Anda di halaman 1dari 11

RANCANGAN PRASARANA DAN SARANA BAGI PENGUNJUNG

DI OBJEK WISATA HUTAN SOLEAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE


KANSEI ENGINEERING
Andreas Stefly Istanto dan Fani Apriliani
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Universitas Esa Unggul Jakarta

ABSTRAK
Objek wisata merupakan sarana hiburan bagi masyarakat. Kondisi prasarana dan
sarana di objek wisata sangat mempengaruhi minat masyarakat untuk berkunjung. Objek
Wisata Hutan Solear memiliki prasarana dan sarana yang kurang memadai sehingga minat
masyarakat untuk berkunjung masih sangat rendah. Karena itu perlu dilakukan rancangan
perbaikan prasarana dan sarana dengan mengetahui keinginan para pengunjung. Metode yang
digunakan adalah metode Kansei Engineering. Prasarana dan sarana hasil rancangan di objek
wisata tersebut yaitu: (1) tempat parkir diperluas sehingga sebesar 100 m di sebelah kanan
dan 100m di sebelah kiri; (2) tempat berjualan makan, minuman, dan aksesoris dibuat perblok sehingga tertata rapi dan bersih; (3) jumlah toilet umum diperbanyak menjadi 8 buah
yang masing-masing dilengkapi dengan lampu dan ventilasi; (4) ukuran mushola yaitu
10x15m dilengkapi dengan 4 buah jendela disetiap sisi dan 2 buah pintu; (5) tersedia jalan
setapak/beraspal di sekitar objek wisata; (6) perbaikan dan penambahan jumlah tempat duduk
sebanyak 16 buah; (7) tersedia sarana bermain anak seperti ayunan, jungkat-jungkit dan
outbond dilahan seluas 500m; (8) tersedia 2 buah jembatan yang berkontruksi rotan; dan (9)
dibangun pagar yang mengelilingi objek wisata. Dengan hasil rancangan tersebut, Objek
Wisata Solear diharapkan mampu menjadi objek wisata andalan khususnya masyarakat
Kabupaten Tangerang dan umumnya masyarakat luas.
Kata Kunci : Objek Wisata Solear, Kansei Engineering

BAB I
PROFIL PERANCANGAN

Kabupaten Tangerang dikenal sebagai kawasan industri, namun sebenarnya tersimpan


potensi di bidang pariwisata. Salah satunya adalah objek wisata hutan Solear yang terletak di
Kecamatan Solear sekitar 17 kilometer dari Tigaraksa, pusat pemerintahan Kabupaten
Tangerang.
Hutan Solear memiliki luas sekitar 4,5 hektar. Di hutan ini terdapat 500 hingga 600
ekor kera liar dan juga makam seorang ulama dari Banten bernama Syekh Mas Masad bin
Hawa. Hutan Solear menjadi aset bagi masyarakat sebagai ladang mata pencaharian selain
bertani. Secara swadaya, masyarakat memelihara kelestarian alam dan menjual makanan kera
setiap hari libur nasional, terutama libur bulan Maulid dan libur Idul Fitri.
Sejak lama nama Solear populer secara alami, belum ada pengelolaan yang serius dari
pemerintah setempat ataupun pihak swasta yang ingin mengembangkan tempat ini. Sejumlah
fasilitas umum bagi pengunjung tampak tidak terawat dengan baik. Tempat duduk yang
terbuat dari semen sudah banyak yang berlumut begitu pula yang terbuat dari kayu sudah
banyak yang lapuk dan hampir roboh, kondisi toilet umum belum cukup baik, tempat
beribadah (mushola) sempit dan gelap, tempat parkir yang tersedia sempit dan sangat
berlumpur pada saat turun hujan.
Dengan kondisi tersebut, fokus penelitian ini diarahkan untuk membuat rancangan
prasarana dan sarana yang lebih baik dan lengkap bagi pengunjung Objek Wisata Hutan
Solear sehingga memperbesar daya tarik masyarakat untuk mengunjunginya dan dapat
menjadi objek wisata andalan khususnya masyarakat Kabupaten Tangerang dan umumnya
masyarakat luas. Selain itu, dengan meningkatnya jumlah pengunjung akan memberi peluang
yang besar bagi masyarakat sekitar untuk mendapatkan penghasilan yaitu dengan berjualan
makanan dan minuman, aksesoris, pakaian, dan lain sebagainya.

BAB II
HASIL SURVEI KEPADA KONSUMEN

Hasil Survei yang Kami peroleh dari penyebaran kuesioner kepada 20 orang
pengunjung Objek Wisata Hutan Solear di Kabupaten Tangerang yaitu:
A. Fasilitas Tersedia
1=sangat buruk, 2= buruk, 3=sedang, 4=baik, 5=sangat baik

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa besarnya biaya parkir di


Objek Wisata Hutan Solear tergolong agak mahal (65% pengunjung memilih nomor 2).
Biaya parkir pada hari biasa yaitu sebesar Rp 3000 untuk kendaraan roda dua dan Rp
5000 untuk kendaraan roda empat. Namun, pada hari minggu, libur nasional, libur
lebaran, Maulid Nabi Muhammad SAW, Isra Miraj, tahun baru Hijriah dan Masehi,
biaya parkir mencapai Rp 5000 untuk kendaraan roda dua dan Rp 7000 untuk kendaraan
roda empat. Biaya toilet umum tergolong sedang (65% pengunjung memilih nomor 3).
Biaya toilet umum di Objek Wisata Solear sebesar Rp 2000. Kondisi tempat duduk
tergolong buruk (45% pengunjung memilih nomor 2). Tempat duduk yang terbuat dari
semen sudah banyak yang berlumut begitu pula yang terbuat dari kayu sudah banyak
yang lapuk dan hampir roboh. Kondisi toilet umum tergolong buruk (45% pengunjung
memilih nomor 2). Jumlah toilet umum yang ada hanya 6 buah dengan kondisi yang
sempit dan kurang pencahayaan. Kondisi tempat parkir kendaraan pengunjung tergolong
buruk (45% pengunjung memilih nomor 2). Luas tempat parkir yang ada yaitu 30 m di

sebelah kanan dan 70 m di sebelah kiri. Tempat parkir tersebut masih berupa tanah dan
sebagian rerumputan sehingga sangat berlumpur pada saat turun hujan. Kondisi tempat
beribadah tergolong sedang (40% pengunjung memilih nomor 3). Mushola yang ada
terbagi menjadi dua yaitu untuk wanita terletak di sebelah kanan makam Syekh Mas
Masad bin Hawa dan untuk pria terletak di sebelah kanan mushola wanita. Mushola
tersebut memiliki luas 16 m dengan kondisi tertutup (hanya memiliki satu buah pintu
dan tidak ada jendela) sehingga sangat kurang pencahayaan. Kondisi jalan di tempat
objek wisata tergolong sedang (35% pengunjung memilih nomor 3). Sebagian besar jalan
yang ada di objek wisata tersebut masih berupa tanah, namun ada beberapa yang sudah
diaspal. Kondisi jalan menuju objek wisata tergolong buruk (50% pengunjung memilih
nomor 2). Kondisi jalan 1 km menuju objek wisata masih banyak yang berlubang.

B. Fasilitas Belum Tersedia


1=perlu, 2=tidak perlu

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa perbaikan jalan menuju


Objek Wisata Solear perlu dilakukan (95% pengunjung memilih nomor 1) karena 1 km
jalan menuju objek wisata masih banyak yang berlubang. Perbaikan jalan di tempat
objek wisata dan penyediaan jalan setapak perlu dilakukan (95% pengunjung memilih
nomor 1) karena sebagian besar jalan yang ada masih berupa tanah. Perbaikan dan

penambahan jumlah toilet perlu dilakukan (95% pengunjung memilih nomor 1) karena
jumlah toilet umum yang ada hanya 4 buah dengan kondisi yang sempit dan kurang
pencahayaan. Perbaikan tempat beribadah (mushola) perlu dilakukan (90% pengunjung
memilih nomor 1) karena kondisi mushola yang ada tertutup (hanya memiliki satu buah
pintu dan tidak ada jendela) sehingga sangat kurang pencahayaan. Penambahan tempat
duduk di sekitar objek wisata perlu dilakukan (90% pengunjung memilih nomor 1) agar
para pengunjung dapat beristirahat dengan nyaman. Penyediaan sarana bermain anak
seperti, ayunan, jungkat-jungkit, sarana outbond perlu dilakukan (95% pengunjung
memilih nomor 1) agar para pengunjung merasa senang dan terhibur serta dapat menarik
minat masyarakat untuk berkunjung ke objek wisata tersebut. Penyediaan sepeda air
untuk menyusuri sungai Cimanceuri yang mengelilingi Objek Wisata Hutan Solear perlu
dilakukan (70% pengunjung memilih nomor 1) dengan alasan yang sama yaitu untuk
menarik minat para pengunjung. Namun, 30% pengunjung yang mengisi kuesioner
menolak adanya fasilitas tersebut karena dianggap membahayakan. Hal ini dikarenakan
sungai Cimanceuri sering meluap pada saat musim hujan. Perbaikan tempat berjualan
makanan dan minuman untuk pengunjung perlu dilakukan (90% pengunjung memilih
nomor 1) agar teratur dan bersih.

BAB III
USULAN BERDASARKAN RANCANGAN

A. Kondisi Awal Objek Wisata Hutan Solear

B. Rancangan Objek Wisata Hutan Solear Berdasarkan Hasil Survei

C. Prasarana dan Sarana Eksisting Objek Wisata Solear


a. Mushola

b. Tempat berjualan makanan dan minuman

c. Toilet umum

D. Rancangan Prasarana dan Sarana Objek Wisata Solear


a. Mushola

b. Tempat berjualan makanan, minuman dan aksesoris

c. Interior toilet umum

d. Jembatan

e. Permainan di tempat bermain anak

C. Perbandingan Kondisi Awal dan Rancangan Objek Wisata Hutan Solear


a. Prasarana dan sarana eksisting, yaitu :
1. Luas tempat parkir adalah sebesar 30m di sebelah kanan dan 70m di sebelah kiri.
Tempat parkir tersebut masih berupa tanah dan sebagian rerumputan sehingga sangat
berlumpur pada saat turun hujan;
2. Tempat berjualan makan dan minuman tidak tertata rapi dan masih berkontruksi
bambu;
3. Toilet umum yang tersedia hanya 4 buah dengan kondisi yang sempit dan kurang
pencahayaan karena tidak adanya lampu dan ventilasi;

4. Kondisi mushola yang ada pada saat ini tertutup (hanya memiliki satu buah pintu
dan tidak ada jendela) sehingga sangat kurang pencahayaan;
5. Sebagian besar jalan di sekitar objek wisata masih berupa tanah sehingga sangat
berlumpur jika turun hujan;
6. Tempat duduk yang terbuat dari semen sudah banyak yang berlumut begitu pula
yang terbuat dari kayu sudah banyak yang lapuk dan hampir roboh;
7. Kondisi jalan 1 km menuju objek wisata masih banyak yang berlubang;
8. Tidak tersedianya sarana bermain anak;
b. Prasarana dan sarana hasil rancangan, yaitu;
1. Tempat parkir diperluas sehingga sebesar 100 m di sebelah kanan dan 100m di
sebelah kiri. Tempat parkir tersebut berupa aspal;
2. Tempat berjualan makan, minuman, dan aksesoris dibuat per-blok sehingga tertata
rapi dan bersih;
3. Jumlah toilet umum diperbanyak menjadi 8 buah yang masing-masing dilengkapi
dengan lampu dan ventilasi;
4. Ukuran mushola yaitu 10x15m dilengkapi dengan 4 buah jendela disetiap sisi dan 2
buah pintu;
5. Tersedia jalan setapak/beraspal di sekitar objek wisata;
6. Kondisi jalan 1 km menuju objek wisata tidak lagi berlubang;
7. Perbaikan dan penambahan jumlah tempat duduk sebanyak 16 buah (3 buah
berukuran 2x0.5m; 9 buah berukuran 5x0.5m; 4 buah berukuran 7x0.5m);
8. Tersedia sarana bermain anak seperti ayunan, jungkat-jungkit dan outbond dilahan
seluas 500m;
9. Tersedia 2 buah jembatan yang berkontruksi rotan agar para pengunjung dapat
menikmati pemandangan dari atas sungai serta mempermudah akses ke wilayah
Kabupaten Serang;
10. Disekeliling objek wisata dibangun pagar untuk keamanan dan membatasi wilayah
Objek Wisata Hutan Solear.
Dengan adanya perbaikan prasarana dan sarana di atas, yang diperoleh berdasarkan
keinginan para pengunjung melalui penyebaran kuesioner terhadap 20 orang, diharapkan
mampu menarik minat masyarakat untuk berkunjung ke Objek Wisata Hutan Solear
sehingga dapat menjadi objek wisata andalan khususnya masyarakat Kabupaten Tangerang
dan umumnya masyarakat luas.

Anda mungkin juga menyukai