Selain dari luas lahan, tenaga kerja juga berperan dalam mendorong
keunggulan sektor pertanian.Tenaga kerja pada provinsi Sumatera Barat yang
bekerja di sektor pertanian dan sektor perdagangangan memiliki persentase yang
lebih tinggi yaitu sebesar 35% dan 26% dibandingkan dengan sektor jasa maupun
pada sektor lain-lainnya yaitu sebesar 16% persen dan 14%. Sedangkan sektor
industri memiliki tenaga kerja paling rendah yaitu 9% yang berpotensi untuk
menghasilkan barang dan jasa, karena pada hakikatnya tenaga kerja merupakan
penyumbang terbesar terhadap pembangunan di sektor ketenagakerjaan itu sendiri
yang dapat dilihat pada gambar 1.2
1.2.Rumusan Masalah
Peluang otonomi daerah harus direspon secara bijak dan terarah oleh
pemerintah daerah, terutama dalam pemanfaatan potensi sumber daya alam secara
optimal untuk kesejahteraan masyarakat. Sebagian besar penduduk Kabupaten
Kepulauan Mentawai memiliki mata pencaharian yang berasal dari sektor
pertanian.Pertumbuhan sektor pertanian suatu daerah pada dasarnya dipengaruhi
oleh keunggulan kompetitif suatu daerah, spesialisasi wilayah serta potensi
pertanian yang dimiliki oleh daerah tersebut. Adanya potensi pertanian disuatu
daerah tidaklah mempunyai arti bagi pertumbuhan pertanian daerah tersebut bila
tidak ada upaya memanfaatkan dan mengembangkan potensi pertanian secara
optimal,Otonomi Daerah dianggap sebagai suatu solusi yang efektif dalam
mengatasi permasalahan pemerataan pembangunan. Setelah Otonomi Daerah
maka kebijakan penyusunan perencanaan pembangunan Kabupaten kepulauan
mentawai yang diharapkan lebih terarah dan tepat sasaran guna terciptanya
pembangunan yang berkelanjutan, serta merangsang perkembangan kegiatan
ekonomidiKabupatenKepulauan Mentawai.Penelitianinidilakukan untuk
menganalisis dan mengidentifikasi sektor-sektor yang potensial dan perubahan
struktur perekonomian di Kabupaten Kepulauan Mentawai.Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data PDRB Kabupaten Kepulauan Mentawai dan
Provinsi Sumatera Barat menurut lapangan usaha yang terdiri dari 17 sektor pada
tahun 2012-2016. Sebagai bahan informasi dan pertimbangan dalam perencanaan
pembangunan ekonomi Kabupaten Kepulauan Mentawai. Alat analisis yang
digunakan pada penelitian ini adalah Location Quotient, Shift Share, Growth
Ratio Model (GRM )dan Overlay.Hasil menunjukkan bahwa sektor unggulan di
Kabupaten Kepulauan Mentawai Pasca Otonomi Daerah adalah sektor pertanian
dan sektor Transportasi,ergudangan menjadi sektor unggulan setelah otonomi
daerah di Kabupaten Kepulauan Mentawai.Hal ini mengidentifikasi bahwa di
Kabupaten Kepulauan Mentawai terjadi peningkatan dibidang
perekonomian.Pembangunan ekonomi Kabupaten Kepulauan Mentawai akan
dapat ditempuh dengan mengoptimalkan potensi sektor perdagangan,
pertanian,perikanan dan sektor pendidikan serta Sektor Transpormasi dan
pergudangan.Pemerintah seharusnya memberikan perhatian khusus pada sektor-
sektor tersebut, agar sektor basis di Kabupaten Kepulauan Mentawai tetap
bertahan dan maju pesat. Dan sektor lainnya yang berpotensi, Pemerintah juga
diharapkan agar melakukan pemantauan,monitoring dan evaluasi untuk bisa
mengetahui dan mengidentifikasi keunggulan dan kelemahan dari sektor-sektor
yang ada.Penerapan kebijakan pembangunan daerah yang diambil oleh
pemerintah daerah dan lembaga perintah lingkungan Kabupaten Kepulauan
Mentawai harus lebih mengutamakan kepentingan masyarakat dalam mencapai
pemerataan hasil pembangunan ke arah yang lebih baik, sistematis dan terarah
untuk di masa yang akan datang.Kata kunci: Potensi Ekonomi Daerah, Sektor
Unggulan, Otonomi Daerah, PDRB
1.3.Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengidentifikasi perkembangan dan struktur pertumbuhan ekonomi sektor
pertanian di Kabupaten Kepulauan Mentawai
2. Menganalisis Komoditas apa yang menjadi basis di sektor pertanian dan
bagaimana daya saing wilayahnya
3. Menganalisis tren sub sektor pertanian dimasa yang akan datang.
1.4.Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan informasi tambahan
bagi peneliti selanjutnya yang memiliki topik penelitian berhubungan dan bagi
masyrakat. Penelitian ini juga bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi
seluruh pihak pengambil keputusan dalam menganalisis komoditas unggulan di
Kabupaten Kepulauan Mentawai
1.5.Ruang Lingkup
Membatasi permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, maka
ruang lingkup penelitian hanya terfokus pada perkembangan dan struktur
perekonomian pertanian, komoditas unggulan, daya saing dan spesialisasi
subsektor pertanian tanaman pangan, hortikurtura dan perkebunan. Penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan jenis data sekunder yang bersumber dari BPS,
data produksi, dan sumber lainnya, serta dari dinas pertanian Sumatera Barat dan
Kepulauan Mentawai yang berkaitan dengan proses penelitian. Teknik
pengambilan data yang digunakan adalah teknik kajian pustaka dari berbgai
literatur penelitian sebelumnya. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pesisir
Selatan Provinsi Sumatera Barat dengan panel tahun 2016 sampai 2020. Metode
alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat analisis IDE,
Tipology Klassen, alat analisis Location Quotien (LQ, Kuosien Spesialisasi (KS),
Kuosien Lokalisasi (Lo), Shift Share Analysis (SSA) dan alat analisis Dinamic
Loqation Quatient (DLQ).
II TINJAUAN PUSTAKA
Ilmu ekonomi regional atau ilmu ekonomi wilayah adalah suatu cabang dari
ilmu ekonomi yang dalam pembahasannya memasukkan unsur perbedaan potensi
satu wilayah dengan wilayah lain. Ilmi ekonomi wilayah adalah cabang ilmu
yang relatif baru sehingga banyak yang mempertanyakan apakah ilmu ekonomi
wilayah dapat dipandang sebagai salah satu ilmu yang berdiri sendiri, seperti
halnya cabang ilmu ekonomi moneter, ekonomi internasional, ekonomi pertanian,
dan sebagainya.Manfaat ilmu ekonomi wilayah dapat dibagi dua, yaitu manfaat
makro dan manfaat mikro.Manfaat mikro berkaitan dengan bagaimana pemerintah
pusat dapat menggunakannya untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi
keseluruhan wilayah. Manfaat mikro, yaitu bagaimana ilmu ekonomi wilayah
dapat membantu perencanaan wilayah menghemat waktu dan biaya dalam proses
menentukan lokasi suatu kegiatan. Wilayah juga dapat dapat diartikan sebagai
ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait pada
batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan atau
fungsional (Adisasmita).Analisis ekonomi regional dalam beberapa konsep
wilayah (region) yang lazin digunakan, yaitu, sebagai berikut (Sjafrizal 1985 dan
Budiharsono 2001).
( )( )
n
wᵢ wₜ
Loᵢ = − │Lo = ∑ Loᵢ ₚ
Wᵢ Wₜ p=1
Kunci utama untuk mencapai kinerja pembangunan daerah yang bagus dan
berkelanjutan di daerah otonomi dan globalisasi ekonomi adalah daya
saing.Tingkat daya saing merupakan salah satu parameter dalam pembangunan
daerah Kabupaten/Kota berkelanjutan (Wahyudi 2017).Sektor yang mempunyai
peranan penting dalam perekonomian nasional adalah sektor pertanian.Hal ini
ditunjukkan dengan banyaknya penduduk yang hidup dan bekerja sebagai petani,
atau produk nasional yang berasal dari sektor pertanian (Cantika 2012).
Alat
No Judul Tujuan Hasil
Analisis
Kajianpen Mengkajipen Hasilpenelitianmenetapkan lima
3. Anlisis
gembanga gembannganl komoditasunggulantanamanpangandanla
Location
nlahanpert ahanpertania hanpotensial yang
Quotient
aniantana ntanamanpan sesuaiuntukpengembangannyaseluas
manpanga ganberbasisk 5.871 ha dari 7.234 ha yang
(LQ) dan
nberbasisi omoditasung tersediadanterdiriatasrencanapenggunaanl
Shift Share
komoditas gulan di ahanuntukpadi (3.529 ha), ketelapohon
Analisis
unggula di kabupatenpin (1.398 ha), jagung (657 ha), kedelai (187
kabupaten rang , ha) danketelarambut (100 ha) .
pinrang , Sulawesi rencanapengembanganlahanpertanianunt
Sulawsi Selatan ukkomoditasunggulantersebut di
Selatan kategorikanatasprioritaspertamadankedua
masing – masingseluas 147 ha dan 5.724
ha.
Menganalisis
4. Analisispe AnalisisLoc Hasilanalisimenemukanbahwasektorperta
pembanguna
mbanguna ation nianmenjadisektor yang
nwilayahberb
nwilayahb Quotient berkembangdengankomoditiikannnilame
asiskomoditi
erbasisko (LQ) ,Anali njadisalahsatukomoditiunggulannya .Ber
unggulankab
moditiung sis shift- bagai program kebijaknpemerintah di
upatenpasam
gulankabu share ,Indek perlikanuntukmendukungperkembangank
an , Sumatera
patenpasa sSpesisalisa omoditiini agar dapatbersaing di
Barat
man , si (IS) pasarinternasionalsehinggamemberikank
Sumatera danmotodea ontribusiterhadaperekonomianKabupaten
Barat nalisis Pasaman .
SWOT
pi/ pt
LQ= .......... (3.2)
Pi/ Pt
Keterangan :
pi = produksi komodias “i” pada tingkat Kecamatan
pt = produksi total kelompok komoditas pada tingkat
Kecamatan
Pi = produksi komodias “i” pada tingkat Kabupaten
Pt = produksi total kelompok komoditas pada tingkat Kabupaten
Dari perhitungan Location Quotient (LQ) suatu sektor, kriteria
umum yang dihasilkan adalah :
- Jika LQ > 1, disebut sektor basis, yaitu sektor yang tingkat spesialisasinya
lebih tinggi dari pada tingkat wilayah acuan.
- Jika LQ < 1, disebut sektor non-basis, yaitu sektor yang tingkat
spesialisasinya lebih rendah dari pada tingkat wilayah acuan.
- Jika LQ = 1, maka tingkat spesialisasi daerah sama dengan tingkat wilayah
acuan.
( )( )
n
wi wt
Loi= − Lo=∑ Loip......... (3.3)
Wi Wt p=1
Keterangan :
Loi = kuosien lokalisasi terhadap komoditi i
wi = nilai produksi komoditi pangan i pada tingkat kecamatan
di Pesisir Selatan
wt = nilai produksi total komoditi pangan i pada tingkat
Kecamatan di Pesisir Selatan
Wi = nilai produksi komoditi pangan i pada wilayah Kabupaten
Pesisir Selatan
Wt = nilai produksi total komoditi pangan i pada wilayah
Kabupaten kepulauan mentawai
Lo = kousien spesialisasi
Loip = KSi positif.
( )( )
n
wi Wi
KS = − KS=∑ KSip......... (3.4)
wt Wt p=1
Keterangan :
wi = nilai produksi komoditi pangan i pada tingkat Kecamatan
di Pesisir Selatan,
wt = nilai produksi total komoditi pangan pada tingkat
Kecamatan di Pesisir Selatan,
Wi = nilai produksi komoditi pangan i pada wilayah Kabupaten
Pesisir Selatan,
Wt = nilai produksi total komoditi pangan pada wilayah
Kabupaten Pesisir Selatan,
KS = kousien spesialisasi
KSip = KSi positif
Jika nilai KS mendekati satu atau KS ≥ 1 maka terdapat spesialisasi
terhadap kegiatan komoditi. Dan jika KS mendekati 0 atau KS = 0 maka tidak
terdapat spesialisasi terhadap kegiatan komoditi.
Analisis Shift Share atau SSA merupakan alat analisis yang dapat
memberikan gambaran mengenai struktur ekonomi yang sedang terjadi atau
daya saing suatu wilayah pada Pesisir Selatan.
Rumus yang dapat diformulasikn pada alat analisis SSA adalah
sebagai berikut :
Dij=Nij+ Mij+ Cij........ (3.5)
Keterangan:
Dij: Perubahan suatu variabel regional sektor i di wilayah
kabupaten dalam kurun waktu tertentu
Nij: komponen pertumbuhan nasional sektor i di wilayah kabupaten
Mij: bauran sektor i di wilayah kabupaten
Cij: keunggulan kompetitif sektor i di wilayah kabupaten
Keterangan :
g ik = rata ± rata pertumbuhan nilai komoditas i (komoditas yang
disoroti) daerah studi k (kabupaten)
gk = rata-rata pertumbuhan nilai total subsektor terpilih di daerah k
(kecamatan)
G ip = rata ± rata pertumbuhan nilai komoditas i (komoditas yang
disoroti) daerah referensi p (Kabupaten Pesisir Selatan)
Gp = rata-rata pertumbuhan nilai total subsektor terpilih pengolahan
daerah kabupaten
T = Selisih tahun akhir dan tahun awal
Tahap selanjutnya diperoleh nilai-nilai DLQ yang menjelaskan adanya
sumbangan sektor yang mempunyai nilai DLQ > 1 dengan arti kondisi
tersebut menunjukkan sektor ekonomi yang strategis dan memiliki potensi
pengembangan yang cepat dibanding sektor yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 1
ProdukDomestikRegionalBrutoAtasDasarHargaKonstanMenurutKab
upaten/Kota di Provinsi SumateraBarat, 2016-2020
Tahun
Kabupaten/Kota
2016 2017 2018* 2019 2020
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Kabupaten
1. Kep.Mentawai 2 608127,05 2 741550,40 2 875664,08 3 011724,37 2 956007,63
2. PesisirSelatan 8 232592,61 8 678053,24 9 139972,32 9 576666,52 9 470783,59
3. Solok 8 511654,80 8 964874,30 9 430224,93 9 905142,36 9 794236,02
4. Sijunjung 4 829043,58 6 135755,76 6 446992,48 6 757042,94 6 683022,09
5. TanahDatar 8 355 071,58 8 782098,09 9 224518,53 9 684476,43 9 575503,02
6. PadangPariaman 11697039,96 12350186,95 13021887,79 13334921,66 11939475,18
7. Agam 12567018,09 13249246,53 13942516,42 14608895,90 14407138,02
8. LimaPuluhKota 9 611 264,54 10123647,61 10653261,47 11192425,99 11062311,08
9. Pasaman 5 342903,64 5 614284,67 5 893340,23 6 176328,21 6 122756,76
10. SolokSelatan 3 435698,41 3 612641,03 3 793185,19 3 977409,14 3 928031,94
11. Dharmasraya 6 490285,83 6 843182,09 7 204465,92 7 560324,96 7 454968,15
12. PasamanBarat 9 857619,49 10384391,53 10925625,62 11411833,24 11259452,26
Kota
13. Padang 37350197,47 39675728,60 42081536,73 44459301,23 43631433,48
14. Solok 2 440126,88 2 580783,66 2 726707,11 2 876462,68 2 835750,79
15. Sawahlunto 2 380518,78 2 517150,16 2 655619,77 2 796538,21 2 760934,37
16. PadangPanjang 2 186011,57 2 312713,05 2 444773,80 2 580605,65 2 543404,42
17. Bukittinggi 5 168975,87 5 483 398,44 5 812391,14 6 152082,50 6 045093,28
18. Payakumbuh 3 767272,54 3 997854,36 4 238662,76 4 488204,49 4 413625,08
19. Pariaman 3 062313,74 3 234234,59 3 411294,75 3 592023,08 3 544660,44
SumateraBarat 148134243,89 155984364,13 163996189,04 172213791,39 169458114,32
*AngkaSementara
**AngkaSangatSementara
Sumber:BPS SumateraBarat Dalam Angka 2021
35
Lampiran 2.
ProdukDomestikRegionalBrutoAtasDasarHargaKonstanMenurutLap
angan Usaha di Provinsi SumateraBarat, 2016-2020
Tahun
Lapangan Usaha
2016 2017 20182019* 2020**
A Pertanian, kehutanan dan perikanan 34 222 561,72 35 394 694,21 36 639 598,72 37 557 644,51 38 004 669,21
B Pertambangan dan penggalian 6 267 606,76 6 338 267,17 6 705 049,43 7 121 860,25 7 028 907,62
C Industri pengolahan 16 174 096,85 16 540 818,12 16 444 840,00 16 118 677,87 16 031 856,17
D Pengadaan listrik dan gas 161 628,93 168 196,62 175 079,95 182 441,03 170 025,43
Pengadaan air, pengolaan sampah,
E 150 771,11 156 736,19 160 240,92 170 012,80 167 838,58
limbah daur ulang
F Konstruksi 13 126 836,91 14 075 895,58 15 061 089,08 16 336 311,64 15 858 627,53
H Transportasi dan pergudangan 17 506 914,87 18 762 202,18 19 969 549,69 20 918 710,72 17 551 348,06
Penyediaan akomodasi dan makan
I 1 557 102,43 1 693 494,32 1 832 878,56 1 981 559,38 1 665 504,50
minum
J Informasi dan komunikasi 9 934 334,82 10 802 637,25 11 723 224,81 12 746 455,37 13 990 227,15
K Jasa keuangan dan asuransi 4 524 388,29 10 802 637,25 11 723 224,81 12 746 455,37 13 990 227,15
L Real Estate 2 895 556,33 3 025 615,61 3 166 853,19 3 381 414,79 3 388 828,92
M,N Jasa perusahaan 651 284,00 3 025 615,61 722 425,15 767 245,89 736 705,29
P Jasa pendidikan 5 416 448,83 5 954 627,35 6 382 703,06 6 889 400,02 7 235 888,67
Q Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 1 984 293,52 2 154 588,55 2 311 450,41 2 485 722, 57 2 705 243,08
R,S,
Jasa lainnya 2 476 536,98 2 673 386,50 2 883 397,98 3 099 509,41 2 786 312,02
T
148 134 155 984 163 996 172 213 169 458
Produk Domestik Regional Bruto
243,89 364,13 189,04 791,39 114,32
Sumber: BPS Sumatera Barat Dalam Angka 2021
36