A. Latar Belakang
B. Tujuan
Tujuan kegiatan ini adalah;
(1) menginventarisasi data dan informasi untuk identifikasi lahan potensial
perlindungan lahan pangan berkelanjutan Kabupaten Kutai Barat,
(2) mengindentifikasi lahan pangan potensial dan fungsional yang akana dilindungi di
kabupaten Kutai Barat, dan
(3) mengembangkan data dan informasi lokasi potensial untuk diusulkan menjadi
kawasan, lahan pangan utama dan lahan cadangan perlindungan lahan pangan
berkelanjutan pada tingkat kabupaten Kutai Barat.
Jenis Data lahan pertanian pangan berkelanjutan adalah data data sekunder dan data
primer. Data sekunder diperoleh melalui telaahan dilakukan dengan mengkaji hasil
pemetaan dan identifikasi yang dilakukan oleh Badan pertanahan Nasional Kantor
Wilayah Provinsi Kalimantan Timur berupa Laporan Akhir Penyiapan Data Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan khususnya untuk lokasi di Kabupaten Kutai Barat,
dan data lahan dari Dinas Pertanian Kabupaten Kutai Barat serta telaahan data
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan data lain yang terkait dengan pemetaan
lahan pertanian berkelanjutan.
Data Primer akan diambil melalui survey lapangan untuk melakukan pemetaan
terhadap lahan fungsional dan potensial untuk dimasukkan dalam lahan pertanian
pangan berkelanjutan di Kabupaten KutaiBarat. Telaahan data lahan dilakukan
analisis sebagai berikut;
Setelah morfologi, syarat mutlak untuk kegiatan lahan pertanian basah yaitu
ketersediaan air yang baik untuk menunjang kegiatan tersebut. Baik air tanah
maupun air permukaan (sungai).
Lahan pertanian basah harus berada pada lahan yang tidak rawan bencana,
gerakan tanah. Lahan pertanian basah yang terdapat di kawasan rawan
Kesesuaian lahan adalah tingkat kecocokan dari sebidang lahan untuk suatu
penggunaan tertentu yang lebih spesifik dari kemampuan lahan. Perbedaan dalam
tingkat kesesuaian ditentukan oleh hubungan antara keuntungan dan masukan
yang diperlukan sehubungan dengan penggunaan lahan tersebut. Dalam bentuknya
yang sangat kuantitatif, kesesuaian lahan dinyatakan dalam istilah ekonomi dari
masukan dan keluaran atau dalam hasilnya berupa pendapatan bersih atau di
daerah-daerah berkembang berupa tingkatan kehidupan masyarakat taninya.
Tujuan daripada evaluasi kesesuaian lahan adalah untuk memberikan penilaian
kesesuaian lahan untuk tujuan-tujuan yang telah dipertimbangkan. Manfaat
evaluasi kesesuaian lahan adalah memberikan pengertian tentang hubungan-
hubungan antara kondisi lahan dan penggunaannya, serta memberikan kepada
perencana berbagai perbandingan dan alternatif pilihan penggunaan yang dapat
diharapkan berhasil. Menurut FAO (1976) dalam Sitorus (2004) struktur
klasifikasi kesesuaian lahan dibagi menjadi empat kategori yaitu: Order
kesesuaian, Kelas kesesuaian, Subkelas kesesuaian, dan Unit kesesuaian.
(1) Kelas S1 (sangat sesuai) adalah lahan yang tidak mempunyai pembatas
serius dalam menerapkan pengelolaan yang diberikan atau hanya
mempunyai pembatas yang tidak berarti yang tidak secara nyata
berpengaruh terhadap produksinya dan tidak menaikkan masukan
melebihi yang biasa diberikan.
(2) Kelas S2 (cukup sesuai) adalah lahan yang mempunyai pembatas agak
berat untuk suatu penggunaan yang lestari. Pembatas tersebut akan
mengurangi produktivitas dan keuntungan, dan meningkatkan
masukan yang diperlukan.
(3) Kelas S3 (sesuai marginal) adalah lahan yang mempunyai pembatas
yang sangat berat untuk suatu penggunaan yang lestari. Pembatas akan
mengurangi produktivitas atau keuntungan dan perlu menaikkan
masukan yang diperlukan.
Pada penentuan lokasi lahan potensial untuk LP2B dilakukan dengan 3 (tiga)
kriteria yang mengacu pada Peraturan Menteri Pertanian Nomor 7 Tahun 2012
Tentang Pedoman Teknis Kriteria dan Persyaratan Kawasan, Lahan, dan Lahan
Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan yang dapat dilihat pada tabel dibawah
ini.
D. Sistem Pelaporan
1. Laporan Pendahuluan
Laporan berisi tentang uraian rencana substansi studi dan proses pelaksanaannya
sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang terdiri atas pendahuluan, kajian
teori, pendekatan/metodologi pelaksanaan pekerjaan, rencana kegiatan, dan
organisasi kerja.
2. Laporan Draft Akhir
Laporan Draft Akhir berisikan materi draft laporan final yang akan menjadi bahan
seminar hasil untuk mendapatkan koreksi dan masukan (input) yang kemudian
dismepurnakan menajdi laporan akhir. Laporan draft akhir digandakan sebanyak 05
(lima) rangkap.
3. Laporan Akhir
Laporan Akhir berisikan materi laporan final yang telah disempurnakan berdasarkan
hasil koreksi dan masukan (input) dari hasil pembahasan diskusi pada
presentasi/diskusi lintas sektor berbentuk buku yang digandakan sebanyak 05 (lima)
rangkap dan bentuk Soft file dalam flasdisk 1 buah yang berisi tentang Dokumen
Peta Lahan Pertranian pangan Berkelanjutan di Kabupaten Kutai Barat.
A. Tenaga Ahli
B. Sumber Pendanaan
Dana yang dibutuhkan dalam kegiatan ini adalah sebesar Rp 150.000.000,- (Seratus
Lima Puluh Juta Rupiah) yang bersumber dari DIPA Dinas Pertanian Kabupaten Kutai Barat
Tahun Anggaran 2021 .
C. Jadwal Kegiatan
……………………………
NIP. …………………….
Rincian : Penyusunan Peta Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) Kab. Kutai Barat
Luas :
Alokasi Dana : Rp. 150.000.000,-
Total I 87,000,000
B. 2. Biaya Non Personil
Belanja ATK 1 pkt 790,000 790,000
Belanja Fotocopy 1 pkt 496,000 496,000
Belanja Perjalanan Koordinasi, Pencarian data,Seminar 1 pkt 28,464,000 28,464,000
Belanja Cetak Lap.Pendahuluan 5 pkt 350,000 1,750,000
Belanja Cetak Lap. Akhir 5 pkt 100,000 500,000
Belanja Analisis Sampel
1. Tanah 1 pkt 5,000,000 5,000,000
2. Air 1 pkt 4,000,000 4,000,000
Belanja Sewa
1. Drone 1 pkt 4 kali 5,000,000 20,000,000
2. GPS Navigasi 2 pkt 10 hari 100,000 2,000,000
Total II 63,000,000
TOTAL I+II 150,000,000
Menyetujui,
............................................
NIP.