Rafsel Tas’adi
Program Studi Bimbingan Konseling, Jurusan Tarbiyah STAIN Batusangkar
Korespondensi: Jl. Sudirman, No.137 Kubu Rajo, Lima Kaum, Batusangkar, Sumatera Barat
Abstract
P
endidikan merupakan salah satu perkembangan komunikasi dan teknologi
aspek yang sangat penting untuk informasi yang semakin cepat meng-
membentuk generasi yang siap mengganti haruskan dunia pendidikan untuk mem-
tongkat estafet generasi tua dalam rangka persiapkan berbagai kebutuhan perang-
membangun masa depan. Karena itu kat keras, perangkat lunak serta perang-
pendidikan berperan men- sialisasikan kat intelektual.
kemampuan baru kepada mereka agar Globalisasi telah menciptakan
mampu mengantisipasi dunia semakin terbuka dan saling ke-
tuntutan masyarakat yang dinamis. Per- tergantungan antar bangsa dan antar
ubahan yang terjadi dengan begitu cepat negara. Bagi negara maju memang
tidak terlepas dari perkembangan tekno- sangat menguntungkan karena mereka
logi dan ilmu pengetahuan, atau yang bertindak sebagai subjek tetapi bagi
lebih dikenal dengan era globalisasi. negara berkembang akan memberikan
Perubahan yang terlihat mencolok dampak yang yang merugikan sebab
pada era globalisasi dan terlihat sangat negara berkembang lebih cenderung
tajam adalah faktor percepatan. Ini dise- sebagai sasaran atau objek globalisasi.
babkan oleh kemajuan yang pesat dalam Melihat kondisi yang seperti ini maka
bidang teknologi informasi dan ko- diperlukan antisipasi yang tepat dari
munikasi, maupun kemajuan yan pesat negara berkembang khususnya negara
dalam bidang transportasi khususnya Indonesia salah satunya melalui dunia
pendidikan.
18
9
2 Ta’dib, Volume 17, No. 2 (Desember 2014)
didik beretika baik dan mulia” (Istighfarotur perlunya Etika untuk semua lingkungan
Rahmaniyah: 2009: 3). pendidikan.
Berbagai bentuk pelanggaran etika ini
tidak hanya dilakukan oleh anak-anak pada
jenjang pendidikan yang tinggi saja. Baru- PERMASALAHAN
baru ini banyak berita yang kita dengar dari
Sebagaimana yang telah dijelaskan
media massa kalau pelanggaran etika ini
pada latar belakang masalah di atas, bahwa
dilakukan oleh anak-anak di tingkat dasar.
berbagai bentuk perilaku siswa yang dinilai
Ada kakak kelas yang menganiaya adik
bertentangan dengan etika sudah banyak
kelas, ada yang hanya masalah sepele tidak
terjadi, penyimpangan baik dari diri siswa
sengaja menjatuhkan makanan teman, lalu
maupun guru. Sepertinya persoalan ini
me- mukul temannya. Realitas seperti ini
bukan makin lama makin berkurang, bahkan
betul-betul budaya kemanusiaannya su- dah
terkesan semakin meresahkan. Sejak
hilang. Rasa sosial, rasa mengasihi,
beberapa tahun terakhir ini kita merasakan
toleransi, tolong-menolong antar sesama
bahwa mulai banyak norma-norma tata
sudah jauh pada diri anak-anak kita. Pada
krama yang dilanggar. Norma yang paling
hal kejadian itu terjadi di ling- kungan
dasar saja yakni menyapa guru sudah mulai
sekolah. Di sana ada guru, teman, namun
ditinggalkan. Dalam komunikasi verbal
lingkungan itupun tidak banyak berbuat.
sudah tampil kata-kata jorok, yang sudah
Kondisi buruk yang juga sering kita
barang tentu tidak kita asosiasi dengan
saksikan terjadi dilingkungan para pelajar
orang terpelajar. Sesa- ma teman suka tidak
dan mahasiswa seringnya terjadi tawuran,
peduli, mudah emosi, dll. Semua dapat kita
yang sampai menelan korban. Justru yang
nilai se- bagai suatu gejala perubahan sosial
aneh pihak yang menang merasa bangga
budaya yang membawa perubahan tata nilai.
melihat temannya sesama pelajar, sesama
Kita harus mencegah situasi tersebut sampai
satu sekolah, sesama bangsa. Aneh sungguh
ke akarnya.
sangat aneh. Memang tidak mudah untuk
menemukan apa yang menyebabkan semua
ini. Faktor apakah sebenarnya yang me- PEMBAHASAN
nyebabkan semua ini?. Tentu tidak dapat
disalahkan satu pihak saja, yang pasti anak Makna Etika
akan belajar dari lingkungannya. Oleh
Pengertian etika sering disamakan
karena itu hendaknya semuga lingkungan
dengan pengertian akhlak dan moral dan
hendaknya memperhatikan
ada pula ulama yang mengatakan bahwa
akhlak merupakan etika Islam. Di dalam
buku kamus Istilah Pendidikan dan Umum
dinyatakan bahwa etika adalah bagian
filsafat yang mengajarkan tentang keluhuran
budi (baik buruk). (Istighfarotur
Rahmaniyah: 2009: 57)
Istilah etika berasal dari kata latin:
Ethic (us), dalam bahasa Gerik: Ethikos
= a body of moral principles or values
Ethic = arti sebenarnya, ialah kebiasaan,
habit, costum. Jadi dalam pengertian
aslinya, apa yang disebutkan baik itu ialah Dalam dunia pendidikan, tentu saja
yang sesuai dengan kebiasaan masyarakat semua orang yang berada dalam ling-
(dewasa itu). Lambat laun pengertian etika kungan pendidikan tertentu harus ter- lebih
itu berubah, seperti pengertian sekarang: dahulu memiliki etika. Jika pen- didikan
Etika ialah suatu ilmu yang membicarakan yang dimaksudkan di institusi secara
masalah per- buatan atau tingkah laku formal, maka Guru, siswa, dan semua
manusia, mana yang dapat dinilai baik dan personil lainnya harus memiliki etika yang
mana yang jahat”. (Burhanudin Salam:3) baik dalam bertingkah laku sehari-hari.
4 Ta’dib, Volume 17, No. 2 (Desember 2014)
itu juga memanfaatkan berbagai tingkah laku yang dihasilkan oleh akal
ilmu yang membahas perilaku manusia.
manusia seperti ilmu antropologi,
psikologi, sosiologi, ilmu politik, Obyek Etika
ilmu ekonomi dan sebagainya.
c. Dilihat dari segi fungsinya Etika Nilai etika dan begitu juga untuk
berfungsi sebagai penilai, penentu setiap nilai, adalah hasil kegiatan rohani,
dan penetap terhadap seuatu per- yakni akal dan perasaan. Perasaan mem-
buatan yang dilakukan oleh manu- berikan bahan-bahannya, akal mengolah
sia, yaitu apakah perbuatan bahan tersebut yang diterimanya. Rasa nilai
tersebut akan dinilai baik, buruk, ini bisa dikerdilkan, diperkembang- kan
mulia, terhormat, hina dan se- maupun dipunahkan. Semakin rumit
bagainya. Dengan demikian etika putusan yang dihadapi perasaan, se- makin
tersebut berperan sebagai kon- luas lapangan kerja akal, namun sebaliknya
septor terhadap sejumlah perilaku semakin kecil peranan yang dipegangnya.
yang dilaksanakan oleh manusia. Dikatakan semakin luas lapangan kerjanya,
Etika lebih mengacu kepada oleh karena akal da- lam menghadapi
pengkajian sistem nilai-nilai yang keputusan yang muskil itu harus meneliti
ada. menganalisa, mem- banding-bandingkan
d. Dilihat dari segi sifatnya Etika dan mengatur hal- hal yang bersangkut paut
bersifat relatif yakni dapat ber- dengan ma- salah pertama. (Mudlor Ahmad,
ubah-ubah sesuai dengan tuntutan t.th: 20).
zaman.
Tujuan Etika
Dengan ciri-cirinya yang demikian
Tujuan adalah sesuatu yang di-
itu, maka etika lebih merupakan ilmu
kehendaki, baik individu maupun ke-
pengetahuan yang berhubungan dengan
lompok. “Tujuan etika yang dimaksud
upaya menentukan perbuatan yang
merupakan merupakan tujuan akhir dari
dilakukan manusia untuk dikatakan baik
setiap aktivitas manusia dalam hidup dan
dan buruk. Berbagai pemikiran yang
kehidupannya yaitu untuk mewujudkan
dikemukakan filosof barat mengenai
kebahagiaan. Tujuan utama etika yaitu
perbuatan baik dan buruk dapat di-
menemukan, menentukan, membatasi, dan
kelompokkan kepada pemikiran etika,
membenarkan kewajiban, hak, cita- cita
karena berasal dari hasil berfikir.Dengan
moral dari individu dan masya- rakatnya,
demikian etika sifatnya humanisstis dan
baik masyarakat pada umum- nya,
antroposentrid yakni pada pemikiran
khususnya masyarakat profesi”.
manusia dan diarahkan pada manusia.
(Istighfarotur Rahmaniyah, 2009: 62)
Dengan kata lain etika aturan atau pola
Fungsi Etika
Etika berfungsi sebagai penilai,
penentu dan penetap terhadap seuatu
perbuatan yang dilakukan oleh manusia,
yaitu apakah perbuatan tersebut akan dinilai
baik, buruk, mulia, terhormat, hina dan
sebagainya. Dengan demikian etika tersebut
berperan sebagai kon- septor terhadap
sejumlah perilaku yang
dilaksanakan oleh manusia. Etika lebih adalah Rohaniawan Franz Magnis-Suseno, ia
mengacu kepada pengkajian sistem nilai- menyatakan bahwa etika berfungsi untuk
nilai yang ada. membantu manu- sia mencari orientasi
“I Gede A.B. Wiranata dalam secara kritis dalam berhadapan dengan
bukunya menuliskan beberapa pendapat moralitas yang mem- bingungkan”
para ahli tentang fungsi etika, di antaranya (Istighfarotur Rahmaniyah, 2009:64
6 Ta’dib, Volume 17, No. 2 (Desember 2014)
baik dan takwa. Tetapi di luar, jika sudah belajar bahwa jika ia melakukan per-
bergabung dengan ke- lornpok gengnya buatan baik,berarti ia melakukan sesuatu
mereka akan ber- perilaku yang sangat yang dapat diterima oleh lingkungannya dan
berbeda. Misal minum minuman beralkohol tidak mendapatkan hukuman.Pada peringkat
tinggi sampai mabuk, pesta gandalnarkoba ini anak belajar memahami azas nilai baik
bahkan pesta seks. Oalam surat kabar sering dan azas itu merupakan instrumen untuk
diberitakan penggerebekan yang dilakukan melakukan perbuatan yang dpat diterima
polisi terhadap rumah kos di mana pesta oleh linngkungannya. Contoh cara meminta
mabuk-mabukan, narkoba dan seks terjadi, sesuatu secara sopan kepada orangtua dan
dan ternyatapelakunya mahasiswa dan atau orang lain.Misal kata: "bolehkan saya minta
siswa. tolong...", "Anak tidak diajari untuk berkata:
Bagaimana perkembangan moral "He, kamu bantu saya", jika meminta
teIjadi? Salah satu teori yang terkenal bantuan dari orang lain karena kata itu tidak
adalah yang dikemukakan oleh Lawrence sopan.
Kohlberg. Kohlberg meng- urutkan Tahap kedua: Peringkat Konven-
perkembangan menjadi tiga tahap, dan sional. Nilai-nilai yang menjadi alasan
setiap tahap ada dua pe- ringkat. Susunan untuk berbuat baik diterima sebagai nilianya
peringkat itu, sebagai berikut: Tahap untuk memenuhi kehendak orangtua
pertama: Prekonven- sional. Oalam tahap ini sertalingkungannya. Dengan cara itu ia
ada dua pe- ringkat yang dilalui, yaitu dapat diterima di dalam ke- hidupan
orientasi ke- taatan dan sanksi. Orangtua bermasyarakat. Anak menyadari bahwa ia
mengajarkan mana perbuatan baik dantidak berada dalam suatu lingkungan sosial
baik Jika anaka berbuat baik, orangtua buadaya masyarakat yang me- miliki tata
mem- berikan ganjaran, penghargaan atau nilai, aturan serta adat yang mengatur
hadiah, tetapi jika anak melakukan perilaku warga atau pen- dukungnya.
perbuatan tidak baik, orangtua mem- Contoh para calon anggota DPR, Kepala
berikansanksi hukuman. Anak akan belajar Daerah atau Bupati diminta menandatangai
untuk melakukan perbuatan yang baik dan suatu kontrak sosial oleh pendukungnya
tidak lagi melakukan perbuatan yang tidak atau warga masyarakat yang tidak atau
baik. kurang percaya pada janji.
Peringkat kedua,berorientasi pada Mahasiswa meminta calon Rektor
azas dan alat atau instrumentasi. Si anak Universitas untuk menendatangani kon-
trak sosial yang diajukan mahasiswa.
Terhadap hal ini ada yang mau tetapi ada
pula yang menolak karena dinilai tidak
sejalan dengan nilainya. Sedangkan
peringkat keenam berpegang pada prin- sip
nilai etika yang berlaku universal. Misal
prinsip keadilan, hak azasi manusia,
demokrasi, persamaan jender dllnya prinsip-
prinsip tersebut diterima dan dilaksanakan
di dalam berkehidupan bersama. Atas dasar
teori perkembangan etika Kohlberg
tersebut, maka pen-
didikan etika harus dimulai sejak dini dan diistilahkan "bullying" harns sudah
berkesinambungan. ditinggalkan oleh guru dan siswa di dalam
Apa yang telah ditanamkan di dalam lingkungan sekolah.Kebiasaan memper olok-
keluarga tidak dihancurkan di sekolah, olok, mengejek, mempermalukan,
tetapi justru di sekolah anak diajari untuk menyoraki jika ada siswa yang dianggap
memahami secara rasional alasannya aneh, dan juga kebiasaan mengeluarkan
(membangun moral reason- ing). Hukuman kata-kata yang bersifat negatif atau
secara fisik maupun kata-kata verbal yang meremehkan (verbal discouragement) harus
menyakitkan hati dan perasaan yang ditinggal- kan.
8 Ta’dib, Volume 17, No. 2 (Desember 2014)
DAFTAR RUJUKAN
Mujtahid. 2009. Pengembangan Profesi
Aliah B. Purwakania Hasan: 2006. Guru. Malang: UIN-Malang Press
Psikologi perkembangan Islam. PT (Anggota IKAPI)
Raja Grafindo Persada
Purwanto, Ngalim. 2007. Ilmu
Achmad, Mudlor. t.th. Etika Dalam Pendidikan Teoritis dan Praktis.
Islam. Surabaya: Al-Ikhlas. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Burhanudin Salam. Etika Individual. Redja Mudyahardjo. 2008. Filsafat Ilmu
Pola Dasar Filsafat Moral. Rineka Pendidikan. PT Bandung
Cipta
Salamullah, Alaika M. 2008. Akhlak
Istighfarotur Rahmaniyah. 2009. Hubungan Vertikal. Yogyakarta:
Pendidikan Etika. Aditya Media. Pustaka Insan Madani.
Malang
https://www.google.co.id/?gws_rd=ssl#q
Keraf, A. Sonny. 1991. Etika Bisnis =pelanggaran+etika+dalam+pen
Membangun Citra Bisnis Sebagai didikan+pdf (Dinamika
Profesi Luhur. Jakarta: Kanisius Pendidikan No. 11Th.XIV / Mei
2007 :19-22)