DISUSUN OLEH :
NIM : 185100907111007
KELOMPOK : O4
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
BAB I. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
a. Mahasiswa mengetahui cara pengambilan sampel tanah dengan menggunakan
Auger Soil Sampel
b. Mahasiswa mampu menentukan besarnya kemiringan lahan dan mengukur
ketinggian lahan dengan menggunakan alat Abney Level dan Clinometer
c. Mahasiswa mampu membandingkan hasil pengukuran sudut lereng dengan berbagai
alat
d. Mahasiswa mampu menghitung indeks erodibilitas tanah dengan rumus K
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Keterangan :
K = erodibilitas tanah
OM = persen unsur organik
S = kode klasifikasi struktur tanah (granular, platy, massive, dll.)
P = permeabilitas tanah
M = persentase ukuran partikel
b. Erodibilitas Tanah
Hasil
c. Clinometer
Hasil
d. Abney Level
Hasil
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
3. Titik 3 (G.FILKOM)
Abney Level
Sudut α = 29 o
Sudut α = 55 %
L =9m
LS= ¿ x (0.065 + 0.045 s + 0,0065 s2)
= ¿ x (0.065 + 0.045 (55%) + 0,0065(55%)2)
= 14,201 %
Clinometer titik 1
Titik 1 (Parkiran)
L = 7,8 m
o
X = 4o
x
LS = x 100%
45o
4
LS = x 100%
45o
= 8,889 %
Clinometer titik 2
Titik 2 (Tangga Lab)
L = 11,9 m
o
X = 5o
x
LS = x 100%
45o
5
LS = x 100%
45o
= 11,111 %
1. Perhitungan % Tanah
volume clay
% clay= ×100 %
volume total
45 mL
% clay= ×100 %
750 mL
=6%
volume silt
% silt= × 100 %
volume total
650 mL
% silt= × 100 %
750 mL
=86,67 %
volume sand
% sand= × 100 %
volume total
55 mL
% sand= ×100 %
750 mL
= 7,3 %
Dengan hasil nilai yang didapatkan sebesar 15,661% atau 0,15661 maka dapat ditentukan
berdasarkan literatur dan data praktikum bahwa tingkat erodibilitas dari tanah yang diuji
memiliki tingkat erodibilitas rendah sesuai dengan table diatas.
tekstur berperan dalam erodibilitas tanah, partikel berukuran besar tahan terhadap
daya angkut karena ukurannya sedangkan partikel halus tahan terhadap daya penghancur
karena daya kohesifitasnya. Partikel yang kurang tahan terhadap keduanya adalah debu dan
pasir sangat halus. Menurut literatur diatas anatara hubungan clay, silt, dan sand tekstur
ketiga tersebut saling berperan dalam erodibilitas tanah, dengan partikel berukuran besar
(clay dan sand) tahan terhadap daya angkut karena ukurannya sedangkan partikel halus
(silt) tahan terhadap daya penghancur karena daya kohesifitasnya (Widya, 2010)
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum ini pengukuran kemiringan lereng dapat dilakukan dengan 2 alat, yaitu
abney level dan klinometer. Kedua alat ini memiliki prinsip yang sama, yaitu dengan
menggunakan perhitungan sudut derajat. Namun alat klinometer memiliki banyak
kekurangan daripada abney level. Berdasarkan data literatur dan data praktikum, dapat
diketahui pada pengukuran pada parkiran dengan hasil LS senilai 0,269% adalah kemiringan
lereng kelas datar dengan range 0-8 %. Pada tempat pengukuran kemiringan pada tangga
lab didapatkan hasil LS senilai 0,619% adalah kemiringan lereng kelas datar dengan range
0-8 %. Pada tempat pengukuran Gedung filkom didapatkan hasil LS senilai 14,201% adalah
kemiringan lereng kelas landai dengan range 8-15 %, dan pada perhitungan LS
menggunakan clinometer pada titik 1 dengan hasil LS senilai 8,889% adalah kemiringan
lereng kelas landai dengan range 8-15 % sama dengan titik ke 2 dimana didapatkan nilai LS
sebesar 11,111% yang menunjukkan bahwa tingkat kemiringannya termasuk dalam kelas
landau dengan range 8-15 %.Terdapat perbedaan hasil nilai LS pada abney level dan
klinometer.
Penentuan tingkat erodibilitas tanah itu dilakukan dengan cara uji sampel tanah yang
diambil dengan alat auger soil sampler dan ring sampler. Didapatkan hasil volume
erodibilitas tanah pada praktikum volume clay : 45 mL, volume silt : 650 mL, volume sand 55
mL dan Volume total adalah 750 mL. Setelah didapatkan hasil, dilakukan perhitungan % tiap
volume clay
parameter. % clay= ×100 % dan didapatkan hasil 6%.
volume total
volume silt volume sand
% silt= × 100 % dan didapatkan hasil 86,67%. % sand= × 100 %
volume total volume total
dan didapatkan hasil 7,3%. Selanjutnya dilakukan perhitungan erodibilitas dengan rumus
% sand+ % silt
E= dan didapatkan hasil senilai 15,661% = 0,15661 dengan tingkat erosi
% clay
rendah.
5.2 Saran
Sudah bagus dalam pelaksanaannya. Ada baiknya untuk materi dipisah agar
memudahkan dalam pemahaman materi. Untuk penjelasaannya juga sudah bagus dan
mudah untuk dipahami.
DAFTAR PUSTAKA
Hanggara, I., dan Irvani, H. 2018. Analisa Erosi Embung Putukrejo Menggunakan
Metode Usle. In Prosiding SENTIKUIN (Seminar Nasional Teknologi Industri,
Lingkungan dan Infrastruktur) (Vol. 1, pp. C9-1)
Syah, Mega W & Teguh Hariyanto. 2013. Klasifikasi Kemiringan Lereng Dengan
Menggunakan Pengembangan Sistem Informasi Geografis Sebagai Evaluasi
Kesesuaian Landasan Pemukiman Berdasarkan Undang-Undang Tata Ruang
Dan Metode Fuzzy (Studi Kasus: Donggala, Sulawesi Tengah). Jurnal Teknik
Pomits Vol. X, No. X, Hal:1-6
Widya, P Lenny . 2010. Penetapan Tingkat Erodibilitas Tanah Berdasarkan Kemiringan
Lereng Di Kecamatan Pancur Batu Dengan Berbagai Metoda. Medan :
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN
LAMPIRAN TAMBAHAN