Anda di halaman 1dari 2

Tentang Komersialisasi Pendidikan Espektasi akan terbangunnya bangsa yang cerdas “seperti amanat UUD 1945”

dengan tatanan masyarakat yang maju secara ekonomi, politik dan kebudayaan dan
Oleh: Symphati Dimas Rafi’i
tercermin dalam penghidupan yang adil, sejahtera dan berdaulat, sampai saat ini
belum bisa terwujud. Sebab kenyataannya, pendidikan di Indonesia saat ini masih
Pengantar sangat jauh dari harapan untuk dapat diabdikan bagi kepentingan Rakyat. Pendidikan
saat ini, lebih diorientasikan pada kepentingan Imperiaisme, Feodalisme dan
Pendidikan adalah upaya untuk membebaskan manusia dari belenggu Kapitalisme birokrat, yang terbukti tidak pernah mampu menjawab persoalan rakyat.
keterbelakangan kebudayaan dan cara berpikir. Pendidikan adalah sektor yang tidak Pendidikan di Indonesia sampai saat ini masih terjangkit secara akut virus
pernah lepas dari proses kehidupan manusia. Pendidikan diorientasikan untuk komersialisasi.
memajukan dan menjawab seluruh permasalahan masyarakat. bermacam ide,
gagasan, dan penemuan penemuan yang telah dilahirkan. Inilah yang menjadi dasar
atas pentingnya pendidikan bagi umat manusia di belahan dunia manapun, termasuk Apa itu Komersialisasi Pendidikan?
Indonesia. Pendidikan bertujuan menggarap realitas sosial, menerjemahkan
Komersialisasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah perbuatan
kenyataan sosial, kemudian secara praxis pendidikan dipraktekkan untuk
menjadikan sesuatu barang dagangan. Skema busuk komersialisasi terus dijalankan
memecahkan persoalan yang ada di tengah-tengah masyarakat untuk menyonsong
oleh pemerintah melalui pejabat kampusnya. Hal ini tentunya mengakibatkan
harmonisasi masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara 1.
semakin dibatasinya akses rakyat Indonesia terhadap pendidikan.
Indonesia saat deklarasi pendiriannya pada 17 Agustus 1945 telah
Berikut adalah tingkat partisipasi masyarakat dalam Penidikan:
mengamanatkan bahwa tugas negara adalah mencerdaskan kehidupan bangsanya.
Untuk mencapai cita-cita tersebut maka pendidikan haruslah diletakan pada posisi Usia & Jenjang Pendidikan Partisipasi
yang tepat. Pendidikan haruslah sesuai dengan kondisi masyarakat. Sehingga 7-12 (SD) 98,36%
pendidikan dapat menganalisis dan menyelesaikan permasalahan yang terjadi. 13-15 (SMP) 90,68%
Dengan demikian, pendidikan mampu menjawab permasalahan dengan 16-18 (SMA) 63,38%
meningkatkan akal, fikiran, serta taraf kebudayaan rakyat, sehingga dapat 19-24 (Pendidikan Tinggi) 19,97%
menuntunnya mencari jalan keluar atas segala persoalannya. Sumber: BPS, 2014.

Kondisi Pendidikan Indonesia Data ini membuktikan bahwa Trend penurunan dalam mengakses pendidikan di
setiap jenjangnya adalah dampak dari semakin komersilnya dunia pendidikan.
Masalah pendidikan telah menjadi arena liberalisasi, komersialisasi dan Universitas sebagai lembaga penidikan terus menerus melakukan praktik
privatsasi dari klas-klas reaksi dan golangan kapitalis birokrat yang anti rakyat. komersialisasi pendidikan.
Tujuan pendidikan telah melenceng jauh dari cita-cita mulianya untuk membebaskan
manusia Indonesia dari penjajahan Imperialisme dan Feodalisme yang terbelakang 2. Berikut Bentuk-bentuk Komersialisasi Pendidikan di Universitas:
Hingga saat ini, pendidikan bahkan ditujukan untuk merawat dan melanggengkan - Mahalnya Biaya Kuliah
sistem tua setengah jajahan dan setengah feodal yang telah terbukti menindas dan Biaya kuliah tiap tahunnya terus menerus meningkat. Hal ini diperparah dengan
menyengsarakan rakyat Indonesia. lahirnya kebijakan Undang-Undang Pendidikan Tinggi dan kebijakan turunannya
yaitu Uang Kuliah Tunggal. Contoh kenaikan biaya kuliah, tahun 2013 UKT Jurusan
Sosiologi level tertinggi 2,4 Juta, sedangkan pada UKT tahun2014 menjadi 3,5 Juta.
1
Paulo Freire. Pendidikan Kaum Tertindas. LP3ES, Jakarta 2000. Hal ini dikarenakan UKT mendasarkan penentuan nominalnya kepada harga pasar.
2
Lihat: Program Perjuangan FMN 2014-2016, Paragraf I
- Pungutan Liar Indonesia, kita tahu bahwa ada yang harus dilakukan. Apa yang harus kita lakukan ?.
Pungutan liar dalam dunia pendidikan adalah upaya yang dilakukan oleh para pejabat Mahasiswa harus belajar, berorganisasi, dan berjuang.
kampus untuk memperkaya diri dan universitas. Contohnya, kebijakan UKT
mensyaratkan bahwa tidak boleh ada pungutan diluar UKT, namun kenyataanya pada Mahasiswa harus kembali bangkit untuk memulai kembali dan membuat goresan
proses perkuliahan pihak kampus kerap memungut uang lain-lain, seperti uang sejarah saat ini. Jumlah kita yang jutaan ini adalah kekuatan yang baik jika kita sadar atas
praktikum, uang almamater, uang peralatan laboratorium, bahkan di kampus IAIN kedudukan penting mahasiswa. Kita kembalikan kebudayaan maju kita dan kembali
berupaya untuk memperluasnya dengan membangun kebudayaan rakyat. Hal ini dapat
ada uang untuk pesantren.
dilakukan dengan belajar. Belajar adalah sebuah keharusan/kewajiban bagi seluruh
manusia, terutama mahasiswa. Mahasiswa harus mampu menyerap segala ilmu
- Mark-Up
pengetahuan yang diberikan dalam proses pendidikannya. Menyerap ini bukan hanya
Tindakan busuk lainnya dari praktik komersialisasi pendidikan adalah melakukan
menelan mentah-mentah, belajar yang tepat adalah belajar memahami teori dan kondisi
penggelembungan, anggaran operasional maupun anggaran pengadaan barang.
sosial. Sehingga teori yang didapat dapat dikembangkan menjadi sebuah praktik untuk
Fenomena ini kerap dilakukan oleh para pejabat kampus dalam memperkaya diri.
perubahan dan kemajuan diri serta masyarakat. Adapula mahasiswa harus mengembalikan
Contohnya, ketika terdapat penggelembungan kuota mahasiswa dalam suatu jurusan,
kembali semangat berorganisasinya. Hal ini menjadi penting, karena selain ruang kelas
misalnya dalam jurusan Dakwah telah ditetapkan jumlah mahasiswa baru pada tahun
akademik, organisasi adalah salah satu wadah yang mampu dimanfaatkan untuk belajar dan
2014 adalah 60 orang namun pihak kampus pada praktiknya menampung 100 orang.
menempa diri agar menjadi lebih baik. Selain itu, organisasi juga adalah ruang bagi
Hal ini tentunya akan menambah pemasukan dari biaya mahasiswa yang 40 orang
mahasiswa untuk menyatukan ide dan pandangan untuk menggapai cita-cita bersama dan
lainnya.
berkontribusi dalam perubahan rakyat. Tidak hanya itu, setelah menghimpun diri dalam
Contoh lainnya, dengan memasukan anggaran pengadaan fasilitas kursi kelas, setelah
suatu organisasi yang tepat, maka kita mahasiswa harus mampu berjuang untuk menuntut
mendapatkan uang dari pemerintah atau pihak lain namun pada praktiknya kursi-
dan merebut hak-hak mahasiswa yang belum terpenuhi. Maka, Ayo Belajar, Berorganisasi,
kursi kelas sudah banyak yang berusia 10 tahun, dan tidak pernah diganti. dan Berjuang Kawan!!!

- Minimnya Fasilitas Penunjang Untuk berdiskusi lebih lanjut dapat menghubungi saya secara langsung: 082227526399,
Hal ini banyak terjadi di kampus kita. Kita dapat melihat disekeliling kampus apakah 73DF831E, janganterkenal@gmail.com.
fasilitas yang ada sudah dapat dikatakan layak? Apakah fasilitas yang ada sudah
mampu dengan baik menunjang proses pendidikan? Jawabannya sangatlah tidak
layak. Ruang kuliah yang terbatas, peralatan yang rusak, kamar mandi yang tidak
layak, dll. Kesemuanya itu adalah masalah yang banyak terjadi. Hal ini bukan berarti
bahwa pendidikan yang berkualitas harus mahal, namun fasilitas penunjang
penddidikan sejatinya adalah tanggung jawab negara untuk membiayainya !!

Jalan Keluarnya:
Ayo Belajar, Berorganisasi, dan Berjuang kawan!!!

Belajar dari fenomena komersialisasi pendidikan yang terus menjalar di setiap


lini, bahwa hal ini juga yang menjadi permasalahan mahasiswa dan seluruh rakyat

Anda mungkin juga menyukai