Anda di halaman 1dari 8

JESP-Vol.

6, No 2
Nopember 2014

ANALISIS DISPARITAS REGIONAL DAN PERTUMBUHAN EKONOMI


(STUDI KASUS DI KOTA BATU TAHUN 2002-2012)

Alfiana Mauliddiyah

Abstract

The Purpose of economic development in Batu city basically are to realize the
prosperous society, both materially and spiritually. To achieve this purpose the
government of Batu city implement various economic development program. The
impact that are often forgotten is regional disparity. This Research aimed to analysis
how large the regional disparity happen in each district, identifying causes and effort
to overcome the disparity. The Results using Williamson Index, Entropi Theil Index
showed that disparity in Junrejo district are more highly than two other district.
Based on pearson correlation show that are realtionship between economic growth
with disparity that happen in Batu city.

Keywords: Disparity, Economic Growth, Entropi Theil, Williamson

Pendahuluan melalui pendekatan wilayah


Pembangunan pada dasarnya (pembangunan wilayah) atau
merupakan proses multidimensial pendekatan sektoral (pembangunan
yang meliputi perubahan struktur daerah).
sosial, perubahan dalam sikap hidup Pembangunan daerah lebih
masyarakat dan perubahan dalam menekankan pada pendekatan daerah
kelembagaan (institusi) nasional. secara administrasi dan pendekatan
Pembangunan juga meliputi sektoral, yang diarahkan untuk lebih
perubahan dalam tingkat mengembangkan dan menserasikan
pertumbuhan ekonomi, pengurangan laju pertumbuhan antar daerah, antar
ketimpangan pendapatan dan perkotaan, antar perdesaan yang
pemberantasan kemiskinan. Untuk pelaksanaannya disesuaikan dengan
mencapai sasaran yang diinginkan, prioritas daerah serta pengembangan
maka pembangunan suatu negara daerah seoptimal mungkin dengan
dapat diarahkan pada tiga hal pokok memperhatikan dampak pembangun-
yaitu: meningkatkan ketersediaan an (Mursid Zuhri. 1998).
dan distribusi kebutuhan pokok bagi Kemampuan setiap daerah
masyarakat, meningkatkan standar untuk membangun daerahnya masing
hidup masyarakat dan meningkatkan masing berbeda, karena dipengaruhi
kemampuan masyarakat dalam oleh adanya perbedaan potensi
mengakses baik kegiatan ekonomi sumber daya yang dimilikinya seperti
maupun kegiatan sosial dalam sumberdaya manusia, sumberdaya
kehidupannya (Todaro, 2004, 21). alam, sumber daya buatan serta
Pembangunan pada hakekat- sumber daya sosial. Dalam proses
nya merupakan upaya terencana dan pembangunan ada daerah yang
terprogram yang dilakukan secara melimpah sumber daya alam tetapi
terus menerus untuk menciptakan kurang dalam sumberdaya manusia,
masyarakat yang lebih baik. namun ada daerah yang sebaliknya
Pembangunan dapat dilakukan kurang dalam hal sumber daya alam
Alamat Korespondensi:
Alfiana Mauliddiyah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
Email: yana.mauliddiyah@gmail.com
156
JESP-Vol. 6, No 2
Nopember 2014

tapi melimpah dalam sumber daya Metode Penelitian


manusia, baik secara kualitas Penelitian ini dilakukan di
maupun kuantitas. Keadaan ini Kota Batu karena sebagai kota yang
selanjutnya menyebabkan perbedaan baru berdiri selama 11 tahun dengan
dalam perkembangan pembangunan pertumbuhan ekonomi serta potensi
yang mengakibatkan tingkat per- yang dimiliki oleh Kota Batu
tumbuhan ekonomi dan ketimpangan memungkinkan terjadinya ke-
kesejahteraan di masing-masing timpangan antar wilayahnya yang
daerah. dikarenakan belum adanya strategi
Proses pembangunan daerah terpadu untuk meningkatkan daya
di Kota Batu adalah bagian dari saing sebagai penggerak pereko-
pembangunan nasional yang nomian.
merupakan upaya peningkatan Jenis data yang digunakan
seluruh aspek kehidupan masyarakat dalam penelitian ini antara lain data
dengan terus meningkatkan kesejah- sekunder yang berasal dari Produk
teraan secara adil dan merata. Potensi Domestik Regional Bruto (PDRB)
sumberdaya alam yang banyak Atas Dasar Harga Konstan, Jumlah
tersedia di Kota batu merupakan penduduk tiap kecamatan, serta data
salah satu modal dalam meningkat- geografis pendukung yang ber-
kan perekonomian daerah Kota Batu. sumber dari Badan Pusat Statistik
Dalam proses pembangunan (BPS) Kota Batu serta BAPPEDA
ekonomi yang telah dilakukan Kota Batu.
selama ini membawa banyak Analisis data menggunakan
perubahan terutama di bidang Indeks Williamson dan Indeks
ekonomi. Salah satu indikator yang Entropi Theil adalah alat analisis
digunakan untuk melihat perubahan yang paling umum digunakan untuk
di bidang ekonomi adalah PDRB. melihat besar kecilnya angka
Kecenderungan pemerintah Kota ketimpangan yang terjadi. Untuk
Batu untuk melakukan pembangunan melihat pertumbuhan ekonomi dapat
pada wilayah dengan fasilitas yang digunakan analisis shift-share serta
sudah lengkap menjadi salah satu tipologi Klassen. Kemudian untuk
faktor penyebab ketimpangan. Kajian melihat hubungan atau korelasi
mengenai ketimpangan menjadi antara ketimpangan dengan
penting untuk dilakukan mengingat pertumbuhan ekonomi digunakan
ketimpangan merupakan tolok ukur analisis korelasi pearson.
keberhasilan pembangunan suatu
daerah. Sebagai daerah baru hasil Hasil Dan Pembahasan
pemekaran dari Kabupaten Malang Kontribusi PDRB di Wilayah Kota
dengan dinamika perekonomian yang Batu
bergantung pada sumberdaya alam Kontribusi PDRB masing-
akan sangat menarik dilakukan masing wilayah disini mengandung
penelitian yang berjudul Analisis maksud seberapa jauh sumbangan
Disparitas Regional dan Pertum- atau kontribusi suatu daerah terhadap
buhan Ekonomi (Studi Kasus di Kota pembentukan PDRB di wilayah Kota
Batu Tahun 2002-2012). Batu, sehingga dapat diketahui
kemampuan dan potensi daerah mana
yang memiliki kontribusi terbesar

157
JESP-Vol. 6, No 2
Nopember 2014

maupun terkecil sesuai dengan sektor industri pengolahan ini. dapat


kondisi daerahnya masingmasing. memerikan kontribusi yang optimal
pada pertumbuhan ekonomi di
Gambar 1 Kontribusi Sektor Terhadap PDRB Kecamatan Batu.
Kecamatan Batu 2002-2012
50 Gambar 2 Kontribusi PDRB Kecamatan
40 Bumiaji 2002-2012
30 60
20 50
10 40
0 30
20
10
Pertanian 0
20022003200420052006200720082009201020112012
Industri
pengolahan
Pertanian
Sumber : BPS Berbagai Edisi, yang di olah
Industri pengolahan
Pada tahun 2002 sektor Jasa
pertanian di Kecamatan Batu sebesar
38,14%, sektor ini mengalami Sumber: BPS dari berbagai edisi yang di olah
penurunan pada tahun 2003 dan 2004 Di lihat dari grafik di atas
sebesar 0,8% kemudian naik pada kontribusi sektor pertanian di
tahun 2005 menjadi sebesar 38%, kecamatan Bumiaji sektor pertanian
namun pada tahun 2006 sampai 2012 di kecamatan Bumiaji memberikan
sektor pertanian terus mengalami kontribusi paling besar di banding
penurunan penyebab dari penurunan dua sektor lainnya. Sumbangan
ini adalah kurang maksimalnya sektor ini pada tahun 2002 adalah
pemerintah dalam mendukung upaya sebesar 47,89% dan naik sampai
peningkatan kualitas sumberdaya 50% pada tahun 2005. Naiknya
manusia, penyuluh pertanian yang sektor ini disebabkan masih luasnya
kurang berkualitas serta menyempit- lahan pertanian yang terdapat di
nya lahan pertanian. Sehingga kecamatan Bumiaji serta besarnya
menjadi penghambat kemajuan dukungan pemerintah terhadap
produktivitas pertanian. Sektor kemajuan sektor ini juga cukup
industri pengolahan memberikan besar. Akan tetapi pada tahun 2006
kontribusi yang terus naik tiap hingga tahun 2011 sumbangan sektor
tahunnya sejak tahun 2002 hingga ini terus menurun hal ini disebabkan
tahun 2012 seperti terlihat pada karena penetapan kota Batu sebagai
gambar 1 peningkatan terjadi karena kawasan pariwisata membuat
pesatnya pertumbuhan sektor pembangunan hotel dan villa di
pariwisata di Kota Batu juga kecamatan Bumiaji selama beberapa
menimbulkan multiplier effect pada tahun terakhir cukup pesat, dimana
sektor industri pengolahan terutama pada tahun 2007 kecamatan Bumiaji
makanan yang ada di Kecamatan ditetapkan sebagai kawasan
Batu, namun untuk pengembangan agropolitan dan pengembangan
sektor ini masih terdapat beberapa kawasan wisata alam tentu saja hal
kendala yaitu kurangnya standarisasi ini memicu terjadinya pembangunan
produk yang dihasilkan serta prasarana menuju pengembangan
kurangnya akses pasar. Oleh karena kawasan tersebut sehingga
itu diperlukan strategi yang baik agar mengurangi luas lahan pertanian

158
JESP-Vol. 6, No 2
Nopember 2014

yang ada. Pada tahun 2011


Gambar 4 Tingkat Ketimpangan dengan
pemerintah kembali menggalakkan Indeks Entropi Theil Di Kota Batu
sektor pertanian melalui beberapa Tahun 2007-2012
cara yaitu melalui sistem pertanian 2
organik, mempermudah akses 1.5
permodalan kepada petani, sehingga 1
pada tahun 2012 kontribusi sektor 0.5
pertanian terhadap PDRB kembali
0
naik.

2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
Gambar 3 Kontribusi Sektor Terhadap PDRB
Kecamatan Junrejo Tahun 2002-
2012 Batu
50 Bumiaji
40 Junrejo
Sumber : Data BPS, di olah
30
Di lihat dari Gambar 4
20
berdasarkan perhitungan ketimpang-
10
an menggunakan indeks theil tingkat
0
ketimpangan di Kecamatan Batu
berada pada kisaran 0,25 -0,26 pada
kurun waktu 2002-21012 dengan
Sumber: BPS dari berbagai edisi, yang di olah
rata-rata sebesar 0,25 hal ini
Dilihat dari grafik di atas
menunjukkan bahwa di kecamatan
bahwa ketiga sektor mengalami
Batu masih terdapat ketimpangan
kenaikan yang cukup signifikan pada
namun tingkat ketimpangan ini
kontribusi terhadap PDRB
masih tergolong rendah.
kecamatan Junrejo, sektor jasa
Sedangkan di kecamatan
merupakan sektor penyumbang
Bumiaji tingkat ketimpangan
PDRB paling besar di kecamatan
wilayah tahun 2002-2012 berada
Junrejo yakni 28,05% pada tahun
pada kisaran 0,50-0,56 yang
2002 menjadi 46,93% pada tahun
menunjukkan masih terdapat
2012. Adanya pusat pelayanan
ketimpangan di kecamatan Bumiaji.
kesehatan berskala internasional,
Angka ketimpangan ini berdasarkan
perguruan tinggi serta beberapa
indeks theil tergolong tinggi karena
lokasi wisata yang ada di kecamatan
nilainya yang mendekati angka 1.
junrejo menjadikan sektor jasa
Tingkat ketimpangan wilayah
memberikan kontribusi yang cukup
di kecamatan Junrejo pada tahun
tinggi dibandingkan dengan dua
2002-2012 berada pada kisaran 0,60-
kecamatan lainnya di Kota Batu.
0,62 hal ini menunjukkan bahwa
Analisis Ketimpangan Kota Batu ketimpangan di kecamatan Junrejo
Indeks Entropi Theil, Berikut juga tergolong tinggi dikarenakan
ini disajikan data tingkat nilai indeks theil untuk kecamatan
ketimpangan dengan pendekatan Junrejo mendekati angka 1.
indeks entropi theil di 3 kecamatan di Indeks Williamson, Indeks
Kota Batu sepanjang 2002-2012 williamson hanya menjelaskan
sebagai berikut. distribusi PDRB per kapita antar
kecamatan tanpa menjelaskan
seberapa besar PDRB perkapita antar
kecamatan di Kota Batu yang

159
JESP-Vol. 6, No 2
Nopember 2014

didistribusikan dengan rata-rata naik menjadi 0,32 yang merupakan


PDRB daerah atau kecamatan angka tertinggi pada kurun waktu
lainnya. Pertumbuhan ekonomi antar penelitian. Namun, tingkat
daerah biasanya tidak sama. Terdapat ketimpangan berdasarkan indeks
daerah dengan tingkat pertumbuhan williamson yang terdapat di
tinggi tetapi di sisi lain ada juga kecamatan Batu tergolong rendah
daerah dengan tingkat pertumbuhan Sedangkan tingkat
yang rendah. Perbedaan daerah dapat ketimpangan yang terdapat di
dilihat dari pendapatan maupun kecamatan Bumiaji berdasarkan
pertumbuhan ekonomi yang indeks williamson pada tahun 2002
berdampak pada munculnya tergolong sangat rendah yakni
aglomerasi yaitu terpusatnya sebesar 0,17 namun angka ini naik
kegiatan ekonomi pada suatu wilayah menjadi pada kisaran 0,40-0,60 pada
dan tidak terjadi persebaran yang kurun waktu 2008 sampai 2012
merata. menunjukkan bahwa berdasarkan
indeks williamson ketimpangan yang
Gambar 5 Indeks Williamson Tiga Keca- terjadi di kecamatan Bumiaji
matan di Kota Batu 2002-2012
tergolong menengah.
1 Untuk tingkat ketimpangan di
0.8 kecamatan Junrejo berdasarkan
0.6 perhitungan menggunakan indeks
0.4
0.2
williamson pada kurun waktu 2002-
0 2012 tergolong tinggi, namun pada
tahun 2007 tingkat ketimpangan di
2008
2002
2003
2004
2005
2006
2007

2009
2010
2011
2012

Batu
kecamatan ini cukup rendah yaitu
Bumiaji
sebesar 0,25, namun pada tahun 2008
Junrejo angka ketimpangan ini naik secara
Sumber : data BPS, di olah ekstrim sebesar 0,78 dan semakin
Dilihat dari Gambar 5 tinggi pada tahun-tahun berikutnya
menunjukkan bahwa tingkat ke- hingga tahun akhir penelitian yakni
timpangan yang dihitung 2012.
menggunakan indeks williamson Tipologi Klassen, Tipologi
tahun 2002- 2012 di kecamatan Batu Klassen digunakan untuk mengetahui
berada pada kisaran 0,08-0,30. gambaran kontribusi dan per-
Berdasarkan per-hitungan indeks tumbuhan ekonomi daerah dengan
williamson tidak terdapat ketimpangan. Melalui pendekatan ini
ketimpangan di wilayah kecamatan pula , selanjutnya dapat digambarkan
Batu pada tahun 2002, berdasarkan wilayah majemuk dengan fenomena
hasil perhitungan di kecamatan Batu yang kompleks dengan beberapa
adanya indikasi terjadi ketimpangan persamaan di dalamnya. Maksudnya,
wilayah dimulai pada tahun 2008 bahwa pada tipologi suatu wilayah di
dengan nilai indeks sebesar 0,27 kota Batu ada relevansinya dengan
namun pada tahun 2010 angka keberadaan potensi ekonomi maupun
indeks williamson sempat potensi sarana ekonomi di wilayah
mengalami penurunan menjadi 0,21 tersebut.
meskipun pada tahun 2012 angka ini

160
JESP-Vol. 6, No 2
Nopember 2014

Tabel 1 Laju Pertumbuhan Tiap Sektor di Kota Batu Tahun 2002-2012


Tahun
sektor
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Pertanian 1,00 1,37 1,28 1,39 3,39 1,53 1,53 1,52 1,52 1,08 1,10
Pertambangan 0,02 1,59 1,64 1,75 7,15 1,73 1,73 1,41 1,65 1,50 1,28
Industri
1,53 0,29 1,21 2,43 2,41 1,59 1,59 1,40 1,50 1,56 1,64
Pengolahan
Listrik, air dan
2,35 1,48 2,61 1,65 2,99 2,17 2,17 2,23 2,24 2,22 2,24
Gas
Bangunan 3,81 2,71 1,63 4,65 3,22 2,90 2,90 2,70 2,98 4,10 2,44
Perdagangan
Hotel dan 1,15 1,78 1,16 7,16 3,61 1,58 1,58 1,62 1,69 2,86 2,75
Restoran
Angkutan Dan
1,94 2,38 1,41 2,36 5,11 1,94 1,94 1,80 1,81 2,36 2,32
Komunikasi
Bank 1,87 1,67 2,00 3,32 2,88 1,72 1,72 1,69 1,64 2,72 2,15
Jasa 2,15 2,57 2,44 2,48 4,54 2,30 2,30 2,11 2,26 1,64 2,09
Sumber : Data BPS, diolah

Dari tabel 1 terlihat bahwa Tabel 2 Korelasi Pertumbuhan Ekonomi dan


TingkatKetimpangan
sektor bangunan mencapai laju Correlations
pertumbuhan tertinggi selama kurun Pertum
waktu 2002-2012 yaitu mencapai buhan IET
Pertum Pearson Correlation 1 .628
rata-rata 2,10 % meskipun laju buhan
Sig. (1-tailed) .091
pertumbuhannya sangat cepat namun
N 6 6
sektor ini hanya mampu memberikan IET Pearson Correlation
.628 1
kontribusi terhadap PDRB sebesar
1,6%. Laju pertumbuhan terendah Sig. (1-tailed) .091
N 6 6
terdapat pada sektor pertanian yaitu
Sumber : Data BPS, diolah
mencapai rata-rata sebesar 1,52% .
Dari hasil perhitungan
Korelasi pertumbuhan ekonomi
korelasi antara pertumbuhan
dengan ketimpangan
ekonomi dengan tingkat ketimpang-
Dalam penelitian ini
an melalui pengolahan data statistik
pertumbuhan ekonomi ditunjukkan
korelasi pearson dengan pengujian
dengan presentase kenaikan Produk
satu arah hasilnya sebesar 0.628
Domestik Regional Bruto (PDRB)
dengan tingkat signifikansi 0.09
melihat hasil perhitungan bahwa
berarti bahwa Ho ditolak atau
hasil perhitungan variabel
mengindikasikan bahwa ada hubu-
pertumbuhan ekonomi berpengaruh
ngan yang kuat antara pertumbuhan
signifikan dan positif terhadap
dengan ketimpangan yang di ukur
ketimpangan wilayah.
menggunakan indeks entropi theil.
Dari besarnya nilai korelasi antara
kedua indeks memperlihatkan bahwa
pada periode penelitian ini berlaku
hipotesis yaitu terjadinya pertum-

161
JESP-Vol. 6, No 2
Nopember 2014

buhan ekonomi disertai dengan maka pemerintah harus mempriori-


naiknya ketimpangan. taskan perbaikan kualitas SDM
pertanian untuk mencapai produkti-
Kesimpulan Dan Saran vitas dan efisiensi pertanian yang
Dari hasil analisa yang di tinggi untuk meningkatkan
lakukan Pada Rentang waktu 2002- perekonomian
2012 maka dapat diambil kesimpulan Untuk daerah yang relatif
sebagai berikut. tertinggal, seperti kecamatan Junrejo
Hasil perhitungan indeks pemerintah dapat menjalankan
williamson untuk penerimaan dan program intensifikasi pertanian, dan
PDRB per kapita antar kecamatan meningkatkan keahlian mesyarakat
pada rentang waktu tahun 2002-2012 petani dalam bidang manajemen
menunjukkan pola yang serupa yaitu serta teknis usaha pasar sehingga
cenderung melebar. Kemiripan produksi pertanian mampu
dalam pola kenaikan indeks menembus pasar dengan harga jual
Williamson untuk PDRB per kapita yang sesuai
menunjukkan adanya keragaman Perlu adanya program yang
anggaran antar daerah yang semakin memadai dalam menjalankan
besar yang disertai dengan prioritas pembangunan di Kota batu
kesenjangan ekonomi antar wilayah terutama pembangunan sarana dan
yang juga semakin besar pada Era prasarana ekonomi untuk wilayah
Otonomi tertinggal agar dapat mengurangi
Hipotesis Kuznets yang tingkat ketimpangan karena indeks
menunjukkan hubungan antara williamson maupun indeks entropi
ketimpangan dengan pertumbuhan theil menunjukkan kecenderungan
ekonomi yang berbentuk kurva U nilai ketimpangan yang semakin
terbalik ternyata berlaku di Kota melebar.
Batu. Hal ini terbukti dari hasil
analisis trend (baik yang memper- Daftar Rujukan
gunakan indeks Williamson dengan Akita, Takihiro & Armida S
pertumbuhan ekonomi maupun Alisjahbana. 2002, Regional
Income Inequality In
indeks entropi theil dan pertumbuh-
Indonesia and The Intial
an) dan nilai korelasi pearson. Impact Of The Economic
Bagian dari hipotesis kuznets yang Crisis, Bulletin Indonesia
terjadi di Kota Batu pada periode Economy Study. Vol. 38,
penelitian adalah kurva kuznets yang No.2, Di akses Tanggal 25
menaik artinya terjadi kenaikan Desember 2013 pada Website
pertumbuhan ekonomi disertai www. Ideas.repec.org
Arsyad, Lincolin. 1999. Pengantar
dengan naiknya ketimpangan.
Perencanaan Pembangunan
Dikarenakan Mayoritas Ekonomi daerah, Edisi I,
penduduk Kota Batu adalah petani BPFE, Yogyakarta.

162
JESP-Vol. 6, No 2
Nopember 2014

Bappeda. 2012. Rencana Tata Ruang


dan Tata Wilayah Kota Batu.
Bagian Penerbitan. Kota Batu
BPS Kota Batu. 2002-2012. Kota
Batu Dalam Angka. Kota
Batu
Bruno, Bracalente. 2006. Regional
Disparity In Europe. Di akses
pada tanggal 21 Desember
2013 pada website
www.econbiz.de
Dumairy. 1997. Perekonomian
Indonesia. Jakarta: PT.
Erlangga.
Mursid, Zuhri. 1998. Kajian
Hubungan Fungsional Jawa
Tengah- Jawa Timur dalam
Pengembangan Wilayah. Di
akses pada tanggal 14 Januari
2014 pada website
www.balitbangjateng.go.id.
Sjafrizal. 1997. Pertumbuhan
Ekonomi dan Ketimpangan
Regional Wilayah Indonesia
Bagian Barat, Jakarta. Jurnal
Buletin prisma vol 3 hal: 27-
28
Sudarmono, Mulyanto. 2006.
Analisis Transformasi
Struktural Pertumbuhan
Ekonomi dan Ketimpangan
Antar Daerah di Wilayah
Pembangunan I Jawa tengah.
Tesis. Jogjakarta
Thee Kian Wie. 1982. Perekonomian
Di Negara Berkembang,
Jakarta: Pustaka Jaya
Ying, Long Cen. 2000. Chinas
Changing Regional Disparity
during The Reform Period.
Economic Geograph.

163

Anda mungkin juga menyukai