Anwar Hidayat
Abstrak
Era globalisasi dan modernisasi ini, pembaharuan di bidang pendidikan dilakukan terus-menerus
agar mampu menghadapi berbagai tantangan sesuai perkembangan zaman. Tantangan yang dihadapi
sistem pendidikan meliputi persoalan-persoalan pemerataan, mutu, relevansi dan efisiensi
pendidikan. Salah satu upaya bersama yang diyakini mampu memacu dan membangun keunggulan
kualitas pendidikan adalah pemerataan pendidikan secara sarana dan prasarana yang mendukung
proses pendidikan tersebut dimanapun daerah atau lokasi seluruh Indonesia. Peran pemerintah dan
masyarakat diperlukan untuk memberikan dorongan kepada antar warga negara bahwa pendidikan
mempunyai arti penting dan tujuan yang mulia khususnya menjadikan bangsa Indonesia mempunyai
kualitas yang baik di mata dunia. Kesenjangan sosial berkaitan dengan pendidikan harus mampu
diminimalisir bahkan diselesaikan agar tidak menjadi konflik yang berkepanjangan di masyarakat.
Upaya dalam menghadapi kesenjangan sosial terhadap pendidikan dalam era globalisasi yang
dikaitkan pada telaah ilmu pengetahuan berupa telaah ontologis, epistemologis dan aksiologis.
Ketiga metode tersebut pada dasarnya sama-sama membahas tentang hakikat, hanya saja berangkat
dari hal yang berbeda dan mempunyai tujuan yang berbeda pula.
Abstract
This era of globalization and modernization, renewal in the field of education is carried out
continuously in order to be able to face various challenges according to the times. The challenges
facing the education system include issues of equity, quality, relevance and efficiency of education.
One joint effort that is believed to be able to spur and build excellence in the quality of education is
equal distribution of education through facilities and infrastructure that support the educational
process wherever the region or location throughout Indonesia. The role of government and society is
needed to give encouragement to citizens that education has an important meaning and noble goals,
especially making the Indonesian people have good quality in the eyes of the world. Social
inequalities related to education must be minimized and even resolved so as not to become a
prolonged conflict in the community. Efforts to deal with social inequalities in education in the era of
globalization are linked to the study of science in the form of ontological, epistemological and
axiological studies. The three methods are basically both discussing the nature, only departing from
different things and having different goals.
2
J.I.G.M Drost S.J, Sekolah Mengajar atau
1
Pasal 31 ayat (1) Undang-Undang Dasar Mendidik, Penerbit Kanisius, Yogyakarta,
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 1998, hlm. 68
manajemen dan sumber daya manusia jenjang yang tinggi. Adanya biaya yang
sebagai konsekuensi di era globalisasi. mahal, bagi masyarakat dengan ekonomi
Pemerintah dan/atau pemerintah daerah yang baik tidaklah menjadi masalah. Dari
menyelenggarakan sekurang-kurangnya hal itulah yang menjadi permasalahan yang
satu satuan pendidikan pada semua jenjang terjadi sebagai kesenjangan sosial yang ada
pendidikan utuk dikembangkan mejadi di dalam masyarakat Indonesia. Program
3
satuan pendidikan bertaraf internasional. pendidikan yang diluncurkan oleh
Filosofi eksistensialisme berkeyakinan pemerintah nampaknya tidak serta merta
bahwa pendidikan harus menyuburkan dan terdistribusikan secara maksimal
mengembangkan eksistensi peserta didik sebagaimana banyak harapan masyarakat
se-optimal mungkin melalui fasilitas yang untuk memperoleh pendidikan maksimal.
dilaksanakan melalui proses pendidikan Realitas yang terjadi selama ini di
yang bermartabat serta mengembangkan Indonesia berkaitan dengan pendidikan,
bakat, minat dan kemampuan peserta didik. masih banyaknya kesenjangan sosial yang
Selain dampak yang dihasilkan dari terjadi dalam masyarakat untuk
adanya globalisasi mengenai standarisasi memperoleh pendidikan karena faktor
institusi tersebut di atas, kesenjangan sosial ekonomi dan budaya. Bagi daerah-daerah
dalam dunia pendidikan tampak dari aspek yang terpencil atau lokasi yang sulit untuk
lain yakni keseriusan meningkatkan kualitas diakses maka proses pendidikan tidak
pendidikan nasional cukup menjanjikan berlangsung secara optimal. Perhatian dari
dengan adanya anggaran khusus untuk pemerintah mengenai pendidikan tidak serta
pendidikan sebesar 20% dari APBN serta merta dipenuhi layaknya daerah-daerah
banyak program pendidikan untuk yang mudah diakses oleh pemerintah. Hal
meringankan biaya pendidikan bagi ini menjadi ironis kehidupan yang terjadi di
masyarakat yang kurang mampu secara Indonesia, di satu sisi pendidikan
ekonomi melalui dana Bantuan Operasional merupakan hak yang oleh Undang-Undang
Sekolah (BOS), akan tetapi pada kenyataan Dasar Republik Indonesia Tahun 1945
tingginya biaya pendidikan yang harus diakui, namun dalam kenyataan pendidikan
menjadi beban masyarakat yang kurang itu sendiri masih belum bisa dinikmati
mampu agar anak dan keluarganya dapat masyarakat secara utuh atau maksimal.
menjalankan proses pendidikan sampai
3
Pasal 50 ayat (3) Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional
mudah dijangka, maka pembangunan yang secara baik. Guru yang mempunyai
berkembang dengan baik. Hal itulah yang pengalaman dan kemampuan yang
menjadi kesenjangan sosial dari masyarakat mumpuni maka akan dapat menciptakan
yang harus diterima, kualitas pendidikan generasi muda menjadi cerdas dan
yang berbeda menjadi ironis sebagai berkualitas baik. Keadaan ini menjadi
permasalahan yang serius untuk memprihatinkan ketika dibandingkan
diselesaikan. dengan daerah terpencil, dimana
Oleh karena itu, perlu dikemukakan ketersediaan guru atau tenaga pengajar
mengenai faktor-faktor yang menyebabkan masih jauh dari kebutuhan yang seharusnya.
terjadinya kesenjangan sosial dalam bidang 3) Faktor infrastruktur;
pendidikan. Beberapa faktor tersebut secara Infrastruktur merupakan salah satu
lengkap dijelaskan sebagai berikut : faktor yang mempengaruhi keberhasilan
1) Rendahnya kualitas sarana sekolah; penyelenggaraan pendidikan. Aspek
Sarana sebagai salah satu penunjang infrastruktur yang berkaitan dengan
kebutuhan keberlangsungan pendidikan tercapainya pendidikan tidak hanya jumlah
menjadi bagian penting, seperti gedung dan kondisi fisik sekolah, akan tetapi
sekolah, media belajar, fasilitas mengenai aksesibilitas menuju lokasi
perpustakaan, laboratorium, dan lain-lain. sekolah yang memberikan kemudahan bagi
Sarana pembelajaran menjadi terpuruk atau peserta didik. Hal ini menjadi bertolak
rendah terutama bagi penduduk yang di belakang dengan daerah yang berada di
daerah terpencil/pelosok. Jika dibandingkan pelosok, sehingga akses menuju sekolah
dengan dengan kualitas fisik yang berada di sulit untuk ditempuh dan cenderung
kota-kota besar, mereka memiliki fasilitas- menghambat kelancaran proses belajar dari
fasilitas yang memadai, mulai dengan peserta didik.
pembangunan gedung, media belajar yang 4) Jumlah dan kualitas buku (referensi);
lengkap, dan sebagainya. Buku atau referensi merupakan unsur
2) Rendahnya kualitas guru; yang mampu membantu peserta didik dan
Kualitas pendidikan dapat ditentukan tenaga pengajar untuk memudahkan proses
dengan sumber daya manusia belajar mengajar. Ketersediaan dan kualitas
(pengajar/guru/dosen) yang memiliki buku menjadi penting untuk
kompetensi dalam menjalankan pendidikan keberlangsungan pendidikan, sebagaimana
kepada peserta didik, tenaga pengajar disebutkan bahwa setiap satuan pendidikan
(guru) menjadi harapan bagi peserta didik wajib memiliki sarana yang meliputi
untuk dapat mentransfer ilmu pengetahuan perabot, peralatan pendidikan, media
pendidikan, buku dan sumber belajar warga negara, artinya pemenuhan hak
lainnya, bahan habis pakai, serta pendidikan tersebut harusnya sama tidak
perlengkapan lain yang diperlukan untuk ada perbedaan satu dengan lainnya.
menunjang proses pembelajaran yang Kebijakan pemerintah mengenai RSBI
teratur dan berkelanjutan.4 justru menciptakan kesenjangan yang
5) Mahalnya biaya pendidikan; mencolok mengenai mutu dan pelayanan
Biaya pendidikan menjadi acuan pendidikan. Pada dasarnya mutu pendidikan
dalam mendapatkan pendidikan dengan yang baik bukan hanya untuk sekelompok
kualitas masing-masing, seperti biaya orang, melainkan untuk semua anak bangsa.
sekolah yang mahal akan mendapatkan Berdasar pada faktor-faktor diatas
banyak fasilitas yang sangat memadai mengenai kesenjangan sosial terhadap
sebagai penunjang, sebaliknya biaya yang pendidikan, maka perlu keseriusan
murah hanya terdapat fasilitas penunjang pemerintah dan peran serta masyarakat
seadanya. Adanya anggaran yang diberikan untuk bersatu dalam meningkatkan mutu
oleh pemerintah diharapkan dapat pendidikan. Pemerintah mempunyai
memberikan keringanan biaya khususnya kewajiban untuk dapat memberikan
bagi masyarakat ekonomi menengah ke kebutuhan yang menunjang proses
bawah. Namun realitasnya, selama ini pendidikan dari wilayah perkotaan hingga
belum dapat dimaksimalkan anggaran sampai daerah-daerah yang terpencil atau
tersebut dan belum ada pemerataannya. pelosok. Peran masyarakat diperlukan
6) Standarisasi Pendidikan yakni Sekolah untuk memberikan dorongan kepada antar
Berstandar Nasional (SBN) dan Rintisan warga negara bahwa pendidikan
Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI); mempunyai arti penting dan tujuan yang
Faktor ini menjadi sorotan yang mulia khususnya menjadikan bangsa
berdampak pada kesenjangan sosial yang Indonesia mempunyai kualitas yang baik di
terjadi di masyarakat. Adanya mata dunia. Kesenjangan sosial berkaitan
pengelompokan sekolah tersebut dengan pendidikan harus mampu
berdampak pada mutu dan pelayanan yang diminimalisir bahkan diselesaikan agar
diberikan, pemerintah sebagai pemangku tidak menjadi konflik yang berkepanjangan
kebijakan harus berdasar pada landasan di masyarakat.
konstitusional bahwa pendidikan adalah hak
4
Pasal 42 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan