Anda di halaman 1dari 25

Mata Kuliah : INTERAKSI MANUSIA DAN LANSKAP

Judul Tugas :

PERILAKU USER DI RUANG PUBLIK


( Studi Kasus : Taman Lingkungan Perumahan Bogor Baru )

Oleh
Cynthia E.V Wuisang
A352050011

Dosen Pembimbing
Dr. Ir. Bambang Sulistyantara, M.Agr

Program Studi Arsitektur Lanskap


Sekolah Pascasarjana
Institut Pertanian Bogor
2006

Tugas IML 05/06


Cynthia Wuisang / A352050011
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

Bab I PENDAHULUAN

Bab II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI

BAB IV IDENTIFIKASI DATA

BAB V PEMBAHASAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Daftar Pustaka

Tugas IML 05/06


Cynthia Wuisang / A352050011
KATA PENGANTAR

Paper ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan mata


kuliah Interaksi Manusia dan Lanskap pada semester i Program Studi
Arsitektur lanskap pasca sarjana IPB. Adapun isi penulisan ini adalah mengamati
perilaku user pada Ruang publik dengan mengambil studi kasus pada Taman
Lingkungan Bogor baru (TLBB).
Terima kasih kepada Bpk Dr. Ir. Bambang Sulistyantara M.Agr sebagaii
dosen pengajar dan pembimbing penulisan laporan praktikum ini.
Disadari masih banyak kekurangan dalam isi maupun penyajiannya dan
diharapkan adanya masukan untuk perbaikan isinya dikemudian hari. Kiranya
penulisan ini dapat berguna bagi pembaca.
Terima kasih

Bogor, Des 2005

penulis

Tugas IML 05/06


Cynthia Wuisang / A352050011
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Istilah yang digunakan oleh para ahli untuk menyebut kesatuan interaksi
dari organisme dan lingkungan adalah bahwa manusia dan lingkungan adalah
kesatuan yang tunggal dalam sebuah ekosistim dimana lingkungan akan
mempengaruhi perilaku manusia. Menurut Laurie (1994) perilaku manusia timbul
dai hubungan timbal balik antara seseorang dengan yang lainnya (lingkungan
sosial) dan dengan lingkungan sekitarnya ( lingkungan fisik).
Persepsi manusia terhadap lingkungan merupakan interpretasi tentang
suatu setting oleh individu didasarkan pada latar belakang budaya, nalar dan
pengalaman individu tersebut sehingga individu mempunyai persepsi yang
subyektif. Kepekaan terhadap lingkungan dan kemampuan menyesuaikan diri
atau ketanggapan terhadap kondisi-kondisi lingkungan dapat menimbulkan
perilaku yang spesifik, meskipun manusia sebenarnya tidak menyadari pengaruh-
pengaruh lingkungan pada dirinya.
Robert Garlock Barker seorang pelopor kajian ecological psychology
pertama kali memperkenalkan istilah behaviour setting pada sekitar tahun 1950-
an. Sebuah behaviour setting lebih condong pada sebuah tempat atau ruang
yang bersifat publik (Barker,1968). Sebuah behaviour setting merupakan
kombinasi yang stabil antara perilaku dan lingkungan fisik yang memiliki syarat-
syarat ; adanya perulangan pola perilaku, adanya lingkungan fisik yang spesifik,
adanya periode waktu tertentu adanya hubungan yang seimbang antara perilaku
dengan lingkungan fisiknya (Porteous, 1977), dan menurut Haryadi (1995) yang
menjadi penekanan dalam kajian behaviour setting adalah bagaimana
mengidentifikasi perilaku-perilaku yang secara konstan atau berkala muncul pada
satu situasi atau tempat tertentu.
Mengetahui struktur lingkungan dan mengidentifikasinya, merupakan
kemampuan vital bagi setiap makhluk bergerak melalui indera yang dimiliki.Di
kota-kota modern hampir mustahil tersesat karena tersedia berbagai alat : peta,
papan petunjuk dan lain-lain. Suatu kota disebut legible bila bagian-bagian
wilayahnya atau jalan-jalannya dapat diidentifikasi dengan mudah serta dapat

Tugas IML 05/06


Cynthia Wuisang / A352050011
diketahui atau dikenali pola keseluruhannya. Proses interaksi manusia dengan
lingkungan menurut Stephen Carr (1967) ada lima tahap yaitu : directive phase (
needs,desires,purpose), intelligence phase ( tentang lingkungan fenomenal),
planning phase dengan merefer pengetahuan awal), action phase dan review
phase (feed back) .Selanjutnya Lingkungan dikatakan baik menurut Stephen
Carr jika lingkungan tersebut dapat meningkatkan keterebukaan manusia akan
variasi setting lingkungan dan interaksi yang potensial, dapat mempermudah
eksplorasi dan menstimulasi lingkungan, dapat meningkatkan aksesibilitas
persepsi terhadap bentuk kota,dapat menyusun bentuk kota dengan mefalisitasi
berbagai variasi gambaran bentuk struktur mental, dapat mempertahankan
kualitas setting lingkungan yang khas/unik, meningkatkan keterbukaan elemen-
elemen kota dan setting fungsi-fungsi yang berhubungan ( secara sosial dan
fungsional ), dapat meningkatkan fleksibilitas dan manipulasi bentuk kota
terhadap perilaku individu atau kelompok, dapat memfasilitasi kendala berbagai
ritme perilaku dan persepsii dan terbebas dari tatanan setting lingkungan, dapat
menyesuaikan bentuk setting lingkungan untuk mewadahi perencanaan penting
yang dapat dikelola ( sebagai contoh pusat kota) dan perencanaan pada bagian
level yang diperlukan yang multi purpose dalam menghindari konflik.
Ruang publik merupakan lahan umum dimana manusia mengeluarkan
aktifitas fungsional dan ritual yang menyatukan suatu masyarakat, baik dalam
rutinitas normal sehari-hari atau perayaan periodik (Carr et al., 1992). Tidak
hanya hal tersebut diatas, saat ini ruang terbuka untuk rekreasi perkotaan yang
terbuka untuk umum dan gratis sangat minimum dari segi kualitas maupun
kuantitas. Akibatnya anak-anak sekolah berebut lapangan olah raga, anak-anak
bermain di tempat-tempat secara potensial berbahaya (di tepi jalan, di taman air
mancur, di samping jalan) atau mengganggu orang lain (bermain di halaman
kantor, kampus dan sebagainya) (Munandar dan Koesbandana, 1989). Ruang
publik diasosiasikan dengan kesenangan, rekreasi, pertemuan manusia, dan
perayaan kemasyarakatan serta memainkan peranan yang signifikan dalam
pembaharuan kembali dan menstabilisasi dasar sosial dan ekonomi kota
(Heckscher, 1977).
Ruang Terbuka kota tidak hanya harus tersedia dalam jumlah yang
memadai yang sebanding dengan kebutuhannya, tetapi juga dirancang sesuai
dengan peruntukan dan fungsinya, dan dekat (dalam pengertian fisik dan emosi

Tugas IML 05/06


Cynthia Wuisang / A352050011
dengan pemakainya) serta relatif murah penggunaannya (Knudson, 1980).
Selanjutnya dinyatakan bahwa berbagai hal ini dapat mempengaruhi frekuensi
serta intensitas kunjungan seseorang ke suatu areal rekreasi, dimana semakin
baik berbagai aspek tersebut maka semakin tinggi frekuensi dan intensitas
kunjungannya. Frekuensi dan intensitas kunjungan sangat mempengaruhi kondisi
taman kota. Untuk memperoleh kualitas taman kota yang baik, memberikan
kenyamanan dan keamanan serta efek psikologis lain yang menyenangkan bagi
pengunjung maka taman kota memerlukan pengelolaan yang baik.
Keberadaan Ruang Publik di perkotaan tentu saja tidak bisa dibebankan
kepada pemerintah. Masyarakat sebagai bagian dari kota juga seharusnya
memikul tanggung jawab yang sama dalam pengelolaan taman. Peran serta
masyarakat dalam pengelolaan ruang Publik akan membantu kerja pemerintah
membangun dan mempertahankan ruang publik yang ada. Melibatkan
masyarakat dapat memberikan keuntungan-keuntungan tertentu bagi kedua
belah pihak, masyarakat dan pemerintah (Samekto, 2003).
Taman rekreasi dan lingkungan di Perumahan Bogor Baru adalah salah
satu ruang terbuka publik di perkotaan yang sering digunakan oleh mayarakat
yang ada di wilayah sekitar Perumahan Bogor baru.

1.2 Tujuan Praktikum


Praktikum ini dilaksanakan dengan tujuan :
1. Mengamati dan mendeskripsikan kondisi lingkungan obyek, dengan
mengamati perilaku manusia di ruang publik.
2. Mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan fenomenal yang dominan
mempengaruhi perilaku dan pola – pola pembawaan manusia pada
obyek.
3. Mengidentifikasi permasalahan yang ada dan memberikan saran
penyelesaian dari sudut pandang bidang arsitektur lanskap.

Tugas IML 05/06


Cynthia Wuisang / A352050011
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perilaku manusia dan Lingkungan


Terdapat dua jenis lingkungan dalam hubungan antara manusia dengan
kondisi fisik lingkungannya. Jenis pertama adalah lingkungan yang sudah
akrab dengan manusia yang bersangkutan, misalnya rumah untuk
anggota keluarga, kantor untuk karyawan dan lain sebagainya.
Lingkungan yang sudah diakrabinya memberi peluang untuk tercapainya
keadaan homeostasis (keseimbangan). Dengan demikian lingkungan jenis
ini cenderung dipertahankan atau kalau seseorang mau melakukan
sesuatu ia cnderung mencari lingkungan yang akrab Jenis kedua adalah
lingkungan yang masih asing, kemungkinan timbul stress yang lebih
besar. Manusia terpaksa melakukan penyesuaian diri dan proses
penyesuaian diripub bisa menambah stress. Bagaimanapun juga
lingkungan yang asing tidak dapat dihindari sepenuhnya. Dalam proses
belajarnya manusia dari waktu ke waktu selalu perlu menyesuaikan diri
terhadap lingkungan yang baru sehingga ia bisa mencapai kemajuan
dalam kehidupannya. Perilaku penyesuaian diri ada dua jenis. Pertama
yaitu mengubah tingkah laku agar sesuai dengan lingkungan dan yang
kedua adalah mengubah lingkungan agar sesuai dengan tingkah laku.
Satu hal yang perlu dipehatikan adalah persepsi manusia terhadap
lingkungannya itu relatif. Bergantung bagaimana interaksi yang terjadi
antara individu beserta seluruh sifat-sifat pribadi dan pengalaman masa
lampaunya dengan lingkungan dimana ia berada.

2.2 Perilaku
Perilaku adalah keinginan untuk melakukan sesuatu yang kemudian
dilanjutkan dengan perbuatan dan sikap ( Terry,1977). Selanjutnya
dijalaskan bahwa perilaku setiap orang akan berbeda satu dengan yang
lainnya dan dipengaruhi beberapa hal yaitu kebudayaan masyarakat umur
dan jenis kelamin.
Perilaku pengunjung dibagi menjadi dua yaitu perilaku yang bersifat
positif contohnya melakukan aktivitas olahraga, jalan-jalan,pendidikan,
penelitian, membuang sampah pada tempatnya, membetulkan hal-hal

Tugas IML 05/06


Cynthia Wuisang / A352050011
yang ganjil. Perilaku kedua yaitu yang bersifat negatif contohnya merusak
tanaman, mencoret-coret elemen bangunan atau taman dan membuang
sampah sembarangan.
Untuk mengurangi terjadinya faktor negatif dari pengunjung maka
disarankan agar pengunjung dapat mencapai sasaran diperlukan
pengaturan atau penataan baik ruang atau tata letak elemen bangunan
atau taman, sirkulasi, sistim informasi dan aturan yang diberlakukan pada
lingkungan atau suatu ruang publik.( Alikodra,1982)

III. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum dilakukan pada tanggal 16 s/d 23 Desember 2005 dengan
lokasi pada Taman Rekreasi dan Lingkungan Perumahan Bogor Baru.

3.2 Alat dan bahan


Alat yang digunakan dalam Praktikum ini adalah kamera digital, alat tulis
dan penggaris, bahan yang digunakan adalah kertas.

3.3 Metode
Pengambilan data dalam praktikum ini menggunakan metode survey dan
wawancara. Kegiatan survey meliputi kegiatan pemotretan dan
pengamatan secara visual. Pengamatan dilakukan pada pagi, siang, sore
dan malam hari yang dilakukan pada hari – hari biasa dan hari libur yaitu
Sabtu dan Minggu.

Tugas IML 05/06


Cynthia Wuisang / A352050011
IV. IDENTIFIKASI DATA

Lokasi

Wilayah Bogor Baru Blok B merupakan bagian dari kawasan Perumahan


Bogor Baru, terletak pada 106˚48’ Bujur Timur dan 6˚36 Lintang Selatan dan
berada pada ketinggian 350 dpl,dengan kondisi fisik permukaan sekitar 8 – 15 %.

Gbr. 1 Peta Lingkungan


Perumahan Bogor Baru

Tugas IML 05/06


Cynthia Wuisang / A352050011
Taman Lingkungan Bogor Baru secara administratif terletak di dalam kawasan
perumahan Bogor baru blok B dan C dan dapat diakses dari jalan raya Bogor
baru.


 

B IX
B IV

BX



BV B XI



B VI B XII




Jln. RAYA BOGOR BARU

Ke BLOK A & D

Lay Out Taman Lingkungan Perumahan


Bogor Baru

Jaringan Infrastruktur
Jaringan infrastrutur disekitar taman lingkungan Bogor Baru (TLBB) adalah :
Jalur kendaraan disekitar taman, jaringan listrik , drainase.

Fasilitas TLBB
Adapun fasilitas dan elemen yang ada dalam TLBB adalah sebagai berikut :

1. Bangunan Kios
Terdapat beberapa bangunan kios baik yang permanen maupun non
permanen yang digunakan oleh pedagang kecil yaitu kios makanan, buku,
buah, toko mainan , barber shop , kios handphone
2. Children Play Ground
Terdapat alat permainan seperti ayunan dengan area bermain yang cukup
luas.

Tugas IML 05/06


Cynthia Wuisang / A352050011
3. Lapangan Olah raga, yang digunakan untuk permainan volley dan basket.
4 Tempat duduk-duduk
Terdapat beberapa elemen tempat duduk baik yang ada di area berjualan,
area bermain anak, lapangan oleh raga dan pada area dekat mesjid.
5 Mesjid
Bangunan ibadah yang termasuk dalam kawasan TLBB

Aktivitas dan Kondisi Sosial


Dalam mempelajari kondisi sosial maka harus diketahui piasa yang akan
menggunakannya, karakter dan kebiasaan , bagaimana sikap dan pola perilaku
dan apa yang dibutuhkannya baik secara fisiologis maupun psikologis agar
diperoleh beberapa pemahaman dari sikap dasar mereka dengan memasukkan
komponen faktor sosial untuk mengarahkan kondisi dan perilaku user secara
positif.
Dalam TLBB terdapat ragam aktivitas daan perilaku user yang terjadi
antara lain aktivitas berdagang, transaksi jual beli, aktivitas olah raga, aktivitas
bermain dan aktivitas santai atau rileks .
Pengguna TLBB yang datang tidak hanya berbelanja atau membeli sesuatu tapi
juga hanya duduk-duduk, menonton permainan olah raga ataupun hanya
melintasi taman mulai dari pagi sampai malam hari.
Pengguna Taman dikelompokan berdasarkan pada usia dan jenis kelamin yaitu
pria dan wanita mulai dari anak-anak , remaja, pemuda dan orang tua. Biasanya
pada hari libur, atau hari minggu sangat ramai karena seringkali TLBB digunakan
untuk event-event tertentu seperti acara hari raya , posyandu dan lain
sebagainya.

Identifikasi perilaku User pada TLBB


Pengamatan dilakukan dengan mempelajari karakter dan perilaku user di TLBB.
Segmen pengamatan dibagi dalam beberapa area pengamatan yaitu ;
1. Segmen Area Berjualan
dimana pada area ini mulai dari pagi hingga malam hari terjadi aktivitas
jual beli yang kontinu . Pada bangunan kios ada yang berjualan hingga
pukul 6 malam dan ada yang sampai pukul 8 malam.

Tugas IML 05/06


Cynthia Wuisang / A352050011
Ragam aktivitas yang terjadi pada area berjualan baik berupa kios-kios maupun
tenda.Terlihat interaksi antar individu

Perilaku user di dalam taman seperti duduk-duduk, bermain karambol, bersepeda,


jalan - jalan .

Setting suasana pada area kios-kios pedagang

Tugas IML 05/06


Cynthia Wuisang / A352050011
Ragam aktivitas dan interaksi pada segmen area berjualan pada bagian depan taman. Dari atas
ke bawah : aktivitas jual beli, duduk-duduk, ngobrol, bermain , berjualan di gerobak, dan
seorang penyandang cacat

Tugas IML 05/06


Cynthia Wuisang / A352050011
2. Segmen Area Bermain Anak
Fasilitas bermain anak pada taman ini sangat kurang sehingga diperlukan
pembenahan dan penataan kembali. Fasilitas yang ada hanya sebuah ayunan
dan tempat duduk-duduk sedangkan lapangan kosong oleh anak-anak
dimanfaatkan untuk bermain sepakbola mini.

Ragam aktivitas anak-anak, bahkan aktivitas


bermain dilakukan hingga sore menjelang
malam hari.

Tugas IML 05/06


Cynthia Wuisang / A352050011
3. Segmen Area lapangan Olah raga
Setting area ini cukup luas sehingga interaksi antar individu yang terjadi
juga sangat tinggi dan beragam seperti yang diperlihatkan pada gambar dibawah
ini :

Aktivitas pengguna taman yaitu bermain basket sementara yang lainnya duduk di pinggiran taman
sambil menyaksikan permainan.

Aktivitas Permainan Volley, dimana terjadi Aktivitas bersepeda pada lapangan


kontak sosial para pemain.

Area lapangan olah raga juga dimanfaatkan oleh anak-anak sebagai arena bermain sepeda,
bercanda dan berlari-lari.

Tugas IML 05/06


Cynthia Wuisang / A352050011
4. Segmen Area Duduk-Duduk
Pada area ini sering terjadi interaksi antar warga terutama pada sore hari. Baik
anak-anak, remaja maupun ibu-ibu menghabiskan waktu sore di taman sehingga
timbul kontak sosial tinggi di antara sesama warga.

Pengguna taman dari berbagai klasifikasi yaitu


anak-anak, remaja dan dewasa

Tugas IML 05/06


Cynthia Wuisang / A352050011
Aktivitas dan Perilaku User pada malam hari di TLBB
Pada malam hari taman masih difungsikan oleh para penggunanya hingga jam 8
malam. Setting pada malam hari hanya terlihat sedikit penerangan pada taman
bahkan terkesan agak gelap. Penerangan hanya berasal dari pedagang di kios-
kios dan di tenda-tenda penjual buah .

Suasana malam hari di taman , dimana masih Aktivitas penjual buah hingga sampai larut
ada ativitas berjualan,dan parkir tukang ojek malam

Karakteristik pengguna : santai, membaca Para pedagang kios yang masih berjualan
koran dan makan sampai malam hari

Tugas IML 05/06


Cynthia Wuisang / A352050011
V. PEMBAHASAN

Analisa dan Sintesa

1. Eksistensi TLBB
Keberadaan Taman Lingkungan Bogor Baru sebagai salah satu fasilitas Ruang
terbuka publik di perkotaan sangat mendukung kehidupan warga kota terutama
yang bertempat tinggal disekitar Taman tersebut. Taman ini juga adalah salah
satu elemen identitas yang mendukung citra kota Bogor.
2. Aksesibilitas
Letak taman berada di dalam area perumahan Bogor baru dan para
pengunjung taman dapat dengan mudah mencapai lokasi ini hanya dengan
berjalan kaki atau dengan angkutan umum . jarak taman dengan jalur jalan
Raya Bogor kira-kira 50 meter.
3. Sirkulasi
Antara jalur kendaraan dengan area taman sangat jelas terdapat pemisahan
sehingga pengguna taman dapat leluasa melakukan aktivitas.

Identitas Pengguna

Pengguna TLBB diklasifikasi berdasarkan umur yaitu anak-anak, remaja dan


dewasa yang adalah warga kota Bogor.
Biasanya pada hari libur, hari minggu banyak dikunjungi kendatipun setiap hari
aktivitas di taman sangat tinggi pada pagi hari hingga sore menjelang malam
hari. Selain pengunjung taman ini juga dikelola oleh kelurahan setempat untuk
mempertahankan keberadaan taman . Siapapun yang menggunakan area taman
untuk berjualan dwajibkan membayar biaya retribusi.

Persepsi Pengguna
Taman Lingkungan Bogor Baru adalah salah satu fasilitas kota yang oleh
pengguna taman sangat mendukung berbagai aktivitas sehari-hari warga kota .
TLBB menjadi salah satu tujuan warga menghabiskan waktu senggang dengan
santai dan relax tanpa dipungut biaya.

Tugas IML 05/06


Cynthia Wuisang / A352050011
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
Pada tempat-tempat umum manusia memerlukan kontak interpersonal
pada waktu dan situasi lingkungan tertentu. Dalam kaitan antara personal space
dan lingkungan kontak interpersonal seperti sociopetal atau seeking contact dan
sociofugal ( privacy seeking ).
Berbagai bentuk sociopetal atau kontak ditempat umum seperti berbagai setting
pada taman seperti adanya elemen tempat duduk, elemen tanaman lanskap, dan
elemen bangunan dominan mempengaruhi interaksi pengguna taman.

Setting pada Taman Lingkungan yang Elemen Tempat duduk memberikan pengaruh
memungkinkan interaksi antar individu interaksi untuk bisa berdampingan dan terjadi
kontak interpesonal

Personal distance yang tercipta pada saat


kontak sosial di pagi hari.

Tugas IML 05/06


Cynthia Wuisang / A352050011
VI. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Taman Lingkungan Bogor baru sebagai salah satu bentuk ruang terbuka
publik merupakan salah satu wadah publik space yang dibutuhkan warga kota
untuk melakukan kontak sosial, interaksi antar warga kota, memenuhi kebutuhan
dan keinginan masing-masing individu .
Berbagai interaksi terjadi akibat setting lingkungan taman bogor baru seperti
adanya beragam aktivitas berupa aktivitas berdagang, bermain, duduk-duduk,
olah raga atau pada hari-hari tertentu taman sering digunakan untuk kegiatan
kelurahan seperti posyandu, atau hari raya lainnya ( idul adha , halal bi halal dan
sebagainya).
Pengguna taman adalah anak-anak, remaja dan dewasa. Waktu penggunaan
taman dimulai pagi hari hingga malam hari.
Faktor-faktor penentu timbulnya interaksi sosial atau personal adalah setting
elemen-elemen dalam taman baik berupa tatanan lanskap, tatanan bangku
pengaturan kios-kios dan tenda penjual.
Tatanan yang ada perlu dibenahi dan titingkatkan kualitasnya baik dari segi
elemen estetika maupun fungs.

Saran
1. Diperlukan penataan kembali taman lingkungan untuk mendapatkan
tingkat kenyamanan dan keamanan .
2. Pengaturan para pedagang agar tidak semerawut dan terkesan kumuh.
3. Menyediakan fasilitas duduk-duduk, shelter , fasilitas kios yang memadai ,
perbaikan elemen taman agar dapat memenuhi kebutuhan warga dalam
berekreasi dan olah raga.dan relax.
4. Penataan elemen-elemen lampu pada malam hari agar tidak terkesan
Menyeramkan atau mengundang aktivitas negatif .

Tugas IML 05/06


Cynthia Wuisang / A352050011
DAFTAR PUSTAKA

Carr, S., Francis, M., Rivlin, L. G., and Stone, A. M. 1992. Public Space.
Cambridge University Press. Victoria. 400 hal.

Hakim Rustam, 1995.Unsur Perancangan Dalam Arsitektur lanskap , Trisakti,


Jakarta

Knudson, D.M. 1980. Outdoor Recreation. McMillan Publishing Co. New York.
655 hal.

Munandar, A. dan Koesbandana, S. 1989. Makalah Pengembangan Ruang


Terbuka Untuk Rekreasi Perkotaan. Simposium Mencari Model
Perkotaan Indonesia. Puslit Pranatan Pembangunan Lembaga Penelitian
Universitas Indonesia. (Tidak dipublikasikan).

Tugas IML 05/06


Cynthia Wuisang / A352050011
Usulan Penataan kembali (Re-Design )
Taman Lingkungan Bogor Baru

Tugas IML 05/06


Cynthia Wuisang / A352050011
Tugas IML 05/06
Cynthia Wuisang / A352050011
Tugas IML 05/06
Cynthia Wuisang / A352050011
Tugas IML 05/06
Cynthia Wuisang / A352050011

Anda mungkin juga menyukai