Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Einstein

Vol. 1, No. 2, Nopember 2013

PEMODELAN KEDEPAN 1-D DATA MAGNETOTELLURIK (MT)


YANG BEBAS DISTORSI

Juniar Hutahaean, Eidi Sihombing dan Winsyahputra Ritonga


Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

ABSTRAK
Suatu estimasi yang teliti terhadap distribusi konduktivitas material lapisan
bawah permukaan bumi dari kurva respon permukaan 1-D sangat diperlukan
untuk ketetapan interpretasi magnetotellurik (MT) sounding. Pada
kenyataannya, konduktivitas listrik di bawah permukaan bumi bukan saja
bergantung terhadap kedalaman, tetapi perubahan konduktivitas listrik secara
lateral dapat menyebabkan distorsi terhadap kurva respon I-D Magnetotellurik.
Untuk mengatasi permasalahan ini, disusunlah suatu algoritma dengan
mentransformasi respon impedansi permukaan menjadi respon logaritmik
kompleks tak berdimensi yang invariant terhadap distorsi sehingga kesalahan
perhitungannya tidak dipengaruhi faktor distorsi. Berdasarkan algoritma ini
respon logaritmik permukaan dihitung secara rekursif dengan pendekatan
linear melalui logaritma kontras konduktivitas antar lapisan.
Perangkat lunak ini diujicoba terhadap empat model lapisan bumi. Dari
keempat model yang diajukan, semuanya memenuhi syarat batas sebagai
kurva respon 1-D MT karena –π/4 ≤ lm lobs ≤ π/4, sedangkan bagian real
kurva respon hanya bergantung pada harga σ0. Jika σ0 makin besar maka
bagian real kurva respon akan bergeser ke bagian atas dan sebaliknya, namun
bentuknya tidak berubah. Karena itu, kurva respon logaritmik ini dapat
digunakan sebagai kurva baku untuk estimasi distribusi konduktivitas lapisan
material di bawah permukaan bumi 1-D.

Kata kunci: Estimasi konduktivitas material, Respon frekuensi.

95
Jurnal Einstein
Vol. 1, No. 2, Nopember 2013

I. PENDAHULUAN dengan menyusun suatu algoritma


Metoda magnetotellurik (MT) dengan mentransformasi respon
merupakan salah satu metoda impedansi menjadi respon logaritmik tak
elektromagnetik dalam geofisika yang berdimensi yang invariant terhadap
digunakan untuk mengetahui struktur pengaruh distorsi. Berdasarkan algoritma
bawah permukaan berdasarkan ini respon logaritmik permukaan
perbedaan sifat listrik struktur. dihitung secara rekursif dengan
Berdasarkan perubahan komponen pendekatan linear melalui logaritma
medan listrik dan medan magnetik akibat kontras konduktivitas antar lapisan.
perbedaan sifat listrik tersebut dapat Perameterisasi ketebalan lapisan menjadi
ditentukan distribusi konduktivitas listrik ketebalan dikali akar pangkat dua
terhadap kedalaman. Metode konduktivitas lapisan, sama seperti yang
magnetotellurik memanfaatkan medan dilakukan oleh Nabetani and Rankin (15).
elektromagnetik alamiah sebagai sumber Hasil penelitian ini mengajukan
gelombang dengan jangkauan frekuensi suatu algoritma pemodelan kedepan data
10-4–104 Hz. Pada jangkauan frekuensi 1-D MT yang invariant terhadap distorsi
ini, metoda MT mampu mendeteksi statik. Sebagaimana diketahui bahwa
lapisan bumi sampai kedalaman 100 km. respon medan elektromagnetik sangat
Data MT dalam bentuk bergantung pada variasi konduktivitas di
pengukuran medan listrik dan medan bawah permukaan bumi, oleh karenanya,
magnetik atau biasa disebut fungsi variasi konduktivitas lapisan terhadap
respon bumi dapat dimodelkan secara kedalaman dapat diprediksi
numerik, baik permodelan kedepan
maupun metoda inverse, dengan Persamaan Medan Elektromagnetik
berbagai bentuk-bentuk sederhana. Semua fenomena
Permodelan inverse untuk struktur bumi elektromagnetik dapat diturunkan dari
berlapis (1-D) oleh peneliti terdahulu persamaan Maxwell berikut :
(7,15,20)
digunakan untuk menentukan 
∇.E = ; ∇ . B = 0; ∇ x E = -∂t B;
jumlah lapisan resistif dan konduktif 0
berdasarkan respon permukaan. Metode
∇ x H = J + ∂t D ...........................1
inversi yang dilakukan oleh Oldenburg
(17)
berguna untuk menentukan
Selain itu hukum dasar lainnya:
konduktivitas sebagai fungsi kontinu

kedalaman, terutama untuk menguji ∇.J + D = 0 .................................2
struktur kecil di bawah permukaan bumi. t
Namun kenyataan menunjukkan bahwa disebut persamaan kontinuitas
selain material bumi merupakan
penghantar yang tidak homogen, tetapi dimana
juga konduktivitas listriknya mengalami B = medan induksi magnetic (Wb/m2);
perubahan secara lateral. Hal ini H = intensitas medan magnetic (A/m);
menyebabkan distorsi terhadap kurva E = intensitas medan listrik (V/m);
respon 1-D MT yang pada akhirnya akan D = medan pergeseran arus listrik
menghasilkan kesalahan sistematik dan (C/m2); J = medan rapat arus listrik
akan menyulitkan interpretasi kuantitatif (A/m2);
dari model regional yang dihasilkan.  = rapat muatan listrik (C/m3).
Metode permodelan kedepan
yang digunakan merupakan perluasan
metoda yang dilakukan schmucker (10)

96
Jurnal Einstein
Vol. 1, No. 2, Nopember 2013

Dalam medium homogen dimana k2 = iωμσ. Persamaan 7)


isotropis berlaku hubungan: J = σ E , D merupakan persamaan difusi yang sangat
= 𝛆 E , dan penting untuk merepresentasikan
medium bumi khususnya dalam metode
B = μ H .............................................3 elektromagnetik. Permasalahan 1-D
rapat arus induksi tidak berubah dalam
dengan: σ = konduksivitas listrik, 𝛆 = bidang horizontal, sehingga resultan
permitivitas listrik dan μ = permeabilitas medan elektromagnetik menjadi :
magnet medan listrik dan medan magnet
bervariasi terhadap waktu : E = (Ex , 0, 0) dan H = (0, Hy , 0).

E (t) = E.e-i ω t dan H (t) = H . e-i ω t ....4 Persamaan gelombang dapat



 z  E 
Sehingga diperoleh : ditulis :    k 2      0 Solusi
 x  H 
∇ x E = iωμH atau ∇x H = (σ-iωε)E .....5 medan listrik dan medan magnet untuk
masing-masing lapisan :
Dengan melakukan operasi curl, Ex ( n )  An e i z kn  Bn e i z kn ............. 8
kemudian menerapkan identitas vektor
akan diperoleh persamaan Helmholtz:
k
 
Hy ( n )  n An e i z kn Bn e i z kn .........9

∇2E + (iσω - εω2)μE = 0 dan
dimana : n = 1,..,N dan Z = kedalaman.
Kemampuan penetrasi (skin depth)
∇2H + (iσω - εω2)μH = 0.....................6
medan eklektromagnetik didefenisikan:
2 1
Persamaan ini adalah persamaan   503 ......................10
gelombang dalam domain frekuensi.   f
Untuk material bumi dalam range
frekuensi yang sering digunakan dalam menunjukkan penetrasi medan
eksplorasi magnetotellurik ɛω << σ (8). gelombang elektromagnetik tergantung
Dari pada konduktivitas lapisan dan
frekwensi gelombang sumber
∇2 E + k2E = 0 dan ∇2 H + k2H = 0........7

97
Jurnal Einstein
Vol. 1, No. 2, Nopember 2013

1.1 Impedansi Model N-Lapis Bumi

Permukaan Z1 G1 L1
 1 h1 Z2 G2 L2
 2 h2 Z3 G3 L3
ZN-1 GN-1 LN-1
 N 1 hN 1 XG GN LN
 N hN half-space

Gambar 1. Model N-Lapis bumi


Untuk menentukan impedansi Impedansi pada kedalaman z 1:
elektromagnetik, diasumsikan medium   1  B 
terdiri dari N-lapis masing-masing Z  z1   coth iz1 k1  ln  1  dan
k1  2  A1 
lapisan mempunyai besaran fisis yang
sama. Untuk memperoleh pernyataan Impedansi pada kedalaman z 2:
tentang impedansi medium berlapis,   1  B 
terlebih dahulu ditentukan hubungan Z z 2   coth iz 2 k1  ln  1 
k1  2  A1 
antara impedansi lapisan ke-1 dan ke-2.
Impedansi pada kedalaman z dari atau
permukaan bumi adalah:    k Z ( z ) 
Z z1   coth i z1  z 2 k1  coth 1  1 2 
k1     
  B2  2 i z k1
  1   e
Z ( z) 
 
  A1e i z k1  B1e i z k1
   A2 
 
k1 A1e i z k1  B1e i z k1   B1  2 i z k1
k1 1   e
..11 untuk z1 = 0 (permukaan) dan z = h1
(permukaan lapisan ke-2), maka
  A1  diperoleh:
   k Z (h1 ) 
B  Z 0   coth  i h1 k1  coth 1  1 
   
ln  1 
B1 k1 
Bila kita menggunakan e  A1 
,
A1 atau secara umum ditulis:
maka didapat:    k Z 
 Z n 1  coth  i hn 1 k n 1  coth 1  n 1 n 
 1  B     
Z z   coth izk1  ln  1  k n 1 
k1  2  A1  dengan demikian:
atau :    k Z 
Z n1  tanh  i hn1k n1  tanh 1  n1 n  Zn-1
k n1     
B   k Z ( z) 
ln  1   2  izk1  coth 1 1  ....12
 A1     untuk n = 2, 3,…, N
Pada model bumi berlapis, syarat
batas yang harus dipenuhi pada setiap
bidang batas antar lapisan antara lain:

98
Jurnal Einstein
Vol. 1, No. 2, Nopember 2013

kontinuitas komponen tangensial medan konduktivitas yang terdiri dari n = 1,


elektromagnetik, kontinuitas komponen 2,…, N-1 bidang lapisan horizontal,
normal rapat arus dan intensitas medan masing-masing mempunyai
magnet, dinyatakan oleh Zn(z)=Zn-1(z) konduktivitas listrik uniform 𝛿n (S/m)
maka untuk lapisan ke N diperoleh: dan ketebalan hn (m), berada di atas
 sebuah half-space yang merupakan
ZN  ...........................................14 penghantar uniform dengan
kN
ZN adalah impedansi pada permukaan konduktivitas 𝛿N untuk interpretasi 1-D
lapisan ke-N (half-space). Persamaan maka Re Zobs(ω) ≥ 0 dan Im Zobs≤0.
13) dapat juga ditulis dalam persamaan Suatu bentuk yang sesuai untuk masalah
ke depan dapat diperoleh dengan
z  Tn
berikut: Z n  n 1 , n = 1,2..........15 mentransformasi Zobs menjadi bentuk
S n z n1 tak berdimensi(10,11):
dimana: i
 W hn  Gobs ( )  Z obs ( ) .....................16
Tn  W  n tanh  ; 
  
 n  Dimana adalah penghantar half-space
1  W hn  dan permeabilitas statik diasumsikan
Sn  tanh  ; sama dengan ruang hampa
W n   
 n  . Untuk penghantar
W   i   ; dan half- space seragam, Gobs akan berharga
satu. Solusi untuk model lapisan
Z N  W  N . ke arah permukaan, horizontal diperoleh dari persamaan
nilai impedansinya mengandung Maxwell dengan mengabaikan arus
informasi lapisan-lapisan di bawahnya. pergeseran. Solusi yang didasarkan pada
Pada impedansi permukaan terkandung algoritma yang diturunkan oleh Wait(11)
seluruh informasi di bawah permukaan. adalah:
Harga resistivitas semu dan fasa di R G ( )  Tn ( )
Gn ( )  n n 1 ............17
permukaan dapat dihitung: 1  Gn1 ( )  Tn ( )
1
 a ( )  Z 1* Z 1 dan
W Untuk n=1, 2, 3,..,N-1, dimana

   tan 1 Imz1 
didefenisikan:
Rez1  ..........18

2. METODOLOGI Rn = (σn-1/σn)1/2 dan


Pemodelan Kedepan (Forward)
Misalkan respon impedansi Zobs Hn = hn(σn/σo)1/2..................................19
berharga kompleks, dengan kesalahan 𝛿z
dianggap random dan sama antara
bagian real dan imajinernya, yang Untuk half-space adalah:
teramati untuk frekuensi sudut ωj , untuk
j = 1,2, …, J. permasalahannya adalah GN(ω) = RN..........................................20
menginterpretasi Zobs(ωj) untuk model

99
Jurnal Einstein
Vol. 1, No. 2, Nopember 2013

Respon pada permukaan adalah G1(ω) kedepan dan kesalahan perhitungan ε


sama dengan Gobs(ω). tidak akan terikat dengan d, karena d
Dari besaran-besaran σn dan hn hanya akan mengubah harga σo.
akan dihitung Hn (ketebalan lapisan Menentukan respon logaritmik dapat
berskala) dan Rn (akar pangkat dua rasio diperoleh dari persamaan 17) dengan
konduktivitas). Untuk masalah ke mengambil Ln = ln Gn yaitu:
depan, harga Hn digunakan untuk
menghitung Tn(ω) yang akan digunkan Ln(ω) = Xn + 2 tanh-1 {En(ω)
untuk menghitung respon permukaan tanh{Ln+1(ω)/2} ..................................23
secara rekursif melalui persamaan 17).
Untuk n = 1,2,…, N-1, dimana:
Respon Logaritmik  n 1
Respon logaritma kompleks X n  0,5 ln dan
n
didefinisikan sebagai:
 1 
E n  exp  2 (i  0 ) H n  ...........24
Lobs(ω) = ln Gobs(ω) ...........................21  2 
respon logaritma pada permukaan
dimana: -π/2 Im Lobs π/2. adalah L1(ω) sama dengan Lobs(ω).
Kesalahan 𝛿 dalam hal ini diasumsikan
sama pada bagian real dan imajiner, Linearisasi
diberikan oleh kesalahan relatif pada Persamaan 26) adalah persamaan
Zobs , yaitu: 𝛿(ω) = 𝛿(ω)/|Zobs(ω)|. tak linear jika Xn tidak diketahui. Akan
Untuk kasus 1-D maka –π/4 Im Lobs tetapi jika kontras konduktivitas lapisan
kecil, yaitu jika Rn 100tatic sama
π/4. Bila dinyatakan dalam
dengan 1 sehingga |X| <<1 untuk n = 2,
konduktivitas semu σa dan fase ф 3,…,N, maka persamaan tersebut
menjadi : Re Lobs = 0.5 ln (σo/σa), menjadi linear. Sehingga solusi
dengan σo/σa = |Gobs|2 dan Im Lobs = π/ - linearnya akan memenuhi pendekatan
ф. Apabila 2ф dalam satuan radian linear berikut:
diplot dengan ln σa maka besarnya Ln ( )  X n  En ( ) Ln1( ) ............25
kesalahn pada keduanya menjadi
ekivalen. Harga σo didefinisikan sebagai
rata-rata berbobot dari ln σa , yaitu : untuk n=1, 2, …, N-1. Persamaan 25)
merupakan model penghantar quasi-
ln σo ....22 uniform. Respon logaritmik permukaan
menjadi:
Untuk menentukan harga bobot
W digunakan metode Fischer (11). Harga ....................26
σo diambil sedemikian hingga rata-rata
berbobot Re Lobs = 0. Dengan adanya
distorsi statik, σa menjadi σa /d2 dan oleh dimana,
karena itu σo berubah menjadi σo/d2
melaluai persamaan (3.8), maka Gobs(ω) ....27
dan Lobs (ω) akan variant terhadap d.
Karena itu, Lobs(ω) hasil pemodelan untuk n=2, 3, …, N dan D1(ω) =1.
Untuk pemodelan ke depan digunakan

100
Jurnal Einstein
Vol. 1, No. 2, Nopember 2013

persamaan 27) untuk menghitung 0.00092, 0.00287) S/m dan h = (20000,


respon logaritmik permukaan. 49000) m.
Relogaritmik permukaan yang
4. PEMBAHASAN diperoleh dari model tersebut disajikan
Program pemodelan kedepan pada gambar 4.1 dalam bentuk kurva
dibuat berdasarkan algoritma dengan respon logaritmik terhadap frekuensi
mentransformasi respon impedansi dengan σo = 0.002 S/m dan range
permukaan menjadi respon logaritmik frekuensi antara 0.00051-0.035 hz yang
kompleks tak berdimensi yang invariant dibagi menjadi 49 titik.
terhadap distorsi sehingga kesalahan
perhitungan tidak dipengaruhi statik
distorsi. Berdasarkan algoritma ini Pengujian Perangkat Lunak Model
respon logaritmik permukaan dihitung SINT3K
secara rekursif dengan pendekatan Model SINT3K terdiri dari 3
linear melalui logaritma kontras lapisan, dimana suatu lapisan yang
konduktivitas antar lapisan. Program statik lebih konduktif dengan sekitarnya
pemodelan kedepan dianalisa dengan ditutupi lapisan yang statik lebih tipis.
menggunakan data sintetik untuk Konduktivitas dan ketebalan masing-
menguji perilakunya. Ujicoba dilakukan masing lapisan adalah : σ = (0.00236,
untuk empat model lapisan bumi. 0.0112, 0.00187) S/m dan h = (20200,
49000) m.
Pengujian Perangkat Lunak Model Respon logaritmik permukaan
SINT3R yang diperoleh dari model tersebut
disajikan pada gambar 4.2 dalam bentuk
kurva respon logaritmik terhadap
frekuensi dengan σo = 0.005 S/m dan
range antara 0.0005-0.035 Hz yang
dibagi menjadi 49 titik.

Gambar 2. Kurva respon logaritmik


terhadap frekuensi,
 =0,002 S/m dan fmax = 0,035 Hz

Model SINT3R terdiri atas 3


lapisan, dimana suatu lapisan yang Gambar 3. Kurva respon logaritmik
statik lebih resistif dengan sekitarnya terhadap frekuensi,
ditutupi lapisan yang statik lebih tipis.  =0,005 S/m dan fmax = 0,035 Hz
Konduktivitas dan ketebalan masing-
masing lapisan adalah: σ = (0.00263,

101
Jurnal Einstein
Vol. 1, No. 2, Nopember 2013

Pengujian Perangkat Lunak Model


SINT3T
Model SINT3T terdiri atas 3
lapisan, dimana suatu lapisan yang
statik lebih konduktif dengan sekitarnya
ditutupi lapisan yang statik lebih tebal.
Konduktivitas dan ketebalan masing-
masing lapisan adalah : σ =(0.00263,
0.0112, 0.00187) S/m dan h = (49000,
20000) m.
Respon logaritmik permukaan
yang diperoleh dari model tersebut Gambar 5. Kurva Respon
disajikan pada gambar 4.3 dalam bentuk SINT4S dengan  = 0,005 S/m dan fmaks
kurva respon logaritmik terhadap 0,035 Hz
frekuensi dengan σo = 0.003 S/m dan
range frekuensi antara 0.0001-0.2m Hz Respon logaritmik permukaan
yang dibagi menjadi 49 titik. yang diperoleh dari model tersebut
disajikan pada gambar 4.4 dalam bentuk
kurva respon logaritmik terhadap
frekuensi dengan σo = 0.005 S/m dan
range frekuensi antara 0.00051-0.035m
Hz yang dibagi menjadi 49 titik.

Analisis Hasil dan Diskusi


Dari keempat model yang
diajukan di atas, semuanya memenuhi
syarat batas sebagai respon 1-D MT
karena –π/4≤ Im Lobs ≤ π/4. Sedangkan
Gambar. 4. Kurva respon logaritmik bagian realnya tergantung pada σo,
terhadap frekuensi, dimana σo makin besar maka bagian real
 =0,003 S/m dan fmax = 0,2 Hz kurva respon akan bergeser statik atas
atau sebaliknya, namun bentuknya tidak
Pengujian Perangkat Lunak Model berubah.
SINT4S Pada kenyataanya, konduktivitas
Model SINT4S terdiri atas 4 listrik material bumi bukanlah masalah
lapis berselang-selang antara yang 1-D, dimana perubahan konduktivitas
resistif dengan yang konduktif. listrik secara lateral dapat menyebabkan
Konduktivitas dan ketebalan masing- distorsi terhadap kurva respon 1-D MT.
masing lapisan adalah : σ =(0.00263, apabila ditinjau dari segi struktur
0.0112, 0.00187, 0.0105) S/m dan konduktivitas statik, interpretasi kurva
h=(20200, 39000, 215000)m. respon yang terdistorsi ini masih sah
bila memenuhi keadaan berikut:
1. Jika lapisan penutup tipis, maka
distorsi terhadap impedansi Z dapat
diatasi dengan mengalikan nya

102
Jurnal Einstein
Vol. 1, No. 2, Nopember 2013

dengan statik distorsi d berharga real 5. KESIMPULAN DAN SARAN


positif dan tidak bergantung Kesimpulan
frekuensi, asalkan medan sumber Telah berhasil disusun perangkat
mempunyai panjang gelombang lunak untuk pemodelan ke depan data 1-
yang cukup besar dibandingkan D magnetotellurik yang bebas distorsi
dengan ketebalan lapisan penutup dan dapat digunakan untuk keperluan
(11)
. Frekuensi sedemikian rendah ini estimasi distribusi konduktivitas lapisan
akan menyebabkan induksi diri bumi. Perangkat lunak ini diujicoba
statik cukup kecil, sehingga dengan menggunakan data sintetik
penetrasi EM cukup dalam terhadap empat model bumi berlapis.
dibandingkan dengan ketebalan Hasil pengujian menunjukkan bahwa
lapisan penutup. Distribusi perangkat lunak ini cukup efektif dan
konduktivitas sepanjang permukaan akurat. Hasil pengujian juga cukup
yang tidak merata menyebabkan menunjukkan bahwa prosedur
distorsi statik medan listrik oleh pemodelan kedepan ini dapat
redistribusi arus listrik horizontal. mendeteksi lapisan yang statik
Interpretasi medan listrik ini konduktif maupun yang statik resistif
merupakan dasar metoda statik. Jika dengan sekitarnya. Kelemahan utama
terdapat efek distorsi statik, maka Z dari program pemodelan kedepan ini
(diperoleh dari konduktivitas σ dan adalah dalam menentukan harga
ketebalan h) menjadi Dz, ketebalan lapisan berskala Hn yang
konduktivitas lapisan σ/d dan 2
dilakukan dengan cara mencoba-coba,
ketebalan menjadi dh(12). Maka namun demikian cara ini dapat
distorsi statik hanya menyebabkan memperbaiki tingkat akurasinya.
pergeseran pada profil konduktivitas
model terhadap kedalaman jika Saran
diplot dalam skala logaritmik tanpa Program ini masih banyak
mengalami perubahan bentuk. memerlukan penyempurnaan agar
Perbedaan antara respon model diperoleh hasil yang akurat dan hemat.
dengan respon logaritmik Untuk itu penulis menyarankan:
pengamatan menjadi invariant 1. Untuk menghindari cara mencoba-
terhadap harga d. oleh karena itu coba dalam menentukan ketebalan
pemodelan kedepan 1-D MT ini lapisan berskala Hn yang sering
dibuat untuk menghindari distorsi menyita waktu, maka perlu dicari
statik. cara statik namun tingkat
2. Jika perubahan konduktivitas lateral akurasinya masih dapat
di setiap kedalaman lebih besar diperthankan.
dibandingkan dengan skal 2. Kurva respon hasil pemodelan ini
horizontalnya, maka kurva respon dapat digunakan sebagai kurva
akan mengalami sedikit distorsi. standard dalam pencocokan kurva
Keadaan ini mendukung interpretasi data lapangan yang mengalami
1-D karena bagian-bagian kecil distorsi statik untuk estimasi
struktur konduktivitas lateral pada distribusi konduktivitas dan
kedalaman yang lebih besar lebih ketebalan lapisan bumi, asalkan
sulit mendeteksinya. data respon tersebut sudah

103
Jurnal Einstein
Vol. 1, No. 2, Nopember 2013

memenuhi syarat sebagai data 1-D 7. Jupp, D. L. B., and Vojoff, K.,
MT. 1975, Stable iterative methods for
3. Program pemodelan kedepan ini the inversion of geophysical data,
dapat digunakan untuk distribusi Geophys. J. R. astr. Soc., vol. 42, p.
konduktivitas yang kontinu 957-976.
terhadap kedalaman, dan metode ini 8. Kaufman, A. A. And Keller, G. V.,
dapat dilanjutkan untuk dimensi 1981, The magnetotlluric
yang lebih tinggi. sounding, Elsevier, New York.
9. Kunetz, G., 1972, Processing and
6. DAFTA PUSTAKA interpretation of magnetotelluric
soundings, Geophysics, vol. 37, p.
1. Abramovici, F., Landisman, M., 1005-1021.
and Shoham, Y., 1976, Partial 10. Larsen, J. C., 1975, Low frequency
derivatives for the one – (0.1-6.0 cpd) electromagnetic
dimensional Magnetotellurik study of deep mantle electrical
problems, Geophys. J. R. conductivity beneath the
Astr.Soc., vol. 44, p. 359-378. Hawaiian Island, Geophys. J. astr.
2. Backus, G.E., and Gilbert, J. F., Soc., vol. 43, p. 17-46.
1967, Numerical aplications of a 11. ____1981, A new technique for
formulism for geophysical inverse layered earth magnetotelluric
problems, Geophys. J. R. astr. inversion, Geophysics, vol. 46,
Soc., vol 13, p. 247-276. p.1247-1257.
3. Cagniard, L., 1953, Basic theory of 12. Loewenthal, D., 1975, Theoretical
the magnetotelluric method of uniqueness of the magnetotelluric
geophysical prospecting, inverse problem for equal
Geophysics, vol. 18, p. 605-635. penetration discretizable model,
4. Coen, S., Quercia, F., and Geophys. J. R. Astr. Soc., vol. 43,
Mackiewicz, 1983, Direct p. 897-903.
Inversion of One-Dimensional 13. Marquart, D. W., 1963, An
Magnetotelluric Data, Journal of algorithm for least-square
Geophysical research, vol. 88, p. estimation of non linear
2407-2412. parameters, J. Soc. Indust. Appl.
5. Fischer, G., Schnegg, P. A., Math., vol. 11, p. 431-441.
Peguiron, M., and Le Quang, B. V., 14. Menke, W., 1984, Geophysical
1981, An-analytic one- Data Analysis: Discrete Inverse
dimensional magnetotelluric Theory, Academic Press Inc, USA.
inversion scheme, Geophys. J. R. 15. Nabetani, s., and Rankin, D., 1969,
astr. Soc., vol. 67, p. 257-278. An inverse method of
6. Fischer, G., and Le Quang, B. V., magnetotelluric analysis of a
1981, Topography and multilayered earth, Geophysics,
minimization of the standard vol. 34, p. 75-86.
deviation in one-dimensional 16. Nakamura, S., 1993, Applied
magnetotelluric modelling, Numerical Method in C, Prentice
Geophysics. J. R astr. Soc., vol. 67, – Hall International Edition,
p. 279-292. Singapore.

104
Jurnal Einstein
Vol. 1, No. 2, Nopember 2013

17. Oldenburg, D. W., 1979, One-


dimensional inversion of natural
source magnetotelluric
observation, Geophysics, vol. 44,
p. 1218 – 1244.
18. Tarantola, A., and Valette, B, 1987,
Inverse Problems Theory:
Methods for Data Fitting and
Model Parameter Estimation,
Elsevier, New York.
19. Whittal, K. P., and Oldenburg, D.
W., 1986, Inversion of
Magnetotelluric data using a
practical inverse scattering
formulation, Geophysics, vol. 51,
p. 383-395.
20. Wu, F. T., 1986, The inverse
problem of magnetotelluric
sounding, inVozof, K, ed.
Magnetotelluric Methods,
Geophysics Reprint series No. 5,
Soc. Expl. Geophys, 409-416.

105

Anda mungkin juga menyukai