Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS BAHAYA TANAH LONGSOR

Dosen Pengampu:FURQAN ISHAK AKSA,S.Pd.,M.Pd


Disusun oleh:Gebi Riella Sabatini Simamora
Nim:210405012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SAMUDRA
2021/2022
ANALISIS BAHAYA TANAH LONGSOR Di KOTA PAGAR ALAM
A.DEFENISI BAHAYA
Bahaya merupakan suatu kondisi yang dapat menyebabkan atau menimbulkan kecelakaan
atau cidera pada manusia,kerusakan suatu barang atau benda (Karundeng, Doda, and
Tucunan n.d.). Menurut Ramli (2010:66) bahaya diklasifikasikan menjadi 5 jenis
-Bahaya Mekanis,berasal dari benda yang bergerak dengan gaya mekanik baik yang
digerakkan dengan penggerak maupun secara manual.
-Bahaya Listrik,adalah bahaya yang terjadi akibat energi listrik seperti kebakaran.
-Bahaya Fisis adalah suatu kondisi bahaya yang berasal dari bunyi atau suara yang terlalu
kuat(bising) sehingga dapat menyebabkan gangguan pada Kesehatan seperti kerusakan pada
indera pendengar.
-Bahaya Biologis adalah bahaya yang berasal dari aktivitas kerja atau lingkungan kerja.
-Bahaya Kimiawi adalah bahaya yang ditimbulkan dari bahan-bahan kimia,yang mana bahan
kimia bersifat mudah terbakar dan meledak.
Menurut Departemen of Occupational Safety and Health Malaysia(2008:5),bahaya adalah
sesuatu yang dapat membawa dampak yang membahayakan baik bagi manusia ataupun
benda seperti bangunan-bangunan.
B.Teknik Analisis Bahaya Tanah Longsor di Kota Pagar Alam
Abstrak
Kota Pagar Alam merupakan sebuah kota yang terletak di Provinsi Sumatera Selatan.Kota
Pagar Alam terletak pada topografi berbukit,dengan kondisi geografis di area pegunungan
yang memiliki banya perkebunan dan kawasan hutan.Daerah ini adalah sebuah Kawasan
longsor karena memiliki kontur tanah yang lembut.Selain itu juga karena adanya perubahan
fungsi penggunaan lahan pertanian menjadi lahan terbangun,yang bisa menyebabkan daerah
tersebut menjadi ancaman tanah longsor.
Pendahuluan
Tanah longsor adalah Gerakan massa batuan atau tanah yang terjadi pada suatu lereng karena
pengaruh gravitasi (Putri Juliana, Dinata, and Azizah 2021). Bencana tanah longsor sering
terjadi di negara kita bahkan mungkin sudah pernah kita alami di daerah kita masing-masing
terutama di daerah dengan topografi pegunungan,berbukit diikuti dengan curah hujan yang
tinggi.Salah satu daerah tersebut adalah kota Pagar Alam. Wilayah kota Pagar Alam berada
pada pengunungan dan perbukitan dengan kelerengan yang terjal dan curah hujan tahunan
diatas 3000 mm dan dalam perkembangannya, telah banyak terjadi perubahan penggunaan
lahan sebagai dampak dari tuntutan perekonomian (Dinata and Dhiniati n.d.). Selain itu factor
yang menyebabkan terjadinya tanah longsor di daerah tersebut jenis tanah dan pengalih
fungsihan lahan, dan daerah tersebut merupakan kawasan hutan yang aspek penting dalam
penyediaan air bersih, jika dimusim kemarau bisa menyebabkan suhu panas tinggi dan bisa
menyebabkan kebakaran (Putri Juliana et al. 2021).
Metode Penelitian
Lokasi penelitian terletak di kota Pagar Alam dengan luas sebesar 633,66 km2 dan berada di
posisi 30 59’0” (LS) - 4 0 12’0” (LS) dan 1030 11’0” (BT) - 1030 24’0” (BT). Daerah yang
berbukit hingga bergunung dengan ketinggian 1.250 m – 3.195 mdpl. Daerah landai dengan
ketinggian antara 441 – 1.000 m di atas permukaan laut. Metode penelitian yang digunakan
adalah survei kuantitatif dan analisis deskriptif dengan menggunakan pendekatan SIG.
Variabel penelitian meliputi variabel gerakan tanah longsor, indek bahaya tanah longsor,
indek kerentanan, dan indek kapasitas. Dari penelitian terdahulu, untuk kerentanan gerakan
dengan kelas rendah dengan luas 0,9 km2 (0,1%) bobot 2, sedang seluas 390,6 km2 (61,7%)
bobot 3, tinggi seluas 218,1 km2 bobot 4, dan 34,3% sangat tinggi seluas 23,7 km2 (3,7%)
bobot 5 (Dinata and Dhiniati 2019).
Kerentanan Gerakan Tanah
Untuk mendapatkan peta bahaya tanah longsor terlebih dahulu dianalisis zona kerentanan
gerakan tanah pada daerah penelitian yaitu penggunaan lahan, kemiringan lereng, jenis tanah,
dan curah hujan tahunan.
Tabel penggunaan lahan
Penggunaan lahan Tingkat erosi
Hutan tidak sejenis Tidak peka
Hutan sejenis Kurang peka
Perkebunan Agak peka
Pemukiman,sawah,kolam Peka
Tanah terbuka Sangat peka

Kemiringan lereng
Kemiringan lereng(%) Kelas lereng
0-8 Datar
8-15 Landai
15-25 Agak curam
25-45 Curam
>45 Sangat curam

Jenis tanah
Jenis tanah Tingkat erosi
Alluvial,glei Tidak peka
Latosol Sedikit peka
Brown forest,mediteran Agak peka
Andosol,gramosol,podsol Peka
Regosol,litosol,organosol Sangat peka
Curah hujan
Curah hujan(mm/tahun) Parameter
>1500 Sangat kering
1500-2000 Kering
2000-2500 Sedang/lembab
2500-3000 Basah
>3000 Sangat basah

Hasil dan Pembahasan


Curah hujan tahunan
Iklim di wilayah kota Pagar Alam terbagi menjadi tiga kelas yaitu kelas sedang/lembab
dengan bobot 3 seluas 51,3 km2 , basah dengan bobot 4 seluas 174,2 km2 , dan sangat basah
seluas 408,1 km2 dengan bobot 5.
Kelerengan
Wilayah kota Pagar Alam mempunyai kelerengan yang beragam mulai dari datar sampai
sangat curam yang berada pada daerah pengunungan dan perbukitan. Kelerengan datar <8%
seluas 461,3 km2,kelerengan landau 85%-15% seluas 117,7 km,kelerengan agak curam 15%-
25% seluas 121,5 km,kelerengan curam 25%-45% seluas 153,3 km,kelerengan sangat curam
>45% seluas 162,2 km.
Penggunaan lahan
Pengunaan lahan di kota Pagar Alam didominasi oleh daerah perkebunan dan perkebunan
campuran dengan luas persentase 54,4%. Sedangkan untuk penggunaan lahan hutan lindung
sebesar 35,2%, kawasan terbangun, sawah, ladang/tegalan, daerah perairan dan lahan terbuka
10,3%. Dari hasil pembobotan bahwa, penggunaan lahan yang sangat peka terhadap erosi
adalah daerah bandara dan ladang/tegalan
Jenis tanah
Jenis tanah di wilayah kota Pagar Alam terdiri dari lima jenis tanah: Litosol coklat, andosol
coklat B, andosol coklat, latosol coklat kemerahan, Latosol dan regosol. Jenis tanah yang
sangat peka terhadap erosi adalah litosol coklat dengan luas 12,9 km2 dan 346,9 luas derah
yang peka terhadap erosi berjenis tanah andosol coklat B serta andosol coklat. Untuk jenis
tanah yang lain memiliki kepekaan erosi sedikit peka.
Kerentanan Gerakan tanah
Kerentanan gerakan tanah dengan kelas rendah dengan luas persentase 0,1% dengan nilai
bobot 2, kelas kerentanan gerakan tanah sedang 61,7% dengan nilai bobot 3, kelas kerentanan
gerakan tanah tinggi 34,3% dengan nilai bobot 4 dan kelas kerentanan gerakan tanah sangat
tinggi dengan persentase luas 3,7% dengan nilai bobot 5. Kerentanan gerakan tanah sangat
tinggi terdapat pada kelerengan curam sampai sangat curam dengan tanah berjenis litosol
coklat yang memiliki tingkat erosi sangat peka terhadap erosi.
Daftar Pustaka
Dinata, A., and F. Dhiniati. n.d. “ANALISIS TINGKAT BAHAYA TANAH LONGSOR DI
KOTA PAGAR ALAM.” 6.

Dinata, Alharia, and Fameira Dhiniati. 2019. “PEMETAAN RISIKO BENCANA TANAH
LONGSOR SEBAGAI UPAYA MITIGASI DI KOTA PAGAR ALAM.” Bearing :
Jurnal Penelitian dan Kajian Teknik Sipil 6(1). doi: 10.32502/jbearing.2204201961.

Karundeng, Intan, Diana V. Doda, and Ardiansa A. T. Tucunan. n.d. “ANALISIS BAHAYA
DAN RISIKO DENGAN METODE HIRARC DI DEPARTEMENT PRODUCTION
PT.SAMUDERA MULIA ABADI MINING CONTRACTOR LIKUPANG
MINAHAHSA UTARA.” 7:7.

Putri Juliana, Dwi, Alharia Dinata, and Barrorotul Azizah. 2021. “POTENSI BAHAYA
TANAH LONGSOR DI SUB DAS LEMATANG KOTA PAGAR ALAM.” JURNAL
ILMIAH BERING’S 8(02):46–51. doi: 10.36050/berings.v8i02.416.

Anda mungkin juga menyukai