Anda di halaman 1dari 6

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No.

1, (2012) 1-6 1

Penataan Lingkungan Permukiman Kumuh di


Wilayah Kecamatan Semampir Kota Surabaya
Melalui Pendekatan Partisipasi Masyarakat
Penulis : Debora Catherine Butar Butar, dan Dosen Pembimbing : Rulli Pratiwi Setiawan, ST, M.Sc.
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: Rulli.setiawan@urplan.its.ac.id

Abstrak— Wilayah Kecamatan Semampir merupakan salah pemukiman kumuh. Beberapa titik kumuh di Kecamatan
satu titik kawasan permukiman kumuh yang berada di utara Kota Semampir di antaranya terletak di dua kelurahan yaitu
Surabaya. Kondisi permukiman kumuh di Wilayah Kecamatan Kelurahan Wonokusumo dan Kelurahan Ujung. Permukiman
Semampir ini sebenarnya sudah mendapat perhatian pemerintah
dengan dilakukannya program penataan P2KP PNPM Mandiri
kumuh di Wilayah Semampir dapat dikategorikan termasuk
yang juga sudah berusaha melibatkan masyarakat. Namun dalam permukiman kumuh kota dengan tingkat kekumuhan
kenyataannya program tersebut kurang memberi hasil yang yang dapat dikatakan sebagai kumuh ringan dan sedang
signifikan untuk perbaikan lingkungannya, karena rendahnya (Laporan Data Dasar RP4D Kota Surabaya, 2008-2018).
bentuk partisipasi yang dilakukan masyarakat. Kawasan kumuh di permukiman formal di Wilayah
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan arahan penataan Kecamatan Semampir khususnya di Kelurahan Ujung dan
lingkungan pemukiman kumuh di Wilayah Kecamatan Semampir Kelurahan Wonokusumo terdapat seluas 18,34 hektar.
dengan pendekatan partisipasi masyarakat. Analisis penelitian
dilakukan dengan mengidentifikasi secara deskriptif kuantitatif
Kawasan kumuh tersebut timbul akibat banyaknya hunian
mengenai karakteristik permukiman kumuh, bentuk partisipasi padat yang berada di gang-gang sempit. Selain itu kawasan
yang ada dan perbaikan lingkungan yang diinginkan masyarakat. kumuh tersebut diperparah oleh adanya beberapa hunian padat
Kemudian mencari hubungan dari karakteristik masyarakat tersebut yang dijadikan sebagai rumah kost bagi pekerja
dengan bentuk partisipasi menggunakan analisis korelasi pendatang di sekitar Kecamatan Semampir. Keadaan tersebut
Crosstab, yang kemudian hasilnya akan digunakan dalam analisis menurunkan kualitas dari permukiman yang layak huni dan
triangulasi untuk menghasilkan arahan. sehat, sehingga kondisi tersebut juga menyebabkan penurunan
Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa terdapat beberapa dari kualitas hidup masyarakatnya baik dari segi lingkungan
karakteristik yang dapat mempengaruhi bentuk partisipasi, pada
hidup dan kesehatan masyarakatnya. Sampai saat ini dari
tahap perencanaan bentuk partisipsi dipengaruhi oleh pendidikan,
pendapatan dan pekerjaan; pada tahap pelaksanaan dipengaruhi beberapa usaha berupa program penataan permukiman kumuh
oleh pendidikan, pendapatan dan pengeluaran; sedangkan pada yang pernah dilakukan, seperti PNPM-P2KP masih belum
tahap pemeliharaan dipengaruhi oleh usia, pendidikan, memberikan hasil yang signifikan dikarenakan masih
pengeluaran dan lama tinggal. Untuk bentuk perbaikan yang kurangnya keterlibatan masyarakat dalam program penataan
diinginkan masyarakat, didapatkan tiga prioritas yaitu prasarana yang pernah dilakukan. Padahal sebenarnya partisipasi
drainase, aksesbiltas dan sanitasi. Dan hasil akhir yang masyarakat sangat diperlukan dalam usaha penataan
didapatkan berupa arahan peningkatan bentuk partisipasi permukiman kumuh agar penataan yang dilakukan akan sesuai
masyarakat pada tiap tahap program penataan dan arahan
dengan keinginan masyarakat.
penataan lingkungan permukiman kumuh Wilayah Kecamatan
Semampir melalui pendekatan partisipasi. Maka dari itu diperlukan suatu arahan dalam penataan
lingkungan permukiman kumuh tersebut untuk menghilangkan
Kata Kunci— bentuk partisipasi, perbaikan lingkungan, kekumuhan yang ada di pemukiman Wilayah Semampir.
permukiman kumuh, tahap partisipasi.. Dalam arahan penataannya, karakteristik permukiman kumuh
baik secara sosial, ekonomi dan fisik perlu mendapatkan
perhatian khusus dan partisipasi masyarakat perlu dijaring
I. PENDAHULUAN
untuk mendapatkan arahan yang paling sesuai dengan

S eiring dengan terjadinya pertumbuhan penduduk yang


terus meningkat, sedangkan jumlah ketersediaan lahan
untuk pemukiman yang tetap maka tidak jarang menyebabkan
keinginan dan harapan masyarakat itu sendiri.

pada lokasi pemukiman yang dekat dengan pusat kegiatan II. REVIEW LITERATUR
akan timbul beberapa titik konsentrasi pemukiman hunian 2.1 Pendekatan Upaya Penanganan Permukiman Kumuh
yang padat. Permukiman hunian yang padat ini menimbulkan Dalam penyelengaraan peningkatan kualitas lingkungan
kesan kumuh bagi lingkungan sekitarnya. Kecamatan permukiman kumuh terdapat 3 pendekatan (Setijanti, 2010),
Semampir merupakan salah satu kecamatan di Kota Surabaya yakni:
bagian utara yang di beberapa titik wilayahnya memiliki
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 2

1. Pendekatan partisipatori, yang mampu mengeksplorasi 3. Peran serta masyarakat memiliki nilai dasar yang sangat
masukan dari komunitas, khususnya kelompok sasaran, yang berarti dalam menjalin persatuan dan kebersamaan dalam
mefokuskan pada permintaan lokal, perubahan prilaku dan masyarakat.
yang mampu mengeksplorasi cara-cara inovatif untuk 4. Peran serta masyarakat merupakan katalisator untuk
melaksanakan operasional dan pemeliharaannya. kelangsungan pembangunan selanjutnya
2. Pembangunan berkelanjutan, yang dilaksanakan dengan 5. Peran serta masyarakat dapat menghimpun dan
menaruh perhatian utama pada pencapaian tujuan memanfaatkan berbagai pengetahuan di masyarakat.
pembangunan lingkungan yang terintegrasi dalam satu 6. Peran serta masyarakat lebih menyadarkan masyarakat itu
kesatuan sistem dengan pencapaian tujuan pembangunan sendiri terhadap penyebab dan kemiskinan sehingga
sosial dan ekonomi. Pendekatan ini dilakukan dengan menimbulkan kesadaran untuk mengatasinya.
memadukan kegiatan-kegiatan penyiapan dan pemberdayaan
masyarakat, serta kegiatan pemberdayaan usaha ekonomi 2.3 Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat
dan komunitas dengan kegiatan pendayagunaan prasarana Menurut Slamet (1993), faktor-faktor internal yang
dan sarana dasar perumahan dan permukiman sebagai satu mempengaruhi partisipasi masyarakat adalah jenis kelamin,
kesatuan sitem yang tidak terpisahkan. usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan mata
3. Pendekatan secara fisik dari sisi tata ruang, pendekatan ini pencaharian. Faktor internal ini merupakan faktor yang berasal
pada peningkatan kualitas lingkungan permukiman kumuh dari individu itu sendiri. Secara teoritis, tingkah laku individu
merupakan bagian dari rencana umum tata ruang kota dan berhubungan erat atau ditentukan oleh:
merupakan suatu hal yang penting untuk meningkatkan 1. Jenis Kelamin
fungsi dan manfaat ruang kota secara integral. Bentuk- Partisipasi yang diberikan oleh seorang pria dan wanita dalam
bentuk penanganan dengan pendekatan aspek keruangan pembangunan akan berbeda, hal ini disebabkan oleh adanya
dibedakan menjadi 2 bagian, yakni : sistem pelapisan sosial yang terbentuk dalam masyarakat, yang
 Redefiasi merupakan penanganan permukiman dengan menimbulkan perbedaan hak dan kewajiban antara pria dan
melakukan intervensi program permukiman tanpa merubah wanita. Golongan pria memiliki hak istimewa dibandingkan
struktur ruang yang telah ada dan berjalan, yang terdiri dari golongan wanita. maka akan ada kecenderungan dimana
kegiatan seperti : kelompok pria akan lebih banyak berpartisipasi.
a. Revitalisasi 2. Usia
b. Rehabilitasi Perbedaan usia juga mempengaruhi tingkat partisipasi
 Restrukturisasi merupakan suatu proses penstruktur kembali masyarakat karena dalam masyarakat terdapat pembedaan atas
pola ruang atau struktur ruang yang telah ada, meliputi : dasar senioritas yang akan memunculkan golongan tua dan
a. Renewal goongan muda, dimana dalam hal ini golongan tua yang
b. Redevelopment dianggap lebih berpengalaman dan akan lebih banyak
c. Restorasi memberikan pendapat dalam hal menetapkan keputusan.
3. Tingkat Pendidikan
2.2 Pendekatan Partisipasi dalam Penataan Lingkungan Semakin tinggi latar belakang pendidikan seseorang, maka
Permukiman Kumuh semakin tinggi pula pengetahuan yang luas tentang
Menurut Setijanti (2010) Pendekatan partisipasi dalam pembangunan dan bentuk serta tata cara partisipasi yang dapat
upaya penataan lingkungan permukiman kumuh diperlukan diberikan. Faktor pendidikan dianggap penting karena dengan
karena mampu mengeksplorasi masukan dari komunitas, pendidikan yang diperoleh, seseorang lebih mudah
khususnya kelompok sasaran, yang mefokuskan pada berkomunikasi dengan orang luar, dan cepat tanggap terhadap
permintaan lokal, perubahan prilaku dan yang mampu inovasi.
mengeksplorasi cara-cara inovatif untuk melaksanakan 4. Tingkat Penghasilan
operasional dan pemeliharaannya. Selain itu menurut Siagian Masyarakat yang berpenghasilan rendah cenderung
(1999), keberhasilan kegiatan pembangunan akan lebih berpartisipasi dalam hal tenaga, sedangkan masyarakat
terjamin apabila seluruh warga masyarakat membuat berpenghasilan tinggi lebih memilih berpartisipasi dalam hal
komitmen untuk turut berperan sebagai pelaku pembangunan uang. Besarnya tingkat penghasilan akan memberi peluang
dengan para anggota elite masyarakat sebagai panutan, lebih besar bagi masyarakat untuk berpartisipasi. Tingkat
pengarah, pembimbing dan motivator. Dengan kata lain, penghasilan ini mempengaruhi kemampuan finansial
partisipasi masyarakat luas mutlak diperlukan oleh karena masyarakat untuk berinvestasi.
mereka itulah yang pada akhirnya melaksanakan berbagai 5. Mata Pencaharian
kegiatan pembangunan tersebut. Hal ini berkaitan dengan tingkat penghasilan seseorang. Hal
Pentingnya partisipasi dalam pembangunan dikemukakan ini disebabkan pekerjaan akan berpengaruh terhadap waktu
juga oleh Sudriamunawar (2006) : luang seseoarang untuk terlibat alam pembangunan, misalnya
1. Dengan peran serta masyarakat akan lebih banyak hasil kerja dalam hal menghadiri pertemuan, kerja bakti dan sebagainya.
yang dicapai
2. Dengan peran serta masyarakat pelayanan atau servis dapat
diberikan dengan biaya murah
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 3

2.4 Bentuk-Bentuk Patisipasi Masyarakat karakteristik fisik dan masyarakat permukiman kumuh di
Menurut Holil (1980) meliputi: (1)Buah Pikiran; (2) Wilayah Kecamatan Semampir, juga mengidentifikasi
Tenaga; (3) Sosial; (4) Keahlian; (5) Barang; dan (6) Uang; bentuk partisipasi masyarakat dalam tiap tahap program
(7) Pengambilan Keputusan; (8) Partisipasi Representatif. Dari penataan lingkungan yang pernah ada. Jumlah sampel
jenis-jenis partisipasi tersebut akan dijabarkan sebagai berikut: responden yang dihasilkan adalah sebanyak 100 sampel,
1. Pikiran : pikiran merupakan jenis partisipasi yang dengan pembagian proporsi jumlah sampel untuk masing-
menggunakan pikiran/ide seseorang atau kelompok yang masing kelurahan yaitu Kelurahan Wonokusumo sebanyak
bertujuan untuk mencapai sesuatu yang diinginkan, baik 62 KK dan Kelurahan Ujung 38 KK.
untuk menyusun program, memperlancar pelaksanaan Untuk tahapan teknik analisa yang digunakan, terdapat 3
program. tahapan teknik analisa yang diguanakan pada penelitian ini
2. Tenaga : merupakan jenis partisipasi pada level kedua yaitu :
dimana partisipasi tersebut dengan mendayagunakan seluruh a. Analisis Deskriptif Kuantitatif
tenaga yang dimiliki secara kelompok maupun individu Analisis ini digunakan untuk mencapai 3 sasaran yaitu (1)
untuk mencapai sesuatu yang diinginkan. mengidentifikasi karakteristik dari permukiman kumuh di
3. Partisipasi Sosial : merupakan jenis partisipasi yang Wilayah Kecamatan Semampir, (2) mengidentifikasi bentuk
dilakukan bersama-sama dalam suatu kelompok sebagai partisipasi masyarakat yang ada dalam tiap tahap program
tanda paguyuban dalam mencapai tujuan yang sama. penataan lingkungan permukiman kumuh yang pernah
4. Keahlian : merupakan bentuk partisipasi dimana dalam hal terlaksana, dan (3) mengeksplorasi perbaikan lingkungan
tersebut keahlian menjadi unsur yang paling diinginkan, permukiman kumuh yang sesuai dengan kebutuhan
memberikan bantuan melalui keahlian yang dimilikinya masyarakat.
untuk melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan b. Analisis Korelasi Crosstabs
kesejahteraan sosialnya. Teknik analisis ini digunakan untuk mengidentifikasi
5. Barang : merupakan bentuk partisipasi dimana partisipasi katerkaitan antara karakteristik masyarakat permukiman
dilakukan dengan menyumbang harta benda atau barang kumuh secara sosial dan ekonomi dengan bentuk partisipasi
untuk membantu mencapai hasil yang diinginkan. yang ada di masyarakat pada program yang pernah ada.
6. Uang : merupakan bentuk partisipasi dimana partisipasi Karakteristik masyarakat yang dianalisis keterkaitannya
tersebut menggunakan uang sebagai alat untuk mencapai terhadap bentuk partisipasi antara lain yaitu jenjang usia,
kebutuhan masyarakat yang memerlukan bantuan. Biasanya pendidikan masyarakat, status kependudukan, lama tinggal,
tingkat partisipasi tersebut dilakukan oleh orang-orang pada jenis pekerjaan, pendapatan dan pengeluaran. Karakteristik
kalangan atas. tersebut dicari kaitan atau korelasinya dengan variabel
7. Pengambilan Keputusan : dalam partisipasi ini masyarakat bentuk partisipasi yaitu bentuk partisipasi berupa tenaga,
dilibatkan dalam diskusi atau forum dalam rangka pikiran, keahlian, uang, barang, dan representatif.
mengambil keputusan dalam suatu program. c. Analisis Triangulasi
8. Partisipasi Representatif : bentuk partisipasi yang dilakukan Analisis ini digunakan untuk menentukan arahan yang paling
dengan cara memberikan mandat kepada wakil yang duduk relevan dalam melakukan penataan permukiman kumuh di
di suatu organisasi. Wilayah Kecamatan Semampir berdasarkan hasil analisis,
tinjauan teori, dan pendapat para pakar.
III. URAIAN PENELITIAN
Dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data IV. HASIL DAN DISKUSI
sekunder. Untuk data primer didapatkan melalui penyebaran
3.1 Gambaran Umum
kuesioner, observasi,dan wawancara. Sedangkan data sekunder
Kawasan permukiman kumuh di Wilayah Kecamatan
dilakukan dengan cara pengumpulan data dari instansi terkait
Semampir beberapa di antaranya terletak di dua kelurahan
dan studi literatur lain sesuai bahasan penelitian dan lokasi
yaitu Kelurahan Wonokusumo dengan luas sebesar 11,17 Ha
studi.
dan Kelurahan Ujung dengan luas sebesar 7,17 Ha. Secara
Untuk teknik sampling, penelitian ini menggunakan dua
umum Kelurahan Wonokusumo dan Kelurahan Ujung masing-
jenis sampling yaitu :
masing memiliki luas 269 Ha dan 162 Ha, dimana Kelurahan
1. Teknik Purposive Sampling
Ujung terdiri dari 15 RW dan 117 RT, sedangkan Kelurahan
Dilakukan dengan analisis stakeholder, digunakan untuk
Wonokusumo terdiri dari 16 RW dan 168 RT. Secara
penentuan pihak-pihak yang berkompetensi dan terlibat
administratif, batas dari Kelurahan Wonokusumo dan
dalam kondisi permukiman kumuh di wilayah Kecamatan
Kelurahan Ujung yang di dalamnya memiliki permukiman
Semampir, dimana konsensus pendapat dari seluruh
kumuh adalah :
stakeholders akan dijadikan sebagai salah satu sumber acuan
Sebelah Utara : Kelurahan Perak Utara
dalam analisis triangulasi untuk mencapai sasaran terakhir
Sebelah Selatan : Kelurahan Pegirian / Kelurahan Ampel
yaitu merumuskan arahan
Sebelah Barat : Kelurahan Perak Timur
2. Teknik Proportional Random Sampling
Sebelah Timur : Kelurahan Bulak Banteng
Diperlukan dalam menentukan jumlah sampel masyarakat
untuk penyebaran kuesioner guna mengidentifikasi
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 4

3.2 Identifikasi Karakteristik Permukiman Kumuh lebih besar daripada tingkat pendapatan yang diperoleh oleh
A. Karakteristik Sosial responden.
Berdasarkan jenjang usia, sebagian besar masyarakat di C. Karakteristik Fisik
permukiman kumuh Wilayah Kecamatan Semampir Karakteristik permukiman kumuh di Wilayah Kecamatan
merupakan masyarakat di jenjang usia produktif. Terlihat dari Semampir terlihat dari masih banyaknya bangunan rumah
jenjang usia responden yang paling banyak berada di jenjang warga yang semi permansen, telihat dari sebanyak 42%
usia 40-44 tahun, sebesar 21%. Diikuti oleh jenjang usia di berdinding ½ papan-1/2 tembok, lantai berupa semen sebanyak
atas 55 tahun sebanyak 16%, jenjang usia 35-39 tahun sebesar 62%, dan beratap genteng tua sebanyak 81%. Untuk
15%, jenjang usia 30-34 tahun sebesar 14%, jenjang usia 45- kebutuhan air bersih, sebagian besar terpenuhi melalui sumur
49 tahun 12%, jenjang usia 25-29 tahun 10%, jenjang usia 50- timba atau sumur pompa sebanyak 49%, sedangkan prasarana
54 tahun sebanyak 9%, dan yang paling kecil adalah 20-24 persampahan sudah cukup baik karena sebanyak 54%
tahun sebanyak 3%. responden sudah memiliki prasarana persampahan pribadi.
Berdasarkan tingkat pendidikan, dapat dikatakan bahwa Untuk prasarana sanitasi, sebanyak 34% menggunakan kamar
tingkat masyarakat permukiman kumuh di Wilayah Kecamatan mandi umum dan sebanyak 61% responden menggunakan WC
Semampir masih cukup rendah, Hal ini terlihat dari masih umum. Prasarana drainase dan aksesbilitas di permukiman
banyaknya responden yang tidak bersekolah dengan jumlah kumuh Wilayah Kecamatan Semampir dapat dikatakan kurang
18%, putus sekolah di tingkat SD, yaitu sebanyak 14% dan baik, karena sebanyak 56% responden mengatakan drainase
yang paling banyak adalah lulusan SD dengan persentase 39%. yang tersedia kurang berfungsi dan menyebabkan banjir,
Untuk lama tinggal, sebanyak 62% responden tinggal di sedangkan untuk aksesbilitas sebanyak 68% responden
permukiman tersebut selama lebih 25 tahun, sehingga dapat menyatakan kondisi aksesbilitas rusak.
dikatakan permukiman kumuh di Wilayah Kecamatan
Semampir bukanlah kawasan permukiman kumuh baru. 3.3 Indentifikasi Bentuk Partisipasi Masyarakat
Hampir seluruh masyarakat (91%) sudah memiliki KTP A. Tahap Perencanaan
Surabaya. Dan berdasarkan asal daerah sebanyak 52% Pada tahap ini sebanyak 72% responden masyarakat tidak
responden mengaku berasal dari Surabaya, 35% dari Madura terlibat perencanaan program, sedangkan sisanya ada yang
dan sisanya berasal dari daerah di sekitar Pulau Jawa seperti berpartisipasi melalui pikiran, barang, dan representatif. Hal
Solo, Madiun, Nganjuk, Jogja, Jakarta, Semarang, dan daerah ini dikarenakan dalam penyusunan program secara garis besar
laiinnya. memang sudah ditentukan oleh pemerintah. Untuk pelaksanaan
B. Karakteristik Ekonomi program di lapangan sendiri, pemerintah menyediakan sebuah
Berdasarkan jenis pekejaan, maka dapat diketahui bahwa BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat), yang berfungsi
wirausaha merupakan jenis pekerjaan yang paling dominan sebagai koordinator dan sarana informasi untuk program.
diantara yang lain yaitu sebesar 23% responden. Jenis B. Tahap Pelaksanaan
pekerjaan terbanyak selanjutnya yaitu becak, pegawai swasta, Teridentifikasi bentuk partisipasi berupa partisipasi tenaga
dan kuli, dengan jumlah masing-masing 17%, 15%, dan 14%. dengan jumlah paling banyak yaitu 65%, kemudian barang
Meskipun sebagian besar responden memiliki pekerjaan, baik 22%, uang 6%, pikiran 3%, dan perwakilan 1%, sisanya yaitu
pekerjaan tetap ataupun tidak tetap, jumlah responden yang 3% tidak berpartisipasi.
tidak bekerja juga masih cukup banyak yaitu sebanyak 18%. C. Tahap Pemeliharaan.
Sebagian besar responden yang tidak memiliki pekerjaan Pada tahap pemeliharaan bentuk partisipasi yang paling
biasanya merupakan kaum wanita yang hanya berperan sebagai besar yaitu patisipasi tenaga melalui kerja bakti yaitu sebanyak
ibu rumah tangga. 86%, kemudian partisipasi uang dan pikiran dengan masing-
Berdasarkan tingkat pendapatan pendapatan total keluarga masing sebanyak 5%, 1 % partisipasi barang dan sisanya 3%
sebagian besar berada pada kelompok pendapatan antara Rp tidak berpartisipasi.
750.000-Rp 1.000.000 yaitu sebesar 27%. Untuk kelompok
pendapatan yang berada di atas batas Upah Minimum 3.4 Analisis Keterkaitan Antara Karakteristik Masyarakat
Regional (UMR) Kota Surabaya dengan nilai Rp 1.250.000, dengan Bentuk Partisipasi
jumlahnya hanya sebanyak 22%. Sedangkan untuk rata-rata Dari hasil analisis keterkaitan antara karekteristik
pendapatan keluarga di permukiman kumuh Wilayah masyarakat dengan bentuk partisipasi, didapatkan bahwa tidak
Kecamatan Semampir adalah Rp 1.049.000 tiap bulannya. semua kerakteristik masyarakat yang disebutkan teori
Berdasarkan data yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa berpengaruh terhadap bentuk partisipasi di tiap tahap program
sebagian besar masyarakat di permukiman kumuh Wilayah penataan yang pernah dilakukan yang ada di masyarakat
Kecamatan Semampir memiliki tingkat pendapatan yang masih permukiman kumuh di Wilayah Kecamatan Semampir.
cukup jauh di bawah dari UMR Kota Surabaya, sehingga A. Tahap Perencanaan
mempengaruhi kualitas hidup masyarakat. Karakteristik masyarakat yang mempengaruhi :
Berdasarkan tingkat pengeluaran masyarakat diketahui 1. Pendidikan : Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat,
bahwa kelompok pengeluaran responden yang paling besar ada kecenderungan semakin banyak masyarakat yang
adalah pada kelompok pengeluaran Rp 750.000-Rp 1.000.000 berpartisipasi melalui pikiran.
yaitu sebanyak 36%. Dibandingkan dengan data pendapatan 2. Pekerjaan : Mempengaruhi dari segi ketersediaan waktu dan
yang ada, sebagian besar memiliki tingkat pengeluaran yang kondisi perekonomian masyarakat.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 5

3. Pendapatan : Semakin tinggi tingkat pendapatan masyarakat, Tahap Perencanaan


ada kecenderungan masyarakat lebih memilih berpartisipasi 1) Pemberian sosialisasi dan penyuluhan secara intens
melelui barang dan uang. khususnya pada masyarakat dengan tingkat pendidikan
B. Tahap Pelaksanaan rendah akan pentingnya partisipasi, kejelasan program
Karakteristik yang mempengaruhi : dan edukasi tentang lingkungan yang sehat oleh ketua
1. Pendidikan : Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, RT/RW dan dinas terkait.
ada kecenderungan semakin banyak masyarakat yang 2) Memberikan kesempatan masyakat untuk terlibat secara
berpartisipasi melalui pikiran. seluas-luasnya baik dalam pendanaan bagi masyarakat
2. Pendapatan : Semakin tinggi tingkat pendapatan masyarakat, yang mampu, pikiran dan tenaga sesuai dengan keahlian
ada kecenderungan masyarakat lebih memilih berpartisipasi pekerjaan sehari-hari masyarakat, dan bentuk partisipasi
melelui barang dan uang. lain yang dapat diberikan masyarakat dan membuat
3. Pengeluaran : Erat kaitannya dengan kondisi pendapatan. keputusan dalam program.
Ada kecenderungan semakin besar pengeluaran, maka 3) Menyediakan dan mengoptimalkan lembaga seperti BKM
semakin besar pula pendapatan masyarakat. yang berperan secara baik dalam menampung aspirasi.
C. Tahap Pemeliharaan Tahap Pelaksanaan
Karakteristik masyarakat yang mempengaruhi : 1) Memberikan fasilitas kepada masyarakat baik berupa
1. Usia : Semakin tua usia masyarakat, semakin membatasi pendanaan ataupun tenaga konsultan untuk memudahkan
kemampuan fisik, sehingga ada sebagian kecil masyarakat proses pelaksanaan program.
yang tidak berpartisipasi dalam pemeliharaan. 2) Pemberian sosialisasi mengenai proses pelaksanaan
2. Pendidikan : Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, program kepada masyarakat untuk menstimulasi
ada kecenderungan semakin banyak masyarakat yang keinginan berpartisipasi oleh ketua BKM.
berpartisipasi melalui pikiran. 3) Konsistensi pelaksanaan yang sesuai dengan hasil
3. Pengeluaran : Erat kaitannya dengan kondisi pendapatan. keputusan program yang dibuat melalui perencanaan
Ada kecenderungan semakin besar pengeluaran, maka partisipatif yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
semakin besar pula pendapatan masyarakat. Maka bagi KK masyarakat.
dengan pengeluaran besar, bentuk partisipasi yang dilakukan 4) Mengoptimalkan bentuk partisipasi yang paling dominan
semakin beragam. di masyarakat yaitu tenaga dengan melibatkan
4. Lama tinggal : Semakin lama masyarakat tinggal di masyarakat sebagai tenaga kerja utama dalam
permukiman tersebut, semakin besar rass memiliki akan pelaksanaan perbaikan lingkungan.
lingkungannya sehingga masyarakat lebih mau memelihara Tahap Pemeliharaan
hasil program. 1) Memberikan sosialisasi dan informasi secara intens
khususnya pada masyarakat dengan tingkat pendidikan
3.5 Identifikasi Perbaikan Lingkungan Kumuh yang Harus rendah mengenai pentingnya menjaga hasil program oleh
Dilakukan Sesuai Kebutuhan Masyarakat tokoh masyarakat dan ketua RT/RW.
Dari hasil analisis, perbaikan lingkungan yang paling 2) Memberikan hak penuh kepada masyarakat untuk
diinginkan dan diperlukan masyarakat permukiman kumuh memanfaatkan dan mengatur pemeliharaan hasil program
Wilayah Kecamatan Semampir adalah prasarana drainase sesuai dengan swadaya masyarakat di Wilayah
dengan banyak responden yang memilih yaitu 78 responden Kecamatan Semampir seperti tenaga bagi masyarakat di
dari 100 responden, yang kedua yaitu prasarana aksesbilitas usia produktif, atau pendanaan bagi masyarakat dengan
dengan jumlah responden yang memilih sebanyak 76 pendapatan lebih.
responden, dan terakhir yaitu prasarana sanitasi umum dengan 3) Melibatkan masyarakat pendatang baru di permukiman
jumlah responden yang memilih yaitu 61 responden. kumuh Wilayah Kecamatan Semampir untuk terlibat
dalam kerja bakti pemeliharaan dan sebagai fungsi
3.6 Analisis Arahan Penataan Lingkungan Permukiman kontrol dari pihak masyarakat sendiri.
Kumuh di Wilayah Kecamatan Semampir 4) Memberdayakan peran lembaga BKM secara lebih lagi
Berdasarkan hasil analisis triangulasi di atas didapatkan dalam melakukan evaluasi rutin dalam mengontrol
arahan yang dapat dibagi menjadi dua yaitu arahan untuk pemeliharaan hasil program.
peningkatan partisipasi masyarakat dan arahan penataan
lingkungan permukiman kumuh melalui pendekatan B. Arahan Penataan Lingkungan Permukiman
partisipasi. Penjelasan dari masing-masing arahan adalah Kumuh Melalui Pendekatan Partisipasi
sebagai berikut : 1) Perlu adanya upaya perbaikan fisik drainase dengan
A. Arahan Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam pemeliharaan drainase yang sudah ada dengan melakukan
Tiap Tahap Program Penataan. pengerukan sampah yang menghambat aliran air,
Arahan ini dikelompokkan pada masing-masing tahap penambahan saluran drainase di titik yang belum tersedia
program yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap dan pengadaan sistem drainase yang terintegrasi, dimana
pemeliharaan. pemerintah yang memfasilitasi baik secara dana dan
barang, sedangkan pelaksanaannya dilakukan oleh
masyarakat.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 6

2) Perlu adanya perbaikan kondisi aksesbilitas dengan memiliki penghasilan rata-rata di bawah UMR Kota
melakukan pengerasan jalan pada jalan yang masih Surabaya, dan pekerjaannya didominasi pekerjaan tidak tetap.
berupa jalan tanah, perbaikan pada jalan yang rusak dan Untuk bentuk partisipasi masyarakat dalam program terdahulu,
berlubang, dimana pemerintah memfasilitasi sesuai didapatkan pada tahap perencanaan sebagian besar masyarakat
dengan keinginan masyarakat dan pelaksanaannya tidak terlibat dalam perencanaan; pada tahap pelaksanaan
diserahkan sepenuhnya kepada masyarakat. bentuk partisipasinya berupa tenaga, pikiran, uang, barang, dan
3) Perlu perbaikan sanitasi yang tidak layak dengan representatif; sedangkan tahap pemeliharaan bentuk partisipasi
melibatkan masyarakat dalam pelaksanaannya. didominasi oleh partisipasi tenaga, sedangkan sisanya
partisipasi pikiran, uang, dan barang. Analisis korelasi
Berdasarkan arahan yang dihasilkan dalam analisis Crosstabs menghasilkan karakteristik yang dapat
triangulasi yang dilakukan, maka dapat disimpulkan mempengaruhi bentuk partisipasi pada tahap perencanaan
pembagian tanggung jawab antara pemerintah dengan yaitu pendidikan, pendapatan dan pekerjaan; pada tahap
mayarakat dalam penataan lingkungan permukiman kumuh di pelaksanaan dipengaruhi oleh pendidikan, pendapatan dan
Wilayah Kecamatan Semampir dengan pendekatan partisipasi pengeluaran; sedangkan pada tahap pemeliharaan dipengaruhi
adalah sebagai berikut : oleh usia, pendidikan, pengeluaran dan lama tinggal. Untuk
Tanggung Jawab Pihak Pemerintah : bentuk perbaikan yang diinginkan masyarakat, didapatkan tiga
1) Memfasilitasi pelaksanaan program dengan memberikan prioritas yaitu prasarana drainase, aksesbiltas dan sanitasi.
pendanaan dan bantuan tenaga konsultan untuk Dari hasil keseluruhan analisis, dilakukan analisis triangulasi
membantu masyarakat dalam hal teknis pembangunan. dengan hasil berupa arahan peningkatan bentuk partisipasi
2) Melakukan pengontrolan secara rutin dan berkelanjutan masyarakat pada tiap tahap program penataan dan arahan
terhadap fungsi dan kinerja BKM yang sudah dibuat di penataan lingkungan permukiman kumuh Wilayah Kecamatan
masing-masing kelurahan. Semampir melalui pendekatan partisipasi.
3) Memberikan sosialisasi tentang program yang
dilaksanakan dan penyuluhan tentang lingkungan yang
UCAPAN TERIMA KASIH
sehat dan pentingnya partisipasi kepada masyarakat agar
masyarakat mau bekerja sama dalam membentuk Penulis D.C.B. mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
lingkungan yang sehat di permukimannya. kepada Ibu Rulli Pratiwi Setiawan, ST, MSc sebagai dosen
Tanggung Jawab Pihak Masyarakat : pembimbing yang telah memberikan saran dan masukan untuk
1) Menentukan dan membuat keputusan bentuk perbaikan penlitian ini, kepada Bapak Prananda Navitas ST, M.Sc,
yang paling prioritas bagi lingkungannya. Bapak Putu Gde Ariastita, ST, MT., dan Bapak Ardy Maulidy
2) Bertanggung jawab sebagai pelaksana kegiatan atau Navastara. ST, MT. selaku dosen PWK ITS yang juga
tenaga kerja utama dalam pelaksanaan perbaikan memberikan masukan pada penelitian ini. Serta Dinas
lingkungan yang dibutuhkan yaitu prasarana drainase, Bappeko, Dinas PU Bina Marga, pihak pemerintahan
aksesbilitas, dan sanitasi umum. Kelurahan Ujung dan Kelurahan Wonokusumo yang
3) Memberikan sumber daya sesuai sumber daya utama yang membanntu pengumpulan data terkait.
dimiliki oleh masyarakat permukiman kumuh di Wilayah
Kecamatan Semampir, antara lain yaitu : DAFTAR PUSTAKA
a. Tenaga bagi masyarakat di usia produktif ataupun
[1] Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan
masyarakat dengan keterbatasan ekonomi dan Permukiman Daerah Kota Surabaya Tahun 2008-2018
pendidikan. [2] Setijanti, P. (2010). Seminar Nasional Perumahan Permukiman dalam
b. Pendanaan swadaya bagi masyrakat yang mampu. Pembangunan Kota 2010. Upaya Penanganan Kawasan Permukiman
c. Pikiran atau keahlian sesuai jenis pekerjaan harian Kumuh Nelayan Pulau Baai Kota Bengkulu. Surabaya: Jurusan
Arsitesitektur Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
masyarakat atau bagi masyarakat yang sudah lama [3] Sudriamunawar, H. (2006). Kepemimpinan, Peran Serta dan
tinggal di wilayah tersebut (tokoh masyarakat). Produktivitas. Bandung: Mandar Maju.
4) Bertanggung jawab penuh dalam pemeliharaan hasil [4] Slamet, Y. (1994). Pembangunan Masyarakat Berwawasan Partisipasi.
sebagai pengatur penggunaan dan pemeliharaan baik dari Surakarta: Penerbit Sebelas Maret University Press (UNS Press)
[5] Holil, S. (1980). Partisipasi Sosial dalam Usaha Kesejahteraan Sosial.
aspek pendanaan dan tenaga kerja pemeliharaan.
Bandung.
5) Bertanggung jawab sebagai evaluator dalam menilai hasil
kinerjanya sendiri baik dalam pelaksanaan dan
pemeliharaan hasil program.

V. KESIMPULAN/RINGKASAN
Hasil dari analisis deskriptif kuantitatif didapatkan
karakteristik masyarakat dari segi sosial sebagian besar
merupakan masyarakat usia produktif, dengan tingkat
pendidikan rendah, dan sudah menempati wilayah tersebut
lebih dari 25 tahun. Dari segi ekonomi, masyarakat disana

Anda mungkin juga menyukai