BIDANG KEGIATAN:
PKM AI
Diusulkan oleh:
Fani Apriliani
201322050 / 2013
Ludia Wekaburi
201322038 / 2013
Sarozatulo Harefa
201322060 / 2013
1. Judul Kegiatan
2. Bidang Kegiatan
: () PKM- AI
( ) PKM-GT
: Fani Apriliani
b. NIM
: 2013220050
c. Jurusan
d. Universitas
e. Alamat Rumah
f. Alamat Email
4. Anggota Pelaksana Kegiatan
: fani.apriliani4@gmail.com
: 2 (dua) orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar
b. NIDN
: 0004065601
c. Alamat Rumah
Menyetujui,
Dekan Fakultas Teknik
(Fani Apriliani)
NIM. 201322050
Dosen Pendamping
PENDAHULUAN
Alih fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi lahan non pertanian hampir tidak bisa
dibendung sejalan dengan perkembangan kebutuhan masyarakat perkotaan. Saat ini, luas lahan
pertanian di DKI Jakarta adalah 1.524,46 m2 (Dinas Pertanian DKI Jakarta). Ibukota tidak
mampu memenuhi kebutuhan pangan masyarakatnya sehingga harus mengimpor dari kotakota penyangga seperti Bekasi, Bogor dan Tangerang.
Urban farming atau pertanian perkotaan merupakan suatu aktivitas pertanian di dalam
atau sekitar perkotaan yang melibatkan keterampilan, keahlian dan inovasi dalam budidaya dan
pengolahan makanan. Hal utama yang menyebabkan munculnya aktivitas ini adalah upaya
memberikan kontribusi pada ketahanan pangan, menambah penghasilan masyarakat sekitar
juga sebagai sarana rekreasi dan hobi (Encity, 2011).
Kelurahan Slipi merupakan salah satu wilayah di DKI Jakarta yang melakukan kegiatan
pertanian perkotaan (urban farming). Bentuk kegiatan tersebut adalah penanaman tanaman
obat keluarga (toga). Kegiatan tersebut dilakukan di RW 02, 05, 06 dan 07.
TUJUAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi kegiatan pertanian perkotaan
yang dilakukan di Kelurahan Slipi sehingga dapat merumuskan permasalahan-permasalahan
yang ada. Dari rumusan permasalahan tersebut kemudian akan diperoleh solusi penyelesaian
yang tepat.
METODE PENELITIAN
Penelitian kegiatan pertanian perkotaan di Kelurahan Slipi dilakukan melalui studi
literatur, persiapan survai, survai, kompilasi data, analisis, dan perumusan alternatif solusi serta
pemilihan solusi terbaik.
Persiapan survai terdiri dari pencarian data sekunder yaitu data kependudukan
Kelurahan Slipi, peta orientasi dan peta lokasi studi. Sebelum melakukan survai ke lapangan
juga dibutuhkan persiapan pencarian data primer (survai) yang meliputi penyusunan kuesioner
yang ditujukan kepada rumah tangga pelaku kegiatan dan bukan pelaku kegiatan pertanian
perkotaan serta tokoh masyarakat baik formal maupun informal, pembuatan checklist data
observasi serta ketersediaan peta kawasan studi.
Setelah memperoleh persiapan yang matang, kemudian dilakukan survai. Kegiatan ini
dilakukan untuk mengumpulkan data primer yakni data yang menggambarkan dan mewakili
kondisi saat ini. Pengumpulan data lapangan dalam penelitian ini dilakukan dengan dua cara,
yaitu wawancara menggunakan kuesioner yang disebar kepada 30 responden dan observasi
lapangan yang dilakukan untuk melihat kondisi kawasan penelitian baik dari segi fisik, sosial
maupun ekonomi yang kemudian dilakukan digitasi lokasi.
Data dan informasi hasil kegiatan survai kemudian dikompilasi atau disusun agar
mudah dibaca, dilihat kaitannya satu dengan yang lain dan informatif. Data disajikan dalam
bentuk peta, gambar, table dan grafik. Data yang telah diperoleh dari hasil wawancara dan
observasi kemudian dianalisis dengan metode deskriptif agar dapat menyimpulkan masalahmasalah yang telah terjadi di lokasi. Berdasarkan hasil analisis, kemudian dirumuskan beberapa
alternatif solusi untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang ada di area studi. Setelah
I2
dirumuskannya beberapa alternatif solusi, kemudian akan dipilih solusi terbaik yang
berdasarkan kepada kebutuhan eksisting.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Eksisting
Kegiatan pertanian perkotaan di RW 02, 05, 06 dan 07 Kelurahan Slipi dominan
dilakukan dengan model horizontal karena sebagian besar pelaku kegiatan tersebut belum
mengetahui teknik bercocok tanam dengan model vertikal. Pelaku kegiatan pertanian perkotaan
memanfaatkan lahan pekarangan mereka yang relatif sempit yaitu hanya berkisar 0 hingga 10
meter. Namun, ada pula dari mereka yang memanfaatkan lahan kosong di sudut-sudut
pemukiman sehingga menjadi kebun bersama.
Pemanfaatan lahan untuk kegiatan pertanian yang luasnya berkisar 0 hingga 10 meter
tersebut sudah dianggap cukup luas karena mengingat semakin besarnya persaingan dalam
pemanfaatan lahan antara sektor pertanian dan sektor nonpertanian. Persaingan dalam
pemanfaatan lahan tersebut muncul akibat adanya fenomena ekonomi dan sosial, yaitu
keterbatasan sumberdaya lahan, pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi.
Lokasi kegiatan pertanian perkotaan di area studi tidak termasuk dalam area yang rawan
terkena banjir karena lokasi studi memiliki kontur yang agak tinggi kecuali di RW 02. Pada
musim hujan, lokasi tersebut kadang tergenang air dengan ketinggian 7-8cm tetapi cepat surut
kembali sehingga tidak berpengaruh terhadap kegiatan pertanian perkotaan yang dilakukan.
Kegiatan pertanian perkotaan dilakukan dengan memanfaatkan lahan pekarangan
rumah dan balkon, serta lahan garapan dan lahan kosong yang ada. Setiap rumah warga ada
tanaman obat di pot, sehingga masing-masing warga mempunyai rasa memiliki, memelihara
sekaligus memanfaatkan sendiri tanaman yang ditanamnya.
Jenis tanaman yang paling banyak ditanam adalah tanaman obat keluarga (toga) yaitu
sirih merah, sirih putih, jahe merah, jahe putih, mahkota dewa, brotowali, lidah buaya, daun
sambung nyawa, daun sereh, daun kunyit, daun lengkuas, cocor bebek dan lain sebagainya.
Tanaman-tanaman tersebut sangat bermanfaat untuk mengobati penyakit secara herbal dan
mudah ditanam. Penanaman sayuran dan buah-buahan tidak dapat dilakukan karena kondisi
tanah yang kurang cocok sehingga tanaman tersebut cepat mati. Bibit tanaman toga sebagian
besar diperoleh dari pemerintah yaitu kelurahan Slipi dan dinas pertanian DKI Jakarta. Namun,
I3
ada pula dari mereka yang harus membeli bibit dari penjual eceran karena tidak
memperolehnya dari pemerintah.
Kegiatan pertanian perkotaan di area studi tidak serempak dilaksanakan oleh
masyarakat. Ada yang melakukannya lebih dari 3 tahun yang lalu, ada pula sekitar 1 hingga 3
tahun yang lalu bahkan ada yang kurang dari satu tahun. Hal ini menunjukkan bahwa adanya
peningkatan minat masyarakat terhadap kegiatan pertanian perkotaan ini. Kegiatan pertanian
perkotaan di area studi didukung oleh prasarana dan sarana transportasi yang baik bagi para
warga sehingga dapat memperlancar pendistribusian hasil pertanian perkotaan mereka.
Modal kegiatan pertanian perkotaan di area studi yang berupa bibit tanaman dan alat
pertanian sebagian besar berasal dari pemerintah yaitu dana kelurahan Slipi dan dinas pertanian
DKI Jakarta. Hal ini menunjukkan bahwa ada dukungan pemerintah terhadap kegiatan tersebut.
Namun, biaya pemeliharaan ditanggung oleh masing-masing pelaku kegiatan tersebut. Biaya
pemeliharaan tidak menjadi beban bagi mereka karena hanya berkisar Rp 50.000 hingga Rp
150.000,- per bulan
Sebagian besar tanaman obat keluarga yang ditanam tidak diperjualbelikan akan tetapi
dimanfaatkan oleh para tetangga yang membutuhkan obat herbal. Namun, sebagian kecil warga
di RT 05 RW 07 mengolah hasil tanaman mereka seperti, jahe merah diolah menjadi bir pletok
dan manisan, rosella diolah menjadi sirup, serta belimbing wuluh menjadi manisan. Hasil
pengolahan tersebut kemudian dijual ke pasar dan sejumlah hotel di Palmerah. Bir Pletok dijual
dengan harga Rp 50.000,00 per botol.
No.
RW
1.
2.
3.
4.
02
05
06
07
RT
001 sampai 013
001 sampai 013
001 sampai 015
001 sampai 010
Jumlah
Kelompok
Toga
10 Dasawisma
13 Dasawisma
16 Dasawisma
19 Dasawisma
58 Dasawisma
Produk Unggulan
Minuman Lidah Buaya
Sirup Rosella
Manisan Belimbing
Bir Pletok dan Jahe Merah Instan
Kegiatan menanam tanaman obat keluarga (toga) di area studi cukup banyak dilakukan
oleh masyarakat. Mereka melakukan kegiatan tersebut untuk mengisi waktu luang,
menyalurkan hobi dan hasil tanaman juga dapat dimanfaatkan sebagai obat herbal. Namun,
kebanyakan kegiatan tersebut dilakukan secara individu sehingga hasilnya terkesan sedikit dan
tidak memberikan keuntungan ekonomi. Padahal, kegiatan pertanian perkotaan mempunyai
peluang dan prospek yang baik untuk pengembangan usaha tani berbasis agribisnis dan
berwawasan lingkungan.
Seharusnya tanaman obat yang ditanam per rumah tangga dapat dikumpulkan dan
diolah menjadi obat herbal sehingga akan meningkatkan nilai jualnya. Dengan demikian,
kegiatan pertanian tersebut dapat menjadi sumber tambahan penghasilan dan kesempatan kerja
bagi masyarakat sehingga dapat menjadi penyangga kestabilan ekonomi di dalam keadaaan
I4
krisis dan berkaitan langsung dengan upaya penanggulangan kemiskinan (poverty alleviation)
serta pembentukkan lingkungan lestari.
Penyuluhan mengenai kegiatan pertanian perkotaan di Kelurahan Slipi dinilai cukup
efisien untuk meningkatkan jumlah pelaku kegiatan. Namun, penyuluhan yang disarankan oleh
pelaku kegiatan dan beberapa ketua RT dan RW hanya berorientasi pada kelestarian dan
penghijauan lingkungan. Seharusnya, pemerintah setempat mengadakan penyuluhan kegiatan
bercocok tanam di perkotaan yang bertujuan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dan
kelestarian lingkungan. Selain itu, terkait dengan masalah keterbatasan lahan, pemerintah dapat
memberikan penyuluhan tata cara bercocok tanam secara vertikal dan teknologi bertani yang
dapat meningkatkan hasil pertanian. Dengan demikian, masyarakat diharapkan akan tertarik
untuk melakukan kegiatan pertanian perkotaan di Kelurahan Slipi.
Dari adanya kegiatan pertanian perkotaan, tentu akan menambah luas ruang terbuka
hijau khususnya di Kelurahan Slipi. Ruang terbuka hijau tersebut sangat bermanfaat untuk
meningkatkan kualitas lingkungan yaitu menekan polusi udara, menambah nilai estetika,
menurunkan suhu dan dapat menambah resapan air.
Berdasarkan riset yang dilakukan Universitas Indonesia pada 2006, menunjukkan
bahwa udara di DKI Jakarta sudah jauh di bawah garis rata-rata layak untuk paru-paru.
Polusi udara di Jakarta adalah yang terparah di seluruh Indonesia. Dalam skala global,
Jakarta adalah kota dengan tingkat polusi terburuk nomor 3 di dunia (setelah Meksiko dan
Thailand). Kadar partikel debu (particulate matter) yang terkandung dalam udara Jakarta
adalah yang tertinggi nomor 9 yaitu 104 mg/m3 dari 111 kota dunia yang disurvei oleh Bank
Dunia pada tahun 2004. Sebagai perbandingan, Uni Eropa menetapkan angka 50 mg/m 3
sebagai ambang batas tertinggi kadar partikel debu di udara. Selain itu, jumlah hari dengan
kualitas tidak sehat di Jakarta semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2002, Jakarta
dinyatakan sehat selama 22 hari. Sedangkan pada tahun 2003, Jakarta dinyatakan sehat hanya
selama 7 hari. Lebih lanjut, berdasarkan penelitian Kelompok Kerja Udara Kaukus Lingkungan
Hidup, pada tahun 2004 dan 2005, jumlah hari dengan kualitas udara terburuk di Jakarta jauh
di bawah 50 hari. Namun pada tahun 2006, jumlahnya justru naik di atas 51 hari.
Limbah gas di DKI Jakarta yang merupakan penyebab penurunan kualitas udara
digolongkan ke dalam sumber tidak bergerak (kegiatan industri, rumah tangga dan pembakaran
sampah) dan sumber bergerak (kegiatan transportasi).
debu
56.653,09 ton per tahun (70,37%)
Sumber Tidak Bergerak
SO2
403.523,25 ton per tahun (78,32%)
NOx
27.079,72 ton per tahun (62,2%)
Sumber Bergerak
CO
589.167,92 ton per tahun (25,786%)
Tabel 2. Potensi Limbah dari Sumber Tidak Bergerak dan Bergerak
Sumber : bplhd.jakarta.go.id
Dari fakta tersebut dapat disimpulkan bahwa sumber bergerak yaitu kendaran bermotor
merupakan penyebab pencemaran untuk parameter NOx dan CO. Sedangkan sumber tidak
bergerak merupakan penyebab pencemaran untuk parameter SO2 dan debu.
Berdasarkan Permen PU No. 5 Tahun 2008, setiap satu meter persegi luas lahan RTH
menghasilkan 54 gram berat kering tanaman per hari dan setiap satu gram berat kering tanaman
adalah setara dengan produksi oksigen 0,9375 gram.
I5
3%
77%
0-10m
10-20 m
20-30m
10-20
20-30
daya hasil pekarangan dengan komoditas tanaman obat keluarga maupun pangan dengan
penerapan teknologi berwawasan lingkungan.
Solusi Terpilih
Dari beberapa alternatif solusi yang ada, maka solusi terpilih berdasarkan pada
permasalahan saat ini yaitu peningkatan dan pemasaran hasil produksi pertanian. Saat ini, hasil
pertanian perkotaan di area studi tidak terlalu banyak sehingga hanya dapat dikonsumsi secara
pribadi dan tidak mendapatkan keuntungan ekonomi. Peningkatan hasil produksi dapat
dilakukan dengan cara teknik vertikultur yaitu memaksimumkan hasil produksi pada lahan
yang sempit.
Tanaman obat keluarga yang ditanam oleh sebagian besar pelaku kegiatan pertanian
perkotaan di area studi dapat diolah menjadi obat herbal siap pakai yang tinggi nilai jualnya.
Selain itu, masyarakat juga dapat menanam komoditas jahe merah dan memanfaatkan
keterampilan mereka dalam membuat bir pletok yang merupakan minuman penyegar
tradisional khas Betawi.
Pemasaran obat herbal dan bir pletok dapat dilakukan melalui kerjasama dengan pihak
lain seperti toko obat, salon kecantikan, rumah pijat dan lain sebagainya. Dengan demikian,
pertanian perkotaan dapat berkembang dan membantu meningkatkan pendapatan keluaga.
KESIMPULAN
Kegiatan pertanian perkotaan merupakan langkah yang harus dilakukan oleh
masyarakat perkotaan. Selain bermanfaat dalam dimensi ekologi yaitu menambah luas ruang
terbuka hijau (RTH) di perkotaan, kegiatan tersebut juga bermanfaat dalam dimensi ekonomi
yaitu dapat membantu meningkatkan pendapatan keluarga. Namun, kegiatan pertanian
perkotaan di Kelurahan Slipi belum memberikan kontribusi dalam menambah pendapatan
keluarga karena hasil panen hanya dimanfaatkan secara pribadi.
Kegiatan pertanian perkotaan ini sangat didukung oleh masyarakat. Namun, terdapat
banyak permasalahan dalam melaksanakan kegiatan pertanian perkotaan tersebut, antara lain
sempitnya ketersediaan lahan yang ada dan masalah waktu. Bagi sebagian masyarakat yang
sibuk dengan pekerjaannya, waktu menjadi kendala untuk melakukan kegiatan pertanian
perkotaan.
Pemerintah perlu segera menetapkan lahan/ruang pertanian pangan berkelanjutan di
perkotaan sesuai dengan amanat UU No. 41 Tahun 2009. Sebagai langkah awal, rencana tata
ruang wilyah (RTRW) provinsi DKI Jakarta perlu ditetapkan berdasarkan peraturan daerah
(Perda) dan diimplementasikan secara konsisten oleh penentu kebijakan. Diperlukan aturan
yang jelas tentang pertanian perkotaan, baik yang berbentuk undang-undang maupun peraturan
turunnnya. Di samping itu juga diperlukan komitmen yang kuat dan konsistensi penentu
kebijakan dan pemangku kepentingan (stakeholders) dalam mengimplementasikan kebijakan
pengembangan pertanian.
I8
I9
DAFTAR PUSTAKA
Aji Purwanto, Semiarto. 2010. Bertani di Kota, Berumah di Desa: Studi Kasus Pertanian Kota
di Jakarta Timur. Depok: Universitas Indonesia
Kelurahan Slipi. 2012. Laporan Tahunan Kelurahan Slipi. Jakarta: Sekretariat Kelurahan
Noorsya, Abrilianty Octaria dan Kustiwan, Iwan. t.t. Potensi Pengembangan Pertanian
Perkotaan Untuk Mewujudkan Kawasan Perkotaan Bandung yang Berkelanjutan.
Bandung: Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan ITB
Puriandi, Fandy dan Indrajati, Petrus N. t.t. Proses Perencanaan Kegiatan Pertanian Kota yang
Dilakukan Oleh Komunitas Berkebun di Kota Bandung Sebagai Masukan
Pengembangan Pertanian Kota di Kawasan Perkotaan. Bandung: Sekolah Arsitektur,
Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan ITB
Sostenis Sampeliling dkk. 2012. Kebijakan Pengembangan Pertanian Kota Berkelanjutan:
Studi Kasus di DKI Jakarta. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta
Referensi dari website diunggah pada 02 Maret 2015 pukul 15.00 WIB
http://www.antaranews.com/berita/395412/pengamat-kualitas-udara-di-jakarta-sudah-parah
http://bplhd.jakarta.go.id/SLHD2013/Docs/Lap_SLHD/Lap_2D.htm
http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=4&dn=20100304125156
I10
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota
1.
KETUA PELAKSANA
Nama
: Fani Apriliani
: Perempuan
Jurusan
NIM
: 2013-22-050
Alamat asal
Riwayat Pendidikan
No.
Pendidikan
Tempat
Kab. Tangerang
SDN Kadongdong
SMPN 2 Tigaraksa
Kab. Tangerang
2010-2013
2013-sekarang
2001-2007
2007-2010
Jenis Penghargaan
Institusi Pemberi
Tahun
Penghargaan
Direktorat Jenderal
Perguruan Tinggi
2014
Transjakarta
Juara 3 OSN Tingkat
2
2012
Kebudayaan Pemerintah
Studi Kebumian
Provinsi Banten
2012
SMAN 6 Kabupaten
2010
Tangerang
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Program Kreatifitas Mahasiswa Artikel Ilmiah.
(Fani Apriliani)
2.
ANGGOTA
Nama
: Ludia Wekaburi
: Perempuan
Jurusan
NIM
: 2013-22-038
Alamat asal
Riwayat Pendidikan
No.
Pendidikan
Tahun Masuk
Tempat
Lulus
SD Bintuni
1999-2005
2005-2008
2008-2011
2013-sekarang
3
4
Jenis Penghargaan
Institusi Pemberi
Tahun
Penghargaan
Papua Barat
2012
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Program Kreatifitas Mahasiswa Artikel Ilmiah.
(Ludia Wekaburi)
3.
ANGGOTA
Nama
: Sarozatulo Harefa
: Laki-laki
Jurusan
NIM
: 2013-22-060
Alamat asal
: Jalan Umbu Laehuwa No. 12, Kec. Gunung Sitoli Alooa, Kota
Gunung Sitoli, Provinsi Sumatera Utara
Riwayat Pendidikan
No.
Pendidikan
Tahun Masuk -
Tempat
Lulus
2001-2007
2007-2010
2010-2013
Jenis Penghargaan
Institusi Pemberi
Tahun
Penghargaan
Kopertis Wilayah 3
Wilayah 3
2014
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Program Kreatifitas Mahasiswa Artikel Ilmiah.
(Sarozatulo Harefa)
: Fani Apriliani
NIM
: 2013-22-050
Fakultas
: Teknik
Program Studi
Dengan ini menyatakan bahwa usulan Program Kreativitas Mahasiswa Artikel Ilmiah (PKMAI).
PENINGKATAN KUALITAS LINGKUNGAN DAN EKONOMI MELALUI
KEGIATAN PERTANIAN PERKOTAAN SECARA BERKELANJUTAN STUDI
KASUS DI KELURAHAN SLIPI
Ketua Pelaksana,
Fani Apriliani
NIDN. 0330107401
NIM. 2013-22-050
: Fani Apriliani
- NIM
: 2013-22-050
1) Menyatakan bahwa PKM-AI yang saya tuliskan bersama anggota tim lainnya benar
bersumber dari kegiatan yang telah dilakukan:
- Tugas Kelompok Mata Kuliah Studio Proses Perencaan yang telah dilakukan sendiri
oleh penulis dan bukan oleh pihak lain.
- Topik Kegiatan tersebut yaitu Identifikasi Kegiatan Pertanian Perkotaan atau Urban
Farming di DKI Jakarta.
- Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Juni 2014 di Kelurahan Slipi, Jakarta Barat.
2) Naskah ini belum pernah diterbitkan/dipublikasikan dalam bentuk prosiding maupun
jurnal sebelumnya.
Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran tanpa paksaan pihak manapun
juga untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Menyetujui,
Ketua Jurusan
Fani Apriliani
NIM. 2013-22-050
NIP. 210050426