Anda di halaman 1dari 46

II.

MOTOR INDUKSI SATU PHASA

Dalam kehidupan sehari-hari banyak digunakan motor-motor sebagai

peralatan pembantu kehidupan kita. Bagaimana lidak, hal ini dapat kita

rasakan setiap hari seperti pemakaian Pendingin Ruangan, Lemari Es,

ataupun Penyedot Debu. Semuanya contoh diatas tidak akan terlepas dari

motor yang dipakai sebagai penggeraknya. Motor yang sering dipakai ini

adalah Motor Induksi Satu Phasa.

Secara garis besar motor induksi terdiri dari dua bagian yaitu bagian yang

bergerak (rotor) dan bagian yang tidak bergerak (stator), seperti yang

terlihat pada gambar 2.1. Secara umum motor jenis ini cukup ekonomis

dalam pemakaiannya. Selain murah karena daya yang dimilikinya cukup

kecil yaitu dengan daya maksimum lebih kurang 1 pk, juga pemakaian

listriknya cukup ekonomis.

Kerugian yang didapat cukup kecil tergantung daripada jenis start yang

digunakan.
5

GAMBAR2.1

MOTOR INDUKSI 1 0 DENGAN ROTOR SANGKAR1

1. KONSEP DASAR

1.1 Medan Magnet dan Medan Listrik

Medan magnet terbentuk dari gerak elektron, mengingat arus

listrik yang melalui suatu hantaran merupakan aliran elektron niaka pada

sekitar kawat hantaran listrik tersebut akan timbul medan magnet. Medan

magnet memiliki arah, kerapatan, dan intensitas yang digambarkan

sebagai garis-garis fluks dan dinyatakan dengan gambar simbol <J> fluks

dalam besaran Weber

1
Adams/Rocmaker, Industrial Electricity, hal 202
6

Besaran kerapatan medan magnet dinyatakan dengan banyaknya garis-

garis fluks yang menembus suatu luas bidang tertentu dan mempunyai

simbol

B = kerapatan fluks dalam besaran Weber/m2

Intensitas medan magnet disebut juga sebagai kuat medan magnet dan

dinyatakan dengan besarnya fluksi sepanjang jarak tertentu, mempunyai

simbol

H = kuat medan magnet dalam besaran A/m

Kerapatan medan B maupun kuat medan H merupakan besaran vektor

yang mempunyai besaran dan arah, yang besarnya

B = p.H ( 2-1)

dimana,

JJ. adalah permeabilitas dalam henry/meter (H/m)

Permeabilitas pada ruang bebas (udara), JJO, mempunyai nilai 47i x 10"7

H/m.

Besaran fluks juga dapat dinyatakan dengan

<>
| = jBdA (2-2)

dimana, dA adalah unsur luas.


p«nampang
luas btdang A

GAMBAR2.2
PENAMPANG DENGAN LILITAN YANG DIALIRISUMBER
TEGANGAN2

Apabila terlihat seperti gambar 2.2, suatu sumber tegangan (V)

mengalirkan arus listrik (I) melalui kumparan dengan jumlah lilitan (N),

maka pada inti besi (core) akan timbul suatu kuat medan (H).

Hubungan antara arus listrik dan medan magnet dinyatakan oleh hukum

Ampere dan untuk rangkaian sederhana pada gambar 2.2 persamaannya

adalah

N I = H / amper-turn (2-3)

dimana,

N adalah jumlah lilitan

I adalah arus listrik (A)

H adalah kuat medan (A/m)

/ adalah panjang jalur (m)

2
Zuhal, Dasai Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya, hal 12
8

1.2 Induksi Tegangan

Bila sebuah gerak mekanik yang digerakkan dalam sebuah

rangkaian konduktor tertutup dalam sebuah medan magnet, akan timbul

suatu tegangan yang disebabkan adanya arus yang mengalir. Pernyataan

ini dinyatakan oleh Michael Faraday . Pada gambar 2.2 medan magnet

atau fluks yang berubah-ubah pada inti besi menghasilkan gaya gerak listrik

(ggl)sebesar

d4>
e = -N (2-4)

dt

dimana,

N = Jumlah lilitan

<J) = Harga fluks yang berubah-ubah terhadap waktu

Perubahan fluks yang menghasilkan gaya gerak listrik (ggl) tersebut dapat

terjadi karena

- Perubahan fungsi waktu (t), akibat arus bolak-balik yang berbentuk

sinusoid seperti diuraikan diatas.

- Adanya putaran (6), akibat perputaran rotor pada mesin listrik.

1.3 Konversi Energi

Konversi energi baik energi listrik menjadi energi mekanik (motor)

maupun sebaliknya dari energi mekanik menjadi energi listrik (generator)


beriangsung melalui medium medan magnet (gambar 2.3) energi akan

diubah dari suatu bentuk ke bentuk yang lainnya, sementara yang telah

tersimpan pada medium medan magnet untuk kemudian dilepaskan

menjadi energi bentuk lainnya. Dengan demikian, medan magnet disirri

selain berfungsi sebagai tempat penyimpanan energi juga sekaligus sebagai

medium untuk mengkopel proses perubahan energi.

Energi Medan ^ Energi


w W MOlOl
hstrik magnet ^ mekanis Gfln^rator
^ ^

GAMBAR 2.3

KONVERSI ENERGI MELALUI MEDAN MAGNET 3

Dengan mengingat hukum kekekalan energi, proses konversi energi

elektromagnetik (dalam hal ini sebagai aksi motor) dapat dinyatakan:

Energi listrik sebagai input = Energi mekanik sebagai output + Energi yang

diubah menjadi panas + Energi tersimpan pada medan magnet

1.4 Gaya Gerak Listrik

Apabila sebuah konduktor digerakkan tegak lurus sejauh ds

rnemotong suatu medan magnet dengan kerapatan fluks B, maka perubahan

fluks pada konduktor dengan panjang eiektif L ialah

3
Ibid, hal 66
10

d4> = B L ds (2-5)

Dari Hukum Farraday di ketahui bahwa gaya gerak listrik (ggl)

e = d«t) dt (2-6)

maka

e = B L ds/dt; ds/dt = v = kecepatan (2-7)

Jadi,

e = BLv (2-8)

dimana satuan,

e =Volt

B = Tesla

L = Meter

V " meter/detik

Arali daya gerak lisrik ditentukan oleh aturan tangan kanan, dengan

jempoL telunjuk dan jari tengah yang saling tegak lurus menunjukkan

masing-maang arah dari v, B dan e (gambar2.4).

U ~ B-

GAMBAR2.4

ARAH DARI GAYA GERAK LISTRIK4

4
Ibid,hal.67
11

Arah daya gerak listrik ditentukan oleh aturan tangan kanan, dengan

jempoL tdunjuk dan jari tengah yang saling tegak lurus

menunjukkan masing-masing arah dari v, B dan e (gambar2.4).

Persamaan e = B L v dapat diartikan bahwa apabila dalam medium

medan magnet diberikan energi mekanik (untuk menghasilkan kecepatan

v) maka akan dibangkitkan energi lisrik (e) dan ini merupakan prinsip

dasar dari generator.

1.5 Kopd

Arus listrik I yang dialirkan didalam suatu medan magnet

dengan kerapatan fluks B akan menghasilkan gaya F sebesar:

F = BLL (2-9)

dimana satuan,

F = Newton

B = Tesla

I = Ampere

L = Meter

Arah gaya ini ditentukan oleh aturan tangan kiri, dengan jempd, telunjuk

dan jari tengah yang saling tegak lurus menunjukkan masing-masing arah

dari F. B dan I (gambar 2.5). Persamaan F = BIL merupakan prinsip dari


12

sebuah motor, dimana terjadi proses perubahan enegi listrik ( I )

menjadi energi mekanik ( F ).

Bfla jari-jari rotor adalah r, kopel yang dibangkitkan :

T = F x r = BILr (2-10)

dimana satuan T adalah Newton Meter

Saat Gaya F dibangkitkan, konduktor bergerak didalam medan magnet

dan seperti diketahui akan menimbulkan gaya gerak listrik yang

merupakan reaksi (lawan) terhadap tegangan penyebabnya. Agar proses

konversi energi listrik menjadi energi mekanik dapat berlangsung,

tegangan sumber yang harus lebih besar dari gaya gerak listrik lawan.

u S
B t
T
F

GAMBAR 2.5

ARAH DARI KOPEL 5

2. PENGENALAN MOTOR INDUKSI SATU FASA

Motor induksi merupakan motor arus bolak-balik (AC) yang paling luas

penggunaannya. Dinamakan motor induksi karena arus motor ini merupakan

arus yang terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan yang relatif antara

putaran rotor dengan medan putar yang dihasilkan oleh arus stator.

5
Ibid,hal68
13

Struktur motor induksi satu phasa mirip dengan motor induksi tiga phasa

yaitu rotornya jenis rotor sangkar bajing, tetapi kumparan statornya hanya

tcrdiri atas satu phasa. Pada kumparan stator tiga phasa bila dihubungkan

dengan sumber tegangan bolak balik akan menghasilkan suatu medan

magnet yang berputar terhadap ruang. Medan putar inilah yang merupakan

prinsip kerja motor induksi.

Dalam perkembangan lebih lanjut ternyata motor induksi satu phasa

mempunyai masalah serius dalam hal torsi start, masalah ini timbul karena

supplai satu phasa yang diberikan pada kumparan stator tidak menghasilkan

medan magnet yang berputar sehingga motor induksi satu phasa tidak

mempunyai torsi start yang sebenamya. Apabila medan magnet stator tidak

berputar maka tidak akan dihasilkan gerak relatif antara medan stator dan

batangan-batangan rotor. Akibatnya seolah-olah tidak ada tegangan yang

diinduksikan pada rotor, tidak ada arus yang mengalir pada batangan rotor

dan tidak ada torsi induksi. Padahal dalam kenyataannya tegangan tetap

diinduksikan pada batangan rotor seperti dalam prinsip kerja transformator

(d8/dt), dan selama rotor dihubungsingkatkan maka akan timbul arus yang

mengalir pada batangan rotor. Jadi sebenamya sudah ada medan magnet

yang ditimbulkan oleh kumparan stator tetapi tetap saja tidak dihasilkan torsi

start yang dapat memutar rotor. Gambar 2.6 menunjukkan medan magnet

yang ditimbulkan di sekitar stator dari motor induksi satu phasa dan arah

arus yang diinduksikan pada rotor. Sesuai dengan llukum Lenz, arus yang

mengalir pada rotor mempunyai arah sedemikian rupa sehingga dihasilkan

fluks yang melawan fluks utama yang menghasilkannya. Namun


14

bagaimanapun juga, bila sekali rotor mulai berputar, maka dihasilkan torsi

induksi yang dapat memutar rotor terus menerus.

Ada 2 teori dasar yang dapat menjelaskan mengapa torsi dihasilkan pada

rotor pada saat rotor berputar. Teori yang pertama disebut "Double

Revolving Field Theory" dari motor induksi satu phasa dan yang satunya

disebut "Cross Field Theory" dari motor induksi satu phasa.

nnnn rwm

oc

GAMBAR2.6

TORSI PADA ROTOR SANGKAR BAJING*

2.1 The Double Revolving Field Theory

Teori ini pada dasarnya menyatakan bahwa medan magnet pulsasi

yang stasioner dapat dipisahkan menjadi 2 bagian medan magnet yang

berputar, masing-masing mempunyai besar yang sama tetapi berputar

6
Kosow,Electric Machinery and TransformerJial 336
15

pada arah yang berlawanan. Masing-masing medan magnet akan

membcrikan reaksi pada motor induksi, dan torsi pada motor induksi

akan sama dengan penjumlahan torsi 2 medan magnet. Gambar 2.7

menunjukan bagaimana medan magnet pulsasi yang stasioner pisahkan

menjadi dua medan magnet yang sama besarnya tetapi berlawanan arah

putarnya. Demikian juga reaksi motor induksi satu phasa terhadap dua

medan magnet yang timbul dapat dilihat pada karakteristik torsi-

kecepatan. Seperti pada gambar 2.8, tampak bahwa pada saat kecepatan

sinkron sama dengan nol tidak ada torsi yang dihasilkan, maka dari itu

motor ini tidak mempunyai torsi start.

GAMBAR 2.7

PEMECAHAN MEDAN MAGNET PULSASI TUNGGAL MENJADI


DUA BUAH MEDAN MAGNET YANG SAMA BESARNYA TETAPI
BERPUTAR DALAM ARAH BERLAWANAN7

7
Kosow,Electric Machinery and Transforraerjial 336
16

(Backward) 'w^.
100
Percent l y n d n o o v t
^.T - Sp«*d |for>«rd)

m
*

GAMBAR 2.8

KURVA TORSI-KECEPATAN DARIDUA MEDAN MAGNET


STATOR BERPUTAR YANG SAMA DAN BERLAWANAN ARAH 8

2.2 The Cross Field Theory

Teori ini beihubungan dengan tegangan dan arus yang medan magnet

statornya dapat diinduksikan pada batang-batang rotor pada saat rotor

bergerak Gambar 2.9 menunjukan motor induksi bila rotornya diputar

searahjarum jam dengan bantuan dari luar. Terlihat bahwa tegangan

diinduksikan pada rotor sebagai resultan dari gerak relatif antara rotor

konduktor dan medan magnet (menurut aturan tangan kanan). Tegangan

yang diinduksikan pada batangan rotor ini menghasilkan arus yang

Kosow,Electric Machinery and Transformer, hal 336


17

mengalir di rotor, tetapi karena tingginya reaktansi rotor, maka arustcrtinggal di

belakang tegangan sebesar kurang lebih 90°. Pada saat arus mengalir pada rotor,

arus akan menghasilkan fluks fa dengan arah seperti pada gambar 2.9.

h &1
<*A

—1*1
?f
•*• .

/"0WV /W\

-
h *r

\<t>
oc
c 3

GAMBAR 2.9

TEGANGAN DAN ARUS INDUKSI PADA ROTOR YANG


BERPUTAR9

Langkah-langkah berikut akan menjelaskan mengapa medan magnet putar

dihasilkan (gambar 2.10):

(a) Gambar 2.10a menunjukanfluksmedan pulsasifobernilaimaksimum saat t%,

menghasilkan GGL induksi (tetapi tidak ada arus pada rotor ataufluksrotor)

pada rotor dengan arah seperti pada gambar 2.9

(b) Pada saat t2, arus pada rotor mulai mengalir dan menghasilkan fluks <J)r

seperti ditunjukan pada gambar 2.10b. Perm di perhatikan bahwa medan

9
Kosow,Electric Machinery and Transformer,hal 338
18

magnet pulsasi mulai berkurang dan fluke rotor tertinggal dari fluks medan

sekitar 90°.

(c) Pada saat t3, seperti pada gambar 2.10c, fluks medan pulsasi sama dengan

nol, tetapi arus pada rotor bernilai maksimum dan menghasilkan fluks

maksimum <tv juga.

(d) Pada saat t^, seperti pada gambar 2.10d, fluks medan (j>t berpulsasi pada arah

yang berlawanan, dan bersamaan dengan itu fluks cjvmenurun.

(e) Pada saat t5, seperti pada gambar 2.10e, fluks <t>f bernilai maksimum dalam

arah yang berlawanan dan fluks <\\ bernilai nol.

(f) Pada saat t6, seperti pada gambar 2.1 Of, fluks fa berkurang dan fluks 4v mulai

naik dalam arah yang berlawanan.

Pada gambar 2.10b, d, dan e, terlihat bahwa dari fluks medan fa dan fluks

rotor 4v dapat dihasilkan fluks resulatn total fa Karena itulah apabila sekali

rotor diputar maka rotor akan berputar terus menerus.


19

(I) * f4
' rl
*n ( *n J
•• o
14 rA

b) e)
6 . =0
1
•fS^lS

C) 0

*r3(*»3>

GAMBAR2.10

(a) MAKSIMUM <j>f PADA SAAT t„ (b) TURUNNYA <(>f DANNAIKNYA •, PADA
SAAT t,, (c) MAKSIMUM $, DAN NOL fe PADA SAAT t,, (d) TURUNNYA (|>r
DAN NAIKNYA fc PADA SAAT t«, (e) MAKSIMUM fc DAN NOL fc PADA
| r PADA SAAT t«10
SAAT tj, (f) TURUNNYA <j>f DAN NAIKNYA <>

Berdasarkan teori-teori di atas dapat diambil suatu kesimpulan apabila dengan

bantuan sesuatu secara mckanik dari luar dengan tujuan menimbulkan torn

yang dapat dipakai untuk memutar rotor.

Aran putaran dari rotor mengikut arah dari torsi awal yang diberikan.

Guna mendapatkan torsi yang diharapkan tadi maka ada beberapa metode

starting yang dipergunakan.

Kosow.Electric Machinery and Transformerjial


20

3. METODE START MOTOR INDUKSI SATU PHASA

Sepertiyang telah kila kctahui sebelumnya untuk motor induksi satu fasa

tidak mcmiliki torsi start scndiri. Maka dari itu dibutuhkan metode yang

dapat digunakan untuk membangkitkan torsi start tersebut. Teknik starting

yangsering dipakai adalah:

• start dengan pemisahan phasa (split phase)

• start dengan kapasitor (capacitor start)

• penggunaan duabuah kapasitor ( two value capasitor )

3.1 Start Dengan Pemisahan Phasa (Split Phase)

Motor ini mempunyai dua kumparan stator yaitu kumparan utama (main

winding) dan kumparan bantu (auxiliary winding) yang diletakkan dengan

perbedaan sudut 90° listrik (gambar 2.11a).

(a) (b) (c)

GAMBAR2.il

KARAKTERISTIK MOTOR START DENGAN PEMISAHAN PHASA:


(a) GAMBAR RANGKAIAN, (b) VEKTOR DIAGRAM, (c)
KARAKTERISTK TORSI KECEPATAN11

11
Adams/Rockmaker, Industrial Electricity, hal. 484
21

Kumparan bantu mempunyai tahanan lebih besar tahanan kbih besar dari

kumparan ulama, sedangkan reaktansinya dibuat lebih kecil. Dcngan

demikian, terdapat perbedaan phasa antara arus kumparan utama Im

dengan arus kumparan bantu la (dimana la mendahului Im), seperti

terlihat dalam gambar 2.1 lb

Motor berfungsi sebagai motor 2 phasa tidak seimbang, akibatnya terjadi

medan putar pada stator yang mengakibatkan motor berputar.

Dengan menggunakan pemisahan phasa akan didapatkan kopel awal

sebesar kira-kira 150% dari kopel beban penuh (gambar 2.11c).

Kumparan bantu memutuskan hubungan bila motor telah mencapai

putaran sekitar 75% kecepatan sinkron.

3.2 Start Dengan Kapasitor (Capacitor Start)

Dengan dipasangnya kapasitor pada rangkaian kumparan bantu maka

akan memperbaiki kopel awal dari motor induksi, gambar 2.12a.

Dibandingkan dengan metode pemisahan phasa pada metode start dengan

kapasitor akan didapatkan kopel awal sebesar 300% dari kopel beban

penuh.

Prinsip dari motor start dengan kapasitor hampir sama dengan motor

pemisahan phasa. Kumparan utama dan kumparan bantu diletakkan

dengan perbedaan sudut 90° listrik sehingga terjadi perbedaan phasa

antara arus kumparan utama Im dan arus kumparan bantu la (la

mendahului Im), gambar 2.15b. Untuk memberikan arus kumparan bantu


22

yang memadai dan perbedaan phasa yang optimum maka kapasitor start

harus mempunyai nilai mikrofarad yang besar. Kapasitor elektrolit

mempunyai nilai kapasitas yang besar dengan ukuran yang relatif kecil

dan murah, oleh sebab itu digunakan secara luas untuk tugas pen-start

motor, tetapi tipe kapasitor ini tidak cocok tersambung secara permanen

dalam rangkaian.

400

300
1 \t I r \ • fr
I
I
•£ 200

100
1
* OUUL> '
Auxiliary
winding
20 40 60 80 100
Percent synchronous speed

(a) (b) (c)

GAMBAR 2.12

KARAKTERISTIK MOTOR START DENGAN KAPASITOR:


(a) GAMBAR RANGKAIAN, (b) VEKTOR DIAGRAM,
(c) KARAKTERISTIK KOPEL AWAL.U

Motor start dengan kapasitor, seperti halnya motor start dengan

pemisahan phasa, mempunyai saklar start yang akan melepaskan

hubungan kumparan start apabila motor telah mencapai 75% kecepatan

sinkrunnya (gambar 2.12c).

Ibid, hal. 485


23

3.3 Penggunaan Dua Buah Kapasitor ( Two Value Capasitor )

Sesuai dengan namanya jumlah kapasitor yang digunakan dua

buah. Satu dipakai untuk starting sedangkan yang satunya untuk

running. Dimana kapasitor starting mempunyai nilai kapasitansi

yang tinggi sekitar 10 sampai 20 kali nilainya dari running

capasitor . Kapasitor running ini terhubung tetap secara seri

dengan kumparan bantu. Dan untuk kapasitor starting terhubung

secara pararel dengan kapasitor running (gambar2. 13a).

Pada motor ini juga terdapat sentrifugal switch, yang berfungsi

untuk memutuskan kapasitor starting pada saat yang sudah

dikehendaki.

Switch

\SLSSU-
Auxiliary
winding 0 20 40 60 80 100
Percent synchronous speed
(a) (*)
CAM BAR 2.13
KARAKTERISTIK MOTOR DENGAN DUA BUAH KAPASITOR :
(a) GAMBAR RANGKAIAN, (b) KARAKTERISTIK KOPEL AWAL.13

13
Fitzgerald/Kingsley/Umans, Electric Machinery, hal. 486
24

Secara prinsip motor jenis ini startingnya sama dengan motor yang

start dengan sebuah kapasitor. Dimana kumparan bantu dan kumparan

utama diletakkan dengan beda sudut sebesar 90° listrik sehingga terjadi

perbedaan fasa antara arus kumparan utama ( Im ) dengan arus

kumparan bantu ( l a ) . Dengan kejadian la mendahului Im, gambar

2.13b.

Jenis kapasitor yang digunakan ada dua macam. Yaitu kapasitor jenis

elektrolitik yang digunakan sebagai kapasitor start, dan kapasitor berisi

oli yang digunakan sebagai kapasitor running. Kapasitor start akan

terputus dari hubungannya dengan rangkaian, yang diputuskan oleh

sebuah switch sentrifugal, pada saat slip mencapai 25 persen dari slip

total, gambar 2.13c.

Sehingga dapat dikatakan jika secara teori capasitor start motor dengan

two value capasitor hampir sama, hanya untuk performance motor

pada saat running lebih halus. Sehingga diharapkan dicapai hasil yang

optimum untuk starting dan running.

4. KECEPATAN DAN SLIP MOTOR INDUKSI

Apabila pada motor induksi satu phasa diberikan tegangan pada kumparan

stator, maka pada kumparan stator akan timbul medan putar dengan

kecepatan:
25

Ns - ™L (2-11)

dimana,

f adalah frekwensi (Hz)

p adalah jumlah kutub

Ns adalah putaran (rpm)

Medan putar stator tersebut akan memotong batang konduktor pada rotor.

Akibatnya pada kumparan rotor timbul tegangan induksi (ggl) scbesar

E = 4,44 f N $ (2-12)14

dimana,

E adalah tegangan induksi pada saat rotor berputar (V)

f adalah frekwensi (Hz)

N adalah jumlah lilitan

(J» adalah lluks (Wb)

Tegangan induksi timbul karena terpotongnya batang konduktor dari rotor

oleh medan magnet yang ditimbulkan oleh stator. Agar tegangan terinduksi

maka diperlukan adanya perbedaan realatif antara kecepatan medan putar

stator (Ns) dengan kecepatan berputar rotor (Nm).

Perbedaaan kecepatan antara Ns dan Nm dinamakan slip (S) dinyatakan

dengan:

(•^sync'^ni)
S = x 100% (2-13)15

14
ZuhaL, Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya, hal 105
15
Ibid, hal 105
--
26

Nm - ( 1 - S ) N^c (2-14)

CO^nc = — - ^ (2-15)
oU

2n Nm
m (2 16)
» - -«r • "

dimana,
=
Ngync kecepatan medan putar stator (rpm)

Nm = kecq)atan rotor (rpm)

S = Slip(%)
=
<Otyac kecepatan medan putar stator angular ( r a d )

com = kecepatan rotor angular ( r a d )

5. KAPASITOR YANG DIGUNAKAN PADA MOTOR INDUKSI

Kapasitor digunakan pada motor induksi dengan start menggunakan

kapasitor dimana dihubungkan secara sen pada kumparan bantu. Arus tidak

dapat melewati sebuah kapasitor tetapi kapasitor dapat menerima atau

mengeluarkannya. Kapasitor juga menghasilkan kapasitif reaktans untuk

menetralisir induktansi reaktans, dimana diijinkan lebih banyak lilitan pada

kumparan bantu pada motor start dengan kapasitor dibandingkan motor start

dengan pemisahan phasa.


27

Besamya kapasitor adalah

Mula-mula dicari impedansi kumparan bantu ( Z, ) dan kumparan

utamaCZm).

Kemudian dicari beda sudut antara I dan Im dhnana sama dengan

sudut impedansi kumparan utamanya ( Zm ).

Dan diketahui Zm = R in +jX| mt

sehingga sudut fasanya :

arc tan XXm M ._


(2 17)
*• ST" "

sehingga kapasitor yang akan dipasang secara sen pada kumparan

bantu dapat ditentukan :

~«„ arc tan X\a - Xc M . „


*. = <fcn - 90° = (2-18)
Ka

sehingga kapasitansi C adalah :

l
C = — (2-19)16
Xc x2n x f

Gambar vektor diagram dapat dilihat pada gambar 2.14

16
Ibid,hal 129
4

GAMBAR2.14

VEKTOR DIAGRAM PERHITUNGAN KAPASITOR 17

6. MODEL RANGKAIAN MOTOR INDUKSI SATU FASA

Pada bagian ini kita akan mencoba untuk membahas rangkaian

ckivalen dari kumparan utama dari scbuali motor induksi satu fasa pada

saat beroperasi sendirian. Teknik dari komponen simetris cukup

diperlukan untuk menganalisa sebuah motor induksi satu fasa dengan

kedua kumparan bantu dan utama ada.

Cara terbaik untuk memulai analisa dari motor induksi satu fasa

adalah dengan menganggap motor dalam keadaan tidak bergerak. Pada

saat itu, motor kelihatannya seperti sebuah trafo satu fasa dengan

bagian sekundemya dihubungsingkatkan dan maka rangkaian ckivalen ini

menjadi sebuah trafo.

Ibid,hal 129
29

GAMBAR2.15

RANGKAIAN EKIVALEN MOTOR INDUKSI


SATU FASA PADA SAAT DIAM, DAN HANYA KUMPARAN
UTAMA YANG DIBANGKITKAN 18

Keterangan gambar :

Ri = Resistansi kumparan stator

Xi = Reaktansi kumparan stator

Xm = Reaktansi magnetik

R2 = Resistansi rotor

X2 = Reaktansi rotor

Rugi-rugi inti dari mesin tidak terlihat dan akan dikumpulkan menjadi satu

dengan rugi-rugi mekanik serta rugi-rugi yang menyimpang lainnya sebagai

bagian dari rugi-rugi putaran motor.

Rugi-rugi ini akan dibahas lebih lanjut pada bagian lain tugas akhir ini.

Dengan mengingat kembali bahwa flux pulsasi air gap dalam

motor pada keadaan kondisi diam dapat dipisahkan menjadi dua bagian

yang sama serta medan magnet yang saling berlawanan di dalam motor.

Karena medan-medan ini besarnya sama, tiap medan menyumbangkan

Chapman, Electric Machinery, hal 600


30

pembagian yang sama untuk resistive dan reactive tegangan drop dalam

rotor. Ini memungkin untuk memisahkan rangkaian ekivalen rotor menjadi

dua bagian, masing-masing saling berhubungan untuk efek dari salah satu

dari medan magnet. Rangkaian ekivalen motor dengan efek dari medan

magnet maju dan mundur yang terpisah.

jO.SX2
+o

0.5 R, Forward

0:5/?, Reverse

-o

GAMBAR 2.16

RANGKAIAN EKIVALEN DENGAN EFEK DARI MEDAN


19
MAGNET MAJU DAN MUNDUR YANG TERPISAH

Sekarang seandainya rotor dari motor mulai berputar dengan

bantuan kumparan bantu serta kumparan ini akan terlepas setelah motor

mencapai kecepatan sinkrunnya. Resistansi efektif dari rotor dari motor

induksi satu fasa tergantung dari jumlah pergerakan relatif antara medan

magnet rotor dan stator. Bagaimanapun juga, terdapat dua buah medan

magnet di motor ini, dan jumlah pergerakan relatif berbeda satu dengan

yang lain.

19
Chapman, Electric Machinery, hal 600
31

Seperti telah disebutkan terdahulu mengenai slip untuk medan

magnet maju , perbedaan per unit antara kecepatan rotor dan kecepatan

stator dari medan magnet disebut slip ( s ), dimana slip didefinisikan

soma seperti pada motor induksi tiga fasa. Resistansi rotor merupakan

bagian dari rangkaian yang berhubungan dengan medan magnet maju,

maka dapat dituliskan 0,5 R2/s.

Medan magnet maju berputar pada kecepatan sinkrunnya ( n ^ c )

dan medan magnet mundurnya berputar pada kecepatan sinkrun

kebalikannya ( - n ^ ). Maka dari itu total per unit perbedaan dalam

kecepatan ( dengan dasar dari n ^ ) antara medan magnet maju dan

mundur adalah 2. Saat rotor berputar pada kecepatan ( s ) lebih lambat

daripada medan magnet maju, perbedaan total per-unit antara rotor dan

medan magnet mundur adalah 2 - s. Sebab itu, resistansi efektif rotor

dalam bagian dari rangkaian yang saling berhubungan dengan medan

magnet mundur adalah 0,5R2/(2-s).

ANALISA RANGKAIAN EKIVALEN MOTOR INDUKSI SATU

FASA

Secara umum motor induksi satu fasa mempunyai rangkaian ekivalen

yang mirip dengan motor induksi tiga fasa, hanya saja terdapat perbedaan

dari motor induksi satu fasa timbul komponen maju dan mundur dan

daya serta torsi yang muncul di dalamnya.

Untuk lebih jelasnya rangkaian ekivalen motor induksi satu fasa dapat

dilihat pada gambar berikut


32

/*, / 0.5* 2

GAMBAR 2.17

RANGKAIAN EKIVALEN MOTOR INDUKSI SATU FASA


BERPUTAR DENGAN HANYA KUMPARAN UTAMAYANG
BEKERJA 20

Untuk mendapatkan data-data pada rangkaian ekivalen, digunakan

pengujian tanpa beban, pengujian rotor dikunci (diblok), dan pengukuran

tahanan DC lilitan stator.

Pada keadaan tanpa beban, besarnya arus rotor sangat kecil dan hanya

diperlukan untuk menghasilkan torsi yang cukup untuk gesekan perlilitan.

Karenanya rugi-rugi I2R rotor tanpa beban adalah sangat kecil dan dapat

diabaikan.

Karena slip pada keadaan tanpa beban sangat kecil, tahanan rotor terpantul

Rz/Soi sangat besar. Sehingga gabungan pararel rotor dan cabang magnetisasi

menjadi jX m dishunt dengan suatu tahanan yang sangat besar, dan besarnya

reaktansi dari gabungan pararel karenanya sangat mendekati sama dengan

Xm. Akibatnya besarnya reaktansi yang tampak X„i, yang diukur pada

Chapman, Electric Machinery, hal 601


33

terminal stator pada keadaan tanpa beban sangat mendekati X, + Xm yang

merupakan reaktansi diri X u stator ialah

AM = Xi + Xm = X„i (2.20)

Maka besamya reaktansi diri stator dapat ditentukan dari pembacaan alat-

alat ukur tanpa beban. Besamya impedansi tanpa beban Z* satu phasa
adalah

Ztf
In! .(2.21)

keterangan:

Vai= tegangan terminal per phasa (volt)

la = arus per phasa (ampere)

Besamya tahanan Rnl adalah

Pnl
Ra.= .(2.22)
Inl2

keterangan:

Pni = daya satu phasa pada keadaan tanpa beban (watt)

^ = arus satu phasa pada keadaan tanpa beban (ampere)

Sedangkan besamya reaktansi tanpa beban X„i adalah

X* = VZVR 2 ,, C2.23)
Biasanya besamya faktor daya beban sekitar 0,1 sehingga reaktansi tanpa

beban sangat mendekati sama dengan impedansi tanpa beban. reaktansi

ekivakn untuk rotortertahanidentik dengan yang terdapat pada tranformator

terhubung singkat Karena arus penetralan diabaikan, maka besamya


34

reaktansi rotor tcrtahan Xw sama dengan jumlah reaktansi bocor stator dan

rotor pada frekwensi normal Xi dan X2. Penampilan motor secara relatif

tidak begitu dipengaruhi oleh adanya pembagian reaktansi bocor keseluruhan

Xi + X2 diantara rotor dan stator. tisasi dapat ditentukan dari pengujian tanpa

beban dan harga X u dimana :

Xm = X„i - Xi (2.24)

Tahanan rotor R, dapat dipandang sebagai harga dc-nya. Maka tahanan

rotor dapat ditentukan sebagai berikut. Dari percobaan rotor tcrtahan,

tahanan tertahan Ry dapat dihitung dengan menggunakan hubungan yang

mirip dengan persamaan 2.25. Perbedaan antara tahanan tertahan dan

tahanan stator karenanya dapat ditentukan dari data pengujian. Dengan

menyatakan tahanan tersebut sebagai R, didapatkan

R = Rb, - R! (2.25)

Dari rangkaian ekivakn, dengan s = 1, maka tahanan r merupakan tahanan

kombinasi R2 + jX2 pararel dengan jXq>. Besarnya gabungan pararel tersebut

adalah

Xm A-m

R = R2 * R2 (2.26)

Rj2 + X22 X^

dimana XM = X2 + Xm merupakan reaktansi diri dari rotor. Dengan

memasukkan pendekatan persamaan 2. ke dalam persamaan 2. dan

menyelesaikannya untuk R2 didapatkan


35

Ji-Zl •^•22

R2 = R = (Rw-RO .(2.27)

•'Mil Xm

8. DAYA DAN TORSI PADA MOTOR INDUKSI SATU FASA

Motor induksi adalah suatu mesin listrik yang mengubah tenaga

listrik menjadi tenaga mekanis. Pada saat terjadi peristiwa perubahan

bentuk tenaga listrik menjadi tenaga mekanis timbul kerugian-kerugian

yang tidak dapat dihindari. Kerugian-kerugian dalam sebuah motor dapat

dilihat pada diagram dibawah ini:

AC

Pm- VUmB

Stray
losses
Mechanical losses
Rotor losses
copper
Stator
losses
copper
losses Rotational losses

GAMBAR 2.19
DIAGRAM ALIRAN DAYA PADA MOTOR INDUKSI SATU
FASA21

21
Chapman, Electric Machinery, hal 602
36

Daya input yang masuk ke dalam motor induksi satu fasa ( Pin

- VI cos 9), kemudian pada langkah berikutnya terjadi adanya

kerugian di stator yang disebut dengan Stator Copper Losses ( Pscl ).

Dan daya yang tersisa di stator ini di transferkan ke rotor melalui air

- gap antara stator dan rotor. Daya ini dinamakan air-gap power (

P,g), daya ini biasanya juga disebut dengan daya rotor input

Untuk membuat perhitungan yang lebih sederhana dari aliran arus yang

masuk kedalam motor, biasanya didefinisikan dengan ZF dan ZB, dimana

ZF adalah resistansi ekivalen tunggal untuk semua elemen impedansi

medan magnet maju dan ZB merupakan resistansi ekivalen

tunggal untuk semua elemen impedansi dari medan magnet maju.

Persamaan impedansi adalah :

ZF - RF + jXF = (R2/s+jX2XJXm) (2.28)

(R2/s+jX2)+jXm

ZB = RB + jXB = [R2/(2-s)+jX2](jXm) (2.29)

[R2/(2-s)+jX2]+jXm

Dengan hubungan ZF dan ZB>arus yang mengalir dalam kumparan stator

motor induksi satu fasa adalah

Ii - (2.30)
Rl+jXl + 0.5Zf + 0.5Zb
37

Daya celah udara per fasa dan motor induksi satu fasa adalah daya

yang dikonsumsi dalam resistansi pada rangkaian rotor 0.5R2/s.

Persamaannya, air- gap maju dari motor induksi satu fasa adalah daya

yang dikonsumsi oleh O.SR2/s, dan air - gap mundur dari motor adalah

daya yang dikonsumsi oleh 0.5R2/(2-s). Maka dari itu, daya celah udara

dari motor dapat dihitung dengan menghitung daya di resistor maju

0.5R2/s, menghitung daya di resistor mundur serta mengurangi satu dengan

yang lain.

Bagian yang paling sulit dari perhitungan ini adalah menghitung arus

terpisah yang mengalir dalam dua resistor. Untungnya, penyederhanaan

perhitungan ini dapat dilakukan. Perlu diperhatikan bahwa hanya resistor

dalam elemen penyusun rangkaian impedansi ekivalcn ZF adalah resistor

R2/s. Saat ZF adalah ekivalcn dengan rangkaian , sejumlah daya

dikonsumsi oleh ZF juga hams dikonsumsi oleh rangkaian sesungguhnya,

serta saat R2/s adalah hanya resistor dalam rangkaian sesungguhnya,

konsumsi daya ini harus sama dari impedansi ZF. Maka dari itu, daya

celah udara untuk medan magnet maju dapat dituliskan :

PAG* - Ii2(0.5RF) (2.31)

Serta, daya celah udara untuk medan magnet mundur dapat dituliskan :

PAO^ " Ii2(0.5RB) (2.32)

Keuntungan dari dua buah persamaan ini bahwa hanya satu arus li yang

dibutuhkan untuk menghitung kedua buah daya.


38

Total daya cclah udara pada motor induksi satu fasa kemudian dinyatakan

dengan :

PAG ~ PAG,F - P A Q 3 (2.33)

Rugi-rugi tembaga dari rotor dapat diperoleh dari penjumlahan

dua buah rugj tembaga dari rotor medan maju serta rugi tembaga dari rotor

medan mundur :
=
PRCL PROUF + PRCL3 (2.34)

Untuk rugi-rugi tembaga rotor dalam motor induksi tiga fasa

adalah sama untuk pergerakan rclatif per unit antara medan stator ( slip )

dikalikan dengan celah udara dari mesin. Kesamaannya, rugi tembaga dari

rotor maju dari motor induksi satu fasa dapat dilihat sebagai berikut :

PRCUF=SPAG.F (2.35)

dan untuk rugi tembaga rotor yang mundur didapatkan

PRCUB ~ (2-s)PAOfB

Saat dua rugi-rugi daya di rotor berada pada frekuensi yang berbeda, total

daya rotor tetap pada perhitungan semula.

Daya yang dirubah dari elektrik ke bentuk mekanik dalam

motor induksi satu fasa diberikan persamaan yang sama untuk Pconv untuk

motor induksi tiga fasa. Persamannya adalah :

Pconv = TfadXOOn, (2.36)

dimana :

<om=( 1 - s )

sehingga persamaan dapat diturunkan menjadi


39

Peoav = Tfad ( 1 - s ) OO^c (2.37)

karena PA<j = T«,d ©sync maka Pconv dapat ditentukan sebagai berikut :

Pco„v - (1-s) PAO (2.38)

dan untuk Pout dapat ditentukan oleh :

"out

"conv " "rot (2.39)

dimana

Pn* = P«M* - P.ctn. (2.40)

dan untuk

Ptvi= VI cosG (2.41)

P.c. - Ii2R, (2.42)

dan untuk efisiensi dapat dicari dari persamaan :

n = -SL x 100% (2.43)


.in

Dan torsi yang terinduksi dalam motor induksi tiga fasa dapat diturunkan

menjadi torsi yang terinduksi pada motor induksi satu fasa dan menjadi

persamaan :

Ttad = ^ - (2.44)
CO
sync

dimana:

PAO ~ daya celah udara murni dari persamaan diatas

cogync = rpm (27t rad/ 60 s)


40

Perlu dijelaskan di sini , bahwa di dalam motor induksi torsi dapat

dijelaskan dengan persamaan sebagai berikut:

T = k E I cos<|> ... C2.45)22

sehingga bfla diketahui dengan tegangan suplai yang tetap maka akan diperoleh

E dan cos 4> yang tetap dengan k adalah harga konstan.

Dengan demikian dapat diangggap bahwa T « I2

Dan satu hal lagi yang tidak boleh diabaikan yaitu mengenai harga dan torsi

maksimum. Biasanya nilai torsi maksimum ini sulit didapatkan dari percobaan,

namun harus diperoleh secara perhitungan.

Pada pembahasan ini, torsi maksimum dari Split Phase Motor dan Capasitor-

start Motor berbeda.

Torsi naks untuk Split Phase Motor :

Perhatikan bahwa untuk menghitung resistansi pada kumparan bantu (rA) yang

memberikan torsi maksimum saat start (lihat gambar 2.20 a). Locus dari ujung

fasor arus IA untuk harga rA yang bervariasi adalah setengah lingkaran dan

E
merupakan radius dan —t (lihat gambar 2.20 b) dimana xA adalah reaktansi

dari kumparan bantu saat start; titik pusat g terletak di od pada sudut sebelah

kanan dari fasor Et. Catalan : ketika r, = 0, arus kumparan bantu digambarkan

oleh od. Jika rA bertambah besar, ujung dari fasor IA bergerak di sekitar lingkaran

seperti terlihat pada gambar 2.20 b.

Marappung, Teknik Tenaga Listrik, hal 278


41

a
r.r \T«incrca»ing
x

For maximum startiug


torque, 6 = $.\

-T*-0

(a) (b)

GAMBAR 2.20

KONDISI DARI TORSI START MAKSIMUM UNTUK MOTOR SPLIT

PHASE

Fasor IM berpotongan dengan locus arus pada titik c. Maka dari itu torsi

starting akan maksimum saat nilai dari IA = oa. Sehingga ab tegak lurus terhadap

oc adalah maksimum. Maka dari itu, ab, kctika diperpanjang, seharusnya

melewati titik pusat dari setengah lingkaran. Sehingga, untuk IM yang diberikan

pada sudut $M dengan Et, arus kumparan bantu It untuk torsi starting maksimum

diberikan oleh fasor oa, dimana 'a' adalah titik perpotongan dari locus arus dan

tegak lurus dari pusat 'g' pada oc, ketika diperpanjang.

Karena fasor Et adalah tangen dari lingkaran pada o,

Zaco = Zfoa = <}>A

sehingga <j)A = V£ <|>M untuk torsi start maksimum.


42

Su 1-cos^w
Atau tan $A = tan ~- - . ,
2 sin0 u

persamaan ini dapat diturunkan lagimenjadi

X r
A _ M M _ ^li u
r X T
A M ' ^M il

dimana, (rM+jxM) dan (rA+jxA) adalah sebagai impedansi yang melalui kumparan

utama dan bantu saat diam,

atau, rA untuk torsi start maksimum,

X
AXM

^u ~ rit

sekalilagj IA sin0 = ab

= ag-bg

K sin Zgoc
= 0g
*"xA

COS(|)M)
2*/

_ %
( ZM - rM )
2-xA-Zu

sehingga persamaan torsi start maksimum adalah :

r
^ v 223
(Et.I M ). — '2 ~ X
(Z
grf
M - rM)
x
(2.46)
g~ A

lit ns A-%U

Serta Torsi maks untuk Capasitor Start Motor adalah

dapat diterangkan sebagai berikut:

Sen, Rotating Electrical Machinery, hal 282


43

Locus dari IA untuk berbagai kapasitansi adalah sebuah lingkaran oab dengan

E.
titik 'g' pada fasor Et dengan radius dari lingkaran - — . Asumsikan bahwa,

kapasitor mempunyai rugi-rugi yang dapat diabaikan, titik 'h' memberikan arus

kumparan starling ketika c = oo (dapat dianggap x« = 0) dan ketika c = 0

(dianggap x« = a>), IA = 0 dan titik dari operasi adalah V. Locus dari ujung IA

untuk berbagai kapasitansi o dapat dilihat pada gambar 2.21 b.

-u
F « maximum sbuiuig

J?
X

(a) (b)

GAMBAR 2.21

KONDISI UNTUK TORSI START MAKSIMUM MOTOR

KAPASITOR

Arus kumparan utama IM tertinggal dari Et oleh sebuah sudut <J>M memotong arus

locus pada 'd'. Maka dari itu, untuk torsi start maksimum, IA = oa sehingga ab

tegak lurus dari 'a' pada 'od' adalah maksimum. Sehingga ab hams melalui 'g',

pusat dari arus locus.


44

Sehingga untuk mendapatkan IA untuk torsi start maksimum, tariklah sebuah

garis tegak lurus gb dari pusat pada od; bg ketika diperpanjang bertemu locus

arus pada sebuah titik 'a' sehingga oa = IA.

Karena og = ga = jari-jari dari lingkaran,

Zgao = Zgoa = <j)A

sehingga untuk torsi start maksimum fa + 2 tyA = 90°

atau 9 - <Ki + 4>A - 90° - <{>A (2.47)

sm 1 - cos 2<f>A
Anggaplah bahwa tan 4>A = ™ =±
cos^ 1 + cos 14A

kita dapatkan, dari persamaan 2.47, untuk torsi maksimum :

tan^A^f 1 - sin^
l + sin^w

tetapi sin (j>M = -M. dan tan tyA - -£—±

Maka 5s_Jk = ±

X
ZM U
+

Pilihlah harga yang positif, karena (Xc - xA) hams positif sehingga IA mendahului

E*

XC XA ZU Xy

atau xc = xA+^.(zu-xu)
Sckali lagi, untuk torsi start maksimum,

IA sin 0 = ab

= ag + gb

Et Et
2r. 2r.

E.
2r,A L "M .

Sehingga persamaannya adalah

Zu +rM
(Et.I M ). .(2.48)24
2n «c r
AM Z

dimana

t^ - kecepatan sinkrun (rps/rotate per second = rpm/60 )

Et = Tegangan (volt)

IM = Arus di kumparan utama ( Ampere)

r2 = resistance dari rotor ( o h m )

xA = reaktansi dari kumparan bantu ( o h m )

ZM = Impedansi kumparan utama ( o h m )

rM = resistance kumparan utama ( o h m )

Sen,Rotating Electrical Machinery, hal 283


9. PENGUJIAN MOTOR

Karakteristik dari motor dapat diketahui dengan melakukan beberapa

macam pengetesan yaitu:

-TestDC

- Test tidak berbeban

- Test rotor terkunci ( Blocked Rotor Test)

- Test berbeban

9.1 Test DC

Test ini dilakukan untuk mengetahui harga tahanan stator ( R , ) ,

dimana dalam test ini diperlukan alat bantu DC source, Ampere meter

serta Voltmeter. Cara mengujinya sebagai berikut motor dan alat bantu

dirangkai seperti pada gambar.... lalu tegangan sumber dinaikkan

sampai arus inputnya sama dengan arus nominal dari motor, setelah

kondisi ini tercapai maka tegangan input diukur dengan voltmeter.

Tahanan stator dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:


-Aropenmeter
-«•-
DC
Source

V

Voltmeter

GAMBAR 2.22

RANGKAIAN DC TEST

9.2.Test Tanpa Beban

Test tanpa beban dilakukan dengan cara memberikan tegangan

suplai pada motor dan rotornya diabiarkan berputar secara bebas,

dimana dengan test ini akan diketahui daya input, arus input, cos 6,

tegangan input dan kecepatan rotor pada saat tidak berbeban.

Pengujian ini memerlukan alat bantu sperti amperemeter,

wattmeter serta voltmeter yang dirangkai seperti pada gambar

GAMBAR 2.23

RANGKAIAN NO LOAD TEST


9.3 Test Blocked Rotor

Test blocked rotor dilakukan dengan cara memblok rotor. Test

ini menggunakan alat ukur wattmeter, amperemeter,voltmeter

dan induction voltage regulation. Karena arus pada saat diblok

sangat besar sekitar 4-7 kali arus nominalnya, dan dimana arus

yang mengalir pada kumparan rotor tidak boleh lebih dari arus

nominalnya maka pada waktu pengetestannya tegangan input

diturunkan antara 15% - 25% dari tegangan nominalnya.

»ru BLOCKED
ROTOR

GAMBAR2.24

RAGKAIAN BLOCKED ROTOR TEST

9.4.Test Berbeban

Test berbeban dilakukan dengan membebani motor dengan

remdynamo, dimana motor dibebani secara bertahap.

Pada test berbeban ini diperlukan alat bantu tachometer,

amperemeter, wattmeter,voltmeter
TORSI
METER

REMDYNAMO

GAMBAR 2.25

RANGKAIAN PENGUJIAN BERBEBAN

Anda mungkin juga menyukai