Anda di halaman 1dari 17

INDUKSI

ELEKTROMAGNET

KELOMPOK I

ARINI HERDAYANTI (8176175002)


DEWI ARISANTI (8176175003)
SAFITRI RAUFA (8176175015)
YENNI AMALIA SIREGAR (8176175016)
Pengantar
Induksi elektromagnetik adalah gejala timbulnya gaya gerak listrik
di dalam suatu kumparan/konduktor bila terdapat perubahan fluks
magnetik pada konduktor tersebut atau bila konduktor bergerak
relatif melintasi medan magnetik. Gaya gerak listrik induksi adalah
timbulnya gaya gerak listrik di dalam kumparan yang mencakup
sejumlah fluks garis gaya medan magnetik. Dengan kata lain, akan
timbul gaya gerak listrik di dalam kumparan apabila kumparan itu
berada di dalam medan magnetik yang kuat medannya berubah-
ubah terhadap waktu.
Hukum Faraday
Hukum induksi Faraday dilambangkan dengan fluks magnetik ΦB
melalui permukaan hipotesis Σ dengan pembatasnya adalah loop
kawat. Karena loop kawat dapat bergerak, maka dituliskan sebagai
Σ(t). Fluks magnetik didefinisikan dengan integral permukaan:

dengan dA adalah elemen luas permukaan dari permukaan bergerak


Σ(t), B adalah medan magnetik, dan B·dA adalah perkalian vektor
Hukum Induksi Faraday

Hukum Induksi Faraday, yang berbunyi: “gaya gerak listrik


(ggl) induksi yang timbul antara ujung-ujung suatu loop penghantar
berbanding lurus dengan laju perubahan fluks magnetik yang
dilingkupi oleh loop penghantar tersebut”.

Gambar 2.2. Jika penghantar bergerak dengan kecepatan v maka


akan timbul gaya Lenz yang arahnya berlawanan sesuai dengan
Hukum Lenz.

Gambar 2.2 Arah ggl induksi


Hukum Lenz
• Bunyi hukum Lenz adalah “Apabila ggl induksi dihubungkan dengan suatu
Arus ini
rangkaian tertutup dengan hambatan tertentu, maka mengalirlah arus listrik”.
dinamakan dengan arus induksi. Arus induksi dan ggl induksi hanya
ada selama perubahan fluks magnetik terjadi.
• Hukum Lenz menjelaskan mengenai arus induksi, yang berarti bahwa
hukum tersebut berlaku hanya kepada rangkaian penghantar yang
tertutup.

Gambar 2.3 Penerapan Hukum Lenz pada


arah arus induksi.
Lanjutan

Gambar diatas menunjukkan penerapan Hukum Lenz


pada arah arus induksi. Pada Gambar (a) dan (d),
magnet diam sehingga tidak ada perubahan fluks
magnetik yang dilingkupi oleh kumparan. Pada Gambar
(b) menunjukkan fluks magnetik utama yang menembus
kumparan dengan arah ke bawah akan bertambah pada
saat kutub utara magnet didekatkan kumparan. Arah
induksi pada Gambar (c), (e), dan (f ), juga dapat
diketahui dengan menerapkan Hukum Lenz.
Induktansi
Induktansi adalah kemampuan suatu kumparan
untuk menghasilkan ggl akibat perubahan fluks Φ.
Induktansi ada dua jenis yaitu :
a. induktansi mutual (mutual inductance)
b. induktansi diri (self inductance)
Induktansi mutual
Induktansi mutual adalah induktansi yang timbul pada
suatu kumparan karena perubahan fluks dari kumparan
lain.

Bila salah satu kumparan digerakkan dari jarak tak hingga melewati kumparan
lain akan menyebabkan fluks magnet.
Φ12 = perubahan fluks pada kumparan ke-1 oleh kumparan ke-2
Φ21 = perubahan fluks pada kumparan ke-2 oleh kumparan ke-1
Induktansi diri (self inductance)
Perubahan fluks magnet dapat terjadi pada kumparan
sendiri bila arus yang mengalir berubah-ubah.
Energi dalam medan magnet
Penghantar bergerak dengan kecepatan v dalam medan magnet B
dapat digambarkan seperti pada gambar dibawah. Pada saat
bergerak maka penghantar akan menyapu luasan yang terus
berubah. Karena perubahan luas inilah maka ujung-ujung
penghantar AB itu akan timbul beda potensial. Besarnya sesuai
dengan hukum Faraday dan dapat diturunkan seperti berikut.

ε = B l v sin θ
Dimana :
ε = B l v sin θ (dengan ε = ggl induksi (volt))
B = induksi magnet (Wb/m2)
l = panjang penghantar
v = kecepatan gerak penghantar (m/s)
θ = sudut antara θ dan v.
Arah arus yang ditimbulkan oleh beda potensial ini dapat
menggunakan kaedah tangan kanan seperti pada Gambar
2.4. Ibu jari sebagai arah arus induksi I, empat jari lain
sebagai arah B dan telapak sebagai arah gaya Lorentz yang
berlawanan arah dengan arah kecepatan penghantar.

Gambar 2.4 Jika penghantar bergerak dengan kecepatan


maka akan timbul gaya Lenz yang arahnya berlawanan
sesuai dengan Hukum Lenz
Dalam kumparan yang dialiri arus listrik akan menyebabkan
timbulnya medan magnet di dalam kumparan itu. Apabila arus yang
mengalir diputus tiba-tiba maka dengan adanya perubahan fluks
magnetik menyebabkan timbulnya ggl induksi diri yang menimbulkan
arus induksi diri pada kumparan yang berarti dalam kumparan
tersebut tersimpan energi. Energi yang tersimpan dalam kumparan
dalam bentuk medan magnet. Besarnya usaha total yang dikeluarkan
oleh suatu sumber tegangan (ggl induksi diri ) dapat dinyatakan W = I
t, untuk energi sesaat dalam selang waktu dt dapat dituliskan :
dW = € I dt
Di mana € adalah ggl induksi diri kumparan yang besarnya L dI/dt,
maka kita peroleh :
Besarnya energi yang tersimpan dalam kumparan sama
dengan usaha yang dilakukan untuk mengalirkan arus
listrik dalam kumparan dari nilai nol sampai nilai tertentu
yang tetap sebesar I, dapat diperoleh dengan
mengintegralkan persamaan tersebut sehingga diperoleh :

dengan :
W = energi yang tersimpan dalam kumparan (Joule)
L = induktansi diri kumparan (Henry)
I = kuat arus yang mengalir dalam kumparan (Ampere)
Penerapan Induksi Elektromagnetik
1. Generator
Generator dibedakan menjadi dua, yaitu generator arus searah (DC) dan
generator arus bolak-balik (AC). Baik generator AC dan
generator DC memutar kumparan di dalam medan magnet tetap.
Generator AC sering disebut alternator. Arus listrik yang dihasilkan
berupa arus bolak-balik. Ciri generator AC menggunakan cincin ganda.
Generator arus DC, arus yang dihasilkan berupa arus searah.
Ciri generator DC menggunakan cincin belah (komutator). Jadi,
generator AC dapat diubah menjadi generator DC dengan cara mengganti
cincin ganda dengan sebuah komutator.

Gambar 2.5 Bagan Generator


2. Dinamo
Dinamo dibedakan menjadi dua yaitu, dinamo arus searah (DC) dan
dinamo arus bolak-balik (AC). Prinsip kerja dinamo sama dengan
generator yaitu memutar kumparan di dalam medan magnet atau
memutar magnet di dalam kumparan. Bagian dinamo yang berputar
disebut rotor. Bagian dinamo yang tidak bergerak disebut stator

Gambar 2.6 (a) Bagan Dinamo AC, (b) Bagan Dinamo DC


3. Transformator
Alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan AC
disebut transformator (trafo). Prinsip kerja transformator menerapkan
peristiwa induksi elektromagnetik. Jika pada kumparan primer dialiri arus
AC, inti besi yang dililiti kumparan akan menjadi magnet (elektromagnet).
Karena arus AC, pada elektromagnet selalu terjadi perubahan garis gaya
magnet. Perubahan garis gaya tersebut akan bergeser ke kumparan
sekunder. Dengan demikian, pada kumparan sekunder juga terjadi
perubahan garis gaya magnet. Hal itulah yang menimbulkan GGL induksi
pada kumparan sekunder. Adapun, arus induksi yang dihasilkan adalah arus
AC yang besarnya sesuai dengan jumlah lilitan sekunder.

Gambar 2.8 Susunan Trafo


Sekian &
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai