Partisipasi masyarakat merupakan salah satu proses terutama diare dan demam berdarah akibat pengaruh kualitas
pembangunan masyarakat dengan melibatkan masyarakat dalam lingkungan dan air yang buruk .Hal ini dibuktikan dengan
prosesnya. Rendahnya keterlibatan masyarakat di Kelurahan tingginya angka jumlah penduduk yang menderita penyakit
Putat Jaya dalam perbaikan sanitasi terlihat dari tingginya DBD dan diare. Kelurahan Putat Jaya menduduki jumlah
jumlah penduduk dan minimnya sarana sanitasi di Kelurahan
penduduk tertinggi kedua di Surabaya terkait kasus DBD dan
Putat Jaya yang menyebabkan terganggunya kesehatan.
Kelurahan Putat Jaya merupakan salah satu Kelurahan yang
menjadi salah satu wilayah endemis DBD di Surabaya
menduduki peringkat kedua jumlah penduduk tertinggi yang berdasarkan [3]. Secara keseluruhan telah terdapat program
terserang DBD dan merupakan salah satu kawasan endemic di terkait sanitasi lingkungan yaitu program Sanitasi Total
Kota Surabaya. Tujuan penulisan ini merumuskan arahan Berbasis Masyarakat (STBM) dengan melibatkan masyarakat
peningkatan partisipasi masyarakat dalam perbaikan sanitasi di kelurahan Putat Jaya [4]. Program STBM di Kelurahan
permukiman di Kelurahan Putat Jaya. Penggunaan metode Putat Jaya terfokus pada 8 RW dikarenakan memiliki
penelitian yang digunakan terbagi menjadi 3 tahapan identitikasi permasalahan sanitasi yang paling buruk, yaitu RW II, III, IV,
tingkat partisipasi menggunakan skoring dan pembobotan, V, VII, VIII, IX, dan XI. Program STBM yang menjelaskan
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi
bahwa selama kurun waktu tahun 2013-2014 pembangunan
masyarakat dalam perbaikan sanitasi permukiman menggunakan
analisis RCA dengan diagram fishbone, dan arahan peningkatan
jamban hanya terbangun 18 jamban sehat dimana presentase
partisipasi masyarakat menggunakan analisis deskriptif hanya sebesar 25% jamban sehat yang terbangun. Rendahnya
kualitatif. Hasil Tingkat partisipasi di Kelurahan Putat Jaya partisipasi masyarakat dalam perbaikan sanitasi berdampak
terbagi menjadi 3 tingkat pada 8 RW prioritas. Tingkat terhadap rendahnya kualitas lingkungan dan meningkatnya
partisipasi di dominasi oleh pemberian informasi dengan jumlah jumlah penduduk di kawasan studi yang terkena DBD.
6 RW, sedangkan tingkatan paling tinggi yaitu konsultasi berada Berdasarkan hal itu, maka tujuan penelitian ini yaitu untuk
pada RW IV dan paling rendah yaitu therapy pada RW II. mengetahui peningkatan partisipasi masyarakat dalam
perbaikan sanitasi permukiman di Kelurahan Putat Jaya.
Kata Kunci—Sanitasi Permukiman, Perbaikan, Peningkatan Dalam mengetahui tujuan penelitian tersebut, terdapat
Partisipasi Masyarakat.
beberapa sasaran yang dilakukan yaitu (1) mengidentifikasi
tingkat partisipasi masyarakat, (2) menganalisis untuk
I. PENDAHULUAN mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
P ARTISIPASI masyarakat memiliki peranan penting dalam peningkatan partisipasi masyarakat sehingga dapat dilakukan
perumusan (3) arahan peningkatan partisipasi masyarakat di
upaya meningkatkan proses belajar masyarakat. Saat ini
Kelurahan Putat Jaya dalam perbaikan sanitasi permukiman
pembangunan berbasis masyarakat banyak dilakukan oleh
yang sesuai.
pemerintah, hal ini dikarenakan pengaruh masyarakat yang
cukup besar dalam mensukseskan program-program tersebut.
Akan tetapi, tidak semua program berbasis peran serta II. METODE PENELITIAN
masyarakat yang dilakukan oleh pemerintah memberikan hasil 2.1 Pendekatan Penelitian dan Variabel Penelitian
yang maksimal. Hal ini dikarenakan kurangan penekanan
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dalam hal kemandirian masyarakat itu sendiri yang mengelola
dengan menggunakan pendekatan positivistik. Pendekatan
dan menggorganisasi sumber-sumber lokal baik yang bersifat
positivistik yaitu dengan menggunakan realita yang ada
materiil, pikiran, maupun tenaga hal ini disebutkan oleh sebanyak-banyaknya (observed facts).
Slamet dalam [1] Variabel penelitian merupakan faktor yang akan menjadi
Kelurahan Putat Jaya merupakan salah satu kelurahan di obyek pengamatan dalam proses penelitian ini. Berdasarkan
Kecamatan Sawahan yang memiliki tingkat risiko tinggi terkait tinjauan pustaka dan pendahuluan didapatkan beberapa
dengan permasalahan sanitasi. Menurut [2] buruknya sanitasi indikator dan variabel yang akan digunakan dalam proses
permukiman berdampak terhadap tingkat kesehatan analisa.
masyarakat sehingga memunculkan permasalahan penyakit
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-145
8. Lama Tinggal
Akar
Masalah Masalah Akar
Beberapa program lebih Pengaruh rendahnya Tingginya mobilisasi Berdampak terhadap status
menekankan terhadap pendapatan masyarakat Masalah Akar
penduduk mengakibatkan hunian seseorang terkait
kontribusi berupa biaya banyaknya penduduk yang dengan kontribusi iuran 1
Masalah
berubanisasi
masyarakat terkait dampak buruk BABS (Buang Air Penerapan sistem transparansi pembiayaan termasuk
Besar Sembarangan) terhadap kesehatan. dalam kompoisisi pembiayaam antara masyarakat
Pemberian Informasi (RW RW III, RW V, RW VII, dengan pemerintah selaku pembayar utama dalam
RW VIII, RW IX, RW XI) pembangunan terkait dana program sanitasi di
Peningkatan peranan para tokoh masyarakat dalam lingkungan permukiman.
memberikan contoh yang baik.
Konsultasi (RW IV) e. Waktu penyelenggaraan sosialisasi
Penguatan kelembagaan dengan pendekatan terhadap Therapy (RW II)
masyarakat agar dapat terbiasa dalam mengeluarkan Menyesuaikan waktu ibu-ibu untuk mengikuti kegiatan
pendapat sosialisasi hal ini mengingat jumlah penduduk
perempuan pada ke-8 RW proritas didominasi pada
b. Keterlibatan akan adanya keuntungan RW II
Therapy (RW II) Pemberian Informasi (RW RW III, RW V, RW VII,
Pemberian insentif berupa uang atau bahan- bahan RW VIII, RW IX, RW XI)
pokok bagi masyarakat yang berperan aktif dalam Manajemen waktu yang disesuaikan dengan mata
dalam kegiatan perbaikan sanitasi permukiman di pencaharian penduduk.
lingkungan ini. Konsultasi (RW IV)
Pemberian Informasi (RW RW III, RW V, RW VII, Membagi jadwal kegiatan sosialisasi menjadi beberapa
RW VIII, RW IX, RW XI) bagian dalam waktu seminggu dengan pilihan waktu
Pembentukan kelompok kelembagaan swadaya dan jam disesuaikan oleh masyarakat.
masyarakat dalam meningkatkan peran Kader PKK di
Kelurahan Putat Jaya f. Pengaruh lama tinggal dengan attacahment place
Konsultasi (RW IV) (kepedulian) terhadap lokasi yang ditinggali
Pemberian bekal keterampilan setelah melakukan Therapy (RW II) dan Pemberian Informasi (RW RW
kegiatan kegiatan sosialisasi khususnya ibu-ibu dalam III, RW V, RW VII, RW VIII, RW IX, RW XI)
meningkatkan keterampilan dalam membentuk ide Pemberdayaan masyarakat pendatang terutama
kreatif. perempuan melalui pembentukan tokoh masyarakat
yang melibatkan pendatang baru untuk lebih banyak
c. Penyampaian informasi yang sering dilakukan hanya berkegiatan.
berupa komunikasi satu arah Konsultasi (RW IV)
Therapy (RW II) Meningkatkan kegiatan kumpul-kumpul warga
Penggunaan media dalam kegiatan sosialisasi salah (mengumpulkan masyarakat pendatang dan baru) untuk
satunya dengan menggunakan animasi-animasi dalam merekatkan keguyuban mereka, salah satunya dengan
menarik perharian masyarakat. kegiatan kerja bakti dalam bersih-bersih lingkungan
Pemberian Informasi (RW RW III, RW V, RW VII, sekitar dengan melibatkan warga masyarakat baru
RW VIII, RW IX, RW XI)
Menempelkan poster yang bertuliskan slogan-slogan
IV. KESIMPULAN
larangan buang air besar ada lokasi yang sering
digunakan masyarakat untuk BABS. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan maka dapat
Konsultasi (RW IV) disimpulkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat dalam
Peningkatan pemberdayaan terhadap tokoh masyarakat perbaikan sanitasi permukiman di Kelurahan Putat Jaya terdiri
agar dapat membantu kader program dalam dari 3 tingkatan yaitu tingkat tingkat partisipasi yang paling
mensosialisasikan program dengan efektif dan dapat rendah adalah therapi (RW II) didominasi oleh tingkat
diterima oleh masyarakat. partisipasi pemberian informasi (RW RW III, RW V, RW VII,
RW VIII, RW IX, RW XI) dan paling tinggi adalah tingkat
d. Pembiayaan iuran sumbangan yang dikeluarkan partisipasi konsultasi (RW IV). Jaring ide/pendapat
Therapy (RW II) masyarakat yang dilakukan tidak banyak diperhitungkan dalam
Membebaskan pembiayaan iuran sumbangan bagi penyusunan kegiatan/program.
masyarakat yang tidak mampu dengan keterangan surat Berdasarkan analisis penemuan faktor yang
rekomendasi dari tokoh masyarakat. menyebabkan rendahnya partisipasi menggunakan RCA (Root
Pemberian Informasi (RW RW III, RW V, RW VII, Cause Analisys) dengan metode fishbone diagram didapatkan
RW VIII, RW IX, RW XI) faktor akar permasalahan yaitu pengaruh budaya masyarakat,
Peningkatan peran pemerintah dalam penyediaan keterlibatan akan adanya keuntungan, penyampaian informasi
program perbaikan sanitasi permukiman dengan yang sering dilakukan berupa komunikasi satu arah,
memberikan kesepakatan akan biaya yang harus pembiayaan iuran sumbangan yang dikeluarkan, waktu
dikeluarkan. penyelenggaraan sosialisasi, dan pengaruh tingkat lama tinggal
Konsultasi (RW IV) terhadap attacahment place (kepedulian) terhadap lokasi yang
ditinggali. Sehingga, arahan peningkatan partisipasi
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-149
DAFTAR PUSTAKA
[1] Sutami, 2009.Partisipasi Masyarakat Pada Pembangunan Prasarana
Lingkungan Melalui Progra, PPMK Kelurahan Marunda
[2] Soedjadi, Keman (2005) Kesehatan Perumahan dan Lingkungan
Pemukiman. Bagian Kesehatan Lingkungan Masyarakat, UNAIR.
Surabaya.
[3] Admin. 2013. Kabargress.com. High Five ajak lima kelurahan
kampanyekan sanitasi. http://www.ampl.or.id/digilib/read/85-high-five-
ajak-lima-kelurahan-kampanyekan-sanitasi/48753
[4] Admin. 2013. Kominfo Jatim. Permasalahan Sanitasi Kelurahan Putat
Jaya. http://kominfo.jatimprov.go.id/
[5] Notoatmojo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta; PT
Rineka Cipta.
[6] Pamungkas, Adjie; Idajati, Hertiari. 2014. Mentoring Efektivitas
Participatory Planning Berbasis Online di Kecamatan Kenjeran.
Surabaya
[7] Rahmawati, Dian; Martadwiparani, Hesti. 2013. Content Analysis
Dalam Identifikasi Karakteristik Ekonomi Masyarakat Brondong,
Kabupaten Lamongan . 2013.
[8] Nasution. 2003. Metode Reasearch, Jakarta; PT. Bumi Aksara.