Anda di halaman 1dari 22

INDUKSI MAGNET

Oleh :

Alifian Adam Wicaksono (3)

Anita Dwi Puspita (6)

Derrel Shaka Khairu (8)

Lupita Aprilia (15)

Muchamad Syahrul Gunawan (19)

Nadia Indawarie Zachra (23)

XI MIPA G

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 78 JAKARTA

Jl. Bhakti IV/1 Komp Pajak, Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat 11480

Telepon(021)5482914, Faksimile(021)5482914

2017
Daftar Isi
A. GGL Induksi ................................................................................................................. i

A. Induksi Diri .................................................................................................................. 3

B. Hukum Farraday ......................................................................................................... 8

C. Hukum Lenz ................................................................................................................. 9

D. Aplikasi Induksi Magnet............................................................................................ 11

1. Fungsi dan Pengertian Generator ...................................................................... 11

2. Prinsip Kerja dan Fungsi Transformator .......................................................... 13

Soal Latihan ...................................................................................................................... 15


Kata Pengantar

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum Wr. Wb.

Dengan penuh rasa ikhlas kami mengucapkan Alhamdulillah sebagai wujud syukur kehadirat
yang Maha Agung Allah SWT. Yang telah memberikan kami petunjuk, kekuatan, dan
kesabaran sehingga kami dapat menyelesaikan uraian materi ini. Uraian materi ini
yaitu: “Induksi Magnet”.

Pembuatan uraian materi ini merupakan suatu syarat untuk menambah pengetahuan
tentang induksi magnet dan melengkapi tugas dalam proses pembelajaran fisika.

Akhir kata kami bersujud pada Allah SWT. Atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah
diberikan kepada kami. Semoga kami dapat memanfaatkan ilmu yang telah diperoleh untuk
kebaikan. Amin-Amin Ya Rabbal Alamin.

Wabillahhitaufiq walihidaiyah

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jakarta, 2017

Penyusun

i
A. GGL Induksi

Pengertian GGL Induksi

Gaya gerak listrik induksi adalah beda potensial yang timbul pada ujung-ujung kumparan
karena pengaruh induksi elektromagnetik

Ada empat cara untuk membangkitkan GGL induksi. Adapun cara-cara tersebut adalah
sebagai berikut.

a. Menggerak-gerakkan magnet keluar masuk kumparan


b. Memutar magnet di dekat kumparan
c. Memutar kumparan dalam medan magnet
d. Memutus-sambungkan arus listrik searah yang melalui kumparan untuk menginduksi
kumparan yang ada di dekatnya.

Rumus GGL Induksi

Jika jumlah garis gaya magnet yang melingkupi kumparan bertambah, jarum galvanometer
menyimpang ke kanan dan jika jumlah garis gaya magnet yang dilingkup berkurang, jarum
galvanometer menyimpang ke kiri. Penyimpangan jarum galvanometer ke kanan dan ke kiri
tersebut menunjukkkan bahwa GGL induksi yang dihasilkan kumparan berupa tegangan
bolak-balik.

Oleh karena itu, arus induksi yang dihasilkan juga berupa arus bolak-balik (AC). Jika GGL
induksi lebih besar, kuat arus induksi yang timbul juga lebih besar.

Menurut Michael Faraday, besar GGL induksi pada kedua ujung kumparan sebanding dengan
laju perubahan fluks magnetik yang dilingkupi kumparan. Adapun yang dimaksud dengan
fluks magnetik adalah banyaknya garis gaya magnet yang menembus suatu bidang.

Besarnya GGL induksi yang timbul pada ujung-ujung kumparan bergantung pada 3 faktor.

1) Jumlah lilitan kumparan. Makin banyak lilitan kumparan, makin besar GGL induksi
yang timbul.
2) Kecepatan keluar-masuk magnet dari dan ke dalam kumparan. Makin cepat magnet
dimasukkan dan dikeluarkan dari kumparan, makin besar GGL induksi yang timbul pada
ujung-ujung kumparan.
3) Kekuatan magnet batang yang digunakan. Makin kuat magnet batang yang digunakan,
makin besar GGL induksi yang timbul.

1
Jika antara bidang dan medan magnet saling tegak lurus, maka fluks magnetik dapat
dinyatakan dalam bentuk persamaan seperti berikut.

Rumus fluks magnetik dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan

Φ = B.A
Keterangan:

Φ = fluks magnetik dengan satuan Weber (Wb)

B = induksi atau kuat medan magnet dengan satuan Tesla (T)

A = luas bidang dengan satuan meter kuadrat (m2)

Makin cepat perubahan garis gaya magnet, makin besar fluks magnetiknya dan kekuatan
magnetnya juga makin besar. Pernyataan Michael Faraday lebih dikenal dengan hukum
Faraday, secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut

Rumus Fluks Magnetik Secara Matematis

Ei = –N ΔΦ
Δt
Keterangan :

Ei = GGL induksi dengan satuan volt (V)

N = banyak lilitan

ΔΦ = perubahan garis gaya magnet dengan satuan weber (Wb)

Δt = selang waktu dengan satuan sekon (s)

Tanda ( - ) menunjukkan arah arus induksi berlawanan dengna arah penyebabnya.

2
B. Induksi Diri

Induksi Diri

Pengubahan kuat arus yang melewati suatu penghantar mengubah medan magnet di
sekeliling penghantar itu sehingga terjadi induksi terhadap pengantar itu sendiri. Induksi ini
disebut induksi diri.

Besarnya induksi diri tergantung dari kecepatan perubahan kuat arus ∆I , bentuk, dan ukuran
penghantar, serta zat yang terdapat di sekitar penghantar itu. ∆t

Induksi diri akan lebih terasa gejalanya pada penghantar berbentuk kumparan dibandingkan
dengan penghantar lurus. Perhatikan gejala pada gambar!

Jika saklar S ditutup, lampu P akan menyala. Namun jika saklar S dibuka, arus berhenti
mengalir. Ternyata lampu P dalam rangkaian itu dapat menyala beberapa saat, baru kemudian
padam. Hal itu menunjukkan bahwa pada saat aliran diputus, timbul suatu arus yang masih
menyalakan lampu. Arus tersebut disebut arus induksi.

Pada saat arus diputus, garis gaya magnetic di kumparan L menghilang. Akibatnya, di L
terjadi perubahan jumlah garis gaya dari ada menjadi nol. Hal itu menimbulkan arus induksi
sehingga lampu P masih dapat menyala. Memutuskan suatu arus dapat juga diartikan sebagai
usaha untuk mengadakan perubahan kuat arus.

Arus induksi yang menyalakan lampu P tersebut adalah arus induksi yang timbul karrena
terjadinya perubahan kuat arus dalam penghantar itu. Besarnya ggl arus induksi sendiri (є s)
berbanding lurus dengan cepat perubahan kuat arus ∆I ∕ ∆t, dinyatakan dengan rumus sebagai
berikut. Haha – h

є s= –L ∆I
∆t

3
Keterangan:

Єs = ggl induksi sendiri (V)

L = koefisien induksi diri (H)

∆I ∕ ∆t = cepat perubahan kuat arus (As-1)

Definisi

Koefisien induksi diri adalah perbandingan antara ggl yang terjadi dalam suatu penghantar
dengan laju perubahan kuat arus.

Satuan

Satuan koefisien induksi diri adalah henry (H).

“Satu henry ialah koefisien induksi diri suatu penghantar, di mana timbul ggl 1 volt karena
perubahan kuat arus 1 ampere tiap sekon.”

Besarnya induksi diri suatu kumparan dirumuskan sebagai berikut.

є s= –L ∆I
∆t

Ei = –N ΔΦ
Δt

Ei = є s

–L ∆I = –N ΔΦ
∆t ∆t

L ∆I = N ΔΦ

L= N ΔΦ
∆I

4
Keterangan:

L = induktansi kumparan (H)

N = jumlah lilitan kumparan

Φ = fluks magnetic di dalam kumparan (Wb)

I = kuat arus (A)

Induktansi Diri Toroida dan Solenoida

Toroida adalah solenoida yang dilengkungkan sehingga membentuk lingkaran. Harga L


untuk kedua susunan itu memiliki rumus yang sama, yang ditentukan sebagai berikut.

Misalkan suatu toroida atau solenoid jumlah lilitan = N, dengan panjang l dialiri arus I, rapat
fluks magnetic di dalam kumparan B, adalah

μ0 I N
B=
l

Fluks magnetik total di dalam kumparan dinyatakan dalam bentuk persamaan berikut.

Φ = BA

Faktor A menyatakan luas penampang kumparan (m2).

μ0 I N
Φ= .A
l

Karena


L=
I
maka,

N (μ0 I N) A
L=
I.l

5
μ0 N2A
L=
l

Karena adanya induksi diri, arus yang mulai dialirkan lewat solenoida atau kumparan tidak
dapat langsung mencapai harga stasionernya. Sebaliknya, pada saat dihentikan, arus tidak
langsung berhenti.

Koefisien induksi diri antara lain digunakan untuk mengadakan suatu redaman
elektromagnetik.

Induksi Silang (Induktansi Timbal Balik)

Pada gambar , rangkaian kumparan primer P dilengkapi dengan tahanan geser R dan baterai
elemen E, sedangkan rangkaian kumparan sekunder S dilengkapi dengan galvanometer G.

Jika pada rangkaian P terjadi perubahan kuat arus hingga menyebabkan perubahan fluks
magnetik di kumparan P, maka fluks magnetik yang dilingkungi kumparan S juga berubah.
Menurut Faraday, pada rangkaian kumparas S akan timbul ggl induksi. Gejala ini disebut
induksi timbal balik.

Jika jumlah lilitan kumparan P dan S masing-masing N1 dan N2 dan perubahan fluks
magnetik di kumparan S ialah dΦ1 (karena pengubahan arus di kumparan 1 atau kumparan P)
dalam waktu dt, maka ggl induksi di kumparan S dapat dicari melalui persamaan berikut.

dΦ1
Є2 = -N2
dt

Jika perubahan arus selama dt pada kumparan P sebesar di1, analog rumus besarnya Є2 di S
dapat pula ditunjukkan oleh persamaan berikut.

6
dI1
Є2 = -M
dt

Besaran M disebut koefisien timbal balik atau induktansi timbal balik.

Jika dalam waktu dt di titik S terjadi perubahan arus di2 , maka dapat menimbulkan
perubahan fluks magnetik di kumparan P, misalnya sebesar dΦ 2. Sehingga, di titik P akan
terjadi ggl induksi sebesar.

dΦ2
Є1 = -N1
dt

Analog uraian di atas,

di2
Є1 = -M
dt

Jadi induktansi timbal balik dapat ditulis sebagai berikut.

Є2 Є1
M = - = -
di1/ dt di2/ dt

Rumus di atas dapat dipakai untuk mendefinisikan induktansi timbal balik 1 henry (H).

Suatu pasangan yang terdiri dari 2 kumparan akan mempunyai induktansi timbal balik
sebesar 1 henry jika perubahan kuat arus sebesar 1 ampere tiap 1 detik dari kumparan yang
satu akan menimbulkan ggl induksi sebesar 1 volt pada kumparan kedua.

Jika kita memperhatikan salah satu kumparan, misalnya kumparan sekunder (S),

dΦ1 di1
-N2 = -M
dt dt

N2 dΦ1 = M di1

N2 Φ1
M =
i1

7
Dengan Φ1 menyatakan fluks yang menembus kumparan 2 yang berasal dari kumparan 1.

Dengan demikian, dapat ditunjukkan bahwa

N1 Φ2
M =
i2

dengan Φ2 menyatakan fluks yang menembus kumparan 1 yang berasal dari kumparan 2.

C. Hukum Farraday

Hukum induksi Faraday menyatakan bahwa tegangan gerak elektrik imbas ε di dalam sebuah
rangkaian adalah sama (kecuali tanda negatifnya) dengan kecepatan perubahan fluks yang
melalui rangkaian tersebut. Jika kecepatan perubahan fluks dinyatakan di dalam weber/sekon,
maka tegangan gerak elektrik ε akan dinyatakan di dalam volt.

Di dalam bentuk persamaan :


d B
10.1
dt
Inilah hukum induksi Faraday.

Jika terdapat N lilitan, maka persamaan (10.1) dapat ditulis :


d B
N 10.2
dt

Hukum Faraday menyatakan bahwa

“Sebuah kawat lurus sepanjang l yang

bergerak dengan kecepatan v tegak lurus

terhadap medan magnet B akan mendapatkan

ggl induksi antara kedua ujungnya sebesar :

Blv 10 .3

8
D. Hukum Lenz

Hukum Lenz merupakan hukum fisika yang memebrikan pernyataan tentang GGL (Gaya
Gerak Listrik) Induksi. Hukum lenz memberikan penjelasan tentang arah arus induksi yang
terjadi karena terjadinya GGL Induksi tersebut. Hukum Lenz ditemukan oleh ilmuwan fisika
Friederich Lenz pada tahun 1834.

Hukum Lenz

Berdasarkan hukum Faraday, telah kita ketahui bahwa perubahan fluks magnetik akan
menyebabkan timbulnya beda potensial antara ujung kumparan. Apabila kedua ujung
kumparan itu dihubungkan dengan suatu penghantar yang memiliki hambatan tertentu akan
mengalir arus yang disebut arus induksi dan beda potensial yang terjadi disebut ggl induksi.
Faraday pada saat itu baru dapat menghitung besarnya ggl induksi yang terjadi, tetapi belum
menentukan ke mana arah arus induksi yang timbul pada rangkaian/kumparan. Arah arus
induksi yang terjadi baru dapat dijelaskan oleh Friederich Lenz pada tahun 1834 yang lebih
dikenal dengan hukum Lenz.

Pernyataan Hukum Lenz

“Jika ggl induksi timbul pada suatu rangkaian, maka arah arus induksi yang dihasilkan
sedemikian rupa sehingga menimbulkan medan magnetik induksi yang menentang perubahan
medan magnetik (arus induksi berusaha mempertahankan fluks magnetik totalnya konstan)”

Hukum Lenz

Arah arus induksi berdasarkan hukum Lenz (a) magnet mendekati kumparan, (b) magnet menjauhi kumparan.

Untuk lebih memahami hukum Lenz, perhatikan gambar diatas. Ketika kedudukan magnet
dan kumparan diam, tidak ada perubahan fluks magnet dalam kumparan. Tetapi ketika kutub
utara magnet digerakkan mendekati kumparan, maka timbul perubahan fluks magnetik.
Dengan demikian pada kumparan akan timbul fluks magnetik yang menentang pertambahan
fluks magnetik yang menembus kumparan. Oleh karena itu, arah fluks induksi harus
berlawanan dengan fluks magnetik. Dengan demikian fluks total yang dilingkupi kumparan
selalu konstan. Begitu juga pada saat magnet digerakkan menjauhi kumparan, maka akan
terjadi pengurangan fluks magnetik dalam kumparan, akibatnya pada kumparan timbul fluks

9
induksi yang menentang pengurangan fluks magnet, sehingga selalu fluks totalnya konstan.
Arah arus induksi dapat ditentukan dengan aturan tangan kanan yaitu jika arah ibu jari
menyatakan arah induksi magnet maka arah lipatan jari-jari yang lain menyatakan arah arus.

Percobaan Hukum Lenz

Apabila magnet digerakkan mendekati kumparan, ke mana arah arus listrik yang terjadi pada
hambatan R? Karena magnet digerakkan mendekati kumparan, maka pada kumparan akan
timbul ggl induksi yang menyebabkan timbulnya arus induksi pada kumparan, sehingga
menyebabkan timbul medan magnet yang menentang medan magnet tetap, maka arah arus
dalam kumparan/hambatan dari B ke A seperti dalam pernyataan hukum lenz tersebut.

10
E. Aplikasi Induksi Magnet

1. Fungsi dan Pengertian Generator

Generator adalah alat yang digunakan utuk mengubah energi mekanik menjadi energi listrik.
Prinsip kerjanya adalah peristiwa induksi elektromagnetik. Jika kumparan penghantar
digerakkan di dalam medan magnetik dan memotong medan magnetik, maka pada kumparan
terjadi ggl (gaya gerak listrik) induksi. Hal ini dapat dilakukan dengan memutar kawat di
dalam medan magnet homogen.

Gambar 1. Generator pada pembangkit listrik.

Bagian-bagian dan Prinsip Kerja Generator AC

Gambar 2 menunjukan skema sebuah generator AC, yang memiliki beberapa kumparan yang
dililitkan pada angker yang dapat bergerak dalam medan magnetik. Sumber diputar secara
mekanis dan ggl diinduksi pada kumparan yang berputar.

Gambar 2. Generator AC.

Keluaran dari generator tersebut berupa arus listrik, yaitu arus bolak-balik. Skema induksi
gaya gerak listrik dapat diamati pada Gambar 3, yang menunjukkan kecepatan sesaat sisi a - b
dan c - d, ketika loop diputar searah jarum jam di dalam medan magnet seragam B.

11
Gambar 3. Gaya gerak listrik ggl induksi pada potongan a-b dan c-d.

Ggl hanya dibangkitkan oleh gaya-gaya yang bekerja pada bagian a - b dan c - d. Dengan
menggunakan kaidah tangan kanan, dapat ditentukan bahwa arah arus induksi pada a - b
mengalir dari a ke b. Sementara itu, pada sisi c - d, aliran dari c ke d, sehingga aliran menjadi
kontinu dalam loop. Besarnya ggl yang ditimbulkan dalam a - b adalah:

ε = B.l.v

Persamaan tersebut berlaku jika komponen v tegak lurus terhadap B. Panjang a - b


dinyatakan oleh l. Dari gambar diperoleh v = v sin θ , dengan θ merupakan sudut antara
permukaan kumparan dengan garis vertikal.

Resultan ggl yang terjadi merupakan jumlah ggl terinduksi di a - b dan c - d, yang memiliki
besar dan arah yang sama, sehingga diperoleh:

ε = 2N.B.l.v sin θ .............................................. (1)

Dengan N merupakan jumlah loop dalam kumparan. Apabila kumparan berputar dengan
kecepatan anguler konstan ω, maka besar sudutnya adalah θ =ωt . Diketahui bahwa:

v = ω.r atau v = ω (h/2)

dengan h adalah panjang b - c atau a - d.

Jadi, dari persamaan (1) diperoleh:

ε = 2N.B.l. ω (h/2) sin ωt .................................... (2)

atau

ε = N.B.A. ω sin ωt ............................................ (3)

Dengan A menyatakan luas loop yang nilainya setara dengan lh. Harga ε maksimum bila ωt
= 90o, sehingga sin ωt = 1. Jadi,

12
ε maksimum = N.B.A. ω ................................................ (4)

Bagian-bagian dan Prinsip Kerja Generator DC

Generator DC hampir sama seperti generator AC. Perbedaannya terletak pada cincin
komutator yang digunakannya, yang ditunjukkan pada Gambar 4(a).

Gambar 4. Generator DC (a) dengan satu set komutator (b) dengan banyak komutator.

Keluaran generator dapat ditunjukkan oleh grafik hubungan V terhadap t, dan dapat
diperhalus dengan memasang kapasitor secara paralel pada keluarannya. Atau dengan
menggunakan beberapa kumparan pada angker, sehingga dihasilkan keluaran yang lebih
halus Gambar 4(b). Generator elektromagnetik merupakan sumber utama listrik dan dapat
digerakkan oleh turbin uap, turbin air, mesin pembakaran dalam, kincir angin, atau bagian
dari mesin lain yang bergerak. Pada pembangkit tenaga listrik, generator menghasilkan arus
bolak-balik dan sering disebut alternator.

2. Prinsip Kerja dan Fungsi Transformator

Transformator (trafo) adalah alat untuk memperbesar atau memperkecil tegangan listrik arus
bolak-balik yang berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Transformator pada dasarnya
terdiri atas lilitan primer dan lilitan sekunder yang dihubungkan dengan menggunakan inti
besi. Lilitan primer yang mendapat tegangan AC akan menginduksi inti besi hingga menjadi
magnet. Perubahan arah arus AC membuat medan magnet yang terbentuk berubah-ubah,
sehingga menghasilkan tegangan AC pada ujung-ujung kumparan sekunder.

13
Jenis-Jenis Transformator
a. Transformator Step Down
Berfungsi untuk memperkecil tegangan

Vp >Vs , Np >Ns dan Ip <Is

b. Transformator Step Up
Berfungsi untuk memperbesar tegangan

Vp <Vs , Np <Ns dan Ip >Is

Pada transformator ideal, energi listrik yang masuk ke dalam kumparan primer akan
dipindahkan seluruhnya ke dalam kumparan sekunder. Hal ini mengakibatkan besar efisiensi
transformator menjadi 100% atau secaramatematis dituliskan
sebagai berikut.
Wp = Ws
Vp Ip t = Vs Is t
Vp I s Keterangan :
=
Vs Ip Wp = Energi primer Vp = Tegangan primer
Ws = Energi sekunder Vs = Tegangan sekunder
Is V p N p Ip = Arus primer Np = Lilitan primer
Maka = = Is = Arus sekunder Ns = Lilitan sekunder
Ip Vs Ns

Pada kenyataannya, tidak pernah dapat dibuat tranformator dengan efisiensi sebesar 100%,
karena biasanya sebagian energi listrik yang masuk ke dalam kumparan primer akan diubah
menjadi kalor. Dengan demikian, energi listrik yang masuk pada kumparan primer selalu
lebih besar daripada energi yang keluar pada kumparan sekunder. Akibatnya, daya primer
lebih besar daripada daya sekunder. Berkurangnya daya dan energi listrik pada sebuah trafo
ditentukan oleh besarnya efisiensi trafo. Perhitungan efisiensi trafo (η) yang tidak ideal
tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan rumus berikut.

Pout
η= x 100%
P in
Vs.Is
η= x 100%
Vp.Ip

14
Soal dan Pembahasan
1. Sebuah kumparan memiliki jumlah lilitan 1000 mengalami perubahan fluks magnetik
dari 3 x 10−5 Wb menjadi 5 x 10− 5Wb dalam selang waktu 10 ms. Tentukan ggl induksi
yang timbul!

Pembahasan
Data dari soal :
Jumlah lilitan N = 1000
Selang waktu Δ t = 10 ms = 10 x 10-3 sekon
Selisih fluks Δ φ = 5 x 10-5 − 3 x 10-5 = 2 x 10-5 Wb

2. Sebuah kumparan dengan induktansi 5 mH mengalami perubahan kuat arus yang


mengalir dari 0,2 A menjadi 1,0 A dalam waktu 0,01 sekon. Tentukan besarnya tegangan
yang timbul akibat peristiwa tersebut!

Pembahasan
Data dari soal :
Induktansi kumparan L = 5 mH = 5 x 10-3 H
Perubahan arus Δ i = 1,0 − 0,2 = 0,8 A
Selang waktu Δ t = 0,01 sekon

3. Sebuah solenoida yang mempunyai 500 lilitan, dialiri arus searah sehingga timbul fluks
magnet sebesar 2 . 10 -3 weber. Jika induktansi solenoida 0,4 henry maka arus yang
mengalir besarnya...

Pembahasan
Data
Solenoida
N = 500
Δ φ = 2 . 10-3 weber
L = 0,4 H
I =....

15
4. Suatu jenis kumparan memiliki jumlah lilitannya sebanyak 100 lilitan, fluks magnetiknya
mengalami peningkatan dari 1,5 x 10 -4 Wb menjadi 3 x 10 -4 Wb dalam waktu 0,10 s.
Tentukan ggl induksi rata-rata dalam kumparan tersebut.

Pembahasan
Jumlah lilitan N = 100
fluks awal φ = 1,5 x 10-4 Wb
fluks akhir φ = 3 x10-4 Wb
selang waktu ∆t = 0,10 s.

Dalam kasus tersebut, kita dapat meninjau ulang mengenai ggl induksi ε yang
ditimbulkan oleh laju perubahan fluks yang konstan, sehingga ε dapat kita hitung dengan
cara

ε =N ∆φ/∆t
= N(φ – φ )/∆t
ε = 100(3 x 10-4 Wb – 1,5 x 10-4 Wb)/0,10 s
= 0,15 Volt
5. Sebuah trafo arus primer dan sekundernya masing-masing 0,8 A dan 0,5 A. Jika jumlah
lilitan primer dan sekunder masing-masing 100 dan 800, berapakah efisiensi trafo?

Pembahasan
Ip = 0,8 A
Np = 1.000
Is = 0,5 A
Ns = 800

η = (Is x Ns/ Ip x Np) x 100%


η = (0,5 A x 800/ 0,8 A x 1000) x 100%
η = (400/ 800) x 100%
η = 0,5 x 100%
η = 50%
Jadi, efisiensi trafo sebesar 50%.

16
Soal Latihan
Essay
1) Sebuah kumparan dengan 3.000 lilitan , terjadi perubahan fluks magnetik 1.500 wb
selama selang waktu 2 sekon. Hitunglah besarnya ggl induksi!
2) Sebuah transformator dapat digunakan untuk menghubungkan radio transistor 9 volt AC,
dari tegangan sumber 120 volt. Kumparan sekunder transistor terdiri atas 30 lilitan. Jika
kuat arus yang diperlukan oleh radio transistor 400 mA, hitunglah kuat arus primer!
3) Suatu kumparan memiliki 10 lilitan yang dialiri arus 10A. Kemudian sakelar yang
menghubungkan arus menuju kumparan diputus, hingga arus dalam kumparan menjadi
nol dalam jangka 0,2 s. Jika fluks magnetik kumparan sebesar 0,5 Wb. Tentukan ggl
induksi diri pada ujung-ujung kumparan!
4) Kawat penghantar panjangnya 40 cm, bergerak dengan kecepatan 15 m/s dalam medan
magnetik sebesar 0,25 Wb/m2. Tentukan besar ggl imbas yang timbul!
5) Suatu kumparan kawat memiliki 500 lilitan dengan diameter 10 cm. Kmparan itu
diletakkan dalam medan magnet homogen yang berubah-ubah dari 0,2 Wb/m2 menjadi
0,6 Wb/ m2 dalam waktu 5 milisekon. Hitunglah ggl yang terjadi!
6) Suatu kumparan dengan lilitan 600 mengalami perubahan arus listrik dari 10 A menjadi
4 A dalam waktu 0,1 s. jika dihasilkan beda potensial pada ujung-ujung kumparan
sebesar 2,4 v, induktansi diri kumparan tersebut adalah…
7) Fluks magnetik menerobos kumparan berubah dari 5.10 -6 Wb, menjadi 0 dalam waktu
0,2 s. Jika kumparan tersebut terdiri dari 40 lilitan, maka ggl induksi yang timbul pada
ujung-ujung kumparan adalah…
8) Sebuah kumparan teridiri dari 1000 lilitan dengan luas penampang 20 cm2 da panjang 40
cm. Hitunglah induktansi diri kumparan!
9) Kuat arus listrik dalam suatu rangkaian tiba-tiba turun dari 10 A menjadi 2 A dalam
waktu 0,1 s. selama peristiwa itu terjadi timbul ggl induksi sebesar 32 V dalam
rangkaian, induktansi rangkaian adalah…
10) Trafo step-down dipakai untuk menurunkan tegangan 2200 V menjadi 110 V. Jika pada
lilitan sekunder terdapat 25 lilitan, banyaknya lilitan pada kumparan primer adalah…

Pilihan Ganda
1) Sebuah kumparan dengan jumlah lilitan 200 berada dalam medan magnet dan mengalami
perubahan fluks magnet dari 6 x 10-4 Wb menjadi 1 x 10-4 Wb dalam waktu 0,02 s, maka
ggl induksi yang timbul antara ujung- ujung kumparan besarnya adalah…
A. 3 V
B. 5 V
C. 6 V
D. 8 V
E. 12 V
2) Sebuah kumparan mempunyai induktansi 700 mH. Besar ggl induksi yang dibangkitkan
dalam kumparan itu jika ada perubahan arus listrik dari 200 mA menjadi 80 mA dalam
waktu 0,02 sekon adalah…
A. 8,4 V
B. 4,2 V

17
C. 2,8 V
D. 4,2 mV
E. 2,8 mV
3) Fluks magnetik kumparan pertama mempunyai 200 lilitan berubah sebesar 0,06 Wb
dalam waktu 0,4 s. Pada kumparan kedua, fluks magnetiknya berubah sebesar 0,08 Wb
dalam waktu 0,2 s. Bila jumlah lilitan kedua diganti separuh jumlah lilitan kumparan
pertama maka perbandingan GGL induksi kumparan pertama dan kedua adalah...
A. 2 : 3
B. 3 : 1
C. 3 : 4
D. 3 : 5
E. 3 : 8
4) Data tabel disamping adalah nilai lilitan dan tegangan pada dua transformator ideal.

Tegangan Tegangan
Lilitan N1 Lilitan N2
V1 V2
Trafo 1 100 200 1 …
Trafo 2 400 … 4 8

Nilai pada tabel yang kosong adalah...


A. V2 = 3 V dan N2 = 600 lilitan
B. V2 = 3 V dan N2 = 800 lilitan
C. V2 = 6 V dan N2 = 600 lilitan
D. V2 = 2 V dan N2 = 800 lilitan
E. V2 = 8 V dan N2 = 800 lilitan
5) Sebuah magnet batang digerakkan menjauhi kumparan yang terdiri atas 600 lilitan. Fluks
magnetik yang memotong berkurang dari 9.10−5 weber menjadi 4.10−5 weber dalam
selang waktu 0,015 sekon. Besar GGL induksi yang terjadi antara kedua ujung kumparan
adalah...
A. 2 volt
B. 3 volt
C. 4 volt
D. 5 volt
E. 6 volt
6) Fluks magnetik yang dihasilkan oleh medan magnetik B yang menembus tegak lurus
permukaan seluas A adalah Ф. Jika medan magnetiknya diperkecil menjadi 1/2 B
sedangkan luas permukaannya diperbesar menjadi 2A, maka fluks magnetik yang
dihasilkan sama dengan....
A. 1/4 Ф
B. 1/2 Ф
C. Ф
D. 2Ф
E. 4Ф

18
7) Sebuah kumparan dengan jumlah lilitan 200 berada dalam medan magnet dan mengalami
perubahan fluks magnet dari 6 x 10-4 Wb menjadi 1 x 10-4 Wb dalam waktu 0,02 s,
maka ggl induksi yang timbul antara ujung-ujung kumparan besarnya adalah...
A. 3 V
B. 5 V
C. 6 V
D. 8 V
E. 12 V
8) Kuat arus listrik dalam suatu rangkaian tiba-tiba turun dari 10 A menjadi 2 A dalam
waktu 0,1 detik. Selama peristiwa itu terjadi timbul GGL induksi sebesar 32 V dalam
rangkaian, induktansi rangkaian adalah …. (dalam henry)
A. 0,32
B. 0,40
C. 2,5
D. 32
E. 40
9) Sebuah kumparan terdiri atas 2000 lilitan berada dalam medan magnetik. Apabila dalam
kumparan terjadi perubahan fluks magnetik dari 4 x 10-3 Weber menjadi 6 x 10-3 Weber
dalam waktu 0,1 detik, maka besar GGL induksi yang timbul pada ujung-ujung
kumparan adalah ….
A. 20 Volt
B. 30 Volt
C. 40 Volt
D. 50 Volt
E. 60 Volt
10) Suatu transformator step down ideal mempunyai kumparan primer 1000 lilitan dan
dihubungkan dengan tegangan 100 volt. Kumparan sekunder terdiri atas dua bagian
terpisah masing-masing bertegangan Vs1 dan Vs2 = 2 volt. Jika pada kumparan s1
mengalir arus 0,5 A maka pada s2 mengalir arus sebesar ….
A. 0,02 A
B. 0,05 A
C. 0,20 A
D. 0,50 A
E. 1,00 A

19

Anda mungkin juga menyukai