Anda di halaman 1dari 18

Behavior Setting,

System of Activities
& System of Settings
Kelompok 1
1. AYU DEWI PALASTRI WIDYADHARI - 225060500111028
2. BERNADETA DWI P. - 225060507111030
3. CARMELIA MEIVENTIA H. S. - 225060501111016
4. Christian I Sibarani - 225060507111016
5. KALYCA ADRISTI C. - 225060507111005
6. LINDEY STEPHAINE VALERIANE - 225060507111048
7. NEYLA MAYDILIA – 225060507111077
8. Riwanda Baity Maula Harun - 225060500111014
Behavior Setting
Teori Behavior Setting

a. Perilaku sebagai Satu Pendekatan


Menurut Mellisa (2017:10), pendekatan perilaku selalu memperkenalkan cognitive process (proses
mental tempat orang mendapatkan, mengorganisasikan, dan menggunakan pengetahuananya untuk
memberi arti dan makna terhadap ruang yang digunakkannya).

b. Behavioral Setting

Behavior setting merupakan kombinasi yang stabil antara aktivitas dan tempat dengan kriteria:
(Laurens dalam Melissa, 2017:11)
Terdapat aktivitas berulang
Dengan tata lingkungan tertentu
Membentuk suatu hubungan yang sama antara keduanya
BEHAVIORAL SETTING
Dua istilah dalam behavioral setting:
A. System of setting
System of settings pada behavioral setting merujuk pada berbagai elemen yang
membentuk suatu lingkungan, termasuk fitur fisik, norma sosial, dan konteks
budaya. (Ulrich et al., 1991), (Cialdini et al., 1990), (Ross et al., 2003). Sistem of
setting terbentuk oleh sub sistem baik dari aktivitas maupun setting itu sendiri yang
mempengaruhi dan membentuk skala setting (Sari, Tondobala,dkk, 2020 : 12)

B. System of activity
PERAN BEHAVIORAL SETTING

1. Memetakan masyarakat kedalam kategori-kategori


tertentu: memudahkan desainer untuk melakukan
desain
2. Tercipta keselarasan antara apa yang menjadi desain
dengan apa yang menjadi pola aktivitas manusia
didalamnya
(Setiawan dalam Melissa, 2017:13)
Batas behavioral setting
1. Batas fisik/physical boundary
batas perilaku yang dipengaruhi dan ditandai dengan elemen fisik lingkungan meliputi
elemen dasar ruang (atas, bawah, vertikal). batas yang ideal harus jelas seperti batas
dinding. Contohnya di pertamina terdapat batas fisik spasial berupa tali yang
direntangkan untuk tempat antrean.
2. Batas simbolis
batas perilaku yang ditandai oleh elemen non ruang atau symbol. kita dapat membuat
batasan melalui pengaturan administratif atau dengan tanda-tanda simbolik untuk
memisah masing masing behavior setting. Sebagai contoh, simbol peringatan dilarang
merokok yang dipasang di dinding.

dua tipe dasar unsur :


unsur tetap (fixed-feature space) : unsur berbatas dilingkupi oleh pembatas yang relatif
tetap dan tidak mudah digeser. contoh : dinding masif, pintu, jendela
unsur tidak tetap (non fixed element) : unsur yang mudah dipindah-pindah karena tidak
Psikologi Behavioral Setting
Pola perilaku pengguna tergolong berdasarkan karakter
dan pengalaman masing-masing individu. berikut
merupakan 4 macam kriteria manusia :
.
1 Artisan : karakter ruang non-social dimana dalam
sebuah ruang seseorang dapat melakukan sebuah
bentuk kegiatan pribadi yang tergolong aktif.
contohnya anak kecil yang sedang mengerjakan PR
nya di suatu ruang khusus.

2. teammate : Ruangan ini di desain agar seseorang


dapat berinteraksi satu sama lain. seperti ruang makan,
ruang keluarga
3. intellectual living :
Ruang untuk kaum intelektual yang didesain dengan
tujuan agar penggunanya dapat berpikir
dengan tenang, tanpa terusik dengan suara-suara yang
menggangu. contoh : ruangan dengan warna redup
agar memberi kesan rileks.

4. sophisticate living : ruangan yang cenderung


ke arah sosial dan minim aktivitas fisik dan
digunakan untuk aktivitas brainstoming.
contohnya ruang rapat.

Psikologi Behavioral Setting


TeaPerpaduan Psikologi berdasarkan Prinsip
Desain Ruangcher
System of activities
Sistem kegiatan sebagai suatu rangkaian perilaku yang
secara sengaja dilakukan oleh satu atau beberapa orang.

Pemetaan perilaku
Sebuah arsitektur dibangun untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Dan sebaliknya, dari arsitektur tersebut muncul kebutuhan manusia
yang baru kembali.

Haryadi dan Setiawan (2010) mengatakan bahwa teknik pemetaan


perilaku akan didapatkan sekaligus suatu bentuk informasi
mengenai suatu fenomena (terutama perilaku individu dan
sekelompok manusia) yang terkait dengan sistem spasialnya.
Dengan kata lain pemetaan perilaku secara spesifik berhubungan
jenis jenis perilaku
1. Pola perjalanan (trip pattern)
2. Migrasi (migration)
3. Perilaku konsumtif (consumptive
behavior), 4. Kegiatan rumah tangga
(households activities)
5. Hubungan ketetanggaan (neighbouring)
6. Penggunaan berbagai fasilitas publik
(pedestrian, lapangan terbuka dll)
Cara pemetaan perilaku
1. Pemetaan berdasarkan tempat (place-centered
mapping) Teknik ini digunakan untuk
mengetahui bagaimana manusia atau
sekelompok manusia memanfaatkan,
menggunakan, atau mengakomodasikan
perilakunya dalam suatu situasi waktu dan tempat
tertentu.
2. Pemetaan berdasarkan pelaku (person-centered
mapping) Berbeda dengan sebelumnya , teknik
ini menekankan pada pergerakan manusia pada
suatu periode waktu tertentu.
Pemetaan berdasarkan tempat

(place-centered mapping )
Pemetaan berdasarkan pelaku (pers
centered mapping)
proses analisis perilaku manusia merupakan proses
yang mendasari terwujudnya sebuah bentuk ruangan.

Ruangan di desain menyesuaikan karakter pengguna


yang beraktivitas di dalamnya, begitu pula dengan
sebaliknya.

Manusia menyesuaikan kebutuhan aktivitas


berdasarkan ruangan yang sudah didesain sedemikian
rupa.
DALAM kasus Arsitektur Maya Lin, beliau
mengawali proses perwujudan bentuk bukan
dari melihat/membaca dan mendengar bentuk.

tapi justru melihat/membaca, dan mendengar


calon penikmat/penghuni karyanyadan juga
melihat/membaca danmendengarkan alam
tempat bentuk itu akan diletakkan.

Cara pendekatan ini membuat Maya Lin harus


melakukan riset yang cukup panjang yang
justru bukan riset bentuk, akan tetapi konteks
kultural dari tapak, tentang calon pengguna,
tentang kesejarahan tapak dan tentang
perilaku orang yang tinggal disana.

Maya Lin
Daftar Pustaka
Mellisa. 2017. Kajian behavioral setting pada interior cafe di
Surabaya. Skripsi.
Ulrich, Roger S. et al. 1991. Stress recovery during exposure
to natural and urban environments, Journal of Environmental
Psychology, Volume 11, Issue 3, Pages 201-230, ISSN 0272-4944.
Sari, Tondobala, dkk. 2020. System of setting masyarakat
kampung Sangir di Muara Sario Manado
terimaka
sih

Anda mungkin juga menyukai