Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi 1

Upaya Mitigasi Bencana Tanah Longsor Melalui Pemodelan Peta Bahaya


Tanah Longsor di Kabupaten Probolinggo Dengan Menggunakan Metode
Fuzzy logic

JURNAL LINGKUNGAN DAN BENCANA GEOLOGI

Landslide Disaster Mitigation Efforts Through Modeling Soil Vulnerability in


Probolinggo District Using the Frequency Ratio Method
Journal of Environment and Geological Disasters in English

Jihan Syafina Nasution,Ivana Jayarani Sitompul,Andro Valentino Manurung

Program Studi Teknik Geofisika,Universitas Lampung


Jl. Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung, 35145, Indonesia
e-mail: jlbg_geo@yahoo.com

ABSTRAK
Kejadian cuaca ekstrim dipengaruhi adanya kondisi dinamika atmosfer dan kondisi permukiman yang strukturnya mulai lemah
menjadi penyebab bencana tanah longsor banyak terjadi di daerah Kabupaten Probolinggo.Menurut BPBD Kabupaten
Probolinggo, Jawa Timur Tercatat 48 bencana terjadi sejak 1 Januari hingga 31 Maret 2023 yang didominasi kejadian tanah
longsor.Salah satu upaya mitigasi bencana tanah longsor adalah dengan pemodelan kerentanan tanah. . metode yang sering
dilakukan di pemetaan yaitu kecenderungan tanah longsor adalah fuzzy logic.Penyebab terjadinya tanah longsor dikarenakan
gaya pendorong pada lereng lebih besar daripada gaya penahannya. Adapun beberapa faktor-faktor penyebab terjadinya tanah
longsor seperti curah hujan, lereng terjal, kepadatan tanah, jenis batuan, jenis tala lahan, dan adanya getaran.Kabupaten
Probolinggo merupakan salah satu dari 38 Kota/Kabupaten yang memiliki tingkatkerawanan tinggi terhadap terjadinya tanah
longsor. Daerah rawan akan timbulnya bencana tanah longsor dapat didentifikasi dengan memanfaatkan data penginderaan jauh
dan sistem informasi gelagrafis Dari hasil tersebut didapatkan 4 kelas tingkat yaitu sangat rendah,rendah,timggi dan sangat
tinggi.

Kata kunci: Fuzzy logic,Peta bahaya tanah longsor,GIS

ABSTRACT
Extreme weather events are influenced by atmospheric dynamics conditions and settlement conditions whose structures are
starting to weaken, causing landslides to occur in the Probolinggo Regency area. According to the BPBD of Probolinggo
Regency, East Java, 48 disasters were recorded from January 1 to March 31 2023, which were dominated by landslides. One of
the efforts to mitigate landslides is by modeling soil vulnerability. . One method that is often used in mapping landslide
vulnerability is the frequency ratio. Frequency Ratio is the ratio between the area of occurrence of landslides to the total area
and also the ratio of the probability of occurrence of landslides to the non-occurrence of landslides for a given attribute factor
with this method can identify areas prone to landslides based on past landslide occurrence data which in turn can be used as a
parameter for disaster mitigation landslide. This method is applied using GIS applications with secondary data such as DEM,

land cover maps, rainfall data, geological maps, and soil classification maps. The data represents factors that influence a
landslide, namely slope, elevation, slope direction, land cover, rainfall, type of soil, fault distance, and rocks in geology
. These factors are superimposed into a raster map (20 m) and produce a frequency ratio value. This value is classified into 5
landslide susceptibility zones, namely not vulnerable, slightly vulnerable, moderately vulnerable, vulnerable, and very
vulnerable. The results of this study show xxxxx
Keywords: Frequency Ratio, Landslide Susceptibility, GIS
Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi 2

PENDAHULUAN
Tanah longsor ialah selah satu bentuk dari gerak massa tanah, batuan, dan runtuhan batuan/tanah yang
terjadi seketika yang bergerak menuju lereng bawah yang dikendalikan oleh gaya gravitasi dan meluncur
dari bagian atas di lapisan yang jenuh air dan kedap (bidang luncur). Oleh sebab itu tanah longsor dapat
juga dikatakan sebagai bentuk erosi.Tanah longsor dapat disebabkan oleh beberapa hal,  yaitu tingginya
curah hujan,lereng terjal,tanah yang kurang padat dan tebal,struktur batuan yang kurang kuat,jenis tata
lahan,getaran,Ilegal loging dan tumpukan sampah.

Salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang memiliki potensi bencana tanah longsor yang tinggi
adalah Kabupaten Probolinggo. PUSDALOPS atau Namanya pusat pengendalian operasional atau suatu
Penanggulangan Bencana BPBD daerah Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur telah tercatat, 48 bencana
kejadian dari tanggal 1 Januari sampai 31 Maret 2023 yang kebanyakan kejadian tanah longsor. Apabila
dilihat dari kondisi topografi, Kabupaten Probolinggo mempunyai dominasi kemiringan lereng yang curam
dengan sebagian besar batuan andesit dan breksi andesit yang bersifat kedap air, dimana tanah mudah
tererosi apabila berada di atas batuan tersebut (PUPR, 2015).

Berdasarkan kejadian ini maka itu telah perlu dilakukan penelitian untuk melakukan analisis wilayah yang
rentan longsor. Penelitian ini telah dilakukan untuk upaya yang memberikan informasi di tingkat tempat
pengaruh kelas dan suatu faktor pengkondisi tanah longsor berdasarkan pemetaan bahaya longsor dan
gambaran daerah yang memiliki suatu kerentanan pada suatu tanah longsor serta upaya yang memberikan
suatu informasi kepada suatu pihak yang terkait, contohnya seperti pemerintah daerah , yang telah memiliki
kewenengan untuk memberikan advice planning untuk pembangunan rumah atau daerah perumahaan.
Menurut Muhammad Dedi Irawan (2017), teori fuzzy set atau himpunan samar itu awal ditemukan oleh
Lotfi Zadeh pada tahun 1965 di suatu makalah yang dengan judul‘Fuzzy Set’. Setelah itu, sejak
pertengahan 1970-an, para penelitian berasal dari Jepang berhasil menggunakan suatu teori ini kedalam
permasalahan teknis. Logika fuzzy adalah suatu peningkatan logika boolean yang berhadapan suatu
kebenaran ketidakseluruhan . Saat suatu logika klasik dinyatakan segala hal telah diartikan di suatu istilah
biner Menurut Akbar Ariya Caraka, dkk (2015), logika fuzzy merupakan metode sistem kontrol yang
memecahkan yang cocok untul diterapkan pada sistem, dari sistem yang sederhana sampai suatu sistem
yang lumayan rumit dan kompleks.

Penentuan wilayah telah menjadi bagian prioritas utama untuk penanggulangan bencana, dapat dilihat dari
Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi 3

suatu Peta bahaya bencana tanah longsor dibuat dengan menggunakan SIG. Daerah yang lumayan paling
rentan terhadap suatu bencana menjadi sesuatu prioritas yang utama dalam melakukan tindakan mitigasi.
Seluruh langkah diambil bertujuan untuk menghindari suatu bencana bila diterapkan, langkah berikutnya
merupakan kektika untuk bersiap-siap menghadapi situasi yang jika bencana menyerang.SIG membantu
untuk mengembangkan serta untuk peta kerentanan tanah longsor, dengan cara itu faktor pengkondisi
tanah longsor yang sangat signifikan dapat diketahui atau secara kuantitatif dan juga dapat digunakan
sebagai suatu langkah preventif mitigasi bencana alam tanah longsor.

METODE PENELITIAN
Tempat Penelitian
Tempat penelian terdapat di bagiandaerah Kabupaten Probolinggo yang merupakan salah satu Kabupaten
yang terletak di daerah Provinsi Jawa Timur yang berada pada posisi 112’50’ – 113’30’ Bujur Timur (BT)
dan 7’40’ – 8’10’ Lintang Selatan (LS), dengan luas wilayah sekitar 169.616,65 Ha atau + 1.696,17 km2
(1,07 % dari luas daratan dan lautan Propinsi Jawa Timur). dari geografisnya daerah Kabupaten
Probolinggo terletak daerah lereng pegunungan yang membujur di arah Barat ke Timur, yaitu bagian
Gunung Semeru, Argopuro, Lamongan dan Tengger. Selain itu adanya juga gunung lainnya , adanya
Gunung Bromo,Gilap,Jombang,Widodaren,Cemoro Lawang,Batujajar,dan Malang

Alat dan bahan


Alat yang biasanya digunakan , ;laptop dengan perangkat lunak SIG atau sistem informasi geografis pada
aplikasi ArcMap 10.3. Data digunakan dalam penelitian,DEM Nasional, petau tutup lahan 2018, , Curah
hujan yang ada di daerah jawa timur, Peta Geologi Skala 1:100.000, dan Batas Administrasi. Semua data
peta tersebut telah dikonversi jadi data raster dengan angka resolusi yang seragam (20m). Proses ini pada
pelaksanaa suatu penelitian yang meliputi konversi data vector jadi data raster.

Pengolahan data
1.) Pembuatan Peta Parameter
Dalam membuat peta bahaya tanah longsor perlu dilakukannya klasifikasi wilayah bahaya longsor
berdasarkan beberapa faktor yang menjadi parameter dalam penyebab tanah longsor yaitu : kemiringan
lereng, ketinggian, curah hujan dan tutupan lahan .Pada penelitian ini digunakan 4 parameter penyebab
tanah longsor untuk menentukan daerah rawan tanah longsor. Berikut ini merupakan tabel-tabel dari setiap
parameter penyebab daerah rawan tanah longsor yang digunakan sebagai acuan dan referensi dalam
penentuan daerah rawan tanah longsor. Pembagian tiap kelas dari masing-masing parameter disesuaikan
Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi 4

dengan kondisi daerah yang diamati.)

Tabel 1.
Parameter kemiringan Lereng.
NO KELAS KEMIRINGAN LERENG NILAI LINGUISTIK
.
1. Amat Sangat Landai 0,000287789%-4,2591335124% 0,000287789-4,2591335124
2. Sangat Landai 4,2591335125%-8,801902308% 4,2591335125-8,801902308
3. Agak Landai 8,801902309%-13,91251719% 8,801902309-13,91251719
4. Landai 13,91251720%-19,30705512% 13,91251720-19,30705512
5. Agak Curam 19,30705513%-24,70159305% 19,30705513-24,70159305
6. Curam 24,70159306%-30,38005403% 24,70159306-30,38005403
7. Sangat Curam 30,38005404%-36,91028416% 30,38005404-36,91028416
8. Amat Sangat Curam 36,91028417%-45,42797563% 36,91028417-45,42797563
9. Terlalu Curam 45,42797563%-72,40066528% 45,42797563-72,40066528

Table 1. parameter curah hujan


NO. KELAS CURAH HUJAN NILAI LINGUISTIK
1. Rendah <2348,830173 mm/tahun <2348,830173
2. Sedang 2348,830173-2985,5 mm/tahun 2348,830173-2985,5
3. Tinggi 2985,5-3623,196533 mm/tahun 2985,5-3623,196533

Table 2. parameter kemiringan lahan


NO. KELAS KEMIRINGAN LAHAN NILAI LINGUISTIK
1. Amat Sangat 0,000287789%-4,2591335124% 0,000287789-4,2591335124
Landai
2. Sangat Landai 4,2591335125%-8,801902308% 4,2591335125-8,801902308
3. Agak Landai 8,801902309%-13,91251719% 8,801902309-13,91251719
4. Landai 13,91251720%-19,30705512% 13,91251720-19,30705512
5. Agak Curam 19,30705513%-24,70159305% 19,30705513-24,70159305
6. Curam 24,70159306%-30,38005403% 24,70159306-30,38005403
7. Sangat Curam 30,38005404%-36,91028416% 30,38005404-36,91028416
8. Amat Sangat 36,91028417%-45,42797563% 36,91028417-45,42797563
Curam
9. Terlalu Curam 45,42797563%-72,40066528% 45,42797563-72,40066528

Table 3. parameter ketinggian


NO KELAS KETINGGIAN NILAI LINGUISTIK
Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi 5

.
1. Datar < 100 m < 100
2. Perbukitan 100 m-150 m 100-150
3. Curam 150 m-200 m 150-200
4. Lereng 200 m-250 m 200-250

2). Tahap Overlay Fuzzy


Pada tahapan ini bertujuan untuk mendapatkan peta tingkat kerawanan daerah tanah longsor. Dari
masing-masing parameter tersebut dilakukan analisis tumpang tindih pada keempat peta tersebut
tersebut sehingga menghasilkan wilayah-wilayah yang memiliki potensi rawan bahaya longsor.
Dengan cara melakukan proses overlay terhadap keempat parameter yang telah dilakukan
klasifikasi sebelumnya. Proses pembuatan overlay peta menggunakan toolbox Overlay Fuzzy yang
terdapat pada ArcGIS.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Peta Parameter Tanah Longsor
a. .Peta Kemiringan lereng
Berdasarkan hasil klasifikasi ketinggian terhadap lokasi penelitian yang ada di kabupaten Probolinggo
maka di dapatkan 9 tipe kelas yaitu amat sangat landai,sangat landai,agak landai,landai,agak
curam,curam,sangat curam,amat sangat curam dan terlalu curam.

b. Peta Curah Hujan


Berdasarkan hasil klasifikasi terhadap lokasi penelitian didapatkan 3 tipe kelas curah hujan (Gambar 2)
Diantaranya kelas dengan intensitas hujan Rendah <2348,830173 mm/tahun,sedang 2348,830173
Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi 6

2985,5 mm/tahun dan tinggi 2985,5-3623,196533 mm/tahun

c. Peta Tutupan Lahan

Berdasarkan hasil klasifikasi tutupan lahan terhadap lokasi penelitian didapatkan 15 kelas tutupan
lahan yang ada di Kabupeten Probolinggo (Gambar 3). Diantaranya
bandara/pelabuhan,belukar,belukar rawa,hutan lahan kering primer,hutan lahan kering
sekunder,hutan mangrove sekunder,hutan tanaman,pemukiman,perkebunan,pertanian lahan
kering,pertanian lahan kering campur,savana/padang rumput,sawah ,tambak dan tanah terbuka.

d. Peta Ketinggian
Berdasarkan hasil klasifikasi ketinggian terhadap lokasi penelitian yang ada di kabupaten
Probolinggo maka di dapatkan 4 tipe kelas yaitu datar,perbukitan,curam dan lereng
Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi 7

B. Hasil Peta Pemodelan Bahaya Tanah Longsor

Dari hasil pengolahan overlay terhadap kelima parameter tanah longsor dengan sistem fuzzy logic pada
ArcGIS didapatkan hasil peta tingkat kerawanan daerah tanah longsor (Gambar 5). Dari hasil tersebut
didapatkan 4 kelas tingkat yaitu sangat rendah,rendah,timggi dan sangat tinggi.
Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi 8

.
Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi 9

KESIMPULAN
Tuliskan kesimpulan dari penelitian yang artikelnya Anda tulis ini tanpa mengulang hal-hal yang telah
disampaikan di Abstrak. Kesimpulan dapat diisi pula tentang pentingnya hasil yang dicapai dan saran untuk
Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi 10

aplikasi dan pengembangannya.

UCAPAN TERIMA KASIH


Tuliskan ucapan terima kasih dengan bahasa baku. Penulis juga diperkenankan menyampaikan ucapan
terima kasih kepada sponsor penyedia dana penelitian.

DAFTAR PUSTAKA
Effendi, A.C. dan Apandi, T., 1993. Peta Geologi Bersistem, Lembar Waikabubak dan Waingapu, Pulau
Sumba, Nusa Tenggara Timur, Skala 1 : 250.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi,
Bandung.
Goldscheider dan Drew, 2007. Methods in Karst Hydrogeology, Taylor & Francis Group, London, UK.
Kresic, N. dan Stevanovic, Z., 2010. Groundwater Hydrologi of Springs, Elsevier Inc., USA.
Meiser, P., Pfeiffer, D., Purbohadiwidjojo, M., dan Sukardi, 1965. Hydrogeological Map of the Isle of
Sumba, 1 : 250.000, Direktorat Geologi, Bandung.
Milanovic, P. T., 1981. Karst Hydrogeology, Water Resources Publications, USA.
Mylroie, J. E., 1984. Groundwater as a Geomorphic Agent : Hydrologic Classification of Caves and Karst.
The ‘Binghamton’ Symposia in Geomorphology, International Series, No. 13, Allen & Unwin,
Inc., Britain.
Parizek, R.P., 1976. On the nature and significance of fracture traces and lineaments in carbonate and other
rerranes, in Karst Hydrology and Water Resources: Vol. 1 Karst Hydrology, Water Resources
Publications, Colorado, pp.47-108.
Singhal, B. B. S., dan Gupta, R. P., 1999. Applied Hydrogeology of Fractured Rocks, Kluwer Academic
Publisher, Netherlands
Soenarto, B., 2004. Identifikasi Keberadaan Air Tanah dan Keluaran Air Daerah Karst di Kabupaten
Sumba Barat. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pengairan Vol. 18. No. 54.
Van Zuidam, R. A., 1983. Guide to Geomorphologic Areal Photographic Interpretation and Mapping,
Section of Geology and Geomorphology, ITC, Enschede, The Netherlands.

Rujukan buku diusahakan lima tahun terakhir dari tahun penulisan.


Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi 11

Anda mungkin juga menyukai