Anda di halaman 1dari 8

E Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Kewarganegaraan 2020

"Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia Pada Era Digital"

OPTIMALISASI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI UPAYA


MENINGKATKAN CIVIC KNOWLEDGE PESERTA DIDIK MELALUI MEDIA SOSIAL

Ahman Tosy Hartino, Muhammad Mona Adha


Universitas Lampung, Lampung, Indonesia
E-mail: ahmantosyhartino22@gmail.com

Abstrak

Pada tahun 2030-2045 Indonesia akan memasuki bonus demografi, dengan jumlah usia produktif lebih
banyak dibandingkan usia non-produktif, sehingga, pada tahun tersebut disebut dengan istilah “
Generasi Emas Indonesia 2045 “. Sebelum menuju kearah sana, tentu kita harus menyiapkan
semuanya dengan baik, salah satunya adalah dengan pendidikan. Pendidikan merupakan sebuah ujung
tombak untuk melakukan suatu perubahan, melalui pengetahuan. Pendidikan Kewarganegaraan
berperan aktif dalam menyiapkannya, apalagi Pendidikan Kewarganegaraan merupakan suatu hal yang
wajib yang ada sejak sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Akan tetapi, ditengah situasi yang modern
ini, kita tentu membutuhkan optimalisasi agar bisa terintergrasi dengan perkembangan zaman yang
serba canggih terutama, eksistensinya sebuah media sosial dikalangan peserta didik saat ini.
Optimalisasi dalam hal ini, dimaksudkan untuk meningkatkan civic knowledge melalui media sosial
dengan berbagai macam platfrom yang ada, agar mudah untuk diterima dan dipahami sehingga tidak
memunculkan sebuah kebosanan atau kemonotonan dalam kegiatan belajar-mengajar. Hal ini,
merupakan salah satu sikap untuk selalu berinovasi dan berkreasi, agar Pendidikan Kewarganegaraan
diterima dengan mudah dan nyaman oleh peserta didik, melalui pemanfaatan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Sehingga pada artikel ini, komponen yang akan jadi pembahasan seperti
optimalisasi dan pendidikan kewarganegaraan, civic knowledge dan media sosial, serta strategi
optimalisasi dapat dipahami secara benar dan dipraktekan secara nyata.

Kata Kunci : Pendidikan Kewarganegaraan, Optimalisasi, Media Sosial.

169
E Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Kewarganegaraan 2020
"Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia Pada Era Digital"

PENDAHULUAN yang sederhana dan umum makna


pendidikan sebagai usaha manusia untuk
Kemajuan teknologi yang menumbuhkan dan mengembangkan
berkembang pesat pada saat ini, harus potensi-potensi pembawaan baik jasmani
dioptimalkan secara baik dan benar oleh maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai
semua elemen. Sektor-sektor yang ada harus yang ada didalam masyarakat dan
terintegrasi dengan kemajuan teknologi. Era kebudayaan [6]. Usaha-usaha yang
yang disebut sebagai Revolusi Industri 4.0 dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai dan
memang sudah membuat kita semua norma-norma tersebut serta mewariskan
membuka pengetahuan secara nyata dan kepada generasi berikutnya untuk
luas, bahwa kita harus meninggalkan dikembangkan dalam hidup dan kehidupan
keadaan yang masih tradisional menuju yang terjadi dalam suatu proses pendidikan
keadaan yang modern, dengan tetap sebagai usaha manusia untuk melestarikan
memfilternya. Era Revolusi Industri 4.0 hidupnya dengan mengedepankan aspek
akan melibatkan pekerjaan pada kemampuan moral yang dibangun sejak di dalam
sains, teknologi, teknik dan matematika, keluarga dan di pendidikan di sekolah [3].
internet of things, pembelajaran sepanjang Oemar Hamalik [7] menjelaskan bahwa
hayat sebanyak 75% [1]. Tentu, dengan Pendidikan adalah suatu proses dalam
adanya Era Revolusi Industri 4.0 ini harus rangka memengaruhi siswa agar dapat
mampu dimanfaatkan oleh Indonesia, untuk menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap
segala sektor. Indonesia merupakan sebuah lingkungan dan dengan demikian akan
negara yang luas, yang memiliki berbagai menimbulkan perubahan dalam dirinya yang
macam potensi yang ada. Negara merupakan memungkinkannya untuk berfungsi secara
institusi yang berupaya mengakomodir kuat dalam kehidupan masyarakat.
kepentingan individu dalam sebuah tatanan Kemudian, dalam hal ini sektor
kehidupan kemasyarakatan menjadi pendidikan yang menjadi sorotan ataupun
kepentingan kolektif, wujudnya paling tidak pembahasan adalah tentang Pendidikan
merupakan rangkaian tiga pilar utama syarat Kewarganegaraan. Kita semua mengetahui,
pokok sebuah negara yaitu wilayah, bahwa Pendidikan Kewarganegaraan
komunitas masyarakat, dan struktur merupakan suatu kurikukulum pendidikan
pemerintah [2] dengan didukung oleh yang wajib adanya disemua jenjang
karakteristik masyarakat yang hidup dalam pendidikan, baik dari sekolah dasar hingga
nilai dan implementasi gotong royong [3][4]. perguruan tinggi. Tidak lain, tidak bukan
Indonesia harus mampu memanfaatkan wajibnya pendidikan kewarganegaraan ini
secara optimal kemajuan teknologi saat ini, adalah untuk menumbuh kembangkan
sebab teknologi yang diciptakan peserta didik agar menjadi individu yang
berkembang seiring dengan kebutuhan diharapkan oleh bangsa dan negara, sebab
manusia untuk memudahkan hidup dari adanya pendidikan kewaerganegaraan
yang sebelumnya. Teknologi informasi melalui proses dan sejarah yang cukup
dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk panjang dari masa ke masa. Tentu, dalam hal
saling berkomunikasi, dimanfaatkan untuk ini Pendidikan Kewarganegaran menjadi ruh
penyebaran dan pencarian data, kegiatan dalam meningkatkan civic knowledge
belajar mengajar, memberi pelayanan, dan peserta didik, dimana komponen yang ada
untuk melakukan transaksi bisnis [5]. didalam civic knowledge begitu kompleks
Dalam hal ini, salah satu sektor yang perlu salah satunya adalah tentang keseharian kita
memanfaatkan kemajuan teknologi adalah berhidupan didalam masyarakat dan lain
sektor pendidikan. sebagainya. Akan tetapi, kita selaku
Pendidikan penting adanya untuk pendidik sering mengalami kesulitan dalam
kemajuan sebuah negara, sebab dengan memberikan pembelajaran kepada peserta
pendidikan masyarakat yang ada didalamnya didik mengenai Pendidikan
dapat mengetahui sesuatu hal yang Kewarganegaraan, banyak sekali yang
sebelumnya tidak pernah diketahui. Oleh melatar belakanginya, mulai dari faktor
karena itu, pendidikan sebagai ujung tombak internal maupun eksternal, mulai dari faktor
bangsa agar tidak dibodohi oleh bangsa lain, pendidiknya sendiri maupun peserta
dan dapat meneruskan kehidupan didiknya sendiri. Kebanyakan, peserta didik
berdasarkan pengetahuannya. Pengertian

170
E Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Kewarganegaraan 2020
"Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia Pada Era Digital"

menganggap bahwa Pendidikan yang bertugas mencari kebenaran sesuatu


Kewarganegaraan terlalu membosankan dan dengan jalan mengamati dan membanding-
banyak sekali yang harus dipelajari ataupun bandingkan sesuatu obyek sehingga dapat
dicatatnya, tentu ini harus menjadi sebuah mengetahui perbedaan dan persamaannya.
catatan bagi pendidik untuk memberikan Nirokke atau meniru menurut Ki
sebuah inovasi baru, agar peserta didik dapat Hadjar Dewantara merupakan kodrat pada
nyaman dalam belajar. Sehingga, dari masa kanak-kanak [8]. Dalam kaitannya
penjabaran diatas dapat diambil sebuah dengan proses meniru, khususnya kanak-
kesimpulan oleh penulis, bahwa penting kanak memiliki keinginan untuk selalu
adanya sebuah kolaborasi antara teknologi meniru segala apa yang menarik
dan pendidikan seiring perkembangan perhatiannya. Sebagian besar kemampuan,
zaman yang semakin pesat. Apalagi, keterampilan, dan perilaku anak-anak adalah
mengenai Pendidikan Kewarganegaraan proses peniruan khususnya orang tua,
yang berhubungan dengan civic knowledge misalnya berbicara, berperilaku, bermain,
peserta didik. dan lain sebagainya. Meniru ini sangat
berguna, karena mempunyai sifat mendidik
KAJIAN LITERATUR diri pribadi dengan jalan orientasi serta
mengalami, walaupun dengan secara khayal
Ki Hadjar Dewantara mengemukakan atau fantasi.
bahwa pendidikan merupakan proses Nambahi atau menambahkan/
pembudayaan kodrat alam setiap individu mengembangkan adalah proses lanjut dari
dengan kemampuan yang dimiliki untuk nirokke. Dalam proses ini ada proses kreatif
mempertahankan hidup, yang tertuju pada dan inovatif untuk memberi warna baru pada
tercapainya kemerdekaan sehingga dapat model yang ditiru. Proses nambahi inilah
memperoleh keselamatan, keamanan, yang diharapkan terjadi dalam diri peserta
kenyamanan, dan kebahagiaan lahir batin. didik. Dalam hal ini, Ki Hadjar Dewantara
Dalam pandangannya, tujuan pendidikan menyatakan bahwa kita tidak meniru belaka,
adalah memajukan bangsa secara tetapi mengolah. Kalau kita meniru saja
keseluruhan tanpa membeda-bedakan secara “copyeren”, ingatlah bahwa orang
agama, etnis, suku, budaya, adat, kebiasaan, yang meniru belaka itu biasanya adalah
status ekonomi, status sosial serta didasarkan orang yang tidak punya apa-apa sendiri.
kepada nilai-nilai kemerdekaan yang asasi. Kalau orang punya, sebaliknya ia
Menurut Ki Hadjar Dewantara, sistem memperbaiki, menambah, mengurangi,
pendidikan barat dipandangnya tidak cocok mengubah, dan mengolah sesuatu obyek
diterapkan di Indonesia, karena dasar- yang ditiru [8].
dasarnya bersifat regering, tucht, orde
(perintah, hukuman, dan ketertiban) yang
artinya bersifat paksaan. Pendidikan model
ini dalam prakteknya merupakan suatu
perkosaan terhadap kehidupan batin anak-
anak. Hal itu jelas berbahaya bagi
perkembangan budi pekerti anak-anak sebab HASIL DAN PEMBAHASAN
pendidikan demikian tidak membangun budi
pekerti anak-anak, melainkan merusaknya. Optimalisasi Dan Pendidikan
Anak tidak menjadi pribadi yang mandiri, Kewarganegaraan
tidak memiliki inisiatif, dan tidak kreatif.
Jadi, sistem pendidikan barat di hadapan Ki Menurut Kamus Besar Bahasa
Hadjar Dewantara adalah manusia-manusia Indonesia, optimalisasi adalah berasal dari
pasif yang dangkal kesadarannya untuk kata dasar optimal yang berarti terbaik,
berkreasi seacra mandiri. Oleh karena itu, Ki tertinggi, paling menguntungkan,
Hadjar Dewantara menerapkan konsep menjadikan paling baik, menjadikan paling
pembelajaran 3N (Niteni, Nirokke, tinggi, pengoptimalan proses, cara,
Nambahi). perbuatan mengoptimalkan (menjadikan
Niteni adalah proses kognitif/ pikiran paling baik, paling tinggi, dan sebagainya)
yang menurut Ki Hadjar Dewantara sehingga optimalisasi adalah suatu tindakan,
disebutnya cipta. Cipta adalah daya berpikir, proses, atau metodologi untuk membuat

171
E Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Kewarganegaraan 2020
"Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia Pada Era Digital"

sesuatu (sebagai sebuah desain, sistem, atau Tujuan pembelajaran PKn adalah
keputusan) menjadi lebih/sepenuhnya untuk memberikan kemampuan terhadap
sempurna, fungsional, atau lebih efektif. warga negara agar dapat; Berfikir kritis
Menurut Machfud Sidik berkaitan rasional dan kreatif dalam menanggap isu
dengan Optimalisasi suatu tindakan/kegiatan kewarganegaraan, Berpartisipasi secara
untuk meningkatkan dan Mengoptimalkan. cerdas dan tanggung jawab, serta bertindak
Untuk itu diperlukan intensifikasi dan secara sadar dalam kegiatan bermasyarakat,
ekstensifikasi subyek dan obyek pendapatan. berbangsa dan bernegara. Berkembang
Dalam jangka pendek kegiatan yang paling secara positif dan demokratis untuk
mudah dan dapat segera dilakukan adalah membentuk diri berdasarkan karakter
dengan melakukan intensifikasi terhadap masyarakat di Indonesia agar dapat hidup
obyek atau sumber pendapatan daerah yang bersama dengan bangsa lain, dan
sudah ada terutama melalui pemanfaatan Berinteraksi dengan bangsa lain dalam
teknologi informasi. Jadi, optimalisasi peraturan dunia secara langsung dengan
adalah suatu proses mengoptimalkan sesuatu memanfaatkan teknologi informasi dan
atau proses menjadikan sesuatu menjadi komunikasi [10]. Oleh karena itu,
paling baik. Jadi ketika kita menginginkan implementasi pendidikan karakter juga
sesuatu untuk menjadi lebih baik dari sangat penting untuk dilakukan terlebih
sebelumnya maka harus ada usaha yaitu diperluas dengan inovasi pendidikan
mengoptimalkan apa yang akan dicapai. karakter melalui pembelajaran berbasis
Pendidikan Kewarganegaraan lingkungan sosial dan budaya [12]
(PKn) merupakan salah satu mata pelajaran Namun yang terjadi belakangan ini,
wajib dalam kurikulum di semua jenjang mata pelajaran kewarganegaraan kerap
pendidikan, mulai dari tingkat Sekolah dipandang sebelah mata oleh banyak pihak.
Dasar (SD) sampai tingkat perguruan tinggi. Padahal, Pendidikan Kewarganegaraan atau
Hal ini, ditegaskan dalam Undang- Undang yang sering disebut PKn adalah mata
No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem pelajaran yang harus diberikan dengan baik
Pendidikan Nasional pasal 37, yaitu; agar anak-anak paham. Banyak juga , anak-
“Kurikulum pendidikan dasar maupun anak zaman sekarang yang tidak hapal
menengah wajib memuat (a) pendidikan Pancasila, sungguh miris. Hal ini tidak
agama, (b) pendidikan kewarganegaran, (c) seharusnya terjadi, jika pendidikan
bahasa, (d) matematika, (e) ilmu kewarganegaraan disampaikan dengan
pengetahuan alam, (f) ilmu pengetahuan baik. Para lembaga pendidikan, terutama
sosial, (g) seni dan budaya, (h) pendidikan tenaga pengajar dituntut untuk bisa
jasmani dan olah raga, (i) keterampilan menyampaikan setiap materi pendidikan
kejuruan, (j) muatan lokal.Kurikulum kewarganegaraan dengan sejelas-jelasnya.
pendidikan tinggi wajib memuat (a) Sehingga, antara optimalisasi dan
pendidikan agama, (b)pendidikan pendidikan kewarganegaraan saling
kewarganegaraa, (c) bahasa” [9]. berhubungan erat satu sama lain, sebab
Pendidikan Kewarganegaraan melihat penjabaran di atas pendidikan
merupakan mata pelajaran yang mefokuskan kewarganegaraan perlu dioptimalkan lebih
pada pembentukan warga negara yang baik lagi dari segala aspeknya, agar proses
memahami dan mampu melaksanakan hak pembelajaran menjadi menarik dan tidak
dan kewajiban untuk menjadi warga negara dipandang sebelah mata oleh semua
Indonesia yang cerdas, terampil, berkarakter kalangan baik peserta didik maupun
yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD masyarakat, sehingga apa yang dijabarkan di
1945 [10]. Somantri [11] menyatakan atas dapat teratasi dan dapat terimplementasi
bahwa, PKn merupakan usaha untuk secara nyata dilapangan [13][14].
membekali peserta didik dengan
pengetahuan dan kemampuan dasar yang CIVIC KNOWLEDGE DAN MEDIA
berkenan dengan hubungan antar warga SOSIAL
negara dengan negara serta pendidikan Civic knowledge atau pengetahuan
pendahuluan bela negara menjadi warga kewarganegaraan berkaitan dengan
negara agar dapat diandalkan oleh bangsa kandungan atau isi apa saja yang seharusnya
dan negara. diketahui oleh warga negara. civic

172
E Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Kewarganegaraan 2020
"Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia Pada Era Digital"

knowledge berkenaan dengan apa -apa yang sosial yang mana sangat membantu untuk
perlu diketahui dan dipahami secara layak bertukar informasi dan penyebarluasan
oleh warga negara. National Center for informasi atau berita. Sedangkan menurut
Learning and Citizenship (NCLC) (dalam Phillip Kotler dan Kevin Keller media sosial
Winarno [15] menyatakan, civic knowledge adalah sarana bagi konsumen untuk berbagi
berisikan item pernyataan yang berkaitan informasi teks, gambar, video dan audio
dengan sejarah dan pengetahuan dengan satu sama lain dan dengan
kontemporer, seperti pemahaman tentang perusahaan dan sebaliknya [18]
struktur dan mekanisme pemerintahan Pada perannya saat ini, media sosial
konstitusional dan prinsip-prinsip yang telah membangun sebuah kekuatan besar
melandasinya. dalam membentuk pola perilaku dan
Adapun komponen pengetahuan berbagai bidang dalam kehidupan
kewarganegaraan menurut John J. Patrick masyarakat, termasuk gotong-royong yang
and Thomas S. Vont sebagai berikut: 1. dilakukan bersama-sama di lingkungan
Mengidentifikasi dan menggambarkan masyarakat dan gotong-royong dengan
fenomena (kejadian/isu) politik, wujud digital yang kekinian [19][20]. hal ini
kewarganegaraan. 2. Menganalisis dan yang membuat fungsi media sosial sangat
menjelaskan fenomena. 3. Mengevaluasi, besar. Adapaun fungsi media sosial
mengambil, dan mempertahankan posisi diantaranya sebagai berikut : a) Media sosial
pada acara dan isu public. 4. Berpikir kritis mendukung demokratisasi pengetahuan dan
tentang kondisi kehidupan kemasyarakatan. informasi. Mentransformasi manusia dari
5. Berpikir secara konstruktif tentang pengguna isi pesan menjadi pembuat pesan
bagaimana memperbaiki kehidupan itu sendiri. b) Media sosial adalah media
politik/kemasyarakatan [16]. yang didesain untuk memperluar interaksi
Budimansyah ( 2007 ) dalam sosial manusia dengan menggunakan
Winarno [15] isi dari civic knowledge PKn internet dan teknologi web. c) Media sosial
Indonesia diwujudkan dengan lima berhasil mentransformasi praktik
pertanyaan sebagai berikut. a. Apa komunikasi searah media siaran dari dari
kehidupan kewarganegaraan, politik, dan satu institusi media ke banyak audience ke
pemerintahan? b. Apa dasar dasar sistem dalam praktik komunikasi dialogis antara
politik Indonesia? c. Bagaimana banyak audience.
pemerintahan yang dibentuk oleh UUD 1945 Menurut Puntoadi [21] bahwa
mengejewantahkan tujuan-tujuan, niai-nilai, terdapat beberapa macam jenis media sosial,
dan prinsip-prinsip demokrasi Indonesia? d. yaitu sebagai berikut : 1. Bookmarking.
Bagaimana hubungan Indonesia dengan Bookmarking memberikan sebuah
negara lain dan posisinya mengenai kesempatan untuk meshare link dan tag yang
masalah-masalah Internasional? e. Apa diminati. Hal demikian bertujuan agar setiap
peran warga negara dalam demokrasi orang dapat menikmati yang kita sukai. 2.
Indonesia? Wiki Sebagai situs yang memiliki macam-
Media sosial (medsos) diartikan macam karakteristik yang berbeda, misalnya
sebagai sarana yang digunakan oleh orang- situs knowledge sharing, wikitravel yang
orang untuk berinteraksi satu sama lain memfokuskan sebagai suatu informasi pada
dengan cara menciptakan, berbagi, serta suatu tempat. 3. Flickr Situs yang dimiliki
bertukar informasi dan gagasan dalam yahoo, yang mengkhusukan sebuah image
sebuah jaringan dan komunitas virtual. sharing dengan kontributor yang ahli pada
Media sosial juga bisa diartikan sebagai alat setiap bidang fotografi di seluruh dunia.
yang memungkinkan penggunanya Flickr menjadikan sebagai photo catalog
mempresentasikan dirinya maupun yang setiap produknya dapat dipasarkan. 4.
berinteraksi, bekerja sama, berbagi, Creating opinion. Media sosial tersebut
berkomunikasi dengan pengguna lain dan memberikan sarana yang dapat untuk
membentuk ikatan secara virtual [17]. berbagi opini dengan orang lain di seluruh
Virtual disini diartikan sebagai dunia maya, dunia. Melalui media sosial tersebut, semua
atau lebih tepatnya seolah-olah nyata, orang dapat menulis jurnal, sekaligus
walaupun jarak jauh sekalipun, tentu saja sebagai komentator. 5. Jejaring sosial
bisa beromunikasi dengan adanya media Melalui situs-situs konten sharing tersebut

173
E Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Kewarganegaraan 2020
"Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia Pada Era Digital"

orang-orang mencptakan berbagai media dan seperti yang sudah dijabarkan diatas, dapat
juga publikasi untuk berbagi kepada orang dengan mudah dikolaborasikan melalui
lain. Berikut beberapa contoh dari aplikasi media sosial, sesuai dengan pengertian
media sosial tersebut : a. Facebook : layanan media sosial, fungsi, dan jenis-jenis media
jejaring sosial yang diluncurkan pada sosial.
Februari 2004 oleh Mark Zuckerberg ini
memiliki lebih dari satu miliar pengguna Konsep Optimalisasi Pendidikan
aktif dan lebih dari separuhnya Kewarganegaraan Dalam Meningkatkan
menggunakan telepon genggam untuk Civic Knowledge Peserta Didik Melalui
mengaksesnya. Disini pengguna dapat Media Sosial
membuat profil pribadi, menambahkan
teman, bertukar pesan serta berbagi Secara etimologis, kata konsep ini
informasi. b. WhatsApp : merupakan berasal dari bahasa latin, yakni conceptum
aplikasi pesan lintas platform sejak yang jika diartikan bermakna sebagai
kemunculanya tahun 2009 hingga saat ini, sesuatu yang bisa dipahami. Konsep adalah
yang memungkinkan kita bertukar pesan abstrak, entitas mental yang universal yang
tanpa biaya SMS, karena menggunakan data menunjuk pada kategori atau kelas dari suatu
internet. Menggunakan WhatsApp kita dapat entitas, kejadian atau hubungan. Konsep
dengan mudah untuk berinterikasi melalui merupakan abstraksi suatu ide atau
pesan teks maupun suara dan hingga saat ini gambaran mental, yang kemudian dapat
dilengkapi dengan fitur video call, dinyatakan dalam suatu kata atau simbol.
yangmana kita dapat bertatap muka ketika Menurut Bahri [22] Pengertian konsep
telpon. c. Line : hampir serupa dengan adalah satuan arti yang mewakili sejumlah
whatsapp, line diluncurkan pada tahun 2011 objek yang mempunyai ciri yang sama.
oleh perusahaan jepang. Yang Orang yang memiliki konsep mampu
membedakannya jika whatsapp tidak mengadakan abstraksi terhadap objek-objek
memiliki karakter-karakter emoji dalam yang dihadapi, sehingga objek-objek
pesan, maka Line memiliki fasilitas ditempatkan dalam golongan tertentu.
tersebut, sehingga terlihat lebih seru ketika Sedangkan pengertian konsep secara umum
menggunakannya dalam menyampaikan adalah suatu abstraksi dari ciri-ciri sesuatu
pesan. d. Youtube : sebuah situs web berbagi yang mempermudah komunikasi antar
video yang dibuat oleh mantan karyawan manusia dan memungkinkan manusia untuk
PayPal pada Februari 2005 ini berpikir. Sementara, dalam hal ini yang
memungkinkan pengguna untuk dimaksudkan konsep optimalisasi untuk
mengunggah, menonton serta berbagi video. pendidikan kewarganegaraan dalam
Konten video positif apapun bisa diakses meningkatkan civic knowledge peserta didik
melalui aplikasi tersebut. e. Twitter : layanan melalui media sosial adalah bagaimana
jejaring sosial dan microblog daring yang menciptakan, mengkreasikan, dan
hampir serupa dengan facebook, yang mengkolaborasikan antara penjelasan
memungkinkan penggunanya untuk mengenai pendidikan kewarganegaraan dan
mengirim dan membaca pesan berbasis teks civic knowledge dengan media sosial yang
hingga 280 karakter. Didirikan pada maret dimana sudah dijabarkan pada pembahasan
2006 oleh Jack Dorsey. f. Instagram : di atas. Kenapa perlu dilakukanya sebuah
Instagram adalah platform aplikasi jejaring konsep optimalisasi? Karena untuk
sosial yang memungkinkan penggunanya memudahkan pendidik dan peserta didik
untuk mengambil foto, mengedit, dalam proses belajar mengajar, terlebih
menerapkan filter digital, dan disituasi zaman yang sudah canggih perlu
mengunggahnya dengan berbagai fitur, adanya menguasai 4 C yakni Comunication,
seperti kolom komentar, dan fitur DM atau Critikal Thinking, Colaboration, Creativity.
direct message yang memungkinkan Sehingga dari konsep di atas,
penggunanya untuk bertukar pesan. muncullah sebuah strategi untuk
Sehingga, antara civic knowledge dan media mengoptimalkan pendidikan
sosial dapat dikolaborasikan satu sama lain, kewarganegaraan sebagai upaya
dalam hal ini menyampaikan tentang apa meningkatkan civic knowledge termasuk
yang ada dikomponen civic knowledge sikap moral (23] peserta didik melalui media

174
E Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Kewarganegaraan 2020
"Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia Pada Era Digital"

sosial dengan cara sebagai berikut: Pertama, Perkembangan ilmu pengetahuan


memanfaatkan dan mengkolaborasikan dan teknologi harus bisa dimanfaatkan oleh
semua jenis media sosial mulai dari Indonesia untuk menunjang pendidikan agar
Bookmarking, Wiki, Flickr Situs, dan dapat terkolaborasikan, sehingga kesan
Creating Opinion seperti untuk saling dalam pembelajaran tidak membosankan dan
berbagi link dan informasi yang berkaitan monoton. Terutama, dalam pendidikan
dengan civic knowledge yang bisa menjadi kewarganegaraan harus mampu dengan jelas
bahan diskusi dan saling menambah dan nyata untuk memberikan sebuah
pengetahuan. Dan yang kedua, membuat pemahaman yang membuat peserta didik
konten kreatif dan inovatif, baik berupa nyaman untuk menerimanya. Kita harus
video ataupun hasil karya lainya sehingga mampu menghilangkan anggapan-anggapan
dapat dipublikasikan melalui berbagai yang beredar dikalangan peserta didik dan
macam platform jejaring media sosial seperti masyarakat bahwa belajar pendidikan
Facebook, WhatsApp, Line, Instragram, dan kewarganegaraan membosankan atau
Youtube. Selain itu juga, melalui jajaring dipandang sebelah mata. Padahal urgensi
media sosial tersebut kita dapat mengikuti dari pendidikan kewarganegaraan ini sangat
atau bergabung dengan grub yang berkaitan vital untuk kerbelangsungan kehidupan
dengan pendidikan kewarganegaraan dalam berbangsa dan bernegara. Salah satu yang
hal ini komponen civic knowledge, karena penting dalam pendidikan kewarganegaraan
dengan kita mengikuti bahkan ikut gabung adalah meningkatkan civic knowledge
didalamnya kita mengasah kemampuan kita peserta didik, tentu dalam
untuk menganalisis serta berfikir kritis meningakatkannya perlu sebuah optimalisasi
dalam berbagai macam persoalan dari dari pendidikan kewargenegaraan itu sendiri,
berbagai macam sudut pandang. Ini penting yakni melalui media sosial yang berbagai
adanya dan perlu dilakukan, karena saat ini macam jenisnya mulai dari bookmarking,
media sosial seakan-akan menjadi makanan wiki, flickr, creatimg opinion, hingga
kita sehari-hari, kalau kita sebagai warga berbagai macam jejaring media sosial seperti
negara tidak kritis tidak mengikuti facebook, whatsapp, instragram, line, dan
perkembangannya, maka kita akan termakan youtube. Untuk mempublikasikan strategi
dengan berbagai macam hal yang ada yang sudah dibuat oleh pendidik, baik
dimedia sosial dan bahkan belum tentut berupa karya video, membuat grup diskusi,
kebenaranya. Maka dari itu, konten yang dan lain sebagainya, yang tentu membuat
kreatif dan inovatif berkaitan dengan pembelajaran semakin modern dan dapat
pendidikan kewarganegaraan materi di diakses dimana saja dan kapan saja serta
dalamnya perlu dibuat dan dipublikasikan dalam situasi apa saja.
agar dapat menyentuh semua elemen
masyarakat bukan hanya peserta didik, DAFTAR PUSATAKA
langsung atau tidak langsung ketika banyak
konten yang dibuat diberbagai macam [1] Zimmermen (2018). Negara Maju.
jejaring media sosial akan menambah Jakarta: Grasindo
pengetahuan masyarakat yang membacanya, [2] Sukardja. (1995). Pengertian
sehingga kita harus benar-benar masuk diera Negara. Jakarta: Grafindo
revolusi industri 4.0 untuk menyelamatkan [3] Abidin, R. F., Pitoewas, B., &
masyarakat dari berbagai ancaman berita Adha, M. M. (2015). Peran Guru
hoax, yakni melalui kolaborasi konten Pendidikan Kewarganegaraan
pendidikan dengan media sosial. Serta, yang dalam Mengembangkan
ketiga adalah mengikuti akun-akun jejaring Kecerdasan Moral Siswa. Jurnal
media sosial yang memberikan wawasan Kultur Demokrasi, 3(1).
kebangsaan, yang membuka pengetahuan, [4] Adha, M. M., Budimansyah, D.,
serta memberi dampak positif terhadap Kartadinata, S., & Sundawa, D.
perkembangan peserta didik baik disekolah (2019b). Emerging Volunteerism
maupun dimasyarakat. for Indonesian Millennial
Generation: Volunteer Participation
KESIMPULAN and Responsibility. Journal of

175
E Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Kewarganegaraan 2020
"Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia Pada Era Digital"

Human Behavior in the Social Internasional Civic Education ancd


Environment, 29(4), 1–17. Civitas 2001, 39-64.
[5] Juwana, H. (2002). Hukum [17] Nasrullah, R. (2016). Media Sosial:
Ekonomi dan Hukum Internasional. Perspektif Komunikasi, Budaya,
Jakarta: Lentera Hati. dan Sosioteknologi. Bandung:
[6] Ihsan Fuad. (2005). Dasar-Dasar Simbiosa Rekatama Media.
Kependidikan. Jakarta: PT Rineka [18] Kotlle. Keller. (2012). Marketing
Cipta Management. New Jersey: Pearson
[7] Hamalik Oemar. (2002). Proses Prentice Hall Inc.
Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi [19] Adha, M. M. (2015).
Aksara Understanding the Relationship
[8] Suroso. 2011. Pemikiran Ki Hadjar between Kindness and Gotong
Dewantara Tentang Belajar dan Royong for Indonesian Citizens in
Pembelajaran. Scholaria Jurnal Developing Bhinneka Tunggal Ika.
Pendidikan dan Kebudayaan, 1(1), The Proceeding of the
46-72. Commemorative Academic
[9] Undang-Undang Republik Conference for the 60th
Indonesia No 20 Tahun 2003 Anniversary of the 1955 Asian –
Tentang Sistem Pendidikan African Conference in Bandung,
Nasional. Jakarta. Indonesia.
[10] Depdiknas. (2006). Kurikulum [20] Adha, M. M. (2019).
Tingkat Satuan Pendidikan. Pengembangan Keadaban
Jakarta: Depdiknas Kewarganegaraan melalui Festival
[11] Soemantri. (2001). Menggagas Krakatau. Disertasi. Sekolah
Pembaharuan Pendidikan IPS. Pascasarjana Universitas
Bandung: Remaja Rosda Karya Pendidikan Indonesia: Tidak
[12] Santoso, R & Adha, M. M. (2020). diterbitkan.
Inovasi Pendidikan Karakter [21] Puntoadi. (2011). Meningkatkan
Melalui Pembelajaran Berbasis Penjualan Melalui Media Sosial.
Lingkungan Sosial Dan Budaya. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Seminar Nasional Pendidikan FKIP Utama.
Universitas Lampung 2019, 568- [22] Bahri. (2008). Konsep dan Defenisi
575. Konseptual. Jakarta: PT Raja
[13] Adha, M. M. (2010). Model Project Grafindo Persada.
Citizen untuk Meningkatkan [23] Faradila, A. H., Holilulloh., &
Kecakapan Warga Negara pada Adha, M. M. (2014). Pengaruh
Konsep Kemerdekaan Pemahaman Ideologi Pancasila
Mengemukakan Pendapat. Jurnal Terhadap Sikap Moral Dalam
Kultur Demokrasi, 1(8), 44-52. Mengamalkan Nilai-Nilai
[14] Adha, M. M., Yanzi, H., & Pancasila. [Online]. Diakses
Nurmalisa, Y. (2019a). Open tanggal 10 Juni 2020 dari
Classroom Climate: Project Citizen http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.p
Model in Civic Education Learning hp/JKD/article/viewFile/4292/2680
Activity. Pedagogia Jurnal Ilmu .
Pendidikan, 17(1), 13-22.
[15] Winarno. (2012). Paradigma Baru
Pendidikan Kewarganegaraan
Panduan Kuliah di Perguruan
Tinggi. Jakarta: PT Bumi Aksara
[16] John J. Patrick and Thomas S.
Vont. Component of Education for
Democratic Citizenship in the
Prepation of Social Studies
Teacher. ERIC Clearing House for

176

Anda mungkin juga menyukai