Induksi Elektromagnetik
Imbas elektromagnetik adalah gejala terjadinya arus listrik dalam suatu penghantar akibat
adanya perubahan medan magnet pada penghantar tersbut (arus listrik yang terjadi disebut
arus induksi atau arus imbas). Hal ini diselidiki ilmuwan Jerman bernama Michael Faraday.
Percobaan Faraday :
Dan perubahan garis-garis gaya magnet ini memicu gaya gerak listrik alias GGL induksi. Ada
tiga faktor yang mempengaruhi GGL induksi yakni kecepatan perubahan medan magnet itu
sendiri lalu banyaknya lilitan dan kekuatan magnet.
Proses induksi elektromagnetik dapat bekerja pula secara kebalikannya, jadi pergerakan arus
listrik dapat menghasilkan sebuah medan magnetik. Faktanya, sebuah magnet biasa memiliki
medan magnet akibat gerakan individual elektron-elektron dalam atom-atom penyusun
magnet; elektron-elektron tersebut bergerak secara seragam sehingga menghasilkan medan
magnet uniform.
Michael Faraday merupakan ilmuwan yang menemukan fenomena ini pada tahun 1831 dan
James Clerk Maxwell merupakan ilmuwan yang mendeskripsikannya secara matematik
sebagai Hukum Induksi Faraday. Nama formal persamaan yang mendefinisikan karakteristik
induksi medan elektromagnetik dari fluks magnetik (perubahan pada medan magnet) disebut
sebagai Hukum Faraday, yang kemudian digeneralisasikan menjadi persamaan Maxwell-
Faraday, satu dari empat persamaan pada teori elektromagnetik oleh James Clerk Maxwell;
persamaan ini mendefinisikan hubungan antara perubahan medan listrik dan medan magnet.
Selain itu, terdapat Hukum Lorentz yang mendeskripsikan arah dari medan induksi.
Fluks Magnet adalah perubahan pada medan magnet. Fluks magnet (Ɵ) dihasilkan dari
perkalian antara medan magnet (B) dengan luas bidang (A) yang saling tegak lurus. Fluks
magnet dapat dinyatakan dengan :
Rumus di atas adalah fluks magnet dimana medan magnetnya tegak lurus dengan luas
bidangnya. Jika tidak tegak lurus, tapi membentuk sudut, maka besar fluks magnetnya
dikalikan cosinus sudutnya
Hukum Faraday menyatakan bahwa jika jumlah fluks magnet yang memasuki suatu
kumparan berubah, maka pada ujung-ujung kumparan akan timbul GGL (gaya gerak listrik)
induksi. Besarnya GGL induksi ini bergantung pada laju perubahan fluks magnet dan
banyaknya lilitan kumparan. GGL induksi tersebut dapat dihitung secara matematis dengan
rumus:
dimana:
= merupakan GGL induksi (volt);
N = merupakan jumlah lilitan kumparan;
= merupakan laju perubahan fluks magnet.
Hukum Lenz menyatakan bahwa arus induksi akan muncul pada arah yang sedemikian rupa
sehingga arah induksi menentang perubahan yang dihasilkan. Jadi, arah arus induksi yang
terjadi dalam suatu penghantar menimbulkan medan magnet yang saling bertolak-belakang
dengan penyebab perubahan medan magnet tersebut.
Tanda minus pada persamaan Faraday diatas menunjukkan bahwa GGL (ε) yang terbentuk
memiliki arah yang bertolak belakang dengan fluks magnet ( ).
Hukum Henry menyatakan bahwa apabila arus liktrik yang mengalir pada suatu penghantar
berubah terhadap waktu, maka pada penghatar tersebut akan terjadi GGL induksi diri yang
dirumuskan dengan
di mana:
= merupakan GGL induksi diri (volt)
L = merupakan induktansi diri
dI/dt = merupakan besar perubaha arus per satuan waktu (Ampere/sekon)
Induksi diri (L) merupakan besarnya GGL yang terjadi pada suatu kumparan dimana terjadi
perubahan arus 1 Ampere setiap 1 detik yang dirumuskan dengan:
dimana:
N = merupakan jumlah lilitan kumparan
= merupakan fluks magnet (Weber)
I = merupakan kuat arus (Ampere)
Perubahan medan magnet dapat menimbulkan arus listrik (percobaan Michael Faraday).
Sebuah magnet yang digerakkan keluar masuk kumparan dapat menghasilkan arus listrik.
Cara menghasilkan arus induksi atau GGL induksi :
1. menggerakkan magnet di sekitar kumparan
2. menggerakkan kumparan di sekitar magnet
3. memutus sambung arus searah pada kumparan primer.
GGL yang timbul akibat perubahan jumlah garis gaya magnet disebut GGL induksi. Arus
listrik yang ditimbulkan GGL induksi disebut arus induksi. Sedangkan peristiwa timbulnya
GGL induksi dan arus induksi disebut induksi elektromagnetik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi GGL induksi :
1. kecepatan gerakan magnet
2. kecepatan perubahan jumlah garis gaya magnet (fluks magnetik)
3. jumlah lilitan kawat
4. kuat medan magnet
Generator listrik dibedakan menjadi dua jenis yakni arus searah (DC) atau bolak-balik (AC).
Generator mengubah putaran poros menjadi arus listrik dengan menggunakan prinsip induksi
elektromagnetik. Bagian generator yang berputar disebut rotor, dan bagian diam disebut
stator. Terdapat dua tipe generator, yaitu generator AC (arus searah) dan generator DC (arus
bolak-balik).
Efisiensi trafo :
η=Ps/Pp x 100%
η=Ws/Wp x 100%
Penggunaan trafo : (1) power supply/catu daya; (2) adaptor, (3) transmisi jarak jauh.
Induktansi
Induktansi adalah sifat dari rangkaian elektronika yang menyebabkan timbulnya potensial
listrik secara proporsional terhadap arus yang mengalir pada rangkaian tersebut, sifat ini
disebut sebagai induktansi sendiri (induktansi diri), sedangkan apabila potensial listrik dalam
suatu rangkaian ditimbulkan oleh perubahan arus dari rangkaian lain disebut sebagai
induktansi bersama.
Induktansi Diri
Apabila sebuah lampu listrik sedang menyala diputuskan aliran istriknya, lampu tersebut tidak
akan langsung padam, tetapi masih menyala sebentar. Gejala ini dinamakan imbas diri. Arus
dan GGL yang timbul disebut arus imbas diri dan ggl imbas diri.
di mana:
= merupakan GGL induksi diri (volt)
L = merupakan induktansi diri
dI/dt = merupakan besar perubaha arus per satuan waktu (Ampere/sekon)
Induktansi diri ialah besaran yang menyatakan besarnya ggl imbas diri yang terjadi jika
terjadi perubahan arus sebesar 1 Ampere tiap detik.
Satu Henry ialah besarnya induktansi diri suatu penghantar jika pada penghantar tersebut
timbul ggl imbas diri sebesar 1 volt akibat perubahan kuat arus 1 Ampere setiap detik.
Maka, induktansi diri dapat juga dikatakan sebagai jumlah flux magnetik yang masuk
kumparan per satuan kuat arus.
Induktansi Silang
Perubahan arus di S akan mengakibatkan perubahan flux di S dan P, sehingga di P timbul ggl
imbas juga. Gejala ini disebut imbas timbal balik (imbas silang). Koefisien imbas silang
disebut induktansi silang. Besarnya induktansi silang :
N2 = jumlah liltan di kumparan S
Φ1 = flux di kumparan P (weber)
I1 = kuat arus di kumparan P (Ampere)
Sebuah induktor mempunyai inti dengan luas penampang inti (A), Jumlah lilitan kawat per
satuan panjang (l) . Jadi jika sebuah induktor dengan N lilitan kawat dihubungkan dengan
sejumlah fluk magnetik (Φ) maka induktor akan mempunyai fluk magnetik total sebesar N.Φ.
dan arus sebesar i yang mengalir melewatinya akan menghasilkan induksi fluk magnetik yang
arahnya berlawanan dengan arah aliran arus listrik. Menurut hukum Faraday, semua
perubahan fluk magnetik akan menghasilkan tegangan induksi yang besarnya :
Laju perubahan medan magnetik (dΦ/dt) yang menginduksi tegangan besarnya proporsional
dengan laju perubahan arus listrik (di/dt) . atau dapat ditulis:
atau
Selain kapasitor dan resistor, induktor juga dapat dirangkai secara seri. Induktor yang
dipasang seri maka induktansinya daat dihitung sebagai berikut :
Sama seperti resistor bila induktor dirangkai secara seri, maka tidak terjadi pembagian arus
listrik, karena tidak terdapat percabangan. Sehingga dapat ditulis :
Tetapi terjadi pembagian tegangan dan total tegangan pada induktor dapat ditulis :
Sehingga didapat :
Rangkaian induktor paralel dapat dilihat seperti pada gambar berikut ini:
Induktor yang dirangkai secara paralel, maka tegangan tiap induktor akan sama tetapi terjadi
pembagian arus listrik. Sehingga dapat ditulis:
dan