lihat baik dari aspek kesejarahan , aspek
konseptual , maupun aspek kebentukan. Seni rupa pramodern dapat dikelompokkan
menjadi 4 bagian, yaitu primitivisme, naturalisme, realisme, dan dekorativisme
Seni rupa modern adalah karya seni rupa yang dihasilkan dalam periode
terentang antara 1860-an sampai 1970-an dengan menggunakan gaya dan filosofi
seni yang dihasilkan pada masa itu. Pada dasarnya, dunia seni rupa modern
berada dalam pengauruh struktur budaya sosial yang lebih luas sebagai hasil
perkembangan dunia selama akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Pelukis-pelukis
modern pada umumnya bereksperimen dengan gaya baru yang unik dan dengan
menghasilkan ide-ide segar mengenai fungsi dari seni rupa dan material-material
yang digunakan. Mereka cenderung menciptakan karya seni rupa yang dihasilkan
dari perasaan yang dalam dan inspirasi-inspirasi yang kreatif pada umumnya. Bahkan
bila hasil karya mereka sepertinya tidak memiliki tujuan atau makna apapun pada
umumnya, kenyataannya hasil karya tersebut memiliki maknanya sendiri tergantung
apa yang tengah terjadi dalam situasi dan kondisi pada masa tertentu dan sesuai
dengan intelektual masyarakat yang lebih luas.
Macam-macam seni rupa yang dihasilkan dari seni rupa modern adalah Seni
Pop, Seni Optik, Seni Konseptual, dan Seni Kontemporer.
Seni rupa posmodern adalah seni rupa yang berkembang setelah abad ke-20.
Seni rupa posmodern juda dapat diartikan sebagai seni rupa yang berkembang setelah
abad modern dimulai yaitu pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.

1
Ciri-ciri karya seni rupa posmodern adalah; 1.Seni dianggap sebagai
bahasa/system tanda, 2.Sejarah &tradisi dihidupkan kembali, 3.Ornamen &dekorasi
dianggap penting, 4.Kontradiksi, 5.Tidak mengedepankan fungsi.

B. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan Masalah dalam Makalah ini:
1. Apa Yang di maksud dengan Fenomena ?
2. Apa saja macam-macam fenomena seni rupa?
3. Pengertian dari seni rupa pramodern?
4. Apa saja macam-macam seni rupa pramodern ?
5. Apa Yang di maksud dengan Seni rupa modern?
6. Apa saja macam-macam seni rupa modern?
7. Apa pengertian seni rupa pos modern?
8. Apa saja ciri-ciri seni rupa pos modern?

C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah
1. Untuk mengetahui apa itu fenomena ?
2. Untuk mengetahui bagian-bagian fenomena?
3. Untuk mengetahui apa Yang di maksud dengan seni rupa pramodern?
4. Untuk mengetahui apa saja macam-macam seni rupa pramodern ?
5. Untuk mengetahui apa itu seni rupa modern?
6. Untuk mengetahui apa saja macam-macam seni rupa modern ?
7. Untuk mengetahui apa itu posmodern?
8. Untuk mengetahui apa saja ciri-ciri posmodern?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertin Fenomena
Fenomena seni rupa dapat diartikan sebagai gejala, fakta, kejadian yang
bersifat nyata yang terjadi dalam dunia perkembangan seni rupa. Kita tahu bahwa
seni rupa terus mengalami perkembangan terus dari masa ke masa. Mulai dari
zaman pra sejarah hingga zaman modern seperti sekarang ini. Berikut ini Macam-
macam Fenomena Seni Rupa menurut perkembangan zamannya:

B. Seni Rupa Pra-Modern


Seni rupa Pra-Modern adalah seni rupa yang dihasilkan sebelum jaman
modern. Boleh diartikan seni rupa zaman kuno. Seni rupa pramodern merupakan
awal sejarah dalam seni rupa modern yang ditandai dengan kemajuan dibidang
industri. Seni rupa terus mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan
kebudayaan manusia, dan dapat kita lihat baik dari aspek kesejarahan , aspek
konseptual , maupun aspek kebentukan. Seni rupa pramodern dapat dikelompokkan
menjadi 4 bagian, yaitu primitivisme, naturalisme, realisme, dan dekorativisme.
1. Primitivisme
Primitivisme adalah corak karya seni rupa Yang memiliki sifat bersahaja
Naif,sederhana,spontan,jujur,baik Dari segi penggarapan bentuk pewar Naan.patung
primitif merupakan karya tiga dimensi Yang perwujudannya Mengekspresikan
makna seni dengan bahasa bentuk simbolik.contohnya patun dewi kecantikan yunani
klasik mengekpresikan makna seni dengan Idealisasi bentuk mimesis(mengimitasi
atau meniru) rupa manusia dalam Wujud Yang indah dan sempurna.
Ciri – Ciri Seni Lukis Primitivisme :
Bentuk sederhana
Karena lukisan aliran Primitif ini dibuat / dilukis secara spontan dan tidak
menggunak teknik serta alat – alat melukis yang mencukupi, maka Lukisan yang
dihasilkan mengandung bentuk yang sederhana. Bentuk yang terdapat dalam lukisan
aliran Primitivisme merupakan bentuk bentuk pokok yang menjadi ciri dari suatu
objek, tetapi tidak sampai menggambarkan detail dari suatu objek.
Misalnya, menggambarkan binatang buruan hanya berupa binatang yang
memiliki kepala, badan, 4 buah kaki, dan terdapat ekornya, tetapi tidak
menggambarkan detailnya berupa kuku di kaki maupun bulu – bulu di tubuh binatng
tersebut.

3
Bentuk-bentuk cenderung ekspresif dan bukan peniruan dari bentuk yang ada di
alam.
Dalam proses pembuatan lukisan yang menggunakan aliran Primitive, sang
pelukis umumnya meluapkan ekspresinya dalam lukisan yang dibuat. Selain itu juga
pelukis umumnya menggambarkan ekspresi dari tokoh yang dilukiskannya.
Penggambaran ekspresinya dapat melalui perbedaan warna maupun ciri yang
lainnya.
Memiliki kesan magis dan sakral
Kebanyakan lukisan Primitivisme yang ditemukan memiliki nilai kesakralan.
Beberapa diantaranya ada yang menggambarkan dewa – dewa yang mereka sembah
maupun mereka takuti. Ada juga yang menggambarkan suatu peristiwa besar yang
terjadi. Bahkan ada juga yang dibuat sebagai bahan untuk melakukan ritual tertentu.

2. Naturalisme
Naturalisme adalah corak karya rupa Yang teknik penulisannya berpedoman pada
peniruan alam untuk menghasilkan karya seni sehingga
Seniman terikat sekali pada hukum proporsi,anatomi,perspektif,Dan teknik
pewarnaan untuk mencapai kemiripan sesuai dengan perwujudan
Objek Yang dilihat oleh Mata.Tokoh-tokohnya antara lain,Abdullah SR,Wakidi,
pirngadi, Basoeki Abdullah, Trubus, Dullah, Rustamadji, wahdi, dll

Kebanyakan dari aliran seni rupa naturalisme mengambil objek landscape atau
pemandangan alam. Tokoh Indonesia yang mempopulerkan aliran seni rupa
naturalisme adalah Wakidi Basuki Abdullah, Gambir Anom, dan Abdullah Sudrio
Subroto.

4
Tokoh Luar Negeri yang mempopulerkan aliran seni rupa aliran naturalisme adalah
Theodore Rousseu, Franss Hall, William Bliss Baker, dan William Hogart.
3. Realisme
Realisme adalah perkembangan lebih lanjut Dari naturalisme.aliran ini
muncul di belahan dunia barat sekitar pertengahan abad ke-17.intisari filosofinya
menunjukkan keyakinan seniman terhadap realitas duniawi Yang kasat Mata sebagai
objek penciptaan karya seni.realisme di bedakan menjadi beberapa kategori.misalnya
realisme sosialis(Yang cenderung mengungkapkan adegan-adegan kehidupan
manusia Yang serba sengsara, getir, dan pahit).
Herbert Read antara lain menyatakan”jenis seni rupa Yang sepenuhnya dapat
kita sebut sebagai realistis adalah Yang berusaha dengan segala Daya untuk
menyatakan perwujudan objek dengan tepat,Dan seni seperti ini,sebagaimana halnya
filsafat realisme, selalu berdasar atas keyakinan atas keberadaan objektif darj
sesuatu. Jadi dalam pengertian murni,aliran realis berusaha melukiskan keadaan
secara nyata,seniman realis memandang dunia ini tanpa ilusi,mereka menciptakan
karya seni rupa Yang nyata menggambarkan apa-apa yang nyata Dan benar-benar
Ada di dunia. Dengan perkataan lain seniman Realis mendasar seninya pada
penerapan panca inderanya tanpa mengikut Sertakan fantasi Dan imajinasinya.
Tokoh-tokoh realisme di Indonesia antara lain:
-Raden saleh (realisme romantis)
-S.Soedjojono
-Dullah
-Rustamadji (realisme fotografis)
-Dede Eri Supria
-Ronald Manullang (Realisme Baru)
Ciri-ciri aliran realisme
- Mengangkat peristiwa keseharian yang dialami oleh orang kebanyakan
- Menggambarkan masyarakat dan situasi kontemporer yang nyata dan khas dengan
lingkungan keadaan sehari-harinya
- Karya realis menggambarkan manusia dari semua kelas dalam situasi dan kondisi
aslinya
- Realisme tidak setuju terhadap subjek seni yang dibesar-besarkan (dramatis) ala
Romantisisme.
- Memiliki detail gambar yang menyerupai aslinya (natural) melalui teknik tinggi
yang dikuasai oleh pelukisnya.
- Tidak menutupi kehidupan rakyat sederhana yang tidak memiliki rumah mewah
atau pakaian mahal seperti kaum bangsawan.

5
- Objektif terhadap kaum atas, dalam artian tidak hanya kebaikannya saja yang
diperlihatkan, Misalnya: mengangkat peristiwa tragisnya perang yang hasilkan oleh
permainan politik kelas atas, melalui penggambaran pion-pion kecil dibawahnya

The Stone Breaker " Gustave Courbet (1849)


Deskripsi : Lukisan Courbet yang pertama " The Stone Breaker " (1849)
mengandung ciri-ciri pokok yang menentukan konsep Realisme Courbet. Tema yang
menggambarkan lelaki tua dan lelaki muda yang sedang bekerja di jalan,
merupakan lukisan yang didasarkan pada pengamatan nyata oleh Courbet. Ia
mendatangkan mereka untuk berpose di studionya. Ia kemudian menciptakan adegan
yang menggambarkan lelaki yang terlalu tua dan terlalu muda untuk jenis pekerjaan
itu. Karya Courbet tersebut dikritik berbau " sosialistik" pada masa itu.
4. Dekoratif
Dekoratif merupakan karya seni rupa dekoratif Yang senantiasa berhubungan dengan
hasrat.menyederhanakan bentuk dengan jalan mengadakan distorsi.Ciri-cirinya
bersifat kegarisan,berpola,ritmis,pewarnaan Yang rata Dan secara umum mempunyai
kecenderungan luas untuk menghias. Tujuan dan sifat hias ini menyebabkan
keindahan rupa dekoratif termasuk kategori seni Yang mudah di cerna oleh
masyarakat. Karya seni dekoratif dapat di klasifikasikan menjadi dua bagian
utama,yakni dekoratif figuratif Dan dekoratif geometris.
1. Dekoratif figuratif biasanya di tandai dengan penggambaran
Wujud figur atau bentuk-bentuk di alam.Contohnya; pemandangan alam, pasar.

6
Teknik penulisannya tidak berupaya untuk meniru rupa secara
realistis,melainkan di kerjakan dengan bentuk Yang datar tanpa
memperhitungkan aspek volume dalam penggarapan bentuk visual.

2. Dekoratif geometris adalah karya seni rupa yang bebas dari peniruan alam,
perwujudannya merupakan susunan motif, bentuk, atau pola tertentu di tata
sedemikian rupa sehingga memiliki kapasitas untuk membangkitkan perasaan
keindahan dalam diri pengamatnya. Lukisan-lukisan geometris cenderung
rasional karena terikat pada pola, motif, atau bentuk-bentuk dan teknik pelukisan
yang menuntut ketrampilan dan kesabaran dalam proses kreasinya.
Lukisan-lukisan geometris cenderung rasional karena terikat pada pola, motif,
atau bentuk-bentuk dan teknik pelukisan yang menuntut ketrampilan dan kesabaran
dalam proses kreasinya.seni rupa dapat di lihat pada ragam hias di daerah-daerah
seluruh kepulauan Indonesia.misalnya motif pilinberganda, lingkaran, elips, setengah
lingkaran,segi tiga,prisma.motif tersebut biasanya tersusun rapi dengan teknik
pengulangan, sehingga Tercipta suatu harmoni,karena penempatannya memetingkan
keteraturan Dan kerapian.maka dalam bentuk tradisional komposisinya
simetris.Namun kerap pula kita jumpai dalam era modern komposisi Yang
bebas,seperti pada karya sapto hudoyo Dan Hatta Hambali.
Tokoh-tokoh penulis dekoratif Indonesia:
1.Kartono Yudokusumo
2.Widayat
3.Suparto
4.Ratmoyo
5.Batara Lubis
6.Amrus Natalsya
7.Sarnadi Adam

7
Tujuan seni rupa dekoratif ialah untuk membuat keindahan melalui karya seni lukis.
Karya seni rupa dekoratif termasuk karya seni yang mudah dicerna oleh para
pemirsa.

C. Seni Rupa Modern


Seni rupa modern adalah karya seni rupa yang dihasilkan dalam periode
terentang antara 1860-an sampai 1970-an dengan menggunakan gaya dan filosofi
seni yang dihasilkan pada masa itu. Pada dasarnya, dunia seni rupa modern
berada dalam pengauruh struktur budaya sosial yang lebih luas sebagai hasil
perkembangan dunia selama akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Pelukis-pelukis
modern pada umumnya bereksperimen dengan gaya baru yang unik dan dengan
menghasilkan ide-ide segar mengenai fungsi dari seni rupa dan material-material
yang digunakan. Mereka cenderung menciptakan karya seni rupa yang dihasilkan
dari perasaan yang dalam dan inspirasi-inspirasi yang kreatif pada umumnya. Bahkan
bila hasil karya mereka sepertinya tidak memiliki tujuan atau makna apapun pada
umumnya, kenyataannya hasil karya tersebut memiliki maknanya sendiri tergantung
apa yang tengah terjadi dalam situasi dan kondisi pada masa tertentu dan sesuai
dengan intelektual masyarakat yang lebih luas.
Macam-macam seni rupa yang dihasilkan dari seni rupa modern adalah Seni Pop,
Seni Optik, Seni Konseptual, dan Seni Kontemporer.
 Seni pop
Budaya pop tumbuh Dari pertemuan beberapa kecenderungan Dan kondisi
sosial Ekonomi masyarakat pada pertengahan tahun 1950-an.Budaya ini di
tandai oleh Ketiadaan penggangguran,konsumerisme,makin meningkatnya
kesejahteraan Mobilitas sosial Ke atas,melonggarnya struktur kelas dalam
masyarakat,ber Ubahnya pandangan sosial,Dan kesejahteraan kaum
muda,beserta budaya protesnya,pengalaman Dan kepekaan Yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari.

8
- Pop art adalah produk sistem perekonomian kapitalis,di mana segala Hal
dalam kehidupan ini,termasuk hal-hal Yang berada dalam pasar wilayah
realis simbolisme di usahakan menjadi komoditi Yang bisa di jual Ke
pasar luas.Oleh karena itu logika produk kesenianyang lahir Dari sistem
perekonomian ini adalah logika pasar,bukan logika logistik. Dalam seni
pop menunjukkan pada berbagi jenis musik Yang populer dalam
masyarakat.Pop art juga tampil dalam seni patung,poster,desain,seni
grafiti,fashion Dan sebagainya.Pop art di pandang sebagai Salah satu
manifestasi subkultur,gerakan kultural generasi muda.Pop art identik
dengan gaya hidup generasi muda dengan karakteristik perlawanan
kepada norma-norma masyarakat berlaku. Seniman Pop art,Andy
Warhol,Roy Lichtenstein,Tom Wesselmann.

 Seni optik
Ada bebrapa faktor Yang mempengaruhi munculnya berbagai ilmu,seperti
ilmu
Fisika,anatomi manusia,teristimewa pada sistem optik Dan beberapa teori
Warna,baik untuk warna sinar maupaun warna pigmen.ilmu optik pertama
Kali di pelajari selama bertahun-tahun di laboratorium oleh seorangahli
filsafat Dan juga ahli ilmu fisika inggris Yang bernama Bacon(1220-
1292),Yang mempelajari struktur cahaya Dan kaitannya dengan bagaimana
Mata manusia bisa menangkap warna.
Pada tahun 1642-1727 Sir Isac Newton mengadakan percobaan tentang
cahaya menggunakan prisma Yang di pantulkan mebggunakan sinar matahari
Yang menimbulkan spektrum warna,yaitu merah, jingga, kuning, biru, dan
ungu.Brewster mengajukan teori warna dengan membagi campuran warna
pigmen menjadi warna primer,sekunder,tersier,sedangakn Musell(Amerika)

9
tahun 1958 mengadakan penelitian tentang warna di dasarkan standarisasi
untuk aspek fisik Yang di kelompokkan menjadi hue,ligthness,saturation.
Seni optik pada kemunculannya meliputi seni dua dimensi,Yang
mendasarkan pada ilmu optik,ilmu cahaya,Dan ilmu warna untuk mengolah
bentuk-bentuk Yang di gunakan untuk mengeksploitasi fisibilitas Mata. Seni
optik pada umumnya berbentuk abstrak,formal,Dan konstruktivis melalui
bentuk Yang khas geometrik Dan perulangan Yang teratur, rapi,
teliti,sehingga dapat menimbulkan efek-efek Yang mengecoh Mata dengan
ilusi ruang.warna-warna di gunakan kebanyakan warna cerah atau lighnes
tinggi dengan memberikan batas pada hue atau saturation Yang tajam Dan
tegas.
Berbeda dengan seni kinetik,seni kinetik lebih menintikberatkan pada
representasi gerakan atau bagaimana menggambarkan suatu sehingga seakan-
akan bergerak dengan memanfaatkan efek ilusi Mata.Seni optik sengaja
mengeksploitasi elemen-elemen visual seperti garis,bidang,Dan warna.
M. C.Escher,sebagai bapak seni optik,ia adalah seorang seniman Dari
Belanda,dengan karya litografi pada tahun 1930-an menghasilkan karya
awalnya di itali.contoh karyanya berupa “jendela Burung”.Perkembangan
selanjutnya banyak di adakan pameran di prancis maupun negara terkenal
lain Yang terkenal pameran”Responsive Eye” yabv di koordinasi oleh
William G.Seitz di New York tahun 1965

 Seni konseptual
Seni rupa konseptual, muncul dan tumbuh di Barat (Eropa-AS) pada 1960-an,
di mana para pekerja seni di sana ketika itu sudah mulai jenuh—bahkan jengah—
dengan aliran-aliran seni rupa yang tengah saling bertarung menuju
kehancurannya masing-masing seperti ekspresionisme abstrak, minimalisme, dan
(seni) pop. Namun benih-benihnya sesungguhnya telah muncul jauh sebelum itu,
bahkan ketika kiblat seni rupa dunia belum berpindah ke Amerika Serikat—

10
sebelumnya Eropa. Marcel Duchamp, seniman dada yang terkenal itu, kerap
dianggap berjasa atas muncul dan tumbuhnya seni konseptual. Pemberontakan
Duchamp terhadap tradisi seni rupa Eropa saat itu, seperti dengan menggunakan
barang-terpakai (ready-made) sebagai salah satu komponen utama karya-karya
seninya, dinilai menginspirasi sejumlah seniman setelahnya. Mereka, para
seniman yang memelopori seni konseptual itu, meyakini bahwa proses-proses
yang ditempuh seorang seniman adalah karya seninya yang sesungguhnya; dan
ini jauh lebih penting ketimbang bentuk (form) karya itu sendiri. Dan di balik
proses-proses tersebut, ada konsep yang melandasinya, yang menjadi titik
tolaknya.
Dalam seni konseptual, sebagaimana dikatakan Sol Lewitt[4] dalam
“Paragraph on Conceptual Art” (1967)[5], ide atau konsep adalah aspek yang
paling penting dalam sebuah kerja seni; ia menciptakan si karya seni; bisa juga
kiranya dikatakan ia adalah ruh si karya seni dan karenanya ia menggerakkan si
karya seni. Di sini, yang ditekankan adalah perencanaan-perencanaan dan
keputusan-keputusan yang dibuat (dan dituntaskan) sebelum eksekusi bentuk
dimulai; bahkan eksekusi ini sendiri dinilai tidak begitu penting, bisa dikerjakan
secara asal-asalan—atau mungkin oleh orang lain. Dengan begini kerja seni
seorang seniman relatif terbebas dari keterampilan atau kemampuan teknis
(craftsmanship), satu hal yang justru dianggap krusial dalam tradisi seni rupa
ketika itu. Seni konseptual adalah sebuah jalan baru dalam berkesenian, sebuah
tawaran revolusioner yang menyikapi tradisi secara ekstrem. Di saat yang sama,
ia “menjanjikan” diri-alamiah baru dari seni itu sendiri (nature of art).
Meski tidak memosisikan bentuk sebagai sesuatu yang krusial, tidak berarti
seni konseptual adalah aliran seni yang anti-bentuk. Yang benar adalah ia tidak
membatasi si seniman untuk hanya terpaku pada satu bentuk saja, melainkan
justru membebaskannya, memberi keleluasaan kepada si seniman untuk
memanifestasikan ide atau konsepnya itu dalam beragam bentuk—termasuk yang
bentuknya tak kasatmata atau immateriil. Yang penting, sekali lagi, bentuk itu
disesuaikan dengan konsep; ia semacam perpanjangan belaka dari konsep.
Apabila pada umumnya seni rupa berupaya mengusik mata dan perasaan para
penikmatnya, tidak begitu halnya dengan seni konseptual; yang disasarnya adalah
pikiran mereka. Karena itulah karya seni yang berada dalam ruang seni
konseptual harus memiliki konsep yang kuat, sesuatu yang mampu membuat para
penikmatnya itu menggeser—bahkan mengubah—perspektif mereka; kualitas
sebuah karya seni dalam perspektif seni konseptual dengan demikian juga sangat
tergantung pada kuat-tidaknya konsep tersebut. Bentuk karya itu sendiri, dalam

11
hal ini, seperti berada di balik layar; kontras sekali dengan kenyataan bahwa yang
pertama kali dihadapi para penikmat adalah bentuk tersebut. Seni konseptual
memang mengistimewakan konsep dan nyaris tak menyertakan bentuk dalam
menilai kualitas karya seni. Lebih jauh lagi, seni konseptual bahkan menganggap
penilaian kualitas karya seni yang terfokus—atau bertumpu—pada bentuk
sebagai sesuatu yang buruk, sesuatu yang harus dihindari jauh-jauh.
Joseph Kosuth, dalam “Art After Pilosophy” (1969), mengatakan bahwa
penilaian yang terakhir disebut tidak menambahkan pengetahuan apa pun
terhadap perspektif kita atas diri-alamiah seni, bahwa ia hanya menjelaskan ulang
saja apa-apa yang telah dijelaskan sebelumnya; dan itu artinya karya seni yang
(teramat) bertumpu pada bentuk hanyalah perulangan dari karya-karya seni
sebelumnya, semacam perpanjangan belaka dari tradisi seni yang stagnan itu.
Lebih jauh lagi, Kosuth bahkan menyebut karya seni semacam itu sebagai karya
seni yang tak menyertakan pikiran (mindless art). Sebuah karya seni yang bagus,
dalam kaca matanya, adalah karya seni yang mempertanyakan (ulang) diri-
alamiah seni. Ia merangsang kita untuk membayangkan seperti apa wujud
kesenian yang baru dan lain—jika ada.
Satu hal yang perlu digarisbawahi dari sikap Kosuth ini: ia mendambakan
inovasi dan orisinalitas. Tentu sebagai seorang seniman konseptual (conceptual
artist) yang menjadi perhatian utamanya adalah eksplorasi konsep; bahwa
seorang seniman harus senantiasa tergerak untuk menawarkan konsep-konsep
baru yang dengan itu ia memperoleh orisinalitasnya—ia jadi berbeda dari
seniman-seniman lain. Bentuk, dalam perspektif ini, adalah bahasa; dan
sementara para seniman menggunakan bahasa-bahasa yang mungkin berbeda,
apa yang mereka katakan relatif itu-itu saja—repetitif, tak menarik,
membosankan. Yang kemudian ditawarkan seni konseptual, sebagaimana
diyakini Kosuth, adalah seni (rupa) yang penekanannya ada pada mencari sesuatu
yang baru untuk dikatakan, terlepas dari bahasanya itu sendiri baru atau tidak.

12
 Seni kontemporer
Bahwa estetika Yang baru ini bertujuan untuk memfilsafatkan dalam arti
metafisik,Dan kemudian membedakannya Dari estetika sebelumnya. Namun
dia tidak akan membuang prinsip kategori-kategori, Dan sebagai akibatnya
menciptakan konsep mendua Dan ragu tentang pengertian filsafat.Sementara
Klaus Honnef mengidentifikasi seni rupa kontemporer sebagai perubahan
paradoskal Dari avant grade Ke post,sedangkan jhon Grifith Dan Endrew
Benyamin menganggap seni rupa kontemporer bertentangan secara diametral
dengan modernisme Yang percaya pada universalisme. Seni rupa
kontemporer tidak percaya lagi pada pusat-pusat perkembangan di
manapun,sebaliknya percaya pada perkembangan seni rupa dalam batas-batas
kenegaraan.
Menurut teoretikus jerman Udo Kulterman pengeetian kontemporer
demgan paham posmodern dalam arsitektur, paham baru ini menentang
kerasionalan modernisme Yang dingin Dan berpihak pada simbolisme
instingtif. Dalam teori Yang lebih baru tercatat prinsip pkuralisme Yang
terbanyak mendasari pengertian kontemporer.

D. Seni Rupa Posmodern


Seni rupa posmodern adalah seni rupa yang berkembang setelah abad ke-20.
Seni rupa posmodern juda dapat diartikan sebagai seni rupa yang berkembang setelah
abad modern dimulai yaitu pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.posmodern
muncul di wilayah keilmuan yakni ilmu sosiologi, antropologi, geografi, filsafat.
Peristilahan ini di definisikan sesuai dengan konteksnya,istilah posmodern di artikan
untuk menunjukkan reaksi Yang muncul Dari dalam modernisme,sebuah gerakan
Yang menolak modernisme Yang mandek dalam birokrasi museum dan

13
akademi,menjelaskan siklus sejarah Yang baru Yang di mulai sejak berakhirnya
dominasi barat.Dalam konteks ini,posmodern dengan konsep modernisme telah di
ubah menjadi”From Follow Fun”.
Ciri-ciri karya seni rupa posmodern adalah;
1.Seni dianggap sebagai bahasa/sistem tanda,
2.Sejarah &tradisi dihidupkan kembali
3.Ornamen &dekorasi dianggap penting,
4.Kontradiksi,
5.Tidak mengedepankan fungsi
 Karya-Karya seni rupa Era Posmodernisme
Kebudayaan posmodern tidak dapat di pisahkan Dari perkembangan
konsumerisme. Perkembangan masyarakat konsumer telah mempengaruhi
cara-cara pengungkapan seni.Dalam masyarakat konsumer terjadi perubahan
mendasar Yang berkaitan dengan Cara objek seni secara dikonotasi ,Dan
Cara model konsumsi ini di rekayasa oleh para produser.Masyarakat
konsumer memiliki tiga bentuk “kekuasaan”Yang beroperasi di belakang
produser dan kekuasaan media masa.Ketiga bentuk kekuasaan ini
menentukan bentuk dan gaya seni.Di dalam masyarakat konsumer relasi
antara subjek dan objek lebih tepat di jelaskan melalui peran
sebagai”konsumer”.Maksudnya melalui perkembangan mutakhir dalam
tekhnologi produksi,yaitu otomatisasi dan komputerisasi,peranpekerja dapat
diminimalisasi sedemikian rupa,sehingga relasi produksisemakin kehilangan
maknanya.
 Bahasa Estetik Posmodernisme
Wacana estetik posmodern mencerminkan bahwa tanda dan makna
pada estetika posmodern bersifat tidak stabil,mendua, dan plural.
Bahasa estetik posmodern bersifat hiperril dan ironik Yang meliputi:
A. Pastiche adalah karya sastra,seni atau arsitektur Yang di susun dari elemen-
elemen Yang di pinjam dari berbagai pengarang,seniman atau arsitek dari
masa lalu.Sebagai karya Yang mengandung unsur pinjaman pastiche
mempunyai konotasi negatif sebagai miskin orisinalitas.di samping ITU
pastiche adalah satu bentuk imitasi Yang tanpa beban kritik.
B. Parodi adalah sebuah komposisi dalam sebuah karya sastra,seni atau
arsitekturyang di dalamnya kecenderungan pemikiran dan ungkapan khas
dalam diri seorang pengarang,seniman, arsitek,atau gaya tertentu sedemikian
rupa untuk membuatnya humoristik atau absurd.efek-efek absurditas biasanya
di hasilkan Dari distorsi.melalui konteks ini penggunaan kembali karya masa

14
lalu Yang di muati dengan ruang kritik Yang menekanpeebedaan ketimbang
persamaan.
C. Kitch berakar Dari bahasa jerman Verkitchen(membuat murahan) Dan
kitchen berarti memungut sampah Dari jalanan.kitch dalam bahasa estetik
posmodern seeing di tafdirkan sebagai sampah aristik atau seeing pula di
definisikansebagai selera rendah karena lemahnya ukuran atau kriteria estetik.
D. Camp adalah satu bentuk dandysme Dan karena menyanjung tinggi
kevulgaran.Camp sering menekan dekorasi,tekstur,permukaan sensual,Dan
gaya,dengan mengorbankan isi.
E. Skizophrenia di definisikan sebagai putusnya rantai pertandaan,yaitu
rangkaian sintagmatis penanda Yang bertautan Dan membentuk suatu
ungkapan atau
makana.Dalam konteksnya semua kata atau penanda,gamabar,teks,atau
objeknya dapat di gunakan untuk menyatakan suatu konsep atau penanda.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
 Fenomena seni rupa dapat diartikan sebagai gejala, fakta, kejadian yang
bersifat nyata yang terjadi dalam dunia perkembangan seni rupa. Kita tahu
bahwa seni rupa terus mengalami perkembangan terus dari masa ke masa.
Mulai dari zaman pra sejarah hingga zaman modern seperti sekarang ini.
Berikut ini Macam-macam Fenomena Seni Rupa menurut perkembangan
zamannya:

Seni Rupa Pra-Modern


Seni rupa Pra-Modern adalah seni rupa yang dihasilkan sebelum jaman
modern. Boleh diartikan seni rupa zaman kuno. Seni rupa pramodern merupakan
awal sejarah dalam seni rupa modern yang ditandai dengan kemajuan dibidang
industri. Seni rupa terus mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan
kebudayaan manusia, dan dapat kita lihat baik dari aspek kesejarahan , aspek
konseptual , maupun aspek kebentukan. Seni rupa pramodern dapat
dikelompokkan menjadi 4 bagian, yaitu primitivisme, naturalisme, realisme, dan
dekorativisme.

Seni Rupa Modern


Seni rupa modern adalah karya seni rupa yang dihasilkan dalam periode
terentang antara 1860-an sampai 1970-an dengan menggunakan gaya dan filosofi
seni yang dihasilkan pada masa itu. Pada dasarnya, dunia seni rupa modern
berada dalam pengauruh struktur budaya sosial yang lebih luas sebagai hasil
perkembangan dunia selama akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Pelukis-
pelukis modern pada umumnya bereksperimen dengan gaya baru yang unik dan
dengan menghasilkan ide-ide segar mengenai fungsi dari seni rupa dan material-
material yang digunakan. Mereka cenderung menciptakan karya seni rupa yang
dihasilkan dari perasaan yang dalam dan inspirasi-inspirasi yang kreatif pada
umumnya. Bahkan bila hasil karya mereka sepertinya tidak memiliki tujuan atau
makna apapun pada umumnya, kenyataannya hasil karya tersebut memiliki
maknanya sendiri tergantung apa yang tengah terjadi dalam situasi dan kondisi
pada masa tertentu dan sesuai dengan intelektual masyarakat yang lebih luas.

16
Macam-macam seni rupa yang dihasilkan dari seni rupa modern adalah Seni Pop,
Seni Optik, Seni Konseptual, dan Seni Kontemporer.

Seni Rupa Posmodern


Seni rupa posmodern adalah seni rupa yang berkembang setelah abad ke-20. Seni
rupa posmodern juda dapat diartikan sebagai seni rupa yang berkembang setelah
abad modern dimulai yaitu pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.
Ciri-ciri karya seni rupa posmodern adalah :
1.Seni dianggap sebagai bahasa/system tanda
2.Sejarah &tradisi dihidupkan kembali
3.Ornamen &dekorasi dianggap penting
4.Kontradiksi
5.Tidak mengedepankan fungsi

B. SARAN
Sebagai seorang pelajar, kita diharuskan untuk mempelajari seni budaya
dengan lebih mendalam lagi, agar kita dapat mengapresiasi. menikmati dan sekaligus
lebih mencintai seni budaya khususnya seni budaya daerah, umumnya seni budaya
negeri kita sendiri

17
DAFTAR PUSTAKA

http://ikazakiyah.wordpress.com/2012/11/30/pengertian-dan-definisi-seni-budaya-
menurut-para-ahli/, September 2013
Pengertoan Seni Budaya Dan Kebudayaan,
http://atarblog.blogspot.com/2012/03/pengertian-seni-budaya-kebudayaan.html,
September 2013
Pengertian Seni Tari, http://yokimirantiyo.blogspot.com/2012/09/pengertian-seni-
tari.html, September 2013
Pengertian Seni Musik, http://www.referensimakalah.com/2012/11/pengertian-seni-
musik.html, September 2013

18

Anda mungkin juga menyukai