Anda di halaman 1dari 8

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH UNTUK

MENINGKATKAN SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA


Oleh : FLORA CINTA ALISA YENI

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Email:citaflora7@gmail.com

ABSTRAK

Masyarakat adalah kelompok sosial yang juga memiliki potensi yang sangat besar
bila dapat mengarahkan kemampuan dirinya dalam mengembangkan berbagai
kompetensi yang dapat memberikan nilai tambah dalam kehidupannya.
Permasalahannya adalah peran masyarakat, seringkali terhadap karena
ketidaktahuan terhadap masalah kehidupannya sendiri. Oleh karenanya, perlu
untuk mengembangkan serangkaian program pendidikan luar sekolah yang jauh
lebih komprehensif agar dapat membangun kesadaran masyarakat untuk terlibat
dalam proses pemberdayaan masyarakat yang jauh lebih optimal.

Keyword : peran masyarakat, pemberdayaan masyarakat, pendidikan luar


sekolah

ABSTRAK

Society is a social group that also has enormous potential if it can direct its
abilities in developing various competencies that can provide added value to its
life. The problem is the role of society, often due to ignorance of the problems of
their own lives. Therefore, it is necessary to develop a series of out-of-school
education programs that are much more comprehensive in order to build public
awareness to be involved in a much more optimal community empowerment
process.

Keywords: role of community, community empowerment, out-of-school


education
Pendahuluan

Pendidikan sesungguhnya Pendidikan sebagai usaha


memiliki peran yang sangat besar membina dan mengembangkan
dalam kehidupan berbangsa dan pribadi manusia dari aspek-aspek
bernegara. Yakni dalam upaya rohanian dan jasmaniah juga harus
menciptakan sumber daya yang berlangsung secara bertahap. Oleh
berkualitas. Secara alamiah manusia karena suatu kematangan yang
tumbuh dan berkembang sejak bertitik akhir pada
dalam kandungan sampai optimalisasiperkembangan/pertumb
meninggal, mengalami proses tahap uhan baru dapat tercapai bilamana
demi tahap. Demikian pula kejadian berlangsung melalui proses demi
alam semesta ini diciptakan Tuhan proses ke arah tujuan akhir
melalui proses setingkat demi perkembangan/pertumbuhannya.
setingkat. Pola perkembangan Tidak ada satupun makhluk ciptaan
manusia dan kejadian alam semesta tuhan di atas bumi yang dapat
yang berproses demikian adalah mencapai
berlangsung di atas hukum alam kesempurnaan/kematangan hidup
yang ditetapkan oleh Allah sebagai tanpa berlangsung melalui suatu
sunnatullah. proses.

Akan tetapi suatu proses dimana dari bahasa latinnya yaitu


yang diinginkan dalam usaha Eductum. Dengan artian kata “E”
pendidikan adalah proses yang yaitu sebuah proses perkembangan
terarah dan bertujuan yaitu dari dalam keluar kemudian kata
mengarahkan anak didik (manusia) “Duco” dengan artian yang sedang
kepada titik optimal berkembang. Jadi Pendidikan adalah
kemampuannya. Sedangkan tujuan proses kemampuan serta keahlian
yang hendak dicapai adalah diri yang terus berkembang terus
terbentuknya kepribadian yang bulat menerus secara individual. Hal ini
utuh sebagai manusia individual dan dapat diambil kesimpulan bahwa
sosial serta hamba tuhan yang pengetahuan akan terus selalu ada
mengabdikan diri kepadanya. dan tidak akan pernah hilang.
Berdasarkan pemikiran di atas
Menurut Kamus Besar
banyak ahli filsafat pendidikan
Bahasa Indonesia pengertian
memberikan arti “Pendidikan”
pendidikan adalah sebuah proses
sebagai suatu proses bukan suatu
ataupun tahapan dalam pengubahan
seni atau teknik.
sikap serta etika maupun tata laku
Kata pendidikan berasal dari seseorang atau kelompok dalam
bahasa inggris yaitu Education, orang dalam meningkatkan pola
pikir manusia melalui pengajaran bangunan pendidikan
dan pelatihan serta perbuatan yang tampaknya ditautkan secara erat
mendidik. Hal ini berkaitan dengan dengan pembangunan ekonomi. Di
tujuan bahwa arti pendidikan bukan dalam Undang-undang No. 25 tahun
hanya sebagai proses ataupun 2000 tentang Program
sistem transfer knowledge saja akan Pembangunan Nasional,
tetapi sebagai proses pengubahan pembangunan pendidikan tidak
etika, norma ataupun akhlak dari hanya dikaitkan secara erat dengan
setiap peserta didik. pembangunan ekonomi, melainkan
juga dengan tantangan globalisasi.
Di era persaingan dunia yang
Disebutkan disini bahwa pada awal
semakin tajam, bangsa Indonesia
abad XXI, dunia pendidikan di
dituntut untuk dapat mencapai
Indonesia menghadapi tiga
keunggulan menuju tingkat
tantangan besar. Pertama, sebagai
produktivitas nasional yang tinggi.
akibat krisis ekonomi, dunia
Agar dapat memenangkan
pendidikan dituntut untuk
persaingan tersebut setiap
mempertahankan hasil-hasil
masyarakat harus menguasai
pembangunan pendidikan yang
berbagai bidang ilmu pengetahuan,
telah dicapai. Kedua, untuk
teknologi (Iptek) dan keterampilan
mengantisipasi era globalisasi, dunia
serta keahlian professional yang
pendidikan dituntut untuk
dibutuhkan untuk memacu
mempersiapkan sumberdaya
peningkatan nilai tambah berbagai
manusia yang kompeten agar
sektor industri dan pemerataan
mampu bersaing dalam pasar kerja
ekonomi secara berkelanjutan.
global. Ketiga, sejalan dengan
Penekanan yang amat kuat terhadap
diberlakukannya otonomi daerah,
pengembangan sumber daya
sistem pendidikan nasional dituntut
manusia, sebagaimana diamanatkan
untuk melakukan perubahan dan
oleh UUD 1945 yakni pendidikan
penyesuaian sehingga dapat
berorientasi pada upaya
mewujudkan proses pendidikan
mencerdaskan kehidupan bangsa
yang demokratis, memperhatikan
menunjukkan bahwa bangsa
keberagaman kebutuhan/keadaan
Indonesia mempunyai komitmen
daerah dan peserta didik, serta
yang sangat besar untuk mengejar
mendorong peningkatan partisipasi
ketertinggalan dari bangsa lain di
masyarakat.
dunia.
METODE PENELITIAN Meskipun hanya artikel jurnal
ilmiah yang dipilih, database online
Studi ini menggunakan menghasilkan ratusan hasil. Dalam
pendekatan studi kepustakaan. mengumpulkan dan menganalisis
Pengumpulan data diambil artikel untuk studi ini, ada beberapa
berdasarkan hasil pencarian dari kata kriteria yang digunakan sebagai
kunci (merdeka belajar, kampus literatur dalam studi ini. Kriterianya
merdeka, kurikulum) yang dilakukan adalah artikel yang dipublikasikan
di berbagai sumber referensi online. dari 10 tahun terakhir, bidang ilmu
Pengumpulan data dilakukan pendidikan, berkaitan dengan tiga
menggunakan bahasa Indonesia dan kata kunci, dan artikel menggunakan
bahasa inggris. Sumber referensi bahasa Indonesia atau bahasa inggris.
online yang paling banyak digunakan Lalu, para peneliti meninjau dan
yaitu google scholar. mengkodekan artikel yang selaras
antara tema dan isi dari kurikulum
Pencarian tidak termasuk merdeka belajar kampus merdeka di
buku (kecuali buku panduan), surat pendidikan tinggi. Setelah proses
kabar, kertas kerja, dan tabloid. seleksi dilakukan, didapat beberapa
artikel yang dipilih untuk ditinjau.

HASIL DAN PEMBAHASAN (c) berpartisipasi dalam proses


pembangunan dan
Terkait dengan pendidikan
keputusankeputusan yang
luar sekolah, maka teori
mempengaruhi mereka.
pemberdayaan, dalam hal ini adalah
sebuah proses dan tujuan. Menurut Lebih lanjut menurut Suharto
Suharto (2005:58), pemberdayaan (2005: 59-60) sebagai proses,
menunjuk pola kemampuan orang, pemberdayaan adalah serangkaian
khususnya kelompok rentan dan kegiatan untuk memperkuat
lemah sehingga mereka memiliki kekuasaan atau keberdayaan
kekuatan atau kemampuan dalam kelompok lemah dalam masyarakat,
(a) memenuhi kebutuhan dasarnya termasuk individu-individu yang
sehingga mereka memilikikebebasan mengalami maslah kemiskinan.
(freedom), dalam arti bukan saja Sebagai tujuan, maka pemberdayaan
bebas mengemukakan pendapat, menunjuk pada keadaan atau hasil
melainkan bebas dari kelaparan, yang ingin dicapai oleh sebuah
bebas dari kebodohan, bebas dari perubahan sosial; yaitu masyarakat
kesakitan; (b) menjangkau sumber- yang berdaya, memiliki kekuasaan
sumber produktif yang atau mempunyai pengetahuan dan
memungkinkan mereka dapat kemampuan dalam memenuhi
meningkatkan pendapatannya dan kebutuhan hidupnya baik yang
memperoleh barang-barang dan bersifat fisik, ekonomi, maupun
jasa-jasa yang mereka perlukan; dan sosial seperti memiliki kepercayaan
diri, mampu menyampaikan aspirasi, sumber formal, informal dan
mempunyai mata pencaharian, kemasyarakatan. f) Aktivitas
berpartisipasi dalam kegiatan sosial, ekonomi: kemampuan
dan mandiri dalam melaksanakan memanfaatkan dan mengelola
tugas-tugas kehidupannya. mekanisme produksi, distribusi, dan
Pengertian pemberdayaan seagai pertukaran barang serta jasa. g)
tujuan seringkali digunakan sebagai Reproduksi: kemampuan dalam
indikator keberhasilan kuitannya dengan proses kelahiran,
pemberdayaan sebagai sebuah perawatan anak,pendidikan dan
proses. sosialisasi.

Menurut Ife Pelaksanaan proses dan


(Suharto,2005:59), pemberdayaan pencapaian tujuan pemberdayaan di
menurut dua pengertian kunci, yaitu atas, menurut Suharto (2005: 67),
kekuasaan dan kelompok lemah. dapat dicapai melalui penerapan
Kekuasaan di sini diartikan bukan pendekatan pemberdayaan yang
hanya menyangkut kekuasaan politik dapat disingkat menjadi 5 P, yaitu
dalam arti sempit, melainkan Peningkatan, Penguatan,
kekuasaan atau penguasaan “klien” Perlindungan, Penyokongan, dan
atas: a) Pilihan-pilihan personal dan Pemeliharaan: a) Pemungkinan:
kesempatankesempatan hidup: Menciptakan suasana atau iklim
kemampuan dalam membuat yang memungkinkan potensi
keputusan-keputusan mengenai masyarakat berkembang secara
gaya hidup,tempat optimal. Pemberdayaan harus
tinggal,pekerjaan. b) Pendefinisian mampu membebas-kan masyarakat
kebutuhan: kemampuan dari sekat-sekat kultural dan struktur
menentukan kebutuhan selaras yang menghambat. b) Penguatan:
dengan aspirasi dan keinginannnya. memperkuat pengetahuan dan
c) Ide suatu gagasan: kemampuan kemampuan yang dimiliki
mengekspesikan dan masyarakat dalam memecahkan
menyumbangkan gagasan dalam masalah dan memenuhi kebutuhan-
suatu forum atau diskusi secara kebutuhannya. Pemberdayaan harus
bebas dan tanpa tekanan. d) mampu menumbuh-kembangkan
Lembaga-lembaga kemampuan segenap kemampuan dan
menjang-kau, menggunakan dan kepercayaan diri masyarakat yang
mempengaruhi pranatapranata menunjang kemandiri mereka c)
masyarakat, seperti lembaga Perlindungan: melindungi
kesejahteraan sosial, pendidikan, masyarakat terutama kelompok-
dan kesehatan. e) Sumber-sumber: kelompok lemah agar tidak tertindas
kemampuan memobi-lisasi sumber- oleh kelompok kuat, menghindari
terjadinya persaingan yang tidak dikembangkan. b) Pemberdayaan
seimbang (apalagi tidak sehat) adalah upaya untuk membangun
antara yang kuat dan lemah, dan daya itu, dengan mendorong,
mencegah terjadinya ekploitasi memberikan motivasi dan
kelompok kuat terhadap kelompok membangkitkan kesadaran akan
lemah. Pemberdayaan harus potensi yang dimilikinya serta
diarahkan pada pengehapusan berupaya untuk
segala jenis diskriminasi dan mengembangkannya. c)
dominasi yang tidak menguntungkan Memperkuat potensi atau daya yang
rakyat kecil. d) Penyokongan : dimiliki masyarakat
memberikan bimbingan dan (empowermwent). Untuk itudalam
dukungan agar masyarakat mampu rangka penguatan tersebut
menjalankan peranan dan tugas- diperlukan langkah-langkah nyata,
tugas kehidupannya. Pemberdayaan penyediaan berbagai masukan
harus mampu menyokong (input), serta pembukaan akses
masyarakat agar tidak terjatuh ke kepada berbagai peluang yang
dalam keadaan dan posisi yang membuat masyarakat makin
semakin lemah dan terpinggirkan. e) berdaya dalam memanfaatkan
Pemeliharaan: memelihara kondisi peluang. Memberdayakan
yang kondusif agar tetap terjadi masyarakat mengandung pula arti
keseimbangan distribusi kekuasaan melindungi, dan memberikan
antara berbagai kelompok dalam pengakuan keberadaan sehingga
masyarakat. Pemberdayaan harus dalam proses pemberdayaa harus
mampu menjamin keselarasan dan dicegah adanya perbedaan antara
keseimbangan yang memungkinkan yang kuat dan yang lemah. Bagi
setiap orang memperoleh semuanya berlaku setara yang
kesempatan berusaha. diartikan semua memiliki hak dan
kewajiban masingmasing sesuai
Lebih lanjut Mudjiarto (2005:
potensi yang pada dirinya.
1) berpendapat bahwa untuk
Sebagaimana dalam UU Nomor 20
mencapai tujuan pemberdayaan,
Tahun 2003, Pasal 26 ayat 1
terdapat 3 (tiga) jalur kegiatan yang
dijelaskan bahwa pendidikan luar
harus dilaksanakan, yaitu: a)
sekolah diselenggarakan bagi warga
Menciptakan suasana atau iklim
masyarakat yang memerlukan
yang memungkinkan potensi
layanan pendidikan yang berfungsi
masyarakat untuk berkembang. Titik
sebagai pengganti, penambah dan
tolaknya adalah pengenalan bahwa
atau pelengkap pendidikan formal
setiap manusia (individu) dan
dalam rangka mendukung
masyarakat mampu mengenali
pemberdayaan masyarakat.
potensi (daya) yang dapat
Banyaknya lembaga pendidikan luar
sekolah yang berkembang saat ini, Padahal pendidikan luar sekolah ini
ternyata tidak diikuti oleh mestinya dianggap setara karena
pengakuan pemerintah dan mampu menyediakan aktivitas
masyarakat. Pemerintah masih pendidikan yang memenuhi
menempatkan pendidikan luar kebutuhan dan kepentingan kerja
sekolah sebagai pelengkap yang tidak dapat dipenuhi oleh
pendidikan formal. Hal ini tentu juga sekolah formal untuk dapat
mempengaruhi pandangan memenuhi tuntutan global di dunia
masyarakat yang menilai lulusan kerja yang kemudian berakibat pada
pendidikan luar sekolah tidak bergeraknya roda ekonomi.
sederajat dengan pendidikan formal.

KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa kepada masyarakat untuk dapat


pendidikan merupakan usaha sadar mengelola, memanfaatkan dan
yang dilakukan secara terencara dan memelihara kualitas kehidupan
terorganisir dari tidak tahu menjadi masyarakat itu sendiri. 2. Pendidikan
tahu, dari tidak bisa menjadi bisa luar sekolah harus dikembangkan
serta memiliki pribadi akhlak mulia. berdasarkan kebutuhan masyarakat
Pendidikan Non Formal (PNF) atau yang ada ditengah berbagai
PLS berperan dalam peningkatan tantangan yang ada, dengan
pendidikan yang menyangkut demikian mampu memperluas akses
perluasan layanan pendidikan masyarakat terhadap peningkatan
melalui berbagai program dan kualitas kehidupan yang lebih baik.
satuan pendidikan luar sekolah yang
memberikan kesempatan

DAFTAR PUSTAKA

Saleh,yarbani.Dkk. Pertumbuhan Ekonomi di


(2020).PENDIDIKAN LUAR Indonesia (1970 – 2000).
SEKOLAH. Yogyakarta :K- Jurnal Ekonomi, Manajemen,
Media. dan Akuntansi “KOMPETISI”.
Vol. 1, No. 2, Mei 2003. hal
Andrianus, Ferry. 2003. Analisis
124-140.
Pengeluaran Pendidikan dan
Alhumami, Amich, “Tiga Isu Kritis
Pendidikan”, Artikel, Kompas,
Jum’at, 2 Juli 2004.

Bertrand, Alvin L. 1980. Sosiologi.


Surabaya: Bina Ilmu.

Boediono, (1997), Pendidikan dan


Perubahan Sosial Ekonomi.
Yogyakarta: Aditya Media.

Campbell, Tom. 1994. Tujuh Teori


Sosial. Yogyakarta: Kanisius

Danim, Sudarwan, (2003), Ekonomi


Sumberdaya Manusia.
Bandung: Pustaka Setia.

Fattah, Nanang, “Ekonomi dan


Pembiayaan Pendidikan”,
Rosda Karya, Bandung, 2002.

Kamil, Mustofa, (2009), Pendidkan


Nonformal. Bandung:
Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai