Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 8, Nomor 1, Mei 2018

PELAKSANAAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM UPAYA MEMBANGUN


KEBERAGAMAN DAN MENINGKATKAN PERSATUAN BANGSA
DI SEKOLAH INKLUSI

Primandha Sukma Nur Wardhani


Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta
Primandhas@gmail.com

Abstrak
Sekolah Inklusi merupakan sekolah regular (biasa) yang menerima anak
berkebutuhan khusus dan menyediakan sistem layanan pendidikan yang
disesuaikan dengan kebutuhan anak tanpa kebutuhan khusus (ATBK) dan anak
berkebutuhan khusus melalui adaptasi kurikulum, pembelajaran, penilaian, dan
sarana prasarananya. Sekolah inklusi memiliki siswa heterogen dengan
menempatkan siswa berkebutuhan khusus dengan siswa normal dalam satu
lingkungan. Heterogenitas dalam sekolah inklusi terdiri dari perbedaan ras, suku,
agama, bahasa, kondisi fisik dan mental. Kondisi tersebut menjadikan toleransi
penting ditanamkan di sekolah inklusi untuk menanamkan sikap saling menghormati
dan menghargai perbedaan antarsiswa. Tujuan artikel ini ialah mendeskripsikan
pelaksanaan pendidikan multikultural dalam upaya membangun keberagaman dan
meningkatkan persatuan bangsa di sekolah inklusi. Metode penulisan yang
digunakan adalah kajian pustaka (library research) dengan mengkaji sumber-sumber
yang relevan dengan pelaksanaan pendidikan multikultural dalam upaya
membangun keberagaman dan meningkatkan persatuan bangsa di sekolah inklusi.
Hasil dari dari tulisan ini menunjukkan bahwa salah satu alternatif untuk
menjembatani permasalahan dalam keberagaman melalui pembelajaran berbasis
multikultural. Di Indonesia, pendidikan multikultural terintegrasi dalam mata pelajaran
terutama Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Implementasi pendidikan
multikultural di sekolah inklusi terdapat dua cara yaitu implementasi di dalam kelas
maupun di luar kelas.
Kata Kunci: pendidikan multikultural, keberagaman, sekolah inklusi, persatuan
bangsa.

Abstract

Inclusion schools are regular schools that receive children with special needs and
provide an education service system tailored to the needs of children without special
needs (ATBK) and children with special needs through curriculum adaptation,
learning, assessment, and infrastructure facilities. Inclusion schools have
heterogeneous students by placing students with special needs with normal students
in one environment. Heterogeneity in inclusive schools consists of racial, ethnic,
religious, linguistic, physical and mental conditions. These conditions make
important tolerance instilled in inclusive schools to instill mutual respect and respect
for differences among students. The purpose of this article is to describe the
implementation of multicultural education in an effort to build diversity and enhance
national unity in inclusive schools. The method of writing used is library research by
1
Primandha Sukma Nur Wardhani. Pelaksanaan Pendidikan Multikultural Dalam Upaya Membangun
Keberagaman dan Meningkatkan Persatuan Bangsa di Sekolah Inklusi.
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 8, Nomor 1, Mei 2018

reviewing the sources relevant to the implementation of multicultural education in


order to build diversity and to increase national unity in inclusive schools. The results
of this paper indicate that one alternative to bridge the problems in diversity through
multicultural-based learning. In Indonesia, multicultural education is integrated in
subjects especially Pancasila and Citizenship Education. Implementation of
multicultural education in inclusive schools there are two ways: implementation in
the classroom or outside the classroom.
Keywords: multicultural education, diversity, inclusion school, national unity.

Pendahuluan yang layak dan bermutu, serta


Pendidikan merupakan hak dasar
pendidikan untuk semua (education
setiap warga Negara Indonesia, tak
for all). Kemajuan suatu bangsa dapat
terkecuali mereka yang berkebutuhan
dilihat dari bagaimana proses
khusus. Seperti halnya dalam Undang-
pendidikan yang ada di dalamnya
Undang Nomor 20 Tahun 2003 pada
kemudian tertuang dalam kebijakan-
Pasal 5 Ayat 1, bahwa setiap warga
kebijakan pemerintah yang diambil
negara mempunyai hak yang sama
dalam penyelenggaraan pendidikan.
untuk memperoleh pendidikan yang
Salah satunya adalah anak
bermutu. Selama ini, Anak
berkebutuhan khusus yang harus
Berkebutuhan Khusus disediakan
mendapat perlakuan sama dalam
fasilitas pendidikan khusus
memperoleh pendidikan yang layak
disesuaikan dengan derajat dan jenis
dan bermutu.
kekhususannya yang disebut dengan Seiring dengan berkembangnya
Sekolah Luar Biasa (SLB). Namun, tuntutan kelompok berkebutuhan
Sekolah Luar Biasa (SLB) masih khusus dalam menyuarakan hak-
menjadi tembok pemisah bagi anak- haknya, maka kemudian muncul
anak berkebutuhan khusus dengan konsep pendidikan inklusi. Salah satu
anak-anak pada umumnya, hal ini kesepakatan Internasional yang
menghambat proses interaksi di antara mendorong terwujudnya sistem
mereka. Akibatnya anak berkebutuhan pendidikan inklusi adalah Convention
khusus menjadi kelompok yang on the Rights of Person with
tersingkirkan dalam interaksi sosialnya Disabilities and Optional Protocol yang
di masyarakat. disahkan pada Maret 2007. Pada
Undang-Undang di atas
pasal 24 dalam Konvensi ini
menunjukkan bahwa semua anak usia
disebutkan bahwa setiap negara
sekolah harus memperoleh pendidikan
2
Primandha Sukma Nur Wardhani. Pelaksanaan Pendidikan Multikultural Dalam Upaya Membangun
Keberagaman dan Meningkatkan Persatuan Bangsa di Sekolah Inklusi.
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 8, Nomor 1, Mei 2018

berkewajiban untuk berhasil dimiliki para generasi muda


menyelenggarakan sistem pendidikan kita, maka kehidupan mendatang
inklusi di setiap tingkatan pendidikan. dapat diprediksi akan relatif damai dan
Adapun salah satu tujuannya adalah penuh penghargaan antara sesama
untuk mendorong terwujudnya dapat terwujud.
Sekolah inklusi merupakan salah
partisipasi penuh kelompok
satu bentuk pemerataan dan bentuk
berkebutuhan khusus dalam
perwujudan pendidikan tanpa
kehidupan masyarakat. Namun dalam
diskriminasi dimana anak
prakteknya sistem pendidikan inklusi di
berkebutuhan khusus dan anak-anak
Indonesia masih menyisakan
pada umumnya dapat memperoleh
persoalan tarik ulur antara pihak
pendidikan yang sama. Selama ini
pemerintah dan praktisi pendidikan.
Pendidikan multikultural dapat anak-anak yang memiliki perbedaan
dirumuskan sebagai wujud kesadaran kemampuan (difabel) disediakan
tentang keanekaragaman kultural, fasilitas pendidikan khusus
hak-hak asasi manusia serta disesuaikan dengan derajat dan jenis
pengurangan atau penghapusan jenis difabelnya yang disebut dengan
prasangka untuk suatu kehidupan Sekolah Luar Biasa (SLB). Secara
masyarakat yang adil dan maju. tidak disadari sistem pendidikan SLB
Pendidikan multikultural juga dapat telah membangun tembok
dijadikan instrument strategis untuk eksklusifisme bagi anak-anak yang
mengembangkan kesadaran atas berkebutuhan khusus.
Melihat kontroversi tersebut,
kebanggaan seseorang terhadap
pendidikan multikultural lebih melihat
bangsanya.
Sekolah memegang peranan bahwa siswa umum dengan siswa
penting dalam menanamkan nilai berkebutuhan khusus adalah lebih
multikultural pada siswa. Bila mereka manusiawi dan akan lebih memberikan
memiliki nilai-nilai kebersamaan, kesempatan kepada siswa untuk
toleran, cinta damai, dan menghargai saling belajar secara langsung dalam
perbedaan, maka nilai-nilai tersebut sebuah kehidupan nyata di sekolah
akan tercermin pada tingkah laku tentang bagaimana cara berinteraksi,
mereka sehari-hari karena terbentuk memahami, bersikap dan
pada kepribadiannya. Bila hal tersebut menghormati orang lain. Oleh karena

3
Primandha Sukma Nur Wardhani. Pelaksanaan Pendidikan Multikultural Dalam Upaya Membangun
Keberagaman dan Meningkatkan Persatuan Bangsa di Sekolah Inklusi.
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 8, Nomor 1, Mei 2018

itu, penulis ingin membahas perbedaan etnis, agama, bahasa,


pemahaman tentang implementasi gender, kelas sosial, ras, kemampuan
pendidikan multikultural dalam dan umur agar proses belajar menjadi
menyikapi keberagaman di sekolah efektif dan mudah. Lebih lanjut Yaqin
inklusi. mengungkapkan bahwa pendidikan
Beberapa kajian yang akan
multikultural juga untuk melatih dan
dibahas dalam tulisan ini ialah meliputi
membangun karakter siswa agar
1) pendidikan multikultural; 2) sekolah
mampu bersikap demokratis, humanis
inklusi dan 3) pelaksanaan pendidikan
dan pluralis dalam lingkungan mereka.
multikultural di sekolah inklusi.
Dengan kata lain, melalui pendidikan
Metode
multikultural peserta didik diharapkan
Penulisan artikel ini dapat dengan mudah memahami,
menggunakan metode penelitian menguasai, memiliki kompetensi yang
tinjauan pustaka (library research) baik, bersikap dan menerapkan nilai-
yang bersumber baik dari jurnal nilai demokratis, humanisme dan
maupun buku yang terkait mengenai. pluralisme di sekolah dan di luar
Penulis ingin membahas pemahaman sekolah.
Fokus pendidikan multikultural,
tentang pelaksanaan pendidikan
H.A.R. Tilaar (2002: 15)
multikultural dalam upaya membangun
mengungkapkan bahwa dalam
keberagaman dan meningkatkan
program pendidikan multikultural,
persatuan bangsa di sekolah inklusi.
fokus tidak lagi diarahkan semata-
Hasil Kajian dan Pembahasan mata kepada kelompok sosial,
agama, dan kultural mainstream.
A. Hasil Kajian
Pendidikan multikultural sebenarnya
1. Pendidikan Multikultural
Pendidikan multikultural merupakan sikap peduli dan mau
dikemukakan oleh Yaqin (2005: 25) mengerti ataupun pengakuan
bahwa pendidikan multikultural adalah terhadap orang lain yang berbeda.
Menurut James A. Banks (2002:
strategi pendidikan yang diaplikasikan
14), pendidikan multikultural adalah
pada semua jenis mata pelajaran
cara memandang realitas dan cara
dengan cara menggunakan
berpikir, dan bukan hanya konten
perbedaan-perbedaan cultural yang
tentang beragam kelompok etnis, ras,
ada pada peserta didik, seperti
4
Primandha Sukma Nur Wardhani. Pelaksanaan Pendidikan Multikultural Dalam Upaya Membangun
Keberagaman dan Meningkatkan Persatuan Bangsa di Sekolah Inklusi.
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 8, Nomor 1, Mei 2018

dan budaya. Secara spesifik, Banks ke cara yang akan memfasilitasi


menyatakan bahwa pendidikan prestasi akademis dari siswa dari
multikultural dapat dikonsepsikan atas berbagai kelompok ras, budaya,
lima dimensi, yaitu: dan kelas sosial. Termasuk
a. Integrasi konten; pemaduan dalam pedagogi ini adalah
konten menangani sejauh mana penggunaan beragam gaya
guru menggunakan contoh dan mengajar yang konsisten dengan
konten dari beragam budaya dan banyaknya gaya belajar di dalam
kelompok untuk menggambarkan berbagai kelompok budaya dan
konsep, prinsip, generalisasi ras.
e. Budaya sekolah dan struktur
serta teori utama dalam bidang
sekolah yang memberdayakan;
mata pelajaran atau disiplin
praktik pengelompokan dan
mereka.
b. Proses penyusunan penamaan partisipasi olah raga,
pengetahuan; sesuatu yang prestasi yang tidak proporsional,
berhubungan dengan sejauh dan interaksi staf, dan siswa
mana guru membantu siswa antar etnis dan ras adalah
paham, menyelidiki, dan untuk beberapa dari komponen budaya
menentukan bagaimana asumsi sekolah yang harus diteliti untuk
budaya yang tersirat, kerangka menciptakan budaya sekolah
acuan, perspektif dan prasangka yang memberdayakan siswa dari
di dalam disiplin mempengaruhi beragam kelompok, ras, etnis
cara pengetahuan disusun di dan budaya.
Pendidikan multikultural menjadi
dalamnya.
c. Mengurangi prasangka; dimensi sesuatu yang sangat penting dan
ini fokus pada karakteristik dari mendesak untuk dilaksanakan dalam
sikap rasial siswa dan praksis pendidikan di Indonesia.
bagaimana sikap tersebut dapat Karena pendidikan multikultural dapat
diubah dengan metode dan berfungsi sebagai sarana alternatif
mater pengajaran. pemecahan konflik. Melalui
d. Pedagogi kesetaraan; pedagogi
pembelajaran yang berbasis
kesetaraan ada ketika guru
multikultur, siswa diharapkan tidak
mengubah pengajaran mereka
tercerabut dari akar budayanya, dan

5
Primandha Sukma Nur Wardhani. Pelaksanaan Pendidikan Multikultural Dalam Upaya Membangun
Keberagaman dan Meningkatkan Persatuan Bangsa di Sekolah Inklusi.
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 8, Nomor 1, Mei 2018

rupanya diakui atau tidak pendidikan dan sarana prasarananya. Sekolah


multikultural sangat relevan di inklusi memiliki siswa heterogen
praktekkan di alam demokrasi seperti dengan menempatkan siswa
saat ini. berkebutuhan khusus dengan siswa
Pendidikan multikultural juga dapat
normal dalam satu lingkungan.
dimanfaatkan untuk membina siswa
Heterogenitas dalam sekolah inklusi
agar tidak tercerabut dari akar
terdiri dari perbedaan ras, suku,
budayanya, sebab pertemuan antar
agama, bahasa, bahasa, kondisi fisik
budaya di era globalisasi ini bisa jadi
dan mental.
dapat menjadi ancaman serius bagi Ada model sekolah inklusi yang
anak didik kita. Dalam kaitan ini siswa dapat dilakukan di Indonesia adalah
perlu diberi penyadaran akan sebagai berikut (Ashman, 1994 dalam
pengetahuan yang beragam, sehingga Emawati, 2008) :
mereka memiliki kompetensi yang luas a. Kelas Reguler (Inklusi Penuh)
Anak berkebutuhan khusus belajar
akan pengetahuan global, termasuk
bersama anak normal sepanjang
aspek kebudayaan.
hari di kelas regular dengan
2. Sekolah Inklusi
Sekolah inklusi merupakan menggunakan kurikulum yang
salah satu bentuk pemerataan dan sama.
b. Kelas regular dengan Cluster
bentuk perwujudan pendidikan tanpa
Anak berkebutuhan khusus belajar
diskriminasi dimana anak
bersama anak normal di kelas
berkebutuhan khusus dan anak-anak
regular dalam kelompok khusus.
pada umumnya dapat memperoleh c. Kelas Reguler dengan Pull Out
Anak berkebutuhan khusus belajar
pendidikan yang sama. Sekolah
bersama anak normal di kelas
Inklusi merupakan sekolah regular
regular namun dalam waktu-waktu
(biasa) yang menerima anak
tertentu ditarik dari kelas regular
berkebutuhan khusus dan
ke ruang lain untuk belajar dengan
menyediakan sistem layanan
guru pembimbing khusus.
pendidikan yang disesuaikan dengan
d. Kelas Reguler dengan Cluster dan
kebutuhan anak tanpa kebutuhan
Pull Out
khusus (ATBK) dan anak Anak berkebutuhan khusus belajar
berkebutuhan khusus melalui adaptasi bersama anak norma di kelas
kurikulum, pembelajaran, penilaian, regular dalam kelompok khusus,

6
Primandha Sukma Nur Wardhani. Pelaksanaan Pendidikan Multikultural Dalam Upaya Membangun
Keberagaman dan Meningkatkan Persatuan Bangsa di Sekolah Inklusi.
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 8, Nomor 1, Mei 2018

dan dalam waktu-waktu tertentu multikultural yang diterapkan adalah


ditarik dari kelas regular ke kelas dengan melakukan penggabungan
lain untuk belajar dengan guru antara anak berkebutuhan khusus
pembimbing khusus. dengan anak normal. Yakni model
e. Kelas Khusus dengan Berbagai
kelas regular dengan pull out, anak
Pengintegrasian
berkelainan belajar bersama anak lain
Anak berkebutuhan khusus belajar
(normal) di kelas regular namun dalam
di dalam kelas khusus pada
waktu-waktu tertentu ditarik dari kelas
sekolah regular, namun dalam
regular ke ruang sumber untuk belajar
bidang-bidang tertentu dapat
dengan guru pembimbing khusus.
belajar bersama anak normal di
Penggabungan ini merupakan konsep
kelas regular.
f. Kelas Khusus Penuh pendidikan multikultural, bahwa
Anak berkebutuhan khusus belajar
pendidikan itu untuk semua ABK juga
di dalam kelas khusus pada
memiliki hak utuk mendapatkan
sekolah regular.
pendidikan, sehingga pembelajaran
B. Pembahasan
1. Pelaksanaan Pendidikan juga harus mengakomodasi mereka.
Multikultural di Sekolah Inklusi Dalam pelaksanaan pendidikan
Pelaksanaan pendidikan
multikultural diterapkannya baik di
multikultural di sekolah inklusi,
dalam kelas maupun di luar kelas.
berbeda dengan sekolah lainnya.
a. Pelaksanaan Pendidikan
Karena konsep yang mendasari
Multikultural di Dalam Kelas.
adalah sekolah inklusi, sehingga tidak Penyelenggaraan pendidikan
hanya mengajarkan dan pelaksanaan multikultural di sekolah inklusi
pendidikan multikultural kepada menuntut adanya penyesuaian baik
semua siswanya, melainkan sekaligus dari segi kurikulum, sarana dan
melaksanakan dalam kehidupan prasarana pendidikan, maupun sistem
sehari-hari di lingkungan sekolah. pembelajaran yang disesuaikan
Sebagai sekolah inklusi
dengan ABK yang ada di dalam
penyesuaian pendidikan (adaptive
sekolah inklusi. Namun, pendidikan
education) terhadap perbedaan-
multikultural tidak harus berdiri sendiri,
perbedaan siswanya secara efektif
tetapi dapat terintegrasi dalam mata
dan mengembangkan kemampuan
pelajaran dan proses pendidikan yang
mereka. Model pendidikan
ada di sekolah termasuk keteladanan
7
Primandha Sukma Nur Wardhani. Pelaksanaan Pendidikan Multikultural Dalam Upaya Membangun
Keberagaman dan Meningkatkan Persatuan Bangsa di Sekolah Inklusi.
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 8, Nomor 1, Mei 2018

para guru dan orang-orang dewasa di dengan menambahkan ke dalam


sekolah. Seperti ditulis Azra (2001: 78- kurikulum yang sudah ada, tetapi juga
91) bahwa pelaksanaan pendidikan melalui praktik mengajar seperti
multikultural dapat diterapkan di disisipkan pada materi yang
sekolah dan masyarakat secara membahas masalah keberagaman,
keseluruhan dengan cara seperti IPS, Pendidikan Agama dan
memasukkan materi yang memiliki Pendidikan Kewarganegaraan.
Pendidikan multikultural melalui
nilai multikultural.
Bentuk yang paling sederhana pendidikan Kewarganegaraan dan
adalah menambahkan aspek pendidikan Agama serta pendidikan
multikultural ke dalam kurikulum yang lainnya, harus dilakukan secara
standar. Oleh karena itu, pendidikan komprehensif. Sejalan dengan
multikultural haruslah mencakup hal Dwintari (2017: 51) Pendidikan
yang berkaitan dengan toleransi, kewarganegaraan (PKn) sebagai mata
perbedaan etno-kultural dan agama, pelajaran penguatan pendidikan
bahaya diskriminasi, penyelesaian karakter bertujuan membentuk siswa
konflik dan mediasi, HAM, demokrasi agar menjadi warga negara yang baik
dan pluralitas, kemanusiaan universal, sesuai Pancasila. Dimulai dari desain
dan subjek-subjek lain yang relevan perencanaan dan kurikulum melalui
mengantarkan terbentuknya proses penyisipan, pengayaan dan
masyarakat madani yang cinta atau penguatan terhadap berbagai
perdamaian serta menghargai kompetensi yang telah ada,
perbedaan. Isi dari pendidikan mendesain proses-proses
multikultural harus diimplementasikan pembelajaran yang bisa
berupa tindakan-tindakan, baik di mengembangkan sikap siswa untuk
sekolah maupun di masyarakat. bisa menghormati hak-hak orang lain,
Sejalan dengan (Widiyanto,
tanpa membedakan latar belakang
2017: 29) pelaksanaan pembelajaran
ras, agama, bahasa dan budaya.
dalam kontek keragaman dan toleransi Dari aspek metode, strategi dan
dapat diajarkan melalui manajemen pembelajaran merupakan
pengintegrasian materi dalam aspek penting dalam penerapan
pembelajaran. Pendidikan multikultural pendidikan multikultural, karena
tidak hanya diberikan lewat teori, atau manajemen serta proses-proses

8
Primandha Sukma Nur Wardhani. Pelaksanaan Pendidikan Multikultural Dalam Upaya Membangun
Keberagaman dan Meningkatkan Persatuan Bangsa di Sekolah Inklusi.
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 8, Nomor 1, Mei 2018

pembelajaran merupakan praktik dan tinggi atau dalam. Metode ini


prosedur yang memungkinkan guru merupakan proses pembelajaran
mengajar dan siswa belajar. Dalam agar siswa mampu berfikir kritis
proses pembelajaran di sekolah inklusi dalam melakukan penelitian
banyak sekali materi serta proses sehingga memiliki pembelajaran
pembelajaran yang memuat tentang yang reflektif.
3) Active Learning
nilai-nilai multikultural dan saling
Pembelajaran aktif adalah segala
menghargai antara yang satu dengan
bentuk pembelajaran yang
yang lainnya, baik oleh siswa ataupun
memungkinkan siswa berperan
guru serta komponen lainnya.
secara aktif dalam proses
Berikut beberapa bentuk
pembelajaran itu sendiri baik
metode serta strategi dalam proses
dalam bentuk interaksi antar
pembelajaran yang mengandung nilai-
siswa maupun siswa dengan
nilai inklusif-multikultural:
pengajar dalam proses
1) Cooperatif Learning
Suatu strategi belajar mengajar pembelajaran tersebut.
4) Teaching in Differentiation
yang menekankan pada sikap
Sebuah strategi pembelajaran
atau perilku bersama (team
yang merespon kebutuhan dan
working) dalam bekerja atau
kemampuan siswa terutama
membantu di antara semua
untuk siswa yang berkebutuhan
dalam struktur kerjasama yang
khusus (ABK), untuk memberikan
teratur dalam kelompok yang
dan memfasilitasi proses
terdiri dari dua orang atau lebih.
pembelajaran terbaik yang
Dalam kelompok ini, siswa tidak
disesuaikan dengan kondisi dan
dibedakan menurut kemampuan,
potensi anak didik.
karena disinilah siswa dilatih 5) IDU (Interdiciplinary Unit
untuk peka terhadap perbedaan Programme)
Sebuah program interdisipliner,
dan sikap saling menghargai
yakni program yang
perbedaan.
2) Incuiry Learning Approach mengembangkan pendekatan
Proses pembelajaran yang di
cara belajar dengan membangun
dorong oleh pertanyaan siswa
link atau hubungan antar mata
yang menggerakkan pemahaman
pelajaran dan bidang studi.
awal siswa ke tingkat yang lebih
9
Primandha Sukma Nur Wardhani. Pelaksanaan Pendidikan Multikultural Dalam Upaya Membangun
Keberagaman dan Meningkatkan Persatuan Bangsa di Sekolah Inklusi.
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 8, Nomor 1, Mei 2018

b. Pelaksanaan Pendidikan kebiasaan multikultur dengan sikap


Multikultural di Luar Kelas dan perilaku yang toleran antar teman,
Pelaksanaan Pendidikan
kebersamaan, solidaritas dan bisa
multikultural ke dalam kurikulum, juga
saling bekerja sama dengan baik.
pelaksanaan yang dilakukan di luar Adapun kegiatan intrakurikuler
sekolah. Pendidikan tidak hanya adalah sebagai berikut:
bersifat akademik saja, tetapi ada pula 1) Lybrary visit
Lybrary visit merupakan kegiatan
yang bersifat non akademik. Dalam
intrakurikuler dengan mengajak
lembaga pendidikan, pendidikan yang
siswa-siswanya melakukan
bersifat non akademik biasanya
kunjungan ke perpustkaan untuk
dimasukkan dalam ekstrakurikuler.
Kegiatan-kegiatan kesiswaan mendukung tugas sekolah.
merupakan suatu wadah atau Dalam kegiatan ini, siswa
kegiatan-kegiatan yang positif agar diberikan kebebasan untuk
siswa dapat menyalurkan bakat, minat memilih buku sebagai penunjang
ataupun kreatifitasnya pada kegiatan- kegiatan belajar.
Dalam kegiatan ini, siswa diajak
kegiatan non akademik. Kegiatan
semua ke perpustakaan sekolah,
ekstrakurikuler antara lain dalam
mereka diminta untuk membaca,
bidang olah raga, seni, ilmu
disinilah proses memahami
pengetahuan ataupun keagamaan.
kepada diffabel, karena mereka
Kegiatan-kegiatan kesiswaan
belajar bersama dan saling
diantaranya adalah kegiatan
menghargai serta mau
intrakurikuler dan ekstrakurikuler.
Kegiatan intrakurikuler dan menolong. Di dalam
ekstrakurikuler dapat menumbuhkan perpustakaan siswa normal dan
nilai-nilai kebersamaan, kerukunan siswa ABK saling membantu
hidup serta menghargai keberadaan dalam menganalisa
perbedaan yang ada. Setiap siswa permasalahan memakai fasilitas
memperoleh hak yang sama untuk buku-buku yang ada di
memilih kegiatan ekstrakurikuler yang perpustakaan.
2) Studi Lapangan
diminati tanpa memandang asal dan
Studi lapangan merupakan
latar belakangnya. Di setiap kegiatan-
kegiatan intrakurikuler dengan
kegiatan yang mengarah pada
mengajak langsung siswanya ke

10
Primandha Sukma Nur Wardhani. Pelaksanaan Pendidikan Multikultural Dalam Upaya Membangun
Keberagaman dan Meningkatkan Persatuan Bangsa di Sekolah Inklusi.
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 8, Nomor 1, Mei 2018

tempat-tempat yang dijadikan yang dibutuhkan sebenarnya berupa


studi. Dalam kegiatan ini, baik dukungan material maupun
siswa normal maupun yang ABK keterlibatan langsung dalam
bersama sama seperti yang penyelenggaraan pendidikan.
belum lama dilakukan adalah Dukungan pemerintah baik pusat
mengunjungi benteng Van der maupun daerah sangat dibutuhkan
Wich dan Candi Sambisari. baik dalam bantuan teknis
Kesimpulan
(keterlibatan dalam pelaksanaan:
Paradigma multikulturalisme
monitoring, pembimbingan maupun
dibutuhkan dalam menyikapi
evaluasi pelaksanaan pendidikan)
perbedaan dalam masyarakat yang
maupun bantuan non-teknis (dana
majemuk. Sekolah inklusi adalah corak
maupun peralatan).
pendidikan yang menampung peserta
didik dengan keberagaman
Daftar Pustaka
kemampuan fisik dan mental.
Pendidikan multikultural diyakini Azra, Azyumardi. (2001). Pendidikan

mampu menyamarkan keberadaan islam: tradisi dan modernisasi

perbedaan yang memicu kesenjangan menuju millinium baru. Jakarta:

sosial. Penerbit Kalimah.


Manfaat pendidikan
Banks, James A. (2002). An
multikultural dalam sekolah Inklusi
introduction to multicultural
adalah peserta didik ABK tidak merasa
education. Boston- London: Allyn and
diekslusifkan dan membantu dalam
Bacon Press.
perkembangan kedewasaan dan
kemandirian. Tuntutan lingkungan Convention on the Rights of Person
pendidikan dan diimbangi pembinaan with Disabilities and Optional
yang memadai mampu, mampu Protocol yang disahkan pada
menumbuhkembangkan peserta didik Maret 2007.
reguler sebagai manusia
Dwintari, W, Julita. (2017).
multikulturalis.
Dukungan dari orangtua anak Kompetensi kepribadian guru
berkebutuhan khusus, orangtua siswa dalam pembelajaran pendidikan
regular, maupun masyarakat baru kewarganegaraan berbasis
berupa dukungan moral. Dukungan penguatan pendidikan karakter.
11
Primandha Sukma Nur Wardhani. Pelaksanaan Pendidikan Multikultural Dalam Upaya Membangun
Keberagaman dan Meningkatkan Persatuan Bangsa di Sekolah Inklusi.
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 8, Nomor 1, Mei 2018

Jurnal Pendidikan Undang-Undang Republik Indonesia


Kewarganegaraan, 7(2), Hal: 51- Nomor 20 Tahun 2003 tentang
57. Sistem Pendidikan Nasional.
Emawati. (2008). Mengenal lebih jauh
sekolah inklusi. Pedagogik jurnal Widiyanto, Delfiyan. (2017).

pendidikan, 5 (1), Hal: 25-35. Penanaman Nilai Toleransi dan


Keragaman Melalui Strategi
Mahfud, Choirul. (2008). Pendidikan
Pembelajaran Tematik
Multikultura. Yogyakarta:
Storybook pada Mata Pelajaran
Pustaka Pelajar.
PPKn di Sekolah Dasar.
Octavia, Erna. (2016). Upaya Guru Jurnal Pendidikan
Pendidikan Kewarganegaraan Kewarganegaraan, 7(2), Hal: 28-36.
dalam Menanamkan Nilai-Nilai
Yaqin, M. Ainul. (2005). Pendidikan
Karakter Religius pada Siswa
multikultural: cross-cultural
Kelas VIII Sekolah Menengah
understanding untuk
Pertama Tunas Muda
demokrasi dan keadilan.
Kecamatan Sungai Raya
Yogyakarta: Pilar Media.
Kabupaten Kuburaya. Jurnal
Pendidikan Kewarganegaraan, Yusri, Muhammad, Yulia Riswanti,
6(2). Hal: 1002-1009. Muh Anis. (2008). Kependidikan
Tilaar, H.A.R. (2002). Perubahan Islam. Yogyakarta: Jurusan
sosial dan pendidikan: pengantar pendidikan islam fakultas tarbiyah
paedagogik transformative UIN Sunan Kalijaga.
untuk indonesia. Jakarta:
Grasindo.

12
Primandha Sukma Nur Wardhani. Pelaksanaan Pendidikan Multikultural Dalam Upaya Membangun
Keberagaman dan Meningkatkan Persatuan Bangsa di Sekolah Inklusi.

Anda mungkin juga menyukai