Anda di halaman 1dari 6

BAB II

DASAR ELEKTROMAGNET
Deskripsi Singkat
Pada bab ini akan diuraikan mengenai dasar elektromagnet yang meliputi: medan magnet, medan
listrik, induksi tegangan.
Kompetensi Dasar:
Setelah mempelajari bab ini diharapkan anda dapat menjelaskan dasar elektromagnet.
Indikator:
1. Menjelaskan dasar-dasar medan magnet dan medan listrik.
2. Menjelaskan prinsip-prinsip timbulnya gaya gerak listrik.
II.1

Medan Magnet Dan Medan Listrik


Medan magnet terbentuk dari gerak elektron. Mengingat arus listrik yang

melalui suatu hantaran merupakan aliran elektron, maka pada sekitar kawat hantaran listrik
tersebut akan ditimbulkan suatu medan magnet. Medan magnet memiliki arah, kerapatan dan
intensitas yang digambarkan sebagai garis-garis fluks dan dinyatakan dengan symbol:

fluks dalam besaran weber.


Besaran kerapatan medan magnet dinyatakan dengan banyaknya garis-garis fluks yang
menembus suatu bidang tertentu dan mempunyai symbol:

B kerapatan fluks dalam weber/m2 (Wb/m2)


Intensitas medan magnet disebut sebagai kuat medan dan dinyatakan dengan besarnya
fluks sepanjang jarak tertentu, mempunyai symbol:

H kuat medan dalam ampere/m (A/m)


Kerapatan medan B maupun kuat medan H merupakan besaran vektoris yang mempunyai
besaran besaran dan arah. Yang besarnya:
B H

dimana:

permeabilitas dalam henry/meter (H/m)

Permeabilitas dalam ruang bebas (udara), o , mempunyai nilai 4 10 -7 H / m . Material


seperti besi dan nikel mempunyai permeabilitas yang relative lebih tinggi dan biasanya disebut
sebagai material yang mempunyai karakteristik feromagnet. Besaran fluks dapat juga dinyatakan
dengan:

BdA
dimana: dA adalah unsur luas.

,
V

N - turn

Penampang
luas bidang A

ic

Gambar 2.1

Apabila, seperti terlihat pada gambar 2.1, suatu sumber tegangan (V) mengalirkan arus
listrik (i) melalui suatu kumparan dengan dengan jumlah lilitan (N), maka pada inti besi (core)
akan ditimbulkan suatu kuat medan (H).
Hubungan antara arus listrik dan medan magnet dinyatakan oleh Hukum ampere, dan
untuk rangkaian sederhana seperti pada gambar 2.1, persamaannya adalah:
Ni H ampere - turn

dimana: N = jumlah lilitan


i = arus listrik (A)
H = kuat medan (A/m)

= panjang jalur (m)

Ir. Antoni Simanjuntak, MT


Dasar Elektromagnet

21

II.2

Induksi Tegangan Hukum Faraday


Apabila medan magnet berubah-ubah terhadap waktu, akibat arus bolak-balik yang

berbentuk sinusoid, suatu medan listrik akan dibangkitkan atau diinduksikan. Hubungan ini
dinyatakan oleh Hukum Faraday. Pada gambar 2.1 medan magnet atau fluks yang berubah-ubah
pada inti besi menghasilkan gaya gerak listrik (ggl) sebesar:
e-N

d
d
dt
dt

dimana: N, merupakan flux linkage


menyatakan harga fluks yang berubah-ubah terhadap waktu.

Perubahan fluks yang menghasilkan gaya gerak listrik (ggl) tersebut dapat terjadi karena:
(a) Perubahan fungsi waktu (t), akibat arus bolak-balik yang berbentuk sinusoid seperti
diuraikan di atas.
(b) Fungsi putaran ( ), akibat berputarnya rotor pada mesin-mesin dinamis.
Secara lebih terperinci, Hukum Faraday dapat dituliskan sebagai berikut:

Ed -

d
B dA
dt S

atau
e induksi -

dt

Oleh karena flux linkage merupakan fungsi waktu (t), maka:


e induksi
d ( , t)

d
( , t)
dt

d
dt

d
e induksi -

dt
t

atau
e (induksi) e (rotasi) e (transformasi)

Ir. Antoni Simanjuntak, MT


Dasar Elektromagnet

22

Untuk transformator hanya terdapat gejala induksi karena transformasi yaitu e (transformasi).
Untuk mesin arus searah hanya terdapat e (rotasi), sedangkan pada mesin arus bolak-balik
terdapat e (rotasi) maupun e (transformasi).
Contoh Soal
1. Suatu kawat mempunyai penampang lintang 0.5 cm2 dan panjang 5 m dibengkokkan
menjadi (a) persegi empat dan (b) lingkaran. Tentukanlah kuat medan H di pusat, jika arus
yang mengalir melalui kawat 20 ampere.
Penyelesaian
(a) Jika keliling persegi empat = 5 meter
Panjang masing-masing sisi = 5/4 = 1.25 meter
Besar kuat medan di pusatnya =

2 i
a

dimana a = setengah panjang sisi


sehingga H

2 20
14.4 At/meter
0.625

(b) Jika keliling lingkaran = 5 meter


Jari-jari lingkaran =

5
0.796 meter
2

Besar gaya gerak magnet (ggm)


=

i
20
(r adalahjari - jari)
12.6 ampere lilitan /meter
2r
2 0.796

2. Suatu belitan dengan tahanan 200 ohm ditempatkan dalam suatu medan magnet sebesar 2 m
Wb. Belitan mempunyai 100 lilitan dan suatu galvanometer yang bertahanan 400 ohm diseri
dengan belitan. Cari ggl terinduksi rata-rata dan arus yang disebabkannya, jika belitan
digerakkan dalam medan magnet selama 1/20 detik.
Penyelesaian
Fluks mula-mula = 1 m Wb
Fluks akhir = 0.4 meter Wb
Perubahan fluks = 1 0.4 = 0.6 m Wb
Ir. Antoni Simanjuntak, MT
Dasar Elektromagnet

23

Periode dimana perubahan berlangsung = dt =1/20 detik


Jumlah lilitan = 100
ggl terinduksi = N

d
0.6 10 -3
100
1.2 volt
dt
1/20

Tahanan sirkuit = 400 + 200 = 600 ohm


Arus yang melalui gulungan 1.2/600 ampere 2mA

Rangkuman
Medan magnet berperan sangat penting sebagai rangkaian proses konversi energi.
Melalui medium medan magnet, bentuk energi mekanik dapat diubah menjadi energi listrik_alat
konversinya disebut generator_atau, sebaliknya, dari bentuk energi listrik menjadi energi
mekanik_alat konversinya disebut motor. Pada transformator, gandengan medan magnet
berfungsi untuk memindahkan dan mengubah energi listrik dari rangkaian primer ke sekunder
melalui prinsip induksi electromagnet.
Dari sisi pandangan elektris, medan magnet mampu untuk mengimbaskan tegangan pada
konduktor, sedangkan dari sisi pandangan mekanis, medan magnet sanggup untuk menghasilkan
gaya dan kopel.
Keutamaan medan magnet sebagai perangkaia proses konversi energi disebabkan terjadinya
bahan-bahan magnetik

yang memungkinkan diperolehnya kerapatan energi yang tinggi;

kerapatan energi yang tinggi ini akan menghasilkan kapasitas tenaga per unit volume mesin yang
tinggi pula. Jelaslah bahwa pengertian kuantitatif tentang medan magnet dan rangkaian magnet
merupakan bagian penting untuk memahami proses konversi energi listrik.
Soal soal latihan.
1. Buatlah kesimpulan anda tentang penyelesaian contoh soal di atas.
2. Dua buah generator sinkron (alternator) 750 kW beroperasi secara parallel. Pengaturan
kecepatan alternator yang pertama dari keadaan beban penuh ke keadaan tanpa beban adalah
100 % ke 103 %. Sedangkan alternator yang lain 100 % ke 104 %. Berapakah beban yang
harus dipikul masing-masing alternator bila diberikan beban 1000 kW. Dan pada saat
bagaimanakah salah satu mesin berhenti mensuplai beban.

Ir. Antoni Simanjuntak, MT


Dasar Elektromagnet

24

Daftar Pustaka
1. Nasar, S, A., Unnewehr. (1979), Electromechanics and Electric Machines, John Wiley &
Sons, America. Bab 2, Hal. 19.
2. Zuhal. (1988), Dasar Teknik Tenaga Listrik Dan Elektronika Daya, Gramedia, Jakarta.
Bab 2, Hal. 11.
Bacaan Lebih Lanjut
1. Nagrath, I.J., Kothari, D.P.(1989), Electric Machines, McGraw-Hill Publishing Company
Limited., New Delhi. Bab 2, Hal. 9.

Ir. Antoni Simanjuntak, MT


Dasar Elektromagnet

25

Anda mungkin juga menyukai