Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ORNAMEN NUSANTARA

“PENGAPLIKASIAN ORNAMEN SISINGAAN KEPADA


SEPATU CUSTOM PAINT UNTUK MEMPERKENALKAN
KEBUDAYAAN SISINGAAN"

Disusun Oleh :

Abdullah Hilman

2003859

Desain Komunikasi Visual

Fakultas Seni Rupa dan Desain

Universitas Pendidikan Indonesia

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Atas berkat rahmat dan hidayat-Nya serta
berbagai upaya, tugas makalah mata kuliah ornamen nusantara yang membahas
tentang ornamen dan pengaplikasiannya dapat diselesaikan secara tepat waktu

Dalam penyusunan makalah ini, ditulis berdasarkan dari buku, jurnal, dan
berbagai media yang berhubungan dan membahas ornamen Sisingaan. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna. Untuk itu diharapkan
berbagai masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaannya.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat membawa manfaat untuk pembaca.

Subang, 14 Desember 2021

Abdullah Hilman

2
Daftar isi

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah negara yang memiliki banyak keberanekaragaman. Dari


sabang sampai merauke, setiap daerah memiliki kebudayaan dengan ciri khasnya
masing-masing yang unik dan berbeda dari budaya yang lainnya. Kebudayaan
yang beragam ini adalah cerminan dari masyarakat indonesia yang bermacam-
macam pula, namun tetap menjunjung tinggi persatuan dan toleransi dalam
keberagaman.

Kebudayaan yang ada di Indonesia memiliki jenis yang tak terbatas, mulai
dari tarian, alat musik, pakaian, tempat tinggal, makanan, dan lain sebagainya.
Setiap daerah memiliki ciri khas dalam kebudayaannya. Salah satu ciri khas yang
membedakan budaya satu dengan budaya yang lainnya adalah ornamen.

Ornamen berasal dari bahasa latin ornare yang berarti menghiasi. Istilah
ornamen ini sendiri sangat sering digunakan dalam bidang seni rupa dan seni
musik. Dalam seni rupa, ornamen berarti mengisi kekosongan suatu bidang atau
ruang-ruang, diisi dengan motif dan pola hias tertentu sehingga menjadi lebih
indah (Rohidi, 1987:3). Selain itu ornamen adalah pola hias yang dibuat dengan
digambar, dipahat, dan dicetak, untuk meningkatkan kualitas dan nilai pada suatu
benda atau karya seni.

Ornamen mempunyai bentuk yang bermacam-macam, pada umumnya, motif


ornamen diambil dari bentuk-bentuk yang ada di alam. Alam menjadi sumber
inspirasi yang tidak pernah kering bagi seniman dalam menciptakan karya-
karyanya (Hartoko, 1991: 20). Baik dalam bentuk ornamen atau produk seni
lainnya, dari arti katanya ornamen adalah hiasan atau unsur hias, ornamen
menjadikan suatu benda menjadi indah, hidup, dan menarik bila dipandang mata.

Salah satu daerah yang memiliki banyak budaya yang patut dicatat
adaladaerah yang terlatak di sebelah utara Provinsi Jawa Barat yang bernama

4
subang. Subang dikenal dengan kebudayaan yang sangat beragam, mulai dari
kesenian gembyung, doger kontrak, jaipongan, sisingaan, dan lain sebagainya.
Namun demikian, kesenian yang paling khas dan bahkan menjadi simbol dari
daerah ini adalah kesenian sisingaan. Ini bisa dilihat dari ditempatkannya patung
manusia yang sedang bermain sisingaan di pusat Kota Subang.

Sebagai kesenian yang paling khas, sisingaan terus mengalami perkembangan


yang cukup signifikan. Hal ini tentu tidak lepas dari besarnya antusias masyarakat
terhadap sisingaan yang kemudian menjadi sumber motivasi bagi para seniman
sisingaan untuk tetap melestarikan kesenian tersebut melalui grup-grup yang
mereka dirikan. Besarnya antusias itu terefleksikan pada seringnya Kesenian
sisingaan digunakan pada berbagai acara seperti acara pernikahan, khitanan dan
acara lainnya baik sebagai pembuka maupun sebagai penutup acara.

Namun, kebudayaan sisingaan hanya populer di kalangan masyarakat subang


saja. Masyarakat dari luar mungkin hanya pernah sebatas mendengar saja tentang
sisingaan, tanpa tahu bahwa budaya ini berasal dari subang dan memiliki riwayat
sejarah yang unik. Disini, penulis ingin membahas cara agar kebudayaan
sisingaan dapat diketahui oleh masyarakat luas, salah satunya adalah dengan
mengaplikasikan ornamen sisingaan kedalam produk modern.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu kebudayaan sisingaan?


2. Apa sejarah dari sisingaan?
3. Bagaimana mengaplikasikan ornamen sisingaan kepada suatu produk?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui kebudayaan sisingaan beserta sejarahnya.


2. Mengetahui cara mengaplikasikan ornamen pada produk

5
1.4 Manfaat

Manfaat yang dapat diambil yaitu membantu pembaca dalam memahami


kebudayaan sisingaan serta mencari cara agar bisa melestarikannya dari sisi
desain dan penerapannya.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah dan Kebudayaan Sisingaan

Sisingaan adalah kebudayaan Subang yang memiliki sejarah yang unik.


Menurut cerita masyarakat, Sisingaan diciptakan oleh seseorang yang berasal dari
Desa Ciherang (Soekardi, 2006: 1). Sisingaan ini adalah bentuk perlawanan
melawan penjajahan. Bentuk perlawanan ini dapat ditelusuri melalui nilai-nilai
filosofis yang terdapat pada sisingaan. Adapun nilai-nilai filosofis yang teremasuk
didalamnya adalah sebagai berikut:

- Boneka singa yang diusung merupakan lambang kebesaran penjajah


(Inggris dan Belanda).
- Empat orang pengusung singa adalah rakyat Subang yang sedang ditindas
penjajah.
- Sementara itu anak kecil yang dudu di atas singa adalah generasi penerus
Subang yang akan melawan tirani dan mengusirnya dari tanah Subang
(Mulyadi, 2003: 7).

Kesenian sisingaan adalah bentuk ungkapan rasa ketidakpuasan,


ketidaksenangan, dan upaya pemberontakan dari masyarakat Subang kepada pihak
penjajah. Perwujudan dari rasa ketidakpuasan tersebut digambarkan dalam bentuk
sepasang singa, yang melambangkan kaum penjajah Belanda dan Inggris. Kedua

6
Negara penjajah tersebut menindas masyarakat Subang, yang dianggap bodoh dan
dalam kondisi miskin, sehingga para seniman berharap suatu saat nanti generasi
muda harus bisa bangkit, mengusir penjajah dari tanah air dan masyarakat bisa
menikmati kehidupan yang sejahtera.

Pada masa kini, seni pertunjukan sisingaan lebih diartikan sebagai bagian dari
hiburan rakyat. Seni sisingaan umumnya dipentaskan dengan berkeliling kampung
pada saat ada hajatan warga seperti acara khitanan, pelantikan pejabat desa,
pernikahan dan lain sebagainya

2.2 Pengaplikasian ornamen kepada produk

1. Unsur ornamen yang akan diaplikasikan

a. Sepasang singa

Sisingaan tentunya terkenal dengan ikon singanya. Namun, singa dalam


budaya sisingaan memiliki unsur simbolik yang berbeda dengan simbol singa
yang lainnya. Singa dalam budaya sisingaan menggambarkan dua penjajah, yaitu
Belanda dan Inggris. Dalam budaya sisingaan, umumnya jumlah singa yang ada
dalam satu acara adalah genap atau berpasang-pasangan untuk menggambarkan
dua penjajah tersebut. Oleh karena itu, dalam pengaplikasian ornamen singa ini
penulis mengambil produk yang dalam penggunaanya digunakan sepasang, yaitu
sepatu.

Gambar 2.1 – Sepasang singa yang menggambarkan dua penjajah

7
(sumber: Merdeka.com)

b. Batik sisingaan

Selain sisingaan, Subang juga mempunyai kerajinan batik yang khas. Adapun
batik sisingaan yang merupakan penggabungan dari batik purba yang terdiri dari
motif tumpal dan suluran, dan unsur sepasang singa dari kebudayaan sisingaan.
Batik ini sangat cocok untuk diaplikasikan kepada produk untuk menambahkan
keindahan dan estetika di dalamnya

Gambar 2.2 – Batik sisingaan

(sumber : kotasubang.com

2. Pengaplikasian ornamen

Produk yang akan penulis pakai untuk mengaplikasikan unsur-unsur ornamen


tersebut adalah sepatu custom paint. Sepatu adalah produk yang cocok untuk
ornamen sisingaan, dikarenakan produk ini selalu dipakai sepasang dan dapat
menggambarkan simbol sepasang singa dalam sisingaan. Selain itu, sepatu custom
paint memiliki banyak keunggulan lainnya, yaitu :

8
-Populer dikalangan anak muda dan remaja

-Ornamen mudah diaplikasikan kepada desain

-Harga terjangkau dan mudah dipakai dan dibawa Kemana-mana

-Produknya bersifat umum, bisa dipakai oleh segala usia dari berbagai
golongan.

Oleh karena ini penulis berpendapat bahwa produk ini adalah media terbaik
jika ingin mengenalkan budaya sisingaan kepada masyarakat luas.

A. Rekreasi ornamen

Penulis mengkreasi ornamen ulang dari contoh yang ada agar bisa
diaplikasikan pada produk, yaitu batik sisingaan lalu simbol sisingaan yang
merupakan gambar

Gambar 2.3 – Rekreasi ulang batik sisingaan

9
Gambar 2.4 – Illustrasi sisingaan

B. Desain produk
1. Sepatu

Produk sepatu dengan batik sisingaan di bagian depan, lalu illustrasi sisingaan
pada sisi luar tiap sepatu yang menggambarkan sepasang singa

Gambar 2.5 – Desain sepatu

10
Gambar 2.6 – Desain sepatu

2. Boks Sepatu

Selain sepatu, kemasannya pun perlu ditambahkan desain yang unik agar
menarik perhatian pembeli dan dapat menjadi tempat penyimpanan sepatu yang
elegan.

Gambar 2.7 – Box sepatu

11
3. Kartu Postcard

Terakhir, diperlukan juga media untuk menjelaskan kepada pembeli


tentang unsur-unsur ornamen dan juga sejarahnya, agar sang pembeli bisa
menambah wawasan tentang kebudayaan sisingaan yang ada di subang.
Kartu postcard yang berisi informasi tentang ornamen sangatlah cocok
untuk dilampirkan di dalam boks produk

Gambar 2.8 – Desain Postcard

12
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Sisingaan adalah budaya Subang yang memiliki sejarah penting dan harus
dilestarikan. Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban seorang desainer untuk
membantu melestarikan dan mengenalkan kebudayaan sisingaan ini terhadap
masyarakat luas melalui karya-karya desain.

SARAN

Diharapkam agar semua masyarakat khususnya masyarakat Subang agar


dapat saling bergotong royong dalam melestarikan budaya bersama ini. Sisingaan
adalah simbol dari perlawanan masyarakat Subang terhadap penjajah dan kita
harus mengingatnya sebaagai penghormatan terhadap pahlawan-pahlawan yang
memperjuangkan tanah air.

DAFTAR PUSTAKA

Bahruddin, A. (2017). Ornamen Minangkabau : dalam Perspektif Ikonografi.


Isi Padangpanjang Press

Dipa, Arya (2014). Preserving Hamlets via Art in Sekejolang. The Jakarta
Post. Diakses pada 12 Desember 2021

Junaedi, et al. (2017). Kesenian Sisingaan Subang : Suatu Tinjauan Historis.


Universitas Padjajaran Press

Mulyadi, T. “Sisingaan Kemasan Wisata di Kabupaten Subang” dalam


Anonim. Vol. 2 No. 2. 2003

Soekardi, Yuliadi. 2006. Asal Mula Kesenian Sisingaan. Bandung: CV


Pustaka Setia.

13

Anda mungkin juga menyukai