Anda di halaman 1dari 10

PENTINGNYA ETIKA DALAM PENDIDIKAN

Rafsel Tas’adi
Program Studi Bimbingan Konseling, Jurusan Tarbiyah STAIN Batusangkar
Korespondensi: Jl. Sudirman, No.137 Kubu Rajo, Lima Kaum, Batusangkar, Sumatera Barat

Abstract

The depelopment of technology in Globalization era may give bad influence to


education nowadays. It had created people’s moral crisis, especially students. The
changing of the students’ mentality and moral, for example, might be happened
because of internal and/or external factors. The students never feel upset after
doing something bad to others. They seemed that they did not know of how to
respect adult people when doing communication. And, there were some other
problems among the students. It might happen because they got lack of education
about etique both at school or outside the school. The education of etique was
really needed to do in order to solve those problems. It was clear that it became
important thing in educational system today. The progress of education in one
country, especially in Indonesia, could be seen from the suceed of implementing
education characters to its students. One of the possible thing of changing
character was through giving education of etique to them.

Kata kunci: etika, pendidikan, guru, siswa

PENDAHULUAN penerbangan antar benua. Integritas

P
endidikan merupakan salah satu perkembangan komunikasi dan teknologi
aspek yang sangat penting untuk informasi yang semakin cepat meng-
membentuk generasi yang siap mengganti haruskan dunia pendidikan untuk mem-
tongkat estafet generasi tua dalam rangka persiapkan berbagai kebutuhan perang-
membangun masa depan. Karena itu kat keras, perangkat lunak serta perang-
pendidikan berperan men- sialisasikan kat intelektual.
kemampuan baru kepada mereka agar Globalisasi telah menciptakan
mampu mengantisipasi dunia semakin terbuka dan saling ke-
tuntutan masyarakat yang dinamis. Per- tergantungan antar bangsa dan antar
ubahan yang terjadi dengan begitu cepat negara. Bagi negara maju memang
tidak terlepas dari perkembangan tekno- sangat menguntungkan karena mereka
logi dan ilmu pengetahuan, atau yang bertindak sebagai subjek tetapi bagi
lebih dikenal dengan era globalisasi. negara berkembang akan memberikan
Perubahan yang terlihat mencolok dampak yang yang merugikan sebab
pada era globalisasi dan terlihat sangat negara berkembang lebih cenderung
tajam adalah faktor percepatan. Ini dise- sebagai sasaran atau objek globalisasi.
babkan oleh kemajuan yang pesat dalam Melihat kondisi yang seperti ini maka
bidang teknologi informasi dan ko- diperlukan antisipasi yang tepat dari
munikasi, maupun kemajuan yan pesat negara berkembang khususnya negara
dalam bidang transportasi khususnya Indonesia salah satunya melalui dunia
pendidikan.
18
9
2 Ta’dib, Volume 17, No. 2 (Desember 2014)

Tantangan yang menghadang dunia


awal hidup dalam kandungan) hingga mati.
pendidikan Indonesia saat ini me- liputi:
Selain itu, dalam pengertian maha luas,
heterogenitas tingkat pendidikan
tempat berlangsungnya pendidikan tidak
masyarakat, keterpurukan perekonomian
terbatas dalam satu jenis ling- kungan hidup
masyarakat, kekurangmerataan tingkat
tertentu dalam bentuk se- kolah, tetapi
pendidikan pendidikan, serta mulai
berlangsung dalam segala bentuk
lunturnya nilai-nilai moral. Heterogen- itas
lingkungan hidup manusia” (Redja
tingkat pendidikan masyarakat Indonesia
Mudyahardjo: 2008:46).
dapat dilihat pada masyarakat diseluruh
Dari makna pendidikan dalam konteks
kepulauan Indonesia. Masih banyak
sangat luas itu, menujukkan bahwa
penduduk yang buta aksara terutama di
pendidikan itu adalah kebutuhan manusia
pedesaan, di samping mayoritas sudah dapat
untuk mendapatkan hidup yaag bermakna
membaca dan menulis bahkan banyak yang
dan berkualitas, hal ini dapat kita pahami
sarjana.
dari tujuan pedidikan yang tertera dalam
Pada jenjang sekolah dasar, ter- utama
UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 Bab II
di pedesaan banyak anak-anak usia sekolah
Pasal 3 dinyatakan “Pen- didikan nasional
yang tidak pernah meng- ikuti sekolah
berfungsi mengem- bangkan kemampuan
dasar, putus sekolah, di samping banyak
dan membentuk watak serta peradaban
yang tamat sekolah dasar. Hal yang sama
bangsa yang bermartabat dalam rangka
juga terjadi pada jenjang pendidikan SLTP
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
dan SLTA. Penyebab utamanya adalah
untuk berkembangnya potensi pserta didik
masalah ke- miskinan dan ketidakmampuan
agar menjadi manusia yang beriman dan
orang tua menyekolahkan anaknya ke
bertaqwa kepada Tuhan yang maha Esa.
jenjang pen- didikan yang lebih tinggi.
Berakhlak, sehat, berimu, cakap, kreatif,
Berdasarkan uraian di atas dapat
mandiri, dan menjadi warga negara yang
disimpulkan bahwa kesempatan untuk
demokratis dan bertanggung jawab.
mengikuti pendidikan formal dan berbagai
Untuk terwujudnya tujuan pen-
pelatihan kete- rampilan teknis bagi anak-
didikan ini tentu banyak hal yang perlu
anak (pe- muda) sangat terbatas, jumlah
diperhatihatikan baik pada diri si pendidik
pemuda putus sekolah meningkat, bahkan
maupun siterdidik. Salah satu hal yang perlu
banyak yang tidak pernah sekolah, jumlah
diperhatikan dalam proses pendidikan ini
pemuda melek huruf fungsional sangat
adalah masalah etika. Kondisi hari ini yang
rendah, dan mutu SDM generasi muda
terjadi dalam dunia pendidikan sungguh
sangat buruk.
memprihatinkan kita semua. Banyak hal
Berbicara tentang pendidikan, da- pat
yang terjadi yang membuat resah diri kita,
bermakna sangat luas, “dalam pe- ngertian
membuat kita bersedih, menangis, resah.
maha luas, pendidikan sama dengan hidup.
Kita tau jika anak-anak kita di sekolah
Pendidikan adalah segala situasi dalam
adalah aset bangsa, namun kenapa masih
hidup ya ng mempengaruhi pertumbuhan
terjadi juga hal-hal yan tidak kita inginkan
seseorang. Pendidikan ada- lah pengalaman
dalam duia pendidikan.
belajar. Oleh karena itu, pendidikan dapat
“Berbagai realitas di masyarakat
pula didefinisikan sebagai keseluruhan
membuktikan pendidikan belum mampu
pengalaman belajar setiap orang sepanjang
menghasilkan anak didik berkualitas secara
hidupnya. Dalam pengertian yang maha
keseluruhan. Kenyataan ini dapat dicermati
luas, pendidikan berlangsung tidak dalam
dengan banyaknya perilaku tidak terpuji
batas usia tertentu, tetapi berlangsung
terjadi di masyarakat, se- bagai contoh
sepanjang hidup (lifelong) sejak lahir
merebaknya penggunaan
(bahkan sejak
narkoba, penyalahgunaan wewenang, pendidikan belum mampu mem- bentuk
korupsi, manipulasi, perampokan, pem- anak didik berkepribadian pari- purna.
bunuhan, pelecehan seksual, pelanggaran Pendidikan diposisikan sebagai institusi
hak-hak azasi manusia, pengniayaan, yang dianggap gagal mem- bentuk anak
Realitas ini memunculkan anggapan bahwa
Rafsel Tas’adi, Pentingya Etika dalam Pendidikan 3

didik beretika baik dan mulia” (Istighfarotur perlunya Etika untuk semua lingkungan
Rahmaniyah: 2009: 3). pendidikan.
Berbagai bentuk pelanggaran etika ini
tidak hanya dilakukan oleh anak-anak pada
jenjang pendidikan yang tinggi saja. Baru- PERMASALAHAN
baru ini banyak berita yang kita dengar dari
Sebagaimana yang telah dijelaskan
media massa kalau pelanggaran etika ini
pada latar belakang masalah di atas, bahwa
dilakukan oleh anak-anak di tingkat dasar.
berbagai bentuk perilaku siswa yang dinilai
Ada kakak kelas yang menganiaya adik
bertentangan dengan etika sudah banyak
kelas, ada yang hanya masalah sepele tidak
terjadi, penyimpangan baik dari diri siswa
sengaja menjatuhkan makanan teman, lalu
maupun guru. Sepertinya persoalan ini
me- mukul temannya. Realitas seperti ini
bukan makin lama makin berkurang, bahkan
betul-betul budaya kemanusiaannya su- dah
terkesan semakin meresahkan. Sejak
hilang. Rasa sosial, rasa mengasihi,
beberapa tahun terakhir ini kita merasakan
toleransi, tolong-menolong antar sesama
bahwa mulai banyak norma-norma tata
sudah jauh pada diri anak-anak kita. Pada
krama yang dilanggar. Norma yang paling
hal kejadian itu terjadi di ling- kungan
dasar saja yakni menyapa guru sudah mulai
sekolah. Di sana ada guru, teman, namun
ditinggalkan. Dalam komunikasi verbal
lingkungan itupun tidak banyak berbuat.
sudah tampil kata-kata jorok, yang sudah
Kondisi buruk yang juga sering kita
barang tentu tidak kita asosiasi dengan
saksikan terjadi dilingkungan para pelajar
orang terpelajar. Sesa- ma teman suka tidak
dan mahasiswa seringnya terjadi tawuran,
peduli, mudah emosi, dll. Semua dapat kita
yang sampai menelan korban. Justru yang
nilai se- bagai suatu gejala perubahan sosial
aneh pihak yang menang merasa bangga
budaya yang membawa perubahan tata nilai.
melihat temannya sesama pelajar, sesama
Kita harus mencegah situasi tersebut sampai
satu sekolah, sesama bangsa. Aneh sungguh
ke akarnya.
sangat aneh. Memang tidak mudah untuk
menemukan apa yang menyebabkan semua
ini. Faktor apakah sebenarnya yang me- PEMBAHASAN
nyebabkan semua ini?. Tentu tidak dapat
disalahkan satu pihak saja, yang pasti anak Makna Etika
akan belajar dari lingkungannya. Oleh
Pengertian etika sering disamakan
karena itu hendaknya semuga lingkungan
dengan pengertian akhlak dan moral dan
hendaknya memperhatikan
ada pula ulama yang mengatakan bahwa
akhlak merupakan etika Islam. Di dalam
buku kamus Istilah Pendidikan dan Umum
dinyatakan bahwa etika adalah bagian
filsafat yang mengajarkan tentang keluhuran
budi (baik buruk). (Istighfarotur
Rahmaniyah: 2009: 57)
Istilah etika berasal dari kata latin:
Ethic (us), dalam bahasa Gerik: Ethikos
= a body of moral principles or values
Ethic = arti sebenarnya, ialah kebiasaan,
habit, costum. Jadi dalam pengertian
aslinya, apa yang disebutkan baik itu ialah Dalam dunia pendidikan, tentu saja
yang sesuai dengan kebiasaan masyarakat semua orang yang berada dalam ling-
(dewasa itu). Lambat laun pengertian etika kungan pendidikan tertentu harus ter- lebih
itu berubah, seperti pengertian sekarang: dahulu memiliki etika. Jika pen- didikan
Etika ialah suatu ilmu yang membicarakan yang dimaksudkan di institusi secara
masalah per- buatan atau tingkah laku formal, maka Guru, siswa, dan semua
manusia, mana yang dapat dinilai baik dan personil lainnya harus memiliki etika yang
mana yang jahat”. (Burhanudin Salam:3) baik dalam bertingkah laku sehari-hari.
4 Ta’dib, Volume 17, No. 2 (Desember 2014)

Contoh-contoh perilaku yang nyata sangat


seorang melakukan konseptualisasi be- nar
mempengaruhi suasana di lingkungan
dan salah dan membuat keputusan tentang
sekolah. Bagaimana seorang anak
bagaimana seseorang berperi- laku.
menyapa guru, Guru menegur
Komponen perilaku mencerminkan
siswa, bgaimana seorang anak yang satu
bagaimana seseorang sesungguhnya ber-
berkomunikasi dengan anak lainnya,
perilakau. Komponen perilaku men-
semua harus sesuai dengan norma yang
cerminkan bagaimana seseorang sesung-
berlaku. Jika semua tingkah laku yang
guhnya berperilaku ketika mengalami
terjadi sudah lari dari etika, maka ber-
godaan untuk berbohong, curang atau
munculanlah berbagai macam persoalan.
melanggar aturan moral lainnya. (Aliah
Seharusnya setiap orang mampu
B. Purwakania Hasan: 2006: 261). Setiap
membedakan mana yang baik, mana yang
individu hendaknya memiliki kecerdasan
buruk, mana yang pantas untuk di- lakukan,
moral/etika, dalam setiap perilakunya.
dan mana yang harus diting- galkan untuk
Berikutnya, etika dinyatakan se- bagai
tidak dilakukan. “Individu yang matang
filsafat moral, yaitu studi yang sistematik
secara moral tidak akan membiarkan
mengenai sifat dasar dari konsep-konsep
masyarakat untuk mendikte mereka karena
nilai baik, buruk, harus, benar, salah, dan
mereka tidak meng-
sebagainya. Sementara itu, etika
harapkan hadiah atau hukuman yang
dikelompokkan menjadi dua definisi:
berwujud ketika memenuhi atau tidak
a. Etika merupakan karakter individu
memenuhi standar moral”. (Aliah B.
Dalam hal ini termasuk bahwa
Purwakania Hasan: 2006: 261).
orang yang beretika adalah orang
Moralitas memiliki tiga komponen,
yang baik. Pengertian ini disebut
yaitu komponen afektif, kognitif dan
pemahaman manusia sebagai
perilaku. Komponen afektif atau emosio-
individu yang beretika. Etika
nal terdiri dari berbagai jenis perasaan
merupakan hukum sosial.
(seperti perasaan bersalah atau malu),
b. Etika merupakan hukum
perhatian terhadap perasaan orang lain, dan
sebagainya) yang meliputi tindakan benar Etika yang mengatur, mengendali-
dan salah yang memotivasi pe- mikiran dan kan serta membatasi perilaku manusia.
tindakan moral. Komponen kognitif Dalam hubungan ini Dr. H. Hamzah
merupakan pusat di mana se- Ya’qub menyimpulkan bahwa etika adalah
ilmu yang menyelidiki manayang baik dan
mana yang buruk dengan memperhatikan
amal perbuatan manusia sejauh yang dapat
diketahui oleh akal pikiran. (Hamzah
Ya’qub, 1991: 13) .Demikianlah, etika
akhirnya merupakan ilmu pengetahuan
rohaniah, normatif, teologis. Etika bukan
lagi ilmu pengetahuan yang dapat diukur
secara matematis. Karenanya tidak dapat di-
ramalkan dengan pasti. Etika lebih me-
rupakan pengetahuan tentang kepandaian
atau seni hidup secara baik (the art of good
living). Dari definisi etika tersebut di atas,
dapat segera diketahui bahwa etika
berhubungan dengan empat hal sebagai
berikut:
a. Dillihat dari segi objek pem- b. Dilihat dari segi sumbernya Etika
bahahasannya Etika berupaya bersumber pada akal pikiran atau
membahas perbuatan dilakuakan filsafat. Sebagai terbatas, dapat
oleh manusia. berubah, memiliki kekurangan,
kelebihan dan sebagainya. Selain
Rafsel Tas’adi, Pentingya Etika dalam Pendidikan 5

itu juga memanfaatkan berbagai tingkah laku yang dihasilkan oleh akal
ilmu yang membahas perilaku manusia.
manusia seperti ilmu antropologi,
psikologi, sosiologi, ilmu politik, Obyek Etika
ilmu ekonomi dan sebagainya.
c. Dilihat dari segi fungsinya Etika Nilai etika dan begitu juga untuk
berfungsi sebagai penilai, penentu setiap nilai, adalah hasil kegiatan rohani,
dan penetap terhadap seuatu per- yakni akal dan perasaan. Perasaan mem-
buatan yang dilakukan oleh manu- berikan bahan-bahannya, akal mengolah
sia, yaitu apakah perbuatan bahan tersebut yang diterimanya. Rasa nilai
tersebut akan dinilai baik, buruk, ini bisa dikerdilkan, diperkembang- kan
mulia, terhormat, hina dan se- maupun dipunahkan. Semakin rumit
bagainya. Dengan demikian etika putusan yang dihadapi perasaan, se- makin
tersebut berperan sebagai kon- luas lapangan kerja akal, namun sebaliknya
septor terhadap sejumlah perilaku semakin kecil peranan yang dipegangnya.
yang dilaksanakan oleh manusia. Dikatakan semakin luas lapangan kerjanya,
Etika lebih mengacu kepada oleh karena akal da- lam menghadapi
pengkajian sistem nilai-nilai yang keputusan yang muskil itu harus meneliti
ada. menganalisa, mem- banding-bandingkan
d. Dilihat dari segi sifatnya Etika dan mengatur hal- hal yang bersangkut paut
bersifat relatif yakni dapat ber- dengan ma- salah pertama. (Mudlor Ahmad,
ubah-ubah sesuai dengan tuntutan t.th: 20).
zaman.
Tujuan Etika
Dengan ciri-cirinya yang demikian
Tujuan adalah sesuatu yang di-
itu, maka etika lebih merupakan ilmu
kehendaki, baik individu maupun ke-
pengetahuan yang berhubungan dengan
lompok. “Tujuan etika yang dimaksud
upaya menentukan perbuatan yang
merupakan merupakan tujuan akhir dari
dilakukan manusia untuk dikatakan baik
setiap aktivitas manusia dalam hidup dan
dan buruk. Berbagai pemikiran yang
kehidupannya yaitu untuk mewujudkan
dikemukakan filosof barat mengenai
kebahagiaan. Tujuan utama etika yaitu
perbuatan baik dan buruk dapat di-
menemukan, menentukan, membatasi, dan
kelompokkan kepada pemikiran etika,
membenarkan kewajiban, hak, cita- cita
karena berasal dari hasil berfikir.Dengan
moral dari individu dan masya- rakatnya,
demikian etika sifatnya humanisstis dan
baik masyarakat pada umum- nya,
antroposentrid yakni pada pemikiran
khususnya masyarakat profesi”.
manusia dan diarahkan pada manusia.
(Istighfarotur Rahmaniyah, 2009: 62)
Dengan kata lain etika aturan atau pola
Fungsi Etika
Etika berfungsi sebagai penilai,
penentu dan penetap terhadap seuatu
perbuatan yang dilakukan oleh manusia,
yaitu apakah perbuatan tersebut akan dinilai
baik, buruk, mulia, terhormat, hina dan
sebagainya. Dengan demikian etika tersebut
berperan sebagai kon- septor terhadap
sejumlah perilaku yang
dilaksanakan oleh manusia. Etika lebih adalah Rohaniawan Franz Magnis-Suseno, ia
mengacu kepada pengkajian sistem nilai- menyatakan bahwa etika berfungsi untuk
nilai yang ada. membantu manu- sia mencari orientasi
“I Gede A.B. Wiranata dalam secara kritis dalam berhadapan dengan
bukunya menuliskan beberapa pendapat moralitas yang mem- bingungkan”
para ahli tentang fungsi etika, di antaranya (Istighfarotur Rahmaniyah, 2009:64
6 Ta’dib, Volume 17, No. 2 (Desember 2014)

Macam-macam Etika definisi, yaitu sebagai berikut:- Jenis


pertama, etika dipandang sebagai cabang
a. Etika Deskriptif filsafat yang khusus membicarakan tentang
Etika yang menelaah secara kritis dan nilai baik dan buruk dari peri- laku
rasional tentang sikap dan perilaku manusia.- Jenis kedua, etika di- pandang
manusia, serta apa yang dikejar oleh sebagai ilmu pengetahuan yang
setiap orang dalam hidupnya sebagai membicarakan baik buruknya perilaku
sesuatu yang bernilai. Artinya Etika manusia dalam kehidupan bersama. Definisi
deskriptif tersebut berbicara me- tersebut tidak melihat kenyataan bahwa ada
ngenai fakta secara apa adanya, yakni keragaman norma, karena adanya
mengenai nilai dan perilaku manusia ketidaksamaan waktu dan tem- pat,
sebagai suatu fakta yang terkait de- akhirnya etika menjadi ilmu yang deskriptif
ngan situasi dan realitas yang mem- dan lebih bersifat sosiologik. - Jenis ketiga,
budaya. Dapat disimpulkan bahwa etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan
tentang kenyataan dalam penghayatan yang bersifat normatif, dan evaluatif yang
nilai atau tanpa nilai dalam suatu hanya memberikan nilai baik buruknya
masyarakat yang dikaitkan dengan terhadap perilaku manusia. Dalam hal ini
kondisi tertentu memungkinkan tidak perlu menunjukkan adanya fakta,
manusia dapat bertindak secara etis. cukup infor- masi, menganjurkan dan
b. Etika Normatif merefleksikan. Definisi etika ini lebih
Etika yang menetapkan berbagai si- bersifat infor- matif, direktif dan reflektif.
kap dan perilaku yang ideal dan (Keraf: 1991: 23),
seharusnya dimiliki oleh manusia atau
apa yang seharusnya dijalankan oleh
manusia dan tindakan apa yang ETIKA DALAM PENDIDIKAN
bernilai dalam hidup ini. Jadi Etika Proses intemalisasi etika dalarn diri
Normatif merupakan norma-norma siswa tidak dapat dilakukan secara instant,
yang dapat menuntun agar manusia namun melalui proses sejalan dengan
bertindak secara baik dan meng- perkembangan jasarnani dan rohani siswa.
hindarkan hal-hal yang buruk, sesuai Proses intemalisasi dimulai dengan
dengan kaidah atau norma yang pengenalan nilai-nilai di dalam keluarga
disepakati dan berlaku di masyarakat. oleh orangtua maupun sanak famili yang
Dari berbagai pembahasan definisi serumah.Jika anak sudah bergaul dengan
tentang etika tersebut di atas dapat lingkungan sosial- masyarakat sekitar ia
diklasifikasikan menjadi tiga (3) jenis akan berkenalan dengan berbagai nilai
disekitarnya. Dan jika ia sudah bersekolah
pengenalan nilai akan sernakin banyak dan
beragam yang dibawa oleh ternan-ternan
sekolah , guru dan juga orang lain yanghadir
di sekolah. Jika ia sudah mulai tertarik
nonton televisi, rnaka ia juga akan
berkenalan dengan nilai yang ditawarkan
dan disampaikan oleh para artis-selebritis
melalui adegan-adegan yang dibawakan-
nya, selain lewat promosi atau iklan
yangditayangkan. Nilai-nilai yang dite- rima
siswa ada yang berbeda bahkan
bertolak belakang atau berlawanan de- ngan filter orangtua dan atau lewat guru, tetapi
nilai-nilai yang dikenalkan di rumah juga ada nilai yang diterirna tanpa ilter.
dandisekolah, ada nilai baru yang tidak Pertentangan nilai dalarn diri siswa
belum dikenal di rurnah dan atau di dapat terjadi, yang dapat menyebabkan siswa
sekolah.Terhadap rnasuknya nilai ter- sebut memiliki standar ganda. Misal jika di rumah
mungkin diterima melalui saringan atau dan di sekoklah siswa kelihatan alim, sopan,
Rafsel Tas’adi, Pentingya Etika dalam Pendidikan 7

baik dan takwa. Tetapi di luar, jika sudah belajar bahwa jika ia melakukan per-
bergabung dengan ke- lornpok gengnya buatan baik,berarti ia melakukan sesuatu
mereka akan ber- perilaku yang sangat yang dapat diterima oleh lingkungannya dan
berbeda. Misal minum minuman beralkohol tidak mendapatkan hukuman.Pada peringkat
tinggi sampai mabuk, pesta gandalnarkoba ini anak belajar memahami azas nilai baik
bahkan pesta seks. Oalam surat kabar sering dan azas itu merupakan instrumen untuk
diberitakan penggerebekan yang dilakukan melakukan perbuatan yang dpat diterima
polisi terhadap rumah kos di mana pesta oleh linngkungannya. Contoh cara meminta
mabuk-mabukan, narkoba dan seks terjadi, sesuatu secara sopan kepada orangtua dan
dan ternyatapelakunya mahasiswa dan atau orang lain.Misal kata: "bolehkan saya minta
siswa. tolong...", "Anak tidak diajari untuk berkata:
Bagaimana perkembangan moral "He, kamu bantu saya", jika meminta
teIjadi? Salah satu teori yang terkenal bantuan dari orang lain karena kata itu tidak
adalah yang dikemukakan oleh Lawrence sopan.
Kohlberg. Kohlberg meng- urutkan Tahap kedua: Peringkat Konven-
perkembangan menjadi tiga tahap, dan sional. Nilai-nilai yang menjadi alasan
setiap tahap ada dua pe- ringkat. Susunan untuk berbuat baik diterima sebagai nilianya
peringkat itu, sebagai berikut: Tahap untuk memenuhi kehendak orangtua
pertama: Prekonven- sional. Oalam tahap ini sertalingkungannya. Dengan cara itu ia
ada dua pe- ringkat yang dilalui, yaitu dapat diterima di dalam ke- hidupan
orientasi ke- taatan dan sanksi. Orangtua bermasyarakat. Anak menyadari bahwa ia
mengajarkan mana perbuatan baik dantidak berada dalam suatu lingkungan sosial
baik Jika anaka berbuat baik, orangtua buadaya masyarakat yang me- miliki tata
mem- berikan ganjaran, penghargaan atau nilai, aturan serta adat yang mengatur
hadiah, tetapi jika anak melakukan perilaku warga atau pen- dukungnya.
perbuatan tidak baik, orangtua mem- Contoh para calon anggota DPR, Kepala
berikansanksi hukuman. Anak akan belajar Daerah atau Bupati diminta menandatangai
untuk melakukan perbuatan yang baik dan suatu kontrak sosial oleh pendukungnya
tidak lagi melakukan perbuatan yang tidak atau warga masyarakat yang tidak atau
baik. kurang percaya pada janji.
Peringkat kedua,berorientasi pada Mahasiswa meminta calon Rektor
azas dan alat atau instrumentasi. Si anak Universitas untuk menendatangani kon-
trak sosial yang diajukan mahasiswa.
Terhadap hal ini ada yang mau tetapi ada
pula yang menolak karena dinilai tidak
sejalan dengan nilainya. Sedangkan
peringkat keenam berpegang pada prin- sip
nilai etika yang berlaku universal. Misal
prinsip keadilan, hak azasi manusia,
demokrasi, persamaan jender dllnya prinsip-
prinsip tersebut diterima dan dilaksanakan
di dalam berkehidupan bersama. Atas dasar
teori perkembangan etika Kohlberg
tersebut, maka pen-
didikan etika harus dimulai sejak dini dan diistilahkan "bullying" harns sudah
berkesinambungan. ditinggalkan oleh guru dan siswa di dalam
Apa yang telah ditanamkan di dalam lingkungan sekolah.Kebiasaan memper olok-
keluarga tidak dihancurkan di sekolah, olok, mengejek, mempermalukan,
tetapi justru di sekolah anak diajari untuk menyoraki jika ada siswa yang dianggap
memahami secara rasional alasannya aneh, dan juga kebiasaan mengeluarkan
(membangun moral reason- ing). Hukuman kata-kata yang bersifat negatif atau
secara fisik maupun kata-kata verbal yang meremehkan (verbal discouragement) harus
menyakitkan hati dan perasaan yang ditinggal- kan.
8 Ta’dib, Volume 17, No. 2 (Desember 2014)

Sebagai contoh ada guru yang


kaget ketika si anak ditangkap polisi karena
mempunyai kebiasaan mengatakan
pesta narkoba dan seks bersama teman-
siswanya sebagai wedus-wedus,berfikir
temanya di tempat penginapan. Jika tidak
lambat seperti keong bekicot, otak kebo,
ada kesinambungan dalam pendidikan etika
otak udang, goblok dan lain sebagainya.
di sekolah anak akan mencari nilainya
Secara psikologis kata-kata yang sifat- nya
sendiri tanpa merasa perlu memehami
menegatif dan meremehkan tersebut akan
alasannya dan meng- anggap nilai yang
melukai , menggores hati siswa dan akan
diambil dari ling- kungan pergaulan serta
erdampak dalam perkembangan anak
media masa adalah baik, modern dan gauI.
khususnya pada anak yang perasa dan
Oleh karena itu sekolah wajib
sensitif terhadap kata-kata kasar (sarkasme).
mengembalikan nuansa pendidikan etika di
Sekolah sebenamya mempunyai
dalam proses pendidikan yang di-
kewajiban untuk memperluas, memeper-
selenggarakan oleh sekolah. Guru perlu
dalam pemahaman nilai-nilai yang di-
mendidik dengan hati yang dilandasi kasih
perlukan di dalam kehidupan bermsaya-
sayang kepada anak yang sedang tumbuh-
rakat seperti; pengenalan etika profesi, etika
kembang baik secara fisik maupun
bisnis, etika berlalu lintas, etika pergaulan,
psikologik. Hubungan yang sifatnya
etika berbicara lewat telepon, etika moral
hierarki-birokrasi, di mana guru merasa
dan lain sebagainya. Konflik nilai yang
berkuasa atas murid yang selalu siap
dialami dalam diri siswa antara nilai yang
menghukum karena siswa dianggap salah,
ditanamkan di dalam keluarga, sekolah dan
tidak mematuhi kata perintah guru harus
adanya pengaruh dari lingkungan dapat
diganti dengan hubungan pen- dampingan
menimbulkan kebingunan bahkan dapat
dalam perjalanan siswa menghayati proses
membentuk kepribadian rangkap.
pendidikan di sekolah.
Perilaku di rumah dan di sekolah baik,
Sekolah hendaknya bukan lagi
alim, patuh dan sopan, tetapi jika di luar
sebagai penjara yang menakutkan bagi
lingkungan rumah dan sekolah berbalik 180
siswa yang akan belajar, tetapi me-
derajad. Orangtua dan guru
merdekakan. Sekolah sebagai tempat untuk
menumbuh kembangkan kreativ- itas, daya
imaginasi dan inovasi, me- nyenangkan,
menentramkan hati dan
tempat di mana siswa memperoleh
pelayanan dalam perkembangan etika
moral, watak kepribadian dan intelek-
tualnnya.Guru bukan lagi sebagai sosok
yang serba tahu, wajah angker tanpa
senyum dan menakutkan karena kuasa atas
siswa, tetapi sebagai pendamping yang
selalu siap dan ramah men-
dampingi. (https://www.google.co.id/?
gws_rd=ssl#
q=pelanggaran+etika+dalam+pendidik
an+pdf) (Dinamika Pendidikan No.
11Th.XIV / Mei 2007 :19-22)
Dalam bukunya M. Alaika Salamullah
berpendapat setidaknya ada dua langkah
yang perlu ditempuh murid
untuk menemukan guru ideal: 1. Hen- Mengamati secara langsung keadaan calon
daknya ia meminta pendapat kepada guru. Langkah yang kedua ini memang lebih
kalangan yang dipercaya tentang orang berat, tapi akan membuat dirirnya lebih puas,
yang layak dijadikan guru.kalau perlu, ia karena ia tahu betul keadaan orang yang
bisa bertanya kepada orang-orang yang akan diangkatnya sebagai guru baik dari segi
lebih berpengalaman dalam berguru. 2.
Rafsel Tas’adi, Pentingya Etika dalam Pendidikan 9

keilmuan maupun ketakwaannya. PENUTUP


(Salamullah, 2008: 128).
Berbicara tentang persoalan etika
dalam dunia pendidikan di antaranya yang
TUJUAN ETIKA MURID TER- HADAP terkait hubungan guru dan murid, murid
GURU dengan murid atau murid dengan anggota
Ada empat tujuan dari etika murid masyarakat lainnya. Di sini guru sebagai
terhadap guru. Dalam dunia pendidikan elemen terpenting dalam pem- belajaran,
sudah dapat kita lihat. Bahwa etika mau oleh arena itu guru harus dihormati. Tidak
menyediakan orientasi. Meskipun tidak hanya etika terhadap guru saja yang perlu di
setiap murid memerlukan orientasi itu perhatikan peserta didik, tapi juga etika
apalagi tanpa etika ilmiah pun ke- banyakan dengan siswa yang lainnya dalam bergaul.
murid dengan sendirinya sedikit beretika, Etika sebenarnya memiliki cakup- an
namun seorang murid yang tidak begitu saja yang sangat luas di dalam segenap sikap
mempercayakan diri pada pandangan dan tingkah laku dalam ber- interaksi
lingkungan moral. Dalam penjelasan kitab dengan lingkungan. Siapapun yang
Ta’lim Muta’al limada sekurang-kurang menghendaki anaknya menjadi seorang
empat alasan tujuan etika murid terhadap yang berakhlak/beretika, maka hendaklah ia
guru yaitu: memelihara, menghormati, rendah hati,
a. Guru membimbing murid untuk dalam setiap tindakan. Etika yang dimiliki
menjadikan murid agar menjadi seseorang akan dapat meningkatkan harga
murid yang lebih baik dan sopan diri seseorang. Begitupun sebaliknya ketika
terhadap guru. seorang anak lari dari etika, secara sosial
b. Guru membimbing murid untuk anak ini dalam lingkungannya akan
menjadikan murid agar lebih meng- bermasalah. Mungkin dia akan dikucilkan.
hormati dan menghargai guru. Nah, beranjak dari kondisi ini semua maka
c. Guru membimbing jiwa murid agar etika menjadi sesuatu yang penting ada
menjadi manusia sejati, yang manusia dalam sistem pendidikan kita.
mengerti bahwa dirinya adalah hamba
Saran
Allah SWT
d. Guru membimbing jiwa murid agar Dengan begitu besar manfaat dan
melawati jalan-jalan menuju ridho peranan rendah hati, taat, hormat, patuh,
Allah SWT. beretika terhadap guru (orang yang
berilmu), maka kami kami menyarankan
sebagai berikut:
1. Sebagai umat Islam yang beriman dan
bertakwa kepada Allah SWT,
seharusnya kita selalu berpegang
teguh pada Al-Qur’an dan Al-
Hadits, yang merupakan pedoman
dalam kehidupan sehari-hari sehingga
dengan harapan perilaku kita tidak
bertentangan dengan ajaran Islam.
2. Agar ilmu menjadi berkah, manfaat
baik untuk diri pribadi, maupun
dimasyarakat nantinya maka dalam
menuntut ilmu hendaknya memulia-
sakit hatinya. Sebagai seorang murid
kan guru, taat, patuh, sopan dan
haruslah mempunyai etika yang sopan,
santun terhadap guru (orang yang
dan dapat memuliakan guru guru, pada
memberi ilmu).
guru yang tidak zalim, dan jugaa siswa.
3. Bahwa yang namanya guru, orang
alim harus dihormati, ditaati, di-
patuhi, dan jangan sampai membuat
10 Ta’dib, Volume 17, No. 2 (Desember 2014)

DAFTAR RUJUKAN
Mujtahid. 2009. Pengembangan Profesi
Aliah B. Purwakania Hasan: 2006. Guru. Malang: UIN-Malang Press
Psikologi perkembangan Islam. PT (Anggota IKAPI)
Raja Grafindo Persada
Purwanto, Ngalim. 2007. Ilmu
Achmad, Mudlor. t.th. Etika Dalam Pendidikan Teoritis dan Praktis.
Islam. Surabaya: Al-Ikhlas. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Burhanudin Salam. Etika Individual. Redja Mudyahardjo. 2008. Filsafat Ilmu
Pola Dasar Filsafat Moral. Rineka Pendidikan. PT Bandung
Cipta
Salamullah, Alaika M. 2008. Akhlak
Istighfarotur Rahmaniyah. 2009. Hubungan Vertikal. Yogyakarta:
Pendidikan Etika. Aditya Media. Pustaka Insan Madani.
Malang
https://www.google.co.id/?gws_rd=ssl#q
Keraf, A. Sonny. 1991. Etika Bisnis =pelanggaran+etika+dalam+pen
Membangun Citra Bisnis Sebagai didikan+pdf (Dinamika
Profesi Luhur. Jakarta: Kanisius Pendidikan No. 11Th.XIV / Mei
2007 :19-22)

Anda mungkin juga menyukai