Diterima: Januari 2018 /Disetujui: Februari 2018 / Publikasi online: Maret 2018
© 2018 Fakultas Geografi UGM dan Ikatan Geograf Indonesia (IGI)
Abstrak Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pemanfaatan SIG dalam pemetaan tingkat kerawanan terjadinya
bencana longsor di Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Model yang digunakan mengacu
pada pendugaan Puslittanak 2004, parameter-parameter yang digunakan untuk menentukan tingkat kerawanan adalah
penutupan lahan (landcover), jenis tanah, kemiringan lahan, curah hujan dan formasi geologi (batuan induk). Pada
proses pemetaan setiap parameter memiliki klasifikasi skor yang dikalikan dengan bobot masing-masing parameter,
kemudian hasil perkalian skor dan bobot tersebut dijumlahkan berdasarkan kesesuaian lokasi geografisnya. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa daerah Kecamatan Sibolangit memiliki potensi terjadinya tanah longsor dari tingkat
rendah sampai dengan tinggi. Berdasarkan model pendugaan bencana tanah longsor tersebut di daerah penelitian
dominan memiliki tingkat ancaman longsor dengan kelas kerawanan sedang meliputi 14 desa. Selain itu tingkat
kerawanan longsor kelas kerawanan rendah meliputi 10 desa, tingkat kerawanan tinggi 3 desa dan tingkat kerawanan
sangat tinggi 1 desa.
Abstract The purpose of this research is to describe the utilization of GIS in mapping of vulnerability of landslide disaster in
Sibolangit Subdistrict, Deli Serdang Regency, North Sumatera. The model used refers to the estimation of Puslittanak 2004,
the parameters used to determine the level of vulnerability are the land cover, soil type, land slope, rainfall and geological
formation (rocks). In the process of mapping each parameter has a classification score multiplied by the weight of each
parameter, then the results of the multiplication of the score and weight are summed based on the suitability of geographical
location. The results showed that the District of Sibolangit has the potential for landslides from low to high levels. Based
on the prediction model of landslide disaster in the dominant research area has a landslide threat level with vulnerability
class covering 14 villages. In addition, the low vulnerability of low vulnerability landslide includes 10 villages, high level of
vulnerability of 3 villages and very high level of vulnerability 1 villages.
tebang pilih, perluasan pemukiman di daerah dengan pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG). Dengan
topografi yang curam. Daerah Kecamatan Sibolangit menggunakan Sistem informasi Geografis dapat dimuat
merupakan wilayah daratan tinggi dengan ketinggian berbagai informasi geospasial yang berkaitan dengan
400-700 m diatas permukaan laut. Daerah dataran berbagai faktor penyebab tanah longsor. Pemetaan
tinggi Sibolangit memiliki topografi kasar dengan relief daerah rawan bencana tanah longsor ini dapat
perbukitan bergelombang dengan kemiringan lereng dilakukan dengan menggunakan berbagai aplikasi
bekisar antara 600-900. Dengan kemiringan lereng yang atau software pemetaan pada SIG, seperti dengan
sangat tinggi maka potensi terjadinya longsor sangat menggunakan ArcGIS dengan berbagai type nya.
besar. Selain itu curah hujan yang tinggi di Kecamatan Dengan pemetaan daerah rawan bencana tanah longsor
Sibolangit menjadi faktor yang menyebabkan terjadi di Kecamatan Sibolangit, maka dampak dari bencana
longsor. dapat diminimalisir dan dapat dilakukan tindakan yang
Sibolangit terdiri dari beberapa daerah yang rawan bersifat preventif terhadap daerah dengan kategori
terjadi pergerakan tanah, dengan desa yang rawan tingkat kerawanan tinggi.
terjadi longsor yaitu Desa Sibolangit, dan Desa Bandar Terdapat beberapa pencapaian penelitian
Baru. Kedua desa ini memiliki kemiringan lereng mengenai pemetaan kerawanan longsor. Rahman
yang berpotensi terjadinya longsoran. Desa Sibolangit (2010) menggunakan parameter intensitas curah
memiliki kemiringan lereng 80-900, sedangkan Desa hujan, kemiringan lereng, geologi, penggunaan
Bandar baru memiliki kemiringan lereng 60-700, yang lahan, permeabilitas tanah, tekstur tanah, serta
masing-masing desa ini memiliki curah hujan yang kedalaman tanah dalam menentukan kerawanan
tinggi tiap tahunnya. Berdasarkan Peta Prakiraan longsor. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Zakaria
Potensi Terjadi Gerakan Tanah pada Bulan Maret 2017 (2010). Stabilisasi dan rancang bangun lereng terpadu
di Provinsi Sumatera Utara (Badan Geologi), daerah (Starlet) yang dirumuskan oleh Zakaria (2010)
Sibolangit merupakan daerah bencana termasuk zona merupakan suatu usulan dalam penanganan lereng
potensi terjadi gerakan tanah menengah-tinggi. Artinya, rawan longsor yang melibatkan keterpaduan antara
daerah tersebut mempunyai potensi menengah hingga sistem pemetaan longsoran dan lereng rawan longsor,
tinggi untuk terjadi gerakan tanah. Pada zona ini dapat analisis kestabilan lereng sebagai peringatan dini
terjadi gerakan tanah jika curah hujan diatas normal, maupun untuk stabilisasi, simulasi rancang bangun
terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah lereng stabil, dan arahan manajemen lingkungan yang
sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami disertai monitoring lingkungan, dengan melibatkan
gangguan. Gerakan tanah lama dapat aktif kembali. peran para ilmuwan, aparat pemerintah, masyarakat,
Selain faktor kondisi fisik wilayah yang berpotensi dan pengusaha dalam menghadapi bencana longsor
terjadinya longsoran tanah, faktor sosial masyarakat ini. Dalam penelitian Faizana et al. (2015), pembuatan
juga menjadi penyebab terjadinya tanah longsor di peta risiko bencana tanah longsor dilakukan dengan
Sibolangit. Di mana banyaknya terjadinya penebangan beberapa tahapan yaitu pemodelan peta ancaman,
hutan secara ilegal, dan terjadi pembukaan hutan untuk pemodelan kerentanan, pemodelan kapasitas, serta
dijadikan ladang oleh penduduk sekitar. Alih fungsi pemodelan risiko. Pemodelan ancaman dihasilkan dari
lahan dari hutan menjadi permukiman dan sebagainya pembobotan menggunakan overlay.
meyebabkan semakin cepatnya pergerakan tanah dan Adapun judul penelitian yang diangkat oleh
terjadinya tanah longsor, ataupun longsoran batuan. kelompok peneliti adalah “Aplikasi SIG Untuk
Bencana tanah longsor yang berulang kali terjadi di Pemetaan Tingkat Ancaman Longsor Di Kecamatan
sibolangit akhir-akhir ini sangat meresahkan, banyak Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang”. Tujuan penelitian
yang menjadi korban akibat bencana alam ini, baik ini antara lain: (1) Mendeskripsikan tingkat ancaman
korban jiwa dan materi. longsor di Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli
Berbagai masalah terkait dengan bencana Serdang, Sumatera Utara berdasarkan faktor-faktor
tanah longsor Di Kecamatan Sibolangit yang melatar yang mempengaruhi terjadinya tanah longsor; (2)
belakangi penelitian yang dilakukan kelompok peneliti. Mendeskripsikan pemanfaatan SIG dalam pemetaan
Tindak lanjut dari permasalahan ini yaitu mencari solusi tingkat kerawanan terjadinya bencana longsor di
dan langkah tepat untuk mengatasi dan mengurangi Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang,
dampak terjadinya tanah longsor. Salah satu langkah Sumatera Utara.
yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak tanah
longsor adalah dengan mengenali karakteristik daerah
rawan terjadinya longsor tersebut, yang mana untuk
mengenali kararteritistik daerah terjadinya bencana
tanah longsor maka diperlukan sebuah pemetaan
daerah rawan bencana tanah longsor. Pemetaan daerah
rawan bencana tanah longsor dapat dilakukan dengan
2| https://jurnal.ugm.ac.id/mgi
Riki Rahmad, dkk/Majalah Geografi Indonesia, Vol. 32, No. 1, Maret 2018 : 1 - 13
https://jurnal.ugm.ac.id/mgi |3
Riki Rahmad, dkk/Majalah Geografi Indonesia, Vol. 32, No. 1, Maret 2018 : 1 - 13
4| https://jurnal.ugm.ac.id/mgi
Riki Rahmad, dkk/Majalah Geografi Indonesia, Vol. 32, No. 1, Maret 2018 : 1 - 13
Tabel 7. Klasifikasi Curah Hujan Menurut Desa di Curah hujan dengan intensitas 2001-2500
Kecamatan Sibolangit mm/tahun merupakan intensitas curah hujan yang
Desa Skor Desa Skor memiliki luasan terbesar yaitu meliputi 28 desa (Tabel
7). Disamping itu terdapat 2 desa memiliki sebagian
Bandar Baru 3 Tanjung Beringin 3 daerahnya dengan tingkat curah hujan berkisar antara
Sikeben 3 Tambunen 3 1501-2000 (kering). Adapun menurut tabel terdapat
Martelu 3 Puang Aja 3 desa yang memiliki skor 5 yaitu desa Negeri Gunung
Bukum 5 Betimus Mbaru 3 dan Desa Bukum, karena memiliki daerah yang terdiri
Negeri Gunung 5 Rumah Kinangkung 3 atas dua parameter curah hujan yaitu 1501-2000 mm/
Cinta Rakyat 3 Sala Bulan 3 tahun dan 2001-2500 mm/tahun. Terdapat 26 desa
Ketangkuhen 3 Bengkurung 3 yang memiliki skor 3 dengan curah hujan berkisar
Suka Maju 3 Kuala 3 2001-2500 mm/tahun.
Bulu Awar 3 Batu Mbelin 3
Batu Layang 3 Sibolangit 3 Jenis Batuan
Rumah Pipil 3 Sembahe 3
Suka Makmur 3 Bingkawan 3 Secara geologi lokasi penelitian merupakan
Durin Serungun 3 Sayum Sabah 3 wilayah dengan struktur batuan yang sangat
Ujung Deleng 3 Lan Benteludan 3 dipengaruhi oleh kondisi Gunung Sibayak, dan Barus.
Sifat-sifat teknis batuan berbeda-beda tergantung pada
Sumber : Data RTRW Deli Serdang diolah 2017 asal-usulnya. Secara umum sifat-sifat teknis batuan
dipengaruhi oleh : struktur dan tekstur, kandungan
Berdasarkan klasifikasi kelas curah hujan mineral, kekar/bentuk gabungan lapisan bidang dasar,
Puslittanak, lokasi penelitian memiliki dua kelas curah kondisi cuaca, dan sedimentasi/rekatan. Jenis batuan di
hujan yaitu 1501-2000 mm/tahun dan 2001-2500 mm/ Kecamatan Sibolangit untuk lebih jelasnya dapat dilihat
tahun. pada Gambar 4.
https://jurnal.ugm.ac.id/mgi |5
Riki Rahmad, dkk/Majalah Geografi Indonesia, Vol. 32, No. 1, Maret 2018 : 1 - 13
Berdasarkan pengklasifikasian Puslittanak batuan satuan binjai (Qvbj), satuan mentar (QTvm), satuan
pembentuk yang terdapat di lokasi penelitian terdiri sibayak (Qvba) dan satuan singkut (Qvbs). Batuan
dari 2 jenis batuan yaitu batuan Vulkanik, dan batuan Aluvial yang terdapat di lokasi penelitian adalah satuan
Aluvial. Batuan Vulkanik terdiri atas formasi batuan aluvium muda (Qh) (Gambar 8).
gunung api barus (Qvbr), mikrodiorit menden (Qtim),
6| https://jurnal.ugm.ac.id/mgi
Riki Rahmad, dkk/Majalah Geografi Indonesia, Vol. 32, No. 1, Maret 2018 : 1 - 13
https://jurnal.ugm.ac.id/mgi |7
Riki Rahmad, dkk/Majalah Geografi Indonesia, Vol. 32, No. 1, Maret 2018 : 1 - 13
8| https://jurnal.ugm.ac.id/mgi
Riki Rahmad, dkk/Majalah Geografi Indonesia, Vol. 32, No. 1, Maret 2018 : 1 - 13
Bandar Baru 3
Hutan, Perkebunan,
Sikeben 5
Permukiman, Hutan, Perkebunan
Martelu 5
Permukiman, Perkebunan
Bukum 10
Permukiman, Perkebunan, Hutan, Persawahan
Negeri Gunung 5
Perkebunan, Persawahan, Hutan
Cinta Rakyat 8
Perkebunan, Permukiman, Persawahan
Ketangkuhen 10
Perkebunan, Permukiman, Persawahan
Suka Maju 10
Perkebunan, Permukiman, Persawahan
Bulu Awar 10
Perkebunan, Permukiman
Batu Layang 5
Perkebunan, Permukiman, Persawahan
Rumah Pipil 10
Perkebunan, Persawahan
Suka Makmur 8
Perkebunan
Durin Serungun 3
Perkebunan, Permukiman, Tegalan
Ujung Deleng 10
Hutan, Perkebunan, Permukiman
Tanjung Beringin 5
Tegalan, Perkebunan
Tambunen 8
Tegalan, Perkebunan, Permukiman
Puang Aja 10
Perkebunan
Betimus Mbaru 3
Perkebunan, Tegalan
Rumah Kinangkung 8
Perkebunan, Tegalan
Sala Bulan 8
Perkebunan, Tegalan
Bengkurung 8
Perkebunan ,Permukiman
Kuala 5
Perkebunan, Permukiman
Batu Mbelin 5
Perkebunan, Permukiman, Tegalan
Sibolangit 10
Perkebunan, Permukiman, Tegalan
Sembahe 10
Tegalan, Persawahan, Perkebunan
Bingkawan 8
Permukiman, Perkebunan
Sayum Sabah 5
Perkebunan, Permukiman, Tegalan
Lan Benteludan 10
https://jurnal.ugm.ac.id/mgi |9
Riki Rahmad, dkk/Majalah Geografi Indonesia, Vol. 32, No. 1, Maret 2018 : 1 - 13
10| https://jurnal.ugm.ac.id/mgi
Riki Rahmad, dkk/Majalah Geografi Indonesia, Vol. 32, No. 1, Maret 2018 : 1 - 13
Berdasarkan Tabel 13-17 dan peta kerawanan sedang meliputi 14 desa, tingkat kerawanan longsor
bencana longsor (Gambar 8) di Kecamatan Sibolangit tinggi meliputi 3 desa dan tingkat kerawanan sangat
dapat diketahui bahwa tingkat kerawanan longsor tinggi meliputi 1 desa.
rendah melingkup 10 desa, tingkat kerawanan longsor
https://jurnal.ugm.ac.id/mgi |11
Riki Rahmad, dkk/Majalah Geografi Indonesia, Vol. 32, No. 1, Maret 2018 : 1 - 13
Ketangkuhen 6 Tinggi
Ujung Deleng 6,8 Tinggi
Negeri Gunung 6,5 Tinggi
Sumber : Data RTRW Deli Serdang diolah 2017
Pemanfaatan SIG dalam pemetaan tingkat hujan yang tinggi, batuan penyusun dan jenis tanah
kerawanan bencana longsor di Kecamatan Sibolangit yang labil. Dengan pemanfaatan SIG dalam pemetaan
terkait dalam hal membuat peta dan mengolah data ancaman bahaya longsor juga dapat digunakan dalam
keruangan, meliputi data curah hujan, jenis batuan, menentukan luas wilayah yang memiliki kerawanan
jenis tanah, kemiringan lereng, dan jenis tutupan rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi Tabel 18
lahan. Dimana pada lokasi penelitian faktor yang paling menyajikan luas wilayah dengan tingkat kerawanan
dominan terhadap terjadinya longsor, yaitu curah longsor di Kecamatan Sibolangit.
12| https://jurnal.ugm.ac.id/mgi
Riki Rahmad, dkk/Majalah Geografi Indonesia, Vol. 32, No. 1, Maret 2018 : 1 - 13
Tabel 18. Luas Wilayah Menurut Potensi Tingkat Direktorat Geologi Tata Lingkungan. (1981).
Kerawanan Longsor Gerakan Tanah di Indonesia.Jakarta: Direktorat
Tingkat Luas Wilayah Jenderal Pertambangan Umum. Departemen
Jumlah Desa Pertambangan Dan Energi.
Kerawanan (Km2)
Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
Rendah 49,66 10 Desa Geologi (DVMBG). (2005). Managemen
Sedang 83,68 14 Desa Bencana Tanah Longsor. http://pikiranrakyat.
Tinggi 21,82 3 Desa com/cetak/2005/0305/22/0802.htm . Diakses 4
Sangat Tinggi 10,01 1 Desa November 2017.
Sumber : Data RTRW Deli Serdang diolah 2017 Faizana, F., Nugraha, A. L., & Yuwono, B. D. (2015).
Pemetaan Risiko Bencana Tanah Longsor Kota
Semarang. Jurnal Geodesi Undip, 4(1), 223-234.
KESIMPUAN DAN SARAN
Nandi. (2007). Longsor. Bandung: Jurusan Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat
Geografi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi
http://file.upi.edu/Direktori/diakses 4 november
terjadinya tanah longsor di Kecamatan Sibolangit
2017
meliputi curah hujan, jenis batuan, jenis tanah,
kemiringan lereng, dan penggunaan lahan. (1)Lokasi Paripurno, E.T. (2004). Partisipasi Masyarakat Dalam
penelitian memiliki tingkat curah hujan yang tinggi Penanggulangan Bencana Longsor, Dalam
yaitu antara 1501-2500 mm/tahun. (2)Jenis batuan Permasalahan, Kebijakan dan Penanggulangan
dilokasi penelitian merupakan wilayah dengan struktur Bencana Tanah Longsor di Indonesia. Jakarta: P3-
batuan yang sangat dipengaruhi oleh kondisi gunung TPSLK BPPT dan HSF.
sibayak, dan barus. (3) Jenis tanah di kecamatan Purwonegoro, H. (2005). Evaluasi Kawasan Lindung
sibolangit terdiri atas jenis tanah Podsolik, Andosol, dengan Menggunakan Citra Satelit Landsat ETM
Latosol, Regosol, Aluvial. (4) Kemiringan lereng dan Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus di
di Kecamatan Sibolangit yang merupakan daerah Wilayah Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur).
perbukitan memiliki kemiringan 2-15%, 15-40%, [Skripsi]. Departemen Konservasi Sumberdaya
dan >40%. (5) jenis penggunaan lahan di Kecamatan Hutan. IPB. Bogor
Sibolangit meliputi permukiman, perkebunan rakyat, (Puslittanak) Pusat Penelitian dan Pengembangan
tegalan, sawah, dan hutan. Tanah dan Agroklimat. (2004). Laporan Akhir
Pemanfaatan SIG dalam pemetaan ancaman Pengkajian Potensi Bencana Kekeringan, Banjir
bahaya longsor di Kecamatan Sibolangit dilakukan dan Longsor di Kawasan Satuan Wilayah Sungai
dengan mengolah data spatial dengan menggunakan Citarum-Ciliwung, Jawa Barat Bagian Barat
model pendugaan berdasarkan puslittanak tahun Berbasis Sistem Informasi Geografi. Bogor.
2004. Diketahui bahwa daerah Kecamatan Sibolangit Rahman, A. (2010). Penggunaan Sistim Informasi
memiliki potensi terjadinya tanah longsor dari tingkat Geografis untuk Pemetaan Kerawanan Longsor
rendah sampai dengan tinggi. Berdasarkan model di Kabupaten Purworejo. Bumi Lestari, 10(2).
pendugaan bencana tanah longsor tersebut di daerah Sartohadi, J. (2008). The Landslide Distribution in
penelitian dominan memiliki tingkat ancaman longsor Loano Sub-District, Purworejo District, Central
dengan kelas kerawanan sedang meliputi 14 desa. Selain Java Province, Indonesia. Forum Geografi. 22 (2),
itu tingkat kerawanan longsor kelas kerawanan rendah 129-144.
meliputi 10 desa, tingkat kerawanan tinggi 3 desa dan
tingkat kerawanan sangat tinggi 1 desa. Suripin. (2002). Pelestarian Sumberdaya Tanah dan Air.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Wang, F., Xu, P., Wang, C., Wang, N., & Jiang, N.
DAFTAR PUSTAKA (2017). Application of a GIS-Based Slope Unit
Barus, B. (1999). Landslide Hazard Mapping based Method for Landslide Susceptibility Mapping
on GIS Univariate Statistical Classification: Case along the Longzi River, Southeastern Tibetan
Study of Ciawi-Puncak-Pacet Regions, West Plateau, China. ISPRS International Journal of
Java. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan, 2(1). Geo-Information, 6(6), 172.
BPS Deli Serdang. 2015. https://deliserdangkab.bps. Zakaria, Z. (2010). Model Starlet, suatu Usulan untuk
go.id/ diakses 4 November 2017 Mitigasi Bencana Longsor dengan Pendekatan
Damanik, M. R. S., & Restu, R. (2012). Pemetaan Genetika Wilayah (Studi Kasus: Longsoran
Tingkat Risiko Banjir dan Longsor Sumatera Utara Citatah, Padalarang, Jawa). Indonesian Journal on
Berbasis Sistem Informasi Geografis. JURNAL Geoscience, 5(2), 93-112.
GEOGRAFI, 4(1), 29-42.
https://jurnal.ugm.ac.id/mgi |13