Anda di halaman 1dari 18

PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA

PENINGKATAN KUALITAS LINGKUNGAN DAN EKONOMI MELALUI


KEGIATAN PERTANIAN PERKOTAAN SECARA BERKELANJUTAN
STUDI KASUS DI KELURAHAN SLIPI

BIDANG KEGIATAN:
PKM AI

Diusulkan oleh:
Fani Apriliani

201322050 / 2013

Ludia Wekaburi

201322038 / 2013

Sarozatulo Harefa

201322060 / 2013

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


JAKARTA
2015

PENGESAHAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA


ARTIKEL ILMIAH

1. Judul Kegiatan

: Peningkatan Kualitas Lingkungan dan


Ekonomi melalui Kegiatan Pertanian Perkotaan secara
Berkelanjutan Studi Kasus di Kelurahan Slipi

2. Bidang Kegiatan

: () PKM- AI

( ) PKM-GT

3. Ketua Pelaksana Kegiatan


a. Nama Lengkap

: Fani Apriliani

b. NIM

: 2013220050

c. Jurusan

: Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota

d. Universitas

: Universitas Esa Unggul

e. Alamat Rumah

: Perumahan Mustika Tigaraksa Blok B 11 No 14


Kabupaten Tangerang-Banten

f. Alamat Email
4. Anggota Pelaksana Kegiatan

: fani.apriliani4@gmail.com
: 2 (dua) orang

5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar

: Dr. Ir. Ken Martina, MT.

b. NIDN

: 0004065601

c. Alamat Rumah

: Jalan Kejaksaan IV Blok E No. 93 Kav. Kejaksaaan


Pondok Bambu-Jakarta Timur
Jakarta, 20 Maret 2015

Menyetujui,
Dekan Fakultas Teknik

Ketua Pelaksana Kegiatan

(Dr. Ir. Nofi Erni, MM)


NIDN. 0315116701

(Fani Apriliani)
NIM. 201322050

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan

Dosen Pendamping

(Ari Pambudi, S.Kom, M.Kom)


NIP. 0208040375

(Dr. Ir. Ken Martina, MT)


NIDN. 0004065601
ii

PENINGKATAN KUALITAS LINGKUNGAN DAN EKONOMI MELALUI


PERTANIAN PERKOTAAN SECARA BERKELANJUTAN : STUDI KASUS DI
KELURAHAN SLIPI
IMPROVEMENT OF THE QUALITY OF THE ENVIRONMENT AND THE ECONOMY
THROUGH SUSTAINABLE URBAN AGRICULTURE: A CASE STUDY IN SLIPI
Fani Apriliani1), Sarozatulo Harefa2), Ludia Wekaburi3)
Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Esa Unggul Jakarta
ABSTRACT
One of the characteristics of a city is an economic region activism engaged in nonagricultural sector. Agricultural land deemed not to have significant economic value when
compared to non agricultural land such us the construction of apartments, offices, shoping
centers/mall. In Jakarta, agricultural land is limited. Most of the agricultural product consumed
in Jakarta are imported from Tangerang, Bogor and Bekasi. It is certainly not effective, because
it can increase the value-based selling and will add the congestion in Jakarta. Therefore, urban
agriculture activities such us in Slipi, is expected to solve this problem.
To identify existing urban agriculture activities in Slipi, research is conducted using the
method of literature studies, preparation of survey, survey, compilation, analysis and formulate
the alternative solution as well as the selection of the best solution.
Urban agricultural activities have benefits in ecological and economic dimension which
increase the area of green open space and can help increase the family income. However, there
are many problems in implementing the urban agricultural activities, among others, the
narrowness of the existing land availability and time issues for urban communities. There needs
to be clear rules regarding urban agricultural activities.
Keyword : Urban, Urban Agriculture, Land Conversion, Sustainnable
ABSTRAK
Salah satu ciri dari sebuah kota adalah suatu wilayah yang kegiatan ekonominya
bergerak pada sektor non pertanian. Lahan pertanian dianggap tidak memiliki nilai ekonomi
yang besar jika dibandingkan dengan lahan non pertanian seperti pembangunan apartemen,
perkantoran, pusat perbelanjaan/mal. Di DKI Jakarta, luas lahan pertanian sangat sedikit,
sehingga untuk memenuhi kebutuhan pangan harus mengimpor ke daerah-daerah penyangga
seperti Tangerang, Bogor dan Bekasi. Hal ini tentu tidak efektif, karena proses impor dari
daerah penyangga dapat meningkatkan nilai jual dan pengangkutan yang berbasis jalan raya
akan menambah kemacetan di Jakarta. Oleh karena itu, kegiatan pertanian perkotaan seperti
yang ada di Kelurahan Slipi, diharapkan mampu menjawab permasalahan ini.
Untuk mengidentifikasi kegiatan pertanian perkotaan yang ada di Kelurahan Slipi,
maka dilakukan penelitian dengan menggunakan metode studi literatur, persiapan survai,
survai, kompilasi data, analisis, dan perumusan alternatif solusi serta pemilihan solusi terbaik.
Kegiatan pertanian perkotaan memiliki manfaat dalam dimensi ekologi dan ekonomi
yaitu menambah luas ruang terbuka hijau (RTH) di perkotaan dan dapat membantu
meningkatkan pendapatan keluarga. Kegiatan pertanian perkotaan ini sangat didukung oleh
masyarakat. Namun, terdapat banyak permasalahan dalam melaksanakan kegiatan pertanian
perkotaan tersebut, antara lain sempitnya ketersediaan lahan yang ada dan masalah waktu.
Diperlukan adanya peraturan yang jelas mengenai kegiatan pertanian perkotaan.
Kata Kunci: Perkotaan, Pertanian Perkotaan, Alih Fungsi Lahan, Berkelanjutan
1

PENDAHULUAN
Alih fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi lahan non pertanian hampir tidak bisa
dibendung sejalan dengan perkembangan kebutuhan masyarakat perkotaan. Saat ini, luas lahan
pertanian di DKI Jakarta adalah 1.524,46 m2 (Dinas Pertanian DKI Jakarta). Ibukota tidak
mampu memenuhi kebutuhan pangan masyarakatnya sehingga harus mengimpor dari kotakota penyangga seperti Bekasi, Bogor dan Tangerang.
Urban farming atau pertanian perkotaan merupakan suatu aktivitas pertanian di dalam
atau sekitar perkotaan yang melibatkan keterampilan, keahlian dan inovasi dalam budidaya dan
pengolahan makanan. Hal utama yang menyebabkan munculnya aktivitas ini adalah upaya
memberikan kontribusi pada ketahanan pangan, menambah penghasilan masyarakat sekitar
juga sebagai sarana rekreasi dan hobi (Encity, 2011).
Kelurahan Slipi merupakan salah satu wilayah di DKI Jakarta yang melakukan kegiatan
pertanian perkotaan (urban farming). Bentuk kegiatan tersebut adalah penanaman tanaman
obat keluarga (toga). Kegiatan tersebut dilakukan di RW 02, 05, 06 dan 07.
TUJUAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi kegiatan pertanian perkotaan
yang dilakukan di Kelurahan Slipi sehingga dapat merumuskan permasalahan-permasalahan
yang ada. Dari rumusan permasalahan tersebut kemudian akan diperoleh solusi penyelesaian
yang tepat.
METODE PENELITIAN
Penelitian kegiatan pertanian perkotaan di Kelurahan Slipi dilakukan melalui studi
literatur, persiapan survai, survai, kompilasi data, analisis, dan perumusan alternatif solusi serta
pemilihan solusi terbaik.
Persiapan survai terdiri dari pencarian data sekunder yaitu data kependudukan
Kelurahan Slipi, peta orientasi dan peta lokasi studi. Sebelum melakukan survai ke lapangan
juga dibutuhkan persiapan pencarian data primer (survai) yang meliputi penyusunan kuesioner
yang ditujukan kepada rumah tangga pelaku kegiatan dan bukan pelaku kegiatan pertanian
perkotaan serta tokoh masyarakat baik formal maupun informal, pembuatan checklist data
observasi serta ketersediaan peta kawasan studi.
Setelah memperoleh persiapan yang matang, kemudian dilakukan survai. Kegiatan ini
dilakukan untuk mengumpulkan data primer yakni data yang menggambarkan dan mewakili
kondisi saat ini. Pengumpulan data lapangan dalam penelitian ini dilakukan dengan dua cara,
yaitu wawancara menggunakan kuesioner yang disebar kepada 30 responden dan observasi
lapangan yang dilakukan untuk melihat kondisi kawasan penelitian baik dari segi fisik, sosial
maupun ekonomi yang kemudian dilakukan digitasi lokasi.
Data dan informasi hasil kegiatan survai kemudian dikompilasi atau disusun agar
mudah dibaca, dilihat kaitannya satu dengan yang lain dan informatif. Data disajikan dalam
bentuk peta, gambar, table dan grafik. Data yang telah diperoleh dari hasil wawancara dan
observasi kemudian dianalisis dengan metode deskriptif agar dapat menyimpulkan masalahmasalah yang telah terjadi di lokasi. Berdasarkan hasil analisis, kemudian dirumuskan beberapa
alternatif solusi untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang ada di area studi. Setelah
I2

dirumuskannya beberapa alternatif solusi, kemudian akan dipilih solusi terbaik yang
berdasarkan kepada kebutuhan eksisting.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Eksisting
Kegiatan pertanian perkotaan di RW 02, 05, 06 dan 07 Kelurahan Slipi dominan
dilakukan dengan model horizontal karena sebagian besar pelaku kegiatan tersebut belum
mengetahui teknik bercocok tanam dengan model vertikal. Pelaku kegiatan pertanian perkotaan
memanfaatkan lahan pekarangan mereka yang relatif sempit yaitu hanya berkisar 0 hingga 10
meter. Namun, ada pula dari mereka yang memanfaatkan lahan kosong di sudut-sudut
pemukiman sehingga menjadi kebun bersama.

Gambar 1. Kegiatan Bertani di Lahan Milik Pribadi


Sumber : data observasi

Gambar 2. Kegiatan Bertani di Lahan Milik Bersama


Sumber : data observasi

Pemanfaatan lahan untuk kegiatan pertanian yang luasnya berkisar 0 hingga 10 meter
tersebut sudah dianggap cukup luas karena mengingat semakin besarnya persaingan dalam
pemanfaatan lahan antara sektor pertanian dan sektor nonpertanian. Persaingan dalam
pemanfaatan lahan tersebut muncul akibat adanya fenomena ekonomi dan sosial, yaitu
keterbatasan sumberdaya lahan, pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi.
Lokasi kegiatan pertanian perkotaan di area studi tidak termasuk dalam area yang rawan
terkena banjir karena lokasi studi memiliki kontur yang agak tinggi kecuali di RW 02. Pada
musim hujan, lokasi tersebut kadang tergenang air dengan ketinggian 7-8cm tetapi cepat surut
kembali sehingga tidak berpengaruh terhadap kegiatan pertanian perkotaan yang dilakukan.
Kegiatan pertanian perkotaan dilakukan dengan memanfaatkan lahan pekarangan
rumah dan balkon, serta lahan garapan dan lahan kosong yang ada. Setiap rumah warga ada
tanaman obat di pot, sehingga masing-masing warga mempunyai rasa memiliki, memelihara
sekaligus memanfaatkan sendiri tanaman yang ditanamnya.
Jenis tanaman yang paling banyak ditanam adalah tanaman obat keluarga (toga) yaitu
sirih merah, sirih putih, jahe merah, jahe putih, mahkota dewa, brotowali, lidah buaya, daun
sambung nyawa, daun sereh, daun kunyit, daun lengkuas, cocor bebek dan lain sebagainya.
Tanaman-tanaman tersebut sangat bermanfaat untuk mengobati penyakit secara herbal dan
mudah ditanam. Penanaman sayuran dan buah-buahan tidak dapat dilakukan karena kondisi
tanah yang kurang cocok sehingga tanaman tersebut cepat mati. Bibit tanaman toga sebagian
besar diperoleh dari pemerintah yaitu kelurahan Slipi dan dinas pertanian DKI Jakarta. Namun,
I3

ada pula dari mereka yang harus membeli bibit dari penjual eceran karena tidak
memperolehnya dari pemerintah.
Kegiatan pertanian perkotaan di area studi tidak serempak dilaksanakan oleh
masyarakat. Ada yang melakukannya lebih dari 3 tahun yang lalu, ada pula sekitar 1 hingga 3
tahun yang lalu bahkan ada yang kurang dari satu tahun. Hal ini menunjukkan bahwa adanya
peningkatan minat masyarakat terhadap kegiatan pertanian perkotaan ini. Kegiatan pertanian
perkotaan di area studi didukung oleh prasarana dan sarana transportasi yang baik bagi para
warga sehingga dapat memperlancar pendistribusian hasil pertanian perkotaan mereka.
Modal kegiatan pertanian perkotaan di area studi yang berupa bibit tanaman dan alat
pertanian sebagian besar berasal dari pemerintah yaitu dana kelurahan Slipi dan dinas pertanian
DKI Jakarta. Hal ini menunjukkan bahwa ada dukungan pemerintah terhadap kegiatan tersebut.
Namun, biaya pemeliharaan ditanggung oleh masing-masing pelaku kegiatan tersebut. Biaya
pemeliharaan tidak menjadi beban bagi mereka karena hanya berkisar Rp 50.000 hingga Rp
150.000,- per bulan
Sebagian besar tanaman obat keluarga yang ditanam tidak diperjualbelikan akan tetapi
dimanfaatkan oleh para tetangga yang membutuhkan obat herbal. Namun, sebagian kecil warga
di RT 05 RW 07 mengolah hasil tanaman mereka seperti, jahe merah diolah menjadi bir pletok
dan manisan, rosella diolah menjadi sirup, serta belimbing wuluh menjadi manisan. Hasil
pengolahan tersebut kemudian dijual ke pasar dan sejumlah hotel di Palmerah. Bir Pletok dijual
dengan harga Rp 50.000,00 per botol.
No.

RW

1.
2.
3.
4.

02
05
06
07

RT
001 sampai 013
001 sampai 013
001 sampai 015
001 sampai 010
Jumlah

Kelompok
Toga
10 Dasawisma
13 Dasawisma
16 Dasawisma
19 Dasawisma
58 Dasawisma

Produk Unggulan
Minuman Lidah Buaya
Sirup Rosella
Manisan Belimbing
Bir Pletok dan Jahe Merah Instan

Tabel 1. Produk Unggulan Pertanian Perkotaan di Kelurahan Slipi


Sumber : Data Kelurahan Slipi 2014

Kegiatan menanam tanaman obat keluarga (toga) di area studi cukup banyak dilakukan
oleh masyarakat. Mereka melakukan kegiatan tersebut untuk mengisi waktu luang,
menyalurkan hobi dan hasil tanaman juga dapat dimanfaatkan sebagai obat herbal. Namun,
kebanyakan kegiatan tersebut dilakukan secara individu sehingga hasilnya terkesan sedikit dan
tidak memberikan keuntungan ekonomi. Padahal, kegiatan pertanian perkotaan mempunyai
peluang dan prospek yang baik untuk pengembangan usaha tani berbasis agribisnis dan
berwawasan lingkungan.
Seharusnya tanaman obat yang ditanam per rumah tangga dapat dikumpulkan dan
diolah menjadi obat herbal sehingga akan meningkatkan nilai jualnya. Dengan demikian,
kegiatan pertanian tersebut dapat menjadi sumber tambahan penghasilan dan kesempatan kerja
bagi masyarakat sehingga dapat menjadi penyangga kestabilan ekonomi di dalam keadaaan

I4

krisis dan berkaitan langsung dengan upaya penanggulangan kemiskinan (poverty alleviation)
serta pembentukkan lingkungan lestari.
Penyuluhan mengenai kegiatan pertanian perkotaan di Kelurahan Slipi dinilai cukup
efisien untuk meningkatkan jumlah pelaku kegiatan. Namun, penyuluhan yang disarankan oleh
pelaku kegiatan dan beberapa ketua RT dan RW hanya berorientasi pada kelestarian dan
penghijauan lingkungan. Seharusnya, pemerintah setempat mengadakan penyuluhan kegiatan
bercocok tanam di perkotaan yang bertujuan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dan
kelestarian lingkungan. Selain itu, terkait dengan masalah keterbatasan lahan, pemerintah dapat
memberikan penyuluhan tata cara bercocok tanam secara vertikal dan teknologi bertani yang
dapat meningkatkan hasil pertanian. Dengan demikian, masyarakat diharapkan akan tertarik
untuk melakukan kegiatan pertanian perkotaan di Kelurahan Slipi.
Dari adanya kegiatan pertanian perkotaan, tentu akan menambah luas ruang terbuka
hijau khususnya di Kelurahan Slipi. Ruang terbuka hijau tersebut sangat bermanfaat untuk
meningkatkan kualitas lingkungan yaitu menekan polusi udara, menambah nilai estetika,
menurunkan suhu dan dapat menambah resapan air.
Berdasarkan riset yang dilakukan Universitas Indonesia pada 2006, menunjukkan
bahwa udara di DKI Jakarta sudah jauh di bawah garis rata-rata layak untuk paru-paru.
Polusi udara di Jakarta adalah yang terparah di seluruh Indonesia. Dalam skala global,
Jakarta adalah kota dengan tingkat polusi terburuk nomor 3 di dunia (setelah Meksiko dan
Thailand). Kadar partikel debu (particulate matter) yang terkandung dalam udara Jakarta
adalah yang tertinggi nomor 9 yaitu 104 mg/m3 dari 111 kota dunia yang disurvei oleh Bank
Dunia pada tahun 2004. Sebagai perbandingan, Uni Eropa menetapkan angka 50 mg/m 3
sebagai ambang batas tertinggi kadar partikel debu di udara. Selain itu, jumlah hari dengan
kualitas tidak sehat di Jakarta semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2002, Jakarta
dinyatakan sehat selama 22 hari. Sedangkan pada tahun 2003, Jakarta dinyatakan sehat hanya
selama 7 hari. Lebih lanjut, berdasarkan penelitian Kelompok Kerja Udara Kaukus Lingkungan
Hidup, pada tahun 2004 dan 2005, jumlah hari dengan kualitas udara terburuk di Jakarta jauh
di bawah 50 hari. Namun pada tahun 2006, jumlahnya justru naik di atas 51 hari.
Limbah gas di DKI Jakarta yang merupakan penyebab penurunan kualitas udara
digolongkan ke dalam sumber tidak bergerak (kegiatan industri, rumah tangga dan pembakaran
sampah) dan sumber bergerak (kegiatan transportasi).
debu
56.653,09 ton per tahun (70,37%)
Sumber Tidak Bergerak
SO2
403.523,25 ton per tahun (78,32%)
NOx
27.079,72 ton per tahun (62,2%)
Sumber Bergerak
CO
589.167,92 ton per tahun (25,786%)
Tabel 2. Potensi Limbah dari Sumber Tidak Bergerak dan Bergerak
Sumber : bplhd.jakarta.go.id

Dari fakta tersebut dapat disimpulkan bahwa sumber bergerak yaitu kendaran bermotor
merupakan penyebab pencemaran untuk parameter NOx dan CO. Sedangkan sumber tidak
bergerak merupakan penyebab pencemaran untuk parameter SO2 dan debu.
Berdasarkan Permen PU No. 5 Tahun 2008, setiap satu meter persegi luas lahan RTH
menghasilkan 54 gram berat kering tanaman per hari dan setiap satu gram berat kering tanaman
adalah setara dengan produksi oksigen 0,9375 gram.
I5

Berdasarkan data kuesioner, 77% pelaku kegiatan pertanian perkotaan menggunakan


lahan dengan luasan berkisar antara 0 hingga 10 meter per rumah tangga. Dengan demikian,
akan mampu menghasilkan oksigen sebanyak 9,375 gram per hari per rumah tangga.

Luas Lahan Kegiatan Pertanian


Perkotaan Di Kelurahan Slipi
20%

3%

77%

0-10m

10-20 m

20-30m

Gambar 3. Luas Lahan Kegiatan Pertanian Pertanian di Kelurahan Slipi


Sumber : Data Kuesioner 2014

Produksi Oksigen per hari (gram)

Produksi Oksigen Per Hari


30
25
20
15
10
5
0
0-10

10-20

20-30

Luas Lahan Pertanian Perkotaan (m)

Gambar 4. Produksi Oksigen Per Hari


Sumber : Data Kuesioner 2014

Alternatif Solusi Permasalahan


Melihat kondisi pertanian perkotaan di RW 02, 05, 06 dan 07 Kelurahan Slipi dan
hubungannya dengan berbagai permasalahan yang ada, perlu dirancang dan dirumuskan
kebijakan yang komprehensif untuk pengembangan pertanian perkotaan yang berkelanjutan
(sustainable urban agriculture development policy). Kebijakan tersebut dapat dilakukan
dengan pendekatan integratif dengan mempertimbangkan lima dimensi yaitu:
Dimensi Ekologi
Kebijakan penanaman selektif yang sesuai dengan kondisi lahan sangat penting untuk
meningkatkan daya hasil pertanian perkotaan. Oleh sebab itu, masyarakat diharapkan dapat
I6

memperbanyak populasi tanaman obat keluarga sebagai implementasi penanaman tanaman


produktif dan mempunyai nilai ekonomi tinggi.
Selain itu, diperlukan adanya perluasan lahan. Perluasan tersebut dapat dilakukan
dengan optimalisasi daya hasil usaha tani yang ada dan penerapan teknologi sistem vertikal
(vertikultur) yang memanfaatkan tempat secara efisien.
Dimensi Ekonomi
Perlu suatu kebijakan pemberian insentif/kompensasi saprodi dan pajak tanah pertanian
di wilayah perkotaan. Salah satu solusi dalam memenuhi modal awal dalam melakukan
pengembangan pertanian di perkotaan yaitu dengan cara membentuk BUMP (Badan Usaha
Milik Petani) terlebih dahulu, sehingga kelompok tani yang sudah masuk dalam BUMP
tersebut dapat membuat suatu program yang dinamakan dengan KUK (Koperasi Unit Kota)
dimana KUK ini berfungsi untuk membantu kelompok tani mengajukan pinjaman modal dari
perusahaan UM (Usaha Mandiri), bank Mandiri atau lembaga lainnya.
Tataniaga dan pemasaran dalam pengembangan pertanian di perkotaan dapat dilakukan
dengan cara mengadakan hubungan kerjasama antara kelompok tani dengan industri atau
perusahaan lainnya. Dengan adanya kerjasama tersebut maka dapat meningkatkan pendapatan
kelompok tani melalui komoditi yang di jual atau di pasarkan kepada pihak industri atau
perusahaan lainnya.
Dimensi Sosial
Perlu adanya pembinaan teknis atau penyuluhan secara berkesinambungan untuk
meningkatkan keterampilan para petani perkotaan seperti penyuluhan pengembangan pertanian
melalui teknologi pertanian modern yaitu teknik vertikultur, hidroponik dan potinisasi yang
dapat meningkatkan hasil produksi.
Pengembangan pertanian perkotaan di Kelurahan Slipi dapat dilakukan dengan cara
peningkatan partisipasi kaum ibu rumah tangga melalui pembentukan organisasi atau
kelompok-kelompok tani perempuan dengan pembinaan peningkatan pendapatan keluarga
melalui kegiatan bertani.
Dimensi Kelembagaan
Perlu kebijakan khusus penambahan tenaga pertanian perkotaan sesuai dengan
kebutuhan wilayah dan keberadaan masyarakat tani di perkotaan serta satuan administrasinya
seperti kantor Balai Penyuluhan Pertanian secara umum (pertanian pangan, perikanankelautan, peternakan dan kelautan). Keberadaan kelembagaan tani yaitu kelompok tani,
gabungan kelompok tani (Gapoktan), KTNA dan lembaga keuangan sebagai sumber modal
usaha petani perkotaan, perlu diperkuat.
Dimensi Teknologi
Pemanfaatan pekarangan dapat diintervensi dengan penerapan teknologi ramah
lingkungan yaitu pertanian organik, sistem vertikultur, potinisasi dan hidroponik pada
komoditas tanaman obat keluarga di sekitar rumah penduduk atau halaman rumah. Penerapan
model kawasan rumah pangan lestari (KRPL) dilakukan melalui optimalisasi pemanfaatan dan
I7

daya hasil pekarangan dengan komoditas tanaman obat keluarga maupun pangan dengan
penerapan teknologi berwawasan lingkungan.
Solusi Terpilih
Dari beberapa alternatif solusi yang ada, maka solusi terpilih berdasarkan pada
permasalahan saat ini yaitu peningkatan dan pemasaran hasil produksi pertanian. Saat ini, hasil
pertanian perkotaan di area studi tidak terlalu banyak sehingga hanya dapat dikonsumsi secara
pribadi dan tidak mendapatkan keuntungan ekonomi. Peningkatan hasil produksi dapat
dilakukan dengan cara teknik vertikultur yaitu memaksimumkan hasil produksi pada lahan
yang sempit.
Tanaman obat keluarga yang ditanam oleh sebagian besar pelaku kegiatan pertanian
perkotaan di area studi dapat diolah menjadi obat herbal siap pakai yang tinggi nilai jualnya.
Selain itu, masyarakat juga dapat menanam komoditas jahe merah dan memanfaatkan
keterampilan mereka dalam membuat bir pletok yang merupakan minuman penyegar
tradisional khas Betawi.
Pemasaran obat herbal dan bir pletok dapat dilakukan melalui kerjasama dengan pihak
lain seperti toko obat, salon kecantikan, rumah pijat dan lain sebagainya. Dengan demikian,
pertanian perkotaan dapat berkembang dan membantu meningkatkan pendapatan keluaga.

KESIMPULAN
Kegiatan pertanian perkotaan merupakan langkah yang harus dilakukan oleh
masyarakat perkotaan. Selain bermanfaat dalam dimensi ekologi yaitu menambah luas ruang
terbuka hijau (RTH) di perkotaan, kegiatan tersebut juga bermanfaat dalam dimensi ekonomi
yaitu dapat membantu meningkatkan pendapatan keluarga. Namun, kegiatan pertanian
perkotaan di Kelurahan Slipi belum memberikan kontribusi dalam menambah pendapatan
keluarga karena hasil panen hanya dimanfaatkan secara pribadi.
Kegiatan pertanian perkotaan ini sangat didukung oleh masyarakat. Namun, terdapat
banyak permasalahan dalam melaksanakan kegiatan pertanian perkotaan tersebut, antara lain
sempitnya ketersediaan lahan yang ada dan masalah waktu. Bagi sebagian masyarakat yang
sibuk dengan pekerjaannya, waktu menjadi kendala untuk melakukan kegiatan pertanian
perkotaan.
Pemerintah perlu segera menetapkan lahan/ruang pertanian pangan berkelanjutan di
perkotaan sesuai dengan amanat UU No. 41 Tahun 2009. Sebagai langkah awal, rencana tata
ruang wilyah (RTRW) provinsi DKI Jakarta perlu ditetapkan berdasarkan peraturan daerah
(Perda) dan diimplementasikan secara konsisten oleh penentu kebijakan. Diperlukan aturan
yang jelas tentang pertanian perkotaan, baik yang berbentuk undang-undang maupun peraturan
turunnnya. Di samping itu juga diperlukan komitmen yang kuat dan konsistensi penentu
kebijakan dan pemangku kepentingan (stakeholders) dalam mengimplementasikan kebijakan
pengembangan pertanian.

I8

UCAPAN TERIMA KASIH


Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan Program Kreatifitas Mahasiswa Artikel Ilmiah (PKM-AI) yang berjudul
PENINGKATAN KUALITAS LINGKUNGAN DAN EKONOMI MELALUI KEGIATAN
PERTANIAN PERKOTAAN SECARA BERKELANJUTAN STUDI KASUS DI
KELURAHAN SLIPI dengan baik dan tepat pada waktunya. Tulisan ini disusun sebagai
usulan PKM-AI tahun 2015. Tidak lupa pula sholawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan orang-orang yang berjuang di
jalan Allah hingga akhir zaman.
Terselesainya tulisan ini adalah berkat dukungan dari semua pihak, untuk itu kami
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Ari Pambudi, S.Kom, M.Kom., selaku Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan
Universitas Esa Unggul yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada kami untuk
berkarya;
2. Ibu Dr. Ir. Ken Martina, M.T., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan
dan dukungan kepada kami untuk terus berkarya;
3. Kedua orang tua kami yang telah memberikan doanya;
4. Teman-teman di Universitas Esa Unggul, yang telah banyak memberi dorongan kepada
kami untuk membuat karya tulis ini;
5. Segenap pihak yang telah ikut andil dalam proses penyelesaian tulisan ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu per satu.
Kami berharap, tulisan ini dapat memberikan manfaat dan sumbangan ilmiah kepada
pembaca. Kami menyadari bahwa tulisan ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena
itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan.
Jakarta, 20 Maret 2015
Penulis

I9

DAFTAR PUSTAKA
Aji Purwanto, Semiarto. 2010. Bertani di Kota, Berumah di Desa: Studi Kasus Pertanian Kota
di Jakarta Timur. Depok: Universitas Indonesia
Kelurahan Slipi. 2012. Laporan Tahunan Kelurahan Slipi. Jakarta: Sekretariat Kelurahan
Noorsya, Abrilianty Octaria dan Kustiwan, Iwan. t.t. Potensi Pengembangan Pertanian
Perkotaan Untuk Mewujudkan Kawasan Perkotaan Bandung yang Berkelanjutan.
Bandung: Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan ITB
Puriandi, Fandy dan Indrajati, Petrus N. t.t. Proses Perencanaan Kegiatan Pertanian Kota yang
Dilakukan Oleh Komunitas Berkebun di Kota Bandung Sebagai Masukan
Pengembangan Pertanian Kota di Kawasan Perkotaan. Bandung: Sekolah Arsitektur,
Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan ITB
Sostenis Sampeliling dkk. 2012. Kebijakan Pengembangan Pertanian Kota Berkelanjutan:
Studi Kasus di DKI Jakarta. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta
Referensi dari website diunggah pada 02 Maret 2015 pukul 15.00 WIB
http://www.antaranews.com/berita/395412/pengamat-kualitas-udara-di-jakarta-sudah-parah
http://bplhd.jakarta.go.id/SLHD2013/Docs/Lap_SLHD/Lap_2D.htm
http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=4&dn=20100304125156

I10

LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota

1.

KETUA PELAKSANA
Nama

: Fani Apriliani

Tempat, tanggal lahir : Bandarlampung, 22 April 1995


Jenis kelamin

: Perempuan

Jurusan

: Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota

NIM

: 2013-22-050

Alamat asal

: Perum Mustika Tigaraksa Blok B 11 No. 14 Kel. Pasirnangka,


Kec. Tigaraksa, Kab. Tangerang-Banten

Riwayat Pendidikan
No.

Pendidikan

Tempat
Kab. Tangerang

Tahun Masuk Lulus

SDN Kadongdong

SMPN 2 Tigaraksa

SMAN 6 Kab. Tangerang

Kab. Tangerang

2010-2013

Universitas Esa Unggul

Kebon Jeruk, Jakarta Barat

2013-sekarang

Kec. Tigaraksa, Kab.


Tangerang

2001-2007
2007-2010

Penghargaan Dalam 10 Tahun Terakhir


No.

Jenis Penghargaan

Institusi Pemberi

Tahun

Penghargaan

Pemenang PKM-GT yang


1

berjudul Gagasan Model

Direktorat Jenderal

dan Sistem Integrasi Bus

Perguruan Tinggi

2014

Transjakarta
Juara 3 OSN Tingkat
2

Kabupaten bidang Studi


Kebumian

Dinas Pendidikan dan


Kebudayaan Pemerintah
Daerah Kabupaten
Tangerang

2012

Peserta OSN Tingkat

Dinas Pendidikan dan

Provinsi Banten bidang

Kebudayaan Pemerintah

Studi Kebumian

Provinsi Banten

Juara 3 Lomba MTQ

2012

SMAN 6 Kabupaten

2010

Tangerang

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Program Kreatifitas Mahasiswa Artikel Ilmiah.

Jakarta, 20 Maret 2015


Pengusul,

(Fani Apriliani)

2.

ANGGOTA
Nama

: Ludia Wekaburi

Tempat, tanggal lahir : Bintuni, 03 Desember 1993


Jenis kelamin

: Perempuan

Jurusan

: Perencanaan Wilayah dan Kota

NIM

: 2013-22-038

Alamat asal

: Jalan Jeruk Nipis Kecil 2 No. 14 Kel. Duri Kepa-Jakarta Barat

Riwayat Pendidikan
No.

Pendidikan

Tahun Masuk

Tempat

Lulus

SD Bintuni

Bintuni, Papua Barat

1999-2005

SMP Santa Monika

Bintuni, Papua Barat

2005-2008

Bintuni, Papua Barat

2008-2011

Kebon Jeruk, Jakarta Barat

2013-sekarang

3
4

SMA Yayasan Pendidikan


Kristen
Universitas Esa Unggul

Penghargaan Dalam 10 Tahun Terakhir


No.

Jenis Penghargaan

Institusi Pemberi

Tahun

Penghargaan

Juara 2 Lomba Voli Pantai

Dinas Olahraga Provinsi

Provinsi Papua Barat

Papua Barat

2012

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Program Kreatifitas Mahasiswa Artikel Ilmiah.

Jakarta, 20 Maret 2015


Pengusul,

(Ludia Wekaburi)

3.

ANGGOTA
Nama

: Sarozatulo Harefa

Tempat, tanggal lahir : Alooa, 04 April 1993


Jenis kelamin

: Laki-laki

Jurusan

: Perencanaan Wilayah dan Kota

NIM

: 2013-22-060

Alamat asal

: Jalan Umbu Laehuwa No. 12, Kec. Gunung Sitoli Alooa, Kota
Gunung Sitoli, Provinsi Sumatera Utara

Riwayat Pendidikan
No.

Pendidikan

Tahun Masuk -

Tempat

Lulus

SDN 071015 Alooa

Kota Gunung Sitoli

2001-2007

SMPN 1 Gunung Sitoli Alooa

Kota Gunung Sitoli

2007-2010

SMAN 1 Gunung Sitoli

Kota Gunung Sitoli

2010-2013

Universitas Esa Unggul

Kebon Jeruk, Jakarta Barat 2013-sekarang

Penghargaan Dalam 10 Tahun Terakhir


No.

Jenis Penghargaan

Institusi Pemberi

Tahun

Penghargaan

Juara 6 Lomba Voli

Dinas Olahraga Kopertis

Kopertis Wilayah 3

Wilayah 3

2014

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Program Kreatifitas Mahasiswa Artikel Ilmiah.

Jakarta, 20 Maret 2015


Pengusul,

(Sarozatulo Harefa)

Lampiran 2. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana PKM-AI

UNIVERSITAS ESA UNGGUL

SURAT PERNYATAAN KETUA PELAKSANA

Yang bertandatangan di bawah ini:


Nama

: Fani Apriliani

NIM

: 2013-22-050

Fakultas

: Teknik

Program Studi

: Perencanaan Wilayah dan Kota

Dengan ini menyatakan bahwa usulan Program Kreativitas Mahasiswa Artikel Ilmiah (PKMAI).
PENINGKATAN KUALITAS LINGKUNGAN DAN EKONOMI MELALUI
KEGIATAN PERTANIAN PERKOTAAN SECARA BERKELANJUTAN STUDI
KASUS DI KELURAHAN SLIPI

Yang diusulkan untuk tahun 2015 bersifat original.


Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya
bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.

Jakarta, 20 Maret 2015


Mengetahui,

Ketua Pelaksana,

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan,

Ari Pambudi S.Kom, M.Kom.

Fani Apriliani

NIDN. 0330107401

NIM. 2013-22-050

Lampiran 3. Surat Pernyataan Sumber Tulisan PKM AI

Saya yang menandatangani Surat Pernyataan ini:


- Nama

: Fani Apriliani

- NIM

: 2013-22-050

1) Menyatakan bahwa PKM-AI yang saya tuliskan bersama anggota tim lainnya benar
bersumber dari kegiatan yang telah dilakukan:
- Tugas Kelompok Mata Kuliah Studio Proses Perencaan yang telah dilakukan sendiri
oleh penulis dan bukan oleh pihak lain.
- Topik Kegiatan tersebut yaitu Identifikasi Kegiatan Pertanian Perkotaan atau Urban
Farming di DKI Jakarta.
- Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Juni 2014 di Kelurahan Slipi, Jakarta Barat.
2) Naskah ini belum pernah diterbitkan/dipublikasikan dalam bentuk prosiding maupun
jurnal sebelumnya.

Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran tanpa paksaan pihak manapun
juga untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, 20 Maret 2015


Ketua Pelaksana Kegiatan

Menyetujui,
Ketua Jurusan

Fani Apriliani

Ir. Darmawan L.C., MURP., MPA.

NIM. 2013-22-050

NIP. 210050426

Anda mungkin juga menyukai