1
TAMAN LANSIA
2
SURABAYA
3
Ardian, Dimitrij , Bryan, Jonathan, Abraham, Patrick
Mahasiswa Program Sarjana, Teknik Sipil dan Perencanaan, Arsitektur, Universitas Kristen Petra,
Surabaya
B12180147@john.petra.ac.id
ABSTRAK
Surabaya terus berkembang menjadi kota yang ramah bagi orang lanjut usia (lansia),
termasuk menciptakan Taman Lansia. Taman Lansia Surabaya merupakan satu-satunya taman
tematik untuk lansia di Surabaya, dimana taman ini tentunya harus memperhatikan aspek psikologi
dari penggunanya. Lansia butuh ruang dan suasana yang mendukung untuk tetap sehat dan aktif
serta memenuhi kebutuhan psikologinya termasuk nostalgia akan masa lalu. Menghadirkan
kenangan akan masa lalu dalam desain taman merupakan konsep ruang nostalgia. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana aspek psikologi ruang nostalgia bagi para lansia
diterapkan pada Taman Lansia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data
dari penelitian ini menggunakan metode observasi lapangan serta kajian literatur tentang psikologi
lansia. Analisis data bersifat evaluatif terhadap variabel penelitian (fungsi, desain, dan psikologi
ruang) di dalam taman. Penempatan foto Surabaya tempo dulu merupakan salah satu
pengaplikasian dari konsep ruang nostalgia. Hasil dari konsep penelitian diharapkan dapat
menambah aspek psikologis terutama perihal nostalgia pada taman lansia.
3.2.1Psikologi Nostalgia
Nostalgia diidentikkan untuk
menyebut sesuatu yang menyenangkan,
membahagiakan, dan bermanfaat berasal
dari ingatan (masa lalu). Berasal dari dua
kata bahasa Yunani, yaitu nostos berarti
kembali ke rumah dan algia dapat diartikan
sebagai sebuah kerinduan. Nostalgia
sejatinya merupakan paparan ganda tentang
sebuah sebuah kehilangan dan kerinduan,
tentang masa lalu dan masa sekarang.
Persepsi manusia tentang nostalgia sangatlah
positif. Berbagai penelitian dalam psikologi
menunjukkan bahwa nostalgia merupakan
ingatan-ingatan menyenangkan yang
membebaskan seseorang dari perasaan
bersalah, sangat bermanfaat bagi kesehatan
mental, sosial, dan fisik manusia (Mukhlis,
2017).
Clay Routledge dan tiga temannya
melalui penelitian eksperimen yang
diterbitkan Journal of Experimental Social
sekaligus menerima bahwa kematian
Psychology pada tahun 2006 menyatakan adalah sebuah kepastian. Penelitian
bahwa nostalgia merupakan jalan yang diberi judul "A blast from the
eksistensial yang banyak digunakan manusia past: The terror management
untuk menemukan makna kehidupan function of nostalgia" tersebut
berkesimpulan bahwa nostalgia mampu
memberikan peyangga manusia akan Association Of Applied Psychology),
kefanaan kehidupan dengan menemukan division 4 : Environmental Psychology,yang
makna kehidupan yang telah dilaluinya menyebutkan Environmental Psychology
(Mukhlis, 2017). adalah sub disiplin didalam psikologi
Penelitian lain yang dipublikasikan terapan, membahas efek psikologis dari
lingkungan fisik dan efek dari aksi manusia
pada tahun 2008 oleh Constantine Sedikides pada lingkungannya (IAAP 2007).
dan tiga temannya menegaskan bahwa
Hal ini senada yang dikemukakan
nostalgia memberikan pengaruh positif oleh Campbell yang menuturkan Ilmu
berupa peningkatan harga diri, environmnetal psychology yang lama
menghubungkan orang dengan lingkungan (tradisional) signifikan dengan lingkungan
sosialnya serta meringankan ancaman sosial. Lingkungan terbangun berhubungan
eksistensial berupa kematian. Bahkan dengan dasar perilaku dari bentukan
beberapa peneliti menyarankan untuk lingkungannya. Pendekatan psikologi dari
ber"nostalgia" dua atau tiga kali dalam lingkungan yang digunakan untuk
seminggu untuk mendapatkan manfaat beraktifitas (Campbell, 2007). Konsep ruang
psikologis secara optimal (Mukhlis,2017) dengan aspek psikologi mengandung
berbagai bahasan. Beberapa bahasan penting
3.3 Ruang Luar dalam ruang beraspek psikologi dari sudut
environmental psychology meliputi personal
3.3.1 Teori Ruang dari Disiplin space, perception in space, ketakutan pada
Environmental Psychology ruang, dan sifat interpersonal ruangan
(Mikellides, et all 1980: 15).
Environmental psychology
merupakan salah satu keilmuan yang 3.3.2 Elemen Taman untuk Lansia
mendukung ilmu arsitektur. Psikologi
arsitektur mencari dan mempelajari mengapa Desain yang ditujukan untuk
manusia bereaksi tertentu pada bangunan masyarakat lansia seharusnya merujuk dan
dengan berbeda-beda (Mikellides, et all mempertimbangkan pada perubahan-
1980: 14). Berkaitan dengan teori ruang perubahan pada sistem sensori dan fungsi
pada arsitektur, environmental psychology kognitifnya, karena hal ini mempengaruhi
memiliki pembahasan kearah hubungan cara seorang lansia menerima dan
human behaviour dengan lingkungan
bernegosiasi dengan lingkungan sekitarnya.
fisiknya. Kolaborasi antara arsitek dan
psikolog saat ini meningkat dan berkembang Sehingga, skema spasial dan desain secara
pada riset perilaku. Hubungan langsung umum seharusnya mampu memfasilitasi:
antara Environmental Psychology dengan a. orientasi dan penemuan jalan di
desain dimulai saat programming utamanya lingkungan
bila ada fasilitas dan kebutuhan-kebutuhan b. penggunaan ruang yang dapat diprediksi
khusus, misalnya fasilitas khusus untuk sehingga dapat mengurangi kebingungan
orang-orang berkebutuhan khusus (penyakit c. ruang yang dapat digunakan untuk
alzheimer). bersosialisasi dan dapat diklaim (sebagai
Riset juga dilanjutkan pada isu bagian dari "milik" komunitasnya)
mikro seperti desain pintu sampai isu makro d. stimulasi sensorik dan lingkungan secara
seperti matrik yang benar untuk servis pada keseluruhan.
desain (Evans 2007). Hal ini juga e. ruang membentuk serta mengontrol emosi
dikemukakan oleh IAAP (International dan psikologi
Sejalan dengan hal itu, dalam
Evaluation of elderly people’s requirements
in publik open spaces: A case study in
Bornova District (Izmir, Turkey) oleh Turel,
dkk (2006), salah satu aspek yang paling
penting dalam mempengaruhi desain untuk
orang tua, yaitu masyarakat lansia pada
umumnya memiliki satu atau lebih penyakit
Karena masalah kesehatan
sehingga memiliki kesulitan pergerakan dan ini, menurut Burby dan Rohe (1990)
penurunan fungsi organ. dalam Turel,dkk, (2006), orang tua
diharapkan memiliki perumahan dan
lingkungan yang sangat berbeda dari
kelompok usia lainnya. Pengembangan Kebutuhan lansia akan partisipasi
kebijakan dan strategi yang sosial menjadi hal penting. Diantaranya
mempertimbangkan kebutuhan orang-orang adalah menyediakan tempat untuk
lanjut usia dapat membuat masyarakat lansia berkumpulnya para Lansia untuk
berpartisipasi dalam kehidupan sosial melaksanakan aktivitas seperti Senam
dengan kondisi sama. Lansia, konsultasi kesehatan maupun
psikologi, berkomunikasi dengan sesame
Lansia sebagai tempat berbagi pengetahuan
dan pengumuman tentang kegiatan Lansia
IV. ANALISIS lainnya.
Ruang nostalgia dalam taman Tidak terdapat elemen desain Ruang nostalgia
dalam taman yang menunjang memberikan pengaruh positif
konsep ruang nostalgia berupa peningkatan harga
diri, menghubungkan orang
dengan lingkungan sosialnya
serta meringankan ancaman
eksistensial berupa kematian
lewat kenangan indah.
Bahkan beberapa peneliti
menyarankan untuk
ber"nostalgia" dua atau tiga
kali dalam seminggu untuk
mendapatkan manfaat
psikologis secara optimal.
Elemen desain ini perlu
diciptakan di taman lansia
Surabaya untuk memenuhi
kebutuhan psikologis ruang
nostalgia bagi lansia
Berdasarkan analisa diatas, pada taman memperhatikan program yang cocok bagi
lansia Surabaya, terlihat bahwa taman para lansia yang berhubungan dengan
tersebut didesain tidak spesifik khusus bagi lingkungan tempo agar para lansia mudah
para lansia. Taman tersebut memiliki taman untuk beradaptasi dan tidak memerlukan
bermain untuk anak sehingga taman terkesan waktu lama terhadap suasana lingkungan
lebih umum. Pada penerapan fasilitas desain yang dihadirkan di dalam taman.
taman, masih tergolong cukup kurang bagi Penerapan desain dengan aspek
kebutuhan psikologis para lansia. Sehingga psikologis berupa interaksi dan komunitas
sintesis yang bisa diterapkan pada taman, sosial yaitu dengan merancang tempat agar
dengan menerapkan desain yang para lansia dapat berinteraksi namun juga
berhubungan dengan aspek psikologis sekaligus mendapatkan aspek nostalgia
terutama sosial psikologis. Berdasarkan melalui ruang interaksi serta penempatan
environmental psychology juga dibutuhkan foto-foto Surabaya tempo dulu. Melalui
desain yang berupa fisik yang suasana penempatan foto, psikologi dari
sudut environmental psychology
meliputi personal space, perception
in space, ketakutan pada ruang, dan sifat
interpersonal ruangan pada lansia dapat mengenang masa-masa muda sembari
diatasi dan dipenuhi. Melalui Taman Lansia
ini, masyarakat terutama yang lanjut usia bernostalgia di taman tersebut. Berikut
bisa bersantai menikmati masa tua dengan adalah arahan desain yang terkait dengan
pemenuhan konsep ruang nostalgia di
Taman Lansia Surabaya.
Arahan desain 1:Instalasi elemen lengkung dan foto Surabaya tempo dulu disepanjang jalur
refleksi
Jalur refleksi sebagai ruang Penempatan foto tempo dulu yang juga
kegiatan mandiri, dilengkapi dengan bangku diletakkan di sepanjang jalur refleksi/ area
mandiri dan vegetasi di kedua tepi jogging. Penerapan desain bertujuan agar
merupakan satu-satunya area spesifik di para penggunanya seperti masuk lorong
Taman Lansia Surabaya yang diperuntukkan waktu, kembali ke masa lalu sehingga dapat
bagi para lansia, dimana jalur tersebut menambah aspek nostalgia terutama bagi
digunakan untuk refleksi. Sirkulasi refleksi para lansia. Para lansia diajak untuk
didesain dengan menambahkan instalasi mengingat kembali kenangan-kenangan
yang diletakkan membentuk lorong dan juga positif yang dapat mempengaruhi psikologis.
dari lansia.
Arahan desain 2: Mendesain ruang interaksi yang rekreatif dengan bangku dan instalasi foto
Surabaya tempo dulu yang melingkari air mancur.
bagi masyarakat lansia yang ingin
Pada Taman Lansia terdapat air sekedar bersantai dan melepas penat
mancur sebagai area berkumpul. Hal ini dengan
merupakan potensi, karena bentuk air
mancur yang melingkar kondusif sebagai
ruang interaksi. Bentuk lingkaran
menyebabkan individu saling berhadapan.
Posisi ini mempermudah terjadinya V. KESIMPULAN
percakapan dan diskusi.
Berdasarkan analisis yang
Dengan potensi sebagai ruang telah dilakukan, maka ditarik
interaksi pada air mancur, bangku ini kesimpulan bahwa dalam
kemudian didesain dengan mengelilingi air perancangan arstitektur, kondisi fisik
mancur yang berada di tengah. Sehingga, memiliki korelasi dengan kondisi
bangku ini dapat menjadi ruang interaksi psikologis penghuninya. Arsitektur
dapat menunjang rasa nyaman bagi
penghuninya. Apabila secara fisik terpenuhi, penempatan beberapa foto Surabaya tempo
maka sedikit banyak memberikan dampak dulu sebagai elemen ruang nostalgia.
yang positif juga bagi psikologis Diharapkan bukan hanya interaksi yang
penghuninya. terjadi, melainkan para lansia dapat
Bila dikaji dari kecenderungan merasakan nostalgia terhadap foto tempo
sosial lansia, yaitu lansia senang untuk dulu tersebut.
berinteraksi dengan sesama lansia lainnya Kedua arahan desain diatas
sehingga bentuk dasar pola ruang berusaha memenuhi kebutuhan para lansia
komunikatif (memusat atau radial) dan akan ruang nostalgia dan sosial psikologi
terbuka. Dan karena lansia cenderung para lansia. Konsep ruang nostalgia
berinteraksi secara berkelompok maka membuat keberadaan Taman Lansia di Kota
menggunakan pola klaster, untuk Surabaya tidak hanya sebatas formalitas
memisahkan area individual dengan area dalam menyediakan fasilitas bagi lansia, tapi
publik. benar benar dapat mewadahi kebutuhan
penggunanya.