REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI
DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
NOMOR 5 TAHUN 2016
TENTANG
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
PRINSIP DAN TUJUAN
Pasal 2
Pasal 3
BAB III
PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KAWASAN
PERDESAAN
Pasal 4
Bagian Kesatu
Pengusulan Kawasan Perdesaan
Pasal 5
Bagian Kedua
Penetapan dan Perencanaan Kawasan Perdesaan
Pasal 6
Pasal 7
Pasal 8
Pasal 9
Bagian Ketiga
Pelaksanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan
Pasal 10
Pasal 11
Pasal 12
Bagian Keempat
Pelaporan dan Evaluasi Pembangunan Kawasan Perdesaan
Pasal 13
Pasal 14
BAB IV
KELEMBAGAAN
Pasal 15
Pasal 16
provinsi.
(3) TKPKP pusat dalam melaksanakan tugas dan fungsinya
berkoordinasi dengan TKPKP provinsi dan TKPKP
kabupaten/kota.
Pasal 17
Pasal 18
Pasal 19
Pasal 20
BAB V
PENDANAAN
Pasal 21
BAB V
PEMBINAAN
Pasal 22
Pasal 23
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 24
Pasal 25
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 3 Maret 2016
MENTERI DESA,
PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN
TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
MARWAN JAFAR
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
WIDODO EKATJAHJANA
NOMOR: 14/DPKP/SK/07/2016.
TENTANG
2
MEMUTUSKAN:
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 1 Juli 2016
DIREKTUR JENDERAL
PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN,
ttd.
JOHOZUA M. YOLTUWU
3
Lampiran
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
NOMOR: 14/DPKP/SK/07/2016
TENTANG PENYELENGGARAAN
PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
mengikutsertakan masyarakat Desa. (2) Pembangunan Kawasan Perdesaan
yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota, dan pihak ketiga wajib mendayagunakan potensi
sumber daya alam dan sumber daya manusia serta mengikutsertakan
Pemerintah Desa dan masyarakat Desa. (3) Pembangunan Kawasan Perdesaan
yang berskala lokal Desa wajib diserahkan pelaksanaannya kepada Desa dan/
atau kerja sama antar-Desa.
B. Tujuan
C. Sasaran
D. Ruang Lingkup
7
BAB II
KELEMBAGAAN
A. Pengantar
1. TKPKP Pusat
TKPKP Pusat terdiri dari unsur Pemerintah Pusat, diketuai oleh Menteri
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (DPDTT) dengan
anggotanya meliputi Unsur Kementerian/Pimpinan Lembaga yang terkait
pengembangan Kawasan Perdesaan di Indonesia. TKPKP Pusat dibentuk
dan ditetapkan dengan Keputusan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi (DPDTT).
8
2. TKPKP Provinsi
3. TKPKP Kabupaten/Kota
4. TKPKP Kawasan
9
Unsur TKPKP
TKPKP (Tim Koordinasi Pembangunan Kawasan Perdesaan)
Kabupaten/Kota Provinsi Pusat
Ketua : Ketua :
TKPKP Kabupaten/Kota (Permanen)
Ketua: Sekretaris Daerah Kepala Bappeda Menteri DPDTT
Anggota: Anggota : Anggota :
Kepala Bappeda Unsur
Kepala SKPD yang menangani perdesaan Kepala SKPD
terkait Kementerian
TKPKP Kawasan (sesuai kebutuhan) /Lembaga terkait
Ketua : Bappeda
Koordinator klaster : SKPD sesuai klaster
Anggota :
SKPD (sesuai kebutuhan)
Badan Usaha
Camat, Kepala BKAD
Kepala Desa
Perwakilan masyarakat (pengelola lembaga dan tokoh
masyarakat
SK Bupati/Walikota :
1. Tentang Tim TKPKP Kabupaten SK Gubernur SK Menteri
2. Tentang Tim TKPKP Kawasan
Gambar 1. Tim Koordinasi Pembangunan Kawasan Perdesaan (TKPKP)
10
C. Tugas dan Fungsi TKPKP
1. TKPKP Pusat
2. TKPKP Provinsi
11
d. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan Pembangunan
Kawasan Perdesaan dalam skala provinsi berdasarkan laporan TKPKP
kabupaten. Pelaporan TKPKP Kabupaten disampaikan kepada TKPKP
Provinsi dengan tembusan TKPKP Kabupaten/Kota.
3. TKPKP Kabupaten/Kota
4. TKPKP Kawasan
TKPKP Kabupaten Sosialisasi Peraturan Menteri Desa, PDTT No. 5 Sosialisasi Peraturan Menteri Desa, PDTT
Tahun 2016 dan Juknis tentang Pembangunan No. 5Tahun 2016 dan Juknis tentang
Melakukan Supervisi, sosialiasi petunjuk teknis, dan Kawasan Perdesaan: PembangunanKawasan Perdesaan:
memotivasi Pembangunan Kawasan Perdesaan kepada Membina TKPKP Kabupaten/Kota: Melakukan pembinaan kepada TKPKP
BKAD, Camat, dan Desa.
Fasilitasi pelaksanaan pembangunan Kawasan Provinsi, Kabupaten/Kota berdasarkan
Dapat melakukan usulan pembangunan kawasan
perdesaan. Perdesaan di kabupaten/kota dalam lingkup hasil evaluasi penyelenggaraan
Memfasilitasi pengusulan pembangunan kawasan provinsi. pembangunan Kawasan Perdesaan.
perdesaan Melakukan monitoring, evaluasi, dan Memfasilitasi pelaksanaan pembangunan
Melakukan penilaian usulan pembangunan kawasan pelaporan Pembangunan Kawasan Perdesaan Kawasan Perdesaan di kabupaten/kota.
perdesaan
dalam skala provinsi berdasarkan laporan TKPKP Pusat berkoordinasi dengan
Mengkoordinasikan dan melaksakan proses penetapan
kawasan perdesaan TKPKP kabupaten. Pelaporan TKPKP TKPKP Provinsi dan TKPKP
Mengkoordinasikan penyusunan RPKP Kabupaten disampaikan kepada TKPKP Kabupaten/Kota untuk mendorong
Menunjuk pelaksana pembangunan kawasan perdesaan Provinsi dengan tembusan TKPKP terjadinya sinergisme mulai dari
dalam hal kewenangan penunjukan pelaksana kabupaten/Kota. penyusunan rencana hingga monitoring,
pembangunan yang didelegasikan oleh Bupati/Walikota.
evaluasi dan pelaporan.
Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan
pembangunan kawasan perdesaan atas dasar laporan Melakukan monitoring, evaluasi, dan
TKPKP Kawasan yang telah dilakukan verifikasi. pelaporan Pembangunan Kawasn
Pelaporan ditujukan kepada TKPKP Provinsi, dengan Perdesaan secara nasional berdasarkan
tembusan TKPKP Pusat. laporan TKPKP Provinsi dan kabupaten.
Koordinasi Pelaporan TKPKP Kabupaten
Tim Kawasan Koordinasi disampaikan kepada Menteri Desa
Melakukan usulan pembangunan Kawasan Pembangunan Dearah tertinggal dan
perdesaan. Transmigrasi dengan tembusan TKPKP
Menyusun rencana pembangunan kawasan perdesaan Provinsi
bersama-sama dengan TKPKP Kabupaten/Kota.
Melaksanakan Rencana pembangunan kawasan
perdesaan dalam hal ditunjuk oleh Bupati/TKPKP
Kabupaten/Kota.
Melakukan monitoring, eveluasi, dan pelaporan
pembangunan kawasan perdesaan. Pelaporan
dilakukan kepada TKPKP Kabupaten/Kota. Koordinasi
13
BAB III
PENGUSULAN DAN PENETAPAN KAWASAN PERDESAAN
Nama kawasan terdiri atas tema kawasan diikuti dengan nama lokasi.
Nama lokasi mewakili desa-desa yang membentuk kawasan, biasanya dipilih
nama kecamatan, atau desa yang akan menjadi pusat kawasan, atau ciri
ϐ Ǥ
penanganan kawasan yang dilakukan dengan mempertimbangkan potensi
Ǥ
Perdesaan melingkupi 2 hal, yaitu menonjolkan potensi dan/atau menonjolkan
penanganan masalah.
14
Gambar 3. Diagram Proses Pengusulan dan Penetapan Kawasan Perdesaan
15
Deskripsi Kawasan Perdesaan sebagaimana pada Tabel 1 dibawah :
Tabel 1. Deskripsi Kawasan Perdesaan
N0 Aspek Lingkup Uraian
1 Nama kawasan a. Tema kawasan
b. Nama lokasi
2 Letak kawasan a. Kecamatan
b. Kabupaten
3 Wilayah a. Jumlah kecamatan
b. Jumlah dan nama Desa a. Desa ……… Kecamatan
…………………….
b. Desa ……… Kecamatan
…………………….
c. Desa ……… Kecamatan
…………………….
d. Desa ……… Kecamatan
…………………….
c. Luas wilayah
d. Desa yang berpotensi
sebagai pusat kawasan
e. Perkembangan Desa (IDM) Desa tertinggal:… unit (nama
desa:………………)
Desa berkembang: … unit (nama desa :
…………)
Desa Mandiri : .... unit (nama
desa:.................)
4 Potensi ekonomi a. Komoditas unggulan a. …… dengan luas riil .. Ha, potensial
kawasan … Ha
b. …… dengan luas riil .. Ha, potensial
… Ha
b. Komoditas unggulan desa a. …… dengan luas riil .. Ha, potensial
… Ha
b. …… dengan luas riil .. Ha, potensial
… Ha
1) Desa ……… a. …… dengan luas riil .. Ha, potensial
… Ha
b. …… dengan luas riil .. Ha, potensial
… Ha
2) Desa ……… a. …… dengan luas riil .. Ha, potensial
… Ha
b. …… dengan luas riil .. Ha, potensial
… Ha
3) Desa ……… a. …… dengan luas riil .. Ha, potensial
… Ha
b. …… dengan luas riil .. Ha, potensial
… Ha
4) Desa ……… a. …… dengan luas riil .. Ha, potensial
… Ha
b. …… dengan luas riil .. Ha, potensial
… Ha
5 Penduduk dan a. Jumlah penduduk
Mobilitas b. Penduduk menetap
penduduk c. Jumlah penduduk miskin
d. Mata pencaharian
penduduk
6 Sarana dan a. Sarana pendidikan
Prasarana b. Sarana kesehatan
kawasan yang c. Sarana ekonomi
sudah ada d. Infrastruktur
7 Permasalahan a. Bidang Infrastruktur
yang dihadapi b. Ekonomi
c. Pendidikan
d. Kesehatan
8 Potensi Rawan Bencana ………….
Bencana*) a. Desa …………… Luas potensi bencana ………………. Ha
b. Desa …………… Luas potensi bencana ………………. Ha
c. Desa …………… Luas potensi bencana ………………. Ha
*) Diisi bila ada potensi
16
Desa-desa dalam satu kawasan harus memiliki keterkaitan komoditas
unggulan atau permasalahan, sehingga layak untuk dikembangkan dalam
satu kesatuan kawasan. Delineasi Kawasan Perdesaan merupakan batas yang
ditetapkan, bisa batas administrasi dan/atau batas fungsional, berdasarkan
kriteria tertentu yang digunakan sebagai batas wilayah Rencana Pembangunan
Kawasan Perdesaan (RPKP).
B. Pengusulan
17
Penetapan
Kawasan Perdesaan
Wilayah III (Kalimantan)
U
Skala
Km
0 3 6 12 18 24
Legenda
Ibukota Kecamatan
Pusat Desa/Kelurahan
Batas Provinsi
Batas Kabupaten
Batas Kecamatan
Batas Desa
Jalan Arteri Primer
Jalan Lokal
Sungai
Kawasan Perdesaan Penghasil Karet
Sumber
1. Focus Group Discussion, 2015
2. Survei lapangan, 2015
PETA USULAN
KAWASAN PERDESAAN PENGHASIL KARET KABUPATEN KAPUAS
Gambar 4. Peta Deliniasi Kawasan Perdesaan
18
Surat usulan ditujukan kepada Bupati dengan tembusan TKPKP dan
ditandatangani oleh pihak-pihak terkait dan sebagai berikut:
Yth.
Bapak Bupati ……….
Di …………………
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
Tembusan :
TKPKP Kabupaten/Kota
19
C. Penilaian Usulan
ǣ
ͳǤ Ȁ
ȀǤ
ʹǤ
ȋȌ Ȁ
ȋ
ȌȀǡ
Ǥ
͵Ǥ ǦǡǡǦǤ
4. Memiliki peluang untuk memperoleh dukungan program dari sektor-
ǡ
Ǥ
ͷǤ
ϐǡǡ
Ǥ
ǡ
ǤȀ
ȀǤ
ϐ
Ȁǡ
ditandatangani oleh anggota TPKPK Kabupaten/Kota.
Ǥ
20
Contoh Format SK Bupati tentang Penetapan Kawasan Perdesaan
BUPATI…………….
NOMOR TAHUN
TENTANG
BUPATI…,
21
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan
Daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1959, Nomor 74, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 1822);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencaaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4725);
4. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5495);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 2015 Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor
23 Thaun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana
Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4575);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun
2014 tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Nomor
6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5539);
22
8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2016 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 60
Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari
Anggaran Pendapatan Belanja Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 57, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5864);
9. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 8);
10. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2015 tentang
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 13);
11. Paraturan Menteri Desa, Pembangunan Dearah Tertinggal,
dan Transmigrasi Nomor 5 Tahun 2016 tentang Tentang
Pembangunan Kawasan Perdesaan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 359);
12. Peraturan Daerah Kabupaten ……………..;
23
Pendapatan Daerah (APBD) Kabupaten .......... dan Anggaran
Belanja dan Pendapatan Desa (APBDes).
Ditetapkan di ..................
pada tanggal…………
BUPATI ………….,
AAAAAAAAAAAAA
Lampiran:
1. Deskripsi kawasan
2. Delineasi kawasan
3. Surat berita acara penilaian kawasan yang ditandatangani
oleh anggotan TPKPK Kabupaten/Kota.
24
BAB IV
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
KAWASAN PERDESAAN
Pasal 83 Undang Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa ayat (4) mengatur
bahwa Rancangan pembangunan Kawasan Perdesaan dibahas bersama oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota,
dan Pemerintah Desa; ayat (5) mengarahkan agar Rencana Pembangunan Kawasan
Perdesaan ditetapkan oleh Bupati/Walikota sesuai dengan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah.
ͳǤ ϐǢ
2. Pembuatan Peta Delineasi dan Susunan Fungsi Kawasan;
3. Penyusunan Model Sinergisme;
4. Penyusunan Matrik Kegiatan/Program;
5. Penetapan dokumen RPKP.
Ǥ ϐ
kawasan;
26
C. Pembuatan Peta “Delineasi dan Susunan Fungsi Kawasan”
Deliniasi
Kawasan
Kota
Desa D
Desa C
Pusat Kawasan
Fungsi pusat kawasan Desa A
Pusat layanan sosial dan ekonomi
skala kawasan
Industri pengolahan Desa C
Fungsi hinterland Desa B
Produksi komoditas primer
27
D. Perumusan Model Sinergisme
29
3. Analisis Klaster
ϐǦǡ
ǡ
Ǥ
ǡ ǡ ǡ Ǥ
ǡ ǡ ǡ
ǡ ǡ ǡ Ǧ Ǥ
ͶͷǤ
Ǥ ϐǦ
ǦǢ
Ǥ ϐǦȋȌ
ǦǢ
Ǥ ϐ
Ǥ
ͶǤ
ͶǤ
30
Contoh Format Analisis Klaster Pendukung sebagaimana pada Tabel 5 di bawah:
31
4. Penyusunan Kerangka Model
32
Ketua Tim : ..........................
Wakil Ketua :.......................................
Sekretaris : ......................
Sasaran : Terselenggaranya layanan sosial dan ekonomi skala kawasan (target waktu : 5 tahun)
33
5. Kesepakatan Model
BERITA ACARA
KESEPAKATAN MODEL SINERGISME
PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
……………
KABUPATEN ………….
Pada hari ini,
Jam : .........................................................
Tempat : .........................................................
MENYEPAKATI
Demikian berita acara ini dibuat dan disahkan untuk digunakan sebagaimana
mestinya.
Pimpinan Sidang*,
…………………..
Komponen dan kegiatan diturunkan dari hasil analisis klaster (kolom 6 dan
7 Tabel 4 dan Tabel 5). Indikator capaian masing-masing kegiatan diarahkan
untuk mendukung pencapaian sasaran klaster. Besaran volume kegiatan,
dana, sumber dana, dan capaian kegiatan diisi oleh masing-masing komponen
yang telah bersepakat untuk mendukung Pembangunan Kawasan.
Sesuai dengan pasal 124 ayat (3) sampai dengan ayat (9) PP 47 Tahun
2015 maka :
36
*7) Diambil dari sasaran masing-masing klaster (Gambar 6 )
F. Penyajian Rancangan RPKP
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pembangunan Kawasan Perdesaan
C. Landasan Hukum
LAMPIRAN
37
G. Penetapan RPKP
38
BAB V
PELAKSANAAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
Undang Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa Pasal 85 ayat (1) mengatur
bahwa Pembangunan Kawasan Perdesaan dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota melalui satuan kerja
perangkat daerah, Pemerintah Desa, dan/atau BUM Desa dengan mengikutsertakan
masyarakat Desa; (2) Pembangunan Kawasan Perdesaan yang dilakukan oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota,
dan pihak ketiga wajib mendayagunakan potensi sumber daya alam dan sumber
daya manusia serta mengikutsertakan Pemerintah Desa dan masyarakat Desa;
(3) Pembangunan Kawasan Perdesaan yang berskala lokal Desa wajib diserahkan
pelaksanaannya kepada Desa dan/atau kerja sama antar-Desa.
39
TKPKP Kawasan. Penunjukan oleh Bupati/Walikota dapat didelegasikan
kepada TKPKP kabupaten/kota.
C. Pendanaan
1. Dana Pemerintah
Dana pemerintah meliputi:
a. Dana dari Pemerintah Desa, yaitu bagian dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Desa (APBDes).
b. Dana dari Pemerintah Kabupaten/Kota, yaitu bagian dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten/Kota atau
Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD Kabupaten/Kota.
c. Dana dari Pemerintah Provinsi, yaitu bagian dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi atau Dokumen Pelaksanaan
Anggaran (DPA) SKPD Provinsi.
d. Dana dari Pemerintah Pusat, yaitu bagian dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN) atau Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA) Kementerian/Lembaga.
2. Dana Non-Pemerintah
Dana non-pemerintah dapat berupa dana swadaya masyarakat, swasta,
maupun pihak lainnya. Dana dapat dari dalam negeri maupun luar negeri
yang dalam pelaksanaannya sesuai ketentuan yang berlaku. Pelaksanaan
pembangunan Kawasan Perdesaan dengan dana non-pemerintah dilakukan
melalui koordinasi antara
40
pihak pemberi dana dan TKPKP, baik TKPKP Kabupaten/Kota, TKPKP Provinsi,
atau TKPKP Pusat tergantung kesepakatan dengan pihak pemberi dana.
41
BAB VI
PELAKSANAAN MONITORING,
EVALUASI, DAN PELAPORAN
42
Ǧϐǡ
ǡ
ǡϐǤ
44
Tabel 7. Arahan Monitoring dan Evaluasi
Pelaksana Aspek yang
N Monitoring dimonitor, Sumber Tujuan Skala
Tembusan
o dan evaluasi, dan data laporan Laporan
Evaluasi dilaporkan
x Capaian provinsi
indikator
pengembang
an kawasan
x Masalah
yang
dihadapi
x Solusi
untuk atasi
masalah
6 TKPKP x Capaian x TKPKP Menteri x TKPKP Sejumlah
Pusat sasaran Kabupat Kabupaten kawasan
klaster en x TKPKP di seluruh
x Capaian x TKPKP Provinsi Indonesia
indikator Provinsi x Dirjen PKP
pengembang
an kawasan
x Masalah
yang
dihadapi
x Solusi
untuk atasi
masalah
*) Bersifat suplai data
)
Format Laporan Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Kawasan Perdesaan ........
Kabupaten…………….. sebagaimana pada Tabel 8 di bawah :
Format Laporan Monitoring dan Evaluasi Sasaran Klater Kawasan Perdesaan ........
Kabupaten…………….. sebagaimana pada Tabel 9 di bawah :
45
Format Laporan Monitoring dan Evaluasi Capaian Indikator Kawasan Kawasan Perdesaan
........ Kabupaten…………….. sebagaimana pada Tabel 10 di bawah :
1 Layanan
2 Pengembangan
Ekonomi
3 Pemberdayaan
DIREKTUR JENDERAL
PEMBANGUNAN KAWASAN
PERDESAAN,
ttd.
JOHOZUA M. YOLTUWU
46