(DPMR)
1
Development Policy and Management Review (DPMR).
Wulandari, N. et al. Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja Terhadap Kemiskinan Di Sulawesi Selatan.
PENDAHULUAN
produktivitas sumber daya potensial yang dimiliki oleh suatu negara, baik sumber
daya alam, sumber daya manusia, kapital atau modal maupun sumber daya berupa
teknologi, dengan tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat
(Todaro, 2006).
2
Volume 2 Issue 1, June 2022. p. 1-21. Wulandari, N. et al.
e-ISSN: 2830-5094
Provinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu daerah di Indonesia yang masih
menghadapi permasalahan kemiskinan. Meski menjadi salah satu provinsi yang
mempunyai tingkat pertumbuhan ekonomi cukup baik namun angka kemiskinan di
Provinsi Sulawesi Selatan masih terbilang cukup tinggi. Hal ini tentu bertentangan
dengan Mankiw (2006) yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi berkontribusi
dengan peningkatan produksi sehingga menambah lapangan pekerjaan yang pada
akhirnya akan mengurangi kemiskinan. Berdasarkan data dari BPS (2019) seperti
terlihat ditabel 1 dimana penduduk dengan keadaan miskin di Provinsi Sulawesi Selatan
mencapai 792.640 jiwa. Angka ini setara dengan 9,06 persen dari total penduduk yang
bermukim di Provinsi Sulawesi Selatan. BPS (2018) menjelaskan kemiskinan sebagai
ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar, yang diukur dari pengeluaran. Artinya,
orang yang pengeluarannya dibawah angka rata-rata garis kemiskinan termasuk warga
miskin. Rasio gini pada tahun 2018 adalah 0,389. Angka ini turun dari rasio gini setahun
lalu pada tahun 2017 sebesar 0,391. Hal ini seolah-olah turun namun sebenarnya semu.
Angka kemiskinan memang tidak berasal dari jumlah pemasukan tapi dari pengeluaran.
Diduga orang kaya menahan belanjanya karena khawatir dengan ketidakpastian kondisi
ekonomi makro sementara pengeluaran masyarakat kelas bawah didorong oleh bantuan
sosial dan bantuan beras yang jumlahnya naik secara signifikan.
3
Development Policy and Management Review (DPMR).
Wulandari, N. et al. Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja Terhadap Kemiskinan Di Sulawesi Selatan.
Semakin tingginya jumlah dan persentase penduduk miskin di suatu daerah tentu
saja akan menjadi beban pembangunan, sehingga peran pemerintah dalam mengatasinya
pun akan semakin besar. Keberadaan jumlah penduduk miskin di beberapa
kabupaten/kota di Sulawesi Selatan yang masih relatif besar, dapat menegaskan bahwa
kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan yang diimplementasikan secara
masif dalam beberapa tahun terakhir tampaknya tidak cukup efektif untuk memperbaiki
taraf hidup penduduk miskin. Didukung pula bahwa penurunan jumlah penduduk miskin
dikarenakan adanya penurunan angka kemiskinan yang hanya berlangsung di wilayah
perkotaan saja. Peningkatan jumlah penduduk disebabkan dari wilayah pedesaan.
Pertumbuhan ekonomi tidak terlalu memberi dampak terhadap penduduk miskin di desa
hanya dinikmati di wilayah perkotaan saja sehingga dapat disimpulkan bahwa
pertumbuhan ekonomi hanya dinikmati oleh sekelompok penduduk menengah-atas yang
berada di perkotaan.
4
Volume 2 Issue 1, June 2022. p. 1-21. Wulandari, N. et al.
e-ISSN: 2830-5094
Peningkatan penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri
(PMDN) dalam pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan diketahui bahwasanya
pertumbuhan ekonomi juga mempunyai peranan yang penting di dalam peningkatan
tenaga kerja. Dalam menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas, maka pendidikan
merupakan suatu hal yang penting dan untuk itu, peningkatan kualitas sumber daya
manusia mutlak harus dilakukan. Karena dengan sumber daya manusia yang berkualitas,
dapat memberikan multiplier effect terhadap pembangunan suatu negara, khususnya
pembangunan bidang ekonomi.
Tabel 2. Jumlah Investasi PMA dan PMDN serta Tenaga Kerja Sulawesi Selatan
(2014-2018)
Tahun Investasi Total Investasi Tenaga Kerja
PMA PMDN PMA dan PMDN (Jiwa)
(Rupiah) (Rupiah)
2014 3.338.356.050 49.495.468 3.387.851.518 3.527.036
2015 3.139.653.414 921.532.660 4.061.186.074 3.485.492
2016 4.965.361.675 3.334.600.000 8.299.961.675 3.694.712
2017 9.551.520.000 1.969.400.000 11.520.920.000 3.598.663
2018 8.270.319.356 3.275.876.300 11.546.195.656 3.725.029
Sumber: DPMPTSP Provinsi Sulawesi Selatan dan BPS Sulawesi Selatan (2014-2018)
Dari data diatas menunjukkan bahwa investasi PMA dan PMDN di Sulawesi Selatan
mengalami fluktuasi setiap tahunnya yang tentu saja juga memberikan pengaruh
terhadap tenaga kerja. Seperti terlihat pada tahun 2016, nilai total investasinya sebesar
Rp 8.299.961.675 meningkat menjadi Rp 11.520.920.000 di tahun 2017 atau naik
sebesar Rp 3.220.958.329 dimana jumlah investasinya mengalami peningkatan tetapi
tidak diikuti oleh peningkatan tenaga kerjanya. Ini adalah salah satu masalah dalam
penelitian ini karena di dalam teori Keynes dikatakan bahwa apabila investasi
mengalami peningkatan maka penyerapan tenaga kerja juga mengalami peningkatan.
5
Development Policy and Management Review (DPMR).
Wulandari, N. et al. Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja Terhadap Kemiskinan Di Sulawesi Selatan.
Tetapi, kenyataan di lapangan berbeda dengan teori yang dikemukakan oleh Keynes
tersebut. Pada tahun 2018 total investasi meningkat kembali menjadi Rp 11.546.195.656
hal ini ditandai dengan kinerja ekonomi yang cukup baik.
Selain adanya investasi yang akan mendorong terciptanya barang modal baru
sehingga menyerap faktor produksi baru yaitu menciptakan lapangan pekerjaan baru
atau kesempatan kerja yang akan menyerap tenaga yang pada gilirannya akan
mengurangi pengangguran (Prasojo, 2009). Salah satu tolok ukur untuk menilai
keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara dan suatu daerah adalah dilihat dari
kesempatan kerja yang diciptakan dari pembangunan ekonomi tersebut (Sagir, 2000).
Tenaga kerja yang memiliki pendidikan yang berkualitas tinggi dapat memberikan
inovasi yang akan mempermudah kegiatan ekonomi dan meningkatkan produktivitas
(Todaro, 2006).
Variabel lain yang juga berpengaruh terhadap peningkatan tenaga kerja melalui
pertumbuhan ekonomi adalah akumulasi modal yang secara akumulatif memiliki nilai
investasi dan output atau produksi yang lebih besar dan selanjutnya dapat mendorong
meningkatnya pendapatan masyarakat. Investasi merupakan salah satu parameter
keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah. Kegiatan investasi memungkinkan suatu
masyarakat terus menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan penyerapan
tenaga kerja, meningkatkan pendapatan nasional dan taraf kemakmuran (Sukirno, 2000).
Golongan angkatan kerja ini adalah modal sumber daya manusia yang menjadi
salah satu faktor produksi diproses ekonomi yang ada di Sulawesi Selatan. Kebijakan-
kebijakan pemerintah dalam hal peningkatan ekonomi baiknya mampu melibatkan
secara aktif golongan angkatan kerja untuk tujuan pembangunan ekonomi. Tenaga
kerja yang ditawarkan oleh angkatan kerja dipasar kerja sebaiknya mampu diserap
dan digunakan dalam berbagai sektor penunjang pertumbuhan ekonomi Sulawesi
Selatan. Dengan demikian, hasil dari pembangunan dapat dirasakan oleh seluruh
penduduk Sulawesi Selatan (Sumarsono, 2003).
Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas, maka penelitian ini akan menjawab
permasalahan berikut. Pertama, Apakah investasi berpengaruh terhadap kemiskinan
secara tidak langsung melalui pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan?. Kedua,
Apakah tenaga kerja berpengaruh terhadap kemiskinan secara tidak langsung melalui
pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan?
METODE
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang
diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP). Estimasi analisis dan penelitian dilakukan dengan
menggunakan data time series (tahunan mulai dari tahun 2002 sampai dengan tahun
2018) di wilayah Sulawesi Selatan. Adapun data yang digunakan yaitu:
6
Volume 2 Issue 1, June 2022. p. 1-21. Wulandari, N. et al.
e-ISSN: 2830-5094
7
Development Policy and Management Review (DPMR).
Wulandari, N. et al. Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja Terhadap Kemiskinan Di Sulawesi Selatan.
Keterangan:
Y1 : Pertumbuhan Ekonomi
Y2 : Jumlah Orang Miskin
X1 : Nilai Investasi
X2 : Jumlah Angkatan Kerja yang Bekerja
𝛼0, 𝛽0, 𝛾0 : Intersep
𝛼1, 𝛼2,𝛽1,𝛽2, 𝛽3 : Koefisien Regresi
µ1, µ2 : Error Term
𝛾1 : Parameter yang akan diestimasi
Hasil Penelitian
8
Volume 2 Issue 1, June 2022. p. 1-21. Wulandari, N. et al.
e-ISSN: 2830-5094
persoalan kemiskinan sebagai fokus utama untuk mereka tuntaskan. Berikut Tabel 4.1
jumlah penduduk miskin Sulawesi Selatan tahun 2002-2018.
Tabel 3. Jumlah Penduduk Miskin Sulawesi Selatan Tahun 2002-2018
TAHUN JUMLAH PENDUDUK MISKIN
(Jiwa)
2002 1.309.000
2003 1.301.800
2004 1.241.500
2005 1.280.600
2006 1.112.000
2007 1.083.400
2008 1.031.400
2009 963.600
2010 913.400
2011 832.230
2012 812.270
2013 863.230
2014 806.350
2015 797.720
2016 807.030
2017 813.070
2018 792.630
Sumber: Badan Pusat Statistik tahun (2002-2018)
9
Development Policy and Management Review (DPMR).
Wulandari, N. et al. Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja Terhadap Kemiskinan Di Sulawesi Selatan.
Pertumbuhan Ekonomi
Perekonomian Sulawesi Selatan mengalami pertumbuhan fluktuatif. Sebagaimana
dalam kurun waktu 2002-2018 pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan berada diatas
rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional dengan laju yang lebih tinggi. Pertumbuhan
ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan
khususnya dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan tersebut merupakan rangkuman laju
pertumbuhan dari berbagai sektor yang menggambarkan tingkat perubahan yang terjadi.
Untuk melihat fluktuasi pertumbuhan ekonomi tersebut secara riil dari tahun ke tahun,
disajikan melalui PDRB atas harga konstan. Penggunaan angka atas harga konstan ini
dimaksudkan untuk menghindari pengaruh perubahan harga, sehingga perubahan yang
diukur merupakan pertumbuhan riil ekonomi. Pertumbuhan ekonomi sering digunakan
sebagai tolok ukur untuk mengetahui sejauh mana kegiatan ekonomi kegiatan ekonomi
di suatu wilayah berjalan selama kurun waktu tertentu. Semakin tinggi pertumbuhan
ekonomi suatu wilayah menandakan semakin bergairahnya kegiatan ekonomi.
Tabel 4. Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Selatan Tahun 2002-2018
TAHUN PERTUMBUHAN EKONOMI (%)
2002 4.08
2003 5.42
2004 5.26
2005 6.05
2006 6.72
2007 6.34
2008 7.78
2009 6.23
2010 8.19
2011 8.13
2012 8.87
2013 7.62
2014 7.54
2015 7.19
2016 7.42
2017 7.23
2018 7.07
Sumber: BPS (2002-2018)
10
Volume 2 Issue 1, June 2022. p. 1-21. Wulandari, N. et al.
e-ISSN: 2830-5094
11
Development Policy and Management Review (DPMR).
Wulandari, N. et al. Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja Terhadap Kemiskinan Di Sulawesi Selatan.
Tabel 5. Data Investasi (Hasil penjumlahan dari Penanaman Modal Asing (PMA)
dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)) Tahun 2002-2018
Tahun PMA PMDN Total
(Rupiah) (Rupiah) (Rupiah)
2002 3.422.804.160 146.059.75 3.422.950.220
2003 427.853.267 487.273.70 428.340.541
2004 2.452.025.856 767.121.75 2.452.792.978
2005 23.238.120 876.071,00 24.114.191
2006 6.133.284.300 2.362.637,24 6.135.646.937
2007 1.332.137.364 244.670,64 1.332.382.035
2008 6.696.472.500 121.399,91 6.696.593.900
2009 1.026.221.810 4.506.424,72 1.030.728.235
2010 220.062.465 3.878.822,32 223.941.287
2011 893.198.000 3.900.000,00 897.098.000
2012 5.487.264.708 2.318.863.400 7.806.128.108
2013 4.888.403.676 921.017 4.889.324.693
2014 3.338.356.050 49.495.468 3.387.851.518
2015 3.139.653.414 921.532.660 4.061.186.074
2016 4.965.361.675 3.334.600.000 8.299.961.675
2017 9.551.520.000 1.969.400.000 11.520.920.000
2018 8.270.319.356 3.275.876.300 11.546.195.656
Sumber: Badan Pusat Statistik (2002-2018)
12
Volume 2 Issue 1, June 2022. p. 1-21. Wulandari, N. et al.
e-ISSN: 2830-5094
upaya perbaikan iklim investasi yang telah dilakukan pemerintah dalam meningkatkan
investasi dan memberikan nilai tambah dan daya saing perekonomian. Disisi lain, kinerja
investasi menunjukkan meningkatnya kepercayaan dunia usaha kepada provinsi
Sulawesi Selatan, jumlah penduduk yang besar serta meningkatnya jumlah kelas
menengah menjadi daya tarik utama bagi kegiatan investasi, disamping terus
membaiknya makro ekonomi provinsi Sulawesi Selatan serta peningkatan investasi ini
seiring dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi disetiap sektor ekonomi, kredit
perbankan yang disalurkan ke masyarakat serta penyerapan tenaga kerja di Sulawesi
Selatan meningkat.
Tenaga Kerja
Pertumbuhan penduduk tiap tahun akan berpengaruh terhadap pertumbuhan
angkatan kerja, dimana dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk akan
memperbanyak jumlah angkatan kerja yang tersedia. Jumlah angkatan kerja di suatu
daerah merupakan faktor yang positif dalam merangsang pertumbuhan ekonomi daerah.
Dengan semakin banyak jumlah angkatan kerja yang bekerja maka tenaga kerja tersebut
semakin produktif yang pada akhirnya bisa meningkatkan output daerah.
Tenaga kerja yang terampil merupakan potensi sumber daya manusia yang sangat
dibutuhkan dalam proses pembangunan menyongsong era globalisasi. Pertumbuhan
penduduk tiap tahun akan berpengaruh terhadap pertumbuhan angkatan kerja.
Tabel 6. Data Angkatan Kerja yang Bekerja pada Usia 15 Tahun ke atas Menurut Jenis
Kegiatan Utama di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2002- 2018
Tahun Tenaga Kerja
(Jiwa)
2002 2.918.149
2003 3.054.774
2004 3.005.369
2005 2.657.854
2006 2.635.415
2007 2.939.463
2008 3.130.111
2009 3.222.256
2010 3.272.365
2011 3.375.498
2012 3.351.908
2013 3.376.549
2014 3.527.036
2015 3.485.492
2016 3.694.712
2017 3.398.663
2018 3.774.924
Sumber : Badan Pusat Statistik tahun 2002-2018
13
Development Policy and Management Review (DPMR).
Wulandari, N. et al. Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja Terhadap Kemiskinan Di Sulawesi Selatan.
Pada tahun 2017 tenaga kerja mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, hal
ini terjadi karena mayoritas penduduk Sulawesi Selatan lebih memilih untuk bekerja
pada sektor pertanian. Secara absolut, jumlah tenaga kerja mengalami penurunan pada
beberapa sektor yaitu sektor pertanian, sektor konstruksi, sektor industri dan sektor
pertambangan dan penggalian. Kecenderungan penurunan tenaga kerja ini disebabkan
oleh lemahnya produktivitas produksi, jual beli, dukungan stabilitas politik, keamanan
dan penegakan hukum. Sedangkan jika mengalami peningkatan hal ini dikarenakan
adanya pengembangan investasi di Provinsi Sulawesi Selatan yang juga mengalami
peningkatan signifikan. Namun, pada tahun 2018 jumlah tenaga kerja kembali meningkat
ditandai dengan adanya lapangan pekerjaan baru yang menyerap banyak tenaga kerja.
Peningkatan ini terjadi dengan adanya dukungan lapangan pekerjaan yang mengalami
peningkatan persentase penduduk yang bekerja terutama pada industri pengolahan,
perdagangan dan konstruksi.
Hasil Estimasi
Dalam sub bab ini akan dibahas hasil pengolahan data yang telah dilakukan
menggunakan Eviews (Econometric Views). Eviews adalah program komputer berbasis
windows yang banyak dipakai untuk analisis statistika dan ekonometri jenis runtun-
waktu (time series). Hal ini untuk mengetahui hasil estimasi pengaruh tidak langsung
investasi dan tenaga kerja terhadap kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi di
Sulawesi Selatan tahun 2002 hingga tahun 2018 menggunakan model 2SLS. Melalui
model ini dapat dilihat hasil yang menunjukkan hubungan tidak langsung variabel
independen terhadap variabel dependen. Adapun hasil estimasi dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 7. Hasil Estimasi Fungsi Investasi, Tenaga Kerja, Pertumbuhan Ekonomi dan
Jumlah Penduduk Miskin
Hubungan Constanta Koefisien Std.Error Probabilita Keterangan
Variabel
X1 → Y1 → Y2 29.794 -0.011 0.018 0.534 Tidak
Signifikan
X2 → Y1 →Y2 -1.512 0.292 0.000 Signifikan
2
*) Signifikan pada α = 5%, R = 0.743%; F-statistic = 20.271:
Prob(F-statistic) = 0.000
Sumber: Data Diolah Menggunakan Program Eviews
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai R2 Jumlah Penduduk Miskin yaitu
sebesar 0,743 yang berarti bahwa 74,3 persen variasi perubahan jumlah penduduk
miskin dapat dijelaskan oleh variasi investasi, tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi.
Sedangkan sisanya sebesar 25,7 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar model.
Pada tabel menunjukkan bahwa besarnya koefisien regresi investasi terhadap
kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi sebesar -0,011 dengannilai probabilitas
0.534 lebih besar dari nilai taraf α = 5 persen (0.05). Taraf 0,05 adalah 95 persen tingkat
kepercayaan probabilitas kesalahan yang masih bisa ditoleransi.
14
Volume 2 Issue 1, June 2022. p. 1-21. Wulandari, N. et al.
e-ISSN: 2830-5094
Pada tabel menunjukkan bahwa besarnya koefisien regresi tenaga kerja terhadap
kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi sebesar -1,512 dengan nilai probabilitas 0.000
lebih kecil dari nilai α = 5 persen (0.05). Hal ini berarti jika tenaga kerja meningkat
sebesar 1 persen maka akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,593 persen.
INVESTASI
PERTUMBUHAN 0,534
EKONOMI KEMISKINAN
0,000*
TENAGA KERJA
Pembahasan
15
Development Policy and Management Review (DPMR).
Wulandari, N. et al. Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja Terhadap Kemiskinan Di Sulawesi Selatan.
16
Volume 2 Issue 1, June 2022. p. 1-21. Wulandari, N. et al.
e-ISSN: 2830-5094
17
Development Policy and Management Review (DPMR).
Wulandari, N. et al. Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja Terhadap Kemiskinan Di Sulawesi Selatan.
KESIMPULAN
18
Volume 2 Issue 1, June 2022. p. 1-21. Wulandari, N. et al.
e-ISSN: 2830-5094
Bagi peneliti selanjutnya dengan topik yang sejenis disarankan untuk melakukan
kajian lebih lanjut dengan penambahan variabel lain yang diduga berpengaruh terhadap
kemiskinan. Serta memperpanjang periode penelitian dan menggunakan alat analisis
yang lebih akurat untuk mendapatkan hasil yang lebih mendekati fenomena
sesungguhnya.
REFERENSI
19
Development Policy and Management Review (DPMR).
Wulandari, N. et al. Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja Terhadap Kemiskinan Di Sulawesi Selatan.
Badan Pusat Statistik (2015) Sulawesi Selatan Dalam Angka 2014. Makassar: Badan
Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik (2016) Sulawesi Selatan Dalam Angka 2015. Makassar: Badan
Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik (2017) Sulawesi Selatan Dalam Angka 2016. Makassar: Badan
Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik (2018) Sulawesi Selatan Dalam Angka 2017. Makassar: Badan
Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik (2019) Sulawesi Selatan Dalam Angka 2018. Makassar: Badan Pusat
Statistik
Bappenas. (2004) Rencana Strategis Penanggulangan Kemiskinan Desa. Jakarta:
Bappenas
Dariwardani, Ni Made Inna. (2014) Analisis Dinamika (Poverty Dynamic) di Bali
Berdasarkan Data Susenas Panel 2008-2010. Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan.
7(1):1-82
Deni, S.J. (2016) Peran Pertumbuhan Ekonomi dalam Menurunkan Kemiskinan di Tingkat
Provinsi Indonesia Tahun 2004-2012. Jurnal Ekonomi. 28(1):87-99
Dewi, K.S. (2014) Analisis Pengaruh Jumlah Tenaga Kerja, Tingkat Pendidikan,
Pengeluaran Pemerintah pada Pertumbuhan Ekonomi dan Dampaknya terhadap
Kemiskinan di Sulawesi Utara Tahun 2001-2010. Universitas Sam Ratulangi
Manado.
Dornbusch, R. F. (2004) Ekonomi Makro. Jakarta: Rineka Cipta.
Dumairy. (1996) Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Farthing, R. (2010) Health, inequality and child poverty in London. London: London
Journal of Primary Care. 3(2):2-4
Fosu, F. 2010. Growth, Inequality and Poverty Reduction in Developing Countries. Paper
WPS. https://www.un.org/esa/socdev/egms/docs/2011/Growth-Inequality.pdf
Gravitiani, Evi. 2006. Analisis Shift-Share Dinamik pada Perekonomian Kota Yogyakarta,
Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan, 7(1):35-48
Gregory, M. 2006. Pengantar Ekonomi Makro Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.
Hastina, F. 2017. Pengaruh Pendapatan Perkapita, Investasi dan Inflasi terhadap
Kemiskinan di Provinsi Sumatera Utara. Jurnal Ekonomi, 3(2):156-166
Hemli, W.W. 2014. Analisis Pengaruh Belanja Modal daerah, Investasi dan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) terhadap Tingkat Kemiskinan di Indonesia Tahun
2009-2013. Jurnal Ekonomi. 3(2):12-25
Irawan. 2002. Ekonomika Pembangunan . Jakarta: BPFE UGM.
20
Volume 2 Issue 1, June 2022. p. 1-21. Wulandari, N. et al.
e-ISSN: 2830-5094
Jayadi, D.S dan Bata, A.G. (2016) Peran Pertumbuhan Ekonomi dalam Menurunkan
Kemiskinan di Tingkat Provinsi di Indonesia Tahun 2004-2012.Modus, 28(1):87-99
Jiang, M. Dan Cheung, C. (2019) Burdens from Educational Expenses on Chinese Children
Living in Poverty. International Journal of Adolescene and Youth. 15(3):175-192
Keban. 1994. Determinan dan Kebijakan Pengentasan Kemiskinan di DIY.
Kuncoro. 2000. Ekonomi Pembangunan: Teori, Masalah dan Kebijakan. Yogyakarta: UPP
AMP YKPN.
Lincolyn, A. 2004. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: STIE-YKPN.
Mankiw, G. A (2006) Principles of Economic, Mason: South-Western College Publication
Prasojo, Priyo. (2009). Analisa Pengaruh Investasi PMA dan PMDM, Kesempatan Kerja,
Pengeluaran Pemerintah terhadap PDRB di Jawa Tengah Periode Tahun 1980-
2006. Skripsi Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Muhammadiyah
Surakarta
Sulistyowati N. 2011. Dampak Investasi Sumber daya Manusia Terhadap Perekonomian
dan Kesejahteraan Masyarakat di Jawa Tengah. Disertasi. Institut Pertanian Bogor:
Sekolah Pascasarjana, Bogor
Sagir, Suharsono. 2000. Membangun Manusia Karya, Masalah Ketenagakerjaan dan
pengembangan SDM. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Sukirno. 2001. Pengantar Makro Ekonomi. Jakarta: Grafindo Persada
Todaro, Michael P . (2006) Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jakarta: Erlangga.
21
Development Policy and Management Review (DPMR).
Wulandari, N. et al. Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja Terhadap Kemiskinan Di Sulawesi Selatan.
22
Volume 2 Issue 1, June 2022. p. 1-21. Wulandari, N. et al.
e-ISSN: 2830-5094
23