Anda di halaman 1dari 16

TUGAS BAHASA INDONESIA

Ringkasan, Struktur, Unsur, dan Kaidah Keb


ahasan Buku Cerita Rakyat:
ASAL MULA KERAJAAN SINGASARI

Disusun oleh:
Ainun Najmah A. (No. Absen: 2)

X MIPA 2

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 81 JAKARTA


JAKARTA
2019
Ringkasan, Struktur, Unsur, dan Kaidah Kebahasan Buku Cerita Rakyat

ASAL MULA KERAJAAN SINGASARI

‘Asal Mula Kerajaan Singasari’, disusun oleh Tira Ikranegara. Diterbitkan Karya Agung Surabaya,
2005

A. Ringkasan Buku

Buku ini menceritakan tentang latar belakang Ken Arok, yang telah lama diya
kini masyarakat sebagai pendiri Kerajaan Singasari sekaligus raja pertamanya yang be
rgelar Sri Rajasa Bathara Sang Amurwabhumi. Mulai dari kisah awal kelahirannya se
bagai seorang anak dari hubungan gelap ibunya, Ken Endok dan seorang akuwu (kepa
la daerah/pejabat) wilayah Tumapel, Akuwu Tunggul Ametung hingga kisah bagaiam
an ia akhirnya diangkat menjadi seorang raja.
Ibunya, Ken Endok, adalah seorang bunga desa yang secara sah adalah istri da
ri seorang pemuda bernama Gajah Para. Pada tahun ketiga pernikahan, mereka belum
juga dikaruniai seorang anak karena Gajah Para diketahui adalah lelaki yang menderit
a impotensi.
Ken Endok diceritakan sebagai seorang istri yang patuh pada suaminya. Suatu
hari, ia sedang mengantarkan bekal makanan untuk suaminya yang sedang bekerja di l
adang. Di tengah perjalanan, ia dihadang oleh dua orang lelaki tidak dikenal yang me
ngaku berasal dari Kota Tumapel. Kedua lelaki itu segera menculiknya dan bermaksu
d membawanya ke gubuk tengah ladang.
Ken Endok berusaha melepaskan diri dari cengkeraman mereka, tetapi ia tidak
berdaya. Tiba-tiba, seorang lelaki tampan berpakaian layaknya bangsawan kerajaan, e
ntah dari mana datangnya, turun dari langit dan menolong Ken Endok. Ia mengalahka
n kedua lelaki tidak dikenal tadi sekejap mata. Ken Endok langsung jatuh hati padany
a. Lelaki tampan itu mengenalkan diri sebagai Dewa Brahma. Lelaki itu mengobrol de
ngan Ken Endok, yang membuatnya makin jatuh hati dengan sifatnya yang terlihat sa
ngat berwibawa. Lalu, tanpa ia sadari, si Dewa Brahma membawanya terbang ke gub
uk sepi di tengah ladang dan menahannya di sana selama beberapa saat. Selama itu, K
en Endok tidak sadarkan diri dan hanya merasa seperti bermimpi indah saja.
Singkat cerita, semenjak kejadian itu, Ken Endok dan lelaki yang mengaku se
bagai Dewa Brahma itu sering bertemu. Lelaki itu bahkan pernah membawanya berjal
an-jalan ke negeri antah berantah yang sangat indah. Tiga bulan kemudian, Ken Endo
k mendapati dirinya hamil muda. Ia tahu pasti bahwa anak yang dikandungnya adalah
anak dari si Dewa Brahma. Ia menjadi panik dan segera menceritakannya kepada si D
ewa Brahma ketika mereka bertemu. Si Dewa Brahma tiba-tiba mengatakan bahwa ia
akan pergi dari bumi dan kembali ke tempat asalnya. Ia memperingatkan Ken Endok
untuk menjauhi suaminya, jika tidak, suaminya akan celaka karena dikutuk para dewa.
Sekejap setelah mengatakannya, si Dewa Brahma segera lenyap dari pandangan.
Yang tidak Ken Endok ketahui, lelaki yang ia percaya sebagai Dewa Brahma i
tu adalah Akuwu Tunggul Ametung, akuwu dari Tumapel yang memiliki hobi aneh m
emburu gadis-gadis perawan dan menipu mereka, sehingga mereka akan jatuh hati pa
danya dan mau memenuhi apapun keinginannya. Ia menggunakan ilmu yang dimiliki
nya untuk menyamar sebagai Dewa Brahma dan melancarkan aksinya. Salah satu lela
ki yang pernah menghadang Ken Endok dalam perjalananannya ke ladang adalah kaki
tangan Akuwu Tunggul Ametung sendiri yang bernama Jarasandha. Jarasandha juga t
elah ditugaskan untuk menyamar sebagai bayangan hitam misterius untuk membunuh
suami Ken Endok, Gajah Para.
Maka apa yang diperingatkan oleh si Dewa Brahma palsu itupun menjadi keny
atannya. Gajah Para tewas setelah dibunuh oleh bayangan hitam misterius, yang tidak
lain adalah suruhannya sendiri, Jarasandha. Beberapa bulan kemudian, Ken Endok ya
ng putus asa akhirnya dengan berat hati memutuskan untuk membuang anak yang bar
u saja dilahirkannya dan meletakkannya di sebuah gundukan tanah makam. Tidak lam
a kemudian, seorang pencuri bernama Lembong menemukannya dan membawanya pu
lang untuk diasuh. Belakangan, Ken Endok yang mengetahui bahwa bayinya sudah di
tangan Lembong mengakui bahwa ia adalah ibu kandung bayi itu, tetapi ia tetap meny
erahkannya kepada Lembong dan istrinya. Bayi itu kemudian diberi nama Ken Arok.
Ken Arok tumbuh menjadi lelaki berandalan yang setelah diusir dari rumah Le
mbong, hidup sebagai perampok yang berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lai
nnya. Hobi lain yang dimilikinya adalah berjudi. Meskipun seringkali terlibat masalah
dengan masyarakat asli di tempat yang pernah ditinggalinya, Ken Arok selalu lolos da
ri bahaya karena kesaktian yang ia peroleh dari berbagai hasil pengabdiannya kepada
beberapa guru yang berbeda. Tetapi, ia akhirnya dapat dikalahkan oleh Dang Hyang L
ohgawe, seorang brahmana dari Jambudwipa (India). Ken Arok akhirnya diangkat seb
agai anak sekaligus murid olehnya setelah Ken Arok mengakui kekalahannya sendiri.
Di hari kesembilan puluh satu Ken Arok belajar padanya, Dang Hyang Lohga
we mengajaknya ke Tumapel. Ia mengatakan bahwa Tumpel adalah ‘tempat’ asli Ken
Arok. Ken Arok awalnya ragu karena ia sudah pernah diusir dan hampir dibunuh oleh
pasukan Tumapel. Tetapi, ia tetap pergi ke sana bersama gurunya. Atas rekomendasi
dari gurunya, Ken Arok diangkat menjadi Kepala Prajurit Tumapel setelah ia membuk
tikan kemampuannya untuk memberantas para perampok di wilayah itu. Ia menjadi or
ang yang paling disegani kedua setelah Akuwu Tunggul Ametung. Akuwu Tunggul A
metung diketahui telah berhenti memburu gadis-gadis perawan setelah ia menikah den
gan Ken Dedes, putri Mpu Purwa, yang digambarkan memiliki kecantikan yang semp
urna. Ken Dedes dipaksa oleh Akuwu Tunggul Ametung untuk menjadi permaisuriny
a. Ken Arok sudah biasa melihat tuannya menaiki kereta kencana bersama Ken Dedes.

Tetapi, pada suatu hari, saat Ken Dedes turun dari kereta kencananya, tidak se
ngaja kain jerik yang dikenakannya tersingkap memperlihatkan betisnya yang meman
carkan cahaya. Ken Arok tidak sengaja melihatnya dan segera melaporkannya kepada
Dang Hyang Lohgawe. Gurunya itu mengatakan bahwa hal tersebut adalah pertanda b
ahwa Ken Dedes adalah wanita yang akan menurunkan raja-raja di Pulau Jawa. Setela
h mendengarnya, muncullah hasrat dalam diri Ken Arok untuk merebut Ken Dedes. T
etapi, ia belum tahu caranya, karena untuk mengalahkan suami Ken Dedes, Akuwu T
unggul Ametung, bukanlah hal yang mudah mengingat tuannya itu adalah seorang ya
ng sakti.
Belakangan, Ken Arok menemukan cara agar ia dapat mengalahkan Akuwu T
unggul Ametung, yaitu dengan membunuhnya menggunakan keris yang terbuat dari l
ogam misterius yang tidak sengaja ditemukannya. Mpu Gandring, orang yang membu
atkannya keris tersebut memberitahukan bahwa keris tersebut sangat berbahaya dan d
apat menyebabkan apa saja benda yang ditusuknya akan mati dan menghitam setelahn
ya. Bahkan orang sakti sekalipun tidak dapat lolos dari kematian jika tertusuk keris itu.
Mendengarnya, Ken Arok mencoba menusukkannya ke Mpu Gandring secara tiba-tib
a. Mpu Gandring pun segera tewas dengan mayat yang menghitam seperti arang.
Ken Arok akhirnya percaya dan membawa pulang keris itu. Kebo Ijo, sahabat
nya sesama pasukan Tumapel yang memiliki sifat suka disanjung-sanjung mendatangi
nya. Ia ingin meminjam keris Ken Arok setelah mendengar kesaktiannya dari Ken Ar
ok sendiri. Ken Arok dengan berat hati meminjamkannya selama beberapa hari. Maka,
Kebo Ijo pun membawa keris itu dengan senang hati dan memamerkannya kepada sia
papun yang ditemuinya.
Di malam yang telah ditentukan, sebuah bayangan hitam menyelinap masuk k
e kamar Kebo Ijo dan mengambil keris sakti itu. Setelahnya, ia menuju kamar Akuwu
Tunggul Ametung dan Ken Dedes dan masuk ke dalamnya tanpa terlihat oleh pengaw
as yang sedang tertidur. Ia dengan cepat membunuh Akuwu Tunggul Ametung denga
n keris yang dibawanya. Sebelum tewas, Akuwu Tunggul Ametung sempat mengetah
ui bahwa bayangan hitam yang membunuhnya adalah kepala pasukan kepercayannya
sendiri, Ken Arok, yang ternyata juga adalah putranya sendiri dari Ken Endok, gadis d
esa yang pernah ditipunya. Ken Dedes menjadi saksi pembunuhan itu, tetapi ia memili
h untuk tetap diam setelah diancam Ken Arok.
Pagi harinya, tentu lingkungan istana geger dengan penemuan mayat Akuwu T
unggul Ametung di kamarnya. Tidak seorang pasukan pun tahu siapa yang membunu
hnya, kecuali Ken Arok. Ken Arok yang pura-pura tidak tahu menanyakan pada para
pasukan mengenai pemilik keris yang menancap di perut Akuwu Tunggul Ametung.
Tentu seluruh pasukan tahu bahwa keris itu adalah milik Kebo Ijo karena Kebo Ijo se
ndirilah yang telah memamerkannya pada mereka. Tanpa babibu lagi, Ken Arok seger
a memerintahkan untuk menangkap Kebo Ijo. Kebo Ijo segera dieksekusi oleh Ken Ar
ok dengan menusuknya menggunakan keris yang sama dengan keris yang ia gunakan
untuk membunuh Akuwu Tunggul Ametung.
Setelah kematian Akuwu Tunggul Ametung, tanpa ada protes dan keberatan,
Ken Arok segera diangkat menjadi raja penguasa wilayah Tumapel yang baru. Ia men
ikah dengan Ken Dedes yang saat itu tengah mengandung anak Akuwu Tunggul Amet
ung. Sesuai ramalan, mereka mendirikan Kerajaan Tumapel (yang kemudian disebut d
engan Kerajaan Singasari) dan menurunkan raja-raja Kerajaan Singasari. Di antara ket
urunan-keturunannya itu, nantinya juga akan ada yang mendirikan Kerajaan Majapahi
t. Dari hasil perkawinannya dengan Ken Dedes, ia memiliki empat orang anak kandun
g, yaitu Mahisa Wonga Teleng, Panji Saprang, Agnibhaya, dan Dewi Rimbu, serta sat
u anak tiri (ayah kandungnya adalah Akuwu Tunggul Ametung), yaitu Anusapati. Ke
n Arok belakangan juga menikahi Ken Umang dan memiliki empat orang anak dariny
a, yaitu Panji Tohjaya, Pani Sudhatu, Panji Wregola, dan Dewi Rambi.

B. Struktur

1) Orientasi, bagian awal cerita yang menjelaskan latar dan tokoh awal cerita.

Ibu Ken Arok, Ken Endok, adalah seorang bunga desa yang secara sah adala
h istri dari seorang pemuda bernama Gajah Para. Pada tahun ketiga pernikahan, me
reka belum juga dikaruniai seorang anak karena Gajah Para diketahui adalah lelaki
yang menderita impotensi.

2) Komplikasi, bagian pemunculan masalah hingga masalah memuncak. Karena


cerita rakyat yang satu ini tergolong panjang, konflik bias lebih dari satu.

#1

Ken Endok diceritakan sebagai seorang istri yang patuh pada suaminya. Suat
u hari, ia sedang mengantarkan bekal makanan untuk suaminya yang sedang bekerja
di ladang. Di tengah perjalanan, ia dihadang oleh dua orang lelaki tidak dikenal yan
g mengaku berasal dari Kota Tumapel. Kedua lelaki itu segera menculiknya dan ber
maksud membawanya ke gubuk tengah ladang.
Ken Endok berusaha melepaskan diri dari cengkeraman mereka, tetapi ia tida
k berdaya. Tiba-tiba, seorang lelaki tampan berpakaian layaknya bangsawan kerajaa
n, entah dari mana datangnya, turun dari langit dan menolong Ken Endok. Ia mengal
ahkan kedua lelaki tidak dikenal tadi sekejap mata. Ken Endok langsung jatuh hati pa
danya. Lelaki tampan itu mengenalkan diri sebagai Dewa Brahma. Lelaki itu mengob
rol dengan Ken Endok, yang membuatnya makin jatuh hati dengan sifatnya yang terli
hat sangat berwibawa. Lalu, tanpa ia sadari, si Dewa Brahma membawanya terbang
ke gubuk sepi di tengah ladang dan menahannya di sana selama beberapa saat. Sela
ma itu, Ken Endok tidak sadarkan diri dan hanya merasa seperti bermimpi indah saja .
Singkat cerita, semenjak kejadian itu, Ken Endok dan lelaki yang mengaku se
bagai Dewa Brahma itu sering bertemu. Lelaki itu bahkan pernah membawanya berj
alan-jalan ke negeri antah berantah yang sangat indah. Tiga bulan kemudian, Ken E
ndok mendapati dirinya hamil muda. Ia tahu pasti bahwa anak yang dikandungnya a
dalah anak dari si Dewa Brahma. Ia menjadi panik dan segera menceritakannya kep
ada si Dewa Brahma ketika mereka bertemu. Si Dewa Brahma tiba-tiba mengatakan
bahwa ia akan pergi dari bumi dan kembali ke tempat asalnya. Ia memperingatkan K
en Endok untuk menjauhi suaminya, jika tidak, suaminya akan celaka karena dikutuk
para dewa. Sekejap setelah mengatakannya, si Dewa Brahma segera lenyap dari pan
dangan.
Yang tidak Ken Endok ketahui, lelaki yang ia percaya sebagai Dewa Brahma
itu adalah Akuwu Tunggul Ametung, akuwu dari Tumapel yang memiliki hobi aneh m
emburu gadis-gadis perawan dan menipu mereka, sehingga mereka akan jatuh hati p
adanya dan mau memenuhi apapun keinginannya. Ia menggunakan ilmu yang dimilik
inya untuk menyamar sebagai Dewa Brahma dan melancarkan aksinya. Salah satu le
laki yang pernah menghadang Ken Endok dalam perjalananannya ke ladang adalah
kaki tangan Akuwu Tunggul Ametung sendiri yang bernama Jarasandha. Jarasandha
juga telah ditugaskan untuk menyamar sebagai bayangan hitam misterius untuk mem
bunuh suami Ken Endok, Gajah Para.
Maka apa yang diperingatkan oleh si Dewa Brahma palsu itupun menjadi ken
yatannya. Gajah Para tewas setelah dibunuh oleh bayangan hitam misterius, yang tid
ak lain adalah suruhannya sendiri, Jarasandha. Beberapa bulan kemudian, Ken End
ok yang putus asa akhirnya dengan berat hati memutuskan untuk membuang anak ya
ng baru saja dilahirkannya dan meletakkannya di sebuah gundukan tanah makam.

#2

Ken Arok tumbuh menjadi lelaki berandalan yang setelah diusir dari rumah L
embong, hidup sebagai perampok yang berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat
lainnya. Hobi lain yang dimilikinya adalah berjudi. Meskipun seringkali terlibat mas
alah dengan masyarakat asli di tempat yang pernah ditinggalinya, Ken Arok selalu lo
los dari bahaya karena kesaktian yang ia peroleh dari berbagai hasil pengabdiannya
kepada beberapa guru yang berbeda. Tetapi, ia akhirnya dapat dikalahkan oleh Dan
g Hyang Lohgawe, seorang brahmana dari Jambudwipa (India).

#3

Di hari kesembilan puluh satu Ken Arok belajar padanya, Dang Hyang Lohga
we mengajaknya ke Tumapel. Ia mengatakan bahwa Tumpel adalah ‘tempat’ asli Ken
Arok. Ken Arok awalnya ragu karena ia sudah pernah diusir dan hampir dibunuh ole
h pasukan Tumapel. Tetapi, ia tetap pergi ke sana bersama gurunya. Atas rekomenda
si dari gurunya, Ken Arok diangkat menjadi Kepala Prajurit Tumapel setelah ia mem
buktikan kemampuannya untuk memberantas para perampok di wilayah itu. Ia menja
di orang yang paling disegani kedua setelah Akuwu Tunggul Ametung. Akuwu Tungg
ul Ametung diketahui telah berhenti memburu gadis-gadis perawan setelah ia menika
h dengan Ken Dedes, putri Mpu Purwa, yang digambarkan memiliki kecantikan yang
sempurna. Ken Dedes dipaksa oleh Akuwu Tunggul Ametung untuk menjadi permaisu
rinya. Ken Arok sudah biasa melihat tuannya menaiki kereta kencana bersama Ken D
edes.
Tetapi, pada suatu hari, saat Ken Dedes turun dari kereta kencananya, tidak s
engaja kain jerik yang dikenakannya tersingkap memperlihatkan betisnya yang mema
ncarkan cahaya. Ken Arok tidak sengaja melihatnya dan segera melaporkannya kepa
da Dang Hyang Lohgawe. Gurunya itu mengatakan bahwa hal tersebut adalah perta
nda bahwa Ken Dedes adalah wanita yang akan menurunkan raja-raja di Pulau Jaw
a. Setelah mendengarnya, muncullah hasrat dalam diri Ken Arok untuk merebut Ken
Dedes. Tetapi, ia belum tahu caranya, karena untuk mengalahkan suami Ken Dedes,
Akuwu Tunggul Ametung, bukanlah hal yang mudah mengingat tuannya itu adalah se
orang yang sakti.
Belakangan, Ken Arok menemukan cara agar ia dapat mengalahkan Akuwu T
unggul Ametung, yaitu dengan membunuhnya menggunakan keris yang terbuat dari l
ogam misterius yang tidak sengaja ditemukannya. Mpu Gandring, orang yang membu
atkannya keris tersebut memberitahukan bahwa keris tersebut sangat berbahaya dan
dapat menyebabkan apa saja benda yang ditusuknya akan mati dan menghitam setela
hnya. Bahkan orang sakti sekalipun tidak dapat lolos dari kematian jika tertusuk keri
s itu. Mendengarnya, Ken Arok mencoba menusukkannya ke Mpu Gandring secara ti
ba-tiba. Mpu Gandring pun segera tewas dengan mayat yang menghitam seperti aran
g.
Ken Arok akhirnya percaya dan membawa pulang keris itu. Kebo Ijo, sahabat
nya sesama pasukan Tumapel yang memiliki sifat suka disanjung-sanjung mendatang
inya. Ia ingin meminjam keris Ken Arok setelah mendengar kesaktiannya dari Ken Ar
ok sendiri. Ken Arok dengan berat hati meminjamkannya selama beberapa hari. Mak
a, Kebo Ijo pun membawa keris itu dengan senang hati dan memamerkannya kepada
siapapun yang ditemuinya.
Di malam yang telah ditentukan, sebuah bayangan hitam menyelinap masuk k
e kamar Kebo Ijo dan mengambil keris sakti itu. Setelahnya, ia menuju kamar Akuwu
Tunggul Ametung dan Ken Dedes dan masuk ke dalamnya tanpa terlihat oleh pengaw
as yang sedang tertidur. Ia dengan cepat membunuh Akuwu Tunggul Ametung denga
n keris yang dibawanya. Sebelum tewas, Akuwu Tunggul Ametung sempat mengetahu
i bahwa bayangan hitam yang membunuhnya adalah kepala pasukan kepercayannya
sendiri, Ken Arok, yang ternyata juga adalah putranya sendiri dari Ken Endok, gadis
desa yang pernah ditipunya. Ken Dedes menjadi saksi pembunuhan itu, tetapi ia mem
ilih untuk tetap diam setelah diancam Ken Arok.

3) Resolusi, bagian masalah diselesaikan. Bagian ini juga bias lebih dari satu jum
lahnya jika komplikasinya juga lebih dari satu.

#1
Tidak lama kemudian, seorang pencuri bernama Lembong menemukannya da
n membawanya pulang untuk diasuh. Belakangan, Ken Endok yang mengetahui bahw
a bayinya sudah di tangan Lembong mengakui bahwa ia adalah ibu kandung bayi itu,
tetapi ia tetap menyerahkannya kepada Lembong dan istrinya. Bayi itu kemudian dib
eri nama Ken Arok.

#2

Ken Arok akhirnya diangkat sebagai anak sekaligus murid olehnya setelah Ke
n Arok mengakui kekalahannya sendiri.

#3

Setelah kematian Akuwu Tunggul Ametung, tanpa ada protes dan keberatan,
Hasrat Ken Arok akhirnya terwujud. Ia segera diangkat menjadi raja penguasa wilay
ah Tumapel yang baru dan menikah dengan Ken Dedes.

4) Koda, bagian akhir karangan/cerita.

Ken Arok menikah dengan Ken Dedes yang saat itu tengah mengandung anak
Akuwu Tunggul Ametung. Sesuai ramalan, mereka mendirikan Kerajaan Tumapel (ya
ng kemudian disebut dengan Kerajaan Singasari) dan menurunkan raja-raja Kerajaa
n Singasari. Di antara keturunan-keturunannya itu, nantinya juga akan ada yang me
ndirikan Kerajaan Majapahit. Dari hasil perkawinannya dengan Ken Dedes, ia memi
liki empat orang anak kandung, yaitu Mahisa Wonga Teleng, Panji Saprang, Agnibha
ya, dan Dewi Rimbu, serta satu anak tiri (ayah kandungnya adalah Akuwu Tunggul A
metung), yaitu Anusapati. Ken Arok belakangan juga menikahi Ken Umang dan memi
liki empat orang anak darinya, yaitu Panji Tohjaya, Pani Sudhatu, Panji Wregola, da
n Dewi Rambi.

C. Unsur-unsur
 Unsur Intrinsik
 Tema :
 Judul : Asal Mula Kerajaan Singasari
 Plot/Alur: Alur maju (progresif)
 Latar:

Sebuah desa, rumah Ken Endok, Tegal Lelateng, gubuk di tengah lada
ng, rumah Lembong, Tumapel, Desa Karuman, Desa Kapundungan, T
uryantapada, Kabalon, Desa Tugaran, Gunung Pustaka, Desa Limbaha
n, Desa Rabut, Desa Panitikan, Gunung Lejar, Taloka, lingkungan Ker
ajaan Tumapel, rumah Mpu Gandring, kamar Kebo Ijo, kamar Akuwu
Tunggul Ametung & Ken Dedes, dan lain-lain. (latar tempat)

Pada tahun ketiga pernikahan mereka, tiga bulan kemudian, lima hari k
emudian, siang hari, malam itu, pagi hari, di hari ke Sembilan puluh sat
u, pada hari ketujuh, esok harinya, dan lain-lain. (latar waktu)

 Tokoh/Pelaku
 Ken Arok
 Ken Endok
 Gajah Para
 Akuwu Tunggul Ametung
 Ken Dedes
 Lembong
 Istri Lembong
 Jarasandha
 Guru-guru Ken Arok
 Dang Hyang Lohgawe
 Mpu Purwa
 Mpu Gandring
 Kebo Ijo
 Prajurit Tumapel

 Penokohan
 Ken Arok (protagonis): suka mencari ilmu, haus kekuasaan, su
ka mencuri, suka berjudi, patuh pada gurunya
 Ken Endok (protagonis): patuh pada suami, saying kepada anak
nya, tidak berpikir terlebih dahulu sebelum melakukan sesuatu,
terlalu mudah percaya pada orang lain.
 Gajah Para (protagonis): baik, pekerja keras, pantang menyerah.
 Akuwu Tunggul Ametung (antagonis): serakah, suka bertindak
semaunya, suka menipu.
 Ken Dedes (protagonis): penurut.
 Lembong (protagonis): suka mencuri, penyayang anak.
 Istri Lembong (protagonis): penyayang anak.
 Jarasandha (antagonis): patuh pada tuannya, mau melakukan ap
apun yang diperintahkan tuannya, penuh tipu daya.
 Guru-guru Ken Arok (protagonis): suka memberi ilmu.
 Dang Hyang Lohgawe (protagonis): menyayangi Ken Arok, su
ka memberi ilmu dan nasihat, bijaksana.
 Mpu Purwa (protagonis): protektif, menyayangi putrinya, agak
mudah ditipu.
 Mpu Gandring (protagonis): pandai dan bijaksana.
 Kebo Ijo: suka disanjung-sanjung, setia pada tuannya.
 Prajurit Tumapel: setia pada Akuwu Tunggul Ametung dan Ke
n Arok.

 Unsur Ekstrinsik

 Sudut Pandang

Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang ketiga ser
ba tahu.

 Amanat
Amanat yang dapat diambil dari cerita rakyat ini adalah agar kita selalu
haus dengan ilmu dan memiliki semangat untuk terus menuntut ilmu.
Amanat lainnya adalah peringatan kepada kita untuk tidak menipu mau
pun berbuat jahat pada orang lain, karena setiap perbuatan akan menda
patkan balasannya cepat atau lambat. Kita juga tidak boleh sombong d
an suka pamer demi mendapatkan sanjungan orang lain, sama seperti p
enipu, orang-orang yang sombong dan suka pamer juga akan mendapat
kan balasannya sendiri-sendiri.

D. Kaidah Kebahasaan

 Majas (Kata Kiasan)

Contoh:
 Sementara Ken Endok wajahnya makin berseri-seri, ia seperti bunga ya
ng sedang mekar-mekarnya… (majas simile)
 “Jangan ada seorang pun yang mengetahui bahwa Akuwu Tunggul Am
etung telah memetik bunga desa bernama Ken Endok.” (makna konotat
if dan majas metafora)
 “Lihat! Ia terbang bagaikan burung walet!” (majas simile)
 Sinar matanya tajam menusuk namun wajahnya nampak lembut dan pe
nuh welas asih. (majas personifikasi)
 Ia juga masih suka berpetualang menipu dan menghisap bunga-bunga
desa yang lugu dan bodoh. (makna konotatif dan majas metafora)
 Setelah berada di atas tanah logam itu tidak lagi terasa berat. Ringan pe
rsis berat buah kelapa. (majas simile)

 Kata Kerja Transitif

Contoh:
 Laki-laki itu merogoh buntalan kecil di pinggangnya.
 Ken Endok menerima buah kelapa itu.
 Ken Arok melihat bayangan putih berjalan tertatih-tatih dari kejauhan.
 Bayangan itu mengelus-elus pipi Ken Dedes…
 Kebo Ijo masih juga mempromosikan kehebatan kerisnya.
 Kata Kerja Intransitif

Contoh:
 Ken Endok kini bisa berdiri bebas.
 Si Kurus dan si Gendut dengan wajah ketakutan berkata dengan terbat
a-bata.
 Si Kurus dan si Gendut melangkah terhuyung-huyung meninggalkan te
mpat itu.
 Bayangan hitam itu kemudian melesat ke arah pusat pemerintahan Tu
mapel.
 Wanita itu menjadi panik.
 Lelaki itu tak sempat berteriak lagi.

 Kata benda

Contoh:
 Bungkusan kain berisi makanan untuk suaminya jatuh ke tanah.
 Ken Endok merasa digendong dan dibawa terbang menuju gubuk atau
dangau di tengah ladang.
 Gajah Para sudah terduduk lemas di bawah sebatang pohon keluwih.
 Sebilah keris menancap di perutnya.
 Seketika pohon pisang itu layu dan mengering.

 Kata Sifat

Contoh:

 Kata lelaki itu dengan suara berwibawa.


 “Jangan salahkan aku jika aku bertindak kasar!”
 “Siang ini memang matahari sangat terik.”
 “Atau kau merasa haus?”
 “Astaga! Logam ini berat sekali!”
 “Ah…, jangan terlalu lama Tuan Mpu!”
 “Jarasandha, benarkan Ken Dedes itu berwajah cantik?”

 Frasa

Contoh:

 Ia sudah berada di Tegal Lelateng. Kalimat ini terdiri dari frasa: (a) ia,
(b) sudah berada, dan (c) di Tegal Lelateng.
 Gajah Para sudah terduduk lemas di bawah sebatang pohon keluwih.
Kalimat ini terdiri dari frasa: (a) Gajah Para, (b) sudah terduduk lema
s, dan (c) di bawah sebatang pohon keluwih.
 Si Kurus dan si Gendut melangkah terhuyung-huyung meninggalkan te
mpat itu. Kalimat ini terdiri dari frasa: (a) si Kurus, (b) si Gendut, (c)
melangkah terhuyung-huyung, (c) meninggalkan, dan (d) tempat itu.

 Klausa

Contoh:
 Si Kurus dan si Gendut melangkah terhuyung-huyung meninggalkan te
mpat itu. Kalimat ini terdiri dari klausa: (a) Si Kurus melangkah terhuy
ung-huyung meninggalkan tempat itu dan (b) Si Gendut melangkah ter
huyung-huyung meninggalkan tempat itu.
 Ken Arok berusaha memasang sendiri gagang keris pusaka haus dara
h itu dan memberinya rangka yang diambil dari keris buatan Mpu Ga
ndring sendiri. Kalimat ini terdiri dari klausa: (a) Ken Arok berusaha
memasang sendiri gagang keris pusaka haus darah itu dan (b) Ken Ar
ok memberinya rangka yang diambil dari keris buatan Mpu Gandring
sendiri.
 Ia menatap tajam-tajam ke arah wajah Akuwu yang tidur mendengkur.
Kalimat ini terdiri dari klausa: (a) Ia menatap tajam-tajam ke arah waj
ah Akuwu dan (b) Akuwu tidur mendengkur.

 Konjungsi

Contoh:
 Ia segera membuka bungkus makanan dan menyiapkan nasi serta lauk
untuk suaminya (konjungsi penambahan dan konjungsi tujuan)
 Si Gendut terhuyung-huyung ke belakang sembari memegangi perutny
a yang mulas. Sementara si Kurus malah terjerembab ke tanah dengan
wajah menghitam (konjungsi perbandingan dan konjungsi cara).
 Ken Endok bangkit berdiri, menengok sekali lagi, lalu meninggalkan te
mpat itu (konjungsi hubungan waktu).
 “Jika kau mau berubah menjadi lebih baik, maka Dewata akan meneri
mamu.” (konjungsi pengandaian dan konjungsi akibat).

Anda mungkin juga menyukai