Anda di halaman 1dari 6

“THE SCREAM”

Cerita dibalik kengerian ledakan Gunung Krakatau

Kajian Karya Seni Rupa

Nama : Abdullah Hilman

NIM : 2003859
PENGANTAR

The Scream (atau disebut juga skrik dalam Bahasa Norwegia) adalah sebutan untuk
empat buah versi lukisan ekspresionis oleh seniman Norwegia Edward Munch yang menjadi
sumber inspirasi bagi banyak pelukis lainnya dalam aliran ini. Lukisan ini dianggap oleh
banyak orang sebagai karyanya yang paling penting. Kata skrik dalam bahasa Norwegia
biasanya diterjemahkan menjadi "scream" (jeritan), namun kata ini juga mempunyai akar kata
yang sama dengan kata bahasa Inggris shriek.

The Scream adalah lukisan ekspresionis yang menarik untuk dibahas. Tidak hanya
karena lukisan ini menggambarkan suasana dan ekspresi yang mencekam, namun juga
lukisan ini dibuat berdasarkan kejadian nyata.

KAJIAN ASPEK SEJARAH

Lukisan The Scream dibuat oleh Edward Munch pada tahun 1893, lukisan ini
melambangkan manusia modern yang tercekam oleh serangan angst (kecemasan eksistensial,
dengan cakrawala yang diilhami oleh senja yang merah, yang dilihat setelah letusan Gunung
Krakatau pada 1883. Lansekap di belakang adalah Oslofjord, yang dilihat dari bukit Ekeberg.

“Saya sedang berjalan-jalan bersama dua orang teman dan matahari sedang terbenam.
Tiba-tiba langit berubah menjadi merah darah, saya berhenti. Merasa kelelahan dan bersandar
di pagar,” tulis Edvard Munch dalam buku hariannya. (The Vintage News, 7/2/2018).

Pada masa itu, abu vulkanik dari Gunung Krakatau di Indonesia sudah mencapai
Benua Eropa. Akibatnya, langit padawaktu terbit dan terbenamnya matahari di Norwegia,
tempat asal Edvard Munch, berubah menjadi merah darah serta jingga yang lebih pekat.
Erupsi Gunung Krakatau terjadi pada akhir Agustus 1883 dan hingga kini disebut-sebut
sebagai bencana alam dengan efek penghancuran paling dahsyat yang pernah tercatat dalam
sejarah. Seluruh Pulau Krakatau hancur.

Sabrina Laurent (Mei 2005) menyimpulkan dari deskripsi Munch tentang ilhamnya
bahwa orang di latar depan itu adalah si pelukis sendiri yang "sebetulnya tidak menjerit tetapi
sekadar bereaksi dengan ngeri ketika mendengar jeritan Alam. Dengan menutupi kedua
telinganya dengan tangannya, Munch berusaha keras untuk tidak mendengar jeritan ini,
sehingga menempatkannya dalam keadaan seolah-olah sedang mengalami serangan panik."
Posisi di mana ia melukiskan dirinya sendiri adalah reaksi refleks yang khas dari siapapun
yang berjuang untuk menghindari suara yang menekan, entah suara yang sungguhan atau
yang dibayang-bayangkan.

KAJIAN ASPEK VISUAL

1. Lukisan Pastel, 1893

Versi awal dari The Scream yang dibuat menggunakan krayon pastel. Ini adalah versi
sketsa dimana Edward munch membuat dan menggambarkan esensi dari komposisi dan
suasana dari peristiwa yang dialaminya

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Skrik_1893.jpg

2. Lukisan Minyak, 1893

Adalah lukisan yang dibuat dengan cat minyak, tempera, dan pastel. Lukisan ini
adalah versi yang paling terkenal dari semua versi lukisan The Scream. Lukisan ini sekarang
berada di National Museum of Art, Architecture and Design di Norwegia. Lukisan ini bisa
dibilang adalah versi lukisan jadi dari versi sebelumnya.
Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:The_Scream_by_Edvard_Munch,_1893_-
_Nasjonalgalleriet.png

3. Cetakan Litograf, 1895

Pada tahun 1895, lukisan The Scream di duplikasi sebanyak 45 buah cetakan. Salinan
lukisan ini dibuat dengan teknik litografi menggunakan batu litograf. Salinan ini hanya terdiri
dari warna hitam dan putih karena terbatasnya Teknik cetak pada masa itu.

Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Munch_The_Scream_lithography.png
4. Lukisan Pastel pada Karton, 1895

Adalah versi terakhir dari lukisan The Scream yang dibuat oleh Edward Munch pada
media karton, lukisan ini adalah salah satu lukisan termahal yang terjual sekitar US$120 juta
(sekitar 1,6 trilliun rupiah sesuai kurs Agustus 2017), di Sotheby's, sebuah balai lelang seni
rupa di New York pada tahun 2012.

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:The_Scream_Pastel.jpg

KESIMPULAN

Pada akhir abad 20-an, The Scream, dikarenakan hak ciptanya mulai kadaluarsa,
banyak diparodikan, diimitasi, dan dijadikan referensi dalam karya seni lainnya, contohnya
pada Topeng dari film Scream (1996) dan The Silence pada film Doctor Who (1963) yang
mengambil referensi dari wajah The Scream. Hal ini membuat The Scream menjadi ikon
dalam budaya popular, terutama yang berhubungan dengan tema horror dan thriller.

Dewasa ini, The Scream masih banyak dikenal dan diadaptasi dalam banyak media,
mulai dari film, sampul album, illustrasi, desain, penelitian, dan lain-lain. Lukisan ini
sangatlah unik dikarenakan keahlian Edward Munch yang bisa menggambarkan ekspresi dan
suasana kengerian yang nyata dan masih relevan di masa ini.
DAFTAR PUSTAKA

Stanska, Zuzanna (12 December 2016). "The Mysterious Road From Edvard Munch's
The Scream". Daily Art Magazine.

Peter Aspden (21 April 2012). "So, what does 'The Scream' mean?". Financial Times

Ydstie, Ingebjørg (2008). "Introduction". The Scream. Munch Museum. p. 10. ISBN
978-82-419-0532-2.

Michaud, Chris (3 May 2012). ""The Scream" sells for record $120 million at
auction". Reuters.

Janov, Arthur (1977). The Primal Scream. New York: Abacus. ISBN 0-349-11834-5.

Anda mungkin juga menyukai