TEORI DASAR
2.1
E =
B
t
H = J +
D
t
(2.1)
(2.2)
H
E =
(2.3)
E
H = E +
(2.4)
Dengan menggunakan operasi curl pada persamaan (2.3) dan (2.4) serta
2
vektor identitas (xA) = (i A) A , akan didapatkan:
E
2E
2 E = H =
+
2t
t
(2.5)
H
2 H
2 H = E E =
+
2
t
t
t
(2.6)
(2.7)
2 H = i H 2 H
(2.8)
gelombang
elektromagnetik
melewati
benda
konduktif
(2.9)
2 E
E
H
i E , 2 H
i H
t
t
(2.10)
H y ( z, t ) = H 0eit +mz
(2.11)
2
dengan H 0 merupakan kuat medan magnet primer, dan m = i atau:
m = (1 + i )
dengan a =
= (1 + i )a
(2.12)
H y = H 0eit (1+ j ) az = H 0e az +i (t az )
(2.13)
atau
H y = H 0e az cos(t az )
(2.14)
2.2
2.2.1
melalui udara ataupun yang dipantulkan oleh ionosfer bumi, dan medan sekunder
H S hasil induksi elektromagnetik pada konduktor, dimana H P > H S . Sehingga
besar
HR = HP + HS
H R = H P e it + H S e i (t )
dengan frekuensi pemancar
(2.15)
komponen medan magnetik primer dan sekunder. Informasi ini dapat diolah
untuk menentukan ukuran dan nilai konduktivitas dari suatu konduktor yang
terdapat dibawah permukaan bumi.
H Ry = H Py + H Sy
H Rz 0 H Sz
(2.16)
Hasil dari pengukuran metode VLFEM adalah inphase dan quadrature yang
merupakan
rasio dari
H Rz / H Ry dan merefleksikan
perubahan distribusi
(2.17)
H Ry = H Ry ( z 2 ) H Ry ( z1 )
(2.18)
H Ry = ( H Py + H Sy ( z 2 )) ( H Py + H Sy ( z1 ))
(2.19)
H Ry = H Sy ( z2 ) H Sy ( z1 )
benda
10
2.3
(ggl) es , akan muncul dengan frekuensi yang sama, tetapi fasenya tertinggal 900
Gambar 2.2 menunjukkan diagram vektor antara medan primer P dan ggl
induksinya.
akan menjalar
(2.20)
Total beda fase antara medan P dan S akan menjadi 900 + tan = L / R .
Berdasarkan hal ini dapat dikatakan bahwa, jika terdapat medium yang
sangat konduktif, maka beda fasenya akan mendekati 1800 , dan jika medium
sangat resistif, maka beda fasenya mendekati 900.
Kombinasi antara P dan S akan membentuk resultan R. Komponen R
yang sefase dengan komponen P ( R cos ) disebut sebagai komponen real (inphase) dan komponen yang tegak lurus P ( Rsin ) disebut sebagai komponen
imajiner (out-of phase/quadrature). Perbandingan antara komponen
real dan
11
Re
= tan = L / R
Im
(2.21)
2( H z / H x ) cos
x100%
2
1 (H z / H x )
= 1/ 2 tan 1
(2.22)
H2
H1
atau:
12
H z H x sin
100%
( H1 ) 2
(2.23)
dan
= z x
dimana H z dan H x adalah resultan komponen medan horizontal, H1 dan H2
adalah sumbu mayor dan minor dari polasarisasi elips, dan z dan x adalah fase
komponen medan magnetik horizontal dan vertikal.
Pada penelitian ini data yang terukur pada alat VLF adalah : inphase,
quadrature, tilt-angle dan total-field. Kontras anomali yang terukur dapat
disebabkan oleh adanya batuan terisi air yang lebih konduktif atau adanya batuan
berongga terisi udara yang lebih resistif dari lingkungan kars. Dengan parameter
tersebut
diharapkan
dicirikan dengan naiknya kuat medan listrik vertikal dan medan horizontal secara
tiba tiba.
Gangguan kedua adalah variasi harian medan elektromagnetik bumi,
dimana terjadi pergerakan badai dari arah timur ke barat yang terjadi pada siang
hingga sore hari menjelang malam. Untuk daerah sekitar Australia, gangguan
minimum terjadi pada bulan Mei-Juli, dan gangguan maksimum terjadi pada
jam 08.00 waktu lokal, kemudian merambat naik hingga maksimum pada jam
16.00 waktu lokal (McNeill, 1991).
13
2.5
topogarafi dan
dapat benar-benar
2.5.1
Koreksi Topografi
Pengukuran VLF pada penelitian ini dilakukan pada daerah kars Gunung
medan tersebut
kemiringan dengan
dapat
14
Gambar 2.4 Efek topografi pada aliran arus VLF dan medan
magnetik: (a) Polarisasi medan listrik , (b) Polarisasi medan magnetik
(McNeil dan Labson, 1987)
15
Adapun prosedur koreksi tofografi dari Baker dan Myers tersebut adalah
sebagai berikut: komponen real dan imajiner hasil pembacaan dirata-ratakan dan
hasilnya diletakan
R(1, 2 ) = (
dimana:
R1 % + R2 %
) TC
2
(2.24)
2.5.2
mengandung frekuensi tinggi dan rendah. Data yang mengandung frekuensi tinggi
diasumsikan sebagai sinyal, sedangkan data berfrekuensi rendah diasumsikan
sebagai gangguan (noise). Metode ini dilakukan dengan cara merata-ratakan nilai
anomalinya dibagi dengan jumlah jendela yang digunakan. Atau secara matematis
dapat ditulis sebagai berikut:
^
yi =
dengan k =
1
N
i+k
j =i k
yi
(2.25)
N 1
,
2
dimana: k adalah jumlah pengurangan data yang hilang akibat dilakukan filtering
dan N adalah panjang interval smoothing atau lebar jendela.
2.5.3
Filter Fraser
Titik dimana
16
dengan menggunakan filter yang ditemukan oleh Fraser (1969) yang dinamakan
filter Fraser. Filter ini didesain untuk membagi data tilt angle dengan 900,
sehingga persilangan menjadi maksimum (peak). Filter ini juga melemahkan
panjang gelombang yang terlalu besar untuk mengurangi efek topografi. Selain
itu, filter ini mengurangi efek pelemahan dari variasi temporal kuat sinyal
pemancar.
Prinsip dasar dari filter Fraser adalah menggunakan 4 buah titik yang
berurutan, dengan cara mengurangkan jumlah dari nilai data ke-3 dan ke-4
terhadap jumlah dari nilai data ke-1 dan ke-2. Kemudian diplot pada titik tengah
antara data ke-2 dan data ke-3. Atau secara matematis filter Fraser dapat
dilakukan sebagai berikut:
Fn = ( M n + 2 + M n + 3 ) ( M n + M n +1 )
(2.26)
17
magnetik
dikembangkan dari filter statistika linear berdasarkan atas filter Fraser dan teori
medan linear dari Bendat dan Piersol. Filter ini menghasilkan profil kedalaman
dari rapat arus yang diturunkan dari nilai komponen vertikal medan magnetik
pada setiap titik pengukuran. Adapun profil kedalaman dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan:
KH n = -0.102M n -3 + 0.059 M n -2 - 0.561M n -1 + 0.561M n +1 - 0.059 M n + 2 + 0.102 M n +3
(2.27)
sebuah
benda
18
2.6
Pemodelan
Pemodelan ke depan (forward modelling)
mengembalikan
suatu gambaran
19
Gambar 2.8 Mesh finite elemen (garis biru ) untuk pengukuran dari 0-
menggambarkan
gelombang
bidang,
difusi
dan
medan
2 Ey
2 z2
= i E y
1 H y 1 H y
+
= i E y
x x z z
(2.28)
(2.29)
20
Hx =
1 E y
1 E y
, dan H z =
i z
i x
(2.30
1 H y
1 H y
, dan Ex =
z
x
(2.31)
Ex =
Nilai resistivitas semu a dan fase untuk polarisasi-E dan polarisasi-H dapat
dihitung dengan menggunakan rumus:
2
imag ( E y / H x )
1 Ey
1
a =
, = tan
H x
real ( E y / H x )
(2.32)
imag ( E x / H y )
1 Ex
1
a =
, = tan
H y
real ( E x / H y )
(2.33)
Bagian real dan imaginer dari fungsi transfer magnetik pada VLF dapat dihitung
dengan rumus:
H
Re = real z 100%
Hx
(2.34)
H
Im = imag z
Hx
(2.35)
100%
menggunakan rumus:
= ( d S p ) ( d S p ) + ( pT p p02 )
T
(2.36)
21
semua sell model j agar memperoleh fungsi minimum dari . Hasil persamaan
normalnya adalah :
(S
S + I p = S T d
(2.37)
diselesaikan
dengan cara
parameter Langrange diturunkan menjadi lebih kecil dengan faktor yang lebih
kecil dari 1.
2
Error root mean square dapat dihitung dengan persamaan :
RMS =
1 n
di 2
n i =1
(2.38)
1 n di 2
n i =1 i2
(2.39)
2 =
2.6.3
Perhitungan Sensitivitas
S untuk pengamatan
ke-i dan
(K + M )
a
b
1
Sij = Ti Ti ( K + M )
( ln j ) u
ai u bi u
(2.40)
dan
medan magnetik dalam kasus Polarisasi-E dan H-polasisasi untuk datum kei dari
u. Nilai ai dibentuk dari penyederhanaan yang bernilai 1 pada posisi datum ke 1
22
dan 0 untuk node yang lainnya. Jika observasi tidak diletakan secara tepat pada
node grid , maka nilai medan diinterpolasi berdasarkan 2 node terdekatnya.
disesuaikan dengan kondisi real lapangan, karena adakalanya hasil yang diperoleh
dari pemodelan secara analitik memiliki error yang kecil, tetapi tidak sesuai
dengan keadaan geologi sebenarnya, sehingga diperlukan data pendukung lainnya
untuk memasukan parameter yang cocok.
23