Anda di halaman 1dari 8

Nama : Cynthia Lavania Tikhianto

NIM : 20614024

DIGNIFYING INDONESIAN RATTAN

Nama : Abie Abdillah


TTL : Bandung, 31 Desember 1970
Lulusan : ITB (Institut Teknologi Bandung )
Jurusan : Design Product

Bermula dari saat beliau duduk di bangku kuliah di Institut Teknologi


Bandung di jurusan Design Product. Saat itu beliau merasa ingin punya fokus
di bidang design product, agar bsa mengangkat nilai Indoneisa. Baginya
untuk menjadi seorang desainer Indonesia jika ingin diakui harus menjadi
desainer maele rotan. Menurutnya rotan adalah material yang unik dan
merupakan material yang jujur. Rotan merupakan material yang bisa
memenuhi keinginan kita, karena sifatnya yang elastis. Ia sangat terinspirasi
dari seorang designer Jepang bernama Isamu Kenmochi yang memiliki
sejarah design dan rotan yang sangat erat. Saat masih duduk di bangku
kuliah, Ia sangat ingin mengunjungi sebuah pabrik furniture, tetapi jurusan
yang Ia pilih tidak pernah mengadakan perjalanan-perjalanan ke pabrik-pabrik
seperti itu, sehingga diam-diam Ia menyusup ke dalam trip kelompok dari
jurusan Interior yang saat itu sedang mengadakan trip ke pabrik furniture.
Di Negara lain, Indonesia sudah terkenal akan tradisi yang dimilikinya,
oleh sebab itu Abie Abdilah ingin mengangkat nama Indonesia bukan dari
nilai tradisinya melainkan dari nilai alamnya. Meble yang terbuat dari rotan
sudah dikenal cukup lama di Indonesia dan rotan merupakan material yang
sangat mudah di temukan di seluruh Indonesia, setiap pulau memiliki rotan di
daerhanya, akan tetapi saat ini pendistribusian rotan terbesar berasal dari
Pulau Sumatera, dan Kalimantan, sedangkan untuk pemproduksi rotan

terbesar, berada di Pulau Jawa, sehingga bagi Abie membuat sesuatu


menggunakna rotan seperti menghubungkan pulau-pulau yang ada di
Indonesia.

Terlihat kopong

Terlihat
memiliki pori

Rotan mirip dengan bamboo, akan tetapi jika di belah, rotan padat dan
memiliki banyak pori-pori sedangkan bamboo jika di belah akan terlihat
kopong, karena memiliki banyak pori-pori, sehingga rotan menjadi lebih
elastis di banding bamboo. Untuk bertumbuh rotan membutuhkan pohon
inang untuk menjalar menuju kearah matahari. Saat ini para petani masih
memanen rotan di hutan dan di alirkan dari gunung (hulu ke hilir) lalu di jemur.
Rotan merupakan material ramah lingkungan dan mudah di dapatkan di
Indonesia. Semua bagian dari rotan dapat di gunakan, kulit rotan pada saat di
kupas, bagian yang dikupas digunakan sebagai bahan anyaman.
Proses pembuatan furniture rotan menggunakna cara steaming dan
bending pengolahannya pun menggunakan tangan, utuk membengkokan
rotan, rotan perlu untuk di panaskan terlebih dahulu sehingga dapat di
bengkokkan. Weaving and blinding, weaving patterns merupakan bentukan
anyamna dari bahan rotan.
Merek-merek dari pemilik furniture rotan yang saat ini sudah terkenal
akan design furniture mereka antara lain Selamat, Expormim, Mc. Guri, Sika
Design, Yamakawa, perusahaan-perusahaan tersebut berasal dari Amerika,
Eropa dan Jepang

Kursi dari Eropa


Kursi dari Amerika

Kursi dari Jepang

Perbedaan dari ketiga kursi tersebut adalah ukuran yang digunakan, Amerika
monton dengan kursi yang lebih besar dan berat, karena penggunaan spon di
tempat duduknya, sedangkan milik Eropa memili rangka-rangka yang besar,
sedangkan kursi dari Jepang memiliki rangka kecil dan terlihat ringan.
Saat ini Abie Abdillah sudah memiliki perusahaannya sendiri yang dinamakan

Studiohiji menyadari akan material yang melimpah yang ada di Indonesia,


khususnya yaitu material rotan, keunggulan dari designnya yaitu craftsmanship.
Konsep designnya yaitu design yang baik dan menghubungkan antara estetika,
proses, craftsmanship dan material itu sendiri. Struktur penguatnya sebagai mdosul
dan menjadi estetika dari karyanya.
Abie Abdillah sudah menghasilkan lumayan banyak karya, dan saat ini sudah mulai
di kenal oleh dunia, antara lain :
1. Pretzel Chair

2. Bundel

3. LOOP

4. BENOA

5. EDGE

6. DANO

7. MADU

8. LUKIS

9. GODA

10. YOKO

11. EUNOS

12. GRID

13. NET

14. DOELOE

The Details are not the details, they make the design. Charles Eamest
Abie Abdullah bekerja selama 1,5 tahun di pabrik dan pertama kali
memperkenalkan designnya di Indonesia, kemudian mengikuti pameran di
Hongkong, China, dan Singapura. Ia menyadari pentingnya melakukan
kolaborasi, Ia juga pernah melakukan kerja sama dengan Vi Ve Re, dan saat ini
designnya sudah masuk di salahsatu perusahaan yang menaungi nama-nama
designer dunia, yaitu Cappellini pemiliknya yaitu Guilio Cappellini.
THE END.

Anda mungkin juga menyukai