Anda di halaman 1dari 17

GROWTH: Jurnal Ilmiah Ekonomi Pembangunan

p-ISSN: 2621-3842, e-ISSN: 2716-2443


Volume 1, No. 2, 2020
Available: https://stiemmamuju.e-journal.id/GJIEP

PENGARUH TINGKAT PENDIDKAN, PENGANGGURAN, PERTUMBUHAN


EKONOMI DAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA TERHADAP
KEMISKINAN DI D.I.YOGYAKARTA PRIODE 2010-2017
Suripto1, Lalu Subayil2
1,2
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Ahmad Dahlan
1
Email: suripto@ep.uad.ac.id
2
Email: bayilherbats@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan alat analisis data panel, yang terdiri dari data
deret waktu selama periode 2010-2017 dan data cross section 5 Kabupaten / kota di Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini untuk
mengestimasi model regresi data panel adalah dengan menggunakan model efek tetap. Hasil
dalam penelitian dengan tingkat signifikansi 5% menunjukkan bahwa (1) Variabel Tingkat
Pendidikan tidak berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan; (2) variabel pengangguran tidak
berpengaruh terhadap kemiskinan; (3) Variabel Pertumbuhan Ekonomi memiliki pengaruh
negatif dan signifikan terhadap kemiskinan; (4) Variabel Indeks Pembangunan Manusia memiliki
pengaruh negatif dan signifikan terhadap kemiskinan.
Kata kunci: Kemiskinan, Tingkat Pendidikan, Pengangguran, Tingkat Pertumbuhan
Ekonomi dan Indeks Pembangunan Manusia, Model Efek Tetap.

Abstarct
This study uses secondary data with panel data analysis tools, which consist of time series data
during the period 2010-2017 and cross section data 5 Districts / cities in the Special Province of
Yogyakarta. The analysis model used in this study to estimate the panel data regression model
is to use the fixed effect model.The results in the study with a significance level of 5% indicate
that (1) education level variables have a negative and not significant effect on poverty; (2)
negative unemployment variables and no significance for poverty; (3) the variable rate of
economic growth has a negative and significant effect on poverty; (4) the human development
index variable has a negative and significant effect on poverty.

Keywords: Poverty, Education Level, Unemployment, Economic Growth Rate and Human
Development Index, Fixed Effect Model.

1. Pendahuluan
Pembangunan merupakan suatu masyarakat Indonesia yang berkeadilan,
proses perubahan menuju arah yang berdaya saing, maju, dan sejahtera
lebih baik dan terus menerus untuk dalam wadah Negara tuanya dengan
mencapai tujuan yakni mewujudkan usia kemanusiaan itu sendiri dan

127
GROWTH: Jurnal Ilmiah Ekonomi Pembangunan
p-ISSN: 2621-3842, e-ISSN: 2716-2443
Volume 1, No. 2, 2020
Available: https://stiemmamuju.e-journal.id/GJIEP

implikasi permasalahannya dapat hak dasarnya untuk mempertahankan


melibatkan keseluruhan aspek dan mengembangkan kehidupan yang
kehidupan manusia. Bagi mereka yang layak. Menurut (Rusdarti & Sebayang,
tergolong miskin, kemiskinan merupakan 2013) kemiskinan akan membatasi
sesuatu yang nyata ada dalam kemampuan individu untuk tetap sehat
kehidupan Kesatuan Republik Indonesia. dan mengembangkan keterampilannya.
Pembangunan ekonomi merupakan Masalah kemiskinan sampai saat ini
masalah penting dalam perekonomian masih menjadi masalah yang
suatu Negara yang menjadi agenda berkepanjangan, menurut BPS Provinsi
setiap tahunnya.Kemiskinan merupakan D.I. Yogyakarta (2013) penyebab
salah satu masalah yang selalu dihadapi kemiskinan dari sisi ekonomi yaitu,
oleh manusia. Masalah kemiskinan itu penduduk miskin mempunyai sumber
sama mereka sehari-hari, karena daya dalam jumlah yang terbatas dan
mereka itu merasakan dan menjalani kualitas yang rendah, adanya perbedaan
sendiri bagaimana mereka hidup dalam kualitas sumber daya manusia. Kualitas
kemiskinan (Fatma, 2005). Faktor-faktor yang rendah berarti produktifitas menjadi
seperti investasi, pertumbuhan ekonomi, rendah sehingga berpengaruh kepada
pengangguran, pendidikan dan upah yang diterima, dan adanya
kemiskinan satu sama lain saling terkait perbedaan akses dalam modal. Selama
dimana kemiskinan telah mejadi satu dekade terakhir Indonesia telah
perhatian utama dalam perkembangan membuat kemajuan yang signifikan
kebijakan sosial.Kemiskinan merupakan dalam mengurangi kemiskinan,
masalah dalam pembangunan yang pemerintah Indonesia menyadari bahwa
bersifat multidimensi. Kemiskinan pembangunan ekonomi adalah salah
merupakan persoalan kompleks yang satu upaya untuk mencapai tujuan
terkait dengan berbagai dimensi yakni masyarakat adil dan makmur
sosial, ekonomi, budaya, politik serta (Widyasoro, 2014). Sejalan dengan
dimensi ruang danwaktu. Kemiskinan tujuan tersebut, berbagai kegiatan
didefinisikan sebagai kondisi dimana pembangunan juga diarahkan kepada
seseorang atau sekelompok orang, laki- pembangunan daerah khususnya
laki dan perempuan, tidak terpenuhi hak- daerah yang tertinggal.Oleh karena itu,

128
GROWTH: Jurnal Ilmiah Ekonomi Pembangunan
p-ISSN: 2621-3842, e-ISSN: 2716-2443
Volume 1, No. 2, 2020
Available: https://stiemmamuju.e-journal.id/GJIEP

salah satu indikator utama keberhasilan 2014)tingkat pendidikan adalah suatu


pembangunan nasional adalah laju proses jangka panjang yang
penurunan jumlah kemiskinan. menggunakan prosedur sistematis dan
Kemiskinan (poverty) merupakan terorganisir, yang mana tenaga kerja
masalah yang dihadapi oleh seluruh manajerial mempelajari pengetahuan
negara, terutama di negara berkembang konseptual dan teoritis untuk tujuan-
seperti Indonesia. Hal ini dikarenakan tujuan umum. Keberadaan pendidikan
kemiskinan itu bersifat multidimensional merupakan khas yang hanya ada pada
artinya karena kebutuhan manusia itu dunia manusia, dan sepenuhnya
bermacam-macam, maka kemiskinan ditentukan oleh manusia, tanpa manusia
pun memiliki banyak aspek primer yang pendidikan tidak pernah ada, human life
berupa miskin akan aset, organisasi is just matter of education (Suparlan
sosial politik, pengetahuan, dan Suhartono, 2008). Keberadaan kegiatan
keterampilan serta aspek sekunder yang mendidik tersebut tidak hanya
berupa miskin akan jaringan sosial, menembus dimensi waktu akan tetapi
sumber-sumber keuangan, dan juga menembus dimensi tempat, dalam
informasi. Juga menembus dimesnsi arti pendidikan telah berlangsung di
tempat, dalam Dimensi-dimensi segala waktu dan tempat. Oleh
kemiskinan tersebut termanifestasikan karenanya, kegiatan pendidikan dapat
dalam bentuk kekurangan gizi, air, dikatakan bersifat fundamental,
perumahan yang sehat, perawatan universal, dan fenomenal.
kesehatan yang kurang baik, dan tingkat Fundamentalitas pendidikan ini dapat
pendidikan yang rendah.Hal ini berarti ditentukan dari kedudukan pendidikan
kemajuan atau kemunduran pada salah sebagai salah satu instrumen utama dan
satu aspek dapat mempengaruhi penting dalam meningkatkan segenap
kemajuan atau kemunduran aspek potensi anak menjadi sosok kekuatan
lainnya. sumberdaya manusia (human
resources) yang berkualitas bagi suatu
2. Kajian Pustaka
bangsa. Tanpa melalui pendidikan
Tingkat Pendidikan
seorang anak D.I.Yogyakartaakini tidak
Menurut Andrew E. Sikula dalam
akan menjadi sosok manusia utuh (a
(Sunusi, Kumenaung, & Rotinsulu,

129
GROWTH: Jurnal Ilmiah Ekonomi Pembangunan
p-ISSN: 2621-3842, e-ISSN: 2716-2443
Volume 1, No. 2, 2020
Available: https://stiemmamuju.e-journal.id/GJIEP

fully functioning person). Universalitas agar menjadi manusia yang berima dan
pendidikan dapat dilihat dari proses hiruk bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak
pikuk pendidik-an yang telah dilakukan mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif
umat manusia dalam dimensi waktu mandiri, dan menjadi warga negara yang
maupun tempat. Pada waktu kapanpun demokratis serta bertanggung jawab.
dan di manapun pendidikan selalu saja Pengangguran
diselenggarakan. Undang-undang Dari tahun ketahun pengangguran
Republik Indonesia Nomor 20 Tentang mempunyai kecenderungan untuk
Sistem Pendidikan Nasional juga telah meningkat. Hal ini menjadi tantangan
menyebutkan bahwa pendidikan besar bagi pemerintah Indonesia karena
diarahkan untuk mengembangkan indikator pembangunan yang berhasil
segenap potensi yang ada pada diri salah satunya adalah mampu
peserta didik untuk memiliki kekuatan mengangkat kemiskinan dan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, mengurangi pengangguran secara
kepribadian, kecerdasan, akhlak mula, signifikan. Apalagi di era globalisasi ini
serta ketrampilan yang diperlukan bagi persaingan tenaga kerja semakin ketat
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. terutama karena dibukanya
Undang-Undang Republik Indonesia perdagangan bebas yang memudahkan
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem penawaran tenaga kerja asing yang
Pendidikan, pendidikan didefiniskan D.I.Yogyakartaakini lebih berkualitas
sebagai usaha sadar dan terencana masuk ke dalam negeri. Penduduk
untuk mewujudkan suasana belajar dan memiliki dua peranan dalam
proses pembelajaran agar peserta didik pembangunan ekonomi; satu dari segi
secara aktif mengembangkan potensi permintaan dan yang lain dari segi
dirinya untuk memiliki kekuatan sepiritual penawaran. Dari segi permintaan
keagamaan, pengendalian diri, penduduk bertindak sebagai konsumen
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan dari segi penawaran penduduk
serta ketrampilan yang diperlukan bertindak sebagai produsen. Oleh
dirinya, masyarakat, bangsa, dan karena itu perkembangan penduduk
negara. Tujuan pendidikan adalah yang cepat tidaklah selalu merupakan
mengembangkan potensi peserta didik penghambat bagi jalannya

130
GROWTH: Jurnal Ilmiah Ekonomi Pembangunan
p-ISSN: 2621-3842, e-ISSN: 2716-2443
Volume 1, No. 2, 2020
Available: https://stiemmamuju.e-journal.id/GJIEP

pembangunan ekonomi jika penduduk ini dasarnya, pertumbuhan ekonomi adalah


mempunyai kapasitas tinggi untuk kenaikan output agregat (keseluruhan
menghasilkan dan menyerap hasil barang dan jasa yang dihasilkan oleh
produksi yang dihasilkan.Ini berarti kegiatan perekonomian) atau Produk
tingkat pertambahan penduduk yang Domestik Bruto (PDB). PDB sendiri
tinggi disertai dengan tingkat merupakan nilai total seluruh output
penghasilan yang tinggi pula. Jadi akhir yang dihasilkan oleh suatu
pertambahan penduduk dengan tingkat perekonomian, baik yang dilakukan oleh
penghasilan rendah tidak ada gunanya warga lokal maupun warga asing yang
bangi pembangunan ekonomi. Jadi bermukim di negara bersangkutan.
secara umum pengangguran menurut Sehingga, ukuran umum yang sering
(Alhudori, 2017) pengangguran adalah digunakan untuk melihat laju
seseorang yang sudah digolongkan pertumbuhan ekonomi adalah
dalam angkatan kerja, yang secara aktif persentase perubahan PDB untuk skala
sedang mencari pekerjaan pada suatu nasional atau persentase perubahan
tingkat upah tertentu, tetapi tidak dapat PDRB untuk skala propinsi atau
memperoleh pekerjaan yang diinginkan. kabupaten/kota.Teori pertumbuhan
Selain itu pengangguran juga ekonomi Neo Klasik berkembang sejak
berpengaruh terhadap kemiskinan tahun 1950-an. Penelitian terdahulu
sesuai dengan penelitian (Ridzky, 2018) pernah dilakukan oleh (Puspita, 2012)
bahwa pengangguran berpengaruh yang meneliti tentang kemiskinan di
terhadap kemiskinan karena dengan Provinsi Jawa Tengah dimana hasil
adanya pengangguran yang tinggi penelitiannya menyatakan bahwa
berdampak pada laju pertumbuhan yang variabel PDRB berpengaruh terhadap
lambat sehingga bisa menyebabkan kemiskinan di provinsi tersebut.
kemiskinan.
Pertumbuhan Ekonomi Indeks Pembangunan Manusia
Pertumbuhan ekonomi merupakan Indeks Pembangunan Manusia
salah satu indikator untuk melihat kinerja didefinisikan sebagai kualitas
perekonomian, baik di tingkat nasional pembangunan manusia yang berjalan
maupun regional (daerah). Pada dalam suatu daerah. Pengukuran indeks

131
GROWTH: Jurnal Ilmiah Ekonomi Pembangunan
p-ISSN: 2621-3842, e-ISSN: 2716-2443
Volume 1, No. 2, 2020
Available: https://stiemmamuju.e-journal.id/GJIEP

manusia ditunjukkan melalui angka negara (Nugroho, 2015). Kemiskinan


kesehatan, pendidikan, pengeluaran merupakan masalah yang dihadapi oleh
perkapita atau daya beli masyarakat seluruh negara, terutama di negara
yang dihitung dalam kurun waktu berkembang seperti Indonesia. Hal ini
tertentu (biasanya dalam satu tahun). dikarenakan kemiskinan bersifat
Indeks Pembangunan Manusia juga multidimensional, artinya karena
mencakup kesehatan, baik tenaga kerja kebutuhan manusia itu bermacam-
maupun orang yang sedang mengikuti macam, maka kemiskinan pun memiliki
pendidikan dan pelatihan. Adanya banyak aspek primer yang berupa
perbaikan di bidang gizi dan kesehatan miskin akan aset, organisasi sosial
ini akan berpengaruh pada peningkatan politik, pengetahuan, dan keterampilan
produktivitas tenaga kerja. Jika serta aspek sekunder yang berupa
kesehatan masyarakat baik maka miskin akan jaringan sosial, sumber-
pendapatan Negara akan meningkat. sumber keuangan, dan informasi.
Dengan kata lain, kesehatan merupakan
3. Metode Penelitian
salah satu investasi dari modal manusia.
Penelitian ini bertujuan untuk
Perbaikan dan peningkatan di bidang
menganalisis berapa besar pengaruh
kesehatan ini memerlukan peran
tingkat pendidikan, pengangguran,
pemerintah. Tanggung jawab
pertumbuhan ekonomi dan sumber daya
pemerintah dalam penyediaan dana
manusia terhadap kemiskinan di Provinsi
sangatlah penting.
Daerah Istimewa Yogyakarta selama
Kemiskinan
tahun 2010-2017. Daerah yang menjadi
Kemiskinan merupakan kondisi
objek adalah 5 kabupaten/kota yang ada
dimana seseorang tidak dapat
di Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu
menikmati segala macam pilihan dan
Sleman, Bantul, Kulon Progo, Gunung
kesempatan dalam pemenuhan
Kidul dan Kota Yogyakarta. Periode
kebutuhan dasarnya, seperti tidak dapat
yang digunakan yaitu dari tahun 2010-
memenuhi kesehatan, standar hidup
2017. Sedangkan variabel yang
layak, kebebasan, harga diri, dan rasa
digunakan adalah pendidikan,
dihormati seperti orang lain, serta
pengangguran, pertumbuhan ekonomi,
suramnya masa depan bangsa dan
IPM. Data yang digunakan dalam

132
GROWTH: Jurnal Ilmiah Ekonomi Pembangunan
p-ISSN: 2621-3842, e-ISSN: 2716-2443
Volume 1, No. 2, 2020
Available: https://stiemmamuju.e-journal.id/GJIEP

penelitian ini adalah data panel atau common effect, Fixed effect, dan random
pooled data yaitu penggabungan dari effect. Sebagaimana yang dijelaskan
data deret berkala dari tahun 2010-2017 sebelumnya variabel bebas dalam
dan deret cross section sebanyak 5 data penelitian ini adalah tingkat pendidikan,
yang mewakili kabupaten di provinsi pengangguran, dan pertumbuhan
Daerah Istimewa Yogyakarta. Yang ekonomi serta IPM terhadap kemiskinan.
menghasilkan 40 Observasi. Teknik Y= β0it + β1X1it + β2X2it + β3X3it μ
pengumpulan data yang digunakan Keterangan:
dalam penelitian ini adalah observasi Y = Kemiskinan adalah penduduk yang
non partisipan, dimana peneliti tidak memiliki rata-rata pengeluaran
terlibat dan hanya sebagai pengamat perkapita perbulan dibawah garis
independen (Gujarati, 2004). Data yang kemiskinan. Dalam penelitian ini,
dikumpulkan melalui metode ini adalah data yang digunakan adalah
dengan cara melakukan pengamatan tingkat kemisninan di
dan mencatat serta mempelajari uraian- D.I.YOGYAKARTA tahun 2010-
uraian dari buku-buku, jurnal-jurnal, 2017 diukur dengan menggunakan
skripsi dan mengakses data dari persen (%).
perpustakaan Badan Pusat Statistik X1= Tingkat Pendidikan, dinyatakan
Propinsi D.I.Yogyakarta. Selain itu teknik dalam penduduk yang berumur 5
pengumpulan data dalam penelitian ini tahun keatas menururt
dengan melakukan pecatatan secara pendidikan tertinggi yang
langsung berupa data time series dan ditamatkan, as di lima
cross section dari tahun 2010-2017 yang kabupaten/kota di DI.Yogyakarta
diperoleh dari Badan Pusat Statistik dan tahun 2010-2017 diukur dengan
Instansi terkait untuk memperoleh data. menggunakan persen (%). Data
Teknik analisis data yang digunakan diperoleh dari BPS
dalam penelitian ini adalah teknik X2= Pengangguran penduduk berumur
analisis regresi dengan data panel. 15 tahun keatas menurut jenis
Dalam uji data panel tidak perlu kegiatan utama yang belum
memerlukan uji asumsi klasik. Ada 3 memiliki pekerjaan di lima
metode dalam menganalisa data yaitu kabupaten/kota di DI.Yogyakarta

133
GROWTH: Jurnal Ilmiah Ekonomi Pembangunan
p-ISSN: 2621-3842, e-ISSN: 2716-2443
Volume 1, No. 2, 2020
Available: https://stiemmamuju.e-journal.id/GJIEP

tahun 2010-2017 diukur dengan melihat perbedaan antara waktu dan


satuan jiwa. individu. Model ini sama dengan model
X3= Pertumbuhan ekonomi adalah laju OLS karena menggunakan kuadrat
PDRB atas dasar harga konstan di terkecil biasa. Menurut Baltagi (2005)
lima kabupaten/kota di model tanpa pengaruh individu
DI.Yogyakarta tahun 2010-2017 (Common Effect Model) adalah
diukur dengan satuan persen (%). pendugaan yang menggabungkan
X4= IPM adalah indeks pembangunan (pooled) seluruh data time series dan
manusia terbuka di lima cross section dan menggunakan
kabupaten/kota D.I Yogyakarta pendekatan OLS (Ordinary Least
tahun 2010-2017 diukur dengan Square) untuk menduga parameternya.
satuan persen (%). Data diambil Metode Fixed EffectModel
dari BPS. estimasi dilakukan dengan tanpa
β1, β2, β3 = koefisien regresi parsial pembobotan (no weight) atau dengan
i = Unit cross-section sebanyak N pembobotan (cross section weight).
t = Periode Waktu / Tahun Penggunaan metode ini dilakukan untuk
μ = kesalahan pengganggu melihat perilaku data dari masing-
Dalam analisis data panel di masing Kabupaten/Kota sehingga data
penelitian ini dilakukan dengan metode lebih dinamis mengintreprestasikannya.
pendekatan gabungan kuadrat (common Gujarati (2004) mengatakan bahwa pada
effect mode)l, pendekatan efek tetap Fixed Effect Model diasumsikan bahwa
(fixed effect model) dan pendekatan efek koefisien slope bernilai konstan tetapi
acak (random effect model). Ketiga intercept bersifat sesuai individu atau
model pendekatan panel data akan waktu.
dipilih model manakah yang paling valit. Model Random Effect dilakukan
Common Effect Model adalah dengan melihat parameter yang berbeda
teknik regresi yang paling sederhana dilakukan dengan akomodasi pada error
untuk mengestimasi data panel dengan term pada masing-masing unit
cara mengkombinasi data time series dikarenakan berubahnya waktu dan
dan cross section. Model ini hanya berbedanya observasi karena hal ini
menggabungkan data tersebut tanpa model ini disebut komponen error.

134
GROWTH: Jurnal Ilmiah Ekonomi Pembangunan
p-ISSN: 2621-3842, e-ISSN: 2716-2443
Volume 1, No. 2, 2020
Available: https://stiemmamuju.e-journal.id/GJIEP

Menurut (Nachrowi & Usman, 2006 baik untuk digunakan adalah Fixed
Model Random Effect memberi informasi Effect Model, dan sebaliknya jika Ho
terhadap perbedaan karakteristik- diterima, maka model Fixed Effect harus
karakteristik individu dan waktu di uji kembali untuk memilih apakah
diakomodasikan pada intercept sehingga akan memakai model Fixed Effect atau
intercept-nya berubah antar waktu atau Random Effect.
indifidu. Uji Hausman dilakukan jika pada uji Uji
Untuk menguji kesesuaian / kebaikan F Restricted (Uji Chow) model yang
dari tiga model yang diestimasi terpulih adalah atau Fixed Effect Model, Uji
digunakan Uji F Restricted (Uji Chow), Hausman bertujuan memilih apakah model
memilih model Common Effect Model atau Fixed Effect Model atau Random Effect
Fixed Effect Model. Uji restricted F-test, Model yang valid (Gujarati, 2012).
dengan hipotesis sebagai berikut: Hipotesis dalam uji Hausman sebagai
H0: Model Common Effcet valid berikut :
H1: Model Fixed Effect valid Ho : Metode Random Effect valid
Nilai restricted F-test dirumuskan H1 : Metode Fixed Effect valid
sebagai berikut: H0 ditolak jika nilai P-valuae lebih kecil
dari taraf nyata (alpha). Sebaliknya, H0
diterima nilai jika P-value lebih besar dari
taraf nyata (alpha).
Keterangan: Setelah dilakukan uji pemilihan model
F tabel ( α 5 %, df(n-k,m)) dimana: maka dilakukan uji statistic. Penelitian ini
R2UR = unrestricted R 2
menggunakan uji parsial (Uji t), uji
m = derajat bebas pembilang (N-1) simultan (Uji F) dan Uji Koefisien
R2 R = restricted R2 Determinasi (R²) dengan bantuan
Df = derajat bebas penyebut (NT-N-k) software Eviews.
N = Jumlah data cross section
T = Jumlah data time series
K = Jumlah Koefisien Variabel
Jika nilai F-statistik > F-tabel maka
H0 ditolak, artinya model panel yang

135
GROWTH: Jurnal Ilmiah Ekonomi Pembangunan
p-ISSN: 2621-3842, e-ISSN: 2716-2443
Volume 1, No. 2, 2020
Available: https://stiemmamuju.e-journal.id/GJIEP

4. Hasil dan Pembahasan


Hasil regresi data panel dengan
tiga pendekatan terangkum pada tabel
berikut:

Table 1. Hasil Regresi Data Panel

Common Fixed Random


Variabel
Effect Effect Effect
C 38.69634 61.81455
X1? -1.130956 -0.010604 -1.130956
X2? -0.000245 -2.21E-05 -0.000245
X3? -1.230395 -0.945754 -1.230395
X4? -0.337270 -0.230767 -0.337270
Cross-section
BANTUL--C 0.960758 4.76E-11
KULONPROGO--C 5.063025 6.43E-11
SLEMAN--C -4.304976 -2.66E-11
GUNUNGKIDUL--C 2.764837 -5.42E-11
YOGYAKARTA--C -4.483643 -3.11E-11
Effects Specification
R-squared 0.884067 0.977797 0.884067
Adjusted R-squared 0.870817 0.972067 0.870817
F-statistic 66.72458 170.6503 66.72458
Sumber: data diolah tahun 2018

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa tabel. Dari hasil regresi data panel yang
dari pendekatan regresi data panel yang berdasarkan metode pedekatan model
telah dilakukan menggunakan Common Effect dan Fixed Effect
pendekatan Common Effectmodel , diperoleh nilai F-statistik sebesar
Fixed Effect Model dan Random Effect 32.71664, dengan F-tabel sebesar (df
Model di dapatkan hasil yang berbeda- (n1) = k-1 = 4-1 =3) dan (df (n2) = N-k =
beda. Nilai R-squared pada uji Common 5-4 = 1), F-tabel sebesar 216, sehingga
Effect sebesar 88,4067, pada uji Fixed disimpulkan bahwa nilai Fstatistik > F-
Effect sebesar 97,7797 dan pada uji tabel, maka H0 ditolak sehingga model
Random Effect sebesar 88,4067. data panel yang lebih tepat untuk
Uji F Restricted untuk mengetahui digunakan adalah Fixed Effect Model.
apakah model common effect atau fixed Setelah dilakukan Uji F Restricted,
effect yang valid dilakukan dengan cara model data panel dilanjutkan dengan Uji
membandingkan F-statistik dengan F- Hausman. Uji ini dilakukan untuk

136
GROWTH: Jurnal Ilmiah Ekonomi Pembangunan
p-ISSN: 2621-3842, e-ISSN: 2716-2443
Volume 1, No. 2, 2020
Available: https://stiemmamuju.e-journal.id/GJIEP

menentukan antara model Fixed Effect ini hasil Uji Hausman dirangkum pada
Model atau Random Effect Model yang table 2 berikut:
terpilih dalam penlitian. Pada penelitian

Tabel 2 Regresi Data Panel Hausman Test


Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

130.866035 4 0.0000
Sumber: data diolah tahun 2018

Dari Tabel 2 diperoleh nilai chi ekonomi dan indeks pembangunan


square cross-section sebesar manusia) secara bersama-sama dapat
130.866035 dengan chi square pada d.f menjelaskan kemiskinan di Provinsi
(4) serta α = 5% menghasilkan D.I.YOGYAKARTA pada tingkat
probabilitas sebesar 0.0000, sehingga kepercayaan 95 persen.
H0 ditolak sehingga disimpulkan bahwa Tabel 1 memperlihatkan bahwa Fixed
model data panel yang terpilih pada Effect Model diperoleh nilai koefisien
penelitian ini adalah Fixed Effect Model. determinasi (R2) sebesar 0.977797 yang
Fixed Effect Model yang telah dipilih berarti bahwa variabel independen yaitu
dilanjutkan dengan uji statistik yang terdiri tingkat pendidikan, pengangguran, laju
dari uji F, Uji T dan uji koefisien determinasi pertumbuhan ekonomi dan indeks
2
(R ). pembangunan manusia mampu
Uji F-statistik adalah pengujian yang
menjelaskan sebesar 97,77 persen
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
terhadap variasi kemiskinan di Provinsi
pengaruh regresi secara bersama-sama
D.I.Yogyakarta dan sisanya 2.23 persen
terhadap variabel dependen. Sesuai Table 1
dijelaskan oleh variabel lain yang diluar
diperoleh nilai F-statistik sebesar 21.30776,
sedangkan F-tabel dengan tingat
dari model regresi dalam penelitian ini.

kepercayaan α = 5% dan degree of freedom Uji statistik t pada dasarnya


(df1 = k – 1 = 5-1 = 4) dan (df2 = n – k = 40 menunjukkan seberapa jauh pengaruh
– 5 = 35) diperoleh F-tabel sebesar 2.64, masing-masing variabel independen
maka dapat dinyatakan variabel secara individual dapat mempengaruhi
independen (tingkat pendidikan, variabe dependen. Uji t dilakukan
pengangguran, laju pertumbuhan dengan membandingkan masing-masing

137
GROWTH: Jurnal Ilmiah Ekonomi Pembangunan
p-ISSN: 2621-3842, e-ISSN: 2716-2443
Volume 1, No. 2, 2020
Available: https://stiemmamuju.e-journal.id/GJIEP

nilai t-statistik dan dengan t-tabel untuk jumlah variabel independen (k= 5),
menolak atau menerima hitpotesis pada sehingga t-tabel sebesar 1.68957. Uji t
tingkat kepercayaan α = 5%, (n= 40) dan disajikan pada Tabel 3 berikut:

Tabel 3. Hasil Uji t-statistik

Variabel t-hitung t-tabel Keterangan


Tidak
Tingkat Pendidikan (X1) -0.044054 1. 68957
Signifikan
Tidak
Pengangguran (X2) -0.449429 1. 68957
Signifikan
Laju Pertumbuhan Ekonomi (X3) -2.306978 1. 68957 Signifikan
Indeks Pembangunan Manusia
-2.161469 1. 68957 Signifikan
(X4)
Sumber: data diolah tahun 2018

Berdasar pada Fixed Effect dengan hipotesis yang telah diajukan


Model, variabel independen Tingkat dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini
Pendidikan miliki nilai t-hitung sebesar sejalan dengan penelitian yang
(-0.044054) lebih kecil dari t-tabel (1. dilakukan Hastin Wulandari, (2014)
68957), sehingga H0 diterima yang dimana tingkat pendidikan tidak
berarti variabel tingkat pendidikan tidak berpengaruh terhadap kemiskinan.
berpengaruh negative dan signifkan Menurut Bank Dunia (2013) (dalam
terhadap kemiskinan di Propinsi Aristina dkk, 2014) pendidikan
D.I.Yogyakarta. Variabel independen merupakan salah satu instrumen yang
tingkat pendidikan, mempunyai koefisien paling ampuh untuk mengurangi
negatif sebesar -0.010604 bertanda kemiskinan. Pendidikan yang difokuskan
negative, yang artinya sesuai dengan pada rata-rata lama sekolah tidak
hipotesis (sesuai dengan teori yang mempengaruhi kemiskinan karena
melandasinya) Pendidikan yang diduga rata-rata penduduk Provinsi
meningkat akan menyebabkan D.I.Yogyakarta yang buta huruf berusia
penurunan tingkat kemiskinan pada relatif cukup tua yang pada masa
kabupaten/kota di Provinsi mudanya tidak mengenyam pendidikan.
D.I.Yogyakarta. Pada penelitian ini Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
variabel tingkat pendidikan sesuai (TPAK) berkaitan erat dengan tingkat

138
GROWTH: Jurnal Ilmiah Ekonomi Pembangunan
p-ISSN: 2621-3842, e-ISSN: 2716-2443
Volume 1, No. 2, 2020
Available: https://stiemmamuju.e-journal.id/GJIEP

pendidikan atau bisa dikatakan semakin pengangguran tidak berpengaruh positif


tinggi tingkat pendidikan yang dan signifkan terhadap kemiskinan di
ditamatkan maka akan semakin tinggi D.I.Yogyakarta. Pengangguran tidak
pula TPAK nya. Hal ini mengindikasikan berpengaruh terhadap kemiskinan
bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan karena pengangguran didominasi oleh
yang ditamatkan, kesempatan untuk bisa pengangguran yang terdidik, orang yang
masuk ke pasar tenaga kerja menjadi menganggur tetapi tetap mampu
lebih siap dan peluang masuk di dunia memenuhi kebutuhannya karena tidak
usaha semakin terbuka. Tetapi semua orang menganggur selalu miskin,
kenyataannya TPAK pedesaan lebih karena kelompok pengangguran terbuka
tinggi daripada TPAK perkotaan untuk sebagian diantaranya ada yang masuk
seluruh tingkat pendidikan yang dalam sektor informal dan ada juga yang
ditamatkan. Hal ini dikarenakan tenaga mempuyai usaha sendiri, serta ada juga
kerja dipedesaan utamanya di sektor yang mempunyai pekerjaan dengan jam
pertanian dan informal tidak begitu kerja kurang dari 35 jam dalam
membutuhkan pendidikan khusus. seminggu. Kemiskinan tidak selalu
jumlah tenaga kerja yang diserap pada berhubungan dengan masalah
daerah pedesaan jauh lebih tinggi dari ketenagakerjaan (Goldfrey, 1993).
pada perkotaan untuk jenjang Selain itu juga diperkuat dengan
pendidikan tidak sekolah, tidak tamat pendapat Lincolin Arsyad (1997) yang
SD, dan SLTP (BPS 2017). Hal ini menyatakan bahwa salah jika
membuktikan bahwa meskipun beranggapan setiap orang yang tidak
pendidikan rendah tetapi masih dapat mempunyai pekerjaan adalah miskin,
memberikan kontribusi terhadap sedang yang bekerja secara penuh
peningkatan kesejahteraan hidup melalui adalah orang kaya. Hal ini karena
sektor informal. kadangkala ada pekerja di perkotaan
Hasil Fixed Effect Model, diketahui yang tidak bekerja secara sukarela
bahwa Variabel Pengangguran miliki karena mencari pekerjaan yang lebih
nilai t-hitung sebesar (-0.449429) lebih baik yang sesuai dengan tingkat
kecil dari t-tabel (1.68957), sehingga H0 pendidikannya. Mereka menolak
diterima yang berarti variabel pekerjaan yang mereka rasakan lebih

139
GROWTH: Jurnal Ilmiah Ekonomi Pembangunan
p-ISSN: 2621-3842, e-ISSN: 2716-2443
Volume 1, No. 2, 2020
Available: https://stiemmamuju.e-journal.id/GJIEP

rendah dan mereka bersikap demikian negara dan syarat utama agar
karena mereka mempunyai sumber lain terciptanya penurunan kemiskinan
yang bisa membantu masalah keuangan adalah pertumbuhan ekonomi. Menurut
mereka. Indra Wiguna (2013) pentingnya
Fixed Effect Model memperlihatkan mempercepat pertumbuhan ekonomi
bahwa Variabel Laju Pertumbuhan untuk menurunkan jumlah penduduk
Ekonomi di di Provinsi D.I.Yogyakarta miskin. Karena dengan pertumbuhan
memiliki nilai t-hitung sebesar (- ekonomi yang cepat akan menurunkan
2.306978) lebih besar dari t-tabel jumlah kemiskinan yang merupakan
(168957), sehingga H0 ditolak yang salah satu indikator keberhasilan
berarti variabel Laju Pertumbuhan pembangunan daerah.
Ekonomi berpengaruh negative dan Model Fixed Effect menunjukan
signifkan terhadap kemiskinan di bahwa variabel independen Indeks
Provinsi D.I.Yogyakarta. Variabel Laju Pembangunan Manusia miliki t-hitung
Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi sebesar (-2.161469) lebih besar dari t-
D.I.Yogyakarta mempunyai koefisien tabel (1.68957), sehingga H0 ditolak
negatif sebesar -0.945754 yang artinya yang berarti variabel Indeks
setiap kenaikan pertumbuhan ekonomi Pembangunan Manusia berpengaruh
pada masing-masing daerah sebesar 1 negative dan signifkan terhadap
persen akan menyebabkan penurunan kemiskinan di Provinsi D.I.Yogyakarta.
tingkat kemiskinan pada kabupaten/kota Berdasarkan hasil regresi data panel
di Provinsi D.I.Yogyakarta sebesar - diperoleh bahwa variabel Indeks
0.945754 persen. Hasil penelitian ini Pembangunan Manusia (IPM)
sesuai dengan penelitian Aristina, dkk mempunyai koefisien negatif sebesar -
(2014) dimana variable Laju 0.945754 yang artinya bahwa setiap
Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh kenaikan IPM sebesar 1 persen, maka
simultan dan signifikan terhadap jumlah penduduk miskin akan
kemiskinan. Menurut Aristina, dkk (2014) mengalami penurunan sebesar -
kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi 0.945754 persen. Indeks
adalah indikator penting untuk melihat Pembangunan Manusia (IPM)
keberhasilan pembangunan suatu menurut Badan Pusat Statistik (BPS)

140
GROWTH: Jurnal Ilmiah Ekonomi Pembangunan
p-ISSN: 2621-3842, e-ISSN: 2716-2443
Volume 1, No. 2, 2020
Available: https://stiemmamuju.e-journal.id/GJIEP

merupakan indikator komposit tunggal pada tahun 2010-2017. Variabel Laju


yang digunakan untuk mengukur Pertumbuhan Ekonomi dan Variabel
pencapaian pembangunan manusia Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
yang telah dilakukan di suatu wilayah. berpengaruh negatif dan signifikan
Hasil penelitian ini sesuai dengan terhadap kemiskinan di Provinsi D.I.
hipotesis awal yang diajukan, maka Yogyakarta pada tahun 2010-2017, yang
hipotesis penelitian diterima. Hasil artinya variable-variabel ini secara teori
penelitian ini sesuai dengan penelitian dan statistic signifikan mempengaruhi
Fadlillah, dkk (2016) menyatakan tingkat kemiskinan pada
bahwa IPM berpengaruh negatif dan kabupaten/kota di Provinsi
signifikan terhadap kemiskinan. Hal ini D.I.Yogyakarta.
selaras dengan pernyataan Arsyad Dari hasil penelitian menunjukkan
(2010) salah satu strategi pengentasan bahwa laju pertumbuhan ekonomi
kemiskinan adalah dengan berpengaruh terhadap tingkat
pembangunan sumber daya manusia. kemiskinan, sehingga diharapkan
pemerintah diharapkan dapat
5. Simpulan dan Rekomendasi
meningkatkan pembangun yang
Model yang valid untuk
berorientasi pada pemerataan
menjelaskan kemiskinan di Provinsi D.I.
pendapatan serta pemerataan hasil-hasil
Yogyakarta adalah Fixed Effect, artinya
ekonomi kepada seluruh golongan
latarbelakan Kota/Kabupaten di Provinsi
masyarakat, serta dilakukan upaya
D.I. Yogyakarta mempengaruhi tingkat
peningkatan pertumbuhan ekonomi di
kemiskinan.Secara teori variable-
masing-masing wilayah dengan
variabel yang dipilih dalam penelitian ini
mengandalkan sektor-sektor potensional
signifikan kecuali tingkat pengangguran.
yang dimiliki. Indeks Pembangunan
Tingkat pengangguran secara teori
Manusia (IPM) berpengaruh terhadap
berpengaruh positif tetapi hasil estimasi
tingkat kemiskinan, sehingga perlu
berpengaruh negative terhadap tingkat
adanya peningkatan IPM dengan cara
kemiskinan. Variabel Tingkat Pendidikan
melalui perbaikan kualitas sumber daya
dan Variabel Pengangguran tidak
manusia dibidang pendidikan, bidang
perpengaruh signifikan terhadap tingkat
kesehatan, dan perbaiakan penunjang
kemiskinan di Provinsi D.I. Yogyakarta

141
GROWTH: Jurnal Ilmiah Ekonomi Pembangunan
p-ISSN: 2621-3842, e-ISSN: 2716-2443
Volume 1, No. 2, 2020
Available: https://stiemmamuju.e-journal.id/GJIEP

dibidang lainnya. Dengan kata lain dan Pengangguran terhadap


Kemiskinan di Indonesia.
kesejahteraan masyarakat akan lebih
baik dan jumlah penduduk miskin akan Gujarati, D. N. (2004). Basic
Econometrics. America: The
semakin berkurang.
McGraw-Hill Companies.

Daftar Pustaka Gujarati, D.N. 2012. Dasar-dasar


Ekonometrika, Terjemahan
Anggrayani, P. 2013. Pertumbuhan
Mangunsong, R.C., Jakarta:
Ekonomi Indonesia Periode 1980-
Salemba Empat.
2012, 16.
Gujarati, Damodar. 2010. Ekonometrika
Arsyad, L. 2010. Ekonomi
Dasar. Alih Bahasa Sumarno Zain.
Pembangunan. Edisi Kelima. STIM
Jakarta: Erlangga.
YKPN, YogyakartaBadan Pusat
Statistik, 2010. Dalam Angka 2009-
Gujarati, Damodar. 2010. Ekonometrika
2017 : BPS kabupaten/kota di
Dasar. Jakarta: Erlangga.
Provinsi DI Yogyakarta
http://www.jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimf
---------.2013.Produk Domestik Regional
eb/article/view/962
Bruto :BPS Provinsi DI Yogyakarta
Rise, A. (2015). Pengaruh Pendidikan,
---------.2014.Produk Domestik Regional
Pengangguran, dan Kesehatan
Bruto :BPS Kabupaten-Kota
Terhadap Jumlah Penduduk Miskin
Provinsi D.I.YOGYAKARTA
di Sumatera Barat. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar.
--------.2015. Dalam Angka 2008-2016 :
BPS kabupaten/kota di Provinsi DI
Rusdarti, & Sebayang, L. K. (2013).
Yogyakarta.2017. Dalam Angka
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
2008-2016 : BPS kabupaten/kota di
Tingkat Kemiskinan Di Provinsi
Provinsi DI Yogyakarta
Jawa Tengah. Jurnal Economia,
9(1), 1–9.
--------.2017. Provinsi DI Yogyakarta
Dalam Angka 2008--2016 :BPS
Sugiyono. 2007. Statistika untuk
Provinsi DI Yogyakarta
Penelitian. Bandung: Alfabeta
Fadlillah, dkk, R. (2016). Analisis
-------------. 2010. Metode Penelitian
Pengaruh Pendapatan Perkapita,
Kuatitatif, Kualitatif dan R&B.
Tingkat Pengangguran, IPM Dan
Bandung: Alfabeta
Pertumbuhan Penduduk Terhadap
Sukirno, Sadono. 2000. Makroekonomi
Kemiskinan Di Jawa Tengah Tahun
Modern. Jakarta: PT Raja Grafindo
2009-2013. Disusun oleh : Jurnal
Persada.
Ilmiah Mahasiswa FEB EKO-
REGIONAL, Vol.11, No 1.
Sukirno, Sadono. 2000. Makro Ekonomi:
Perkembangan Pemikiran Dari
Fatma, F. S. (2005). Pengaruh Inflasi

142
GROWTH: Jurnal Ilmiah Ekonomi Pembangunan
p-ISSN: 2621-3842, e-ISSN: 2716-2443
Volume 1, No. 2, 2020
Available: https://stiemmamuju.e-journal.id/GJIEP

Klasik Hingga Keynesian Baru, Ed


1. Jakarta: PT Raja Grafindo -----------------------. 2000. Pembanguan
Persada Ekonomi di Dunia Ketiga. Edisi 7.
Jakarta: Erlangga.
Sukirno, Sadono. 2006. Ekonomi
pembangunan: Proses, Masalah, Todaro, Michael P dan Stephen C.
dan Dasar Kebijakan. Edisi Kedua. Smith. 2006. Pembangunan
Jakarta: Kencana Ekonomi Di Dunia Ketiga, Edisi
Kedelapan. Jakarta : PT. Erlangga.
Sanusi, Anwar. 2011.Metode Penelitian
Bisnis. Jakarta: Salemba Empat. Widyasoro, R. 2014. Kemiskinan Di
Kabupaten Gresik ( Studi Disusun
Sunusi, D. K., Kumenaung, A., & oleh : Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB
Rotinsulu, D. 2014. Analisis UB, 2(1), 1–17. Retrieved from
Pengaruh Jumlah Tenaga kerja,
pendidikan, pengeluaran Wulandari, F. H. 2012. Pengaruh
pemerintah pada pertumbuhan Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi,
ekonomi dan dampaknya terhadap Pengangguran, Dan Pendidikan
kemiskinan di sulawesi utara tahun terhadap Kemiskinan Provinsi Di
2001-2010, 14(2). Indonesia Tahun 2008-2012. Jurnal
Ekonomi Pembangunan.
Todaro, Michael. 1987. Pembangunan
Ekonomi Dunia Ketiga. Jakarta:
BPFE UI

143

Anda mungkin juga menyukai