Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI

SEKTOR PERTANIAN DI PROPINSI ACEH

Hermansyah Putra* dan Muhammad Nasir**

ABSTRACT

This study aims to determine the factors that affect the production of the
agricultural sector in the Aceh province. Furthermore, these factors can determine
the level of production growth in the agricultural sector in the GDP of Aceh can be
analyzed properly. The data used in this research is secondary data are time series
from 1985 to 2013. The analysis model used is multiple linear regression model
(multiple regression) were estimated by Ordinary Least Square method (OLS). The
results showed that the variable labor, Domestic Investment (DCI), and the land
area and a significant positive effect on the production of the agricultural sector in
Aceh province. Based on these results, it is suggested to the government in order to
maintain the stability of the economy in the Aceh province to implement a policy that
is relevant. Thus, factors that affect for agricultural production growth in GDP at
Aceh province could be optimized.
Keywords: Production, Employment, Domestic Investment and Land Area.

PENDAHULUAN pertanian, aktivitas ekonomi lebih


Pertumbuhan ekonomi di suatu banyak tertuju pada sektor pertanian
negara maupun daerah bertujuan untuk sebagai sektor dominan. Dilihat dari
memperkuat perekonomian nasional segi faktor produksi, ketersediaan lahan
dengan memperluas lapangan kerja, pertanian sebagai salah satu input
meningkatkan kesempatan kerja, produksi semakin menurun seiring
meningkatkan pendapatan, dan dengan proses pembangunan sektor
mengurangi disparitas pendapatan antar lainnya. Kondisi ini membawa dampak
masyarakat dan antar daerah. Salah pada kelangkaan lahan dengan
satu usaha yang dilakukan oleh peningkatan lahan yang bersifat statis.
pemerintah adalah pembangunan di Di samping ketersediaan lahan,
sektor pertanian yang merupakan usaha peningkatan jumlah penduduk bisa juga
jangka panjang untuk memperbaiki memberikan tekanan pada ketersediaan
struktur ekonomi dan menyeimbangkan lahan untuk sektor pertanian. Hal ini
pembangunan antar sektor ekonomi. diakibatkan oleh semakin besarnya
Untuk negara berkembang seperti tekanan penduduk terhadap lahan
Indonesia, sektor pertanian merupakan pertanian. Jumlah penduduk yang terus
sektor utama dan memberi kontribusi meningkat dan aktivitas pembangunan
yang besar terhadap Produk Domestik yang dilakukan telah banyak menyita
Bruto (PDB). fungsi lahan pertanian untuk
Sebagai salah satu negara menghasilkan bahan makanan yang
berkembang, Indonesia yang diganti dengan pemanfaatan lain seperti
merupakan negara agraris dengan pemukiman, perkantoran, dan
mayoritas penduduk bekerja di sektor sebagainya.

_______
* Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh

Agrisep Vol (16) No. 1 , 2015 53


Indonesia dengan luas lahan ekonomi. Infrastruktur produksi bisa
pertanian yang tetap dihadapkan pada disediakan baik oleh pemerintah
pertumbuhan penduduknya yang relatif maupun swasta. Pemerintah sebagai
besar yang padca akhirnya agen utama pembangunan memiliki
mengakibatkan ketersediaan lahan tanggung jawab yang besar dalam
pertanian menjadi semakin kecil. Jika penyediaan infrastruktur dan
kondisi ini terus berlangsung, maka kecukupan modal baik untuk
petani akan mengalami kelangkaan kepentingan publik maupun swasta. Di
lahan untuk bercocok tanam yang akan samping itu, ketersediaan tenaga kerja
mempengaruhi kemampuan petani sebagai sumber daya manusia di
untuk menghasilkan pangan. samping alam, modal dan teknologi
Dalam kerangka pembangunan juga memiliki peranan penting bagi
ekonomi nasional, pembangunan perekonomian.
ekonomi daerah merupakan suatu Sektor pertanian di Provinsi
proses pengelolaan sumber daya yang Aceh merupakan sektor strategis yang
ada baik sumber daya alam maupun mempunyai keterkaitan erat dengan
sumber daya manusia untuk pengurangan kemiskinan, upaya
menciptakan lapangan kerja baru dan mengatasi pengangguran, usaha
merangsang perkembangan ekonomi membangun ketahanan pangan,
dalam wilayah tersebut (Arsyad, 1999). memproduksi dan membeli pangan,
Pembangunan ekonomi daerah usaha pelestarian lingkungan, dan basis
mempunyai peran penting di dalam pembangunan ekonomi daerah.
keberhasilan pembangunan di tingkat
Berdasarkan data dari Badan
nasional. Keadaan perekonomian
Pusat Statistik Aceh (2012), sektor
nasional disusun oleh keadaan
pertanian masih memberikan kontribusi
perekonomian daerah-daerah
tertinggi terhadap Produk Domestik
(regional). Melihat kondisi
Regional Bruto (PDRB) Aceh. Sektor
Indonesia yang memiliki daerah yang
pertanian masih dominan dibandingkan
luas dan jumlah propinsi yang relatif
beberapa sektor lainnya seperti
banyak, ketersediaan infrastruktur dan
pertambangan dan industri pengolahan.
modal fisik memiliki peranan penting
Lebih lanjut bisa dilihat lama Tabel 1
dalam peningkatan pertumbuhan
berikut.
Tabel 1. PDRB Provinsi Aceh Menurut Sektor Lapangan Usaha Atas Dasar
Harga Konstan (Milliar Rupiah) Tahun 2008-2012.
Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011 2012
1. Pertanian 8224 8434 8837 9336 9861
2. Pertambangan dan Penggalian 5308 2798 2612 2615 2591
3. Industri Pengolahan 4118 3795 3491 3550 3594
4. Listrik dan Air Minum 91 104 122 131 141
5. Bangunan/Konstruksi 2162 2230 2347 2501 2696
6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 9521 6214 6609 7069 7596
7. Pengangkutan dan Komunikasi 2175 2281 2431 2628 2848
8. Keuangan, Sewaan,&Jasa Perusahaan 545 588 621 661 708
9. Jasa-Jasa 5554 5776 6034 6299 6619
Jumlah 26523 27575 29072 30810 32677
Sumber: Badan Pusat Statistik (Diolah), 2013.

Agrisep Vol (16) No. 1 , 2015 54


Tabel 1 di atas menunjukkan menjadi sebesar Rp 6.214 miliar.
bahwa sektor pertanian merupakan Walaupun terjadi penurunan pada
sektor unggulan dan menyumbangkan tahun 2009, namun secara umum tidak
kontribusi paling tinggi terhadap mengubah pencapaian kinerja ekonomi.
pertumbuhan Produk Domestik
Sektor listrik dan air minum
Regional Bruto (PDRB) Provinsi Aceh
adalah sektor yang paling rendah
yang setiap tahunnya menunjukkan
memberikan kontribusinya walaupun
pertumbuhannya sangat signifikan.
setiap tahunnya menunjukkan
Pada tahun 2008 PDRB sektor
peningkatan dari tahun 2008 sebesar
pertanian sebesar Rp 8.224 miliar dan
Rp 91 miliar sampai pada tahun 2012
terus mengalami peningkatan hingga
terus mengalami pertumbuhan menjadi
tahun 2012 dengan kontribusi sebesar
sebesar Rp 141 miliar. Akan tetapi,
Rp 9.861 miliar. Sedangkan sektor
sektor listrik dan air minum masih
lainnya yang memberikan kontribusi
menjadi sektor terendah penyumbang
kedua terbesar terhadap Produk
terhadap PDRB Aceh. Sektor
Domestik Regional Bruto yaitu sektor
perdagangan, hotel, dan restoran dan
perdagangan, hotel, dan restoran yang
sektor lainnya masih berada dalam
setiap tahunnya mengalami
tingkat rata-rata dalam menyumbang
peningkatan dari tahun 2008 dengan
terhadap pertumbuhan PDRB Aceh.
nilai sebesar Rp 9.521 miliar, tetapi
Secara lebih lanjut bisa dilihat pada
mengalami penurunan pada tahun 2009
Tabel 2.
Tabel 2. Pertumbuhan PDRB Sektor Pertanian Provinsi Aceh Tahun 2008-
2012
Sektor Pertanian Pertumbuhan
Tahun
(Miliar Rupiah) (%)
2008 8.224 -
2009 8.434 2,48
2010 8.837 4,56
2011 9.336 5,34
2012 9.861 9,32
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2012 (data diolah).

Dari penjelasan di atas antar fluktuasi jangka pendek dari


sektor di dalam Produk Domestik pendapatan nasional aktual di sekitar
Regional Bruto (PDRB) Provinsi Aceh, pendapatan potensialnya (Lipsey dkk,
sektor pertanian dari tahun ke tahun 1997). Untuk mengukur pertumbuhan
nilai absolutnya selalu mengalami ekonomi, para ekonom menggunakan
peningkatan. Penelitian ini bertujuan data Produk Domestik Bruto (PDB),
untuk mengetahui faktor-faktor yang mengukur pendapatan total setiap
penentu pertumbuhan produksi sektor orang dalam perekonomian (Mankiw,
pertanian di dalam PDRB Provinsi 2003).
Aceh.
Salah satu indikator
Teori pertumbuhan ekonomi untuk mengukur tingkat pembangunan
merupakan teori jangka panjang. Teori regional adalah Produk Domestik
ini memusatkan perhatian pada efek Regional Bruto (PDRB). Dalam hal ini
investasi dalam meningkatkan bertambahnya produksi barang dan jasa
pendapatan potensial dan mengabaikan dalam Produk Domestik Regional

Agrisep Vol (16) No. 1 , 2015 55


Bruto (PDRB). Nilai yang tercantum Keberadaan fungsi produksi juga
dalam Produk Domestik Regional diperjelas oleh Salvatore (1995) yang
Bruto tersebut mencerminkan taraf menjelaskan bahwa fungsi produksi
hidup dan tingkat kemajuan ekonomi. menunjukkan jumlah maksimum
Produk Domestik Regional komoditi yang dapat diproduksi per
Bruto (PDRB) Indonesia diperoleh dari unit waktu setiap kombinasi input
produksi seluruh sektor perekonomian alternatif, bila menggunakan teknik
produksi terbaik yang tersedia.
regional yang dijabarkan dalam 9
sektor dan terakumulasi dalam 3 sektor Soekartawi (1993) menyatakan
menurut jenisnya, yaitu: (i) sektor fungsi produksi Cobb-Douglas
primer, yang terdiri dari pertanian dan dikembangkan oleh para peneliti,
pertambangan, (ii) sektor sekunder, sehingga namanya bukan saja fungsi
yang terdiri dari industri, bangunan, produksi, tetapi juga fungsi biaya
listrik, gas dan air minum, dan (iii) Cobb-Douglas dan fungsi keuntungan
sektor tersier, yang terdiri dari Cobb-Douglas. Hal ini menjadi
perdagangan, perbankan ,dan jasa indikasi bahwa fungsi Cobb-Douglas
lainnya. dianggap penting. Fungsi Cobb-
Dalam menghasilkan PDB, Douglas adalah suatu fungsi atau
peranan produksi akan mempengaruhi persamaan yang melibatkan dua atau
besaran PDRB. Fungsi Produksi lebih variabel, secara matematik dapat
merupakan hubungan di antara faktor- dituliskan sebagai berikut :
faktor produksi dan tingkat produksi Y = aX1b1X2b2 X3b3
yang diciptakannya. Tujuan dari X4b4.......Xnbneu
kegiatan produksi adalah
ln Y = ln a + b1 ln X1 + b2 ln X2 + b3
memaksimalkan jumlah output dengan
ln X3 + b4 ln X4.......bn ln Xn + e
sejumlah input tertentu. Lebih lanjut
fungsi produksi juga dijelaskan oleh Pada persamaan di atas,
Nicholson (2002), fungsi produksi menunjukkan nilai b1, b2, b3, b4
adalah suatu fungsi yang menunjukkan .......bn adalah tetap, walaupun variabel
hubungan matematik antara input yang yang terlibat telah dilogaritmakan. Hal
digunakan untuk menghasilkan suatu ini karena b1, b2, b3, b4 .....bn pada
tingkat output tertentu. Fungsi produksi fungsi Cobb-Douglas, menunjukan
dapat dinyatakan dalam persamaan elastisitas X terhadap Y. Penjumlahan
berikut ini : dari elastisitas adalah merupakan
ukuran returns to scale, yang
q = f ( K, L, M,.... )
disebabkan oleh perubahan
Berdasarkan fungsi diatas, q proporsional pada input (Gujarati dkk,
adalah output barang – barang tertentu 2010 : 269). Fungsi Produksi Cobb-
selama satu periode, K adalah input Douglas dalam penyelesaiannya selalu
modal yang digunakan selama periode dilogaritmakan dan diubah bentuknya
tersebut, dan L adalah input tenaga menjadi fungsi linear.
kerja dalam satuan jam, sedangkan M
METODE PENELITIAN
adalah input bahan mentah yang
Ruang lingkup penelitian ini
digunakan. Dari persamaan (1) tesebut,
terbatas pada empat variabel. Variabel
dapat dijelaskan bahwa jumlah output
diartikan sebagai objek pengamatan
tergantung dari kombinasi penggunaan
penelitian atau faktor-faktor yang
modal, tenaga kerja, dan bahan mentah.
berperan dalam peristiwa dan
Semakin tepat kombinasi input,
fenomena yang akan diteliti. Variabel-
semakin besar kemungkinan output
variabel yang digunakan dalam
dapat diproduksi secara maksimal.

Agrisep Vol (16) No. 1 , 2015 56


penelitian ini adalah produksi sektor penduduk. Program pembangunan
pertanian, tenaga kerja, PMDN, dan sektor pertanian meliputi peningkatan
luas lahan. produksi di kelima sub sektornya, serta
Adapun data yang digunakan peningkatan pendapatan petani,
dalam penelitian ini adalah data pekebun, peternak, dan nelayan.
sekunder yang diperoleh dari instansi Program pembangunan tersebut
terkait dengan penelitian ini seperti ditunjang dengan produksi,
pengembangan jaringan irigasi, dan
Badan Pusat Statistik (BPS). Di
samping itu, penelitian ini juga jalan, kebijaksanaan tataniaga dan
didukung dengan data-data lain yang harga, serta penelitian.
diperoleh dari berbagai sumber bahan Pada masa Pembangunan
bacaan, seperti jurnal, situs-situs Jangka Panjang I (PJP I), sektor
internet, dan buku-buku bacaan yang pertanian merupakan prioritas
berkaitan dengan penelitian ini. pembangunan ekonomi.
Untuk melihat pengaruh antar Pertumbuhannya rata-rata 3,6 persen
variabel dalam penelitian ini, penulis per tahun. Kemajuan paling menonjol
menggunakan Model Fungsi Produksi sektor ini selama Pembangunan Jangka
Cobb-Douglas (Nicholson, 2002). Panjang I adalah bidang produksi
Bentuk fungsi produksi yang pangan, yakni keberhasilan mencapai
digunakan adalah : swasembada beras pada tahun 1984.
Sebelumnya, bahan makanan pokok ini
q = f (K, L, M) masih selalu diimpor. Bahkan pada
Bentuk fungsi produksi tersebut tahun-tahun 1970-an Indonesia
diubah kembali menjadi bentuk merupakan negara pengimpor beras
Ordinary Least Square (OLS) terbesar di Dunia. Swasembada beras
(Gujarati, 2002), sehingga bentuk ini berdampak penting pada
persamaan produksi menjadi: meningkatnya kualitas gizi, pendapatan
masyarakat, dan stabilitas ekonomi
Y = β0 + β1 X1 + β2 X2 + β3 nasional.
X3 + e
Sampai dengan tahun 1990
Bentuk persamaan di atas sektor pertanian masih merupakan
ditransformasikan kembali ke dalam penyumbang utama dalam membentuk
bentuk log natural (Ln) berikut. Produk Domestik Bruto (PDB).
Ln Y = Ln β0 + β1 Ln X1 + β2 Namun, sesudah itu posisi tersebut
Ln X2 + β3 Ln X3 + e diambil alih oleh sektor industri
pengolahan. Hal ini sesungguhnya
Keterangan: sangat memprihatinkan, bukan karena
Y = Produksi Sektor Pertanian sektor pertanian tidak berkembang
X1 = Tenagakerja melainkan mengingat masih demikian
X2 = PMDN besarnya proporsi tenaga kerja yang
X3 = Luas Lahan bekerja di sektor tersebut. Sampai
β0 = Intersep dengan tahun 1992 saja tercatat lebih
βi = Koefisien Regresi dari separuh tenaga kerja bekerja di
e = Error term sektor ini. Tambahan pula kualitas
sumber daya manusia yang bekerja di
HASIL DAN PEMBAHASAN sektor pertanian pada umumnya relatif
Sektor pertanian hingga saat ini rendah, sehingga produktivitasnya
masih menjadi sumber mata rendah. Pada gilirannya, pendapatan
pencaharian utama sebagian besar mereka juga akan rendah. Dalam skala

Agrisep Vol (16) No. 1 , 2015 57


makro rendahnya produktivitas tenaga pertanian 13,92 persen, perkampungan
kerja suatu sektor dapat diukur dengan 1,79 persen dan lain-lainnya sebesar
membandingkan proporsi sektor itu 10,57 persen. Di Provinsi Aceh
dalam menyerap tenaga kerja dan penggunaan lahan untuk produksi
dalam menyumbang produksi atau sektor pertanian sangatlah besar
pendapatan nasional. sebagaimana penjelasan di dalam
PDRB di setiap kabupaten yang ada di
Diketahui bahwa dalam
Provinsi Aceh yang pada dasarnya
keseluruhan subsektor di dalam sektor
penyumbang terbesar terhadap
pertanian, yang menjadi tolok ukur
penerimaan dalam PDRB yaitu di
untuk melihat kelangsungan
sektor pertanian.
perekonomin pada umumnya selalu
pada subsektor tanaman pangan, karena Pertumbuhan sektor pertanian
subsektor tersebut masih memegang di Provinsi Aceh sangatlah berfluktuasi
peranan penting sebagai pemasok dari tahun ke tahun, dari tahun 1985
kebutuhan konsumsi bagi penduduk. sampai ke tahun 2013, di mana pada
Khusus Indonesia, tanaman pangan tahun 1993 pertumbuhan sektor
juga berkedudukan strategis dalam pertanian di Provinsi Aceh mengalami
memelihara stabilitas ekonomi pertumbuhan sebesar 57,18 persen atau
nasional. Bahan pangan, terutama beras sebesar Rp 2.219.590,96 juta,
sebagai bahan makanan pokok, masih mengalami kenaikan dari tahun
menjadi salah satu komoditas ” kunci” sebelumnya 12,19 persen atau sebesar
dalam mempengaruhi kestabilan harga- Rp 950.531,66 juta pada tahun 1992.
harga pada umumnya. Kenaikan harga Pada tahun 1995 pertumbuhan tersebut
beras dapat memicu kenaikan harga mengalami penurunan sebesar -6,72
barang-barang lain. Oleh karena itu, persen atau sebesar Rp 2.195.990,96
tanaman pangan khususnya produksi juta.
padi, senantiasa menjadi perhatian Grafik 1 berikut, terlihat bahwa
serius bagi pemerintah baik di daerah fluktuasi yang terjadi pada produksi
maupun pemerintah pusat. sektor pertanian, di mana pertumbuhan
Provinsi Aceh terletak di ujung tertinggi terjadi pada tahun 2001
barat – utara Indonesia pada posisi 2-6 sebagaimana yang sudah dijelaskan
LU dan 95-98 BT. Wilayah Provinsi sebelumnya. Dan pada tahun 2005,
Aceh memiliki luas seluas lahan ibukota Provinsi Aceh juga mengalami
keseluruhan sebesar 5.736.557 Km bencana Tsunami yang mengakibatkan
persegi. Provinsi Aceh sangat identik penurunan produksi di sektor pertanian
dengan lahan pertanian yang begitu sebagaimana yang digambarkan dalam
luas dengan proporsi penggunaan tanah grafik berikut.
baik hutan sebesar 73,72 persen,

Agrisep Vol (16) No. 1 , 2015 58


Grafik 1. Perkembangan Produksi Sektor Pertanian di Provinsi Aceh Tahun
1985-2013 (dalam Persen)

Hasil Estimasi dan Analisis Ln Y = 3,062 + 0,185 Ln X1 +


(4,949) (0,576)
Berdasarkan hasil analisis 0,111 Ln X2 + 0,636 Ln X3
regresi, diketahui bahwa pengaruh (0,149) (0,328)
tenaga kerja, Penanaman Modal Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
Dalam Negeri (PMDN), dan luas pada tabel berikut:
lahan terhadap produksi sektor
pertanian, dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Tabel 3. Hasil Estimasi Pengaruh Tenaga Kerja, Penanaman Modal Dalam
Negeri, dan Luas Lahan terhadap Produksi Sektor Pertanian di
Provinsi Aceh
Koefisien Standar
Variabel t-ratio P-Value
Estimasi Error
Konstanta 3,062 4,949 2,619 0,032
Ln (X1) Tenaga Kerja 0,185 0,576 3,322 0,009
Ln (X2) PMDN 0,111 0,149 2,745 0,013
Ln (X3) Luas Lahan 0,636 0,328 1,938 0,024
2
Adj.R = 0,528 TTabel = 1,71387
2
R = 0,689 FHitung = 3,620
DW = 0,959 FTabel = 2,80
Sumber: Hasil Estimasi, 2014 (Diolah).

Berdasarkan Tabel 3 tersebut a. Konstanta (β0) sebesar Ln 3,062


menunjukkan bahwa: yang berarti setara dengan nilai
21,3702 menjelaskan, apabila

Agrisep Vol (16) No. 1 , 2015 59


variabel produksi sektor pertanian, pertanian, dengan koefisien
tenaga kerja, PMDN, dan luas estimasinya (β3) sebesar 0,636.
lahan jika diasumsikan dengan Artinya, apabila terjadi kenaikan
nilai nol, maka tingkat produksi luas lahan sebesar 1 persen, maka
sektor pertanian di Provinsi Aceh jumlah produksi sektor pertanian
akan mengalami peningkatan di Provinsi Aceh akan mengalami
sebesar 21,3702. kenaikan sebesar 0,636 unit
b. Koefisien estimasi tenaga kerja dengan asumsi variabel lain
(β1) sebesar 0,185, artinya jika dianggap konstan.
terjadi kenaikan tenaga kerja c. Selanjutnya, pengaruh yang kedua
sebesar 1 persen, maka tingkat terbesar terhadap pertumbuhan
produksi sektor pertanian di produksi sektor pertanian di
Provinsi Aceh mengalami Provinsi Aceh adalah variabel
peningkatan sebesar 0,185 persen tenaga kerja. Hal ini dapat dilihat
dengan asumsi variabel lain dari hasil koefisien estimasi (β 1)
dianggap konstan. sebesar 0,185.
c. Koefisien estimasi PMDN (β2) d. Koefisien determinasi (Adj R-
sebesar 0,111, artinya apabila square) sebesar 0,528 atau 52,8
terjadi kenaikan PMDN sebesar 1 persen, menyatakan bahwa 52,8
persen, maka tingkat produksi persen perubahan pada produksi
sektor pertanian di Provinsi Aceh sektor pertanian di Provinsi Aceh
mengalami kenaikan sebesar 0,111 dijelaskan oleh variabel tenaga
persen dengan asumsi variabel lain kerja, PMDN, dan luas lahan.
dianggap konstan. Sedangkan sisanya (sebesar 0,472
d. Koefisien estimasi luas lahan (β 3) atau 47,2 persen) dipengaruhi oleh
sebesar 0,636, artinya jika terjadi variabel lain di luar model
kenaikan luas lahan sebesar 1 penelitian ini.
persen, maka tingkat produksi
sektor pertanian di Provinsi Aceh DAFTAR PUSTAKA
akan mengalami peningkatan Arsyad, L., 1999. Pengantar
sebesar 0,636 persen, dengan Perencanaan dan Pembangunan
asumsi variabel lain dianggap Ekonomi Daerah.
konstan. Yogyakarta: BPFE UGM.
Badan Pusat Statistik, 2012. Aceh
KESIMPULAN Besar Dalam Angka.
Berdasarkan hasil penelitian, Gujarati dan Porter. 2010. Dasar-Dasar
maka dapat diambil beberapa Ekonometrika. Jakarta: Salemba
kesimpulan antara lain sebagai berikut : Empat.
a. Variabel tenaga kerja, Penanaman Mankiw, N. Gregory. 2003.
Modal Dalam Negeri (PMDN), Makroekonomi. Jakarta:
dan luas lahan berpengaruh posistif Erlangga.
dan signifikan terhadap produksi Nicholson, Walter. 2002.
sektor pertanian di Provinsi Aceh. Mikroekonomi Intermediate.
b. Dari keseluruhan variabel yang Jakarta : Penerbit Erlangga.
mempengaruhi produksi sektor Soekartawi. 1993. Prinsip Dasar
pertanian di Provinsi Aceh, terlihat Ekonomi Pertanian, Teori dan
bahwa variabel luas lahan yang Aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo
paling besar mempengaruhi tinggi Persada.
rendahnya tingkat produksi sektor

Agrisep Vol (16) No. 1 , 2015 60

Anda mungkin juga menyukai