Anda di halaman 1dari 12

A. Latar Belakang.

Pembangunan wilayah merupakan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan


kesejahteraan masyarakat dan memperbaiki kondisi sosial, ekonomi, dan lingkungan di
suatu daerah. Dalam konteks pembangunan wilayah di Indonesia, sektor pertanian
memiliki peranan yang sangat penting. Kabupaten Enrekang, yang terletak di Provinsi
Sulawesi Selatan, merupakan salah satu daerah di Indonesia yang mengandalkan sektor
pertanian sebagai salah satu pilar pembangunan wilayahnya. Oleh karena itu, penelitian
mengenai peranan sektor pertanian dalam pembangunan wilayah di Kabupaten Enrekang
menjadi sangat relevan dan penting untuk dilakukan.
Kabupaten Enrekang adalah salah satu daerah di Sulawesi Selatan yang memiliki
potensi sumber daya alam yang cukup melimpah, terutama dalam sektor pertanian.
Sektor pertanian di kabupaten ini memiliki beragam komoditas, seperti padi, jagung,
cengkih, kopi, dan sayuran. Pertanian menjadi mata pencaharian utama bagi sebagian
besar penduduk di Kabupaten Enrekang, terutama di daerah pedesaan.
Namun, meskipun sektor pertanian memiliki peranan penting dalam perekonomian dan
pembangunan wilayah Kabupaten Enrekang, masih terdapat berbagai tantangan dan
masalah yang perlu diatasi. Beberapa tantangan yang dihadapi oleh sektor pertanian di
Kabupaten Enrekang antara lain rendahnya produktivitas, kurangnya akses pasar dan
teknologi, keterbatasan infrastruktur, serta perubahan iklim yang dapat berdampak
negatif terhadap hasil pertanian.
Selain itu, transformasi ekonomi dan perubahan sosial di Kabupaten Enrekang
juga berdampak pada sektor pertanian. Peningkatan urbanisasi dan pergeseran mata
pencaharian masyarakat dari pertanian ke sektor non-pertanian dapat mengurangi potensi
dan peran sektor pertanian dalam pembangunan wilayah.Oleh karena itu, penelitian
tentang peranan sektor pertanian dalam pembangunan wilayah di Kabupaten Enrekang
sangat penting untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang tantangan,
potensi, dan peluang yang ada dalam pengembangan sektor pertanian di wilayah tersebut.
Dengan demikian, penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam
merumuskan kebijakan dan strategi pembangunan pertanian yang berkelanjutan di
Kabupaten Enrekang
B. Rumusan masalah.
1. Bagaimana kontribusi sektor pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Enrekang ?
2. Apa upaya yang dilakukan untuk meningkatkan sektor pertanian untuk
menunjang perkembangan wilayah di kabuapten Enrekang ?
3. Apa Tantangan yang menjadi penghambat sektro pertanian dalam
mengoptimalkan peranya dalam perkembangan wilayah di Kabupaten Enrekang?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui peranan dan kontribusi sector pertanian terhadap
perkembangan wilayah di Kabupaten Enrekang
2. Untuk memberikan gambaran tentang upaya apa saja yang perlu dilakukan dalam
meningkatkan sector pertanian agar dapat menunjang perkembangan wilayah di
Kabupaten Enrekang
3. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi tantangan dan faktor penghambat bagi
sector pertanian dalam dalam mengoptimalkan peranya dalam perkembangan
wilayah di Kabupaten Enrekang
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan berguna untuk :
1. Memberikan informasi dan pemahaman tentang yang mendalam tentang peranan
sector pertanian dalam perkembangan wilayah di kabuapten Enrekang
2. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan masukan dan gambaran kepada
lembaga yang berwenang dalam hal ini pemerintah Kabupaten Enrekang dalam
peningkatan sektor pertanian untuk menunjang perkembangan wilayah
3. Penelitian ini juga diharapkan mapu memeberikan pemahaman yang lebih
mendalam tentang tantangan, potensi dan peluang yang ada dalam pengembangan
sector pertanian di Kabupaten Enrekang.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian tentang pengaruh sektor pertanian terhadap perkembangan wilayah di
Kabupaten Enrekang dapat mencakupi beberapa aspek sebagai berikut :
1. Pertumbuhan ekonomi penelitian ini dapat terfokus kepada dampak pertanian
kepada pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Enrekang yang dapat melibatkan
analisis pertumbuhan produk domestic bruto (PDRB) yang dihasilkan dari sector
pertanian didalam penelitian ini dapat dilihat peranan sector pertanian untuk
menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan masyarakat dan
pengurangan tingkat kemiskinan di Kabupaten Enrekang.
2. Peningkatan sector pertanian pembangunan infrastruktur pertanian memainkan
peran yang penting dalam peningkatan produksi hasil pertanian pembangunan
infrastruktur pertanian seperti irigasi, dan akses transportasi merupakan salah satu
upaya yang dilakukan dalam upaya peningkatan hasil pertaniaan. Penelitian ini
dapat mengevaluasi sejauh mana pembangunan infrastruktur yang berkaitan
dengan pertanian guna meningkatkan kualitas, produktivitas, aksesibilitas dan
efisiensi distribusi hasil pertanian di Kabupaten Enrekang guna menunjang
perkembangan wilayah.
3. Faktor penghambat dalam sector pertanian. Penelitian ini dapat mengidentifikasi
faktor-faktor yang menjadi penghambat dalam peningkatan sector pertanian di
Kabupaten Enrekang
F. Glosarium
1. PDRB ; Produk Domestrik Bruto
2. Produktivitas : Perbandingan antara luaran dan masukan
3. Infrastruktur : Fasilitas dasar baik fasilitas sosial maupun fasilitas umum
4. Aksesibilitas : ukuran kemudahanuntuk dijangkau dari lokasi melalui sistem
transportasi
5. Efisiensi : Penggunaan sumber daya seperti biaya, waktu, dan usaha untuk
mencapai tujuan saat melalukan sesuatu.
G. Sistematika Pembahasan.
Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah
I. Pendahuluan, Meliputi latar belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian,
Kegunaan Penelitian, Glosarium dan Sistematika Penulisan
II. Tinjauan Pustaka, Terdiri dari Pengertian Pembangunan wilayah, Pembangunan
Pertanian, Perranan Sektor Pertanian Terhadap Perkembangan wilayah, Teori
Pertumbuhan Ekonomi Wilayah, Produk Regional Domestik Bruto (PDRB),
Pengembangan Sektor Unggulan, Kerangka Konseptual, Definisi Oprasional
III. Metode Penelitian, Terdiri dari Rncangan Penelitian, Lokasi dan waktu, Populasi
dan Teknik sampling, Instrumen Pengumpulan Data, Analisis Data
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembangunan Wilayah
Pembangunan wilayah adalah merupakan upaya untuk mendorong perkembangan
sosial, ekonomi agar tumbuh secara baik serta menjaga keberlangsungan kehidupan
melalui pelestarian dan keseimbangan lingkungan baik terhadap kawasan tersebut
maupun antar kawasan. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh
Bratakusumah, (dalam Hairudin, 2008), bahwa pada dasarnya pembangunan tidak dapat
dipisahkan dari pertumbuhan, ini mengartikan bahwa suatu pembangunan wilayah dapat
menyebabkan pertumbuhan baik fisik maupun non fisik. Dengan kata lain pertumbuhan
dapat berupa pengembangan/persebaran atau peningkatan dari aktivitas yang dilakukan
oleh individu maupun oleh komunitas masyarakat. Sementara pengertian kota menurut
Sinulingga (1999) adalah tempat bermukim penduduk serta sekaligus menjadi tempat
penyediaan pelayanan umum terhadap kota. Dengan melihat definisi tersebut bahwa kota
lebih menekankan pada aspek sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan suatu kota.
Perkembangan masyarakat ke kehidupan perkotaan secara historis telah ditunjukkan
sebagai suatu kegiatan yang menuju pada kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya.
Peningkatan jumlah penduduk dapat mengakibatkan peningkatan kebutuhan ruang
sedangkan peningkatan kebutuhan ruang memicu pertumbuhan dan perkembangan
kawasan perkotaan (Daldjoeni, 1996:43). Dalam kaitannya dengan perkembangan suatu
kawasan perkotaan tersebut (Sujarto dalam Wibisono, 2002), mengatakan bahwa
perkembangan suatu kawasan perkotaan pada dasarnya mengandung dua konsekuensi,
yaitu adanya intensifikasi penggunaan lahan dalam suatu kota dan ekstensifikasi
penggunaan lahan ke arah pinggiran kota.
B. Pembangunan Pertanian.
Pembangunan pertanian diarahkan untuk meningkatkan pendapatan dan taraf
hidup petani dan nelayan, memperluas lapangan kerja dan kesempatan usaha, serta
mengisi dan memperluas pasar, baik pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri. Ini
dilakukan melalui pertanian yang maju, efisien, dan tangguh sehingga makin mampu
meningkatkan dan menganekaragamkan hasil, meningkatkan mutu dan derajat
pengolahan produksi dan menunjang pembangunan wilayah (Sofiyanto, 2015).
Sektor pertanian menjadi prioritas utama karena ditinjau dari berbagai segi
memang merupakan sektor yang cenderung dominan dalam ekonomi nasional.
Pembangunan pertanian didorong dari segi penawaran dan dari segi fungsi produksi
melalui penelitianpenelitian, pengembangan teknologi pertanian yang terus-menerus,
pembangunan prasarana sosial dan ekonomi di pedesaan dan investasi-investasi oleh
negara dalam jumlah besar. Pembangunan pertanian patut mengedepankan potensi
kawasan dan kemampuan masyarakatnya. Pertanian kini dianggap sebagai sektor
pemimpin “leading sector” yang diharapkan mendorong perkembangan sektor- sektor
lainnya (Bahri, 2018).
Suatu strategi pembangunan ekonomi yang dilandaskan pada prioritas pertanian
dan ketenagakerjaan paling tidak memerlukan tiga unsur pelengkap dasar yaitu: (1)
percepatan pertumbuhan output melalui serangkaian penyesuaian teknologi, institutional,
dan insentif harga yang khusus dirancang untuk meningkatknan produktifitas para petani
kecil; (2) peningkatan permintaan domestik terhadap output pertanian yang dihasilkan
dan strategi pembangunan perkotaan yang berorientasi pada upaya pembinaan
ketenagakerjaan; (3) diversifikasi kegiatan pembangunan daerah pedesaan yang bersifat
padat karya, yaitu non pertanian, yang secara langsung dan tidak langsung akan
menunjang dan ditunjang oleh masyarakat pertanian (Todaro, 2000).
Menurut Mosher mengemukakan secara sederhana tentang syarat pokok dan
syarat pelancar dalam pembangunan pertanian. Syarat pokok pembangunan pertanian
meliputi: (1) Adanya pasar untuk hasil-hasil usahatani; (2) Teknologi yang senantiasa
berkembang; (3) Tersedianya bahan-bahan dan alat-alat produksi secara lokal; (4)
Adanya perangsang produksi bagi petani, dan (5) Tersedianya pengangkutan yang lancar
dan berkelanjutan. 13 Adapun syarat pelancar pembangunan pertanian meliputi: (1)
Pendidikan pembangunan; (2) Kredit produksi; (3) Kegiatan gotong royong petani; (4)
Perbaikan dan perluasan tanah pertanian,dan (5) Perencanaan nasional pembangunan
pertanian (Ismail dkk, 2014).
Beberapa negara berkembang, termasuk Indonesia, mengikuti saran dan langkah
kebijakan yang disarankan oleh Mosher. Memasuki era globalisasi yang dicirikan oleh
persaingan perdagangan internasional yang sangat ketat dan bebas, pembangunan
pertanian semakin dideregulasi melalui pengurangan subsidi, dukungan harga dan
berbagai proteksi lainnya. Kemampuan bersaing melalui proses produksi yang efisien
merupakan pijakan utama bagi kelangsungan hidup usahatani. Sehubungan dengan hal
tersebut, maka partisipasi dan kemampuan pihak-pihak yang berkecimpung langsung di
sektor pertanian merupakan faktor kunci keberhasilan pembangunan pertanian. Sumber
daya alam dan manusia patut menjadi dasar bagi pengembangan pertanian masa depan.

C. Peranan Sektor Pertanian Terhadap perkembangan Wilayah.


Negara berkembang seperti Indonesia adalah negara agraris. Sektor pertanian
mendapatkan prioritas utama dalam pembangunan negara-negara berkembang, sebagian
ahli ekonomi memandang sektor pertanian adalah sektor penunjang yang positif dalam
pembangunan ekonomi pada negara itu. Beberapa ahli telah mengemukakan pentingnya
sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi. Todaro (2008) yang mengemukakan
pembangunan pertanian sebagai syarat mutlak bagi pembangunan nasional bagi
khususnya di negara dunia ketiga. Dia melihat sekitar dua per tiga dari bangsa yang
miskin menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian, sebagian besar kelompok miskin
tersebut bertempat tinggal di pedesaan. Jhingan (2004) menyebutkan bahwa peranan
sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi adalah :
1. Sumber utama penyediaan bahan makanan.
2. Sumber penghasilan dan pajak.
3. Sumber penghasilan devisa yang diperlukan untuk mengimpor modal, bahan
baku, dan lain-lain.
4. Pasar dalam negeri untuk menampung hasil produksi industri pengolahan dan
sektor bahan pertanian lainnya.
Terdapat tiga alasan utama mengapa sektor pertanian perlu dibangun lebih
dahulu yaitu :
1. Barang-barang hasil industri memerlukan dukungan daya beli masyarakat.
Umumnya pembeli barang-barang hasil industri sebagian besar berada dalam
lingkungan sektor pertanian. Untuk memenuhi kebutuhan hidup dan juga
memenuhi kebutuhan peralatan dan bahan untuk usaha di sektor pertanian
diperlukan barang hasil industri. Oleh karena itu, masyarakat sektor pertanian
harus ditingkatkan lebih dulu pendapatannya.
2. Untuk menekan ongkos produksi dari komponen upah dan gaji diperlukan
tersedianya bahan-bahan makanan yang murah dan terjangkau, sehingga upah
dan gaji yang diterima dapat di pakai untuk memenuhi kebutuhan pokok guru
dan pegawai. Keadaan ini bisa tercipta bila produksi hasil pertanian terutama
pangan dapat ditingkatkan sehingga harganya lebih rendah dan terjangkau oleh
daya beli.
3. Industri membutuhkan bahan baku yang berasal dari sektor pertanian, karena
itu produksi bahan-bahan industri memberikan basis bagi pertumbuhan itu
sendiri. Keadaan ini bisa tercipta sedemikian rupa sehingga merupakan suatu
siklus dan kerja sama yang saling menguntungkan.

Peranan sektor pertanian juga tercermin pada saat Indonesia dilanda krisis. Sektor
ini terbukti mampu bertahan selama krisis dan dapat tetap menghasilkan devisa bagi
Indonesia disaat sektor-sektor lain ikut terpuruk terbawa gejolak krisis moneter 1998.
Depresiasi rupiah terhadap dollar yang cukup besar pada saat itu menyebabkan harga
komoditi ekspor pertanian dalam rupiah pada saat itu melonjak sangat tinggi, sehingga
mendorong peningkatan volume ekspor. Peningkatan volume ekspor tersebut juga karena
produk-produk Indonesia dapat bersaing baik secara kompetitif maupun secara
komparatif di pasar internasional (Naufal, 2010).

Kondisi tersebut memberikan kenyataan bahwa sektor pertanian masih merupakan


bagian dari sumber daya pembangunan yang potensial untuk dijadikan sebagai sektor
strategis perencanaan pembangunan nasional maupun perencanaan pembangunan di
tingkat regional atau daerah saat ini dan ke depan, melalui program pembangunan jangka
pendek, menengah maupun dalam program pembangunan jangka panjang.

Sektor pertanian masih akan tetap memegang peranan penting dalam


perekonomian Indonesia. Hal ini karena pertama, sektor pertanian masih tetap menyerap
tenaga kerja terbesar. Kedua, sektor pertanian merupakan penopang utama perekonomian
desa dimana sebagian besar penduduk Indonesia berada. Ketiga, sektor pertanian
merupakan penghasil bahan makanan pokok penduduk. Keempat, harga produk-produk
pertanian memiliki bobot yang besar dalam indeks harga konsumen sehingga
dinamikanya sangat berpengaruh terhadap inflasi. Kelima, akselerasi pembangunan
pertanian sangatlah penting dalam rangka menyongsong ekspor dan mengurangi impor

D. Teori Pertumbuhan Ekonomi Wilayah.


Menurut Tarigan (2007), pertumbuhan ekonomi wilayah adalah pertambahan
pendapatan masyarakat secara keseluruhan yang terjadi di wilayah tersebut, yaitu
kenaikan seluruh nilai tambah (added value) yang terjadi perhitungan pendapatan wilayah
dalam hal ini disajikan dalam pendapatan Regional Domestik Bruto yang dikeluarkan
oleh BPS setempat. Masih menurut Tarigan, kemakmuran suatu wilayah selain
ditentukan oleh seberapa besar terjadi transfer payment, yaitu bagian pendapatan yang
mengalir keluar wilayah atau mendapat aliran dana dari luar wilayah.
Pembangunan wilayah (regional) merupakan fungsi dari potensi sumberdaya
alam, tenaga kerja dan sumberdaya manusia, investor modal, prasarana dan sarana
pembangunan, transportasi dan komunikasi, komposisi industri, teknologi, situasi
ekonomi dan perdagangan antar wilayah, kemampuan pendanaan dan pembiayaan
pembangunan daerah, kewirausahaan, kelembagaan daerah dan lingkungan pembangunan
secara luas. Semua faktor diatas adalah penting, tetapi masih di anggap terpisahpisah satu
sama lain, dan belum menyatu sebagai komponen yang membentuk basis untuk
penyusunan teori pembangunan wilayah secara komprehensif (Adisasmitha Rahardjo,
2005:22).
Proses pertumbuhan wilayah menurut Raharjo Adisasmitha (2004) dibagi dalam
dua bagian yaitu pertumbuhan dari dalam dan pertumbuhan dari luar.
1. Pertumbuhan wilayah dari dalam dimaksudkan sebagai telaahan atau suatu
wacana yang mengamati proses berlangsungnya pertumbuhan pembangunan
dalam suatu wilayah ditinjau dari segi hubungan struktural (keterkaitan antar
sektor) maupun dari segi hubungan fungsional (interkasi antar subsistem dalam
suatu wilayah). Wilayah – wilayah itu diartikan sebagai subsistem dari suatu
sistem yang lebih besar, maka tugas yang pertama dilakukan adalah melihat
proses terjadinya konsentrasi kegiatan-kegiatan utama yang berkembang dan
mendorong munculnya pusat-pusat subsistem wilayah
2. Pertumbuhan wilayah dari luar lebih menekankan perhatian pada keterkaitan
suatu wilayah dengan wilayah lain di luarnya. Dalam hal ini perdagangan yang
terjadi antarwilayah mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan dan
pembangunan wilayah.
E. Produk Domestik Regiona Bruto (PDRB).
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan total produksi kotor dari
suatu wilayah, yakni total nilai tambah dari semua barang dan jasa yang diproduksi di
suatu negara atau wilayah dalam dalam periode 1 tahun. Dengan demikian Produk
regional domestik bruto (PDRB) mempunyai arti yaitu nilai tambah dari aktivitas
produktif manusia.
Kenaikan/pertumbuhan ekonomi umumnya didasarkan atas dasar pertumbuhan
PDRB untuk melihat perubahan (kenaikan/penurunan). Nilai PDRB dihitung berdasarkan
“harga pasar” yang berlaku. Nilai PDRB sering digunakan mengingat sebagian suatu
besar PDRB yang diperoleh pada satu wilayah pada akhirnya akan berpotensi menjadi
pendapatan masyarakat di wilayahnya (Dyah R.Panuju, Sunsun Saefulhakim, Ernan
Rustiadi 2011:164- 165).
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan total nilai tambah kotor
(bruto) yang dihitung dari jumlah upah/gaji, keuntungankeuntungan perusahaan,
sewalahan, bunga, penyusutan dan pajak – pajak tidak langsung neto. Tingginya
PDRB/kapitas atau daerah belum menjamin tingginya pendapatan masyarakat dan
kesejahteraan suatu daerah (Dyah R.Panuju, Sunsun Saefulhakim, Ernan Rustiadi
2011:169-170).
F. Pembangunan Sektor Uggulan
kemampuan memacu pertumbuhan suatu wilayah atau negara sangat tergantung
dari keunggulan atau daya saing sektor – sektor ekonomi di wilayahnya. Nilai strategis
setiap sektor di dalam memacu menjadi pendorong utama (prime mover) pertumbuhan
ekonomi wilayah berbeda – beda. Sektor ekonomi suatu wilayah dapat dibagi dalam dua
golongan, yaitu sektor basis dimana kelebihan dan kekurangan yang terjadi dalam proses
pemenuhan kebutuhan tersebut menyebabkan terjadinya mekanisme ekspor dan impor
antar wilayah. Artinya industri basis ini akan menghasilkan barang dan jasa, baik untuk
pasar domestik daerah maupun pasar luar wilayah/daerah. Sedangkan sektor non basis
adalah sektor dengan kegiatan ekonomi yang hanya melayani pasar di daerahnya sendiri,
dan kapaistas ekspor daerah belum berkembang (Dyah R.Panuju, Sunsun Saefulhakim,
Ernan Rustiadi 2011: 179-180
G. Defenisi Oprasional.
H. Kerengka Konseptual.

Pembangunan Wilayah

Sektor Pertanian Kabuapten Enrekang

Faktor Pendorong Faktor Penghambat

Sumber Daya Alam 1. Rendahnya Produktifitas


1. Produksi Hasil Pertanian 2. Kurangnya akses pasar dan teknologi
2. Ketersedian Lahan 3. Keterbatasan Infrastruktur
4. Perubahan Iklim

Sumber Daya Manusia


1. Jumlah Penduduk
2. Jumlah Petani

Peranan Sektor Pertanian

1.Penyediaan Lapang pekerjaan

2. Pengurangan Tingkat kemiskinan

3. Penambahan Pendapatan masyarakat dan daerah

4. Penyedian Sumber Makanan

Perkembangan Wilayah
PERANAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PERKEMBANGAN
WILAYAH DI KABUAPTEN ENREKANG

DISUSUN OLEH
M.IQBAL JAYA KUSUMA
105851103320

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2023/2024

Anda mungkin juga menyukai