Anda di halaman 1dari 9

Wacana Vol. 19, No.

3 (2016) ISSN : 1411-0199


E-ISSN : 2338-1884

Program Urban Farming Sebagai Model Penanggulangan


Kemiskinan Masyarakat Perkotaan
(Studi Kasus di Kelompok Tani Kelurahan Keputih
Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya)
Wahida Junainah1*, Sanggar Kanto2, Soenyono3
1Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya
2Dosen Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya
3Dosen Pascasarjana, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya

Abstrak
Program Urban Farming adalah salah satu program dari Dinas Pertanian yang bertujuan untuk membantu masyarakat miskin
dalam memenuhi konsumsi makanan yang bergizi dan untuk mengurangi pengeluaran keluarga. Dalam pelaksanaannya ada
petugas pendamping teknis yang biasa disebut tenaga PPL. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi
kasus yang mengambil lokus di Kelompok Tani Tegal Makmur Kelurahan Keputih. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui bagaimana praktik sosial yang terjadi pada implementasi program ini dan bagaimana partisipasi kelompok
tani dalam proses perencanan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi. Oleh karena itu peneliti menggunakan Teori
Strukturasi Anthony Giddens, konsep partisipasi dan konsep pengembangan masyarakat dalam mengupas dan
menganalisanya. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa masih adanya kekurangan dari struktur dalam implementasi
program ini yaitu terdapat kendala minimnya air untuk kegiatan urban farming terutama disaat musim kemarau dan teknik
pertanian yang diterapkan belum sesuai dengan kondisi wilayah RW VIII Kelurahan Keputih. Dilihat dari konsep partisipasi
agent juga belum dilibatkan saat proses perencanaan program atau bisa dikatakan bahwa program ini bersifat Top Down.
Namun meskipun program ini belum berdampak nyata terhadap pengentasan kemiskinan pada Kelompok Tani Tegal Makmur
RW VIII Kelurahan Keputih, program ini bisa dikatakan berhasil sekitar 60%. Hal ini antara lain disebabkan oleh antusias
Kelompok Tani (agent) dalam menjalankan program ini dan didorong oleh PPL yang juga sangat antusias membantu kelompok
tani.

Kata Kunci : Program Urban Farming, Kelompok Tani Miskin, Teori Strukturasi

Abstract
The urban farming program is one program of the Department of Agriculture to help the poor in meeting the consumption of
nutritious foods and to reduce family expenses. In practice there are technical escort officers commonly called PPL officer. This
is a qualitative research with case study approach that takes the locus in Tegal Makmur Farmer Groups at Keputih Village.
The purpose of this research was to determine how social practices that occur in the implementation of this program and how
the participation of farmers' groups in the planning, implementation, monitoring and evaluation process. Therefore,
researchers use Anthony Giddens Structuration theory, participation concept and also community development concept in
peeling and analyze it. The results of this research show that there is still a shortage of structures in the implementation of
this program which is the lack of water that become obstacles to urban farming activities, especially when drought and also
farming techniques applied are not suitable with the conditions of RW VIII Keputih Village. Judging from the participation
concept, agent are not involved in the planning program or can be said that this is a top down program. However, although
the program not yet have a real impact on poverty reduction in Tegal Makmur Farmers Group of RW VIII Keputih Village, this
program is successful about 60%. This is partly due to the enthusiastic from farmer groups (agent) in carrying out this program
and also encouraged by the PPL that very enthusiastic to help the farmer groups.

Keywords : urban farming program, poor farmers group, structuration theory

PENDAHULUAN lahan yang menghasilkan atau produktif, bersih dan


Dinas Pertanian melalui Seksi Tanaman hijau. Melalui kegiatan bimbingan teknis dan
Pangan dan Holtikultura berusaha menepis penyuluhan yang telah dilakukan oleh Petugas
anggapan masyarakat kota yang selama ini Penyuluh Lapangan (PPL) Dinas Pertanian berusaha
menganggap tidak mungkin pertanian dilaksanakan mendorong, memotivasi masyarakat miskin
di lahan perkotaan yang sempit dan kotor menjadi perkotaan untuk melakukan gerakan lingkungan

Alamat Korespondensi Penulis:


Wahida Junainah
Email : wahidajunainah@gmail.com
Alamat : Manyar Sabrangan 93 Surabaya

148
Program Urban Farming Sebagai Model Penanggulangan Kemiskinan (Junainah, et al.)

hijau melalui Program Urban Farming yang kriteria-kriteria tertentu [2]. Adapun Informan
bertujuan disamping untuk mencukupi kebutuhan dalam penelitian ini antara lain Ketua Kelompok
pangan sehari-hari juga untuk menciptakan Tani, PPL Dinas Pertanian, Kepala Seksi Tanaman
lapangan kerja baru sektor non formal. Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Kasie
Surabaya merupakan kota terbesar kedua di Kesra Kelurahan dan salah satu anggota Kelompok
Indonesia. Sebagai kota besar tak mungkin Tani.
mengelak dari persoalan pertanahan dan problem Kualitas data dan ketepatan metode yang
disorganisasi sosial. Banyak masyarakat sekitar Kota digunakan sangat penting dalam penelitian sosial.
Surabaya yang berusaha mencari peruntungan di Untuk itu peneliti menggunakan derajat
kota ini. Perkembangan penduduk terutama akibat kepercayaan (credibility) dan uji kebergantungan
arus urbanisasi yang pesat (over urbanization) dan (dependability) dalam menguji hasil penelitian ini.
arah perkembangan kota yang cenderung hanya Adapun untuk analisa data menggunakan
mengejar kemajuan ekonomi adalah awal mula teknik menurut [3] dimana dalam menganalisa data
munculnya berbagai persoalan di kota besar seperti terdiri dari 4 komponen yaitu Pengumpulan data,
Surabaya [1]. Arus Urbanisasi terus saja mengalir kondensasi data, display data dan penarikan
hingga saat ini yang mana hal ini menimbulkan kesimpulan dan verifikasi.
banyak masalah yang timbul sebagai dampak
urbanisasi seperti pengangguran, kemiskinan, HASIL DAN PEMBAHASAN
kurang gizi, kriminalitas, pertumbuhan penduduk Deskripsi Wilayah Penelitian
yang tinggi, kepadatan penduduk, timbulnya Kelurahan Keputih terletak di ujung Timur
bangunan-bangunan liar, kurangnya lapangan Kota Surabaya yang mana batas Timur adalah laut,
pekerjaan dan meningkatnya jumlah kebutuhan Utara berbatasan dengan Kelurahan Kejawan Putih
bahan makanan pokok. Tambak, Selatan dengan Kelurahan Semampir dan
Program Urban Farming pada Kelompok Tani Barat dengan Kelurahan Klampis Ngasem. Melihat
Kelurahan Keputih ini merupakan salah satu kasus letaknya yang merupakan lokus yang paling ujung
praktik sosial yang didalamnya terdapat relasi yang dari Surabaya Timur, di Kelurahan Keputih terdapat
saling terkait antara agent dan struktur (agency lahan yang cukup luas yang belum dimanfaatkan
and structure) yang terjadi sepanjang ruang dan seperti lahan tidur dan rawa-rawa yang merupakan
waktu yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan perbatasan area laut dan darat. Sebagai wilayah
bahan pangan masyarakat miskin dan pemenuhan perkotaan, rumah tangga yang berusaha di bidang
kebutuhan lapangan pekerjaan di sektor non pertanian makin lama makin sedikit. Seperti yang
formal. Teori strukturasi dari Anthony Giddens ditunjukkan oleh hasil Sensus Pertanian yang
dapat digunakan untuk menjelaskan praktik-praktik dilakukan BPS tahun 2003 jumlah rumah tangga
sosial yang ada di Program Urban Farming ini yang tani di Kecamatan Sukolilo menunjukkan angka 735
mana dalam teori tersebut dijelaskan relasi antara rumah tangga. Angka ini menurun sangat tajam
agen dan struktur. Dimana penerima program sebesar 60,68% jika dibandingkan hasil sensus
sebagai agent sedangkan program itu sendiri Pertanian tahun 2013 yang menunjukkan angka 289
berperan sebagai struktur. Adapun kegiatan di rumah tangga. Angka diatas juga berbanding lurus
dalam pelaksanaan program tersebut disebut dengan angka hasil sensus pertanian kota Surabaya,
sebagai agency. yang menunjukkan bahwa rumah tangga usaha
pertanian untuk tanaman holtikultura yaitu 3.599
METODE PENELITIAN rumah tangga pada tahun 2003 menjadi 1.900
Penelitian ini menggunakan metode rumah tangga pada tahun 2013 (menurun 47,21%).
kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Peneliti Melihat data seperti ini maka Dinas Pertanian
memilih Kelompok Tani Tegal Makmur Kelurahan merasa perlu mengeluarkan Program Urban
Keputih sebagai lokus penelitian karena Kelompok Farming bagi penduduk miskin di kota Surabaya
ini menjadi pemenang lomba urban farming tahun pada tahun 2009 yang mana saat itu juga ditunjang
2014 yang diadakan oleh Dinas Pertanian dan dengan adanya dampak krisis moneter yang sangat
sebagian besar anggotanya adalah masyarakat memberatkan masyarakat miskin.
miskin.
Dalam pengumpulan data peneliti Gambaran Umum Kemiskinan
menggunakan teknik wawancara, dokumen dan Jumlah penduduk miskin Kecamatan Sukolilo
teknik observasi kepada para informan yang telah menurut PPLS 2011 menempati urutan no.11 dari
dipilih dengan menggunakan teknik purposive 31 kecamatan se Kota Surabaya. Sedangkan jumlah
sampling (sampel bertujuan) yakni penetapan penduduk miskin di Kelurahan Keputih menempati
informan untuk dijadikan sampel berdasarkan pada urutan ke 6 dari 7 kelurahan di Kecamatan Sukolilo.

149
Program Urban Farming Sebagai Model Penanggulangan Kemiskinan (Junainah, et al.)

Melihat angka ini sebenarnya Kelurahan Keputih Implementasi Program Urban Farming pada
mayoritas dihuni oleh rumah tangga mampu, hal ini Kelompok Tani Kelurahan Keputih Ditinjau dari
karena di Kelurahan Keputih terdapat banyak Teori Strukturasi Anthony Giddens
perumahan yang penduduknya telah memiliki Program urban farming ini muncul oleh karena
pekerjaan tetap di sektor formal maupun informal. Dinas Pertanian melihat adanya kondisi masyarakat
Namun untuk wilayah RW VIII berbeda dengan miskin yang serba kekurangan dan tidak
kondisi mayoritas penduduk Keputih, yang mana terpenuhinya hak-hak dasar sebagai manusia
wilayah ini dihuni oleh mayoritas warga miskin . seperti tidak terpenuhinya gizi keluarga. Hal ini
Jika dibandingkan dengan tahun 2012, kalau ditinjau dari teori strukturasi Anthony
jumlah penduduk miskin se Kecamatan Sukolilo Giddens, Program menunjukkan pada posisi
mengalami peningkatan 69% dari 2.611 keluarga struktur sedangkan Kelompok Tani menunjuk pada
pada tahun 2012 menjadi 4.416 keluarga pada posisi agent. Dengan adanya Program Urban
tahun 2013. Sedangkan untuk Kelurahan Keputih Farming mendorong masyarakat miskin yang
prosentase Keluarga miskin mencapai 11,54% (400 tergabung dalam Kelompok Tani Tegal Makmur
keluarga). (agent) untuk melakukan tindakan sosial.
Kelompok Tani Tegal Makmur adalah Program Urban Farming pada Kelompok Tani
sebagian dari penduduk miskin yang tergabung Kelurahan Keputih ini sudah berjalan sesuai
dalam Kelompok Tani yang dibentuk oleh petunjuk dari PPL Dinperta, yang mana praktik
Kelurahan. Mereka menempati wilayah Kelurahan sosial telah terjadi didalamnya. Giddens dalam
Keputih tepatnya di Keputih Tegal Timur Baru RT 03 teori strukturasinya melihat bahwa hubungan
dan RT 04 RW VIII Kelurahan Keputih. antara aktor dengan struktur adalah relasi dualitas
Dari hasil pengamatan di lapangan bukan dualisme. Dualitas terjadi pada praktik sosial
kemiskinan yang ada di Kelurahan Keputih yang berulang dan terpola dalam lintas ruang dan
dikarenakan mereka yang melakukan urbanisasi ke waktu. Dalam pemaknaan seperti ini praktik sosial
kota Surabaya tidak dibekali dengan pendidikan menunjukkan posisi agent sedangkan keterulangan
yang memadai sehingga mereka sulit mendapatkan dan keterpolaan dari praktik sosial merujuk pada
pekerjaan di sektor formal yang layak untuk posisi struktur. Oleh karena itu masyarakat bagi
kelangsungan hidup. Sedangkan di sektor non Giddens adalah agregasi dari berbagai bentuk
formal mereka disamping tidak memiliki ragam praktik sosial yang terus terulang dalam
ketrampilan juga sulit mendapatkan akses dalam bingkai ruang dan waktu [4].
mendapatkan modal usaha dan sumber-sumber Berdasar pengamatan di lapangan yang di
informasi yang dapat memperbaiki kehidupan lakukan peneliti, program ini belum mampu
mereka. mengentaskan masyarakat miskin yang tergabung
dalam Kelompok Tani Tegal Makmur Kelurahan
Gambaran tentang Program Urban Farming Keputih keluar dari jeratan kemiskinan dikarenakan
Urban farming merupakan salah satu upaya Produk yang dihasilkan masih produk lokal (sawi,
yang dilakukan Pemerintah Kota Surabaya sejak kangkung, bayam, terong, tomat) sementara
tahun 2009 hingga sekarang melalui Dinas peluang di Kota Surabaya untuk sayuran produk luar
Pertanian yang bertujuan membantu masyarakat negeri (kale, red oak, basil, aneka macam slada, kol
miskin memenuhi kebutuhan pangan yang sehat merah, romain) sangat tinggi, belum mampu
dan bergizi serta membantu mengurangi membuka lapangan kerja baru di wilayah tersebut,
pengeluaran keluarga. Program ini memang Pemasaran produk sayuran belum meluas,
dikhususkan untuk masyarakat miskin yang tinggal Teknologi pertanian belum menyesuaikan dengan
di Kota Surabaya khususnya yang tergabung dalam kondisi wilayah Kelompok tani dimana pada musim
kelompok tani. Melalui program urban farming ini kemarau sangat sulit dalam penyediaan air
kelompok tani mendapat bantuan berupa benih khususnya di lahan komunal, pengelolaan program
(sawi, bayam,kangkung), bibit (lombok, terong, urban farming masih belum modern, Penanaman
tomat), pupuk organik cair dan media tanam berupa dengan menggunakan polibag belum mampu
(tanah, polybag dan kompos). menghasilkan produk yang berlimpah (masih
Dalam pelaksanaannya di lapangan sebatas memenuhi konsumsi sendiri).
kelompok tani mendapat bimbingan teknis, Namun dari kekurangan tersebut diatas,
motivasi dan pendampingan dari PPL (Petugas terdapat kelebihan-kelebihan dalam prakteknya
Penyuluh Lapangan) yang ditugaskan oleh Dinas yaitu antara lain antusiasme Kelompok Tani (agent)
Pertanian. sebagai penerima program dan Dinas Pertanian
sebagai pemilik program serta PPL (struktur)
sebagai tenaga pendamping program.

150
Program Urban Farming Sebagai Model Penanggulangan Kemiskinan (Junainah, et al.)

ƒ Pandangan Tentang Struktur selalu diproduksi dan direproduksi karena proses


Dalam Teori Strukturasi yang menjadi pijakan pengembangan masyarakat akan terus berlangsung
adalah struktur. Karena struktur yang terbentuk di sampai akhir hayat manusia. Hubungan antara
masyarakat inilah yang memungkinkan terjadinya struktur dengan agensi menurut Giddens adalah
tindakan-tindakan sosial. Menurut pandangan hubungan yang dualitas dimana keduanya saling
Giddens, struktur itu sebagai ^εo s and resources_ memiliki kekuasaan untuk mempengaruhi, agen
yakni tata aturan dan sumber daya, yang selalu mempunyai keterbatasan dalam melakukan tidakan
diproduksi dan direproduksi, serta memiliki sosial tapi disisi lain agen juga memiliki kekuasaan
hubungan dualitas dengan agensi, serta melahirkan untuk berkembang.
berbagai praktik sosial sebagaimana tindakan sosial. ƒ Agen dan Agensi
Dengan adanya kondisi kemiskinan di Menurut Teori Strukturasi bahwa bentuk
masyarakat maka mendorong pemerintah untuk refleksif jangkauan pengetahuan agen-agen
mengeluarkan program-program penanggulangan manusialah yang paling banyak terlibat dalam
kemiskinan yang dijalankan melalui berbagai SKPD penataan rekursif praktek-praktek sosial.
di Lingkungan Kota Surabaya. Dalam hal ini diatur Pengetahuan Kelompok Tani sangat mempengaruhi
oleh SK Walikota Surabaya Nomor tingkat kesadaran mereka. Semakin tinggi
188.45/300/436.1.2/2011 tentang Program pengetahuan yang ia miliki semakin mudah untuk
Penanggulangan Kemiskinan yang dalam diajak berkembang. Tindakan yang berulang-ulang
pelaksanaannnya dibentuklah Tim Koordinasi dari agenlah (individu) yang melahirkan struktur.
Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kota Surabaya. Istilah ini yang disebut oleh ilmuwan sosial adalah
Program urban farming termasuk salah satu dari struktur sosial atau kekuatan sosial [5].
program Penanggulangan Kemiskinan tersebut. Agen pada Program Urban Farming ini adalah
Melihat antusiasnya Kelompok Tani ini dan Kelompok Tani yang siap melakukan perubahan (agent
juga PPL yang selalu mendampingi kegiatan, of change) dimana atas tindakan sosial mereka
membuat program ini mudah diterima dan berjalan menyebabkan terjadinya perubahan yang dapat
dengan lancar tanpa ada penolakan. Menurut mempengaruhi kehidupan mereka untuk menjadi
Giddens struktur sebagai Rule and Resources, lebih baik. Sedangkan agensi adalah kegiatan atau
dalam hal ini tata aturan yang terbentuk disini peristiwa yang menyebabkan perubahan dalam hal ini
adalah dengan adanya program urban farming itu kegiatan dalam Program Urban Farming itu sendiri
otomatis memunculkan aturan dalam proses seperti kegiatan budidaya tanaman pangan dan
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi holtikultura yang meliputi penanaman, perawatan dan
program. Sebagaimana program pengembangan pemanenan di lahan komunal, kegiatan pertemuan
masyarakat proses perencanaan, pelaksanaan, rutin, pelatihan maupun sosialisasi.
monitoring dan evaluasi adalah hal yang seharusnya Agen dan struktur merupakan dua elemen
dilakukan karena mulai dari proses-proses tersebut masyarakat yang mempunyai sifat timbal balik yang
memungkinkan adanya tindakan timbal balik antara tidak bisa terpisahkan dan hal tersebut bisa
agen dan struktur. Relasi antara struktur dan agen menjelaskan praktik sosial. Agen disini sebagai
ini sebagaimana penuturan Ibu Ummu Ketua kelompok yang mengharapkan adanya perubahan dalam
Kelompok Tani sebagai berikut : hidup mereka, yang semula miskin menjadi lebih
^Melalui Program Urban Farming ini kita sejahtera, sedangkan struktur mempunyai kekuasaan
dengan warga disini jadi tambah guyup, untuk merubah kehidupan agen menjadi lebih berdaya.
kita sering melakukan kegiatan Kelompok Tani ini yang berfungsi selaku agen mendapat
bersama-sama seperti saat penanaman, motivasi dan ilmu pengetahuan serta ketrampilan dari PPL
perawatan dan pemanenan di lahan yang merupakan bagian dari struktur. PPL dengan sabar
(lahan komunal), pelatihan, sosialisasi, mendampingi Kelompok Tani untuk melakukan
pertemuan rutin bulanan, dan gelar perubahan sosial, hal ini seperti penuturan dari ibu Surati
produk pertanian_. (anggota Kelompok Tani) :
Sumber daya (resources) yang diproduksi ^/ µ WW> o Z u l Ç vP u vP i Œ] cara
dalam hal ini antara lain bisa sumber daya manusia budidaya tanaman sawi, terong, tomat,
maupun sumber daya alam. Secara tidak sadar lombok dan yang lainnya, Ibu Nani sering
proses pembangunan memerlukan peran SDM baik datang kesini melihat perkembangan
itu masyarakat miskin itu sendiri maupun pekerja- tanaman, kalo ada masalah misalnya terserang
pekerja sosial (PPL) yang secara profesional penyakit, pertumbuhan yang kurang subur, ibu
menyalurkan ilmu dan ketrampilannya kepada agen E v] u u Œ]l v •}oµ•]vÇ X_
untuk melakukan apa-apa yang menjadi tujuannya. Meskipun struktur itu sendiri bersifat
Sumber daya (resources) tersebut dalam mayarakat mengekang namun struktur juga memberikan

151
Program Urban Farming Sebagai Model Penanggulangan Kemiskinan (Junainah, et al.)

peluang bagi agen. Seperti apa yang telah dikatakan malas. Hal ini terjadi pada saat dilakukan
oleh Giddens, Agen dan struktur memiliki pola wawancara dan ditanyakan tentang bibit
prinsip structural yaitu signifikasi (signification) tanamannya ternyata belum ditanam.
yang menyangkut skemata simbolik, pemaknaan, 2. Kesadaran Diskursif (discursive consciousness).
penyebutan, dan wacana. Dominasi (domination) Kesadaran diskursif antara PPL dan kelompok
yang mencakup skemata penguasaan atas orang tani sudah terjalin, hal ini nampak dari kelompok
(politik) dan barang atau hal (ekonomi). Legitimasi tani yang mulai mampu untuk mempraktekkan
(legitimation) yang menyangkut skemata peraturan pengetahuan dan ketrampilan yang didapat dari
normatif, yang terungkap dalam tata hukum [4]. PPL. Seperti cara budidaya tanaman pangan dan
1. Struktur signifikasi, disini seperti adanya holtikultura, cara pemanenan, waktu panen dan
penyebutan kader lingkungan bagi kelompok cara pengadministrasi kegiatan untuk laporan ke
tani. Penyebutan tersebut terus terulang dalam Dinas Pertanian karena sebelumnya kelompok tani
kehidupan sosial. Sedangkan wacana lebih belum bisa membuat administrasi dan
kepada sosialisasi kepada warga sekitar pengorganisasian kelompok dengan baik.
mengenai pemanfaatan pekarangan maupun Kesadaran ini sudah terbentuk dengan baik, dan
lahan kosong melalui program urban farming bahkan telah berkembang menjadi kebiasaan untuk
dengan menanam tanaman holtikultura kelangsungan kegiatan kelompok tani.
bantuan dari Dinas Pertanian, yang mana materi 3. Kesadaran Praktis (practical consciousness).
yang disampaikan kepada warga sekitar akan Kesadaran praktis merupakan kunci untuk
memberikan sebuah wacana baru bagi warga memahami strukturasi. Kegiatan urban farming di
sekitar terhadap pemanfaatan lingkungan Kelompok Tani Tegal Makmur ini dapat berjalan
melalui program urban farming. dengan lancar dan mendapat dukungan dari
2. Struktur dominasi, disini seperti dominasi yang penerima program karena kelompok tani yang
dilakukan oleh PPL kepada kelompok tani merupakan penerima program ini sudah sadar akan
dengan mengajak para anggota kelompok tani pentingnya pemanfaatan pekarangan dan lahan
untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar, kosong untuk menunjang kebutuhan hidup yaitu
dalam hal ini dengan melakukan penanaman untuk memenuhi gizi keluarga dan mengurangi
tanaman holtikultura yang dapat memenuhi pengeluaran keluarga. Kelompok tani juga sudah
konsumsi keluarga dan pengurangan memahami dan menyadari pentingnya pemenuhan
pengeluaran keluarga. Dominasi disini lebih gizi keluarga dan lingkungan yang asri dan hijau di
dikhususkan kepada bagaimana peran PPL sekitar rumah mereka.
untuk membuat kelompok tani mengikuti ƒ Dualitas dalam Strukturasi
anjuran PPL. Dalam teori strukturasi agen dan struktur
3. Struktur legitimasi, disini seperti ketika praktik tidak dapat dipisahkan sebagai dualitas karena
sosial yang terjadi di Kelompok tani yang keduanya saling berhubungan timbal balik dan
merupakan institusi yang bersifat kelembagaan mempengaruhi. Kegiatan dalam Program Urban
seorang anggota akan melakukan pekerjaannya Farming tidak akan berjalan tanpa adanya
setelah mendapatkan ijin serta arahan dari dukungan kelompok tani (agen), begitu pula
ketua kelompoknya atau setelah menerima sebaliknya Kelompok Tani Kelurahan Keputih
arahan dari PPL. Arahan dari PPL untuk Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya yang mayoritas
selalu melakukan kegiatan pencatatan anggotanya adalah masyarakat urban yang miskin,
atau administrasi kegiatan kadang belum tidak akan ada kegiatan atau kegiatannya kurang
dijalankan oleh kelompok tani sehingga maksimal tanpa dukungan berupa Program Urban
legitimasi yang berlaku disini berupa Farming yang dikucurkan oleh Dinas Pertanian.
teguran. ƒ Relasi Agen t Struktur
Adapun perubahan dari agen menurut Relasi antara Agen dan Struktur dalam teori
Giddens tercermin dari kesadaran kelompok tani strukturasi Anthony Giddens adalah relasi dualitas
yang terbagi menjadadi tiga tahapan, yaitu : bukan dualisme artinya sebuah hubungan yang
1. Motif atau kognisi tak sadar (unconscious timbal balik dan saling mempengaruhi yang mana
motives/cognition) dualitas terjadi pada praktik sosial yang berulang
Dalam praktek pemanfaatan pekarangan dan terpola dalam lintas ruang dan waktu. Praktik
dalam program urban farming terkadang aktor sosial yang terjadi dalam program Urban Farming
melakukan sesuatu karena motif tertentu, seperti ini adalah masyarakat miskin tergabung dalam
melakukan kegiatan penanaman kalau mau ada kelompok tani sangat membutuhkan bantuan/
lomba saja, setelah lewat beberapa hari tanaman support dari pemerintah ditindaklanjuti oleh
tersebut tidak diperhatikan dengan alasan lupa atau petugas PPL yang merupakan kepanjangantangan

152
Program Urban Farming Sebagai Model Penanggulangan Kemiskinan (Junainah, et al.)

/wakil dari Dinas Pertanian (struktur) untuk program sehingga bantuan yang akan diberikan
memberikan dorongan, motivasi, penyuluhan benar-benar sesuatu yang dibutuhkan oleh
tentang pemanfaatan pekarangan dan lahan tidur masyarakat miskin.
dengan cara bertanam tanaman holtikultura untuk ƒ Partisipasi dalam Proses Perencanaan
membantu penyediaan bahan makanan dan Keberhasilan program Urban Farming juga
pengurangan pengeluaran keluarga mereka. tidak terlepas dari partisipasi masyarakat sasaran
Praktik sosial disini sebagai aktor sedangkan program baik partisipasi langsung maupun tidak
keterulangan dan keterpolaan dari praktik sosial langsung. Partisipasi dalam pengembangan
membentuk struktur. komunitas harus menciptakan peran serta yang
maksimal dengan tujuan agar semua orang dalam
Partisipasi Masyarakat dalam Konsep masyarakat tersebut dapat dilibatkan secara aktif
Pengembangan Masyarakat Melalui Kegiatan pada proses dan kegiatan masyarakat [8]. Oleh
dalam Program Urban Farming. karena itu pendekatan pengembangan komunitas
Dalam rangka meningkatkan kualitas hidup selalu mengoptimalkan partisipasi, dengan tujuan
masyarakat perlu pendayagunaan sumber-sumber semua warga ikut terlibat dalam proses
yang ada pada mereka dengan menerapkan prinsip pengambilan keputusan pada tahap perencanaan,
partisipasi sosial. Untuk mewujudkan hal ini maka pelaksanaan dan dalam proses implementasi serta
metode yang diperlukan adalah pengembangan evaluasi.
masyarakat (PM). Semua masyarakat memiliki Di Indonesia umumnya menggunakan
potensi hanya saja bila ada masyarakat yang masih mekanisme perencanaan tahunan melalui forum
tertinggal itu karena potensi tersebut belum musrenbang (musyawarah perencanaan
diketemukan atau belum dimanfaatkan [6]. pembangunan). Musrenbang ini diawali dari
Dalam memahami konsepsi tentang tingkatan lembaga pemerintahan terendah yakni
Pengembangan Masyarakat, ada 3 model menurut musrenbang kelurahan, kemudian berlanjut ke
[7] antara lain : tingkat kecamatan, kota, provinsi dan terakhir
(1) Pengembangan masyarakat lokal (locality musrenbang nasional.
development); Meskipun sudah ada forum dalam
(2) Perencanaan sosial (social planning); dan perencanaan pembangunan, peluncuran Program
(3) Aksi sosial (social action) Urban Farming ini masih bisa dikatakan top down
karena saat itu dengan adanya dampak dari krisis
Pengembangan masyarakat lokal moneter yang terjadi pada tahun 1998 membuat
Dengan adanya konsep pengembangan perekonomian masyarakat miskin semakin jatuh
masyarakat melalui program urban farming yang miskin sehingga ada kebijakan dari Walikota melalui
dikeluarkan oleh Dinas Pertanian (struktur) telah Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinaan
berhasil membuat kelompok tani (agent) dari Daerah pada tahun 1999 untuk membantu
kondisi tidak berdaya menjadi lebih berdaya. Hal ini masyarakat miskin dalam memenuhi kebutuhan
terbukti dengan dimilikinya produk unggulan dari makanan yang bergizi dan mengurangi pengeluaran
kelompok tani tersebut yang dapat membantu rumah tangga melalui program urban farming.
ekonomi keluarga. Sebagaimana konsep dari [6] Oleh karena program ini bersifat top down
ZÁ l u u‰µ v ]v ]À] µ ^• v •] _ µvšµl sehingga Dinas Pertanian sebagai pemberi bantuan
mengorganisir diri dalam suatu kelompok (bagian dari struktur) tidak mendapat informasi
cenderung dinilai sebagai bentuk pemberdayaan mengenai situasi dan kondisi penerima bantuan
yang paling efektif di tingkat komunitas (collective (agent) dalam hal ini wilayah Kelompok Tani
self-empowerment). Produk unggulan tersebut Kelurahan Keputih.
antara lain Krupuk Samiler, Ikan panceng (Bakar ƒ Partisipasi dalam Pelaksanaan Program Urban
Bandeng dan Gurami), Bandeng Presto, Bakso Farming
Rumput Laut, Sirup, Roti, Mie dari Bahan Bogem Partisipasi dalam pelaksanaan merupakan
(buah Mangrove) dan Sabun dan sampo dari bahan kelanjutan dalam rencana yang telah digagas
Bogem. sebelumnya baik yang berkaitan dengan
perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi.
Perencanaan Sosial Partisipasi Kelompok Tani dalam pelaksanaan
Kegiatan perencanaan sosial penting program urban farming sangat mendukung dan
dilaksanakan khususnya dalam memecahkan antusias dalam melaksanakan program ini. Hal ini
masalah sosial seperti kemiskinan dan kemungkinan disebabkan oleh latar belakang
pengangguran. Melalui kegiatan ini akan mereka yang dulunya waktu di desa sebelum pindah
ditentukan kebutuhan masyarakat penerima

153
Program Urban Farming Sebagai Model Penanggulangan Kemiskinan (Junainah, et al.)

ke kota bermata pencaharian sebagai petani meningkatkan target output maupun outcome
sehingga menjadikan program ini mudah diterima. program urban farming sehingga output dari
Penerimaan kelompok tani sebagai program ini yang semula hanya mencukupi
kelompok sasaran program dalam melaksanakan konsumsi gizi keluarga dan pengurangan
program urban farming ini juga disampaikan oleh pengeluaran rumah tangga bisa ditingkatkan
petugas PPL bahwa agent (kelompok tani) telah menjadi sumber penghasilan rumah tangga yang
melaksanakan tugasnya dengan baik, mengikuti handal sehingga program ini berdampak nyata
anjuran dari PPL (struktur) sehingga jika dilihat dari terhadap upaya pengentasan kemiskinan di
segi partisipasi kelompok tani dalam pelaksanaan Kelompok Tani Tegal Makmur Kelurahan Keputih.
program sudah bisa dikatakan berhasil.
ƒ Partisipasi dalam Monitoring/Pengawasan Aksi Sosial
Program Urban Farming Konsep Pengembangan masyarakat yang
Dalam pelaksanaannya program urban ketiga menurut [7] yaitu aksi sosial dimana aksi
farming selain dipantau langsung oleh PPL yang sosial ini bertujuan agar terjadi perubahan-
merupakan wakil dari Dinas Pertanian, program ini perubahan fundmental dalam kelembagaan dan
juga di pantau langsung oleh kelurahan dalam hal ini struktur masyarakat [6].
Kasie Kesra Kelurahan. Dengan adanya program urban farming,
Petugas PPL melakukan monitoring ke terbentuklah struktur baru di wilayah
kelompok tani seminggu sekali. Disamping Keputih Tegal yang di dalamnya mengandung
monitoring yang dilakukan oleh PPL, Dinas struktur kekuasaan dimana anggota
pertanian juga melakukan monitoring berupa kelompok tani akan bertindak sesuai
pertemuan fasilitator-fasilitator se Kota Surabaya petunjuk Ketua Kelompok Tani dan arahan
yang diadakan secara berkala 3 bulan sekali. PPL. Struktur signifikansi atau wacana seperti
Fasilitator-fasilitator ini biasanya merangkap misalnya adanya ketua kelompok tani,
sebagai Ketua Kelompok Tani. sekretaris, bendahara dan anggota , adanya
Kelompok tani sendiri juga terlibat dalam praktik budidaya penananam tanaman
kegiatan pemantauan yakni berupa pengawasan pangan dan holtikulltura di lahan komunal
langsung tanaman bantuan urban farming dan dan adanya penyebutan kader lingkungan.
pelaporan hasil kegiatan yang format laporannya Ketua kelompok tani mempunyai peran
telah disediakan oleh Dinperta, karena setiap bulan paling penting pada kelompok tani, dimana
kelompok tani mempunyai kewajiban harus anggota akan bertindak sesuai arahan dari ketua
membuat laporan kegiatan untuk dilaporkan ke kelompok tani (struktur dominasi), ketua kelompok
Dinas Pertanian. tani juga menghubungkan dari PPL kepada anggota
Namun dalam pelaksanaannya agent kelompok tani. Semua anggota kelompok tani
(kelompok tani) kadang masih belum melaksanakan sangat antusias dalam menjalankan program ini
anjuran dari PPL (struktur) yaitu terkait struktur karena mereka sudah memiliki kesadaran praktis
legitimasi, terutama dalam hal administrasi dimana mereka sudah mengetahui manfaat dari
kegiatan. Sementara itu PPL mempunyai tanggung kegiatan urban farming tersebut.
jawab kepada Dinas Petanian, agar kelompok
binaannya mengerjakan laporan yang didalamnya Rekonstruksi Model Urban Farming
termasuk catatan-catatan perkembangan Dalam implementasinya di lapangan
penanaman tanaman pangan dan holtikultura. Program Urban farming di Kelompok Tani Tegal
ƒ Partisipasi Kelompok Tani dalam Proses Makmur, terdapat kendala yaitu pada musim
Evaluasi Program Urban Farming kemarau persediaan air sangat minim. Sementara
Kegiatan evaluasi pelaksanaan program di kegatan budidaya tanaman holtikultura di lahan
kelompok tani dilakukan secara rutin baik komunal sangat tergantung pada tersedianya air
semesteran maupun tahunan. Akan tetapi jika untuk penyiraman tanaman. Pada musim kemarau
dirasa perlu, Dinas Pertanian juga melakukan kelompok tani tidak dapat menanam di lahan
evaluasi yang sifatnya mendadak. komunal sehingga kegiatan urban farming sebatas
Dari hasil observasi dan wawancara di pada pekarangan rumah masing-masing anggota
lapangan didapatkan bahwa evaluasi program dan pembibitan di kebun pembibitan.
urban farming ini hanya dilakukan pada kelompok Untuk itu struktur perlu merubah teknik
sasaran saja sedangkan Dinas Pertanian sendiri pertanian dari sistem konvensional menjadi sistem
(struktur) selaku pemilik program hanya melakukan yang membutuhkan sedikit air. Hidroponik adalah
sekali saja selama program ini dijalankan yaitu pada salah satu teknik pertanian yang membutuhkan
tahun 2010. Seharusnya Dinas Pertanian

154
Program Urban Farming Sebagai Model Penanggulangan Kemiskinan (Junainah, et al.)

sedikit air. Dimana kebutuhan air untuk tanaman tergabung dalam Kelompok Tani Tegal Makmur
hanya yang terserap akar dan penguapan saja. agar keluar dari kemiskinan adalah meliputi
Produsen sayuran pertanian hidroponik ini di penggantian sistem pertanian dari konvensional
Kota Surabaya sudah ada antara lain Kebun Sayur, menjadi teknik hidroponik dan mengganti jenis
Belajar Bareng Hidroponik (BBH), The Real komoditas tanaman sayuran menjadi komoditas
Hidroponik dan Komunitas Hidroponik Surabaya tanaman eksport sehingga berdaya jual tinggi.
(KHS). Namun menurut penuturan Bapak Venta Dengan demikian hasil penjualan yang tinggi
Agustri salah satu pemilik Kebun Sayur di Surabaya disamping gizi keluarga terpenuhi juga dapat
bahwa permintaan sayuran hidroponik di Kota mencukupi kebutuhan rumah tangga lainnya
Surabaya sangat tinggi sehingga belum mencukupi sehingga secara berangsur-angsur kelompok tani
untuk mensuplay pasar-pasar modern dan hotel- Tegal Makmur dapat keluar dari kemiskinan.
hotel yang ada di Kota Surabaya ini.
Untuk itu Kebun Sayur Surabaya membuka KESIMPULAN DAN SARAN
peluang bagi masyarakat Surabaya yang ingin usaha Kesimpulan
di kebun sayur seperti ini, maka pihak kebun sayur Dari hasil penelitian di lapangan mengenai
bersedia memberikan bimbingan teknis cara Program Urban Farming ini bila ditinjau dari Teori
menanam tanaman hidroponik sesuai standart Strukturasi Anthony Giddens menunjukkan bahwa
kebun sayur dan bersedia membantu memasarkan. dalam implementasinya Dinas Pertanian yang
Melihat peluang seperti ini seharusnya bisa merupakan bagian dari struktur masih belum
dimanfaatkan oleh Dinas Pertanian dalam melaksanakan apa yang seharusnya dilaksanakan,
mengembangkan program urban farming bagi seperti tidak melibatkan agen (Kelompok Tani Tegal
masyarakat miskin agar bisa keluar dari garis Makmur) dalam proses perencanaan atau bersifat
kemiskinan. Memang teknik pertanian ini pada Top Down sehingga struktur tidak mendapatkan
awalnya membutuhkan biaya yang agak mahal informasi mengenai karakteristik wilayan RW VIII
dibanding cara konvensional, namun untuk Kelurahan Keputih. Seandainya sejak awal
selanjutnya biaya operasional untuk produksi penyusunan program melibatkan kelompok tani
sayuran hidroponik jauh lebih murah dibanding tentu kendala minimnya air pada saat musim
menanam cara konvensional. Harga jualnya pun kemarau bisa disiasati dengan perubahan teknik
jauh lebih mahal dan lebih sehat dibanding sayuran pertanian yang membutuhkan sedikit air,
cara konvensional, karena sayuran hidroponik mempunyai daya jual tinggi dan kualitas sayuran
bebas dari pestisida. yang lebih baik.
Dinas Pertanian sebagai bagian dari struktur
bisa membantu kelompok tani (agent) dalam hal Saran
peyediaan konstruksi kebun hidroponik dan Diharapkan struktur melakukan apa yang
pemberian bantuan benih bisa divariasi dengan seharusnya dilakukan sehingga pada saat
benih tanaman import agar memenuhi permintaan pelaksanaan program tidak lagi terdapat kendala di
hotel dan pasar modern. Adapun rekonstruksi lapangan. Dengan teknik pertanian yang tepat dan
model yang kami tawarkan adalah sebagai berikut : pemasaran yang terkoordinir dengan baik serta
pemilihan komoditas yang tepat dapat memberikan
hasil yang nyata terhadap peningkatan pendapatan
kelompok tani sehingga kelompok tani yang semula
dari keluarga miskin dapat keluar dari garis
kemiskinan.

UCAPAN TERIMA KASIH


Terima kasih disampaikan oleh peneliti
kepada institusi Universitas Brawijaya yang telah
memberikan dukungan kepada peneliti sehingga
kegiatan penelitian ini bisa terealisasi. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada masyarakat
Kelurahan Keputih Kecamatan Sukolilo Kota
Surabaya terutama Kelompok Tani Tegal Makmur
Kelurahan Keputih, PPL Dinas Pertanian, Kepala
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa Seksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas
upaya untuk membantu masyarakat miskin yang Pertanian dan Kasi Kesra Kelurahan Keputih karena

155
Program Urban Farming Sebagai Model Penanggulangan Kemiskinan (Junainah, et al.)

penelitian ini tidak akan berhasil tanpa keterlibatan


mereka.

DAFTAR PUSTAKA
[1]. Kesra, B. (2003). Rencana Induk Program
Pengendalian Urbanisasi dan Penanganan
PMKS di Provinsi Jawa Timur. Surabaya, Jawa
Timur.
[2]. Siregar, S. (2010). Statistika Deskriptif untuk
Penelitian, Jakarta : Rajawali PERS
[3]. Milles, M., Huberman, A., & Saldhana, J.
(2014). Qualitative Data Analysis :A Methods
Saoucebook Third Edition. United Kingdom:
Sage Publications Inc.
[4]. Priyono, H. (2002). Anthony Giddens Sebuah
Pengantar. Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer
Gramedia).
[5]. Giddens, A. (2010). Teori Strukturasi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
[6]. Suharto, E.2010. Analisis Kebijakan Publik.
Bandung : CV. Alfabeta.
[7]. Rothman, J & John, T. (1987). Models of
community organization and Macro
Perspectives; Their mixing and Phasing dalam
Cox, et.al (eds) Strategis of Community
Organization. Illinois ; F.E Peacock Publishers.
[8]. Nasdian, F.2014. Pengembangan Masyarakat.
Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

156

Anda mungkin juga menyukai