Anda di halaman 1dari 11

Perancangan Community Space Untuk Lanjut Usia dengan

Pendekatan Environment Psychology

Dinda Ardiasari (a)*, Drs. Nandang M.T. (b),


Dini Hardilla S.T., M.T(c)

(a) Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Lampung, Jalan Soemantri Brodjonegoro No.1, Bandar
Lampung, Indonesia, dindaardiasari@gmail.com
(b) Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Lampung, Jalan Soemantri Brodjonegoro No.1, Bandar
Lampung, Indonesia,
(c) Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Lampung, Jalan Soemantri Brodjonegoro No.1, Bandar
Lampung, Indonesia, dinihd90@gmail.com

Abstrak

Masa lanjut usia merupakan masa perkembangan terakhir pada psikologis dan sosial manusia dalam
hidupnya. Berkurangnya dukungan sosial dan lingkungan pada lansia, akan membuat lansia
mengalami penurunan dalam berinteraksi pada hari tuanya dan berdampak pada tercapainya
integritas dalam hidupnya. Jika seorang lansia tidak mencapai integritas hidup di hari tuanya maka
lansia akan mengalami depresi. Kemungkinan depresi pada lansia dapat direduksi dengan berbagai
cara, salah satunya adalah meningkatkan interaksi sosial lanjut usia. Untuk memenuhi kebutuhan
hidup lansia guna meningkatkan interaksi sosial agar kepuasandan kualitas hidup lansia meningkat,
maka dibutuhkan sebuah fasilitas dan pelayanan untuk lansia. Fasilitas dengan beragam aktivitas
yang dapat dilakukan didalamnya sebagai wadah lanjut usia menikmati hari tuanya dapat berupa
Community Space untuk lansia. Community Space untuk lansia di Provinsi Lampung dengan
pendekatan environment psychology. Community Space ini diharapkan dapat menerapkan prinsip-
prinsip pendekatan perancangan sehingga bangunan ini dapat sesuai dengan fungsi dan tujuannya.

Kata Kunci: Interaksi Sosial, Lansia, Community Space

1. Pendahuluan fungsional pada lansia dan dengan kualitas


hidup yang dimiliki lansia. Masa lanjut usia
Bedasarkan data sensus penduduk tahun merupakan masa perkembangan terakhir
2010 yang dilakukan oleh Badan Pusat pada psikologis dan sosial manusia dalam
Statistik, jumlah penduduk lansia di hidupnya. Berkurangnya dukungan sosial
Provinsi Lampung sebanyak 547.706 orang dan lingkungan pada lansia, akan
atau 7,20% dari keseluruhan penduduk. membuat lansia mengalami penurunan
Persentase penduduk lansia tersebut dalam berinteraksi pada hari tuanya dan
menunjukan bahwa Provinsi Lampung berdampak pada tercapainya integritas
termasuk daerah yang telah memasuki era dalam hidupnya. Jika seorang lansia tidak
penduduk berstruktur tua (aging structured mencapai integritas hidup di hari tuanya
population) karena jumlah penduduk yang maka lansia akan mengalami depresi
berusia 60 tahun keatas telah melebihi (Prawitasari, 1994). Kemungkinan depresi
angka tujuh persen (BPS, 2010). pada lansia dapat direduksi dengan
Meningkatnya jumlah lanjut usia di Provinsi berbagai cara, salah satunya adalah
Lampung juga disertai dengan meningkatkan interaksi sosial lanjut usia.
permasalahan-permasalahan yang terjadi Terdapat hubungan yang signifikan antara
pada lansia seperti permasalahan kesulitan interaksi sosial dengan kepuasan hidup
pada lanjut usia. Interaksi sosial memiliki interaksi sosial serta disesuaikan dengan
hubungan yang positif dan searah dengan kebutuhan dan karakteristik lansia.
kepuasan hidup lansia. Interaksi sosial
memberikan kontribusi sebesar 10.1%
terhadap kepuasan hidup lanjut usia 2. Metode Analisis
(Fitriyadewi, 2016).
Metode analisis yang digunakan adalah
menganalisis data berupa perkembangan
Untuk memenuhi kebutuhan hidup lansia
pola kehidupan bermasyarakat di Lampung
guna meningkatkan interaksi sosial agar
sejak zaman pra-sejarah sampai saat ini,
kepuasan dan kualitas hidup lansia
adapun tahap-tahap analisis dilakukan
meningkat, maka dibutuhkan sebuah
yaitu:
fasilitas dan pelayanan untuk lansia.
Fasilitas dengan beragam aktivitas yang a. Klasifikasi Kegiatan Bedasarkan
dapat dilakukan didalamnya sebagai wadah Perkembangan Pola Interaksi
lanjut usia menikmati hari tuanya dapat Masyarakat Lampung
berupa Community Space untuk lansia.
Manusia sebagai makhluk sosial tidak Analisis ini berisi tentang klasifikasi
pernah lepas dari lingkungan yang kegiatan untuk lansia bedasarkan
membentuk diri mereka ataupun perkembangan interaksi masyarakat di
sebaliknya, perilaku yang membentuk Lampung dari zaman pra-sejarah
lingkungan. Environment Psychology atau sampai saat ini. Analisis ini
psikologi lingkungan adalah bidang menghasilkan klasifikasi jenis kegiatan
psikologi yang meneliti khusus hubungan yang berkembang sampai saat ini pada
antara lingkungan fisik dan tingkah laku masyarakat Lampung seperti Kegiatan
serta pengalaman manusia (Helmi, 1999). pemenuhan kebutuhan hidup,
Lingkungan fisik adalah faktor yang sangat ekonomi, keagamaan, sosial, politik,
kuat mempengaruhi perilaku manusia. kesehatan, hiburan, dan kegiatan
inovatif.
Environment Psychology merupakan
pendekatan perancangan yang salah satu b. Analisis Aktivitas Lanjut Usia
teori didalamnya menitikberatkan pada Preseden
mengenai lingkungan sebagai pembentuk
perilaku dalam hal ini community space Setelah melakukan klasifikasi jenis
akan memiliki setting ruang yang dapat kegiatan sesuai dengan pola interaksi
mendorong lansia melakukan perilaku masyarakat, selanjutnya adalah
tertentu yaitu interaksi sosial. Adapun analisis aktivitas lansia pada tiga
perilaku yang dipertimbangkan dalam preseden yang telah dipilih dengan
perancangan community space adalah fungsi berupa day care dan Nursing
perilaku kelompok (lansia) yang home. Analisis ini dilakukan untuk
dipengaruhi oleh perkembangan budaya. mengetahui secara spesifik tentang
Budaya dapat mempengaruhi kenyamanan aktivitas-aktivitas lansia dan fasilitas
penggunanya. Berkaitan dengan arsitektur, yang tersedia. Hasil dari analisis ini
pengaruh budaya terhadap arsitektur juga yaitu klasifikasi aktivitas sesuai dengan
memiliki respon yang berbeda pada setiap fasilitas yang tersedia pada preseden.
individu atau kelompok tertentu. Setting
c. Analisis GAP
ruang yang dibentuk diwujudkan melalui
design bentuk ruang, orientasi ruang, Analisis ini merupakan analisis
ukuran ruang, pembatas ruang, komponen perbandingan aktivitas lansia pada
ruang hingga kondisi ruang. Hal-hal preseden sebelumnya dengan aktivitas
tersebut mempertimbangkan aspek budaya lansia yang ada di Panti Tresna Werdha
Natar, Lampung. Hasil analisis GAP
akan dijelaskan pada hasil temuan 6. Kegiatan Inovatif
pada subbab selanjutnya. - Membuat Art & X
Craft
7. Kegiatan yang
menggunakan
d. Analisis Karakteristik Ruang Teknologi
bedasarkan Karakteristik - Internet Corner X
Sumber: Analisis Penulis
Lanjut Usia

Analisis ini berisi tentang karakteristik Kesimpulan pada tabel di atas adalah
ruang yang dibutuhkaan untuk masih banyaknya aktivitas yang tidak
meningkatkan interaksi lansia yang dapat dilakukan di PSTW Natar. Hal ini
disesuaikan dengan karakteristik lanjut kemungkinan dikarenakan belum adanya
usia. Karakteristik ruang ini akan fasilitas yang dapat mewadahi aktivitas-
menjadi pertimbangan dalam aktivitas tersebut. Bedasarkan analisis
menyusun konsep Behavior Setting. GAP perbandingan aktivitas yang blablabla
maka menghasilkan kebutuhan ruang
yang menjadi ruang-ruang utama sebagai
3. Hasil Temuan wadah interaksi lansia dalam perancangan
Community Space yaitu:
Berikut ini merupakan hasil temuan dari
analisis yang telah dilakukan:
Tabel 2. Kebutuhan Ruang
Tabel 1. Analisis GAP (Perbandingan) No. Nama Ruang
Community Space dan Day Care
Klasifikasi
No. Ada Belum 1. Multifunctional Room
Kegiatan
Ada 2. Art and Creativity Room
1. Pemenuhan 3. Lounge
Kebutuhan Hidup 4. Community Kitchen
- Tidur X 5. Ruang Baca
- Makan X 6. Workshop Room
- Mandi X 7. Digital Media Room
- Mencuci Pakaian X 8. Music Therapy Room
- Beristirahat X 9. Relaxation Room
- Bersantai X 10. Ruang Klinik
2. Keagamaan 11. Occupational/ Physical Therapy Room
- Beribadah X 12. Ruang Konsultasi
- Diskusi Keagamaan X 13. Ruang Makan Bersama
3. Sosial Exterior Zone
-Charity X 14. Public Garden
-Kerja Bakti X 15. Sensory Garden dan Jogging Track
4. Kesehatan 16. Central Courtyard
- Medical Check Up X 17. Lapangan Residen
- Fisiotherapy X Residen Lansia
- Music Therapy X 18. Kamar Tidur
- Pet Therapy X 19. Ruang TV Bersama
- Kegiatan Motorik X 20 Teras Residen
- Senam X Sumber: Data Penulis
- Berenang X
- Jogging X
- Berkebun X
Konsep Behavior Setting atau Setting
5. Kegiatan Hiburan Perilaku yang akan diterapkan pada
- Bermain Games X ruang-ruang utama untuk lansia
- Memancing X
berinteraksi. Setting ruang yang dibentuk
- Dance X
- Memasak Bersama X disesuaikan dengan karakteristik lansia
- Menonton TV X yang meliputi aspek biologis, psikologis,
- Live Music/Karaoke X dan sosial sehingga dapat menciptakan
Bersama
- Relaksasi X ruang yang memungkinkan lansia saling
- Outdoor Activities X berinteraksi
4. Penerapan Behavior Setting pada perancangan Community Space
Berikut ini adalah konsep Behavior Setting pada perancangan Community Space yang meliputi bentuk ruang, orientasi ruang, pembatas
ruang, ukuran, tata Letak perabotan, warna ruang, pencahayaan, penghawaan, dan akustik ruang.

a. Bentuk, Orientasi, dan Pembatas Ruang

Tabel 3. Bentuk, Orientasi, dan Pembatas Ruang

Nama Ruang Bentuk Ruang Orientasi Ruang Pembatas Ruang Gambar

Ruang 1. Merupakan ruang Orientasi ruang Ruang-ruang yang berdekatan


Konsultasi yang tertutup mengarah pada dan dibatasi dengan bidang
2. Berada pada corridor. yang sama berupa dinding
Ruang Klinik
corridor yang sehingga fungsi pada ruang
merupakan bidang terlihat jelas dan menciptakan
Music Therapy
Room vertikal sejajar suasana privasi untuk lansia Sumber: Ilustrasi Penulis
saat melakukan aktivitas dalam
Digital Media ruang tersebut.
Room
Ruang Baca 1. Merupakan ruang Orientasi ruang Pembatas ruang merupakan
yang tertutup mengarah ke bidang tertutup berupa dinding
Relaxation 2. Bidang ruang Exterior Zone dengan bukaan yang menjadi
Room
berbentuk U hirarki ruang untuk dinikmati
dengan salah satu secara visual oleh lansia.
bidang di dominasi Sumber: Ilustrasi Penulis
dengan bukaan
(kaca)
Lounge Merupakan bidang- Menjadi orientasi
bidang dasar yang pada ruang-ruang
Central diturunkan untuk sekitarnya
Courtyard
membentuk sebuah (corridor,
Community ruang information
center) Sumber: Ilustrasi Penulis
Kitchen

Ruang Makan
Bersama
Nama Ruang Bentuk Ruang Orientasi Ruang Pembatas Ruang Gambar

Occupational 1. Kombinasi bentuk Orientasi ruang Dibatasi dengan bidang massif


Room ruang tertutup dan mengarah pada (dinding) dan bidang non massif
semi terbuka Exterior Zone dan (dapat digeser atau dibuka)
Multifunctional
2. Berbentuk sebelah timur laut sehingga lansia dapat
Room
setengah lingkaran (Kota Balam) menikmati ruang luar dan
Art and atau oval (pada agar pergerakan di dalam ruang
Creativity Room area semi terbuka) memaksimalkan lebih fleksibel
Sumber: Ilustrasi Penulis
pemanfaatan view
Workshop Room terbaik pada
tapak.
Exterior Zone
Public Garden 1. Ruang Terbuka Orientasi ruang Pembatas pada public garden
2. Landscape mengarah ke adalah pohon-pohon yang
berbentuk organis sirkulasi Entrance disusun secara sejajar untuk
agar menarik
/ Exit sebagai membatasi daerah sebelah
secara visual
area integrasi utara pada tapak.
untuk masyarakat Sumber: Ilustrasi Penulis
sekitar
Lapangan Ruang terbuka Menjadi orientasi Pembatas pada Lapangan
Residen pada ruang-ruang Residen adalah perbedaan
sekitarnya (kamar penggunaan material pada
tidur lansia, ruang bidang lantai
TV bersama)
Sumber: Ilustrasi Penulis

Residen Lansia
Kamar Tidur 1. Merupakan ruang Orientasi ruang Dibatasi dengan bidang massif
tertutup mengarah pada (dinding) untuk menciptakan
2. Empat bidang landscape sekitar area privasi sesuai dengan
penutup dan residen dan area fungsi ruang untuklansia.
terdapat satu ruang TV
bukaan pada salah
satu bidangnya. Sumber: Ilustrasi Penulis
Ruang TV 1. Merupakan ruang Orientasi ruang
Bersama tertutup dan mengarah pada
sebagai orientasi Exterior Zone dan
ruang-ruang lain landscape sekitar
disekitarnya residen
Sumber: Ilustrasi Penulis
Nama Ruang Bentuk Ruang Orientasi Ruang Pembatas Ruang Gambar

Teras Residen Orientasi ruang Pembatas ruang berupa


mengarah pada perbedaan elevasi pada area
Exterior Zone dan teras dengan bidang landscape
landscape sekitar sekitarnya.
residen

Sumber: Ilustrasi Penulis


Sumber: Data Penulis

b. Ukuran Ruang, Tata Letak Perabot, dan Warna Ruang

Tabel 4. Ukuran, Tata Letak Perabot, dan Warna Ruang

Perpaduan
Nama Ruang Jarak Suasana yang Diciptakan Gambar
Warna

Ruang
Konsultasi
Jarak Sosial
Putih
Dekat
(Warna Dinding)
Biru Muda Menciptakan ruang yang menenangkan dan Sumber: Ilustrasi Penulis
Ruang Klinik Jarak Pribadi (Pintu, Ornamen juga dapat membuat rileks untuk lansia
Dekat dinding dan
Perabotan)
Jarak Pribadi
Sumber: Ilustrasi Penulis
Jauh
Music Therapy
Room
Putih
(Warna Dinding)
Kuning dan Orange Menciptakan suasana ruang yang dapat
Jarak Sosial (Pintu, Ornamen merangsang lansia untuk aktif dalam merespon Sumber: Ilustrasi Penulis
Dekat Dinding, Perabotan, kegiatan terapi musik dan konsentrasi
Digital Media
Cokelat Muda
Room (Material Lantai)
Jarak Sosial
Jauh
Sumber: Ilustrasi Penulis
Ruang Baca
Putih
(Warna Dinding) Menciptakan suasana ruang yang dapat
Biru Muda meningkatkan konsentrasi lansia
(Ornamen)
Sumber: Ilustrasi Penulis
Perpaduan
Nama Ruang Jarak Suasana yang Diciptakan Gambar
Warna

Relaxation Putih
Room Jarak Sosial (Warna Dinding)
Dekat Hijau
Menciptakan suasana menenangkan untuk
(Warna Pintu)
relaksasi
Jarak Sosial Coklat dan Cream
Jauh (Ornamen dan Sumber: Ilustrasi Penulis
Perabotan)
Lounge Jarak Sosial
Dekat Putih
(Warna Dinding)
Warna Komplementer
Jarak Sosial Menciptakan suasana santai dan
Ruang Sekitar
Jauh menyenangkan
(Signage) Sumber: Ilustrasi Penulis
Hijau
Jarak Publik (Tanaman Hias)
Dekat
Central Jarak Sosial
Courtyard Dekat

Jarak Sosial
Jauh Merah
Point of View pada ruang dalam.
(Hanya beberapa
Menjadi tujuan dari arah sirkulasi
Jarak Publik bidang)
Dekat

Jarak Publik Sumber: Ilustrasi Penulis


Jauh
Community Jarak Sosial
Kitchen Dekat

Jarak Sosial
Jauh
Putih
(Warna Dinding) Sumber: Ilustrasi Penulis
Jarak Publik
Coklat
Dekat
(Pintu)
Ruang Makan Jarak Pribadi Ruang dengan suasana santai
Biru
Bersama Jauh
(Perabot dan
Ornamen
Jarak Sosial
Dinding) Sumber: Ilustrasi Penulis
Dekat
Perpaduan
Nama Ruang Jarak Suasana yang Diciptakan Gambar
Warna

Occupational
Room

Sumber: Ilustrasi Penulis


Multifunctional Jarak Pribadi
Putih
Room Dekat
(Warna Dinding)
Kuning dan Merah
Jarak Pribadi
(Ornamen
Jauh Menciptakan suasana ruang dengan Sumber: Ilustrasi Penulis
Dinding)
Art and kesan hangat untuk lansia aktif dan
Coklat
Creativity Room Jarak Sosial kreatif
(Perabotan)
Dekat
Hijau
(View pada
JarakSosial
Exterior Zone)
Jauh Sumber: Ilustrasi Penulis
Workshop Room

Sumber: Ilustrasi Penulis


Residen Lansia
Kamar Tidur

Jarak Pribadi
Putih
Dekat Sumber: Ilustrasi Penulis
(Warna Dinding)
Ruang TV Coklat Menciptakan ruang yang
Jarak Pribadi Jauh
Bersama (Pintu) menenangkan dan memiliki kesan
Biru yang sejuk / dingin sebagai tempat
Jarak Sosial
(Perabot dan istirahat utama lansia.
Dekat
Ornamen Sumber: Ilustrasi Penulis
Dinding)
Teras
Residen
Sumber: Ilustrasi Penulis
Sumber: Data Penulis
c. Pencahayaan Ruang d. Penghawaan Ruang

Community Space yang dirancang akan Setting penghawaan pada bangunan


menerapkan sistem daylight building memanfaatkan penghawaan alami dan
yang akan memaksimalkan cahaya buatan. Penghawaan alami
matahari pada siang hari untuk mempertimbangkan perletakan
meminimalisir energi yang digunakan bukaan. Bukaan terbesar berada di
pada bangunan. Sistem pencahayaan sebelah utara tapak (arah datangnya
pada ruang di bangunan community angin) dan angin tersebut diteruskan
space yaitu pencahayaan alami dan menuju koridor yang kemudian keluar
buatan, adapun penjelasan mengenai kembali dan ada juga angin diteruskan
konsep yang digunakan pada pada bukaan yang ada di bagian atap
pencahayaan ruang yaitu Daylight bangunan cross ventilation. Pada
Zone, pembagian zona ruang pada ruang-ruang yang termasuk zona
tapak yang disesuaikan dengan ruang- sedikit cahaya, menggunakan sistem
ruang yang membutuhkan cahaya lebih penghawaan Air Conditioner sebagai
banyak mendekati dengan sumber pendingin ruang dan Exhaust Fan
cahaya atau searah dengan cahaya untuk menarik dan mengeluarkan
matahari. Adapun zona-zona zona udara dalam ruangan tersebut.
ruang dibagi dalam tiga kategori yaitu
zona ruang tertutup, zona ruang
tertutup dengan intensitas e. Akustik Ruang
pencahayaan tinggi dan zona
Setting akustik terdapat pada music
ruang semi terbuka dengan
therapy room, digital media room, dan
intensitas pencahayaan tinggi.
ruang baca. Material yang digunakan
Berikut ini adalah pengelompokan zona
adalah material peredam suara berupa
ruang bedasarkan kebutuhan
busa akustik yang dipasang pada
pencahayaan alami:
dinding ruang. Busa akustik
Tabel 5. Zona Pencahayaan Ruang merupakan material penyerap suara.
Nama Ruang Zona Selain itu penggunaan karpet pada
Ruang Konsultasi lantai ruang yang juga berfungsi untuk
Ruang Klinik Zona Sedikit meredam suara.
Music Therapy Cahaya
Room Alami
Digital Media Room
Ruang Baca 5. Hasil Perancangan
Relaxation Room
Lounge
Central Courtyard
Ruang Makan
Bersama
Occupatioanal
Room Zona Banyak
Multifunctional Cahaya
Room Alami
Art and Creativity
Room
Workshop Room
Residen Lansia
Kamar Tidur
Ruang TV Bersama
Teras Residen
Sumber: Data Penulis

Gambar 1. Key Plan


Sumber: Karya Penulis
Gambar 7. Bird Eye View
Sumber: Karya Penulis
Gambar 2. Aksonometri Community Space
Sumber: Karya Penulis

Gambar 8. Suasana Entrance Bangunan


Sumber: Karya Penulis

Gambar 3. Uji Intensitas Pencahayaan


Sumber: Karya Penulis

Gambar 9. Suasana Sensory Garden


Sumber: Karya Penulis
Gambar 4. Setting Ruang Zona Tertutup
Sumber: Karya Penulis

Gambar 5. Setting Ruang Zona Semi


Terbuka dengan Intensitas Pencahyaan Gambar 10. Suasana Residen Lansia
Tinggi Sumber: Karya Penulis
Sumber: Karya Penulis

Gambar 6. Setting Ruang Zona Tertutup


dengan Intensitas Pencahayaan Tinggi
Sumber: Karya Penulis Gambar 11. Suasana Interior Lobby
Sumber: Karya Penulis
6. Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA

Perancangan bangunan Community Space BPS, 2011, Statistik Penduduk Lanjut Usia
untuk Lanjut Usia di Lampung bertujuan Provinsi Lampung 2010, Lampung,
untuk meningkatkan kualitas hidup lansia Badan Pusat Statistik, Jakarta-Indonesia
dengan cara meningkatkan interaksi antar
Lansia sehingga meminimalisir Fitriyadewi, L.P., 2016, Peran Interaksi Sosial
kemungkinan lansia depresi. Terhadap Kepuasan Hidup Lanjut Usia,
16.
Perancangan Community Space dengan
pendekatan Environment Psychology Helmi, A.F., 1999, Beberapa Teori Psikologi
dilakukan dalam konteks budaya dengan Lingkungan, Buletin Psikologi Tahun VII,
cara menganalisis perkembangan pola pp. 7-14
interaksi masyarakat Lampung dari zaman
Prawitasari, J.E., 1994, Aspek Sosio Psikologis
pra sejarah hingga saat ini, sehingga
Lansia di Indonesia, Buletin Psikologi,
menghasilkan ruang-ruang interaksi yang
28.
dibutuhkan.

Pendekatan Environment Psychology


merupakan pendekatan yang membahas
tentang bagaimana keterkaitan antara
lingkungan dengan perilaku penggunanya.
Dalam laporan ini membahas tentang
setting ruang yang dapat meningkatkan
interaksi lansia di Lampung. Adapun
prinsip design dengan pendekatan ini yaitu
menitikberatkan perancangan pada bentuk
ruang, orientasi ruang, ukuran ruang,
pembatas ruang, tata letak perabot,
setting warna ruang, setting pencahayaan,
setting penghawaan, dan setting akustik.

UCAPAN TERIMA KASIH

1. Bapak Drs. Nandang M.T., dan Ibu Dini


Hardilla S.T., M.T. selaku dosen
pembimbing yang telah meluangkan
waktunya dan memberikan ilmu yang
sangat berguna dalam proses Perancangan
Community Space untuk Lanjut Usia dengan
pendekatan Environment Psychology
2. Ibu Diana Lisa S.T., M.T., dan Bapak Agung
C. Nugroho S.T., M.T., selaku dosen penguji
seminar 1, 2 dan sidang komprehensif yang
telah memberikan kritik dan saran dalam
menyelesaikan Perancangan Community
Space ini.

Anda mungkin juga menyukai