Anda di halaman 1dari 5

Laporan Seni Budaya

Perkembangan Seni Lukis di Indonesia


“Masa Pendidikan Formal”

Disusun oleh :

Oleh Kelompok 6 dan 9 :

1. Bayu Tri Baskara


2. Citra Adinda
3. Luthfia Afifah
4. Suci Ayu Chairuna Natalya
5.

Kelas : XI MIPA 1
SMA NEGERI 1 KOTA JAMBI
2016/2017
Kata Pengantar
A. Sejarah Perkembangan Seni Lukis Indonesia Baru

Seni lukis Indonesia baru yang berkembang di Indonesia seperti juga kesenian pada
umumnya tidak dapat sepenuhnya dipahami tanpa menempatkannya dalam keseluruhan
kerangka masyarakat dan kebudayaan Indonesia. Perkembangan jarya seni lukis Indonesia
dipengaruhi kuat oleh kekuatan sejarah. Latar belakang lahirnya seni lukis Indonesia baru
adalah sebagai berikut.

1. Warisan Budaya
Warisan budaya merupakan bagian dalam pembentukan watak seorang manusia yang
berdasar pada hubungan manusia itu dengan keadaan di sekelilingnya. Di dalamnya
terkandung hubungan kejiwaan antara intuisi manusia dan emosi manusia dengan realitas
yang tak terumuskan.

2) Kekuatan sejarah
Kekuatan sejarah yang berupa kejadiankejadian dan gejala-gejala sosial yang sedang
berlangsung di sekeliling seniman. Kehidupan sosial dengan pergolakanpergolakan dan
perjuangan nasional. Tumbuhnya kesadaran nasional yang mencetuskan Sumpah Pemuda
pada 1928 pun merupakan gejala masyarakat yang menjadi dorongan kuat di masa awal
perkembangan seni lukis Indonesia baru.

3) Pengaruh Barat
Pengaruh barat adalah kenyataan yang juga merupakan kekuatan sejarah. Masa sebelum
merdeka misalnya, mengakibatkan persentuhan antara seni lukis Indonesia pada awal
pembentukannya dengan seni lukis Barat. Majunya media komunikasi dunia dan
percampuran peradaban dunia seni rupa pun menjadi masalah khusus.

B. Ciri-ciri Masa Pendidikan Formal

Pada masa ini ditandai dengan lebih mantap berdirinya pendidikan formal :

1. Berdirinya ASRI( Akademi Seni Rupa Indonesia ) Tanggal 18 Januari 1948 di


Yogyakarta dengan direktur R.J. Katamsi.
Pada 1949, R. J. Katamsi dengan beberapa seniman anggota SIM, Pelukis Rakjat,
POETRA, dan Budayan Taman Siswa merintis akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) yang
kini berubah menjadi ISI. Tujuan didirikannya akademi ini adalah untuk mencetak calon-
calon seniman. Para tokoh ASRI antara lain S. Soedjojono, Hendra Gunawan,
Djajengasmoro, Kusnadi, dan Sindusiswono.
2. Perguruan Tinggi Guru Gambar(sekarang jurusan seni rupa ITB) yang dipelopori oleh
Prof. Syafei Sumarja di Bandung.
Di Bandung pada 1950-an , berdiri Balai Perguruan Tinggi Guru Gambar yang
dipelopori oleh Syafe’i Soemardja. Ia dibantu oleh Mochtar Apin, Ahmad Sadali, Sudjoko,
dan Edi Karta Subarna. Sejak 1959, lembaga ini berubah nama menjadi jurusan Seni Rupa
pada Institut Teknologi Bandung (ITB)

3. Guru gambar pada tingkat sekolah-sekolah menengah menuntut terbentuknya jurusan


seni rupa pada perguruan tinggi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang terbesar di
Indonesia.
Pada 1964, berdiri jurusan Pendidikan Seni Rupa IKIP Bandung (saat ini bernama
Universitas Pendidikan Indonesia) yang dipelopori oleh Barli, Karmas, Popo Iskandar,
Radiosuto, dan Wiyoso Yudoseputo. Sebagian alumni Jurusan Seni Rupa IKIP Bandung yang
menekuni seni lukis adalah seniman Oho Garha, Nana Banna, Hidayat, Dadang MA, dan
Hardiman. Beberapa tahun kemudian dibuka jurusan seni rupa di IKIP lainnya di seluruh
Indonesia.

C. Contoh Lukisan pada Masa Pendidikan Formal

Hutan Garuda
Karya : Widayat Karya : Kanva Abas
Beratapkan Langit dan Bumi
Berita Duka Ampran
Karya : G. Sidartha Karya : AD. Pirous

D. Hal-hal yang dianggap perlu

Anda mungkin juga menyukai