DASAR TEORI
B
E
t
D
H i (III.1)
t
B 0
D c
2E iE 2E
(III.2)
2H iH 2E
13
(sekitar 100dengan 0sebesar 910-12 F/m) dan konduktivitas target VLF biasanya
10-2S/m. Hal ini menunjukkan bahwa efek medan akibat arus konduksi
memegang peranan penting ketika terjadi perubahan konduktivitas medium
(Sharma, 1997).
(III.3)
(III.4)
14
Tabel III.1.Variasi skin depth dengan frekuensi gelombang bidang pada medium
homogen dengan resistivitas .
SkinDepth (m)
F (Hz) Resistivitas (Ohmm)
es
R S S cos
R sin
P
0
R cos S sin
Gambar III.1. Hubungan amplitudo dan fase gelombang sekunder (S) dan primer
Re
tan L / R (III.5)
Im
Hz
2 cos
H x
tan(2 ) 2 (III.6)
Hz
1
Hx
16
b H z H x sin
a H z e i sin H x cos 2 (III.7)
a
Hz
b
x
Hx
(III.8)
Persamaan filter linear (Karous dan Hjelt) di atas adalah persamaan untuk
menentukan rapat arus ekuivalen dan merupakan filter terpendek yang
memberikan kesalahan kurang dari 8% untuk medan dari lintasan arus tunggal.
17
Medan elektromagnetik primer merupakan sebuah pemancar radio yang
memiliki komponen medan listrik vertical yaitu E Pz dan komponen medan
magnetic horizontal yaitu HPy, yang saling tegak lurus terhadap arah perambatan
sumbu x. Medan elektromagnetik yang dipancarkan oleh antenna pemancar akan
diterima stasiun penerima dalam 4 macam perambatan gelombang, yaitu:
gelombang langit, gelombang langsung, gelombang panttul, dan gelombang
terperangkap. Jika dibawah permukaan terdapat suatu medium yang konduktif,
maka komponen medan magnetic dari gelombang elektromagnetik primer akan
menginduksi medium tersebt sehingga menimbulkan arus induksi (Eddy Current).
Arus ini akan menimbulkan medan elektromagnetik baru yang disebut medan
elektromagnetik sekunder (HS), yang mempunyai komponen horizontal dan
vertikal. Adapun besar medan elektromagnetik sekunder sangat tergantung dari
sifat konduktivitas benda di bawah permukaan. Respon elektromagnetik yang
terukur pada penerima akan memiliki beda fase yang berbeda antara medan
primer dan medan sekunder, secara matematis ditulis:
HR = HP + HS (III.9)
18
Informasi ini dapat diolah untuk menentukan ukuran dan nilai konduktivitas dari
suatu kunduktor yang terdapat dibawah permukaan bumi.Hasil dari pengukuran
dengan menggunakan metode VLF-EM adalah inphase dan quadrature yang
merupakan resiko dari HR / HRy dan merefleksikan perubahan distribusi resistivitas
dibawah permukaan.
Ada dua jenis pengukuran VLF, yaitu
1. Mode tilt-angle
Mode tilt angle digunakan untuk mengetahui struktur konduktif dan kontak
geologi seperti zona alterasi, patahan, dan dikekonduktif. Dalam mode ini, arah
strike target memiliki sudut 45 dengan lokasi pemancar.
2. Mode resistivity
Mode ini digunakan untuk mengetahui dike resistif dan disisi lain untuk
membatasi satuan geologi melalui pemetaan tahanan jenisnya. Mode ini sangat
baik jika arah pemancar tegak lurus strike geologinya 45.
19