Mochamad Ardiansyah
Dr. Ir. Ibnu Sasongko, MT
Ardiyanto M. Gai, ST., M.Si
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITN Malang
ABSTRACT
Social interaction is one aspect of the social order in order to create a harmonious relationship in a particular
residential group. The occupancy group in this study is divided into 4 housing typologies, namely One Gated System of
Permata Jingga, Griya Shanta Open Housing, Non-Village Jl. Terusan Sudimoro, and Village Jl. Candi Panggung Barat.
The research aims to find out what forms of interaction occur between the residents and the surrounding communities in the
4 housing typologies. To achieve the goal, identify activities and spaces that shape community social interaction based on
housing typologies and identify forms and levels of social interaction based on housing typologies. The method used is
Behavioral Maping analysis and Qualitative Descriptive analysis. From the results of the analysis, social interaction occurs
because of social contact in the form of individuals in worship activities, shopping, just sitting and relaxing, and working
with levels of interaction between 17-57%. While social contact in the form of groups occurs in the interaction of
socialization activities and routine meetings, just sitting and relaxing with the level of interaction between 3-18%.
ABSTRAK
Interaksi sosial merupakan salah satu aspek dalam tatanan sosial guna terciptanya hubungan yang
harmonis dalam sebuah kelompok hunian tertentu. Kelompok hunian dalam penelitian ini dibagi menjadi 4
tipologi perumahan yaitu Perumahan Tertutup Permata Jingga, Perumahan Terbuka Griya Shanta, Non-
Perkampungan Jl. Terusan Sudimoro, dan Perkampungan Jl. Candi Panggung Barat. Penelitian bertujuan untuk
mengetahui bentuk interaksi seperti apa yang terjadi antara masyarakat penghuni dengan sekitarnya di 4 tipologi
perumahan tersebut. Untuk mencapai tujuan, dilakukannya identifikasi kegiatan dan ruang yang membentuk
interaksi sosial masyarakat berdasarkan tipologi perumahan dan identifikasi bentuk dan tingkatan interaksi
sosial masyarakat berdasarkan tipologi perumahan. Metode yang digunakan adalah analisa Behaviorial Maping
dan analisa Deskriptif Kualitatif. Dari hasil analisis, interaksi sosial terjadi karena adanya kontak sosial dalam
bentuk individu pada kegiatan beribadah, berbelanja, sekedar duduk dan bersantai, dan bekerja dengan
tingkatan interaksi antara 17-57%. Sedangkan kontak sosial dalam bentuk kelompok terjadi pada interaksi
kegiatan sosialisasi dan pertemuan rutin, sekedar duduk dan bersantai dengan tingkatan interaksi antara 3-18%.
Ruang lingkup adalah suatu batasan yang Penelitian ini ditekankan berdasarkan
memudahkan dilaksanakannya penelitian agar kegiatan dan ruang sebagai wadah berinteraksi dan
lebih efektif dan efisien untuk memisahkan aspek ditekankan dengan aspek kontak sosial antar orang-
tertentu suatu objek. Dalam penelitian ini, terdapat perorangan maupun antar kelompok berdasarkan
dua jenis ruang lingkup yaitu ruang lingkup lokasi ruang publik yang digunakan sebagai sarana
dan ruang lingkup materi. penunjang wadah untuk berinteraksi dan
berdasarkan aspek intensitas pengguna ruang,
4. Ruang Lingkup Lokasi
tentang kontak sosial dan komunikasi sosial dan
Ruang lingkup lokasi studi adalah lokasi
tingkat interaksi sosial masyarakat berdasarkan
dilakukannya sebuah penelitian. Lingkup wilayah
tipologi perumahan di Kelurahan Tunggulwulung
studi dalam penelitian adalah Kecamatan
dan Mojolangu Kecamatan Lowokwaru Kota
Lowokwaru yang terletak di Barat Daya Kota
Malang.
Malang. Kecamatan Lowokwaru mempunyai fungsi
pusat pendidikan dan pusat perdagangan jasa. Kegiatan dalam lingkup materi di dibatasi
Fungsi-fungsi yang ada ini menjadi penunjang oleh aspek kegiatan beribadah, kegiatan sosialisasi
potensi kawasan sebagai hunian strategis. Melihat atau pertemuan rutin, kegiatan berbelanja, kegiatan
potensi yang ada di Kecamatan Lowokwaru maka sekedar duduk dan bersantai, kegiatan bekerja, dan
timbul pembangunan perumahan berdasarkan kegiatan sekolah yang memakai ruang publik
jenisnya mulai dari perumahan kalangan menengah dalam periode waktu tertentu yang membentuk
keatas sampai dengan kalangan menengah interaksi sosial di dalam ruang dan di dalam ruang
kebawah. tersebut memiliki tingkat intensitas hubungan
Berdasarkan UU No 01 tahun 2011 dalam kegiatan interaksi sosial.
perumahan diklasifikasikan berdasarkan jenis-jenis
6. Keluaran dan Manfaat
tipologi perumahan yaitu perumahan tertutup,
perumahan terbuka, non perkampungan, dan Keluaran dan manfaat yang diharapkan
perkampungan. Untuk meneliti kontak dan tingkat merupakan penjabaran lebih kanjut dari tujuan dan
interaksi sosial berdasarkan tipologi perumahan, sasaran. Adapun kegunaanya adalah bagaimana
Kecamatan Lowokwaru memiliki perumahan keluaran yang dihasilkan benar-benar mempunyai
tertutup yaitu di Perumahan Permata Jingga keluaran dan manfaat baik bagi penulis maupun
Kelurahan Tunggulwulung yang memiliki one gated bagi pihak lainnya.
system dan keamanan 24 jam; perumahan terbuka
7. Keluaran
yaitu di Perumahan Griya Shanta Kelurahan
Mojolangu yang berdekatan dengan lokasi Tujuan penelitian ini adalah
mengidentifikasi kontak sosial, komunikasi sosial
perumahan tertutup Permata Jingga; non
dan tingkat interaksi sosial masyarakat berdasarkan
perkampungan yaitu di Jl.Terusan Sudimoro tipologi perumahan di Kelurahan Tunggulwulung
Kelurahan Mojolangu karena berdekatan dengan dan Mojolangu Kecamatan Lowokwaru Kota
perumahan tertutup Permata Jingga dan Malang. Bentuk interaksi seperti apa yang terjadi
perumahan terbuka Griya Shanta yang bermula antara masyarakat penghuni dengan masyarakat di
dari kawasan siap bangun (Kasiba)/kavling. sekitarnya. Dari bentuk interaksi tersebut, maka
dapat diketahui adanya perbedaan dan persamaan
Tipologi perkampungan yang berdekatan dengan
kegiatan interaksi sosial atau tidak di dalam
ketiga tipologi perumahan yang telah dijelaskan
wilayah ruang lingkup penelitian.
sebelumnya adalah di Jl.Candi Panggung Barat.
Dengan tujuan tersebut maka keluaran yang timbul, terasa ragu terhadap diri sendiri muncul,
diharapkan dari penelitian ini adalah : dan orang lain merasa sulit untuk menjalani
a. Mengetahui kegiatan interaksi sosial dan kehidupan sehari-harinya.
ruang masyarakat berdasarkan tipologi
2. Definisi Interaksi Sosial.
perumahan di Kelurahan Tunggulwulung
Interaksi sosial merupakan hubungan-
dan Kelurahan Mojolangu.
hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut
b. Mengetahui kontak sosial, komunikasi
hubungan antara orang-orang perorangan, antara
sosial dan tingkat interaksi yang terjadi
kelompok-kelompok manusia, maupun antara
pada ruang berdasarkan tipologi
orang perorangan kelompok manusia. Interaksi
perumahan di Kelurahan Tunggulwulung
sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi
dan Kelurahan Mojolangu.
antara kelompok tersebut sebagai satu kesatuan dan
8. Manfaat biasanya tidak menyangkut pribadi anggota-
Kegunaan penelitian secara akademis yaitu anggotanya (Setiadi, 2010:63).
manfaat dari penelitian untuk pihak akademis. Harja (2005:20) dengan merujuk pada
Untuk kegunaan akademis adalah sebagai berikut : Barliana (2010) menyatakan, bahwa "interaksi sosial
a. Melatih peneliti untuk menerapkan ilmu dan kultural memberi pelajaran penting bagi
tentang bentuk interaksi masyarakat yang individu dalam masyarakat tentang norma sosial
terjadi pada ruang – ruang berdasarkan sekaligus ruang baginya berekspresi dan
tipologi perumahan. mengembangkan diri di depan individu lainnya."
b. Melatih peneliti untuk menerapkan dan Barliana menambahkan, ketika kota tidak lagi
mengasilkan dari metode yang digunakan tertata dengan baik, dan ketika ruang publik
dalam merumuskan sebuah penelitian semakin terbatas, maka semakin sedikit pula
tentang interaksi sosial. kesempatan masyarakat untuk membangun
c. Dengan penelitian ini diharapkan dapat hubungan sosial dan interpersonal, kepercayaan,
membantu memberi ilmu serta masukan kerjasama, dan penyelesaian masalah bersama.
dan saran kepada pemerintah, masyarakat Keterbatasan ruang publik dalam desain
dan pembaca. perumahan, segmentasi dan segregasi tata ruang,
d. Memberi masukan kepada pemerintah ekslusifitas sosial dan spasial, desain yang
khususnya instansi terkait dalam upaya tercerabut dari akar budaya dan lokalitas, adalah
meningkatkan penyediaan ruang sosial beberapa gejala yang mengemukan.
bagi masyarakat ke depannya.
3. Unsur-Unsur dalam Interaksi Sosial.
Interaksi sosial adalah hubungan antar
manusia yang menghasilkan hubungan tetap dan
pada akhirnya memungkinkan pembentukan
struktur sosial di dalam kegiatan interaksi sosial
yang dilakukan. Hasil interaksi sosial sangat
TINJAUAN PUSTAKA ditentukan oleh nilai dan arti serta interpretasi yang
diberikan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam
1. Interaksi Sosial. interaksi ini. Hubungan timbal balik antarmanusia
DeVito (1997) dalam Ardianto (2011:317) harus memiliki kriteria yaitu:
mengemukakan komunikasi antar pribadi sebagai a. Harus ada perilaku yang jumlahnya lebih
komunikasi yang berlangsung di antara dua orang dari satu. Kriteria ini merupakan prasyarat
yang mempunyai hubungan yang mantap dan jelas. mutlak sebab tidak akan mungkin terjadi
Misalnya, komunikasi antarpribadi memiputi aksi dan reaksi dari tindakan manusia jika
komunikasi yang terjadi antara pamuniaga dengan tidak ada teman atau lawan yang terlibat
pelanggan, anak dengan ayah, dua orang dalam dalam proses tersebut.
suatu wawancara, dan sebagainya. Lebih jauh b. Ada komunikasi antarpelaku dengan
DeVito mengatakan tentang pengembangan menggunakan simbol-simbol. Yang
hubungan, mugkin tidak ada yang lebih penting dimaksud dengan sombol-simbol dalam
bagi kita selain kontak atau hubungan dengan hal ini adalah benda, bunyi, gerak, atau
sesama manusia. Begitu pentingnya kontak ini tulisan yang memiliki arti.
sehingga bila kita tidak berhubungan dengan orang c. Memiliki dimensi waktu (yaitu lampau,
lain dalam waktu yang lama, rasa tertekan akan kini, dan mendatang) yang menentukan
sifat aksi yang sedang berlangsung. asimilasi, dan bentuk disosiatif berupa persaingan
Interaksi sosial akan senantiasa terjadi di dan kontraversi.
dalam ruang dan waktu, artinya kapan dan a. Proses Asosiatif (Processes of Association)
dimana. Proses Sosial Asosiatif adalah hubungan
d. Dan memiliki tujuan-tujuan tertentu, positif yang terjadi di dalam masyarakat. Proses ini
terlepas dari sama atau tidaknya tujuan bersifat membangun serta mempererat atau
tersebut dengan yang diperkirakan memperkuat hubungan jalinan solidaritas dalam
pengamat. Interaksi sosial dilihat dari kelompok masyarakat untuk menjadi satu kesatuan
bentuknya yaitu terdapat dua bentuk yang yang lebih erat dalam proses berinteraksi.
pokok, yaitu integrasi dan konflik.
Agar interaksi sosial dapat terjadi, dibutuhkanya
beberapa syarat-syarat. Menurut Gilin dan Gilin, b. Proses Disosiatif.
terjadinya interaksi sosial adalah sebagai berikut Proses disosiatif sering disebut juga
terjadi adanya kontak sosial dan komunikasi sosial. sebagai oppositional processes, persis halnya
Secara fisik kontak sosial baru terjadi apabila terjadi dengan kerja sama, dapat ditemukan pada setiap
hubungan badaniah akan orang perorangan masyarakat, walaupun bentuk dan arahnya
maupun kelompok. ditentukan oleh kebudayaan dan system social
masyarakat bersangkutan. Apakah suatu
4. Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial.
masyarakat lebih menekankan pada salah satu
Menurut Gillin dan gillin (2012) interaksi
bentuk oposisi, atau lebih menghargai kerja sama,
sosial adalah suatu hubungan sosial yang dinamis
hal itu tergantung pada unsure-unsur kebudayaan
antara perorangan, antara individu, antar kelompok
terutama yang menyangkut system nilai, struktur
manusia. Dari pengertian tersebut kita dapat
masayarakat dan system sosialnya. Faktor yang
membedakan pola-pola interaksi sosial dalam
paling menentukan adalah system nilai masyarakat
keidupan sehari-hari, yaitu dalam wujud sebagai
tersebut.
berikut:
a. Interaksi Sosial Antar Individu
6. Ciri-ciri Interaksi Sosial.
Ditunjukkan apabila dua individu
Interaksi sosial mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
bertemu, proses interaksipun dimulai pada saat
1. Adanya jumlah pelaku dengan jumlah lebih dari
mereka saling menegur, berjabat tangan, dan
satu orang
berkomunikasi. Walaupun dua individu yang
2. Ada komunikasi antarpelaku dengan
bertatap muka itu tidak saling mengadakan
menggunakan simbol-simbol
aktivitas, sebenarnya interaksi telah terjadi karena
3. Ada dimensi waktu yaitu (masa lampau, masa
masing-masing pihak sadar akan adanya pihak lain
kini, dan masa mendatang) yang menentukan
lain yang menyebabkan perubahan perasaan dan
sifat aksi yang sedan berlangsung
syaraf orang-orang yang bersangkutan.
4. Ada tujuan-tujuan tertentu di dalamnya terlepas
b. Interaksi Sosial Antar Individu dan
Kelompok dari sama tidaknya tujuan tersebut dengan yang
Ditunjukkan dalam contoh seorang guru diperkirakan oleh pengamat
yang sedang mengadakan kegiatan belajar mengajar Tidak semua tindakan merupakan interaksi.
di kelas. Pada tahapan awal, guru mencoba Hakikat interaksi terletak pada kesadaran yang
menguasai kelasnya sehingga proses interaksi sosial mengarahkan tindakan pada orang lain. Harus ada
akan berlangsung dan berjalan seimbang antara orientasi tertentu contonya bentuk timbal-balik
guru dan kelompok-kelompok siswa dari antara pihak-pihak yang bersangkutan, tanpa
pendekataan ini timbul interaksi sosial di dalamnya. menghiraukan isi perbuatannya: cinta atau benci,
Interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi kesetiaan atau pengkhianatan, maksud melukai
apabila interaksi sosial tersebut tidak memenuhi atau menolong.
dua syarat (Soerjono Sukanto) yaitu: adanya kontak
sosial, dan adanya komunikasi. 7. Desain Interaksi Sosial.
Dalam kebersamaan hidup pada sebuah
5. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial.
masyarakat selalu terjadi interaksi – interaksi sosial
Bentuk – bentuk interaksi sosial yang di
menurut situasi dan dalam konteks yang beragam.
maksud dalam subbab ini adalah bentuk interaksi
sosial asosiatif meliputi kerjasama, akomodasi, Kehidupan bersama ini meruapakan sebuah
kolektif besar dan sebagai akibatnya diperlukan
perencanaan , perancangan , pengendalian serta digunakan karena definisi ruang biasanya hanya
solidaritas mengenai suka duka yang terjadi. bersifat spasial saja , sementara kenyataan ruang
tersebut terintegrasi secara erat dengan sekelompok
8. Ruang. manusiadengan segala kegiatan dalam kurun waktu
Ruang merupakan wadah dimana suatu tertentu . istilah setting lebih memberikan
aktivitas terjadi. Lingkungan tidak sekadar fisikal penekanan pada unsur kegiatan manusia yang tidak
tetapi juga merupakan aktivitas yang ada di nampak jelas pada istilah ruang .
dalamnya. Ruang, Lingkungan terdiri dari Menurut rapoport ada lima jenis elemen yaitu :
komponen dan properti. Lingkungan bukan sebatas a. Kegiatan Manusia
tempat untuk mewadahi sesuatu, tetapi juga apa b. Area Inti
yang terwadahi baik fisik maupun non fisik. c. Territoriality
Komponen ruang meliputi elemen yang ada pada d. Juridiction ( area terkontrol )
ruang, tidak sekedar bentuk fisik tetapi juga e. Personal Distance space ( Ruang personal )
menyangut warna, teksture, permukaan, material. Tetapi kelima elemen dalam pendekatan
Properti menekankan fungsi/kegunaan dari ethologi tersebut selama ini hanya dikembangkan di
masing-masing komponen yang ada pada ruang. negara-negara barat atau luar negeri saja, dengan
Properti berkaitan dengan pengguna dari suatu demikian akan memounyai aplikasi yang hasilnya
komponen ruang. berbeda apabila diterapkan di indonesia yang
Ruang, sebagai salah satu komponen karakter masyarakatnya sangat majemuk serta
arsitektur menjadi penting dalam pembahasan studi mempunyai perbedaan kondisi alam dan geografis
hubungan arsitektur Iingkungan dan perilaku yang berbeda dengan di negara barat . ditambah
karena fungsinya sebagai wadah kegiatan manusia. pula oengaruh sistem kultur , sosial budaya dan
Perilaku dioperasionalisasikan sebagai kegiatan prilaky yang berbeda , sehingga akan
manusia yang membutuhkan setting atau wadah menghasilkan konsep yang berbeda pula .
kegiatan yang berupa ruang (Haryadi dan (Haryadi dan bakti setiawan ,op cit Hal 60-64)
Setiawan, 1995) dalam Rusli (2011:42) Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
ruang dapat terbentuk karena tergantung dari
9. Jenis Ruang.
Terbentuknya sebuah ruang tergantung kebutuhan atau aktivitas di dalamnya. Aktivitas
dari kebutuhan atau aktivitas di dalamnya. tersebut juga dapat dibedakan berdasarkan
Aktivitas tersebut juga dapat dibedakan jenisnya, ada yang sifatnya formal (resmi), semi
berdasarkan jenisnya, ada yang sifatnya formal formal dan informal (tidak resmi), tergantung
(resmi), semi formal dan informal (tidak resmi), kebutuhannya. Dan dapat dilihat hubungan antara
tergantung kebutuhan. berdasarkan sifatnya tata ruang dengan prilaku merupakan sesuatu yang
ruang secara umum dibagi menjadi tiga golongan sangat kompleks. Latar belakang manusia seperti
utamayaitu ruang publik, ruang privat dan ruang pandangan hidup , kepercayaan yang di anut , nilai-
servis. nilai norma yang dipegang akan menentukan
prilaku sesorang , dalam hal ini semuanya itu
10. Hubungan Perilaku Terhadap Pola tertuang dalam kebudayaan dan sosial yang akan
Ruang. menentukan aktivitas/kegiatan dan ruang.
. Pendekatan prilaku menekankan pada
keterkaitan yang dialektik antar ruang dengan 11. Perumahan dan Permukiman.
manusia dan masyarakat yang memanfaatkan atau
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia,
menghuni ruang tersebut. Pendekatan menekankan
yang dimaksud dengan rumah adalah bangunan
pada pemahaman terhadap prilaku masyarakat
untuk tempat tinggal atau bangunan pada
sesuai dengan ciri-ciri prilaku masyarakat setiap
umumnya (seperti gedung). Sedangkan menurut
daerah dalam membentuk ruangnya. Hal ini
(Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 ), Rumah
menunjukkan bahwa pendekatan yang digunakan
adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai
pada suatu daerah belum tentu cocok dengan
tempat tinggal yang layak huni, sarana pembinaan
daerah lainnya . dengan kata lain pendekatan ini
keluarga, cerminan harkat dan martabat
melihat culture dan psikologi masyarakat yang
penghuninya, serta aset bagi pemiliknya.
berbeda akan membentuk pola ruang yang berbeda
Menurut Undang-undang Nomor 1 Tahun
pula .
2011 Tentang Perumahan dan Permukiman
Dalam pendekatan prilaku prilaku terhadap
menyebutkan bahwa perumahan adalah kumpulan
pemanfaatan ruang. Istilah setting lebih sering
rumah sebagai bagian dari permukiman, baik
perkotaan maupun perdesaan, yang dilengkapi oleh b. Kelengkapan fasilitas yang disediakan oleh
prasarana, sarana dan utilitas umum sebagai bentuk kota dapat menunjukan adanya tingkat
hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni. pelayanan bagi masyarakatnya.
Sedangkan menurut Departemen PU (1997) c. Salah satu tingkat investasi dapat
Perumahan adalah salah satu sarana hunian yang menunjukan tingkat pertumbuhan kota
erat kaitannya dengan tata cara kehidupan hanya dapat tercapai dengan tingkat
masyarakat. Kawasan perumahan merupakan suatu ekonomi yang tinggi.
lingkungan hunian pada perkotaan maupun
perdesaan yang perlu dilindungi dari gangguan- Menurut Yunus (2000) dalam Hidayat
gangguan seperti : gangguan suara, kotoran, bau, (2014:2), perkembangan kota juga dapat ditinjau
dan lain-lain. Dengan demikian, dalam kawasan dari peningkatan aktivitas kegiatan sosial ekonomi
perumahan harus disediakan sarana maupun dan pergerakan arus mobilitas penduduk kota yang
prasarana lingkungan yang mendukung aktivitas pada gilirannya menuntut kebutuhan bagi ruang
penduduk. permukiman dalam lingkungan perkotaan dan
perumahan menempati persentase penggunaan
12. Perumahan.
lahan terbesar dibandingkan dengan penggunaan
Perumahan adalah sebagian kumpulan
lainnya, sehingga merupakan komponen utama
rumah yang di dalamnya terdapat bagian dari
dalam pembentukan struktur suatu kota.
permukiman, baik perkotaan maupun perdesaan,
Pengembangan perumahan merupakan
yang dilengkapi oleh prasarana, sarana dan utilitas
salah satu proses yang dilakukan oleh pihak
umum sebagai salah satu upaya pemenuhan rumah
pengembang secara mandiri atau bersama dengan
yang layak huni.(UU.No1.1/2011). Perumahan
pihak lain untuk mencapai tujuan ekonomi dan
adalah kumpulan rumah yang berfungsi sebagai
sosialnya dengan cara mengembangkan lahan dan
lingkungan tempat tinggal. Sebagai lingkungan
bangunan untuk ditempati sendiri atau ditempati
tempat tinggal, perumahan dilengkapi dengan
oleh pihak lain (Byrne, 1996) dalam (Juarti 2010:2).
saran dan prasarana lingkungan (Sadana,2014:19).
14. Tipologi.
13. Pengembangan Perumahan di Perkotaan.
Tipologi adalah salah satu studi yang
Perubahan suatu kawasan dan sebagian
berkaitan dengan perbedaan tipe dari beberapa
kota dipengaruhi oleh letak geografis suatu kota.
objek yang memiliki jenis yang sama. Tipologi
Proses perubahan yang menimbulkan distorsi
merupakan bentuk studi yang mengklasifikasikan,
dalam lingkungan termasuk didalamnya perubahan
mengkelaskan, mengelompokkan objek dengan ciri
penggunaan lahan secara organik lingkungan
khas struktur formal yang sama dan kesamaan sifat
permukiman merupakan kumpulan berbagai
dasar ke dalam tipe-tipe tertentu dengan cara
artefak yang terjadi karena penggabungan antara
memilah bentuk keragaman dan kesamaan jenis.
tapak (site), peristiwa (event) dan tanda (sign).
Aspek klasifikasi dalam tipologi mengarah pada
Salah satu hal penting dalam menghadapi
usaha untuk mengklasifikasikan, mengkelaskan,
tantangan pembentukan kawasan perkotaan pada
mengelompokkan objek berdasarkan aspek-aspek
saat sekarang ini adalah semakin pentingnya
tertentu di dalam bentuk tipologi.
mengenal dan memahami kondisi masyarakat
perkotaan atau ‘the urban society. Urbanitas atau
‘pengkotaan’ adalah proses-proses perubahan yang 15. Perumahan Tertutup (Komunitas
terjadi dalam masyarakat tertentu menuju Berpagar).
masyarakat dengan corak perkotaan.(Eisner et.al Komunitas berpagar merupakan salah
(1993) dalam widiyawati 2013:89) satu tipe bentuk permukiman kota yang memakai
Perkembangan suatu kota juga dipengaruhi pagar keliling untuk mendefinisikan identitas
oleh faktor perkembangan dan kebijakan ekonomi. teritorialnya. Pemagaran ini dari sisi lingkungan
Hal ini disebabkan karena perkembangan kota pada adalah upaya defensive space masyarakat untuk
dasarnya adalah wujud fisik perkembangan meminimalisir terjadinya tindak kriminal di
ekonomi Reksohadiprojo (2001). Beberapa aspek lingkungan mereka (sebagai mekanisme deterrence)
yang dapat menentukan pertumbuhan dan (Maharika,2007:10).
perkembangan suatu kota, yaitu dipengaruhi oleh :
Perumahan gated communities umumnya
a. Salah satu perkembangan penduduk
dijaga ketat dari lingkungan luar untuk
perkotaan menunjukan pertumbuhan dan
menciptakan rasa aman bagi penghuni di
intensitas kegiatan kota.
dalamnya. Seorang sosiolog Prof. Dr. Sunyoto Bangun yang Berdiri Sendiri atas dasar pemilik
Usman, MA, menyatakan bahwa komunitas tanah atau disebut kavling).
berpagar adalah area yang dibatasi dengan
18. Perkampungan.
komunitas berpagar, sehingga dalam memilih
Eksistensi kampung sebagai pemukiman
tempat tinggal selalu memperhatikan gaya hidup
yang berdiri sendiri dibangun dengan kekuatan
atau lifestyle, preferensi dan pilihan rumah yang
penduduknya memiliki kemampuan untuk
akan di huni.
mempertahankan nilai-nilai kemanusiaan dalam
16. Perumahan Terbuka. kehidupan perkotaan modern (Putra, 2013) dalam
Perumahan adalah salah satu bentuk sarana Wahjoerini (2014:108). Sedangkan menurut
hunian yang memiliki kaitan yang sangat erat Setiawan (2010) dalam Wahjoerini (2014:108),
dengan masyarakatnya. Perumahan di suatu lokasi eksistensi kampung yaitu kemampuan kampung
sedikit mencerminkan karakteristik masyarakat untuk mempertahankan morfologi, fungsi dan nilai-
yang tinggal di perumahan tersebut. Perumahan nilai yang ada di dalamnya.
juga dapat diartikan sebagai salah satu cerminan Menurut Setiawan (2010) dalam Wahjoerini
dari diri pribadi manusia, baik secara perorangan (2014:109), kampung merupakan ruang yang
maupun dalam suatu kesatuan dan kebersamaan digunakan sebagai batu pijakan untuk menjalani
dengan lingkungan alamnya dan dapat juga masa depan di lingkungan perkotaan. Kampung
mencerminkan taraf hidup, kesejahteraan, kota umunya memiliki ciri tersendiri didalamnya
kepribadian, dan juga peradaban manusia yang akan dijelaskan sebagai berikut (Salim dalam
penghuninya, masyarakat didalamnya. Budiharjo, 1997:213-214) :
(Yudhohusodo, 1991 dalam Santoso, 2015). Semua penghuninya berasal dari desa yang
sama sehingga memungkinkan adanya
17. Non Perkampungan.
semacam homogenitas yang agak besar.
Kawasan permukiman adalah sebagaian
Umumnya penghuni kampung kota
dari kawasan budidaya yang ditetapkan dalam
memiliki tingkat pendidikan dan
rencana tata ruang dengan fungsi utama untuk
pendapatan yang rendah
permukiman. Permukiman adalah termasuk bagian
dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, Penghuni berusaha dan berkembang dalam
baik yang berupa kawasan perkotaan maupun kehidupan ekonomi yang tidak resmi atau
perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan sektor informal
tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat Lingkungan permukiman berkualitas
kegiatan yang mendukung perikehidupan dan rendah, kompleks permukiman serba padat,
penghidupan. letak permukiman tidak teatur, dan fasilitas
Lingkungan siap bangun, yang biasa disebut elementer seperti air minum, tempat mandi
dengan Lisiba, adalah sebidang tanah yang cuci kakus yang bersih, listrik dan selokan
merupakan bagian dari Kasiba ataupun berdiri pembuangan air tinja dan sampah umumnya
sendiri yang telah dipersiapkan dan dilengkapi tidak tersedia dengan baik
dengan prasarana lingkungan dan selain itu juga Bangunan tempat bermukim serba
sesuai dengan persyaratan dan pembakuan tata sederhana terbuat dari bahan semi permanen
lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian Peri kehidupan berdasarkan ikatan
dan pelayanan lingkungan untuk membangun gemeinschaft atau serba kekurangan
kavling tanah matang. Lingkungan siap bangun Menurut (Moudon dalam Widjanarka,
atas bangunan yang berdiri sendiri, selanjutnya 2001:99) tipomorfologi adalah pendekatan
disebut Lisiba yang berdiri sendiri, adalah Lisiba untuk mengungkapkan struktur fisik dan
yang bukan merupakan bagian dari Kasiba, yang keruangan yang mana studi tipomorfologi
dikelilingi oleh lingkungan perumahan yang sudah tersebut merupakan gabungan dari studi
terbangun atau dikelilingi oleh kawasan dengan tipologi dan studi morfologi. Tipomorfologi,
fungsi-fungsi lain. Penyediaan tanah untuk menurut Schultz dalam Widjanarka (2001:99)
perumahan dan permukiman adalah setiap terdapat tipologi yang merupakan salah satu
kegiatan pemenuhan kebutuhan tanah untuk konsep untuk mendeskripsikan kelompok
perumahan dan permukiman melalui objek berdasarkan atas kesamaan sifat-sifat
penyelenggaraan pengelolaan Kasiba dan Lisiba dasar yang berupa memilah ataupun
yang berdiri sendiri (PP.No. 80 Tahun 1999 Tentang mengklasifikasikan bentuk keragaman dan
Kawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap kesamaan jenis.
Menurut de Soto (1991), permukiman menumbuhkan rasa nyaman bagi penghuni untuk
informal menjalani proses yang semula dari memanfaatkannya. Kondisi sarana yang berkualitas
menduduki tanah secara gradual oleh rumah dapat menjadi daya tarik kepada penghuni untuk
tangga yang datang satu persatu, ataupun secara memanfaatkannya secara rutin. Pemanfaatan secara
serempak oleh kelompok besar, kemudian rutin oleh penghuni memungkinkan untuk
membangun rumah dan pada akhirnya berharap terjadinya interaksi sosial antar penghuni dengan
mendapatkan hak milik atas tanah dan bangunan. intensitas yang tinggi. Maka dapat disimpulkan
Kondisi ini terbalik bila dilihat dari prosedur sarana prasarana perumahan sebagai wadah
permukiman formal yang mulai dari hak atas tanah, penunjang timbulnya interaksi sosial.
meminta izin dan kemudian membangun Tabel Landasan Penelitian
rumahnya. Teori Sintesa Teori
Tipe dan pola permukiman disuatu kota Gillin dan Gillin Interaksi sosial adalah
yang merupakan bagian dari pola penggunaan (2012) hubungan antar individu
tanah kota akan menggambarkan pula struktur Sideris dan maupun kelompok meliputi
masyarakatnya serta sejarah pertumbuhannya. Kota Banarjee (1998) kontak interaksi sosial
dan kompleksnya masyarakat yang menempatinya, Barliana (2010) meliputi interaksi sosial
di kota-kota besar dan metropolitan yang Bayu Ismaya antar indvidu dan interaksi
masyarakatnya hetrogen, terdiri dari berbagai (2007) sosial individu atau
golongan etnis dengan tingkat kesejahteraan atau Haryadi dan kelompok yang berbentuk
penghasilan dan pekerjaan yang sangat bervariasi Setiawan (1995) secara fisik atau kontak
pula. disitu akan nampak tipe-tipe yang bervariasi sosial orang perorangan
dan pola-pola yang kompleks. maupun kelompok dan
secara non fisik atau
METODE PENELITIAN komunikasi sosial secara
orang-perorangan maupun
1. Landasan Penelitian. kelompok sebagai
Landasan penelitian adalah definisi, pembentuk terjadinya
konsep serta proporsi yang disusun rapi serta hubungan sosial dengan
sistematis yang dimaksud untuk menegaskan ruang publik, ruang semi
aspek-aspek yang mendasari dalam penelitian publik, ruang privat, ruang
pengaruh tipologi perumahan pada kontak dan semi private, dan ruang
tingkat interaksi sosial masyarakat di Kelurahan servis agar terciptanya
Tunggulwulung dan Kelurahan Mojolangu pengembangan diri antar
Kecamatan Lowokwaru menggunakan variabel individu dalam bekerja sama
berdasarkan kajian pustaka. Dimana dalam dan menyelesaiakan
pengerjaannya penelitian dilakukan berlandaskan masalah.
teori-teori yang kemudian disintesakan sehingga Zhang & Lawson Tingkat terjadinya interaksi
dapat diketahui variabel yang akan diamati dalam (2009) sosial ditentukan dari
penelitian ini. Sastra M. & kualitas ruang terbuka,
Interaksi sosial adalah suatu hubungan yang Merlina (2006) ketersediaan dan kondisi
dinamis terjadi antar orang perorangan maupun Sadana (2014) sarana prasarana
kelompok dengan adanya bentuk kontak sosial dan Siswono Yudohu perumahan, intensitas
komunikasi sosial sebagai perantara agar terjadinya (1991) hubungan yang tinggi antar
interaksi sosial. individu sebagai sarana
Tingkat terjadinya interaksi sosial ditentukan wadah dalam berinteraksi.
dari kualitas ruang, ketersediaan dan kondisi sarana Sumber: Hasil Kajian, 2018
prasarana perumahan, intensitas hubungan yang
tinggi antar individu sebagai sarana wadah dalam 2. Jenis Penelitian.
berinteraksi dalam berinteraksi sosial. Jenis penelitian yang dilakukan adalah
Perumahan adalah kumpulan rumah yang jenis penelitian kualitatif. Penelitian bersifat
berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal yang kualitatif merupakan jenis penelitian yang temuan-
dilengkapi dengan sarana dan prasarana temuannya tidak diperoleh melalui prosedur
pendukung lingkungan. Kondisi sarana perumahan statistik atau bentuk hitungan lainnya, seperti
terpelihara dengan baik, sehingga dapat berupa penelitian tentang kehidupan, riwayat dan
perilaku sesorang terhadap kondisi lingkungan dilakukan. Hasil dari wawancara ini nantinya akan
sekitarnya (Straus dan Corbin, 2003). dijadikan sebagai dasar analisa selanjutnya.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang Teknik Wawancara ini ditujukan kepada orang-
dimaksudkan untuk memahami fenomena tentang orang atau responden dari masyarakat sekitar
apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya untuk mengetahui :
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan secara holistik 1. Bentuk kegiatan interaksi dan mengetahui
dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata ruang-ruang yang digunakan dalam berinteraksi
dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang di lokasi studi .
alamiah dengan menggunakan berbagai metode 2. Mengetahui bentuk tingkatan interaksi pada
alamiah (Moleong, 2006). ruang-ruang yang digunakan masyarakat.
Barliana, M. Syaom. (2010). Arsitektur, komunitas, Yudohusodo, dkk. (1991). Rumah untuk seluruh
dan modal sosial. Bandung: Metatekstur. rakyat. Jakarta: Unit Percetakan
Bharakerta.
UU ( Undang-Undang) :
Internet:
https://caridokumen.com/download/tipologi-
lokasi-pengembangan-perumahan-di-
kabupaten-sidoarjo-berdasarkan-
preferensi-pengembang
http://maharika.staff.uii.ac.id/2007/10/kriminalita
s-dan-ruang-kota/
https://aziezhah.wordpress.com/2012/07/16/distr
ibusi-frekuensi/
https://irmasafitri07.wordpress.com/2013/09/22/
bab-iii-distribusi-frekuensi/
https://perencanaankota.blogspot.co.id/2013/11/d
ampak-dampak-pembangunan.html
http://linguistikid.blogspot.co.id/2016/09/pengert
ian-penelitian-deskriptif-kualitatif.html
http://arsibook.blogspot.co.id/2016/11/teori-
perumahan.html