ABSTRAK
Sektor pertanian adalah sektor yang memiliki konstribusi terbesar dalam struktur ekonomi
Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, sejak tahun 2006. Untuk mendukung potensi yang telah
dimiliki, maka melalui RTRW Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) tahun 2011-2031,
pemerintah menetapkan Kawasan Agropolitan sebagai Kawasan Strategis Ekonomi di Kecamatan
Sangkub dan Pinogaluman dimana Kecamatan Sangkub sebagai pusat pengembangan kawasan
agropolitan. RTRW tersebut menyebutkan bahwa strategi pengembangan kawasan agropolitan yaitu
meningkatkan kualitas dan produktifitas kawasan pertanian, meningkatkan mekanisasi pertanian,
meningkatkan jaringan irigasi dan meningkatkan teknologi pertanian secara tepat guna. Untuk
mengetahui sejauh mana perkembangan kawasan agropolitan di Kecamatan Sangkub maka diperlukan
evaluasi kawasan. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi
karakteristik kawasan agropolitan di Kecamatan Sangkub dan mengevaluasi perkembangan kawasan
agropolitan di Kecamatan Sangkub khusus pertanian padi. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif kualitatif, deskriptif kuantitatif, analisis evaluatif dan analisis pertumbuhan penduduk alami
dengan teknik pengumpulan data primer (observasi lapangan dan wawancara langsung) dan sekunder
(studi literatur, mengunjungi instansi pemerintah/ organisasi terkait dan searching data/ informasi di
media internet). Jika dilihat dari hasil penelitian karakteristik kawasan agropolitan di Kecamatan
Sangkub memiliki kondisi letak geografis, topografi, iklim, dan hidrologi yang sesuai untuk pertanian.
Memiliki prasarana dan sarana umum yang cukup memadai untuk menunjang kehidupan para petani.
Memiliki ±12 (dua belas) jenis pertanian. Memiliki lahan yang memadai untuk pengembangan
kawasan. Adapun hasil evaluasi perkembagan kawasan terhadap kawasan agropolitan di Kecamatan
Sangkub menunjukan bahwa kawasan ini telah memasuki tahap pengembangan atau disebut juga
sebagai kawasan yang cukup berkembang.
167
meliputi kawasan pertanian tanaman pangan, pemasaran, sumber daya manusia, dan produksi
hortikultura, perkebunan dan peternakan, dengan pertanian.
luas kawasan pertanian pangan pada tahun 2015 Metode penelitian yang digunakan
mencapai 6.282 ha atau sekitar 11,06% dari luas adalah metode deskriptif kualitatif dan deskriptif
wilayah Kecamatan Sangkub (Kab. Bolmut kuantitatif. Teknik analisis data yang digunakan
dalam angka 2016) dan luas panen padi baik adalah teknik analisis evaluatif dan analisis
sawah maupun ladang mencapai 2.250 ha. Untuk pertumbuhan penduduk alami.
menunjang pengembangan kawasan agropolitan
tanaman pangan khususnya tanaman padi di
Kecamatan ini disediakan fasilitas penunjang KAJIAN TEORI
meliputi fasilitas produksi, perdagangan, industri
dan pendidikan. Selain itu, di Kecamatan Pengertian Agropolitan
Sangkub juga terdapat bendungan terbesar di Menurut Pranoto (2005) dalam Mamahit
Sulawesi Utara yang mampu mengairi hingga (2016: 61) agropolitan terdiri dari kata “agro” =
3.601 ha areal persawahan. Namun, kawasan pertanian dan “politan” = kota, sehingga
agropolitan di Kecamatan Sangkub memiliki agropolitan dapat diartikan sebagai kota
beberapa kendala yaitu: (a) masih mendapatkan pertanian atau kota di daerah lahan pertanian.
jaringan irigasi yang lebih sedikit dibandingkan Adapun menurut Undang-Undang Nomor 26
dengan kecamatan lain yang bukan merupakan Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,
kawasan agropolitan, padahal Kecamatan menyebutkan bahwa kawasan agropolitan adalah
Sangkub adalah kecamatan yang memiliki luas kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat
wilayah yang paling besar di Kabupaten Bolmut kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem
dengan luas lahan 30,58 % dari luas Bolmut; (b) produksi pertanian dan pengelolaan sumber daya
produktifitas hasil pertanian yang masih belum alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya
maksimal; (c) usaha tanaman pangan yang masih keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan
rendah; (d) masih banyak lahan yang belum satuan sistem permukiman dan sistem agrobisnis.
diusahakan atau belum dibudidayakan.
Tipologi Kawasan Agropolitan
Kendala–kendala yang telah
Tipologi kawasan tersaji dalam tabel
dikemukakan di atas memiliki pengaruh terhadap
berikut:
perkembangan kawasan agropolitan Kecamatan
Sangkub. Oleh karena itu dibutuhkan evaluasi Tabel 1. Tipologi Kawasan Pertanian
perkembangan kawasan agropolitan agar dapat Sektor
segera dilakukan perbaikan. Selain itu, kawasan Tipologi Persyaratan
Usaha
Kawasan Agroklimat
agropolitan ini juga perlu dievaluasi agar tujuan Pertanian
dari strategi pengembangan kawasan agropolitan Dataran rendah Harus sesuai
di Kecamatan Sangkub bisa tercapai. dan dataran dengan jenis
tinggi, dengan komoditi yang
tekstur lahan dikembangkan
Tujuan Penelitian Tanaman yang datar, seperti ketinggian
Penelitian ini bertujuan untuk Pangan memiliki lahan, jenis tanah,
(1)mengidentifikasi karakteristik kawasan sarana testur lahan, iklim,
pengairan dan tingkat
agropolitan di Kecamatan Sangkub dan (irigasi) yang keasaman tanah.
(2)mengevaluasi perkembangan kawasan memadai.
agropolitan di Kecamatan Sangkub. Sumber: Departemen PU, 2007
168
pada kawasan yang belum berkembang; (2) tahap yaitu sebanyak 29,81 km². Untuk lahan pertanian
penumbuhan pada kawasan yang belum persawahan berada di lokasi yang datar 0-8%
berkembang; (3) tahap pengembangan kawasan; sampai landai 9-15% dengan luasan 105,96 km².
(4) tahap pemantapan kawasan; (5) tahap Rata-rata temperatur udara bulanan berkisar
integrasi antar kawasan. antara 28°C - 30°C dengan suhu udara rata-rata
bulanan 29°C (BPP- Bintauna dalam RTRW
Kab. Bolmut 2011-2031). Suhu terendah terjadi
HASIL DAN PEMBAHASAN pada bulan November/Desember dan tertinggi
Bulan Juni/Juli. Secara hidrologis, kawasan ini
Gambaran Umum Kawasan Agropolitan di termasuk dalam Satuan Wilayah Pengembangan
Kecamatan Sangkub (SWP) Sangkup Langi. SWP Sub DAS Sangkub
Kawasan agropolitan di Kecamatan memiliki luas 64.830 Ha yaitu sebesar 22.59%
Sangkub merupakan kawasan yang termasuk dari total luas DAS Sangkub Langi (Bappeda
dalam administrasi Kabupaten Bolaang Kab. Bolmut, 2017). Hanya terdapat satu sungai
Mongondow Utara. Kawasan ini telah telah pada SWP Sub DAS Sangkub yang mengalir
mendapatkan dukungan dari pemerintah menuju Laut Sulawesi yaitu sungai Sangkub.
setempat yaitu dengan diterbitkannya Perda no 3 Jenis komoditas kawasanyang dikembangkan
tahun 2013 tentang RTRW Kabupaten Bolaang selama tahun 2015 didominasi oleh tanaman padi
Mongondow Utara pada bab 5 pasal 38 ayat 2 dan jagung.
disebutkan bahwa kawasan agropolitan meliputi Prasarana dan sarana penunjang terdiri
Kecamatan Pinogaluman dan Sangkub. dari sarana pemukiman, produksi dan
Kecamatan Sangkub merupakan pusat perekonomian. Pada tahun 2015 sarana
pengembangan kawasan agropolitan yang ada di pemukiman terdiri dari semi permanen berjumlah
Kabupaten Bolmut dimana Desa Tombolango, 968 rumah, bukan permanen 896 dan permanen
Sangkub I dan Sangkub III sebagai Pusat 295 rumah dengan total panjang jalan 51 km
Pengembangan Kawasan Pertanian/ PPKSP). dengan jenis perkerasan aspal beton, aspal halua
Kecamatan Sangkub memiliki luas dan perkerasan tanah, kerikil dll. Sebagian besar
sebesar 567,85 km² yang terdiri dari 16 desa dan masyarakat memanfaatkan air sumur sebagai air
46 dusun dan jumlah penduduk pada tahun 2015 minum maupun memasak. Memiliki saluran
sebesar 10.659 jiwa dengan tingkat kepadatan 42 irigasi teknis (bendungan Sangkub) dapat
jiwa/ km² serta mata pencaharian terbanyak mengairi hingga 3.601 ha. Jaringan listrik yang
yakni sebagai tani sebanyak 3.378 jiwa, digunakan terdiri dari listrik PLN dengan
sedangkan luas kawasan agropolitan Kecamatan meteran dengan jumlah pemakai 1.856 keluarga,
Sangkub 11.232,01 ha. Jenis pertanian pangan listrik PLN tanpa meteran 375 keluarga, listrik
merupakan areal terluas yakni 6.282 ha dengan non-PLN 18 keluarga, dan bukan listrik 43
luas areal pertanian sawah sebesar 1.421,69 ha. keluarga. Sebagian desa di kawasan ini memiliki
sinyal yang kuat, sedangkan sinyal telepon yang
lemah terdapat di Desa Sidodadi dan Suka
Makmur. Desa Pangkusa merupakan desa yang
tidak mendapatkan sinyal telepon. Sebagian
besar lokasi belum memiliki drainase, ada pula
yang memiliki drainase walaupun hanya berada
Gambar 1. Peta Administrasi Kec. Sangkub, Kab. Bolmut di satu sisi jalan. Sebagian besar masyarakat
& Potongan Peta Kec.Sangkub (Lokasi yang Diteliti), 2015
membuang sampah dengan cara ditampung
Karakteristik Kawasan Agropolitan di dalam lubang atau menguburnya dan ada yang
Kecamatan Sangkub membakarnya. Sarana pendidikan yang dimiliki
Kawasan agropolitan di Kecamatan kawasan ini meliputi 19 TK, 10 SD, 4 SMP, dan
Sangkub terletak pada koordinat 0°51’27,39’’ 2 SMK. Sarana kesehatan yang terdapat di
LU dan 123°39'2,33 BT. Terdiri dari daerah kawasan ini terdiri dari 1 Puskesmas, 5 Pustu, 2
pesisir dan bukan pesisir. Memiliki topografi praktek bidan, 3 Poskesdes, 3 Polindes, 16
relatif datar sampai dengan sangat curam dimana Posyandu. Adapun sarana peribadatan yang
sebagian besar wilayah memiliki topografi curam dimiliki terdiri dari 15 Mesjid, 16 Gereja
(26 – 40%) seluas 233,33 km² dari dan sebagian protestan, dan 2 Gereja khatolik.
kecil wilayah memiliki topografi landai (9-15%)
169
Gambar 2. Peta Persebaran Sarana dan Prasarana
Kawasan Agropolitan Di Kecamatan Sangkub
Adapun penggunaan lahan di kawasan Gambar 4. Diagram Perkembangan Jaringan Jalan Desa Ke
ini dapat dilihat pada tabel berikut. Kota di Kawasan Agropolitan Kecamatan Sangkub Tahun
Tabel 2. Penggunaan Lahan di Kawasan Agropolitan 2011-2015
Kecamatan Sangkub
Jenis Penggunaan Lahan Luas lahan (ha)
Hutan lahan kering primer 12.569,50
Hutan lahan kering sekunder 17.892,34
Hutan mangrove 263,87
Hutan rawa 26,94
Permukiman/ lahan terbangun 169,99
Sawah 1.421,69
Perkebunan 2.064,95
Pertanian lahan kering 1.368,06
Pertanian lahan kering
1.883,77
campur semak
Semak belukar 767,62
Gambar 5. Peta Jaringan Jalan Desa Ke Kota Kawasan
Agropolitan Di Kecamatan Sangkub Tahun 2011-2015
170
adalah jaringan irigasi teknis yang mempunyai
bangunan sadap permanen. Selama tahun 2011-
2015 bendungan Sangkub belum mengalami
perkembangan (penambahan maupun
pengurangan bagian fisik bangunan).
Tabel 3. Jaringan Irigasi Kawasan Agropolitan Di
Kecamatan Sangkub (Bendung Sangkub) Tahun 2011-2015
Ukuran
Bendung Saluran Ukuran
(m)
Lebar Luas irigasi
100 3.601 ha
Gambar 7. Peta Pertambahan Gedung Penyimpanan teknis
Saprotan di Kawasan Agropolitan Kecamatan Sangkub Tinggi Panjang saluran
4,5 21,643 km
Tahun 2011 -2015 mercu primer
Untuk tempat bongkar muat Saprotan di Elevasi
Panjang saluran
dinding +16,05 27,475 km
kawasan agropolitan di Kecamatan Sangkub sekunder
penahan
belum tersedia. Tempat bongkar muat Saprotan Elevasi
ini sangat dibutuhkan di kawasan ini yaitu +2,00
kolam olak
sebagai bangunan penunjang yang terintegrasi Sumber: PU Bidang SDA Balai Wilayah Sungai Sulawesi I, 2017
langsung dengan pasar pertanian.
b. Subsistem usaha tani/pertanian primer
(on-farm agribusiness)
Desa pusat pertanian dan desa hinterland
yang ada di kawasan agropolitan di Kecamatan
Sangkub sebagian langsung dilalui oleh arteri
primer (jalan nasional) dan arteri sekunder (jalan
kabupaten dan jalan lokal) sehingga jalan
pertanian di kawasan agropolitan Kecamatan
Sangkub terdiri dari arteri primer maupun arteri
sekunder. Pada tahun 2011-2015 arteri primer
tidak mengalami penambahan. Untuk arteri Gambar 10. Peta Batas Petak Bendungan Sangkub untuk
sekunder dalam hal ini merupakan jalan lokal/ Wilayah Irigasi Kawasan Agropolitan di Kecamatan
Sangkub Tahun 2011-2015
jalan pertanian pada tahun 2011-2015 terjadi Sumber: PU Bidang SDA Balai Wilayah Sungai Sulawesi I, 2017
penambahan jalan sepanjang 10,18 km.
Pada tahun 2011-2015 di kawasan
agropolitan Kecamatan Sangkub belum tersedia
dermaga (dermaga laut dan danau) dan Sub-
terminal pengumpul.
c. Subsistem agribisnis hilir (down stream
agribusiness)
Di kawasan agropolitan Kecamatan
Sangkub untuk sarana pengeringan hasil
pertanian (lantai jemur), gudang penyimpanan
Gambar 8. Diagram Panjang Jaringan Jalan Pertanian (km) hasil pertanian dan sarana pengolahan hasil
Kawasan Agropolitan di Kecamatan Sangkub pertanian (tempat penggilingan padi) merupakan
Tahun 2011-2015
bangunan satu atap yang berada di satu tempat
2011 2015
yang sama namun bisa menjalankan ke tiga
fungsi tersebut yang biasa disebut oleh
masyarakat setempat sebagai “gilingan”. Selama
tahun 2011-2015 sarana ini mengalami
peningkatan dimana tahun 2011 baru berjumlah
sebanyak 38 buah sedangkan ditahun 2015 telah
Gambar 9. Peta Jaringan Jalan Pertanian di Kawasan
Agropolitan Kecamatan Sangkub Tahun 2011-2015
berjumlah 47 buah.
171
Gambar 11. Gilingan Di Desa Tombolango
172
kawasan ini memiliki 2 (dua) buah TPS
sedangkan pada tahun 2015 TPS tersebut sudah
tidak bisa digunakan sehingga jumlah desa yang
membuang sampah di dalam lubang atapun
dibakar menjadi bertambah karena tidak
tersedianya TPS. Selama tahun 2011 hingga
2015 di kawasan ini juga belum memiliki TPA.
Gambar 16. Diagram Sarana Kelembagaan dan
Keterangan:
Perekonomian di Kawasan Agropolitan Kecamatan a. Listrik PLN dengan meteran (jiwa)
Sangkub ( Koperasi Pertanian dan BP3K),2011- 2015 b. Listrik PLN tanpa meteran (jiwa)
c. Listrik non PLN/ generator (jiwa)
Sumber: BPS Kab. Bolmut dan Kantor Kec. Sangkub, 2017 d. Sinyal telepon seluler kuat (desa)
e. Sinyal telepon seluler lemah (desa)
f. Tidak ada sinyal telepon (desa)
g. Warung Telepon (Wartel)
h. Warung Internet (Warnet)
i. Sumur (perdesa)
j. Isi ulang/ air kemasan (perdesa)
k. Tempat Pembuangan Sementara (TPS)
l. Dalam lubang/ dibakar (desa)
173
menjualnya langsung ke (Kota Gorontalo). Ada juga
kios-kios sembako dan ke petani yang menjualnya di
pasar tradisional (pasar Kota Boroko, lalu
umum) di Kecamatan pedagang pengumpul Kota
Sangkub (hanya dijual di Boroko membawa hassil
dalam kawasan agropolitan pertanian tersebut ke Kota
Kecamatan Sangkub). Manado dan Kota
Gorontalo.
2011 2015
174
2011 2015
175
setempat yakni debit sumur bisa
mencapai 10 liter/detik ditunjang dengan
kepemilikan bendungan yang cukup luas
sebagai sumber irigasi. Jenis pertanian
yang dikembangkan diantaranya jenis
pertanian pangan (komoditas padi,
jagung, kedelai), hortikultura (cabai,
kacang tanah, kangkung), dan
perkebunan (kelapa). Ketersediaan dan
kondisi sarana dan prasarana secara
keseluruhan berada dalam kondisi
kurang baik yakni jalan pertanian,
drainase, TPS, sarana pendidikan,
Gambar 24. Diagram Tahapan Perkembangan Kawasan
Agropolitan di Kecamatan Sangkub
kesehatan dan perekonomian. Jika
dilihat dari stuktur ruang Kabupaten
Keterangan:
PPKSP = Pusat Pengembangan Kawasan Pertanian Bolmut kawasan ini masuk pada wilayah
A = pertanian komoditas padi, B = pertanian komoditas jagung,
C = pertanian komoditas kelapa, D= pertanian komoditas cabai, PKLp.
E = pertanian komoditas kedelai, F = pertanian komoditas Kacang
Tanah, G = pertanian komoditas kangkung.
Penggunaan lahan terdiri dari sepuluh
jenis penggunaan lahan yaitu terdiri dari
2011
hutan lahan kering primer dan sekunder,
2015
hutan mangrove, hutan rawa,
permukiman/ lahan terbangun, sawah,
perkebunan, pertanian lahan kering,
pertanian lahan kering campur semak,
dan semak belukar dengan jenis
penggunaan lahan sawah (sawah irigasi)
Gambar 25. Peta Kawasan Agropolitan Kecamatan
seluas 1.421,69 ha.
Sangkub Tahun 2011-2015 2. Hasil evaluasi terhadap prasarana dan
sarana penunjang, kegiatan pertanian
KESIMPULAN dan teknologi pertanian, sumber daya
1. Kawasan agropolitan di Kecamatan manusia dan produksi pertanian
Sangkub memiliki karakteristik yaitu menunjukan bahwa kawasan ini masuk
terletak di daerah pesisir yang pada tahap pengembangan/ kawasan
merupakan daerah dataran rendah dan yang cukup berkembang dimana fokus
bukan pesisir yang merupakan daerah pemerintah sebagian besar ditujukan
dataran tinggi. Berada pada kelas pada kegiatan on-farm, mulai
kemiringan datar 0-8% hingga sangat menerapkan teknologi budidaya,
curam >40%, namun untuk lahan menyediakan sarana dan prasarana
pertanian sawah berada di lokasi yang penunjang kegiatan dan penyuluhan.
datar 0-8% sampai landai 9-15%.
Memiliki rata-rata temperatur udara
bulanan berkisar antara 28°C - 30°C DAFTAR PUSTAKA
dengan suhu udara rata-rata bulanan Anonimous. 2012. Agropolitan & Minapolitan
29°C. Kondisi hidrologi di sebagian Konssep Kawasan Menuju
besar dipengaruhi oleh Sungai Sangkub Keharmonisan. Jakarta: Kementerian PU
dengan persebaran siklus hidrologi oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya.
Anonimous. 2002. Pedoman Umum
anak–anak dari sungai Sangkub tidak
Pengembangan Kawasan Agropolitan
tersebar secara merata. Untuk kondisi air dan Pedoman Program Rintisan
tanah, sebagian besar kawasan Pengembangan Kawasan Agropolitan.
merupakan akifer produktif kecil Jakarta: Kementerian Pertanian.
176
Anonimous. 2007. Pedoman Pengelolaan Ruang
Kawasan Sentra Produksi Pangan
Nasional dan Daerah (Agropolitan).
Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum.
Anonimous. 2016. Kabupaten Bolaang
Mongondow Utara dalam Angka. Badan
Pusat Statistik:
http://bolmongkab.bps.go.id. Dipetik
pada 22 Februari 2017.
Anonimous. 2016. Produk Domestik Regional
Bruto Menurut Lapangan Usaha
Kabupaten Bolaang Mongondow Utara
Tahun 2010-2015. Badan Pusat Statistik:
http://bolmongkab.bps.go.id. Dipetik 22
Februari 2017.
Anonimous. 2017. Laporan Bulanan Data Sosial
Ekonomi. Badan Pusat Statistik:
http://www.bps.go.id. Dipetik 25
Februari 2017.
Hoya, T. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif
dan Kualitatif. Academia:
https://www.academia.edu/8471530/ME
TODE_PENELITIAN_KUANTITATIF
_DAN_KUALITATIF. Dipetik 01 Maret
2017
Kementerian Pekerjaan Umum. 2012.
Agropolitan & Minapolitan Konsep
Kawasan Menuju Keharmonisan.
Jakarta: Kementerian PU Direktorat
Jenderal Cipta Karya.
Kono, A. S. 2014. Analisis Jaringan Irigasi
Bendungan Sangkub Kabupaten Bolaang
Mongondow Utara Berbasis Spasial.
Sinta (Science and Technology Index), 4
(5).
Mamahit, Z. N. 2016. Analisis Pengembangan
Kawasan Agropolitan Di Langowan
Kabupaten Minahasa. SPASIAL Jurnal
Perencanaan Wilayah dan Kota, 3 (2),
60-69.
177