Anda di halaman 1dari 12

BENTUK INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT DESA DI KABUPATEN BINTAN

(Studi pada Masyarakat di sekitar Desa Toapaya, Kecamatan Toapaya, Kabupaten

Bintan)

LAPORAN STUDI LAPANGAN

(Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sosiologi Politik dan

Hukum Pada Program Studi Sosiologi Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Raja Haji)

Oleh :

GISKA PUTRI SAHNITA

NIM. 21103018

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK RAJA HAJI

TANJUNGPINANG

2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................................2

BAB I...............................................................................................................................................3

PENDAHULUAN...........................................................................................................................3

A. Latar Belakang......................................................................................................................3

B. Rumusan Masalah.................................................................................................................4

C. Tujuan...................................................................................................................................4

D. Manfaat.................................................................................................................................4

BAB II.............................................................................................................................................5

PEMBAHASAN..............................................................................................................................5

A. Pengertian Interaksi Sosial...................................................................................................5

B. Syarat terjadinya Interaksi Sosial.........................................................................................5

C. Hasil Studi Lapangan............................................................................................................7

BAB III............................................................................................................................................9

PENUTUP.......................................................................................................................................9

A. Kesimpulan...........................................................................................................................9

B. Saran.....................................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................10

LAMPIRAN..................................................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki akal pikiran juga kemampuan berinteraksi
secara individu maupun sosialdan pada dasarnya manusia tidak mampu hidup sendiri di dalam
dunia ini baik sendiri dalam kontek fisik maupun dalam kontek sosial budaya.Dalam kontek
sosial budaya, manusia membutuhkan manusia lain untuk saling berkolaborasi dalam pemenuhan
kebutuhan fungsi-fungsi sosial satu dengan lainnya dan semua masyarakat pada hakikatnya
membudaya dan berkebudayaan.

Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut


hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara
orang perorangan dengan kelompok manusia. Interaksi sosial merupakan kunci dari semua
kehidupan sosial, oleh karena itu tanpa adanya interaksi sosial tidak akan mungkin ada
kehidupan bersama. Rumusan yang dikemukakan oleh Bonner dalam bukunya, social
psychology mengemukakan, bahwa ;

“Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua individu atau lebih
individu manusia, dimana kelakukan individu yang satu mempengaruhi,
mengubah, atau memperbaiki perlakukan individu yang lain, atau sebaliknya”.

Menurut Bimo Walgito interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu dengan
yang lain, individu satu dapat mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya, jadi terdapat
adanya hubungan yang saling timbal balik.

Interaksi sosial biasa terjadi diseluruh kehidupan masyarakat, karena memang pada
dasarnya manusia adalah makhluk zoon politicon atau tidak bisa hidup sendiri, pola interaksi pun
terjadi di berbagai wilayah, baik di Kota maupun di Desa. Namun ada yang menjadi pembeda
pola interaksi masyarakat Kota atau masyarakat Desa. Di pedesaan pun pola interaksi yang
terbentuk dari masyarakat pesisir dan agraris berbeda. Untuk itu saya akan membahas terkait
interaksi masyarakat di Desa Toapaya, Kecamatan Toapaya, Kabupaten Bintan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Interaksi Sosial?
2. Apakah syarat terjadinya Interaksi Sosial?
3. Bagaimanakah Interaksi Sosial yang terjadi di Desa Toapaya?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Interaksi Sosial.
2. Untuk mengetahui syarat apa yang dibutuhkan agar interaksi sosial terbentuk.
3. Untuk mengetahui bagaimana bentuk interaksi sosial di Desa Toapaya.

D. Manfaat
1. Agar pembaca memahami pengertian Interaksi Sosial.
2. Agar pembaca mengetahui syarat dari Interaksi Sosial.
3. Agar pembaca mengetahui bagaimana bentuk Interaksi Sosial di Desa Toapaya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Interaksi Sosial


Interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi
sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis menyangkut hubungan antara
perorangan, antara kelompok dan kelompok manusia, atau antara perorangan dengan kelompok
manusia (Soekanto dan Sulistyowati, 2014:56). Interaksi sosial sangat berguna untuk
mempelajari banyak masalah dalam masyarakat. Interaksi sosial menyebabkan
individu/kelompok saling memengaruhi satu sama lain sepanjang hidupnya.

Hubungan sosial (KBBI) adalah hubungan seseorang dengan orang lain dalam pergaulan
hidup di tengah-tengah masyarakat.Secara umum, hubungan sosial adalah hubungan timbal balik
antarindividu dan saling memengaruhi satu sama lain atas dasar kesadaran saling tolong
menolong. Berdasarkan Hakikat nya, Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik berupa aksi
saling memengaruhi antar individu, antara individu dengan kelompok, dan antar kelompok.

Dalam hubungan tersebut, individu atau kelompok bekerjasama atau berkonflik


melakukan interaksi maupun formal maupun informal, baik langsung maupun tidak langsung.
Beberapa contoh interaksi sosial adalah kerjasama antar anggota tim sepakbola dalam sebuah
pertandingan (hubungan kerjasama), debat para calon presiden (konflik), diskusi antara kepala
bagian dan bawahan disebuah kantor (hubungan formal), dan tawar menawar antar pembeli dan
penjual di pasar (hubungan informal)

B. Syarat terjadinya Interaksi Sosial


Syarat-syarat terjadinya interaksi sosial Menurut Soerjono Soekanto menerangkan bahwa suatu
interaksi sosial tidak akan terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat, yaitu:

a) Adanya kontak sosial (social contact)


Kontak sosial berasal dari bahasa latin con atau cum yang berarti bersama-sama dan
tango yang berarti menyentuh. Jadi secara harfiah kontak adalah bersama-sama menyentuh.
Secara fisik, kontak baru terjadi apabila terjadi hubungan badaniah. Sebagai gejala sosial itu
tidak perlu berarti suatu hubungan badaniah, karena orang dapat mengadakan hubungan tanpa
harus menyentuhnya, seperti misalnya dengan cara berbicara dengan orang yang bersangkutan.

Dengan berkembangnya teknologi dewasa ini, orang-orang dapat berhubungan satu sama
lain dengan melalui telepon, telegraf, radio, dan yang lainnya yang tidak perlu memerlukan
sentuhan badaniah. Menurut Abdulsyani, kontak sosial adalah hubungan dengan satu orang atau
lebih, melalui percakapan dengan saling mengerti tentang maksud dan tujuan masing-masing
dalam kehidupan masyarakat. Dalam kontak sosial, dapat terjadi hubungan yang positif dan
hubungan negative.

Kontak sosial positif terjadi oleh karena hubungan antara kedua belah pihak terdapat
saling keterbukaan, pengertian, disamping menguntungkan masing-masing pihak tersebut,
sehingga biasanya hubungan dapat berlangsung lebih lama, atau mungkin dapat berulang-ulang
dan mengarah pada suatu kerja sama. Menurut Max Weber dalam buku J. Dwi Narwoko &
Bagong Suyanto adalah: “Metode yang bisa dipergunakan untuk memahami arti- arti subjektif
tindakan sosial seseorang adalah dengan verstehen.

Yang dimaksud Weber dengan verstehen adalah kemampuan untuk berempati atau
kemampuan untuk menempatkan diri dalam kerangka berpikir orang lain yang perilakunya mau
dijelaskan dan situasi serta tujuan-tujuannya mau dilihat menurut perspektif itu”.

b) Adanya komunikasi

Syarat yang kedua adalah adanya komunikasi. Menurut Burhan Bungin komunikasi
merupakan sebuah proses memaknai yang dilakukan oleh seseorang terhadap informasi, sikap
dan perilaku orang lain yang berbentuk pengetahuan, pembicaraan, gerak-gerik, atau sikap,
perilaku dan perasaan-perasaan sehingga seseorang membuat reaksi-reaksi terhadap informasi-
informasi, sikap dan perilaku tersebut berdasarkan pada pengalaman yang pernah dia alami.
Perlu dieprhatikan lima kaidah komunikasi efektif yang telah dikembangkan dalam satu kata
yang mencerminkan sesensi dari komunikasi itu sendiri.
C. Hasil Studi Lapangan
Berdasarkan hasil studi lapangan yang digunakan untuk mengobservasi dan
mewawancarai masyarakat di Desa Toapaya, Kecamatan Toapaya, Kabupaten Bintan didapati
beberapa percakapan dari 2 Informan, yaitu sebagai berikut :

Informan pertama adalah seorang Ibu Rumah Tangga yang bernama Ani, Kak Ani
berumur 24 Tahun dan memiliki satu orang anak, ia tinggal bersama suami dan adik
perempuannya. Kak Ani sudah menetap di Desa Toapaya selama kurang lebih satu setengah
tahun, yang sebelumnya tinggal dan bekerja di Tanjungpinang setelah merantau dari kampung
halaman nya di Pulau Tambelan.

Menurut Kak Ani bentuk interaksi yang terjadi di Desa Toapaya cenderung tidak terlalu
aktif di hari-hari biasanya, karena banyak dari masyarakat Toapaya yang bekerja untuk mencari
nafkah. Kondisi rumah di Desa Toapaya juga terbilang jarang-jarang karena berada di tengah
pepohonan yang mana desa ini juga termasuk desa yang letak geografisnya berada seperti di
perbukitan.

Namun sama halnya seperti ciri khas masyarakat desa, jika para tetangga atau masyarakat
bertemu maka akan mulai terjadi interaksi seperti bertegur sapa, dan saling menanyakan kabar
seperti pertemuan tetangga yang saling mengenal pada umumnya. Interaksi juga terjadi pada
acara keagamaan yang membuat momen dimana masyarakat berkumpul dan saling
bersilaturahmi antara sesamanya.

Dikatakan juga oleh Kak Ani ketika saya dan teman-teman menanyakan terkait kebiasaan
“Merewang” apakah seluruh warga akan berpartisipasi dalam membantu dan menyumbangkan
tenaga nya atau hanya sekedar berkumpul untuk menyaksikan proses rewang. “Biasanya kalau
ada rewangan ya ramai orang-orang membantu, termasuk kakak sendiri juga ikut bantu kalau
ada acara-acara kayak gitu” kata kak Ani.

Informan kedua adalah seorang ketua RW 1 di Desa Toapaya. Ketua RW tersebut


bernama Sarwin dan berusia 45 Tahun, pak sarwin tinggal bersama keluarganya di Desa Toapaya
sejak dahulu, dan merasa bahwa interaksi sosial dari masyarakat desa Toapaya lumayan terjalin
baik.
“Mesikupun rumah berjarak-jarak, tapi warga desa tetap rukun dan bahkan mengenal satu
dengan yang lainnya dari keseluruhan wilayah rw”. Kata pak Sarwin.

Hal ini dibuktikan dengan seirng nya ada kegiatan gotong royong mingguan dan warga
saling berpartisipasi terhdap satu dengan yang lain. Bagi ibu-ibu pun begitu karena adanya
kelompok majelis ta’lim yang diadakan sekitar satu bulan satu kali juga membuat kedekatan
antar warga tidak terlalu renggang karena di pengaruhi pola pemukiman.

Di desa Toapaya juga ada Karang Taruna yang masih belum terlalu menonjol karena baru
terbentuk selama 2 bulan, namun di harapkan dapat berperan aktif bagi kepemudaan di desa
Toapaya. Ada juga program keagamaan seperti maghrib mengaji yang di khususkan untuk anak-
anak dan remaja di sekitar desa Toapaya di masjid mereka.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil studi lapangan dan observasi juga wawancara kepada para informan didapati
bahwa kondisi dalam interaksi sosial masyarakat masih kuat terasa meskipun kondisi pola
pemukiman yang cukup berjarak tidak membuat masyarakat saling acuh dan bermusuhan satu
dengan yang lainnya.

Berbagai macam pola kegiatan yang dibuat oleh perangkat desa juga sangat membantu
dalam membangun silaturahmi yang kuat antar warga atau masyarakat di Desa Toapaya. Hal ini
sangat menambah keuntungan pola interaksi yang baik.

Dari landasan teori yang menyatakan bahwa komunikasi adalah kunci untuk menciptakan
pola interaksi yang baik, terbukti tidak sepenuhnya benar, karena warga desa jarang bertemu
dalam kurun waktu yang bisa satu bulan sekali atau satu minggu sekali tidak membuat interaksi
menjadi senggang antar sesama warga nya.

B. Saran
Jika dikatakan banyak hal positif untuk orang-orang dewasa yang ada di desa tentu saja
harus bisa diselingi dengan pola interaksi antar remaja karena remaja adalah penerus dari
struktur yang ada di desa pada saat itu. Hal ini menjadi penguat untuk seterusnya para remaja
juga saling menjaga proses interaksi yang ada di desa.

Pembentukan karang taruna yang masih belum aktif juga sebaiknya di aktifkan karena
organisasi kepemudaan akan membantu daya kreatifitas bagi seluruh remaja yang ada di sekitar
desa Toapaya. Dan tentu saja dengan adanya kegiatan-kegiatan serta organisasi kepemudaan
akan membantu utnuk menjaga interaksi semakin baik.
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian pendidikan dan kebudayaan. 2019. E-Modul Sosiologi : Interaksi Sosial

Gerungan, W. A. 2004. Psikologi Sosial. Bandung: PT Refika Aditama.

Soekanto, Soerjono. 2005. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo


Persada.

Sosiologi, Tim. 2003. Sosiologi Suatu Kajian Kehidupan Masyarakat Kelas 1 SMA.
Jakarta: Yudhistira.

Jurnal : http://jurnal.poltekkes-solo.ac.id/index.php/Int/article/view/93

Jurnal : https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/komunitas/article/view/2376
LAMPIRAN

Foto saat wawancara dengan Informan 1, kak Ani

Foto saat wawancara dengan Informan 2, Bapak Sarwin


Foto saat mengelilingi desa untuk mencari informan.

Anda mungkin juga menyukai