Anda di halaman 1dari 18

KONTAK DAN TINGKAT INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT BERDASARKAN TIPOLOGI PERUMAHAN

DI KELURAHAN TUNGGULWULUNG DAN MOJOLANGU KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG


(CONTACT AND LEVEL OF SOCIAL INTERACTION OF COMMUNITIES
BASED ON HOUSING TYPE
IN TUNGGULWULUNG AND MOJOLANGU LOWOKWARU DISTRICTS MALANG CITY)

Mochamad Ardiansyah
Dr. Ir. Ibnu Sasongko, MT
Ardiyanto M. Gai, ST., M.Si
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITN Malang

ABSTRACT

Social interaction is one aspect of the social order in order to create a harmonious relationship in a particular
residential group. The occupancy group in this study is divided into 4 housing typologies, namely One Gated System of
Permata Jingga, Griya Shanta Open Housing, Non-Village Jl. Terusan Sudimoro, and Village Jl. Candi Panggung Barat.
The research aims to find out what forms of interaction occur between the residents and the surrounding communities in the
4 housing typologies. To achieve the goal, identify activities and spaces that shape community social interaction based on
housing typologies and identify forms and levels of social interaction based on housing typologies. The method used is
Behavioral Maping analysis and Qualitative Descriptive analysis. From the results of the analysis, social interaction occurs
because of social contact in the form of individuals in worship activities, shopping, just sitting and relaxing, and working
with levels of interaction between 17-57%. While social contact in the form of groups occurs in the interaction of
socialization activities and routine meetings, just sitting and relaxing with the level of interaction between 3-18%.

Keywords: Social interaction,Typology of Housing

ABSTRAK

Interaksi sosial merupakan salah satu aspek dalam tatanan sosial guna terciptanya hubungan yang
harmonis dalam sebuah kelompok hunian tertentu. Kelompok hunian dalam penelitian ini dibagi menjadi 4
tipologi perumahan yaitu Perumahan Tertutup Permata Jingga, Perumahan Terbuka Griya Shanta, Non-
Perkampungan Jl. Terusan Sudimoro, dan Perkampungan Jl. Candi Panggung Barat. Penelitian bertujuan untuk
mengetahui bentuk interaksi seperti apa yang terjadi antara masyarakat penghuni dengan sekitarnya di 4 tipologi
perumahan tersebut. Untuk mencapai tujuan, dilakukannya identifikasi kegiatan dan ruang yang membentuk
interaksi sosial masyarakat berdasarkan tipologi perumahan dan identifikasi bentuk dan tingkatan interaksi
sosial masyarakat berdasarkan tipologi perumahan. Metode yang digunakan adalah analisa Behaviorial Maping
dan analisa Deskriptif Kualitatif. Dari hasil analisis, interaksi sosial terjadi karena adanya kontak sosial dalam
bentuk individu pada kegiatan beribadah, berbelanja, sekedar duduk dan bersantai, dan bekerja dengan
tingkatan interaksi antara 17-57%. Sedangkan kontak sosial dalam bentuk kelompok terjadi pada interaksi
kegiatan sosialisasi dan pertemuan rutin, sekedar duduk dan bersantai dengan tingkatan interaksi antara 3-18%.

Kata Kunci: Interaksi sosial, Tipologi perumahan.


PENDAHULUAN kebudayaan, nilai sosial keagamaan, nilai sosial
interaksi antar masyarakat lokal dan masyarakat
1. Latar Belakang perumahan dan bahkan masing-masing perumahan
Permukiman adalah salah satu bagian dari yang ada di Kecamatan Lowokwaru memiliki
lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu sebuah komunitas sendiri, serta memiliki norma
satuan perumahan yang mempunyai prasarana, dan nilai sendiri yang berbeda di zaman sekarang.
sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang Studi kasus ini bermaksud untuk
kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau mengetahui adanya perbedaan dan persamaan
kawasan perdesaan. Perumahan dan kawasan interaksi sosial yang terjadi berdasarkan ruang
permukiman dapat disebut juga satu kesatuan publik berdasarkan tipologi perumahan sebagai
sistem yang terdiri atas pembinaan, wadah untuk berinteraksi melalui pemetaan prilaku
penyelenggaraan perumahan, penyelenggaraan pada kegiatan interaksi sosial yang ada pada ruang
kawasan permukiman, pemeliharaan dan publik yang digunakan dan mempelajari bagaimana
perbaikan, pencegahan dan peningkatan kualitas pola kontak sosial,komunikasi sosial dan tingkat
terhadap perumahan kumuh dan permukiman interaksi sosial masyarakat perumahan terhadap
kumuh, penyediaan tanah, pendanaan dan sistem lingkungan dan penduduk sekitarnya berdasarkan
pembiayaan, serta peran masyarakat dalam tipologi perumahan.
berhuni. Permukiman adalah salah satu bagian dari
2. Rumusan Masalah
lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu
Berdasarkan latar belakang permasalahan
satuan perumahan yang mempunyai prasarana,
yang telah diuraikan di atas maka, interaksi sosial
sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang
merupakan salah satu aspek dalam tatanan sosial
kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau
dalam terciptanya suatu hubungan yang harmonis
kawasan perdesaan.
dalam sebuah kelompok hunian. Permasalahan
(UU.No1.Tahun2011.Perumahan dan Kawasan
yang ada di Kota Malang khususnya pada kawasan
Permukiman).
Perumahan yang ada di Kelurahan Tunggulwulung
Kota Malang adalah kota terpadat kedua di
dan Mojolangu. Dalam hal ini terakit dengan
Jawa Timur dan juga menjadi kota pelajar dengan
adanya upaya identifikasi pada kegiatan interaksi
adanya universitas yang menarik penduduk untuk
sosial guna untuk memperbaiki tatanan sosial
menetap disini. Pada tahun 2010 jumlah penduduk
berupa interaksi sosial sangat perlu diperatikan
Kota Malang yang tercatat pada BPS (Badan Pusat
agar menghindari suatu gesekan atau konflik
Statistik) adalah 820.243 jiwa dengan kepadatan
kedepannya.
hingga 7453 jiwa/km2. Pertumbuhan penduduk di
Dari rumusan masalah di atas dapat
Kota Malang sampai saat ini tahun 2018 sekitar
muncul beberapa pertanyaan seperti berikut :
0,86% yang berarti lebih tinggi dari pertumbuhan
1. Bagaimana kegiatan dan ruang yang
penduduk Jawa Timur (0,75%). Laju pertumbuhan
membentuk interaksi sosial masyarakat
penduduk di Kota Malang yang tinggi terjadi secara
berdasarkan tipologi perumahan.
tidak merata, namun terpusat di beberapa lokasi
2. Bagaimana kontak sosial, komonikasi
saja khusunya di Kecamatan Klojen yang
sosial dan tingkat interaksi sosial
merupakan pusat kota. Selain itu untuk kecamatan
masyarakat berdasarkan tipologi
yang berada di sisi utara Kota Malang seperti
perumahan.
Lowokwaru dengan kepadatan 8,231 jiwa/Km2
lebih cepat berkembang dibandingkan wilayah- 3. Tujuan dan Sasaran
wilayah lain di kota malang. Berdasarkan pertanyaan penelitian diatas,
Seperti hal nya di Kecamatan Lowokwaru maka penelitian ini memiliki tujuan dan sasaran
Kota Malang, kecamatan ini dulu masih banyak sebagai berikut:
lahan pertanian dll. Akan tetapi di zaman yang A. Tujuan
semakin maju, banyak lahan pertanian yang hilang Berdasarkan rumusan masalah dan latar
karena bangunan sebuah perumahan. Kehadiran belakang, maka tujuan dari penelitian ini adalah
bangunan-bangunan perumahan yang sangat cepat untuk mengidentifikasi bentuk interaksi seperti apa
menjadi pertanyaan bagi orang-orang yang peka yang terjadi antara masyarakat penghuni dengan
terhadap lingkungan sekitarnya, dengan adanya masyarakat di sekitarnya. Dari bentuk interaksi
kasus seperti ini apakah dapat menimbulkan tersebut, maka dapat diketahui adanya perbedaan
banyak permasalahan yang terjadi di Kecamatan dan persamaan atau tidak di dalam wilayah ruang
Lowokwaru dari pergeseran nilai sosial lingkup penelitian berdasarkan tipologi perumahan.
B. Sasaran Penelitian Keempat jenis perumahan ini dipilih untuk
Sasaran dari penelitian ini adalah upaya mengidentifikasi kontak dan tingkat interaksi sosial
yang dilakukan untuk mencapai tujuan dari sebuah masyarakat berdasarkan tipologi perumahan yang
penelitian, sasaran dalam penelitian ini adalah: ada di Kecamatan Lowokwaru. Keempat tipologi
 Identifikasi kegiatan dan ruang yang perumahan berada di Kelurahan Tunggulwulung
membentuk interaksi sosial masyarakat dan Mojolangu.
berdasarkan tipologi perumahan.
5. Ruang Lingkup Materi
 Identifikasi kontak dan tingkat interaksi
sosial masyarakat berdasarkan tipologi Ruang lingkup materi dalam penelitian ini,
perumahan. adalah membahas pengertian tentang kontak sosial,
komunikasi sosial serta tingkat interaksi sosial
C. Ruang Lingkup Penelitian masyarakat berdasarkan tipologi perumahan.

Ruang lingkup adalah suatu batasan yang Penelitian ini ditekankan berdasarkan
memudahkan dilaksanakannya penelitian agar kegiatan dan ruang sebagai wadah berinteraksi dan
lebih efektif dan efisien untuk memisahkan aspek ditekankan dengan aspek kontak sosial antar orang-
tertentu suatu objek. Dalam penelitian ini, terdapat perorangan maupun antar kelompok berdasarkan
dua jenis ruang lingkup yaitu ruang lingkup lokasi ruang publik yang digunakan sebagai sarana
dan ruang lingkup materi. penunjang wadah untuk berinteraksi dan
berdasarkan aspek intensitas pengguna ruang,
4. Ruang Lingkup Lokasi
tentang kontak sosial dan komunikasi sosial dan
Ruang lingkup lokasi studi adalah lokasi
tingkat interaksi sosial masyarakat berdasarkan
dilakukannya sebuah penelitian. Lingkup wilayah
tipologi perumahan di Kelurahan Tunggulwulung
studi dalam penelitian adalah Kecamatan
dan Mojolangu Kecamatan Lowokwaru Kota
Lowokwaru yang terletak di Barat Daya Kota
Malang.
Malang. Kecamatan Lowokwaru mempunyai fungsi
pusat pendidikan dan pusat perdagangan jasa. Kegiatan dalam lingkup materi di dibatasi
Fungsi-fungsi yang ada ini menjadi penunjang oleh aspek kegiatan beribadah, kegiatan sosialisasi
potensi kawasan sebagai hunian strategis. Melihat atau pertemuan rutin, kegiatan berbelanja, kegiatan
potensi yang ada di Kecamatan Lowokwaru maka sekedar duduk dan bersantai, kegiatan bekerja, dan
timbul pembangunan perumahan berdasarkan kegiatan sekolah yang memakai ruang publik
jenisnya mulai dari perumahan kalangan menengah dalam periode waktu tertentu yang membentuk
keatas sampai dengan kalangan menengah interaksi sosial di dalam ruang dan di dalam ruang
kebawah. tersebut memiliki tingkat intensitas hubungan
Berdasarkan UU No 01 tahun 2011 dalam kegiatan interaksi sosial.
perumahan diklasifikasikan berdasarkan jenis-jenis
6. Keluaran dan Manfaat
tipologi perumahan yaitu perumahan tertutup,
perumahan terbuka, non perkampungan, dan Keluaran dan manfaat yang diharapkan
perkampungan. Untuk meneliti kontak dan tingkat merupakan penjabaran lebih kanjut dari tujuan dan
interaksi sosial berdasarkan tipologi perumahan, sasaran. Adapun kegunaanya adalah bagaimana
Kecamatan Lowokwaru memiliki perumahan keluaran yang dihasilkan benar-benar mempunyai
tertutup yaitu di Perumahan Permata Jingga keluaran dan manfaat baik bagi penulis maupun
Kelurahan Tunggulwulung yang memiliki one gated bagi pihak lainnya.
system dan keamanan 24 jam; perumahan terbuka
7. Keluaran
yaitu di Perumahan Griya Shanta Kelurahan
Mojolangu yang berdekatan dengan lokasi Tujuan penelitian ini adalah
mengidentifikasi kontak sosial, komunikasi sosial
perumahan tertutup Permata Jingga; non
dan tingkat interaksi sosial masyarakat berdasarkan
perkampungan yaitu di Jl.Terusan Sudimoro tipologi perumahan di Kelurahan Tunggulwulung
Kelurahan Mojolangu karena berdekatan dengan dan Mojolangu Kecamatan Lowokwaru Kota
perumahan tertutup Permata Jingga dan Malang. Bentuk interaksi seperti apa yang terjadi
perumahan terbuka Griya Shanta yang bermula antara masyarakat penghuni dengan masyarakat di
dari kawasan siap bangun (Kasiba)/kavling. sekitarnya. Dari bentuk interaksi tersebut, maka
dapat diketahui adanya perbedaan dan persamaan
Tipologi perkampungan yang berdekatan dengan
kegiatan interaksi sosial atau tidak di dalam
ketiga tipologi perumahan yang telah dijelaskan
wilayah ruang lingkup penelitian.
sebelumnya adalah di Jl.Candi Panggung Barat.
Dengan tujuan tersebut maka keluaran yang timbul, terasa ragu terhadap diri sendiri muncul,
diharapkan dari penelitian ini adalah : dan orang lain merasa sulit untuk menjalani
a. Mengetahui kegiatan interaksi sosial dan kehidupan sehari-harinya.
ruang masyarakat berdasarkan tipologi
2. Definisi Interaksi Sosial.
perumahan di Kelurahan Tunggulwulung
Interaksi sosial merupakan hubungan-
dan Kelurahan Mojolangu.
hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut
b. Mengetahui kontak sosial, komunikasi
hubungan antara orang-orang perorangan, antara
sosial dan tingkat interaksi yang terjadi
kelompok-kelompok manusia, maupun antara
pada ruang berdasarkan tipologi
orang perorangan kelompok manusia. Interaksi
perumahan di Kelurahan Tunggulwulung
sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi
dan Kelurahan Mojolangu.
antara kelompok tersebut sebagai satu kesatuan dan
8. Manfaat biasanya tidak menyangkut pribadi anggota-
Kegunaan penelitian secara akademis yaitu anggotanya (Setiadi, 2010:63).
manfaat dari penelitian untuk pihak akademis. Harja (2005:20) dengan merujuk pada
Untuk kegunaan akademis adalah sebagai berikut : Barliana (2010) menyatakan, bahwa "interaksi sosial
a. Melatih peneliti untuk menerapkan ilmu dan kultural memberi pelajaran penting bagi
tentang bentuk interaksi masyarakat yang individu dalam masyarakat tentang norma sosial
terjadi pada ruang – ruang berdasarkan sekaligus ruang baginya berekspresi dan
tipologi perumahan. mengembangkan diri di depan individu lainnya."
b. Melatih peneliti untuk menerapkan dan Barliana menambahkan, ketika kota tidak lagi
mengasilkan dari metode yang digunakan tertata dengan baik, dan ketika ruang publik
dalam merumuskan sebuah penelitian semakin terbatas, maka semakin sedikit pula
tentang interaksi sosial. kesempatan masyarakat untuk membangun
c. Dengan penelitian ini diharapkan dapat hubungan sosial dan interpersonal, kepercayaan,
membantu memberi ilmu serta masukan kerjasama, dan penyelesaian masalah bersama.
dan saran kepada pemerintah, masyarakat Keterbatasan ruang publik dalam desain
dan pembaca. perumahan, segmentasi dan segregasi tata ruang,
d. Memberi masukan kepada pemerintah ekslusifitas sosial dan spasial, desain yang
khususnya instansi terkait dalam upaya tercerabut dari akar budaya dan lokalitas, adalah
meningkatkan penyediaan ruang sosial beberapa gejala yang mengemukan.
bagi masyarakat ke depannya.
3. Unsur-Unsur dalam Interaksi Sosial.
Interaksi sosial adalah hubungan antar
manusia yang menghasilkan hubungan tetap dan
pada akhirnya memungkinkan pembentukan
struktur sosial di dalam kegiatan interaksi sosial
yang dilakukan. Hasil interaksi sosial sangat
TINJAUAN PUSTAKA ditentukan oleh nilai dan arti serta interpretasi yang
diberikan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam
1. Interaksi Sosial. interaksi ini. Hubungan timbal balik antarmanusia
DeVito (1997) dalam Ardianto (2011:317) harus memiliki kriteria yaitu:
mengemukakan komunikasi antar pribadi sebagai a. Harus ada perilaku yang jumlahnya lebih
komunikasi yang berlangsung di antara dua orang dari satu. Kriteria ini merupakan prasyarat
yang mempunyai hubungan yang mantap dan jelas. mutlak sebab tidak akan mungkin terjadi
Misalnya, komunikasi antarpribadi memiputi aksi dan reaksi dari tindakan manusia jika
komunikasi yang terjadi antara pamuniaga dengan tidak ada teman atau lawan yang terlibat
pelanggan, anak dengan ayah, dua orang dalam dalam proses tersebut.
suatu wawancara, dan sebagainya. Lebih jauh b. Ada komunikasi antarpelaku dengan
DeVito mengatakan tentang pengembangan menggunakan simbol-simbol. Yang
hubungan, mugkin tidak ada yang lebih penting dimaksud dengan sombol-simbol dalam
bagi kita selain kontak atau hubungan dengan hal ini adalah benda, bunyi, gerak, atau
sesama manusia. Begitu pentingnya kontak ini tulisan yang memiliki arti.
sehingga bila kita tidak berhubungan dengan orang c. Memiliki dimensi waktu (yaitu lampau,
lain dalam waktu yang lama, rasa tertekan akan kini, dan mendatang) yang menentukan
sifat aksi yang sedang berlangsung. asimilasi, dan bentuk disosiatif berupa persaingan
Interaksi sosial akan senantiasa terjadi di dan kontraversi.
dalam ruang dan waktu, artinya kapan dan a. Proses Asosiatif (Processes of Association)
dimana. Proses Sosial Asosiatif adalah hubungan
d. Dan memiliki tujuan-tujuan tertentu, positif yang terjadi di dalam masyarakat. Proses ini
terlepas dari sama atau tidaknya tujuan bersifat membangun serta mempererat atau
tersebut dengan yang diperkirakan memperkuat hubungan jalinan solidaritas dalam
pengamat. Interaksi sosial dilihat dari kelompok masyarakat untuk menjadi satu kesatuan
bentuknya yaitu terdapat dua bentuk yang yang lebih erat dalam proses berinteraksi.
pokok, yaitu integrasi dan konflik.
Agar interaksi sosial dapat terjadi, dibutuhkanya
beberapa syarat-syarat. Menurut Gilin dan Gilin, b. Proses Disosiatif.
terjadinya interaksi sosial adalah sebagai berikut Proses disosiatif sering disebut juga
terjadi adanya kontak sosial dan komunikasi sosial. sebagai oppositional processes, persis halnya
Secara fisik kontak sosial baru terjadi apabila terjadi dengan kerja sama, dapat ditemukan pada setiap
hubungan badaniah akan orang perorangan masyarakat, walaupun bentuk dan arahnya
maupun kelompok. ditentukan oleh kebudayaan dan system social
masyarakat bersangkutan. Apakah suatu
4. Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial.
masyarakat lebih menekankan pada salah satu
Menurut Gillin dan gillin (2012) interaksi
bentuk oposisi, atau lebih menghargai kerja sama,
sosial adalah suatu hubungan sosial yang dinamis
hal itu tergantung pada unsure-unsur kebudayaan
antara perorangan, antara individu, antar kelompok
terutama yang menyangkut system nilai, struktur
manusia. Dari pengertian tersebut kita dapat
masayarakat dan system sosialnya. Faktor yang
membedakan pola-pola interaksi sosial dalam
paling menentukan adalah system nilai masyarakat
keidupan sehari-hari, yaitu dalam wujud sebagai
tersebut.
berikut:
a. Interaksi Sosial Antar Individu
6. Ciri-ciri Interaksi Sosial.
Ditunjukkan apabila dua individu
Interaksi sosial mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
bertemu, proses interaksipun dimulai pada saat
1. Adanya jumlah pelaku dengan jumlah lebih dari
mereka saling menegur, berjabat tangan, dan
satu orang
berkomunikasi. Walaupun dua individu yang
2. Ada komunikasi antarpelaku dengan
bertatap muka itu tidak saling mengadakan
menggunakan simbol-simbol
aktivitas, sebenarnya interaksi telah terjadi karena
3. Ada dimensi waktu yaitu (masa lampau, masa
masing-masing pihak sadar akan adanya pihak lain
kini, dan masa mendatang) yang menentukan
lain yang menyebabkan perubahan perasaan dan
sifat aksi yang sedan berlangsung
syaraf orang-orang yang bersangkutan.
4. Ada tujuan-tujuan tertentu di dalamnya terlepas
b. Interaksi Sosial Antar Individu dan
Kelompok dari sama tidaknya tujuan tersebut dengan yang
Ditunjukkan dalam contoh seorang guru diperkirakan oleh pengamat
yang sedang mengadakan kegiatan belajar mengajar Tidak semua tindakan merupakan interaksi.
di kelas. Pada tahapan awal, guru mencoba Hakikat interaksi terletak pada kesadaran yang
menguasai kelasnya sehingga proses interaksi sosial mengarahkan tindakan pada orang lain. Harus ada
akan berlangsung dan berjalan seimbang antara orientasi tertentu contonya bentuk timbal-balik
guru dan kelompok-kelompok siswa dari antara pihak-pihak yang bersangkutan, tanpa
pendekataan ini timbul interaksi sosial di dalamnya. menghiraukan isi perbuatannya: cinta atau benci,
Interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi kesetiaan atau pengkhianatan, maksud melukai
apabila interaksi sosial tersebut tidak memenuhi atau menolong.
dua syarat (Soerjono Sukanto) yaitu: adanya kontak
sosial, dan adanya komunikasi. 7. Desain Interaksi Sosial.
Dalam kebersamaan hidup pada sebuah
5. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial.
masyarakat selalu terjadi interaksi – interaksi sosial
Bentuk – bentuk interaksi sosial yang di
menurut situasi dan dalam konteks yang beragam.
maksud dalam subbab ini adalah bentuk interaksi
sosial asosiatif meliputi kerjasama, akomodasi, Kehidupan bersama ini meruapakan sebuah
kolektif besar dan sebagai akibatnya diperlukan
perencanaan , perancangan , pengendalian serta digunakan karena definisi ruang biasanya hanya
solidaritas mengenai suka duka yang terjadi. bersifat spasial saja , sementara kenyataan ruang
tersebut terintegrasi secara erat dengan sekelompok
8. Ruang. manusiadengan segala kegiatan dalam kurun waktu
Ruang merupakan wadah dimana suatu tertentu . istilah setting lebih memberikan
aktivitas terjadi. Lingkungan tidak sekadar fisikal penekanan pada unsur kegiatan manusia yang tidak
tetapi juga merupakan aktivitas yang ada di nampak jelas pada istilah ruang .
dalamnya. Ruang, Lingkungan terdiri dari Menurut rapoport ada lima jenis elemen yaitu :
komponen dan properti. Lingkungan bukan sebatas a. Kegiatan Manusia
tempat untuk mewadahi sesuatu, tetapi juga apa b. Area Inti
yang terwadahi baik fisik maupun non fisik. c. Territoriality
Komponen ruang meliputi elemen yang ada pada d. Juridiction ( area terkontrol )
ruang, tidak sekedar bentuk fisik tetapi juga e. Personal Distance space ( Ruang personal )
menyangut warna, teksture, permukaan, material. Tetapi kelima elemen dalam pendekatan
Properti menekankan fungsi/kegunaan dari ethologi tersebut selama ini hanya dikembangkan di
masing-masing komponen yang ada pada ruang. negara-negara barat atau luar negeri saja, dengan
Properti berkaitan dengan pengguna dari suatu demikian akan memounyai aplikasi yang hasilnya
komponen ruang. berbeda apabila diterapkan di indonesia yang
Ruang, sebagai salah satu komponen karakter masyarakatnya sangat majemuk serta
arsitektur menjadi penting dalam pembahasan studi mempunyai perbedaan kondisi alam dan geografis
hubungan arsitektur Iingkungan dan perilaku yang berbeda dengan di negara barat . ditambah
karena fungsinya sebagai wadah kegiatan manusia. pula oengaruh sistem kultur , sosial budaya dan
Perilaku dioperasionalisasikan sebagai kegiatan prilaky yang berbeda , sehingga akan
manusia yang membutuhkan setting atau wadah menghasilkan konsep yang berbeda pula .
kegiatan yang berupa ruang (Haryadi dan (Haryadi dan bakti setiawan ,op cit Hal 60-64)
Setiawan, 1995) dalam Rusli (2011:42) Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
ruang dapat terbentuk karena tergantung dari
9. Jenis Ruang.
Terbentuknya sebuah ruang tergantung kebutuhan atau aktivitas di dalamnya. Aktivitas
dari kebutuhan atau aktivitas di dalamnya. tersebut juga dapat dibedakan berdasarkan
Aktivitas tersebut juga dapat dibedakan jenisnya, ada yang sifatnya formal (resmi), semi
berdasarkan jenisnya, ada yang sifatnya formal formal dan informal (tidak resmi), tergantung
(resmi), semi formal dan informal (tidak resmi), kebutuhannya. Dan dapat dilihat hubungan antara
tergantung kebutuhan. berdasarkan sifatnya tata ruang dengan prilaku merupakan sesuatu yang
ruang secara umum dibagi menjadi tiga golongan sangat kompleks. Latar belakang manusia seperti
utamayaitu ruang publik, ruang privat dan ruang pandangan hidup , kepercayaan yang di anut , nilai-
servis. nilai norma yang dipegang akan menentukan
prilaku sesorang , dalam hal ini semuanya itu
10. Hubungan Perilaku Terhadap Pola tertuang dalam kebudayaan dan sosial yang akan
Ruang. menentukan aktivitas/kegiatan dan ruang.
. Pendekatan prilaku menekankan pada
keterkaitan yang dialektik antar ruang dengan 11. Perumahan dan Permukiman.
manusia dan masyarakat yang memanfaatkan atau
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia,
menghuni ruang tersebut. Pendekatan menekankan
yang dimaksud dengan rumah adalah bangunan
pada pemahaman terhadap prilaku masyarakat
untuk tempat tinggal atau bangunan pada
sesuai dengan ciri-ciri prilaku masyarakat setiap
umumnya (seperti gedung). Sedangkan menurut
daerah dalam membentuk ruangnya. Hal ini
(Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 ), Rumah
menunjukkan bahwa pendekatan yang digunakan
adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai
pada suatu daerah belum tentu cocok dengan
tempat tinggal yang layak huni, sarana pembinaan
daerah lainnya . dengan kata lain pendekatan ini
keluarga, cerminan harkat dan martabat
melihat culture dan psikologi masyarakat yang
penghuninya, serta aset bagi pemiliknya.
berbeda akan membentuk pola ruang yang berbeda
Menurut Undang-undang Nomor 1 Tahun
pula .
2011 Tentang Perumahan dan Permukiman
Dalam pendekatan prilaku prilaku terhadap
menyebutkan bahwa perumahan adalah kumpulan
pemanfaatan ruang. Istilah setting lebih sering
rumah sebagai bagian dari permukiman, baik
perkotaan maupun perdesaan, yang dilengkapi oleh b. Kelengkapan fasilitas yang disediakan oleh
prasarana, sarana dan utilitas umum sebagai bentuk kota dapat menunjukan adanya tingkat
hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni. pelayanan bagi masyarakatnya.
Sedangkan menurut Departemen PU (1997) c. Salah satu tingkat investasi dapat
Perumahan adalah salah satu sarana hunian yang menunjukan tingkat pertumbuhan kota
erat kaitannya dengan tata cara kehidupan hanya dapat tercapai dengan tingkat
masyarakat. Kawasan perumahan merupakan suatu ekonomi yang tinggi.
lingkungan hunian pada perkotaan maupun
perdesaan yang perlu dilindungi dari gangguan- Menurut Yunus (2000) dalam Hidayat
gangguan seperti : gangguan suara, kotoran, bau, (2014:2), perkembangan kota juga dapat ditinjau
dan lain-lain. Dengan demikian, dalam kawasan dari peningkatan aktivitas kegiatan sosial ekonomi
perumahan harus disediakan sarana maupun dan pergerakan arus mobilitas penduduk kota yang
prasarana lingkungan yang mendukung aktivitas pada gilirannya menuntut kebutuhan bagi ruang
penduduk. permukiman dalam lingkungan perkotaan dan
perumahan menempati persentase penggunaan
12. Perumahan.
lahan terbesar dibandingkan dengan penggunaan
Perumahan adalah sebagian kumpulan
lainnya, sehingga merupakan komponen utama
rumah yang di dalamnya terdapat bagian dari
dalam pembentukan struktur suatu kota.
permukiman, baik perkotaan maupun perdesaan,
Pengembangan perumahan merupakan
yang dilengkapi oleh prasarana, sarana dan utilitas
salah satu proses yang dilakukan oleh pihak
umum sebagai salah satu upaya pemenuhan rumah
pengembang secara mandiri atau bersama dengan
yang layak huni.(UU.No1.1/2011). Perumahan
pihak lain untuk mencapai tujuan ekonomi dan
adalah kumpulan rumah yang berfungsi sebagai
sosialnya dengan cara mengembangkan lahan dan
lingkungan tempat tinggal. Sebagai lingkungan
bangunan untuk ditempati sendiri atau ditempati
tempat tinggal, perumahan dilengkapi dengan
oleh pihak lain (Byrne, 1996) dalam (Juarti 2010:2).
saran dan prasarana lingkungan (Sadana,2014:19).
14. Tipologi.
13. Pengembangan Perumahan di Perkotaan.
Tipologi adalah salah satu studi yang
Perubahan suatu kawasan dan sebagian
berkaitan dengan perbedaan tipe dari beberapa
kota dipengaruhi oleh letak geografis suatu kota.
objek yang memiliki jenis yang sama. Tipologi
Proses perubahan yang menimbulkan distorsi
merupakan bentuk studi yang mengklasifikasikan,
dalam lingkungan termasuk didalamnya perubahan
mengkelaskan, mengelompokkan objek dengan ciri
penggunaan lahan secara organik lingkungan
khas struktur formal yang sama dan kesamaan sifat
permukiman merupakan kumpulan berbagai
dasar ke dalam tipe-tipe tertentu dengan cara
artefak yang terjadi karena penggabungan antara
memilah bentuk keragaman dan kesamaan jenis.
tapak (site), peristiwa (event) dan tanda (sign).
Aspek klasifikasi dalam tipologi mengarah pada
Salah satu hal penting dalam menghadapi
usaha untuk mengklasifikasikan, mengkelaskan,
tantangan pembentukan kawasan perkotaan pada
mengelompokkan objek berdasarkan aspek-aspek
saat sekarang ini adalah semakin pentingnya
tertentu di dalam bentuk tipologi.
mengenal dan memahami kondisi masyarakat
perkotaan atau ‘the urban society. Urbanitas atau
‘pengkotaan’ adalah proses-proses perubahan yang 15. Perumahan Tertutup (Komunitas
terjadi dalam masyarakat tertentu menuju Berpagar).
masyarakat dengan corak perkotaan.(Eisner et.al Komunitas berpagar merupakan salah
(1993) dalam widiyawati 2013:89) satu tipe bentuk permukiman kota yang memakai
Perkembangan suatu kota juga dipengaruhi pagar keliling untuk mendefinisikan identitas
oleh faktor perkembangan dan kebijakan ekonomi. teritorialnya. Pemagaran ini dari sisi lingkungan
Hal ini disebabkan karena perkembangan kota pada adalah upaya defensive space masyarakat untuk
dasarnya adalah wujud fisik perkembangan meminimalisir terjadinya tindak kriminal di
ekonomi Reksohadiprojo (2001). Beberapa aspek lingkungan mereka (sebagai mekanisme deterrence)
yang dapat menentukan pertumbuhan dan (Maharika,2007:10).
perkembangan suatu kota, yaitu dipengaruhi oleh :
Perumahan gated communities umumnya
a. Salah satu perkembangan penduduk
dijaga ketat dari lingkungan luar untuk
perkotaan menunjukan pertumbuhan dan
menciptakan rasa aman bagi penghuni di
intensitas kegiatan kota.
dalamnya. Seorang sosiolog Prof. Dr. Sunyoto Bangun yang Berdiri Sendiri atas dasar pemilik
Usman, MA, menyatakan bahwa komunitas tanah atau disebut kavling).
berpagar adalah area yang dibatasi dengan
18. Perkampungan.
komunitas berpagar, sehingga dalam memilih
Eksistensi kampung sebagai pemukiman
tempat tinggal selalu memperhatikan gaya hidup
yang berdiri sendiri dibangun dengan kekuatan
atau lifestyle, preferensi dan pilihan rumah yang
penduduknya memiliki kemampuan untuk
akan di huni.
mempertahankan nilai-nilai kemanusiaan dalam
16. Perumahan Terbuka. kehidupan perkotaan modern (Putra, 2013) dalam
Perumahan adalah salah satu bentuk sarana Wahjoerini (2014:108). Sedangkan menurut
hunian yang memiliki kaitan yang sangat erat Setiawan (2010) dalam Wahjoerini (2014:108),
dengan masyarakatnya. Perumahan di suatu lokasi eksistensi kampung yaitu kemampuan kampung
sedikit mencerminkan karakteristik masyarakat untuk mempertahankan morfologi, fungsi dan nilai-
yang tinggal di perumahan tersebut. Perumahan nilai yang ada di dalamnya.
juga dapat diartikan sebagai salah satu cerminan Menurut Setiawan (2010) dalam Wahjoerini
dari diri pribadi manusia, baik secara perorangan (2014:109), kampung merupakan ruang yang
maupun dalam suatu kesatuan dan kebersamaan digunakan sebagai batu pijakan untuk menjalani
dengan lingkungan alamnya dan dapat juga masa depan di lingkungan perkotaan. Kampung
mencerminkan taraf hidup, kesejahteraan, kota umunya memiliki ciri tersendiri didalamnya
kepribadian, dan juga peradaban manusia yang akan dijelaskan sebagai berikut (Salim dalam
penghuninya, masyarakat didalamnya. Budiharjo, 1997:213-214) :
(Yudhohusodo, 1991 dalam Santoso, 2015).  Semua penghuninya berasal dari desa yang
sama sehingga memungkinkan adanya
17. Non Perkampungan.
semacam homogenitas yang agak besar.
Kawasan permukiman adalah sebagaian
 Umumnya penghuni kampung kota
dari kawasan budidaya yang ditetapkan dalam
memiliki tingkat pendidikan dan
rencana tata ruang dengan fungsi utama untuk
pendapatan yang rendah
permukiman. Permukiman adalah termasuk bagian
dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung,  Penghuni berusaha dan berkembang dalam
baik yang berupa kawasan perkotaan maupun kehidupan ekonomi yang tidak resmi atau
perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan sektor informal
tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat  Lingkungan permukiman berkualitas
kegiatan yang mendukung perikehidupan dan rendah, kompleks permukiman serba padat,
penghidupan. letak permukiman tidak teatur, dan fasilitas
Lingkungan siap bangun, yang biasa disebut elementer seperti air minum, tempat mandi
dengan Lisiba, adalah sebidang tanah yang cuci kakus yang bersih, listrik dan selokan
merupakan bagian dari Kasiba ataupun berdiri pembuangan air tinja dan sampah umumnya
sendiri yang telah dipersiapkan dan dilengkapi tidak tersedia dengan baik
dengan prasarana lingkungan dan selain itu juga  Bangunan tempat bermukim serba
sesuai dengan persyaratan dan pembakuan tata sederhana terbuat dari bahan semi permanen
lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian  Peri kehidupan berdasarkan ikatan
dan pelayanan lingkungan untuk membangun gemeinschaft atau serba kekurangan
kavling tanah matang. Lingkungan siap bangun  Menurut (Moudon dalam Widjanarka,
atas bangunan yang berdiri sendiri, selanjutnya 2001:99) tipomorfologi adalah pendekatan
disebut Lisiba yang berdiri sendiri, adalah Lisiba untuk mengungkapkan struktur fisik dan
yang bukan merupakan bagian dari Kasiba, yang keruangan yang mana studi tipomorfologi
dikelilingi oleh lingkungan perumahan yang sudah tersebut merupakan gabungan dari studi
terbangun atau dikelilingi oleh kawasan dengan tipologi dan studi morfologi. Tipomorfologi,
fungsi-fungsi lain. Penyediaan tanah untuk menurut Schultz dalam Widjanarka (2001:99)
perumahan dan permukiman adalah setiap terdapat tipologi yang merupakan salah satu
kegiatan pemenuhan kebutuhan tanah untuk konsep untuk mendeskripsikan kelompok
perumahan dan permukiman melalui objek berdasarkan atas kesamaan sifat-sifat
penyelenggaraan pengelolaan Kasiba dan Lisiba dasar yang berupa memilah ataupun
yang berdiri sendiri (PP.No. 80 Tahun 1999 Tentang mengklasifikasikan bentuk keragaman dan
Kawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap kesamaan jenis.
Menurut de Soto (1991), permukiman menumbuhkan rasa nyaman bagi penghuni untuk
informal menjalani proses yang semula dari memanfaatkannya. Kondisi sarana yang berkualitas
menduduki tanah secara gradual oleh rumah dapat menjadi daya tarik kepada penghuni untuk
tangga yang datang satu persatu, ataupun secara memanfaatkannya secara rutin. Pemanfaatan secara
serempak oleh kelompok besar, kemudian rutin oleh penghuni memungkinkan untuk
membangun rumah dan pada akhirnya berharap terjadinya interaksi sosial antar penghuni dengan
mendapatkan hak milik atas tanah dan bangunan. intensitas yang tinggi. Maka dapat disimpulkan
Kondisi ini terbalik bila dilihat dari prosedur sarana prasarana perumahan sebagai wadah
permukiman formal yang mulai dari hak atas tanah, penunjang timbulnya interaksi sosial.
meminta izin dan kemudian membangun Tabel Landasan Penelitian
rumahnya. Teori Sintesa Teori
Tipe dan pola permukiman disuatu kota  Gillin dan Gillin Interaksi sosial adalah
yang merupakan bagian dari pola penggunaan (2012) hubungan antar individu
tanah kota akan menggambarkan pula struktur  Sideris dan maupun kelompok meliputi
masyarakatnya serta sejarah pertumbuhannya. Kota Banarjee (1998) kontak interaksi sosial
dan kompleksnya masyarakat yang menempatinya,  Barliana (2010) meliputi interaksi sosial
di kota-kota besar dan metropolitan yang  Bayu Ismaya antar indvidu dan interaksi
masyarakatnya hetrogen, terdiri dari berbagai (2007) sosial individu atau
golongan etnis dengan tingkat kesejahteraan atau  Haryadi dan kelompok yang berbentuk
penghasilan dan pekerjaan yang sangat bervariasi Setiawan (1995) secara fisik atau kontak
pula. disitu akan nampak tipe-tipe yang bervariasi sosial orang perorangan
dan pola-pola yang kompleks. maupun kelompok dan
secara non fisik atau
METODE PENELITIAN komunikasi sosial secara
orang-perorangan maupun
1. Landasan Penelitian. kelompok sebagai
Landasan penelitian adalah definisi, pembentuk terjadinya
konsep serta proporsi yang disusun rapi serta hubungan sosial dengan
sistematis yang dimaksud untuk menegaskan ruang publik, ruang semi
aspek-aspek yang mendasari dalam penelitian publik, ruang privat, ruang
pengaruh tipologi perumahan pada kontak dan semi private, dan ruang
tingkat interaksi sosial masyarakat di Kelurahan servis agar terciptanya
Tunggulwulung dan Kelurahan Mojolangu pengembangan diri antar
Kecamatan Lowokwaru menggunakan variabel individu dalam bekerja sama
berdasarkan kajian pustaka. Dimana dalam dan menyelesaiakan
pengerjaannya penelitian dilakukan berlandaskan masalah.
teori-teori yang kemudian disintesakan sehingga  Zhang & Lawson Tingkat terjadinya interaksi
dapat diketahui variabel yang akan diamati dalam (2009) sosial ditentukan dari
penelitian ini.  Sastra M. & kualitas ruang terbuka,
Interaksi sosial adalah suatu hubungan yang Merlina (2006) ketersediaan dan kondisi
dinamis terjadi antar orang perorangan maupun  Sadana (2014) sarana prasarana
kelompok dengan adanya bentuk kontak sosial dan  Siswono Yudohu perumahan, intensitas
komunikasi sosial sebagai perantara agar terjadinya (1991) hubungan yang tinggi antar
interaksi sosial. individu sebagai sarana
Tingkat terjadinya interaksi sosial ditentukan wadah dalam berinteraksi.
dari kualitas ruang, ketersediaan dan kondisi sarana Sumber: Hasil Kajian, 2018
prasarana perumahan, intensitas hubungan yang
tinggi antar individu sebagai sarana wadah dalam 2. Jenis Penelitian.
berinteraksi dalam berinteraksi sosial. Jenis penelitian yang dilakukan adalah
Perumahan adalah kumpulan rumah yang jenis penelitian kualitatif. Penelitian bersifat
berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal yang kualitatif merupakan jenis penelitian yang temuan-
dilengkapi dengan sarana dan prasarana temuannya tidak diperoleh melalui prosedur
pendukung lingkungan. Kondisi sarana perumahan statistik atau bentuk hitungan lainnya, seperti
terpelihara dengan baik, sehingga dapat berupa penelitian tentang kehidupan, riwayat dan
perilaku sesorang terhadap kondisi lingkungan dilakukan. Hasil dari wawancara ini nantinya akan
sekitarnya (Straus dan Corbin, 2003). dijadikan sebagai dasar analisa selanjutnya.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang Teknik Wawancara ini ditujukan kepada orang-
dimaksudkan untuk memahami fenomena tentang orang atau responden dari masyarakat sekitar
apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya untuk mengetahui :
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan secara holistik 1. Bentuk kegiatan interaksi dan mengetahui
dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata ruang-ruang yang digunakan dalam berinteraksi
dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang di lokasi studi .
alamiah dengan menggunakan berbagai metode 2. Mengetahui bentuk tingkatan interaksi pada
alamiah (Moleong, 2006). ruang-ruang yang digunakan masyarakat.

3. Teknik Pengumpulan Data.  Dokumentasi.


Dokumentasi merupakan sumber data
Menurut Sugiyono (2005:62), menyatakan
yang digunakan untuk melengkapi sebuah
bahwa teknik pengumpulan data merupakan
langkah yang paling strategis dalam penelitian, penelitian, baik berupa sumber tertulis, film,
gambar (foto), dan karya-karya monumental, yang
karena tujuan utama dari penelitian adalah
semuanya itu memberikan informasi bagi proses
mendapatkan data. Terdapat dua sumber data
dalam penelitian yaitu sumber primer dan sumber penelitian. Seluruh hasil pengumpulan data akan
didokumentasikan untuk memperoleh interpretasi
skunder. Sumber primer adalah sumber data yang
dalam analisis data lebih lanjut.
menjelaskan langsung dan memberikan data
Dokumentasi pada melakukan survei diantaranya
kepada pengumpul data, sedangkan sumber
adalah pengambilan foto dan gambar sebagai
sekunder merupakan sumber yang tidak langsung
berikut :
memberikan data pada pengumpul data, misalnya
1. Bentuk kegiatan interaksi sosial masyarakat
lewat orang lain atau lewat dokumen.
Pengumpulan data yang dilakukam dalam berdasarkan tipologi perumahan.
2. Kegiatan-kegiatan dan akivitas sosial yang
penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan
dilakukan oleh masyarakat
sebagai berikut :
A. Data Primer. 3. Lokasi kegiatan interaksi sosial sebagai wadah
bertemunya masyarakat berdasarkan tipologi
 Observasi (Pengamatan).
Poerwandari (1998) Observasi merupakan perumahan.
proses mengamati. Observasi dilakukan untuk
4. Data Sekunder.
mengetahui kondisi pada wilayah penelitian,
Dalam pengumpulan data sekunder
mengetahui kondisi kegiatan-kegiatan dan
kegiatan yang dilakukan adalah mengumpulkan
mengetahui bentuk interaksi sosial beserta ruang-
data dari Instansi yang mempunyai keterkaitan
ruang interaksi yang ada pada wilayah penelitian.
dengan kegiatan yang akan dilakukan dalam
1. Kondisi Wilayah Secara Eksisting
pengumpulan data sekunder adalah
Mengetahui dimana lingkup yang menjad batas
mengumpulkan data dari dinas terkait seperti
lokasi penelitian , mengetahui lokasi-lokasi yang
survei instansi terkait .
menjadi tempat interaksi sosial masyarakat.
Yaitu : (Ruas Jalan, Perdagangan dan Jasa,  Populasi.
Sekolah, Sarana Peribadatan, Ruang publik Populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian. Populasi bukan hanya orang (manusia),
terbuka dan tertutup)
tetapi juga bisa bentuk makhluk hidup lain ataupun
2. Interaksi sosial masyaakat yang berkaitan
dengan bentuk kegiatan dan ruang. benda alam yang lain. Suatu populasi dan
kelompok subjek harus memiliki ciri-ciri atau
 Wawancara
karakteristik-karakteristik bersama yang
Wawancara merupakan sebuah metode
membedakannya dari kelompok subjek yang lain.
pengumpulan data dengan cara tanya jawab
Ciri-ciri yang dimaksud tidak hanya sebagai ciri
sepihak yang dilakukan secara sistematis dan
suatu lokasi akan tetapi bisa juga dari karakteristik-
berlandaskan kepada tujuan penelitian (Lerbin,1992
karakteristik individu.
dalam Hadi, 2007). Dalam teknik wawancara ini,
ditujukan kepada responden , baik langsung  Sampel.
Sampel adalah sebagian yang diambil dari
maupun tidak langsung, dimana tujuan dari
populasi. Menggunakan sampel sebesar mungkin
wawancara ini untuk mengetahui persepsi dari para
responden terkait variabel-variabel penelitian yang adalah salah satu prinsip yang harus dipegang
dalam sebuah penelitian. Sampel dengan jumlah dicapai. Adapun analisa-analisa yang akan
<30 dianggap sedikit dan besar kemunginan akan dilakukan dapat di lihat pada tabel berikut :
diperoleh sampel yang tidak representatif Tabel Urutan Analisa Penelitian
dibandingan bila sampel yang diambil dalam Tujuan
No Sasaran Metode Hasil
jumlah besar. Sampel adalah bagian dari jumlah Analisis
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi Identifikasi Mengetahui
tersebut. Metode pengambilan sampel yang kegiatan bentuk Karakteristik
digunakan dalam penelitian mengenai dan ruang kegiatan bentuk
pembentukan pola ruang adalah dengan prosedur yang interaksi interaksi
purposive sampling (sampling bertujuan). membentuk dan sosial dan
Purposive sampling digunakan karena peneliti 1 interaksi mengetahui Ruang yang
mempunyai kriteria tertentu dalam memilih sosial ruang- digunakan
individu-individu yang diteliti. Peneliti masyarakat ruang yang Behavorial pada jenis
memandang bahwa individu-individu tertentu saja berdasarkan digunakan Mapping. tipologi
yang dapat mewakili (representif), karena menurut tipologi dalam perumahan
pendapat peneliti merekalah yang mengerti tentang perumahan. berinteraksi.
populasinya). Informan dalam penelitian ini adalah
Frekuensi
masyarakat asli dan masyarakat pendatang di lokasi
Identifikasi bentuk
penelitian.
Untuk menetapkan jumlah sampel dapat kontak dan Mengetahui tingkatan
menggunakan rumus dengan metode Purposive Tingkat kontak dan interaksi
interaksi tingkatan sosial
Sampling :
2 sosial interaksi masyarakat
Analisa
masyarakat pada ruang- pada ruang
( ) Deskriptif
berdasarkan ruang yang yang ada
( ) ( ) Kualitatif.
tipologi digunakan. berdasarkan
Ket: perumahan. tipologi
n : Besar Sampel perumahan.
Z2 a/2 : Nilai Z pada derajat kepercayaan 1-a/2
(1,96) Sumber : Hasil Analisa 2018
p : Proporsi yang diteliti (0,55)
GAMBARAN UMUM
d : Tingkat kepercayaan atau ketepatan yang
diinginkan (0,1)
N : Jumlah Populasi 1. Karakteristik Lokasi Penelitian.
Lokasi kontak dan tingkatan interaksi sosial
Berdasarkan rumus di atas maka hasil perhitungan
berdasarkan tipologi perumahan pada penelitian ini
sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini
meliputi 4 karakteristik tipologi perumahan yang
adalah:
tersebar di 2 kelurahan yaitu kelurahan
( ) tungguluwuung dan kelurahan mojolangu
( ) ( ) kecamatan lowokwaru.
Kecamatan Lowokwaru merupakan salah
satu kecamatan di Kota Malang , yang terletak di
posisi barat daya kota Malang yang mana
merupakan lokasi dataran tinggi, dimana
ketinggiannya 460 m dari permukaan laut.
Kecamatan Lowokwaru , Kota Malang adalah
kecamatan yang mempunyai fungsi pusat
pendidikan dan pusat perdagangan dan jasa. Luas
Maka jumlah sampel responden yang diteliti yaitu Wilayah Kecamatan Lowokwaru adalah 2,089.513
sebanyak 91 responden untuk 4 tipologi perumahan Ha yang terbagi atas 12 Kelurahan dan dengan
atau 23 responden per tipologi perumahan. Batas wilayah.
 Sebelah Utara : Kecamatan Karangploso
5. Metode Analisis Data.  Sebelah Selatan : Kecamatan Klojen
Untuk mencapai tujuan yang di inginkan,  Sebelah Timur : Kecamatan Blimbing
berdasarkan pada sasaran-sasaran yang ingin
 Sebelah Barat : Kecamatan Dau
Adapun lokasi penelitian yaitu berada di 2
Kelurahan yang ada di Kecamatan Lowokwaru
yaitu Kelurahan Tunggulwulung dan Kelurahan
Mojolangu.
Kelurahan Tunggulwulung merupakan salah
satu Kelurahan di Kota Malang, yang terletak di
posisi barat daya kota Malang. Kelurahan
Tunggulwulung mempunyai Luas Wilayah sebesar
1.1244Km/2 dan berbatasan dengan kelurahan.
 Sebelah Utara : Kelurahan Tasikmadu
dan Kelurahan Tunjungsekar
Peta Kelurahan Tunggulwulung dan Mojolangu
 Sebelah Selatan : Kelurahan Jatimulyo
dan Kelurahan Dinoyo
 Sebelah Timur : Kelurahan Mojolangu
 Sebelah Barat: Desa Tegalgondo Kecamatan
Karangploso
Kelurahan Mojolangu merupakan salah satu
Kelurahan di Kota Malang ,yang terletak di posisi
barat daya kota Malang. Kelurahan Mojolangu
mempunyai Luas Wilayah sebesar 6,121 Km/2 dan
berbatasan dengan kelurahan.
 Sebelah Utara : Kelurahan Tunjungsekar dan
Kelurahan Purwantoro
 Sebelah Selatan : Kelurahan Tulusrejo
dan Kelurahan Jatimulyo
Peta delinasi tipologi perumahan
 Sebelah Timur : Kelurahan Blimbing
Kondisi Sosial Penghuni 4 Tipologi
dan Kelurahan Purwantoro
Perumahan
 Sebelah Barat : Kelurahan Tunggulwulung dan
Berdasarkan hasil survey lapangan di
Kelurahan Jatimulyo
kawasan 4 tipologi perumahan ditemukan beberapa
Adapun segmen penelitian dibatasi oleh batas
bentuk kegiatan sosial yang dilakukan oleh
fungsional perumahan karena pada lokasi yang
masyarakat. Hampir semua yang ditemukan di titik
telah dibatasi oleh batas fungsional perumahan
lokasi penelitian memiiliki karakteristik yang
terdapat dominasi perbedaan interaksi sosial di
cenderung tidak sama antar penghuni di dalamnya
kelurahan tunggulwulung dan kelurahan
, dan ada perbedaan jenis interaksi maupun
mojolangu , yaitu perumahan :
kegiatan yang dilakukan masyarakat hunian.
 Perumahan tertutup Perumahan permata
Sebaliknya di waktu tertentu ada pula jenis
jingga
interaksi maupun kegiatan yang dilakukan secara
 Perumahan terbuka Perumahan Griya shanta
bersama , akan tetapi jenis interaksi maupun
 Non perkampungan Jl. Terusan sudimoro
kegiatan yang dilakukan bersama tergolong sangat
 Perkampungan Jl. Candi panggung Barat
rendah pada masyarakat hunian perumahan
tertutup ini karena hanya dilakukan pada hari-hari
tertentu saja.
Untuk lebih jelasnya akan dijabarkan bentuk-
bentuk jenis kegiatan dapat dilihat pada tabel di
bawah ini :
Tabel Bentuk Interaksi Sosial Penghuni
Berdasarkan Tipologi Perumahan
Bentuk Lokasi / Ruang publik
N
Interaksi Kelurahan / yang
o
Sosial RW digunakan
1 Beribada Perumahan  Masjid
h Permata Jingga  Rumah ke
Tungguluwulu rumah
Peta Kecamatan Lowokwaru ng / RW 06
Bentuk Lokasi / Ruang publik Membentuk Interaksi Sosial Masyarakat
N Berdasarkan Tipologi Perumahan.
Interaksi Kelurahan / yang
o Metode analisa ini digunakan untuk
Sosial RW digunakan
2 Sosialisas Perumahan  Balai mengetahui bagaimana manusia atau sekelompok
i/ Permata Jingga pertemuan manusia yang memanfaatkan, menggunakan dan
Pertemua Tungguluwulu mengakomodasikan prilakunya dalam situasi
 Rumah
n ng / RW 06 waktu dan tempat tertentu atau yang di maksud
Warga
dengan analisa ini ditekankan pada kegiatan
 Lapangan
interaksi sosial antar kelompok masyarakat disetiap
 Taman
tempat yang dilakukan masyarakat. Pada analisa ini
dapat ditentukan lokasi-lokasi ruang publik yang
3 Bekerja Perumahan  Perkantora
berada di 4 tipologi perumahan yang telah
Permata Jingga n
ditentukan untuk lokasi penelitian yaitu :
Tungguluwulu  Ruko
Perumahan Tertutup Permata Jingga, Perumahan
ng / RW 06
Terbuka Griya Shanta, Non Perkampungan
4 Berbelanj Perumahan  Toko
Jl.Terusan Sudimoro, Perkampungan Jl.Candi
a Permata Jingga  Warung
Panggung. Analisa ini berdasarkan hasil observasi
Tungguluwulu  Ruas Jalan
dalam wilayah penelitian, yang di dalamnya ada
ng / RW 06
kegiatan-kegiatan dan bentuk-bentuk interaksi
5 Sekedar Perumahan  Taman
sosial yang membentuk ruang publik.
duduk Permata Jingga  Ruas jalan
Pembentukan ruang berdasarkan bentuk
dan Tungguluwulu
interaksi sosial masyarakat, didasari pada bentuk-
bersantai ng / RW 06
bentuk interaksi sosial yang ada di lokasi peneletian
6 Sekolah Perumahan  Gedung
meliputi ruang berkumpul, beribadah, bekerja,
Permata Jingga sekolah
sekolah serta kegiatan sosialisasi atau pertemuan
Tungguluwulu
rutin yang dilakukan masyarakat. Dalam kegiatan
ng / RW 06
interaksi sosial terdapat pengkelasan jenis dan
Sumber : Hasil Survey 2018
bentuk kegiatan yang merupakan kegiatan yang
dilakukan oleh masyarakat seperti sholat,
pengajian, tahlil rutin, berbelanja, arisan, bekerja,
HASIL DAN PEMBAHASAN
sekolah, pertemuan rutin RW, kerja bakti dan halal
bihalal. Semua kegiatan yang di maksud adalah
Menurut hasil survey dan diperolehnya data
kegiatan yang terdapat unsur interaksi sosial
karakteristik bentuk kegiatan dan interaksi sosial di
didalamnya
beberapa tipologi perumahan, merupakan hasil
Berikut akan dijelaskan peta batasan fisik
rekapan wawancara terhadap pelaku kegiatan
perumahan beserta fungsi ruang publik yang
interaksi dan masyarakat hunian perumahan serta
digunakan sebagai wadah sarana untuk
hasil wawancara dari responden masyarakat dan
berinteraksi:
pelaku kegiatan interaksi sosial yang berada di
lokasi penelitian yaitu Perumahan Permata Jingga
RW 06 Kelurahan Tungguluwulung, Perumahan
Griya Shanta RW 15 dan 19, Non Peerkampungan
Jl.Terusan Sudimoro RW 07 dan Perkampungan
Jl.Candi Panggung Barat RW 18 Kelurahan
Mojolangu Kecamatan Lowokwaru Kota Malang.
Dalam melakukan analisa ini digunakan 2
metodelogi penelitian yaitu metode behavioral
mapping (Place Centered Mapping) dan analisa
deskristif kualitatif. Untuk analisa pemetaan prilaku
kegiatan dan interaksi sosial berdasarkan tempat
menggunakan behavioral mapping, dan untuk data Peta Perumahan Tertutup Permata Jingga
pelaku kegiatan serta jumlah distribusi frekuensi
yang menyangkut tingkatan menggunakan metode
analisa deskripstif kualitatif.
1. Analisa Kegiatan dan Ruang yang
Peta Perumahan Terbuka Griya Shanta

Dari penjabaran tabel di atas dapat ditarik


kesimpulan mengenai jenis kegiatan peribadatan
yang ada pada masing-masing perumahan dan
perkampungan berdasarkan 4 tipologi perumahan
yang telah ditentukan yaitu ; Kegiatan peribadatan
yang terjadi pada masing-masing tipologi
Peta Non Perkampungan Jl.Terusan Sudimoro perumahan yang ditemukan adalah kegiatan Sholat,
Sholat Jumat, Mengaji dan Pengajian. Sedangkan
kegiatan Tibaan hanya ada pada Kawasan
Perkampungan Jl. Candi Panggung Barat. Tingkat
ketertarikan masyarakat yang sangat kurang pada
kegiatan Tibaan tidak terdapat pada ke 3 tipologi
perumahan kecuali perkampungan Jl.Candi
Panggung Barat.. Faktor interaksi sosial yang kecil
dapat menjadi salah satu alasannya.
Tabel Kegiatan Sosialisasi dan Pertemuan Rutin
Pada Masing-Masing Perumahan

Peta Perkampungan Jl.Candi Panggung Barat

Dari 4 tipologi yang telah di teliti tentang kontak


dan tingkat interaksi sosial berdasarkan tipologi
perumahan dapat disimpulkan perbedaan dan
persamaan masing-masing interaksi yang ada di
dalam perumahan yang akan di jelaskan pada tabel
di bawah ini.

Tabel Kegiatan Peribadatan Pada Masing-Masing


Tipologi

Tabel kegiatan sosialisasi dan pertemuan


rutin yang ada pada keempat tipologi perumahan
adalah kegiatan Arisan, Pertemuan RT/RW dan
Kegiatan Bulanan. Sedangkan kegiatan senam
hanya ada pada tipologi perumahan di
Perkampungan Jl. Candi Panggung Barat. Kerja
bakti serta Halal Bihalal hanya terjadi pada di
perumahan Non-Perkampungan Jl. Terusan perumahan Jl. Candi Panggung Barat. Kegiatan
Sidumoro dan Perkampungan Jl. Candi Panggung sekolah TK hanya terjadi di 2 tipologi perumahan
Barat. Selain itu Kerja Bakti merupakan kegiatan yaitu Permata Jingga dan Griya Santha.
yang tidak terdapat hanya pada Perumahan Keseluruhan kegiatan sekolah terjadi di Perumahan
Permata Jingga. Griya Santha.
Tabel Kegiatan Berbelanja, Sekedar Duduk Dari keempat tipologi perumahan, Permata
Bersantai dan Bekerja Pada Masing Masing Jingga tidak memiliki kegiatan seperti Tibaan,
Perumahan Senam, Kerja Bakti, Halal Bihalal, serta kegiatan
Sekolah PAUD. Perumahan Griya Santha tidak
memiliki kegiatan berupa Tibaan, Senam, Olahraga
Tenis dan Halal Bihalal. Sedangkan tipologi
perumahan Non-Perkampungan Jl. Terusan
Sidumoro tidak terdapat kegiatan Senam, Olahraga
Tenis, Tibaan, kegiatan sekolah PAUD dan TK.
Yang terakhir adalah tipologi perumahan di
Perkampungan Jl. Candi Panggung Barat yang
tidak memiliki jenis kegiatan berupa Olahrga Tenis
dan ketiga kegiatan Sekolah yaitu PAUD, TK dan
SD.

2. Analisa tingkat interaksi sosial


masyarakat
berdasarkan tipologi perumahan.
Analisa tingkat interaksi sosial masyarakat
berdasarkan tipologi perumahan menjelaskan
tentang intensitas interaksi sosial berdasarkan
Sumber : Hasil Analisa, 2018 ruang publik yang digunakan sebagai wadah
Dari tabel diatas dapat ditarik kesimpulan sarana berinteraksi sehingga mendapatkan nilai
bahwa kegiatan yang dilakukan pada keempat tingkat interaksi di dalamnya berbentuk presentase
tipologi perumahan adalah Berbelanja, Sekedar dari jumlah pelaku yang menggunakan ruang
publik.
Duduk Bersantai dan Bekerja. Kegiatan ini adalah
Pada 4 tipologi perumahan yakni
kegiatan yang umumnya dilakukan pada keempat
Perumahan Tertutup Permata Jingga, Perumahan
tipologi ini.
Terbuka Griya Shanta, Non Perkampungan
Tabel Kegiatan Sekolah Pada Masing-Masing Sudimoro, dan Perkampungan Jl. Candi Panggung
Perumahan terdapat berbagai interaksi kegiatan yaitu interaksi
kegiatan beribadah, kegiatan sosialisasi/pertemuan
rutin, kegiatan berbelanja, kegiatan sekedar duduk
dan bersantai, kegiatan bekerja, dan sekolah. Dari
hasil analisa yang telah dilakukan maka dapat
diketahui persentase antar interaksi kegiatan pada 4
tipologi perumahan, perbandingan persentase
tersebut dapat dilihat pada diagram grafik batang
berikut :

3. Interaksi Kegiatan Beribadah


Berdasarkan hasil analisa persentase
pelaku interaksi kegiatan beribadah pada setiap
tipologi perumahan, diketahui bahwa pelaku
interaksi tertinggi terjadi di Perumahan Terbuka
Sumber : Hasil Analisa, 2018
Griya Shanta sebesar 56,47%. Selengkapnya dapat
Ketersediaan fasilitas pendidikan di sekitar
dilihat pada diagram berikut
perumahan mengakibatkan terjadinya kegiatan
pada keempat tipologi. Hal ini dapat dilihat melalui
tabel di atas. Kegiatan sekolah PAUD hanya
terdapat pada Perumahan Griya Santha, sedangkan
kegiatan sekolah SD tidak terjadi hanya pada
bersantai pada setiap tipologi perumahan, diketahui
bahwa pelaku interaksi tertinggi terjadi di
Perkampungan Jl. Candi Panggung sebesar 2,75%.
Selengkapnya dapat dilihat pada diagram berikut.

Diagram Persentase Interaksi Kegiatan


Beribadah
Sumber: Hasil Analisa, 2018

4. Interaksi Kegiatan Sosialisasi/Pertemuan Diagram Persentase Interaksi Kegiatan Sekedar


Rutin Duduk & Bersantai
Berdasarkan hasil analisa persentase Sumber: Hasil Analisa, 2018
pelaku interaksi kegiatan sosialisasi/pertemuan
7. Interaksi Kegiatan Bekerja
rutin pada setiap tipologi perumahan, diketahui Berdasarkan hasil analisa persentase
bahwa pelaku interaksi tertinggi terjadi di pelaku interaksi kegiatan bekerja pada setiap
Perkampungan Jl. Candi Panggung sebesar 17,58%. tipologi perumahan, diketahui bahwa pelaku
Selengkapnya dapat dilihat pada diagram berikut. interaksi tertinggi terjadi di Perkampungan Jl.
Candi Panggung sebesar 16,48%. Selengkapnya
dapat dilihat pada diagram berikut.

Diagram Persentase Interaksi Kegiatan


Sosialisasi/Pertemuan Rutin
Sumber: Hasil Analisa, 2018
Diagram Persentase Interaksi Kegiatan Bekerja
5. Interaksi Kegiatan Berbelanja Sumber: Hasil Analisa, 2018
Berdasarkan hasil analisa persentase
pelaku interaksi kegiatan berbelanja pada setiap 8. Interaksi Kegiatan Sekolah
tipologi perumahan, diketahui bahwa pelaku Berdasarkan hasil analisa persentase
interaksi tertinggi terjadi di Perkampungan Jl. pelaku interaksi kegiatan sekolah pada setiap
Candi Panggung sebesar 21,98%. Selengkapnya tipologi perumahan, diketahui bahwa pelaku
dapat dilihat pada diagram berikut. interaksi tertinggi terjadi di Non Perkampungan
Sudimoro sebesar 26,25%. Selengkapnya dapat
dilihat pada diagram berikut.

Diagram Persentase Interaksi Kegiatan


Berbelanja
Sumber: Hasil Analisa, 2018
Diagram Persentase Interaksi Kegiatan Sekolah
Sumber: Hasil Analisa, 2018
6. Interaksi Kegiatan Sekedar Duduk dan
Bersantai
Berdasarkan hasil analisa persentase PENUTUP
pelaku interaksi kegiatan sekedar duduk dan
Maka dapat disimpulkan dari kedua sasaran di atas Budihardjo, Eko. (2014). Reformasi perkotaan:
yaitu setelah dilakukan analisis maka dapat Mencegah wilayah urban menjadi 'human
disimpulkan bahwa interaksi sosial terjadi karena zoo'. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
adanya kontak sosial dalam bentuk oramg
Elvinaro, Ardianto., dkk. (2011). Interaksi dan
perorangan individu maupun kelompok dengan
komunikasi masyarakat di Perumahan
tingkatan frekuensi interaksi setiap kegiatan Bumi Rancaekek Kencana Kabupaten
berbeda-beda pada masing-masing tipologi Bandung sosiohumaniora, Vol. 13, 315 –
perumahan. 326.
a. Interaksi kegiatan beribadah dilakukan kontak
sosial dalam bentuk individu antar perorangan Euis, Ratna. (2014). Pemodelan pengaruh dinamika
maupun kelompok dengan tingkatan interaksi perkotaan terhadap penurunan daya
dukung lahan pertanian di wilayah
tertinggi terjadi di Perumahan Griya Shanta
Metropolitan. 1-10.
sebesar 56,47%.
b. Interaksi kegiatan sosialisasi dan pertemuan Mukhamad, Habibi. (2013). Pengaruh dimensi gaya
rutin dilakukan kontak sosial dalam bentuk hidup terhadap keputusan pembelian
kelompok dengan tingkatan interaksi tertinggi smartphone Blackberry di Purworejo. Vol.
terjadi di Perkampungan Jl. Candi Panggung 1, 10.
sebesar 17,58%.
Panji. (2011). Tipologi lokasi pengembangan
c. Interaksi kegiatan berbelanja dilakukan kontak
perumahan di Kabupaten Sidoarjo
sosial dalam bentuk individu dengan tingkatan
berdasarkan preferens pengembang. Vol.
inteaksi tertinggi terjadi di Perkampungan Jl. 1, 153.
Candi Panggung sebesar 21,98%.
d. Interkasi kegiatan sekedar duduk dan bersantai Ritzer, George. (2011). Sociological theory: Eighth
dilakukan kontak sosial dalam bentuk antar edition. New York: McGrow-Hill.
perorangan maupun kelompok dengan
tingkatan interaksi tertinggi terjadi di Rusli. (2011). Upaya peningkatan hunian kampung
nelayan di Kota Dongala (Studi kasus:
Perkampungan Jl. Candi Panggung sebesar
Kelurahan Labuan Bajo dan Kelurahan
2,75%. Boneoge). Jurnal Ruang, Vol. 3, 39-44.
e. Interaksi kegiatan bekerja dilakukan kontak
sosial dalam bentuk individu dengan tingkatan Soekanto, Soerjono. (1990). Sosiologi suatu
interaksi tertinggi terjadi di Perkampungan Jl. pengantar. Jakarta: Raja Grafindo
Candi Panggung sebesar 16,48%. Persada.
f. Interaksi kegiatan sekolah dilakukan kontak
sosial dalam bentuk individu dengan tingkatan Tri, Hartanto. (2014). Gated Community (Studi kasus:
Perumahan Casa Grande di Yogyakarta).
interaksi tertinggi terjadi di Non-Perkampungan
1-9.
Jl. Terusan Sudimoro sebesar 26,25%.
Wahjoerini. (2014). Faktor-faktor yang menentukan
DAFTAR PUSTAKA eksistensi kampung pekojan sebagai
DAFTAR PUSTAKA kampung kota di Kota Semarang.
107:114.
Jurnal :
Widiyawati. (2013). Perkembangan pola
Ahmad, Rendi. (2017). Partisipasi masyarakat dalam permukiman masyarakat Kampung
bergotong royong di Desa Batu Timbau Melayu. 87-98.
Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Kutai
Timur. Zhang dan Lawson. (2009). Meeting and greeting:
activities in public outdoor spaces outside
Bakti. (2006). Ruang bermain untuk anak di highdensity urban residential communities.
kampung kota studi presepsi Jurnal Urban Design International, Vol. 14,
lingkungan, setting dan prilaku anak di 207-214.
Kampung Kode Utara. Jurnal Manusia dan
Lingkungan, Vol. 13, 60-70. Buku :

Barliana, M. Syaom. (2010). Arsitektur, komunitas, Yudohusodo, dkk. (1991). Rumah untuk seluruh
dan modal sosial. Bandung: Metatekstur. rakyat. Jakarta: Unit Percetakan
Bharakerta.
UU ( Undang-Undang) :

Republik Indonesia. (1999). Peraturan Pemerintah


No. 80 Tahun 1999 tentang Kawasan Siap
Bangun dan Lingkungan Siap Bangun
yang Berdiri Sendiri.

Republik Indonesia. (2011). Undang-Undang No. 1


Tahun 2011 tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman.

Internet:

https://caridokumen.com/download/tipologi-
lokasi-pengembangan-perumahan-di-
kabupaten-sidoarjo-berdasarkan-
preferensi-pengembang

http://maharika.staff.uii.ac.id/2007/10/kriminalita
s-dan-ruang-kota/

https://aziezhah.wordpress.com/2012/07/16/distr
ibusi-frekuensi/

https://irmasafitri07.wordpress.com/2013/09/22/
bab-iii-distribusi-frekuensi/

https://perencanaankota.blogspot.co.id/2013/11/d
ampak-dampak-pembangunan.html

http://linguistikid.blogspot.co.id/2016/09/pengert
ian-penelitian-deskriptif-kualitatif.html

http://arsibook.blogspot.co.id/2016/11/teori-
perumahan.html

Anda mungkin juga menyukai