Anda di halaman 1dari 10

Agri-SosioEkonomi UNSRAT, ISSN (p) 1907– 4298, ISSN (e) 2685-063X, Terakreditasi Sinta 5, Volume 17 Nomor 2, Mei 2021

241–250

EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN “PAKAKAAN”


DI TOMPASO INDUK KABUPATEN MINAHASA

EVALUATION OF AGROPOLITAN AREA DEVELOPMENT PROGRAM "PAKAKAAN"


IN TOMPASO INDUK MINAHASA REGENCY

Falentino Bryan Kolibu (1), Noortje Marselianie Benu (2), Sherly Gladys Jocom (2)

1) Mahasiswa Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sam Ratulangi, Manado
2) Dosen Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sam Ratulangi, Manado
*Penulis untuk korespondensi: valenkolibu25@gmail.com

Naskah diterima melalui Email Jurnal Ilmiah agrisosioekonomi@unsrat.ac.id : Rabu, 17 Maret 2021
Disetujui diterbitkan : Jumat: 28 Mei 2021

ABSTRACT
The purpose of this study is to evaluate the "PAKAKAAN" Agropolitan Area Development
program in Tompaso. This research has been carried out in Tompaso District on November 2020 -
January 2021. The data used in this study were primary and secondary data. Primary data were obtained
through interviews with the head of the Agricultural Extension Center (BPP). Secondary data were
obtained from agencies related to this research. The results showed that the Tompaso area was good as
an Agropolitan Area because it has a superior commodity of lowland rice that can compete with other
regions. There is government support through socialization of the use of agricultural technology to
farmers. There is supporting infrastructure for agriculture, there is an irrigation network, and there is a
network of connecting roads between villages, cities and business roads for farmers. Although there is
still a lot that needs to be addressed and the need for capital support facilities for farmers or the
community.

Keywords: evaluation; agropolitan program; Minahasa

ABSTRAK
Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengevaluasi program Pengembangan Kawasan
Agropolitan “PAKAKAAN” di Tompaso. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kecamatan
Tompaso. Penelitian telah dilaksanakan pada November 2020 - Januari 2021. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui
wawancara dengan kepala Balai Penyuluhan Pertanian (BPP). Data sekunder diperoleh dari
instansi-instansi terkait dengan penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wilayah
Tompaso sudah baik sebagai Kawasan Agropolitan karena memiliki komoditi unggulan padi
sawah yang dapat bersaing dengan daerah lain. Ada dukungan pemerintah melalui sosialisasi
penggunaan teknologi pertanian pada petani. Tersedia insfrastruktur penunjang bagi pertanian,
terdapat jaringan irigasi, dan terdapat jaringan jalan penghubung antara desa, kota dan jalan
usaha bagi para petani. Walaupun masih banyak yang perlu untuk dibenahi dan perlu adanya
fasilitas penunjang permodal bagi para petani atau masyarakat.

Kata kerja: evaluation; agropolitan program; Minahasa

Agrisosioekonomi : Jurnal Transdisiplin Pertanian (Budidaya Tanaman, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, Perikanan
Ekonomi dan Teknologi Pangan serta Teknologi Pertanian). 241
Evaluasi Program Pengembangan Kawasan Agropolitan........................................(Falentino Kolibu, Noortje Benu, Sherly Jocom)

PENDAHULUAN Konsep Agropolitan


Pada konsep agropolitan, strategi
Latar Belakang pengembangan harus menciptakan
Indonesia merupakan negara perekonomian perdesaan yang mandiri dan
kepulauan yang menjadikan Indonesia sebuah hubungan yang minimal pada ekonomi
negara dengan potensi dan kekayaan alam metropolis. Strategi ini mengharuskan setiap
yang berlimpah. Kekayaan ini pun menjadi daerah memiliki otonomi dan sumberdaya yang
hak seluruh masyarakat untuk mengelola dan cukup untuk merencanakan dan melaksanakan
memanfaatkan sebaik mungkin kekayaan pembangunannya sendiri. Konsep Agropolitan
alam ini, demi mewujudkan kesejahteraan muncul dari permasalahan adanya ketimpangan
bangsa. Tentunya dengan tidak melupakan pembangunan wilayah antara kota sebagai pusat
kewajiban untuk mengelola, menjaga, kegiatan pertanian tunggal. Wilayah pedesaan
memelihara, dan melestarikan kekayaan alam dengan kegiatan utama sektor primer khususnya
dinegeri ini. Pengembangan Kawasan pertanian, mengalami permasalahan
Agropolitan merupakan penguatan sentra- produktivitas yang stagnan. Disisi lain, wilayah
perkotaan sebagai tujuan pasar dan pusat
sentra produk pertanian yang berbasiskan
pertumbuhan menerima beban berlebih
pada kekuatan internal sehingga perdesaan
sehinggah muncul ketidaknyamanan akibat
menjadi kawasan yang memiliki pertumbuhan permasalahan-permasalahan sosial dan
ekonomi dan daya kompetensi. lingkungan (Pranoto, 2005).
Setiap wilayah yang ada di kawasan
agropolitan PAKAKAAN memiliki potensi Rumusan Masalah
sumberdaya alam, sumberdaya binaan dan Dari uraian latar belakang maka dapat
kegiatan sosial ekonomi yang beragam. di kemukakan masalah dalam penelitian ini
Dalam rangka mengurangi kesenjangan adalah bagaimana Evaluasi Program
perkembangan tiap wilayah, maka Pengembangan Kawasan Agropolitan di
diperlukan adanya intervensi yang dapat Kecamatan Tompaso?
memberikan fungsi dan peran yang jelas
untuk setiap wilayah sesuai dengan potensi, Tujuan Penelitian
hambatan, dan tantangannya dalam bentuk Adapun tujuan dari penelitian ini
suatu rencana struktur yang mempunyai untuk mengevaluasi program Pengembangan
hirarki keruangan. Penyediaan infrastruktur Kawasan Agropolitan “PAKAKAAN” di
dan layanan publik yang sesuai dengan Kecamatan Tompaso.
karakter fisik perdesaan yang menyebar perlu
juga dipertimbangkan, mengingat hubungan Manfaat Penelitian
antara perkotaan dan perdesaan disekitarnya Manfaat penelitian ini bagi pemerintah
tergantung dari infrastruktur yang Kecamatan Tompaso dapat membantu dalam
menghubungkannya. mengkaji lagi tentang pengembangan
kawasan Agropolitan PAKAKAAN, karena
Agropolitan Kecamatan Tompaso berpotensi menjadi
Agropolitan berasal dari dua kata, Kawasan Agropolitan.
yaitu agro yang artinya pertanian dan politan
yang artinya kota, sehingga pengertian METODE PENELITIAN
agropolitan adalah kota pertanian yang
tumbuh dan berkembang, mampu melayani, Waktu dan Tempat Penelitian
mendorong, menarik kegiatan pembangunan Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
pertanian (agribisnis) di wilayah sekitarnya November 2020 sampai Januari 2021 dan
(Daidullah & Hardyastuti 2006). berlokasi di Kecamatan Tompaso.

242
Agri-SosioEkonomi UNSRAT, ISSN (p) 1907– 4298, ISSN (e) 2685-063X, Terakreditasi Sinta 5, Volume 17 Nomor 2, Mei 2021 241–250

Metode Pengumpulan Data dan Analisis Data


Pengambilan Sampel Untuk menganalisis potensi yang ada di
Penelitian ini menggumpulkan data primer wilayah Tompaso maka digunakan analisis
dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui deskriptif, yaitu semua data primer dan sekunder
wawancara dengan kepala BPP (Balai Penyuluhan yang telah diperoleh, akan mengkaji
Pertanian) dan observasi. Data sekunder diperoleh pengembangan kawasan agropolitan yang ada.
dari dokumentasi yang berasal instansi-instansi
terkait dengan penelitian ini. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini hanya mengevaluasi dari
Konsep Pengukuran Variabel sisi pelaksana kegiatan pengembangan kawasan
Variabel yang diukur dalam penelitian ini agropolitan Pakakaan.
diantaranya yaitu;
1. Komoditi Unggulan, adalah komoditas
unggulan yang dapat bersaing dengan produk HASIL DAN PEMBAHASAN
daerah lain dan menjadi potensi besar bagi
daerah tersebut. Deskripsi Kecamatan Tompaso
2. Memiliki sarana dan prasarana yang memadai Kecamatan Tompaso merupakan salah satu
seperti : Kecamatan di Kabupatan Minahasa Provinsi
a. Pasar, adalah tempat dimana para penjual Sulawesi Utara yang dibentuk berdasarkan Surat
dan pembeli melakukan transaksi Keputusan Bupati Kepala Daerah tingkat II
ekonomi. Minahasa nomor PEM. 1/I/27/62 tanggal 7 maret
b. Lembaga Keuangan, adalah semua badan
1962. Dengan demikian saat ini Kecamatan
yang kegiatannya dibidang keuangan,
Tompaso memiliki 10 desa yaitu; Desa Tember,
melakukan penghimpunan dan
Desa Kamanga, Desa Kamanga II, Desa Liba,
penyaluran dana kepada masyarakat.
c. Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) adalah Desa Sendangan, Desa Talikuran, Desa Tempok
unit penunjang penyelenggaraan pertanian Selatan, Desa Tempok, Desa Tolok dan Desa
yang administrasi, pengaturan, Tolok I.
pengelolaan dan pemanfaatannya adalah Berdasarkan uraian Tabel 1, dapat
tanggung jawab pemerintah daerah diketahui bahwa penduduk Kecamatan Tompaso
kabupaten/kota. berjumlah 7.381 jiwa pada tahun 2017. Jumlah
d. Sarana fisik, adalah sarana penunjang bagi penduduk berdasarkan jenis kelamin terbanyak
masyarakat untuk kepentingan pertanian. pada tahun 2017 adalah penduduk berjenis
e. Sarana dan prasarana pendukung kelamin perempuan yang berjumlah 3.738 jiwa.
kesejahteraan sosial yang memadai seperti
kesehatan dan pendidikan.

Agrisosioekonomi : Jurnal Transdisiplin Pertanian (Budidaya Tanaman, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, Perikanan
Ekonomi dan Teknologi Pangan serta Teknologi Pertanian). 243
Evaluasi Program Pengembangan Kawasan Agropolitan........................................(Falentino Kolibu, Noortje Benu, Sherly Jocom)

Dari data di atas dapat kita dilihat Dari program pengembangan komoditi padi
bahwa jenis pekerjaan yang paling banyak sawah yang ada di Tompaso yang diberikan oleh
adalah petani dengan jumlah 1.526 orang, dinas pertanian dalam menunjang kebutuhan petani
diikuti oleh buruh tani dengan 783 orang, padi sawah yaitu, Pupuk Urea, SP36/TSP (Subsidi)
kepada masing-masing kelompok tani (Gapoktan)
Pegawai Negeri Sipil (PNS) 240 orang,
yang ada di wilayah Tompaso, dan dalam program
pedagang 94 orang, pekerjaan yang lainnya 85 yang ada yang bisa menerima bantuan tersebut yaitu
orang, Angkutan 96, dan yang paling sedikit mereka yang sudah memiliki kartu kelompok tani.
yaitu pekerjaan Industri yaitu 22 orang. Dan realisasinya kepada kelompok tani pada tahun
2017 hanya sekitar 70%, dan pada tahun 2018 hanya
85%, dan 2019 sebesar 95%.
Tabel 2. Penduduk Kecamatan Tompaso Berdasarkan Pekerjaan
No. Desa PNS Petani Buruh Industri Pedagang Angkutan Lainnya
Tani
1 Kamanga 25 458 111 0 22 8 0
2 Tember 22 143 98 0 7 1 0
3 Liba 35 105 18 9 10 15 25
4 Sendangan 29 33 21 0 7 9 0
5 Talikuran 33 97 0 2 17 13 0
6 Tempok 14 140 10 9 14 9 25
7 Tolok 27 0 187 0 2 0 15
8 Kamanga Satu 23 300 238 0 12 10 0
9 Tempok 19 59 100 2 3 2 20
Selatan
10 Tolok Satu 13 191 0 0 0 2 0
Jumlah 240 1.526 783 22 94 69 85
Sumber : BPS Minahasa, Proyeksi Penduduk 2017
Komoditi Unggulan
Komoditi unggulan yang berada di
kecamatan Tompaso yang dapat bersaing dengan
daerah lain. Komoditi tersebut adalah Padi sawah,
Jagung, Kedele, Kacang tanah, Cabai, Tomat,
Bawang Merah.
Tabel 3. Luas Tanam, Luas Panen, dan Produktivitas Padi Sawah
Menurut Desa di Kecamatan Tompaso, 2016-2017
Luas Tanam Luas Panen Produktivitas
No. Desa (ha) (ha) (ton/ha)
2016 2017 2016 2017 2016 2017
1 Kamanga 154 154 154 154 6,3 6,3
2 Tember 100 100 100 100 6,3 6,3
3 Liba 240 240 240 240 6,3 6,3
4 Sendangan 122 122 122 122 6,4 6,4
5 Talikuran 38 38 38 38 6,2 6,2
6 Tempok 110 110 110 110 5,6 5,6
7 Tolok 170 170 170 170 4 4
8 Kamanga
108 108 108 108 6,4 6,4
Satu
9 Tempok
66 66 66 66 5,8 5,8
Selatan Program yang dilakuan untuk
10 Tolok Satu 86 86 86 86 5,6 5,6
Jumlah 1194 1194 1194 1194 58,9 58,9 menunjang komoditi jagung yang ada di
Sumber : UPT Pertanian Kecamatan Tompaso wilayah Tompaso yang diberikan oleh dinas
terkait dengan memberikan bibit Jagung
Penduduk Kecamatan Tompaso Berdasarkan
Pekerjaan
Hibrida 10 lokasi di wilayah Tompaso, serta
Ketenagakerjaan adalah segala sesuatu memberikan Jagung Komposit pada tahun
yang berhubungan dengan tenaga kerja pada 2016 dan 2018 serta realisasinya kepada
waktu sebelum, selama dan setelah selesai masa petani dengan jumlah persentase pada tahun
hubungan kerja, baik pekerjaan yang 2016 sebesar 80%.dan pada tahun 2018 hanya
menghasilkan barang atau pekerjaan berupa jasa. 70%.

244
Agri-SosioEkonomi UNSRAT, ISSN (p) 1907– 4298, ISSN (e) 2685-063X, Terakreditasi Sinta 5, Volume 17 Nomor 2, Mei 2021 241–250

Tabel 5. Luas Tanam, Luas Panen, dan Produktivitas Kedelai 8 Kamanga


Menurut Desa di Kecamatan Tompaso, 2016-2017 1 1 1 1 3,5 3,5
Satu
Luas Tanam Luas Panen Produktivitas 9 Tempok
No. Desa (ha) (ha) (ton/ha) 1 1 1 1 3,5 3,5
Selatan
2016 2017 2016 2017 2016 2017 10 Tolok
1 Kamanga Satu
2 Tember 20 20 20 20 1,2 1,2
Jumlah 5 5 5 5 3,6 3,6
3 Liba
4 Sendangan Sumber : UPT Pertanian Kecamatan Tompaso
5 Talikuran 20 20 20 20 1,2 1,2
6 Tempok 20 20 20 20 1,6 1,6 Dalam program penunjang komoditi cabai
7 Tolok 20 20 20 20 2,0 2,0
8 Kamanga Satu yang ada di Tompaso yang dilaksanakan dinas
9 Tempok
Selatan
20 20 20 20 1,6 1,6 terkait, terdapat penyaluran benih cabai dan
10 Tolok Satu 40 40 40 40 2,0 2,0 memberikan pupuk subsidi, serta realisasinya
Jumlah 140 140 140 140 3,6 3,6
Sumber : UPT Pertanian Kecamatan Tompaso
pada tahun 2016 sebanyak 75%, 2017 sebanyak
70%, dan 2018 sebanyak 80%.
Program yang diberikan atau bantuan dari
dinas pertanian dalam menunjang komoditi Tabel 8. Luas Tanam, Luas Panen, dan Produktivitas Tomat
Menurut Desa di Kecamatan Tompaso, 2016-2017
kedelai yang ada di Kecamatan Tompaso, berupa Luas Tanam Luas Panen Produktivitas
penyaluran benih atau varietas seperti varietas No. Desa (ha) (ha) (ton/ha)
Anjasmoro dan varietas Burangrang kepada 2016 2017 2016 2017 2016 2017
1 Kamanga 6 6 6 6 3,0 3,0
kelompok tani dan ini hanya terjadi pada 7 2 Tember 6 6 6 6 3,0 3,0
kelompok tani yang ada di wilayah Tompaso. 3 Liba 4 4 4 4 3,0 3,0
4 Sendangan 4 4 4 4 3,0 3,0
Dalam program tersebut yang terealisasi kepada 5 Talikuran 4 4 4 4 3,0 3,0
kelompok tani pada tahun 2017 sebesar 85%. 6 Tempok 4 4 4 4 3,0 3,0
7 Tolok 4 4 4 4 3,0 3,0
Tabel 6. Luas Tanam, Luas Panen, dan Produktivitas Kacang Tanah 8 Kamanga
Menurut Desa di Kecamatan Tompaso, 2016-2017 4 4 4 4 3,0 3,0
Satu
Luas Tanam Luas Panen Produktivitas
No. Desa (ha) (ha) (ton/ha) 9 Tempok
4 4 4 4 3,0 3,0
2016 2017 2016 2017 2016 2017 Selatan
1 Kamanga 10 Tolok
4 4 4 4 3,0 3,0
2 Tember Satu
3 Liba Jumlah 40 40 40 40 3,0 3,0
4 Sendangan Sumber : UPT Pertanian Kecamatan Tompaso
5 Talikuran
6 Tempok 2 2 2 2 1,5 1,5
7 Tolok Program untuk menunjang kegiatan
8 Kamanga komoditi Tomat di wilayah Tompaso yang
Satu
9 Tempok dilaksanakan oleh dinas terkait, dengan
Selatan memberikan pupuk subsidi seperti pupuk Urea,
10 Tolok Satu
Jumlah 2 2 2 2 1,5 1,5 SP36, NPK, kepada petani dan kelompok tani
Sumber : UPT Pertanian Kecamatan Tompaso agar bisa meningkatkan hasil produksi. Realisasi
Untuk pengembangan kacang tanah yang kepada petani dalam penyaluran pupuk subsidi
ada di wilayah Tompaso, bantuan dari dinas pada tahun 2016 sebanyak 70%, 2017 sebanyak
terkait pengembangan kacang tanah, dengan 90% dan 2019 sebanyak 100%.
memberikan benih dan pupuk serta memberikan Tabel 9. Luas Tanam, Luas Panen, dan Produktivitas
pelatihan menggunakan teknologi pertanian di Bawang Merah Menurut Desa di Kecamatan
wilayah Tompaso. Dan realisasi hanya terjadi Tompaso, 2016-2017
Luas Tanam Luas Panen Produktivitas
pada tahun 2016 dan 2017, dengan realisasinya Desa (ha) (ha) (ton/ha)
sebesar 70%. 2016 2017 2016 2017 2016 2017
1 Kamanga 32 32 32 32 8 8
Tabel 7. Luas Tanam, Luas Panen, dan Produktivitas 2 Tember 10 10 10 10 8 8
Cabai Menurut Desa di Kecamatan Tompaso, 3 Liba 10 10 10 10 8 8
4 Sendangan 10 10 10 10 8 8
2016 2017 5 Talikuran 10 10 10 10 8 8
Luas Tanam Luas Panen Produktivitas 6 Tempok 10 10 10 10 8 8
No. Desa (ha) (ha) (ton/ha) 7 Tolok
2016 2017 2016 2017 2016 2017 8 Kamanga
1 Kamanga 1 1 1 1 3,5 3,5 Satu
2 Tember 1 1 1 1 3,5 3,5 9 Tempok
3 Liba 10 10 10 10 8 8
Selatan
4 Sendangan 10 Tolok
5 Talikuran 10 10 10 10 8 8
Satu
6 Tempok Jumlah 102 102 102 102 8 8
7 Tolok 1 1 1 1 4,0 4,0 Sumber : UPT Pertanian Kecamatan Tompaso

Agrisosioekonomi : Jurnal Transdisiplin Pertanian (Budidaya Tanaman, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, Perikanan
Ekonomi dan Teknologi Pangan serta Teknologi Pertanian). 245
Evaluasi Program Pengembangan Kawasan Agropolitan........................................(Falentino Kolibu, Noortje Benu, Sherly Jocom)

Kabupaten Minahasa memiliki pertanian yang mereka punya. Bedasarkan


varietas unggul bawang merah yang pengambilan data dilapangan, hanya
dihasilkan oleh kecamatan Tompaso terdapat satu pasar di Kecamatan Tompaso
maupun Tompaso Barat yang mampu yaitu pasar Tompaso karena pasar ini
bersaing dengan varietas lainnya yaitu terletak di Kecamatan. Berdasarkan hasil
varietas Bawang Merah “Lansuna” dan wawancara dengan kepala pasar Tompaso
varietas bawang merah ini sudah menjadi yang instansinya berada dalam naungan
varietas nasional dan bersertifikat. Program dinas perdagangan, jumlah pedagang dari
dari dinas pertanian dalam menunjang tahun 2014-2017 berjumlah 97-112
komoditi bawang merah agar produksi tetap pedagang. Sedangkan untuk pedagang
maksimal, telah diberikan benih bawang penjual hasil dari usahatani seperti bawang,
merah kepada petani di 10 desa yang ada di rica, tomat dan sayur-sayuran berjumlah 45
Tompaso. Dengan realisasi pada tahun 2016 pedagang. Pada tahun 2013 adanya program
sebanyak 80%, 2017 sebanyak 85%, 2018 renovasi pasar Tompaso, tapi sampai saat
sebanyak 95% dan 2019 sebanyak 100%. program yang di canangkan tidak berjalan
Dari komoditi yang ada di dan pada tahun 2017 adanya renovasi atap
kecamatan Tompaso, komoditi yang gedung yang ada dipasar Tompaso dan
menjadi unggulan adalah Padi Sawah, program tersebut disalurkan secara bertahap
karena luas lahan yang ada di kecamatan pada tahun 2017.
Tompaso sebesar 513 ha, dan produksi
untuk tahun 2018 sebesar 4290 ton, luas Lembaga Keuangan
panen 858 ha, produktivitas 50 ku/ha. Dari hasil wawancara dengan kepala
Sedangkan untuk tahun 2019 produksi 5635 BPP Kecamatan Tompaso untuk fasilitas
ton, luas panen 939 ha, produktivitas 62 Lembaga Keuangan yang membantu para
ku/ha. Dengan peningkatan produksi setiap petani mendapatkan modal dalam
tahun sebesar 3,31, luas panen 0,08, dan peningkatan hasil pertanian di Tompaso
produktivitas 0,19. sampai saat ini belum berjalan semestinya.
Dan ada beberapa koperasi yang ada di
Sarana dan Prasaranan Program Kecamatan Tompaso sejak dari 2013 sudah
Pengembangan Kawasan Agropolitan di tidak ada lagi koperasi yang membantu untuk
Kecamatan Tompaso para petani yang ada dan salah satu koperasi
Dalam penelitian ini, sub variabel yang sudah tidak beroperasi adalah Koperasi
yang diteliti mengeani sarana dan prasarana Serba Usaha (KSU) “CHARISMA” yang
program pengembangan kawasan terletak di Desa Kamanga.
agropolitan di Kecamatan Tompaso adalah
keberadaan pasar yang ada di Kecamatan Balai Peyuluh Pertanian
Tompaso, Lembaga Keuangan, Balai Dari hasil penyusunan program
Penyuluh Pertanian (BPP) dan sarana fisik penyuluhan pertanian di Kecamatan Tompaso
dan Sarana dan Prasarana Pendukung tahun 2019, maka para penyuluh dapat
melaksanakan kegiatan-kegiatan penyuluhan
Kesejahteraan Sosial.
yang berbasis peningkatan sumberdaya yang
mendukung akan peningkatan produktivitas
Pasar komoditi-komoditi unggul yang ada di
Dari survey pada wilayah Tompaso Kecamatan Tompaso.
terdapatnya pasar bagi masyarakat untuk Berdasarkan Program Penyuluhan
berdagang hasil dari pertanian yang mereka Pertanian Tahun 2019 Kecamatan Tompaso,
tanam dan keuntungan juga bagi para petani penyusunan program dimaksudkan untuk
agar tidak jauh-jauh memasarkan hasil memberi dukungan sekaligus sebagai alat

246
Agri-SosioEkonomi UNSRAT, ISSN (p) 1907– 4298, ISSN (e) 2685-063X, Terakreditasi Sinta 5, Volume 17 Nomor 2, Mei 2021 241–250

pengendali pencapaian empat sukses Hasil yang sudah diperbaiki oleh


pembangunan pertanian yaitu : pemerintah Kabupaten Minahasa dalam
a. Swasembada beras, jagung dan kedelai perbaikan jalan usahatani daerah
berkelanjutan Pakakaan hanya terjadi di Desa Liba
b. Diversivikasi pangan yaitu sepanjang 1 km.
c. Nilai tambah daya saing dan ekspor 2. Jaringan Listrik
produk pertanian Jaringan listrik pada Kawasan
d. Peningkatan pendapatan dan Agropolitan wilayah Tompaso sudah
kesejahteraan petani terlayani dengan baik, dapat dilihat dari
Sedangkan yang menjadi tujuan tiang-tiang listrik pada ruas jalan untuk
disusunnya program penyuluhan pertanian di mengalirkan listrik pada Kawasan
Kecamatan Tompaso tahun 2019 adalah : Agropolitan Tompaso.
a. Menyediakan acuan dalam 3. Jaringan Telekomunikasi
penyelenggaraan penyuluhan pertanian bagi Telekomunikasi pada Kawasan
para penyelenggara penyuluhan. Agropolitan wilayah Tompaso secara
b. Menyediakan bahan penyusuanan, umum sudah dapat memenuhi
perencanaan anggaran penyuluhan pertanian kebutuhan masyarakat yang ada di
untuk disampaikan dalam forum wilayah Tompaso.
musrembangtan.
4. Jaringan Irigasi
c. Memberikan acuan bagi penyuluh pertanian
dalam menyusun rencana kerja tahunan Jaringan untuk irigasi pertanian yang
penyuluh pertanian tahun 2019. ada di Kecamatan Tompaso sudah
d. Meningkatkan pengetahuan, wawasan, sikap merata disetiap desa. Adanya irigasi
dan perilaku pelaku utama, pelaku usaha, yang memadai dapat membantu
penyuluh dan petugas lingkup pertanian agar perekonomian para petani dan dari data
mereka mampu memecahkan permasalahan rehabilitasi jaringan irigasi yang ada
yang ada serta mampu dikecamatan Tompaso tahun 2015 yang
memanfaatkan/merubah potensi sumberdaya sudah direhabilitasi adalah 1.550,00,
pertanian menjadi peluang yang nyata dan sedangkan tahun 2019 yang hanya
bermanfaat untuk meningkatkan direabilitas sebesar 120,40.
produktivitas, pendapatan serta kesejahteraan
masyarakat petani.
Sarana dan Prasarana Pendukung
Sarana Fisik Kesejahteraan Sosial
1. Jaringan Jalan Dalam pengembangan kawasan
Dapat diketahui bahwa prasarana dan agropolitan, selain prasarana dan sarana dasar
sarana, jaringan jalan yang terdapat yang ikut mendukung kelancaran dalam
pada Kecamatan Tompaso sudah pengembangan kawasan agropolitan
memenuhi kebutuhan para petani, Kecamatan Tompaso, terdapat sarana dan
karena jaringan jalan yang ada bisa prasarana sosial, antara lain, sarana kesehatan
terhubung dengan kabupaten atau kota dan pendidikan.
yang ada di sekitar wilayah Tompaso.

Agrisosioekonomi : Jurnal Transdisiplin Pertanian (Budidaya Tanaman, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, Perikanan
Ekonomi dan Teknologi Pangan serta Teknologi Pertanian). 247
Evaluasi Program Pengembangan Kawasan Agropolitan........................................(Falentino Kolibu, Noortje Benu, Sherly Jocom)

Tabel 10. Fasiltas Kesehatan Kecamatan Tompaso Tahun 2019


Rumah Rumah Klinik/Balai
Desa Puskesmas Posyandu Polindes
Sakit Bersalin Kesehatan
Kamanga - - - 1 - -
Tember - - - 1 - -
Liba - - - 1 - -
Sendangan - - - 1 1 -
Talikuran - - 1 1 - -
Tempok - - - 3 - -
Tolok - - - 1 - -
Kamanga Satu - - - 1 - -
Tempok
- - - 1 - -
Selatan
Tolok Satu - - - 3 - -
Tompaso - - 1 14 1 -
Sumber : Kecamatan Tompaso Dalam Angka, 2019

Berdasarkan uraian Tabel 10, dapat Berdasarkan uraian Tabel 11, dapat
diketahui bahwa Kecamatan Tompaso memiliki diketahui bahwa jumlah guru menurut TK di
1 puskesmas yang terletak di Desa Talikuran, Kecamatan Tompaso berjumlah 9 orang,
dan memiliki 14 posyandu yang terletak ditiap- sedangkan jumlah murid menurut TK di
tiap desa. Desa Tempok dan Tolok Satu Kecamatan Tompaso berjumlah 104 orang. Rata-
merupakan desa yang memiliki jumlah rata jumlah guru TK yang ada di Kecamatan
posyandu terbanyak yaitu 3 posyandu. Tompaso berjumlah 2 orang. Dan jumlah murid
TK terbanyak terdapat pada TK GMIM Tolok dan
Sarana Pendidikan TK GMIM Kamanga yang sama-sama berjumlah
Sarana pendidikan adalah semua 24 murid.
fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar Tabel 12. Jumlah Guru dan Murid Menurut Sekolah Dasar
mengajar, baik yang bergerak maupun yang (SD) Di Kecamatan Tompaso
Sekolah Dasar Guru Murid
tidak bergerak agar pencapaian tujuan (SD) (Orang) (Orang)
pendidikan dan berjalan dengan lancar, teratur, SD N Tompaso 6 73
SD Inpres Tember 7 43
efektif dan efisien. Pada Tabel 12, 13 dan 14 SD Katolik Tompaso 6 90
dijelaskan mengenai sarana pendidikan yang ada SD GMIM I Tompaso 7 75
di Kecamatan Tompaso tahun 2019, dari tingkat SD Inpres Tempok 7 62
SD Inpres Tolok 7 40
pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah SD GMIM Tolok 8 74
Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) SD GMIM II Tompaso 8 74
SD Advent Tompaso 6 49
dan Sekolah Menengah Atas (SMA).
Tompaso 62 580
Sarana Kesehatan Sumber : Kecamatan Tompaso Dalam Angka, 2019

Sarana Kesehatan adalah tempat yang Berdasarkan uraian Tabel 12, dapat
digunakan sebagai tempat dalam diketahui bahwa jumlah guru SD di Kecamatan
menyelenggarakan berbagai upaya kesehatan. Tompaso tahun 2019 sebanyak 62 orang, dan
Pada Tabel 10 berikut ini, akan diuraiakan jumlah murid SD sebanyak 580 orang. Jumlah
mengenai fasilitas penunjang kesehatan guru SD terbanyak terletak pada SD GMIM Tolok
masyarakat yang ada di Kecamatan Tompaso dan SD GMIM II Tompaso dengan jumlah
pada tahun 2019. masing-masing sebanyak 8 orang. Sedangkan
jumlah murid SD terbanyak terletak pada SD
Tabel 11. Jumlah Guru dan Murid Menurut Taman Katolik Tompaso sebanyak 90 orang.
Kanak-Kanak (TK) di Kecamatan Tompaso
Tabel 13. Jumlah Guru dan Murid Menurut Sekolah
Taman Kanak-Kanak Guru Murid
Menengah Pertama (SMP) di Kecamatan
(TK) (Orang) (Orang) Tompaso
TK RUTH Tember 2 18 Sekolah Menengah Pertama Murid Guru
TK GMIM Sendangan 2 21 (SMP) (Orang) (Orang)
TK GMIM Tolok 2 24 SMP Negeri 1 Tompaso 300 26
TK GMIM Kamanga 2 24 SMP Nasional Tompaso 54 4
TK LKMD Tempok 1 17 SMP Negeri 3 Tompaso 105 11
Tompaso 9 104 Tompaso 459 41
Sumber : Kecamatan Tompaso Dalam Angka, 2019 Sumber : Kecamatan Tompaso Dalam Angka, 2019

248
Agri-SosioEkonomi UNSRAT, ISSN (p) 1907– 4298, ISSN (e) 2685-063X, Terakreditasi Sinta 5, Volume 17 Nomor 2, Mei 2021 241–250

Berdasarkan uraian Tabel 13, dapat Saran


diketahui bahwa jumlah guru SMP di
Kecamatan Tompaso sebanyak 41 orang Melihat potensi wilayah Tompaso
dan jumlah murid SMP sebanyak 459 untuk dikembangkan sebagai kawasan
orang. Jumlah guru SMP terbanyak di agropolitan maka diajukan beberapa saran
Kecamatan Tompaso terletak pada SMP yang perlu untuk dilaksanakan antara lain :
Negeri 1 Tompaso sebanyak 26 orang dan 1. Mempertahankan dan memelihara
jumlah murid SMP terbanyak terletak pada sentra produksi pertanian yang ada di
SMP Negeri 1 Tompaso dengan jumlah 300 wilayah Tompaso berhubung wilayah
orang. Tompaso merupakan salah satu
wilayah yang termasuk dalam rencana
Tabel 14. Jumlah Guru dan Murid Menurut Sekolah strategis Kawasa Agropolitan
Menengah Atas (SMA) Di Kecamatan
Tompaso PAKAKAAN dalam Rencana Tata
Murid Guru Ruang Wilayah Kabupaten Minahasa.
Pendidikan (SMA)
(Orang) (Orang) 2. Perlu adanya fasilitas penunjang
SMA 1 Tompaso 533 29
Jumlah 533 29
permodalan bagi para petani atau
Sumber : Kecamatan Tompaso Dalam Angka, 2019 masyarakat seperti jasa Bank,
Koperasi yang dapat menunjang bagi
Berdasarkan uraian Tabel 14, dapat petani, karna pada dasarnya wilayah
diketahui bahwa Kecamatan Tompaso Tompaso belum ada penunjang
hanya memiliki satu SMA, yaitu SMA 1 perbankan atau koperasi.
Tompaso. Jumlah guru disekolah ini 3. Masih banyak petani yang belum
sebanyak 29 orang dan jumlah murid menerapkan teknologi tanaman
sebanyak 533 orang. komoditi sesuai anjuran.
4. Bagi pemerintah kabupaten maupun
pemerintah kecamatan agar melihat
KESIMPULAN DAN SARAN kondisi pasar Tompaso yang masih
belum tersentuh rehabilitasi atau
Kesimpulan pembangunan gedung.

Berdasarkan hasil penelitian yang


DAFTAR PUSTAKA
ada, maka disimpulkan :
Badan Pusat Statistik Kabupaten Minahasa
1. Wilayah Tompaso berpotensi sebagai
“Tompaso Dalam Angka 2015”
Kawasan Agropolitan yang dilihat dari
Publication Number : 7102.1509.
mayoritas penduduk yang ada di
Badan Pusat Statistik Kabupaten Minahasa
daerah tersebut sebagai petani dan
“Tompaso Dalam Angka 2016”
sentra produksi yang paling banyak
Publication Number : 7102.1615
yang dapat dikembangkan yaitu Padi
Badan Pusat Statistik Kabupaten Minahasa
Sawah.
“Tompaso Dalam Angka 2017”
2. Telah dilaksanakan sosialisasi kepada
petani tentang penggunaan teknologi Publication Number: 71020.1720
pertanian. Daidullah, S. T., & Hardyastuti, I. S. 2006.
3. Memiliki insfrastruktur penunjang bagi Strategi pengembangan agropolitan
pertanian, terdapat jaringan irigasi, dan Dinas Tanaman Pangan
terdapat jaringan jalan penghubung Hrotikultura, Perkebunan dan
antara desa, kota dan jalan usaha bagi Peternakan Kabupaten Buol
para petani. (Doctoral dissertation,

Agrisosioekonomi : Jurnal Transdisiplin Pertanian (Budidaya Tanaman, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, Perikanan
Ekonomi dan Teknologi Pangan serta Teknologi Pertanian). 249
Evaluasi Program Pengembangan Kawasan Agropolitan........................................(Falentino Kolibu, Noortje Benu, Sherly Jocom)

[Yogyakarta]: Universitas Gadjah


Mada).
Pranoto, S. 2005. Pembangunan Perdesaan
Berkelanjutan melalui Model
Pengembangan Agropolitan
(Disertasi). Sekolah Pasca Sarjana,
Institut Pertanian Bogor. Bogor.

250

Anda mungkin juga menyukai